Dari sejumlah faktor situasi dan faktor disposisi yang telah dijelaskan di atas, yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah impulsifitas. Yang membedakan
penelitian ini dari penelitian yang telah dilakukan M’Barek dan Gharbi adalah dari jenis penelitian, karakteristik sampel, dan metode analisa
data. Penelitian M’Barek dan Gharbi merupakan penelitian kualitatif yang menggunakan metode wawancara,
skenario, asosiasi bebas, melengkapi kalimat, dan teknik bercerita. Jumlah sampel yang diteliti hanya berjumlah 15 orang sehingga yang menjadi salah satu kelemahan
penelitian M’Barek dan Gharbi adalah tidak bisa digeneralisasikan ke populasi yang lebih luas.
B. Pembelian Impulsif
Usaha yang diberikan setiap individu saat membuat keputusan dalam kegiatan membeli berbeda antara pembelian yang satu dengan yang lainnya. Kadang,
pengambilan keputusan dilakukan secara otomatis, informasi yang sedikit, dan keterlibatan yang rendah. Jenis pembelian yang tidak direncanakan ini dinamakan
pembelian impulsif Solomon dkk, 2006.
1. Pengertian Pembelian Impulsif
Impuls adalah keinginan tiba-tiba untuk berperilaku. Hal ini terjadi ketika individu melakukan sesuatu berdasarkan emosi daripada berdasarkan analisa yang
beralasan Hoyer dan MacInnis, 2010.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Hoyer dan MacInnis 2010 mendefinisikan pembelian impulsif sebagai pembelian yang terjadi ketika konsumen secara tiba-tiba memutuskan untuk membeli
sesuatu yang tidak direncanakan untuk dibeli sebelumnya. Solomon, dkk 2006 mendefinisikan pembelian impulsif sebagai suatu proses
yang terjadi ketika konsumen mengalami dorongan tiba-tiba untuk membeli suatu benda yang tidak dapat ditolak.
Rook dalam Earl dan Kemp, 1999 menyebutkan yang membedakan antara pembelian impulsif dan rasional adalah kehadiran faktor emosional yang meningkat,
suatu desakan untuk mengkonsumsi dan kecenderungan psikologis untuk melakukan pembelian segera.
Pembelian impulsif dapat dikatakan sebagai perilaku yang tidak ada artinya karena biasanya dilakukan adanya kontrol atau atensi, sehingga bisa dianggap terjadi
secara otomatis Langer, 1989 dalam Herabadi, 2003. Pembelian impulsif biasanya melibatkan respon emosional yang tinggi dan terjadi tanpa adanya rencana Herabadi,
2003. Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelian impulsif adalah
pengambilan keputusan untuk membeli sesuatu yang tidak direncanakan sebelumnya di mana individu merasakan dorongan yang kuat untuk membeli sebuah produk tanpa
mempedulikan konsekuensi negatif dan adanya keterlibatan emosional yang tinggi.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2. Pengukuran Pembelian Impulsif
Rook dan Hoch 1985 mengidentifikasi 5 elemen yang dapat dijadikan sebagai dasar untuk mengukur pembelian impulsif, yaitu:
a. Perilaku impulsif melibatkan keinginan untuk berperilaku yang tiba-tiba dan spontan
Dittmar 2008 menyebut perilaku ini sebagai perilaku yang terjadi seketika, dilakukan tanpa perencanaan dan tanpa intensi sebelumnya. Hoyer dan
MacInnis 2010 menyebutnya sebagai perasaan yang intens untuk membeli produk segera.
b. Konsumen impulsif merasakan dorongan untuk membeli yang tiba-tiba dapat menyebabkan
konsumen berada
dalam keadaan
psikologis yang
disekuilibrium Pembelian impulsif dapat membuat konsumen kehilangan kontrol dan terus
menerus memikirkan produk yang ingin dibelinya yang bisa mengancam kondisi sosioekonomi mereka.
c. Ketika konsumen membeli secara impulsif, maka dapat terjadi konflik psikologis
Pembelian impulsif memunculkan perasaan bimbang pada diri konsumen apakah harus membeli produk yang mereka sukai atau mendahulukan
kebutuhan dan mengabaikan keinginan mereka. Konsumen yang impulsif cenderung untuk menyerah terhadap keinginan mereka dan membeli barang
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
yang menarik perhatian dan mampu memuaskan mereka dalam jangka waktu pendek.
d. Konsumen akan mengurangi evaluasi kognitif mereka terhadap atribut produk ketika dia membeli secara impulsif
Konsumen tidak mempertimbangkan dengan hati-hati alternatif yang ada dan juga memiliki informasi yang kurang mengenai produk.
e. Konsumen tidak menghiraukan konsekuensi dari perilaku impulsif tersebut Dittmar 2008 menyebut elemen ini sebagai keinginan untuk membeli suatu
produk yang sangat kuat sehingga mengabaikan kesulitan dan konsekuensi finansial. Hoyer dan MacInnis 2010 menyebutkan sebagai kondisi di mana
konsumen tidak menghiraukan konsekuensi negatif dari perilaku membeli. Dittmar 2008 dan Hoyer dan MacInnis 2010 menambahkan satu elemen
penting lain yaitu keterlibatan emosional dan psikologis individu yang tinggi pada pembelian impulsif. Hal ini biasanya berupa perasaan euphoria dan senang.
C. Hubungan Pembelian Impulsif dengan Penyesalan Pasca Pembelian