17
5. Tipe kepemimpinan paternalistik. Kepemimpinan ini didirikan oleh suatu pengaruh yang bersifat kebapakan dalam hubungan pemimpin dan kelompok.
Tujuannya adalah untuk melindungi dan untuk memberikan arah seperti halnya seorang bapak kepada anaknya.
6. Tipe kepemimpinan menurut bakat indogenious leadership. Biasanya timbul dari kelompok orang-orang yang informal dimana mungkin mereka
berlatih dengan adanya sistem kompetisi, sehingga bisa menimbulkan daya saing dari kelompok yang bersangkutan dan biasanya akan muncul pemimpin yang
mempunyai kelemahan diantara yang ada dalam kelompok tersebut.
2.1.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepemimpinan
Pendapat Bass 1998 dalam Mutamimah 2001:3 menjelaskan bahwa seorang pemimpin dapat mentransformasikan bawahannya melalui empat
komponen yang terdiri dari: 1.
Charismatic Leadership Kharismatik pengaruh terhadap individu, Pemimpin tersebut mempunyai power dan pengaruh. karyawan
dibangkitkan, sehingga mempunyai tingkat kepercayaan dan keyakinan. Pemimpin membangkitkan dan menyenangkan karyawannya dengan
meyakinkan bahwa mereka mampu menyelesaikan sesuatu yang lebih besar dengan usaha ekstra.
2. Inspirational Motivation Motivasi inspiratif, Pemimpin selalu memotivasi
dan merangsang bawahannya dengan menyiapkan pekerjaan yang berarti dan menantang, antusiasme dan optimisme ditunjukan. Pemimpin selalu
Universitas Sumatera Utara
18
mengkomunikasikan visi, misi dan harapan-harapan dengan tujuan agar bawahan mempunyai komitmen yang tinggi untuk mencapai tujuan.
3. Intellectual Stimulation
Stimulasi intelektual, Pemimpin selalu menstimulasi bawahannya secara intelektual, sehingga mereka menjadi
inovatif dan kreatif dalam menyelesaikan masalah dengan cara-cara yang baru. Selain itu, pemimpin mengajarkan dengan melihat kesulitan sebagai
masalah yang harus diselesaikan dan memberikan penyelesaian masalah secara rasional.
4. Individualized Consideration Konsiderasi individual, Pemimpin
memberikan perhatian kepada karyawan secara individual, seperti : kebutuhan karyawan untuk berprestasi, memberikan gaji, memberi nasehat
kepada karyawan sehingga karyawan dapat tumbuh dan berkembang.
2.1.5 Teori-Teori Kepemimpinan
1. Teori kontingensi kepemimpinan. Berkaitan hanya pada pemimpin itu sendiri terbukti gagal menjadi teori kepemimpinan yang menyeluruh. Perhatian
pun berubah tidak hanya pada kelompok yang dipimpin dan pada hubungan pertukaran, tetapi juga pada aspek kepemimpinan situasional. Banyak variabel
situasional diidentifikasi, tetapi tidak ada teori menyeluruh yang menjadikannya suatu kesatuan, sehingga Fiedler dalam Luthans 2010:275 menjabarkan teori
kepemimpinan efektif yang berbasis situasi dan kontingensi. Situasi yang menguntungkan dideskripsikan oleh Fiedler dalam Luthans 2010:275 sebagai
tiga dimensi empiris: hubungan pemimpin anggota; tingkat struktur tugas; dan kekuasaan posisi pemimpin.
Universitas Sumatera Utara
19
Situasi akan memberi dukungan pada pemimpin jika ketiga dimensi ini tinggi, dengan kata lain, jika pemimpinnya secara umum diterima dan dihormati
pengikutnya dimensi pertama, jika tugas sangat terstruktur dan semuanya dapat terjelaskan dengan gamblang dimensi kedua, dan jika otoritas dan wewenang
secara formal dihubungkan dengan posisi pemimpin dimensi ketiga, situasinya akan menyenangkan. Jika yang terjadi adalah sebaliknya ketiga dimensi dalam
keadaan rendah, situasi akan sangat tidak menyenangkan bagi pemimpin. 2. Teori kepemimpinan path-goal. Perkembangan teori dengan pendekatan
kontingensi lain yang sudah dikenal adalah teori path-goal yang berasal dari harapan kerangka kerja teori motivasi. Pada intinya, teori path-goal menjelaskan
dampak perilaku pemimpin pada motivasi bawahan, kepuasan, dan kinerjanya. Menggabungkan empat tipe atau gaya kepemimpinan yang utama, yaitu:
kepemimpinan direktif; kepemimpinan supotif; kepemimpinan partisipatif; dan kepemimpinan berorientasi kepada prestasi.
3. Teori kepemimpinan karismatik. Kepemimpinan karismatik adalah warisan dari konsepsi kepemimpinan lama seperti mereka yang dengan kekuatan
kemampuan personalnya, mampu memiliki efek yang luar biasa terhadap pengikutnya. Oleh karena pengaruh yang dimiliki pemimpin karismatik terhadap
pengikutnya, teori memprediksi bahwa pemimpin karismatik menghasilkan kinerja pengikut melebihi yang diharapkan, seperti komitmen yang kuat kepada
pemimpin dan misinya.
Universitas Sumatera Utara
20
2.2 Komitmen Organisasi 2.2.1Pengertian Komitmen Organisasi