Metode Pengumpulan Data Variabel Penelitian dan Aspek Pengukuran Analisis Data Pembahasan

1 Kriteria Inklusi a. Penderita yang diperiksa HBsAg pada pasien HIV- AIDS yang terdata dalam rekam medik klinik VCT Pusyansus RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2010-2012. b. Semua usia. 2 Kriteria Eksklusi a. Data tidak lengkap

4.4. Metode Pengumpulan Data

Data diperoleh dari rekam medis di Kinik VCT Pusyansus RSUP H. Adam Malik tahun 2010-2012.

4.5. Variabel Penelitian dan Aspek Pengukuran

Variabel penelitian menggunakan skala nominal berdasarkan data dari rekam medis di klinik VCT Pusyansus RSUP H. Adam Malik. Variabel Skala Ukur Umur Nominal Jenis Kelamin Nominal Tingkat Pendidikan Norminal Faktor Resiko Nominal

4.6. Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis yang bersifat deskriptif untuk mengetahui karateristik dan cara penularan penderita HIVAIDS dengan Hepatitis B di klinik VCT Pusyansus RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2010-2012. Universitas Sumatera Utara BAB 5 HASIL PEMBAHASAN 5.1. Hasil Penelitian 5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan merupakan rumah sakit milik pemerintah. Rumah sakit ini dikelola oleh Pemerintah Pusat bersama Pemerintah Daerah Prov. Sumatera Utara. Rumah Sakit ini terletak di lahan yang luas di pinggiran kota Medan Indonesia. Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik merupakan Rumah Sakit tipe A sesuai dengan SK Menkes no. 547MenkesSKVII1998 dan juga sebagai Rumah Sakit Pendidikan sesuai dengan SK Menkes No. 502MenkesSKIX1991. Sejak 1991, RSUP H. Adam Malik juga merupakan Pusat Rujukan wilayah Pembangunan A yang meliputi Provinsi Sumatera Utara, Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Barat dan Riau. RSUP H. Adam Malik mulai berfungsi sejak tanggal 17 Juni 1991 dengan pelayanan Rawat Jalan sedangkan untuk pelayanan Rawat Inap baru dimulai tanggal 2 Mei 1992.

5.1.2. Karakteristik Sampel

Jumlah pasien HIV positif yang terdaftar di Klinik Pusyansus RSUP Haji Adam Malik Medan pada tahun 2010 sebanyak 422 orang, tahun 2011 sebanyak 690 orang, dan tahun 2012 sebanyak 609 orang. Berdasarkan data rekam medis, pada tahun 2010 hanya 82 orang yang menjalani pemeriksaan HBsAg dan didapatkan hasil positif sebanyak 9 orang. Tahun 2011, terdapat 64 orang pasien yang menjalani pemeriksaan HBsAg dan didapatkan hasil positif 7 orang. Tahun 2012, seluruh pasien positif HIV menjalani pemeriksaan HBsAg dan didapatkan hasil positif sebanyak 16 orang. Seluruh pasien HBsAg positif tahun 2010, 2011, dan 2012 sebanyak 320,02 orang dari 75543,87 orang yang menjalani pemeriksaan HBsAg dari 1721 orang HIV positif dijadikan sampel dalam penelitian. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.1. Jumlah Sampel Penelitian Tahun HIV- AIDS Test HBsAg HIV- HBV 2010 422 82 9 28,1 2011 690 64 7 22,9 2012 609 609 16 50,0 Jumlah 32 100 Terdapat 1721 orang pasien HIV pada tahun 2010- 2012 dan didapati 755 orang diperiksa HBsAg. Insidensi koinfesi HIV- HBV terjadi pada 32 orang.

5.1.3. Distribusi Karakteristik Sampel

Karakteristik sampel berdasarkan umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan faktor resiko adalah sebagai berikut. Tabel 5.2. Distribusi Sampel Berdasarkan Umur Kelompok umur Taun N 20- 30 31- 40 41- 50 50 9 13 9 1 28,1 40,6 28,1 3,1 Jumlah 32 100 Pada tabel 5.2. menunjukkan bahwa kelompok umur pada sampel yang terbanyak adalah antara 31- 40 tahun 40,6 sedangkan kelompok umur paling sedikit adalah 50 tahun 3,1. Tabel 5.3. Distribusi Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin N Universitas Sumatera Utara Laki- Laki Perempuan 30 2 93,8 6,2 Jumlah 32 100 Tabel 5.3. Menunjukkan bahwa jenis kelamin terbanyak adalah laki- laki sebanyak 30 orang 93,8. Tabel 5.4. Distribusi Sampel Berdasarkan Tingkat Pendidikan Pendidikan N PT SMU SMP TIDAK BERSEKOLAH 4 19 7 2 12,5 59,4 21,9 6,2 Jumlah 32 100 Tabel 5.4. Menunjukkan bahwa tingkat pendidikan terbanyak pada sampel adalah SMU yaitu 19 orang 59,4 dan tingkat pendidikan paling sedikit adalah Tidak Bersekolah yaitu 2 orang 6,2. Tabel 5.5. Distribusi Sampel Berdasarkan Faktor Resiko Penularan N Transfusi Darah 1 3,1 Heteroseksual 24 75,0 Heteroseksual Tato 3 9,4 Biseksual Tato 1 3,1 Penyuntikan Narkoba 2 6,2 Heteroseksual P.Narkoba 1 3,1 Jumlah 32 100 Tabel 5.5. menunjukkan bahwa faktor resiko penularan HIV- HBV terbanyak pada sampel adalah Heteroseksual yaitu sebanyak 24 orang 75,0 dan faktor resiko penularan HIV- HBV paling sedikit adalah Transfusi Darah sebanyak 1 orang 3,1, Universitas Sumatera Utara Biseksual Tato sebanyak 1 orang 3,1, dan Heteroseksual Penyuntikan Narkoba sebanyak 1 orang 3,1.

5.2. Pembahasan

5.2.1. Gambaran Insidensi Koinfeksi HIV- HBV di Rumah Sakit Umum Haji Adam Malik Pada Tahun 2010- 2012 Total pasien HIV sejak 2010- 2012 adalah 1721 orang dan yang dilakukan pemeriksaan HBsAg dari seluruh pasien HIV adalah 755 orang43,87. Dari seluruh pasien yang diperiksa HBsAg, hanya 32 orang0,02 yang menunjukkan hasil positif.Faktor resiko penularan HIV- HBV yang terbanyak adalah secara hubungan seksual. Berdasarkan penelitian dilakukan di Nigeria 2009 dari 260 orang pasien HIV positif, didapatkan 30 orang11,5 seropositif HBsAg. Prevalensi koinfeksi HIV- HBV di penelitian yang dilakukan di Nigeria lebih tinggi dibandingkan dengan penelitian ini. Hal ini karena pasien HIV yang terdaftar di VCT Pusyansus RSUP. H. Adam Malik sejak tahun 2010- 2012 tidak seluruhnya menjalani pemeriksaan HBsAg. Hanya pada tahun 2012 didapatkan bahwa pemeriksaan HBsAg dijadikan pemeriksaan rutin pada pasien HIV. Sedangkan pada tahun 2010 dan 2011, pemeriksaan HBsAg hanya dilakukan atas indikasi medis tertentu. Kemungkinan lain penyebab angka infeksi HBV lebih tinggi di negara-negara lain contohnya Pakistan, Afganistan, Nigeria, dan India dibandingkan di Indonesia dikarenakan vaksinasi Hepatitis B sudah dijadikan sebagai salah satu vaksinasi wajib sejak tahun 1977 Kemenkes, 2004. 5.2.2. Gambaran Distribusi Sampel Berdasarkan Umur di Rumah Sakit Umum Haji Adam Malik Pada Tahun 2010- 2012 Rentang usia pada sampel adalah 20 sd 50 tahun dan kelompok usia terbanyak adalah 31- 40 tahun yaitu sebanyak 13 orang 40,6. HIV- HBV infeksi yang lebih tinggi pada kelompok usia dewasa muda mungkin karena eksposur mereka yang lebih besar dan interaksi dalam Universitas Sumatera Utara masyarakat dibandingkan dengan anak-anak dan orang tua. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan di Nigeria yang menunjukkan bahwa sebagian besar penderita koinfeksi HIV- HBV adalah kelompok umur 30-39 tahun yaitu sebanyak 30 orang75 dari 40 orang sampelAdewole OO, 2009. Selain itu penelitian di Iran menunjukkan kelompok umur 31-50 tahun lebih banyak menderita koinfeksi HIV- HBV sebanyak 204 orang52,1 dari 391 orang sampel Mohammadi M, 2009. 5.2.3. Gambaran Distribusi Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin di Rumah Sakit Umum Haji Adam Malik Pada Tahun 2010- 2012 Jenis kelamin terbanyak pada sampel adalah laki- laki yaitu sebanyak 30 orang 93,8. Laki-laki yang memiliki perilaku beresiko tinggi, senderung terinfeksi melalui perilaku seksual dan Injection Drug User IDU. Penelitian yang dilakukan di Iran pada tahun 2009 menunjukkan hasil yang sama, yaitu jumlah pasien laki-laki dengan jumlah penderita koinfeksi HIV-HBV 358 orang 91,6 laki-laki dan 33 orang 8,4 perempuan. Mohammadi M, 2009. 5.2.4. Gambaran Distribusi Sampel Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Rumah Sakit Umum Haji Adam Malik Tahun 2010- 2012 Tingkat pendidikan terbanyak pada sampel adalah SMU yaitu sebanyak 19 orang 54,4 dan diikuti SMP sebanyak 21,5. Sebagaimana pendapat Notoatmodjo 2006 menyatakan bahwa tingkat pendidikan turut pula menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap dan memahami pengetahuan yang mereka peroleh. Pada umumnya, semakin tinggi pengetahuan seseorang maka semakin baik pula pengetahuannya. Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Nigeria tahun 2007 pasien berpendidikan SMU atau sederajat merupakan kelompok paling tertinggi menderita koinfeksi HIV- HBV yaitu sebanyak 148 orang41,7 dari 354 orang. Secara tidak langsung, golongan berpendidikan rendah dan berpendapatan rendah tidak menghiraukan imunisasi Hepatitis B sejak bayi lahir sehingga menyebabkan mereka mudah terinfeksi HBV. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan penelitian dilakukan di Nigeria tahun 2008, hanya 201100013 anak berumur kurang dari 5 tahun yang mendapatkan imunisasi lengkap. Selain itu, di Nigeria Utara, hanya 1 dari 500 ibu yang diwawancarai percaya bahwa imunisasi dapat mencegah hepatitis B. 5.2.5. Gambaran Distribusi Sampel Berdasarkan Faktor Resiko di Rumah Sakit Umum Haji Adam Malik Tahun 2010- 2012 Pada penelitian ini faktor resiko penelitian koinfeksi HIV- HBV didapatkan penularan tertinggi yaitu secara heteroseksual sebanyak 24 orang75,0. Pada awalnya penularan secara penyuntikan narkoba merupakan faktor resiko tertinggi di kalangan masyarakat, namun setelah edukasi tentang keburukan bergantian jarum suntik, kadar penularannya berkurang. Berdasarkan penelitian National AIDS Control Organization NACO, India 2009 penularan secara heteroseksual merupakan resiko yang paling tertinggi yaitu sebanyak 435 orang80,6 dari 540 orang sampel Sandhya sawant 2009. Universitas Sumatera Utara BAB 6 KESIMPULAN SARAN

6.1. Kesimpulan