Petunjuk Penggunaan ANTROPOLOGI KELOMPOK KOMPETENSI H

3 1. Bacalah dengan cermat bagian pendahuluan modul ini sampai Anda memahami secara tuntas tentang apa, untuk apa, dan bagaimana mempelajari modul ini. 2. Baca sepintas bagian demi bagian dan temukan kata-kata kunci dari kata- kata yang dianggap baru. Carilah dan baca pengertian kata-kata kunci tersebut dalam kamus yang anda miliki. 3. Cobalah anda tangkap pengertian demi pengertian dari isi modul ini melalui pemahaman sendiri dan tukar pikiran dengan teman sejawat atau dengan tutor Anda 4. Untuk memperluas wawasan, baca dan pelajari sumber-sumber lain yang relevan. Anda dapat menemukan bacaan dari berbagai sumber, termasuk dari internet. 5. Mantapkan pemahaman anda dengan mengerjakan latihan dalam modul dan melalui kegiatan diskusi dalam kegiatan tutorial dengan pendidik lainnya atau teman sejawat. 6. Cobalah menjawab soal-soal yang dituliskan pada setiap akhir kegiatan belajar. Hal ini berguna untuk mengetahui apakah anda sudah memahami dengan benar isi yang terkandung dalam modul ini. Selamat belajar 4 BAGIAN 2 PEMBELAJARAN BAB I ANALISIS PERAN ANTROPOLOGI DALAM PEMBANGUNAN Kegiatan Belajar 1 Analisis Peran Antropoogi dalam Pembangunan

A. Tujuan Pembelajaran

Materi ini disajikan untuk membekali peserta diklat tentang peran antropologi dalam pembangunan. Diharapkan setelah mempelajari materi ini peserta diklat mampu menggunakan konsep pembangunan berwawasan budaya untuk menganalisis peran antropologi dalam perencanaan pembangunan Indonesia

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

Setelah mengikuti kegiatan ini, peserta diklat diharapkan dapat: 1. Memahami pembangunan berwawasan budaya 2. Memahami peran antropologi dalam perencanaan pembangunan Indonesia 3. Memahami tahapan perencanaan pembangunan berbasis budaya

C. Uraian Materi

Pembangunan Berwawasan Budaya Antropologi mempelajari manusia dan segala aspeknya. Antropologi berperan memecahkan masalah manusia yang berkaitan dengan pembangunan. Antropologi dapat menerapkan pengetahuan yang diperoleh untuk membuat kebijakan pada suatu permasalahan pada pembangunan Indonesia dan ikut serta dalam perencanaan program pemerintah. Dalam buku Antropological Praxis: Translating Knowledge Into Action, Robert M. Wulff and Sherly J. Fiske yang diterbitkan pada tahun 1991 menyebutkan antropologi harus bekerja dalam seluruh tahap proyek pembangunan. Ada tahap yang harus dilakukan Marzali: 2005, yaitu 5 meneliti, perencanaan, pelaksanaan kebutuhan masyarakat dan evaluasi.Memformulasikan kebijakan dan memilih alternatif solusi atas masalah yang dihadapi masyarakat. Merencanakan dan melaksanakan proyek sesuai dengan kebijakan dan rencana yang telah ditetapkan. Dalam perspektif Antropologi, pembangunan adalah bagian dari kebudayaan. Pembangunan adalah eksistensi dari sejumlah tindakan manusia. Sementara, kebudayaan merupakan pedoman bagi tindakan manusia. Dengan demikian berdasarkan pemahaman antropologi, pembangunan beorientasi dan bertujuan untuk membangun masyarakat dan peradaban umat manusia. Antropologi mencakup perhatian kepada kajian- kajian tentang: a Seluruh variasi masyarakat di seluruh dunia. b Masyarakat dalam seluruh periode waktu yang dimulai dari perkembangan manusia jutaan tahun silam sampai melacak perkembangannya pada kondisi kekinian, c Masyarakat yang dikategorikan karena perkembangan kategorikal peradaban, sehingga membentuk suatu masyarakat kota dan masyarakat pedesaan. Pembangunan berisi suatu kompleks tindakan manusia yang cukup rumit yang melibatkan sejumlah pranata dalam masyarakat. Hampir semua tindakan manusia adalah kebudayaan. Dalam pembangunan, masyarakat menjadi pelaku dan sekaligus objek dari aktivitas pembangunan. Keterkaitan atau korelasi antara masyarakat dan pembangunan akan terjadi melalui pengendalian dari kebudayaan. Di dalam kebudayaan, tatanan nilai menjadi inti dan basis bagi tindakan manusia. Fungsi elemen nilai cultural value bagi pembangunan adalah untuk mengevaluasi proses pembangunan agar tetap sesuai dengan standar dan kadar manusia. Manusia menjadi fokus bagi proses pelaksanaan pembangunan. Salah satu yang utama dari proses tersebut adalah terbentuknya mentalitas pembangunan yang dapat mendorong secara positif gerak pembangunan Koentjaraningrat 1990. Mentalitas pembangunan ini terwujud karena berbasiskan nilai budaya yang luhur, positif dan inovatif bagi pemunculan ide- ide dan gerak pembangunan.