Analisis Univariat .1 Sanitasi Lingkungan Pemukiman

60

BAB V PEMBAHASAN

5.1 Analisis Univariat 5.1.1 Sanitasi Lingkungan Pemukiman 5.1.1.1 Tempat Penampungan Air Bersih Sarana air bersih responden menunjukkan bahwa sarana air bersih responden kelompok kasus pada umumnya adalah memiliki sarana air bersih yang memenuhi syarat yaitu 17 responden 56,7. Sedangkan Sarana air bersih responden kelompok kontrol sebagian besar adalah memiliki Sarana air bersih yang memenuhi syarat yaitu 23 responden 76,7 Berdasarkan hasil observasi, dapat diketahui bahwa sarana air bersih yang digunakan berasal dari PDAM dan sebagian berasal dari sumur bor. Air yang digunakan dalam kebutuhan sehari-hari biasanya langsung dibuang setelah di pakai . hal ini dikarenakan kelompok kasus pada umumnya tidak mempunyai bak mandi, jadi menggunakan ember untuk menampung air. Kebiasaan tersebut membuat masyarakat tidak pernah menampung air yang terlalu lama. Air bersih yang digunakan terkena sinar matahari yang berasal dari ventilasi yang ada di kamar mandi. Seperti yang kita ketahui, nyamuk Ae.aegypti menyukai tempat yang gelap dan lembab. Nyamuk spesies ini tidak meyukai TPA yang tersinari langsung oleh matahari atau berhubungan langsung dengan tanah Sungkar, 2002.

5.1.1.2 Pengelolaan Sampah

Pengelolaan sampah responden menunjukkan bahwa pengelolaan sampah responden kelompok kasus sebagian besar adalah tidak memenuhi syarat yaitu 22 Universitas Sumatera Utara responden 73,3 Sedangkan Pengelolaan sampah responden kelompok kontrol sebagian besar adalah memiliki pembuangan air limbah yang memenuhi syarat yaitu 16 responden 53,3. Berdasarkan observasi di lapangan penelitian diketahui bahwa masih banyak masyarakat yang tidak mempunyai tempat sampah sendiri. Sampah yang telah terkumpul akan di bakar dan ada yang langsung di buang ke sungai. Seperti yang kita ketahui, pengelolaan sampah yang tidak memenuhi syarat seperti mengumpulkan sampah tanpa penanganan lanjut atau dibakar akan menyisakan sampah-sampah yang dapat menampung air. Selain itu sampah yang berserakan di sekitar rumah yang dapat menampung air akan berpotensi untuk menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti.

5.1.1.3 Ventilasi

Ventilasi responden menunjukkan bahwa ventilasi responden kelompok kasus sebagian besar adalah tidak memenuhi syarat yaitu 25 responden 83,3 dan sedangkan ventilasi responden kelompok kontrol sebagian besar adalah memiliki Ventilasi yang memenuhi syarat yaitu 22 responden 73,3 Pemasangan kawat kasa pada ventilasi adalah salah satu cara untuk mencegah DBD. Dengan dipasangnya kawat kasa pada ventilasi rumah di harapkan memperkecil nyamuk Ae.aegypti untuk masuk kedalam rumah. Pada penelitian ini ventilasi rumah dikatakan memenuhi syarat apabila lubang ventilasi terpasang kawat kasa. Dari hasil penelitian diketahui bahwa umumnya masyarakat tidak menggunakan kawat kasa pada ventilasi rumahnya. Universitas Sumatera Utara

5.1.1.4 Tempat Perindukan Nyamuk

Tempat perindukan nyamuk pada kelompok kasus sebesar 70 responden ada memiliki tempat perindukan nyamuk di sekitar rumahnya, sedangkan pada kelompok kontrol sebesar 63,3 responden tidak memiliki tempat perindukan nyamuk di sekitar rumahnya. Tempat perindukan nyamuk pada penelitian ini adalah tempat yang berpotensi untuk nyamuk berkembangbiak yaitu genangan air. Pada penelitian ini peneliti ingin mengetahui apakah ada genangan air yang terdapat di tempat perindukan nyamuk. Pengukuran tempat perindukan nyamuk dengan kejadian DBD diukur berdasarkan keberadaan tempat penampungan air di sekitar rumah responden yaitu berupa tempat penampungan air harian seperti bak mandi, ember, gentong, tanki reservoir dan sebagainya. Kemudian melihat keberadaan tempat penampungan air bukan harian seperti vas bunga, tempat minum burung, bak kontrol, kulkasdispenser, kaleng, botol, ban bekas, plastik bekas dan sebagainya. Menurut Depkes RI 2002, jenis tempat penampungan air berhubungan dengan keberadaan jentik karena nyamuk Ae. aegypti lebih menyukai tempat penampungan air yang berwarna gelap, terbuka dan terletak pada tempat yang tidak terkena sinar matahari. Bedasarkan hasil observasi di lapangan penelitian diketahui bahwa ada genangan air yang ada di botol-botol bekas, ban bekas, plastik dan sebagainya. Di sebagian rumah responden banyak dikelilingi bambu yang dapat berpotensi untuk menampung air saat hujan. Universitas Sumatera Utara

5.1.1.5 Pencahayaan

Pencahayaan responden menunjukkan bahwa pencahayaan responden kelompok kasus sebagian besar adalah memenuhi syarat yaitu 22 responden 73,3 dan Sedangkan pencahayaan responden kelompok kontrol sebagian besar adalah memiliki pencahayaan yang memenuhi tidak memenuhi syarat yaitu 19 responden 63,3 Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan, dapat diketahui bahwa pada kelompok kasus dan kontrol jumlah responden yang memiliki pencahayaan yang memenuhi syarat hanya sedikit dan banyak penderita DBD yang pencahayaan ruangannya tidak memenuhi syarat. Hal ini dapat terjadi karena kelompok kasus pada umumnya tidak membuka jendela rumah dan kamar tidur setiap hari dan pemukiman yang padat penduduk menjadikan masyarakat tidak mau membuka jendela sehingga tidak ada pembuatan jendela yang dapat dijadikan sebagai jalan masuknya cahaya ke ruangan. Kurangnya pencahayaan di dalam rumah menyebabkan rumah menjadi redup dan lembab. Kondisi inilah yang disenangi nyamuk Ae.aegypti sebagai tempat peristirahatannya.

5.1.1.6 Kelembaban

Kelembaban responden menunjukkan bahwa Kelembaban responden kelompok kasus sebagian besar adalah tidak memenuhi syarat yaitu 17 responden 56,7 dan sedangkan Kelembaban responden kelompok kontrol sebagian besar adalah memiliki Kelembaban yang memenuhi syarat yaitu responden 76,7. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan, diketahui bahwa hampir seluruh responden baik kasus maupun kontrol memiliki kelembaban rumah yang tinggi. Hal ini dikarenakan kurangnya cahaya matahari yang masuk ke dalam Universitas Sumatera Utara ruangan akibat tidak selalu membuka jendela rumah di pagi hari. Kelembaban yang relatif tinggi pada ruangan merupakan tempat yang disukai nyamuk Ae.aegypti sebagai tempat hinggap dan beristirahat. Selain itu, kelembaban udara yang tinggi juga dapat memungkinkan sebagai tempat berkembangbiaknya bakteri penyebab penyakit. Pengukuran kelembaban di ruangan dengan menggunakan alat hygrometer. Adapun kelembaban yang baik dan memenuhi syarat yaitu berkisar antara 40-70. 5.2 Pemberantasasn Sarang Nyamuk 5.2.1 Observasi Pemberantasan Sarang Nyamuk

Dokumen yang terkait

Hubungan Kondisi Perumahan dengan Angka Kejadian Demam Berdarah Dengue di Wilayah Kerja Puskesmas Kotabaru Kecamatan Keritang Kabupaten Inderagiri Hilir Riau Tahun 2012

1 59 132

Pengaruh Sanitasi Lingkungan Permukiman Terhadap Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) di Aliran Sungai Deli Kota Medan Tahun 2011

11 97 145

Hubungan Sanitasi Lingkungan Pemukiman dan Pemberantasan Sarang Nyamuk Dengan Kejadian Penyakit Demam Berdarah di Wilayah Kerja Puskesmas Tanah Tinggi Kecamatan Binjai Timur Rahun 2016

0 3 16

Hubungan Sanitasi Lingkungan Pemukiman dan Pemberantasan Sarang Nyamuk Dengan Kejadian Penyakit Demam Berdarah di Wilayah Kerja Puskesmas Tanah Tinggi Kecamatan Binjai Timur Rahun 2016

0 0 2

Hubungan Sanitasi Lingkungan Pemukiman dan Pemberantasan Sarang Nyamuk Dengan Kejadian Penyakit Demam Berdarah di Wilayah Kerja Puskesmas Tanah Tinggi Kecamatan Binjai Timur Rahun 2016

0 0 7

Hubungan Sanitasi Lingkungan Pemukiman dan Pemberantasan Sarang Nyamuk Dengan Kejadian Penyakit Demam Berdarah di Wilayah Kerja Puskesmas Tanah Tinggi Kecamatan Binjai Timur Rahun 2016

0 1 33

Hubungan Sanitasi Lingkungan Pemukiman dan Pemberantasan Sarang Nyamuk Dengan Kejadian Penyakit Demam Berdarah di Wilayah Kerja Puskesmas Tanah Tinggi Kecamatan Binjai Timur Rahun 2016

0 0 5

Hubungan Sanitasi Lingkungan Pemukiman dan Pemberantasan Sarang Nyamuk Dengan Kejadian Penyakit Demam Berdarah di Wilayah Kerja Puskesmas Tanah Tinggi Kecamatan Binjai Timur Rahun 2016

0 0 51

HUBUNGAN PERILAKU IBU TENTANG PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE PADA ANAK USIA SD DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KASIHAN I BANTUL

0 0 13

HUBUNGAN PERAWATAN KESEHATAN KELUARGA DALAM PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK (PSN) DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE

0 0 15