126
BAB V Kesimpulan dan Saran
A. Kesimpulan.
Dari uraian-uraian diatas maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1.
Bahwa kedudukan hukum atas cessie tagihan piutang sebagai benda jaminan masuk kedalam lembaga fidusia. Hal ini dapat kita lihat dalam pasal 1 ayat 2
Undang-undang Nomor 42 tahun 1999 tentang jaminan fidusia, berdasarkan pasal 1 ayat 2 Undang- undang Nomor 42 tahun 1999 tentang jaminan fidusia diatas
maka cessie tagihan piutang merupakan benda bergerak tidak berwujud, sehingga cessie tagihan piutang menjadi objek jaminan yang bisa dibebankan dengan
jaminan fidusia yang pendaftarannya dilakukan di lembaga fidusia pada
Departemen Hukum dan Hak Asasi manusia. 2.
Pembebanan cessie tagihan piutang sebagai jaminan harus didahului dengan perjanjian pembiayaankredit sebagai perjanjian utama, dan dilanjutkan dengan
perjanjian jaminan fidusia sebagai perjanjian penyerahan jaminan yang bersifat acesoir. Sedangkan prosedur pendaftaran cessie tagihan piutang sebagai benda
jaminan fidusia sama haln ya dengan pendaftaran benda jaminan fidusia lainnya yaitu diatur dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 86 tahun
2000, BAB II tentang tata cara pendaftaran Fidusia yaitu dalam pasal 2 ayat 1, sampai ayat 5.
Namun dalam hal jika nilai nominal cessie tagihan piutang berkurang, maka tagihan pitang tersebut akan diantikan dengan tagihan piutang baru. Setiap
Universitas Sumatera Utara
perubahan tersebut harus tetap harus didaftarkan kembali ke Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia dan akan di lekatkan pada sertifikat jamina n fidusia, hal
ini dilakukan untuk menjamin tidak berubahnya nilai nominal jaminan cessie tagihan piutang.
3. Terdapat tiga kondisi re siko yang dapat ditimbulkan atas cessie tagihan piutang sebagai jaminan kredit pada pembiayaan PT. Permodalan Nasional Mad ani,
Persero cabang Medan. Pertama debitur wanprestasicidera janji. Kedua kecenderungan perubahan nilai nominal cessie tagihan piutang yang terjadi akibat
adanya pembayaran oleh debitur cessus debitur lama ke cedent debitur baru yang mengakibatkan ber ubahnya nilai nominla jaminan. Ke tiga terjadi
forcemajuare kedaan memaksa. Untuk mengurangi resiko diatas ada 4 empat upaya yang dilakukan PT. Permodalan Nasional Madani Persero yaitu : Pertama
dengan melihat NPL non performing loan dari calon debitur yaitu dengan mencari tahu track record dan BI Cheking dari debitur dan juga dengan
memperhatikan karakter calon debitur. Kedua jika calon debitur memiliki track record yang baik maka PT. Permodalan Nasional Madani Persero mengeluarkan
suatu ketentuan tertulis yaitu SP3 Surat Persetujuan Prinsip Pembiayaan yang mana di dalam SP3 tersebut ada ketentuan yang mengatur perihal cessie tagihan
piutang yaitu bahwa cessie tersebut hanya dapat dialihkan kepada PT. Permodalan Nasional Madani Persero dan ke tentuan tersebut harus dituangkan
dalam perjanjian kredit pembiayaan antara PT. Permodalan Nasional Madani Persero dengan BPRKoperasi dan perjanjian pembiayaan antara debitur dengan
Universitas Sumatera Utara
end usercessus BPRKoperasi. Ketiga yaitu dengan mensyaratkan adanya jamianan tambahan kepada debitur. Ke empat yaitu dengan mensyaratkan adanya
jaminan pribadi dari direksi dan atau pengurus perseroan.
B. Saran.