Pelaksanaan dan Pengamatan Siklus II

23 Jurnal Pendidikan Penabur - No.25Tahun ke-14Desember 2015 Penerapan Metode Whole Brain Teaching dapat bercerita tentang pengalaman mereka ketika ke dokter d. Anak mendengarkan penjelasan guru tentang huruf a dan i. Setelah itu guru mengulang pengenalan huruf a, i, u dengan media pembelajaran yang baru dan cara yang berbeda dengan minggu lalu. Ternyata cara mengajar dengan lagu, gerakan tangan dan media lebih membantu anak dalam menyimak dan menghafal konsep. Guru sudah menyiapkan media gambar sejumlah kelompok anak, jadi ketika anak ditugaskan untuk saling mengajar mereka bertindak seperti guru karena membawa kertas yang dapat mereka tunjukkan pada temannya dan menggerakkan tangannya untuk memberi contoh membentuk huruf a, i dan u di udara. Melalui cara baru ini sebagian anak-anak terlihat cukup antusias dan dapat melakukannya dengan baik namun 3 anak tadi masih diam saja e. Anak menulis angka 2. Guru menjelaskan tentang konsep angka 2 dengan benda- benda dan mengajarkan cara menulis angka 2 di papan dan di udara. Semua anak menyimak penjelasan guru, kemudian guru menugaskan anak untuk mengulangi membuat angka 2 di udara. Setelah semua paham guru menugaskan anak mengerjakan tugas membuat angka 2 di buku. Tindakan kedua dilaksanakan pada hari Kamis, 1 Oktober 2015. Pada tindakan kedua ini peneliti memaparkan perkembangan kemam- puan menyimak anak dengan pemberian reward. Adapun pelaksanaan dan pengamatan siklus kedua tindakan kedua seperti di bawah ini: a. Anak mengucap ulang peraturan kelas. Di awal pembelajaran setelah anak masuk kelas sebagian besar anak sudah dapat duduk dengan tertib dan menunggu instruksi guru namun masih ada 3 anak yang asyik mengobrol. Guru mencoba mengalihkan perhatian 3 anak tersebut dengan mengatakan ‘class’ tapi 3 anak ini masih mengobrol juga sampai guru mengatakan attention, ‘please’ baru semua anak termasuk ketiga anak tersebut melipat tangan dan memandang gurunya. Ketika guru meminta anak mengucap ulang peraturan di kelas ternyata ada 5 anak yang diam saja mungkin karena belum hafal dengan peraturan kelas tersebut dan ada 2 anak yang main-main. b. Anak-anak menyimak tentang pengenalan huruf u, e, o. Guru mengajarkan huruf dengan cara menyanyikan lagu tersebut dan menunjukkan alat peraga, anak-anak diminta untuk mengulanginya, pada akhirnya semua anak-anak dapat saling mengajar temannya konsep huruf u,e,o. Salah satu faktor yang memacu anak untuk menyimak dan aktif dalam pembelajaran karena reward yang diberikan guru. c. Anak menyimak penjelasan guru tentang konsep segitiga. Guru mengajarkan konsep segitiga, dengan memberi contoh bentuk segitiga di udara dan meminta anak-anak untuk mengulanginya dan mengajarkan konsep tersebut pada temannya. Anak- anakpun dapat melakukannya dengan baik. d. Anak melipat bentuk segitiga. Guru mendemontrasikan cara membuat segitiga dengan kertas lipat dan setelah anak menyimak cara membuat segitiga mereka- pun mempraktekkannya

3. Refleksi Siklus II

Pada siklus kedua ini semua anak-anak hadir sehingga ada 17 anak. Berdasarkan hasil diskusi dan wawancara dengan guru kelas, peneliti dapat merefleksikan kegiatan selama siklus kedua yaitu bahwa penggunaan media pembelajaran berupa gambar, buku cerita, lagu dan gerakan tangan dapat membantu anak dalam menyimak. Hal ini dapat terlihat pada wawancara guru berikut. “Luar biasa Ms, anak-anak jadi lebih fokus dan dapat menyimak dengan baik. Anak-anak juga cukup antusias dengan pengenalan huruf lewat lagu dan media. Saya belum memberi contoh saja mereka sudah menyanyi duluan”. Wawancara Guru:1Oktober 2015 Pemberian reward pada papan score board dapat membantu anak dalam menyimak namun guru kesulitan dalam memberi reward karena 24 Jurnal Pendidikan Penabur - No.25Tahun ke-14Desember 2015 Penerapan Metode Whole Brain Teaching guru harus mengamati seluruh anak secara bersamaan. Pada siklus berikutnya guru akan meminta anak yang menilai temannya. Beberapa poin yang dapat ditingkatkan untuk siklus berikutnya di antaranya adalah guru dapat lebih tegas dengan cara mengingatkan anak yang masih main-main di kelas, anak yang mengobrol dan memotivasi anak yang masih diam untuk lebih fokus agar mau aktif terlibat dalam setiap instruksi yang disampaikan guru. Selain itu pada siklus ketiga guru akan mencoba menerapkan karakteristik focuser dengan instruksi hands and eyes agar sesuai dengan karakteristik yang ada di Whole Brain Teaching.

c. Siklus III 1. Perencanaan Siklus III

Siklus ketiga dilaksanakan pada tanggal 8 Oktober 2015 dengan tema “God Bless Various Occupation ” dan subtema “Architect” dan tanggal 15 Oktober 2015 dengan tema “God Bless Various Occupation ” dan sub tema “Fireman”. Guru kelas dan peneliti berkolaborasi menyiapkan Tabel 7: Kemampuan Anak dalam Menyimak Setelah Siklus II Kode Indikator Kemampuan awal Siklus 1 Siklus 2 LG Anak dapat mengatur arah pandangan ketika guru berbicara 5 anak 7 anak 13 anak LM Anak dapat mengatur arah pandangan pada media yang digunakan guru 5 anak 7 anak 13 anak DT Anak dapat duduk dengan tertib 7 anak 9 anak 9 anak P Anak dapat melakukan 2 perintah sederhana 7 anak 8 anak 13 anak TA Anak dapat menaati peraturan 7 anak 10 anak 11 anak J Anak dapat menjawab pertanyaan guru 4 anak 5 anak 12 anak SR Anak dapat meniru dan merespon stimulus guru seperti Class- Yes, Children- Yes, Ms., Hands and Eyes, Mirror, Switch 4 anak 6 anak 10 anak U Anak dapat mengulangi kalimat dan gerakan yang dicontohkan guru - 5 anak 9 anak TO Anak dapat mengajarkan konsep kepada temannya - 6 anak 9 anak perencanaan siklus ketiga. Di bawah ini dipaparkan rancangan kegiatan siklus ketiga tindakan pertama. Tabel 8: Rancangan Kegiatan Siklus III Tindakan 1 No Kegiatan Aktivitas Pembelajaran 1 Morning Assembly 2 Kegiatan agility Bahasa Inggris 3 a b Pembukaan Mengucap ulang peraturan kelas no 1-6 Bercakap-cakap tentang sub tema Arsitek 3 a b c Kegiatan Inti Pengenalan huruf b Pengenalan konsep segiempat Mewarnai bentuk segiempat 4 Penutup