32 Berdasarkan pendapat para ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa
permainanan icebreaking adalah permainan atau kegiatan yang berfungsi mengubah suasana kejenuhan dan membosankan menjadi suasana yang
menyenangkan dan bersemangat dalam proses pembelajaran. Dengan menerapkan permainan icebreaking dalam proses pembelajaran dapat
menciptakan suasana belajar yang menyenangkan fun serta serius tapi santai sersan, untuk penciptaan suasana belajar dari pasif ke aktif, dari kaku menjadi
gerak akrab, dan dari jenuh menjadi riang segar. Dari berbagai permainan icebreaking, peneliti menggunakan permainan jenis yel-yel, jenis tepuk tangan,
lagu, gerak badan, dan audio visual. Dengan menggunakan permainan icebreaking jenis tersebut diharapkan suasana proses pembelajaran menjadi
menyenangkan sehingga siswa yang sebelumnya tidak memperhatikan guru saat pembelajaran menjadi aktif dan termotivasi untuk belajar.
C. Proses Pembelajaran Kelas III SD
1. Proses Pembelajaran Pembelajaran di sekolah dasar memusatkan pada keaktifan siswa
baik secara fisik, mental maupun emosional. Pusat pembelajaran berpusat pada siswa student centered sehingga dapat mengembangkan pengetahuan
dan keterampilan berdasarkan pengalaman yang diperoleh di lingkungan sekitar. Hal tersebut berpendapat dengan Oemar Hamalik 2004: 201
bahwa pengajaran berpusat pada siswa adalah proses belajar mengajar berdasarkan kebutuhan dan minat siswa. Strategi pembelajaran yang
berpusat pada siswa dirancang untuk menyediakan sistem belajar yang
33 fleksibel sesuai dengan kehidupan dan gaya belajar siswa. Lembaga
pendidikan dan guru tidak berperan sebagai central melainkan hanya sebagai penunjang atau fasilitator.
J. - 5RXVVHDX 0DVLWRK NN PHQ\DWDNDQ EDKZD ³NLWD
jangan menekankan pada banyaknya pengetahuan yang diharapkan dapat dimiliki oleh seorang anak, tetapi harus menekankan pada apa yang dapat
GLSHODMDUL DQDN VHUWD DSD \DQJ GLNHWDKXL DQDN VHVXDL GHQJDQ PLQDWQ\D´ Pendapat J. J Rousseau menjelaskan bahwa student centered merupakan
proses pembelajaran yang seluruh kegiatan dipusatkan kepada anak dan minat anak sehingga anak yang mendominasi proses pembelajaran. Yeni
Rachmawati dan Euis Kurniawati 2010: 43 mengemukakan pembelajaran berpusat pada anak adalah pembelajaran yang melibatkan anak pada proses
pembelajaran dari awal sampai akhir merupakan belajar aktif atau active learning, yang lebih menempatkan siswa sebagai pusat dari pembelajaran.
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pendekatan student centered merupakan pendekatan yang berdasarkan pada pandangan bahwa
mengajar dianggap sebagai proses mengatur lingkungan dengan harapan agar siswa belajar. Konsep student centered yang penting adalah belajarnya
siswa. Guru secara sadar menempatkan perhatian yang banyak pada keterlibatan, inisiatif, dan interaksi sosial siswa. Kegiatan pembelajaran
menggunakan student centered menghargai keunikan setiap individu dan diri setiap anak, baik dalam minat, bakat, pendapat serta cara dan gaya
belajar masing-masing anak. Peserta didik atau anak disiapkan untuk dapat