hari dalam jangka waktu 12 bulan, atau orang pribadi yang dalam suatu tahun pajak berada di Indonesia dan mempunyai niat untuk
bertempat tinggal di Indonesia. b. Syarat Objektif, yaitu memiliki penghasilan diatas Penghasilan
Tidak Kena Pajak PTKP. Berikut ini adalah tabel besarnya PTKP yang telah ditetapkan
oleh Menteri Keuangan Nomor 122PMK.0102015 tentang Penyesuaian Besarnya Penghasilan
Tidak Kena Pajak yang dikeluarkan pada tanggal 29 Juni 2015. Tabel 1. Penghasilan Tidak Kena Pajak PTKP 2015
Keterangan PTKP
Setahun Rp Sebulan Rp
Tidak kawin dan tidak
mempunyai tanggungan TK0
36.000.000 3.000.000
Tidak kawin dan mempunyai 1
orang tanggungan TK1
39.000.000 3.250.000
Tidak kawin dan mempunyai 2
orang tanggungan TK2
42.000.000 3.500.000
Tidak kawin dan mempunyai 3
orang tanggungan TK3
45.000.000 3.750.000
Kawin dan tidak mempunyai
tanggungan K0
39.000.000 3.250.000
Kawin dan mempunyai 1 orang
tanggungan K1
42.000.000 3.500.000
Kawin dan mempunyai 2 orang
tanggungan K2
45.000.000 3.750.000
Kawin dan mempunyai 3 orang
tanggungan K3
48.000.000 4.000.000
Kawin dan penghasilan istri
digabung KI0
75.000.000 6.250.000
Kawin, penghasilan istri digabung dan mempunyai 1
orang tanggungan KI1
78.000.000 6.500.000
Kawin, penghasilan istri digabung dan mempunyai 2
orang tanggungan KI2
81.000.000 6.750.000
Keterangan PTKP
Setahun Rp Sebulan Rp
Kawin, penghasilan istri digabung dan mempunyai 3
tanggungan KI3
84.000.000 7.000.000
Ketetapan di atas berlaku untuk tahun 2015, sehingga untuk masa
pajak dari bulan Januari 2015 sampai dengan Juni 2015 yang sudah dilaporkan dengan menggunakan PTKP lama, harus dilakukan
pembetulan dengan menggunakan PTKP baru.
B. Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi
Kepatuhan wajib pajak dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana wajib pajak memenuhi semua kewajiban perpajakan
dan melaksanakan hak perpajakannya Abdul Rahman, 2010: 32. Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi adalah keadaan dimana Wajib
Pajak Orang Pribadi, baik yang bekerja sebagai karyawan maupun yang melakukan kegiatan atau pekerjaan bebas, memenuhi semua
kewajiban dan hak perpajakannya sesuai dengan peraturan perundang- undangan perpajakan yang berlaku. Kepatuhan dalam perpajakan
bersifat formal, yaitu kepatuhan mengenai hak dan kewajiban wajib pajak, prosedur serta sanksi dalam perpajakan.
Menurut Siti Kurnia Rahayu 2010: 245, kepatuhan wajib pajak merupakan tujuan utama dari pemeriksaan pajak dimana dari
hasil pemeriksaan pajak akan diketahui tingkat kepatuhan wajib pajak. Bagi wajib pajak yang tingkat kepatuhannya tergolong rendah
minim, maka diharapkan dengan dilakukannya pemeriksaan dapat memberikan motivasi positif agar menjadi lebih baik untuk
kedepannya. Identifikasi indikator-indikator Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi dalam self assessment system menurut Sony Devano dan
Siti Kurnia Rahayu 2006: 82-84 yaitu sebagai berikut : 1. Mendaftarkan diri ke Kantor Pelayanan Pajak
Wajib pajak mempunyai kewajiban untuk mendaftarkan diri ke Kantor Pelayanan Pajak KPP yang wilayahnya meliputi
tempat tinggal atau kedudukan wajib dan dapat melalui e-register media elektronik online untuk diberikan Nomor Pokok Wajib
Pajak NPWP. 2. Menghitung pajak oleh wajib pajak
Menghitung pajak penghasilan adalah menghitung besarnya pajak yang terutang dilakukan pada setiap akhir tahun pajak,
dengan cara mengalikan tarif pajak dengan dasar pengenaan pajaknya, sedangkan memperhitungkan adalah mengurangi pajak
yang terutang tersebut dengan jumlah pajak yang dilunasi dalam tahun berjalan yang dikenal sebagai kredit pajak prepayment.
Selisih antara pajak yang terutang dengan kredit pajak dapat berupa kurang bayar, lebih bayar atau nihil.
Menurut Mohammad Zain 2008: 113 wajib pajak diwajibkan untuk menghitung, memperhitungkan, dan membayar
sendiri jumlah pajak yang seharusnya terutang sesuai dengan