13 4.
Sangat bermanfaat untuk bahan mengisi model-model pengambilan keputusan dan model prediksi.
5. Dapat menstradarisir size perusahaan.
6. Lebih mudah membandingkan perusahaan dengan
perusahaan lainnya. 7.
Lebih mudah melihat tren perusahaan serta melakukan prediksi dimasa yang akan datang.
Disamping keunggulan yang dimiliki, Menurut Harahap 2011 : 298 teknik analisis rasio keuangan juga memiliki
keterbatasan yang harus disadari dalam penggunaannya. Adapun keterbatasan analisis rasio keuangan adalah sebagai berikut :
1. Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat yang dapat
digunakan untuk kepentingan pemakainya. 2.
Jika data untuk menghitung rasio tidak tersedia akan menimbulkan kesulitan.
3. Apabila data tidak sinkron akan menimbulkan kesulitan.
4. Dua perusahaan yang dibandingkan bisa saja teknik dan
standart akuntansi yang digunakan tidak sama. Oleh karenanya
jika dilakukan
perbandingan bisa
menimbulkan kesalahan.
2.1.2.2. Jenis-Jenis Rasio Keuangan
Harmono 2009 : 106 mengklasifikasikan rasio keuangan kedalam lima aspek yaitu :
1. Rasio likuiditas.
Rasio likuiditas
ini menggambarkan
mengenai kesanggupan perusahaan untuk melunasi utang jangka
pendek. Rasio likuiditas meliputi : current ratio, quick ratio, cash ratio dan net working capital to total asset
ratio. Tingkat likuiditas yang tinggi menunjukkan kemampuan perusahaan untuk melunasi utang jangka
pendek semakin tinggi pula.
2. Rasio Aktivitas.
Rasio aktivitas menggambarkan aktivitas yang dilakukan perusahaan dalam menjalankan operasinya baik dalam
Universitas Sumatera Utara
14 kegiatan penjualan, pembelian, dan kegiatan lainnya.
Rasio aktivitas dapat diukur dengan menggunakan tingkat perputaran aktiva perusahaan, baik secara parsial
maupun secara total. Rasio aktivitas meliputi inventory turnover, average daily sales, account receivable
turnover, cash turnovr.
3. Rasio Profitabilitas.
Rasio profitabilitas menggambarkan kinerja fundamental perusahaan ditinjau dari tingkat efesiensi dan efektivitas
operasi perusahaan dalam memperoleh laba. Rasio profitabilitas meliputi Net Profit Margin NPM, Gross
Profit Margin GPM, Return On Asset ROA, Return On Equity ROE, dan Earning Per Share EPS.
4. Rasio Solvabilitas leverage.
Rasio solvabilitas
menggambarkan kemampuan
perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjang atau
kewajiban-kewajiban apabila
perusahaan dilikuidasi. Rasio ini meliputi Debt to Asset Ratio
DAR, Long Term Debt to Equity dan Debt to Equity Ratio DER.
5. Rasio Nilai Perusahaan.
Rasio ini merupakan rasio yang paling lazim digunakan di pasar modal, rasio ini menggambarkan situasi atau
keadaaan prestasi perusahaan di pasar modal. Rasio ini meliputi Price Earning Ratio PER, Earning Per Share,
Return Saham, dan Expected Return.
2.1.2.3.Rasio Keuangan Yang Mempengaruhi Harga Saham
Analisis rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Debt to Asset Ratio, Return On Equity, Net Profit Margin,
dan Earning Per Share.
a. Debt to Asset Ratio DAR
DAR merupakan rasio utang yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara total utang dengan total aktiva.
Dengan kata lain, rasio ini menunjukkan seberapa besar utang dapat ditutupi oleh aktiva yang dimiliki perusahaan. Apabila DAR tinggi
Universitas Sumatera Utara
15 maka akan berdampak buruk bagi kinerja perusahaan karena
pendanaan dengan utang semakin banyak, maka semakin sulit perusahaan untuk memperoleh tambahan pinjaman. Hal ini terjadi
karena dikhawatirkan perusahaan tidak mampu menutupi utang- utangnya dengan aktiva. Namun apaila DAR rendah ini akan
berdampak baik bagi perusahaan, karena pendanaan dengan utang semakin kecil.
DAR =
Total Utang Total Aktiva
b. Return On Equity ROE
ROE merupakan rasio yang menunjukkan seberapa mampu perusahaan menggunakan modal yang ada untuk menghasilkan laba
atau keuntungan. Tingkat pengembalian atas modal dihitung sebagai perbandingan antara laba bersih setelah pajak dan total ekuitas.
Suatu perusahaan dikatakan memiliki tingkat pengembalian atas modal yang baik jika ROE yang diperoleh lebih besar atau lebih
tinggi daripada biaya modalnya. Secara ekonomis, apabila tingkat pengembalian yang diperoleh baik, maka akan semakin tinggi pula
kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan modal yang dimilikinya untuk memperoleh laba. Dengan kata lain apabila ROE
tinggi menunjukkan semakin efisien perusahaan mengggunakan modal sendiri untuk menghasilkan laba atau keuntungan bagi
pemegang saham.
Universitas Sumatera Utara
16 ROE =
Laba Bersih Setelah Pajak Total Modal
c. Net Profit Margin NPM
NPM adalah rasio yang menunjukan pencapaian laba atas penjualan atau rasio yang menunjukkan berapa besar presentase laba
bersih yang diperoleh dari penjualan. Semakin besar rasio ini semakin baik karena menggambarkan kemampuan perusahaan
mendapatkan laba cukup tinggi. Cara pengukuran rasio ini adalah dengan membandingkan laba bersih setelah pajak dengan penjulan
bersih.
NPM =
Laba Bersih Setelah Pajak Penjualan
d. Earning Per Share EPS
EPS adalah rasio untuk mengukur keberhasilan manajemen dalam mencapai keuntungan bagi pemegang saham. Dengan kata
lain, EPS merupakan rasio yang menunjukkan berapa besar kemampuan per lembar saham menghasilkan laba. Rasio yang tinggi
menunjukkan kinerja yang baik artinya manajemen berhasil meningkatkan kesejahteraan pemegang saham, sebaliknya apabila
rasio ini rendah menunjukkan kinerja yang tidak baik, artinya manajemen belum berhasil untuk memuaskan atau meningkatkan
kesejahteraan pemegang saham.
Universitas Sumatera Utara
17 EPS =
2.1.3. Ukuran Perusahaan