29 Turbinaria decurrens Bory. Hal ini dilihat dengan tidak terbentuknya
endapan berwarna putihputih kekuningan, coklathitam, dan merahjingga dengan penambahan masing-masing larutan pereaksi Mayer, Bouchardat, dan
Dragendorff pada simplisia. Penelitian yang dilakukan oleh Harahap, 2013 memperlihatkan hasil yang sama dengan penelitian ini.
Simplisia rumput laut juga mengandung senyawa golongan glikosida. Dimana glikosida apabila ditambahkan suatu asam pekat dan dibantu pemanasan
maka glikosida tersebut akan terhidrolisis menjadi glikon senyawa gula dan aglikon senyawa bukan gula. Dimana pengujian senyawa glikon gula
dikatakan positif glikosida dengan terbentuknya cincin ungu pada batas cairan. Selain itu juga mengandung senyawa golongan saponin. Hal ini ditunjukkan
dengan timbulnya busa yang stabil setinggi 2 cm selama sepuluh menit dan tidak hilang dengan penambahan asam klorida 2 N. Terdapat senyawa golongan tanin di
dalam simplisia rumput laut. Hal ini ditunjukkan dengan terbentuknya warna biru yang berarti mengandung tiga buah gugus hiksoksil dan hijau yang mengandung
dua buah gugus hidroksil setelah penambahan pereaksi besi III klorida 1. Simplisia rumput laut Turbinaria decurrens Bory juga mengandung senyawa
golongan triterpenoidsteroid. Hal ini dapat dilihat dengan terbentuknya warna biru kehijauan melalui penambahan pereaksi Liebermann-Burchard.
4.4 Hasil Pembuatan Ekstrak Turbunaria decurrens Bory
Hasil penyarian 500 g simplisia Turbinaria decurrens Bory dengan menggunakan pelarut etanol 96, perkolat diuapkan dengan rotary evaporator,
kemudian dikeringkan dengan freeze dryer dan ditimbang hasilnya, diperoleh ekstrak kental sebanyak 3,5 g. Ekstrak etanol ini kemudian digunakan untuk
Universitas Sumatera Utara
30 uji aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli.
Hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol talus Turbinaria decurrens Bory terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli dapat dilihat
pada tabel 4.3.
Tabel 4.3 Hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol rumput laut Turbinaria
decurrens Bory terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli.
No. Konsentrasi Ekstrak
Etanol Turbinaria decurrens Bory
mgml Diameter Hambat Pertumbuhan bakteri
mm Staphylococcus
aureus Escherichia coli
1. 300
17.95 17.95
2. 250
16.86 16.86
3. 200
16.03 16.01
4. 150
15.23 14.00
5. 100
14.83 13.71
6. 50
13.76 13.00
7 Blanko
- -
Keterangan: = Rata-rata tiga kali pengamatan - = Tidak ada hambatan
Metode yang digunakan adalah metode difusi agar dengan mengukur diameter zona hambat. Batas daerah hambat dinilai efektif apabila memiliki
diameter daya hambat 14 mm sampai 16 mm, dimana pada kedua bakteri uji ini membuktikan bahwa peningkatan konsentrasi terhadap ekstrak etanol rumput laut
Turbinaria decurrens Bory memiliki korelasi positif terhadap peningkatan zona hambat pada pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli.
Universitas Sumatera Utara
31 Pada bakteri Staphylococcus aureus konsentrasi daya hambat efektif sebesar 100
mgml, 150 mgml, sedangkan pada bakteri Escherichia coli konsentrasi daya hambat efektif sebesar 150 mgml. Data hasil percobaan tersebut menunjukkan
bahwa ekstrak etanol rumput laut Turbinaria decurrens Bory dapat menghambat pertumbuhan kedua bakteri uji, sedangkan pada blanko tidak menunjukkan
adanya aktivitas antibakteri terhadap kedua bakteri uji yang digunakan. Aktivitas antibakteri dari ekstrak etanol rumput laut Turbinaria decurrens
Bory ini kemungkinan karena adanya senyawa-senyawa yang terkandung didalam Turbinaria decurrens Bory seperti adanya tanin yang terdapat pada ekstrak etanol,
karena senyawa kimia tanin merupakan salah satu senyawa aktif anti mikroba. Pemilihan bakteri uji didasarkan pada adanya pertumbuhan beberapa bakteri pada
infeksi kulit yang salah satunya berupa jerawat yang dapat terjadi karena penyumbatan pada pilosebaseus dan peradangan yang dipicu oleh bakteri
Staphylococcus aureus. Dan pada pemilihan bakteri uji dengan memproduksi entrotoksin melepas toksin yang dapat menyebabkan sekresi elektrolit dan cairan
kesaluran pencernaan yang berlebihan sehingga dapat menyebabkan diare yang diakibatkan adanya bakteri Escherichia coli Chung, 1998.
Universitas Sumatera Utara
32
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN