56
Memperbaiki diri setiap waktu
33, 36 34, 35
4 4.
Hubungan positif dengan orang lain
positive relations with others
Memiliki kedekatan dengan orang lain
37, 40 38, 39
4 Sikap hangat, empati, dan
kasih sayang terhadap orang lain
42, 43 41, 44
4
Memiliki kepercayaan positif terhadap orang lain
45, 46 47, 48
4 5.
Tujuan hidup purpose in life
Mampu memaknai dan menentukan arah hidup
49, 50 51, 52
4 Memiliki arah dan tujuan
hidup 53, 54
55, 56 4
Merencanakan strategi untuk mencapai arah dan
tujuan hidup 57, 59
58, 60 4
6. Penerimaan diri
self-acceptance Memiliki sikap psoitif dan
terhadap diri sendiri 62, 63
61, 64 4
Menerima dan menyadari sisi negatif dan positif
dalam diri 66, 68
65, 67 4
Bersikap positif terhadap pengalaman masa lalu
69, 71 70, 72
4 Jumlah
72
H. Uji Coba Instrumen
Uji coba yang digunakan adalah uji coba terpakai, subyek uji coba juga termasuk dalam subyek penelitian. Hal tersebut dilakukan karena subyek
penelitian ini merupakan seluruh remaja yang tinggal di Panti Sosial Bina
57
Remaja Yogyakarta. Selain itu, tidak terdapat panti sosial remaja lain yang terdapat di wilayah DIY, sehingga sulit bagi peneliti untuk melakukan uji coba
dengan subyek lain di luar populasi. Menurut Yuli Triwidodo dan Endah Kumala Dewi 2012: 198, karena menggunakan try out terpakai, item yang
valid dihitung kembali dan digunakan untuk mengumpulkan data penelitian. Selanjutnya, untuk menguji instrumen penelitian ini menggunakan uji
validitas dan reliabilitas dengan bantuan SPSS for Windows 18.0 Version. 1.
Uji Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat
kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang
valid berarti memiliki validitas yang rendah. sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur hal yang diinginkan Suharsimi Arikunto,
2006:211. Pada penelitian ini menggunakan pengujian validitas konstrak dan validitas isi.
Pengujian validitas isi dilakukan dengan menggunakan pendapat para ahli atau expert judgement. Setelah instrumen dikonstruksi dengan aspek-
aspek yang akan diukur berdasarkan teori tertentu, maka selanjutnya perlu dikonsultasikan dengan ahli. Ahli yang diminta pendapatnya tentang
instrumen yang akan digunakan, akan memberikan keputusan untuk merubah instrumen, mengijinkan langsung menggunakan instrumen, atau
merombak total instrumen. Pada penelitian ini dilakukan expert judgement
58
dengan bantuan ahli dibidang Bimbingan dan Konseling yaitu Nanang Erma Gunawan, S.P.d., M.Ed.
Selanjutnya dilakukan uji statistik untuk mengetahui valid atau tidaknya instrumen yang akan dipakai. Cronbach mengatakan bahwa
koifisien validitas yang berkisar antara 0,30 sampai 0,50 telah dapat memberikan kontribusi yang baik Saifudin Azwar. 2010:103. Semua
item yang mencapai koefisien korelasi minimal 0,30 daya pembedanya dianggap memuaskan. Dengan kata lain, bila harga korelasi di bawah 0,30,
dapat disimpulkan bahwa butir instrumen tersebut tidak valid dan harus disisihkan. Berdasarkan uji coba instrumen diperoleh 25 item tidak valid
dan 47 item valid. Berikut adalah penjabaran jumlah item yang gugur dan sahih dari
masing-masing indikator setelah dilakukan uji coba : Berikut adalah kisi-kisi skala psychological well-being setelah
diujicobakan: Tabel 3 Skala Psychological Well-Being setelah diujicobakan
No. Indikator
Deskriptor Nomor
Item Jumlah
Item 1.
Kemandirian autonomy
Memiliki kebebasan dan keyakinan dalam
menentukan pilihan 1, 3, 4
3
Mampu mengatur tingkah laku
5, 7 2
Memiliki dan menggunakan standar
10 1
59
pribadi 2.
Penguasaan lingkungan
environmental mastery
Menciptakan lingkungan sesuai dengan kebutuhan
13, 14, 15, 16
4 Mengontrol lingkungan
dengan kegiatan fisik dan mental
17, 18, 19, 20
4
Memanfaat lingkungan secara maksimal
21, 22, 23, 24
4 3.
Pengembangan pribadi personal
growth Mengembangkan potensi
yang dimiliki 25, 26,
27 3
Terbuka dan menerima tantangan pengalaman
baru 29, 31,
32 3
Memperbaiki diri setiap waktu
33, 35, 36
3 4.
Hubungan positif dengan orang lain
positive relations with others
Memiliki kedekatan dengan orang lain
37, 38 2
Sikap hangat, empati, dan kasih sayang terhadap
orang lain 41, 44
2
Memiliki kepercayaan positif terhadap orang lain
45, 46, 48
3 5.
Tujuan hidup purpose in life
Mampu memaknai dan menentukan arah hidup
49, 50 2
Memiliki arah dan tujuan hidup
53, 54 2
Merencanakan strategi untuk mencapai arah dan
tujuan hidup 57, 58,
59, 60 4
6. Penerimaan diri
Memiliki sikap psoitif dan 62, 64
2
60
self-acceptance terhadap diri sendiri
Menerima dan menyadari sisi negatif dan positif
dalam diri 65, 68
2
Bersikap positif terhadap pengalaman masa lalu
69 1
Total 47
2. Uji Reliabilitas
Salah satu ciri instrumen ukur yang berkualitas baik adalah reliabel reliable, yaitu mampu menghasilkan skor yang cermat dengan eror
pengukuran kecil. Pengertian reliabilitas mengacu pada keterpercayaan atau konsitensi hasil ukur,yang mengandung makna seberapa tinggi
kecermatan pengukuran Saifudin Azwar, 2015:111. Uji reliabilitas data penelitian ini mengunakan metode rumusan koefisien Alpha Cronbach.
Pengukuran reliabilitas dalam penelitian ini dibantu dengan SPSS untuk uji statistik Aplha Cronbach
α. Hasil dari uji statistik Aplha Cronbach α akan menentukan instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
reliabel digunakan atau tidak. Adapun rumus koefisien reliabilitas Aplha Cronbach sebagai berikut :
[ ] [
∑ ]
: reliabilitas instrumen k : banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
∑ : jumlah varian butir item
: varian total
61
Kriteria suatu instrumen penelitian dikatakan reliable jika angkanya berkisar antara 0 sampai 1,00. Semakin tinggi koefisien reliabilitas
mendekati 1,00 berarti semakin tinggi reliabilitasnya Saifudin Azwar, 2015:83. Sebaliknya koefisien yang semakin rendah mendekati 0, berarti
semakin rendah reliabilitasnya. Hasil uji coba instrumen menunjukkan bahwa Skala Psychological Well-being memiliki koefisien reabilitas 0,893.
Nilai koefisien
tersebut menunjukkan
bahwa instrumen
Skala Psychological Well-being memiliki reabilitas yang tinggi.
I. Teknik Analisis Data
Setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data, selanjutnya dilakukan pengolahan data dan kemudian dilakukan analisis data. Pengolahan data
penelitian yang sudah diperoleh dimaksudkan sebagai suatu cara mengorganisasikan data sedemikian rupa sehingga dapat dibaca readable
dan dapat ditafsirkan interpretable Saifuddin Azwar, 2010:123. Pada proses pengolahan data dilakukan melalui dua tahap, yaitu tahap persiapan dan
tahap tabulasi. Tahap persiapan adalah memeriksa kelengkapan identitas subyek,
kelengkapan data, dan mengecek isian pada setiap instrumen. Tahap tabulasi adalah proses pembuatan tabel yang memuat susunan data penelitian
berdasarkan klasifikasi yang sistematis sehingga lebih mudah untuk dianalisis. Proses tabulasi dilakukan dengan bantuan perangkat lunak SPSS for Windows
18.0 Version.
62
Pada penelitian kuantitif ini menggunakan metode analisis diskriptif yang bertujuan untuk memberikan memberikan deskripsi mengenai subyek
penelitian berdasarkan data dari variabel yang diperoleh dari kelompok subyek yang diteliti dan tidak dimaksudkan untuk pengujian hipotesis. Penyajian hasil
deskriptif biasanya berupa frekuensi dan persentase, tabulasi silang, serta berbagai bentuk grafik dan chart pada data yang bersifat kategorikal serta
berupa statistik Saifudin Azwar, 2015:126. Penyajian persentase dan porposi memberikan gambaran mengenai
distribusi subyek menurut kategori-kategori nilai variabel. Sebelum mengetahui kategorisasi tingkatan pada variabel psychological well-being
pada subyek penelitian, dilakukan pengklasifikasian skor subyek berdasarkan norma yang ditentukan. Penghitungan norma dilakukan untuk melihat tingkat
psychological well-being pada remaja di Panti Sosial Bina Remaja, sehingga dapat diketahui tingkatanya masuk dalam kategori tinggi, sedang, atau rendah.
Adapun langkah-langkah dalam analisis data dalam penelitian ini adalah : a.
Menghitung mean , dengan rumus : ∑
: skor maksimal item : skor minimal item
∑ : jumlah item
63
b. Menghitung standar deviasi , dengan rumus:
: deviasi standart : skor maksimal subyek
: skor minimal subyek c.
Kriteria Kategorisasi Rendah
: Sedang :
Tinggi :
d. Analisis Persentase
Peneliti menggunakan analisis persentase setelah menentukan norma kategorisasi dan mengetahui jumlah individu yang ada dalam kelompok.
Rumus dari analisis persentase adalah sebagai berikut.
: persentase : frekuensi
: jumlah subyek
64
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN