Manifestasi Klinis Faktor risiko Diagnosis dan pencegahan

dari 40.000 wanita di antaranya meninggal Lester, 2010. Kanker payudara merupakan penyakit yang bersifat heterogen dengan ‘array’ gambaran histologi yang luas. Berdasarkan studi gene profiling, terdapat beragam jenis kanker payudara namun sebagian besar karsinoma dikelompokan berdasarkan sifat biologi dan perbedaan klinisnya. Sebagian besar karsinoma payudara menampilkan estrogen receptor ER yang positif yang ditandai berbagai gene signature yang mendominasi berbagai gen di bawah pengaruh estrogen. Karsinoma payudara dengan ER positif dan ER negatif menunjukkan karakteristik pasien, gambaran patologi, respon terapi dan outcome yang berbeda Lester, 2010.

2.2.1 Manifestasi Klinis

Kanker payudara mempunyai manifestasi klinis berupa: adanya benjolan pada kuadran superior medial bagian atas daerah dalam payudara, atau di daerah di bawah ketiak dengan bentuk yang tidak beraturan dan kadang-kadang terfiksasimelekat pada jaringan di sekitarnya; terdapat rasa nyeri di daerah benjolan, bentuk payudara berubah dan terjadi pembesaran; adanya lekukan ke dalam, tarikan dan refraksi pada areola mammae; dijumpai warna kemerahanpenebalan pada kulit puting payudara; pengelupasan papillae mammae; keluarnya cairan abnormal dari putting susu berupa nanah, darah, cairan encer pada ibu yang tidak sedang hamil maupun menyusui; terdapat lesi pada pemeriksaan mamografi; pembengkakan pada seluruh atau sebagian payudara yang terasa panas dan berwarna kemerahan; terdapat iritasi pada kulit payudara yang sulit sembuh dan terasa sangat gatal; dan adanya benjolan yang keras di payudara. Pada stadium awal kanker payudara, biasanya benjolan dimulai hanya pada salah satu payudara, berupa benjolan yang keras dan tidak dapat digerakan terfiksasi, serta tidak terasa sakit Lester, 2010.

2.2.2 Faktor risiko

Faktor risiko terjadinya kanker payudara berupa: usia penderita, usia pada saat melahirkan anak pertama, riwayat paritas punya anak atau tidak, riwayat menyusui, riwayat menarche usia pada saat mendapat mensruasi pertama, Universitas Sumatera Utara riwayat menstruasi pre-menopause, peri-menopause, dan post-menopause, keteraturan siklus menstruasi, riwayat paparan hormonepemakaian obat hormonal HRTHormonal replace therapy, riwayat keluarga menderita kanker payudara atau kanker lain, riwayat operasi tumor payudaratumor ginekologik lainnya, riwayat merokok, serta riwayat radiasi dinding dada Lester, 2010.

2.2.3 Etiologi dan patogenesis

Sebagian besar faktor risiko terjadinya kanker payudara dikaitkan dengan faktor hormonal dan genetik. Karsinoma payudara dapat terjadi secara sporadik maupun herediter. Pada karsinoma payudara yang terjadi secara sporadik sering yang dihubungkan dengan paparan hormonal, sedangkan karsinoma payudara yang didapat secara herediter dikaitkan dengan mutasi germline Lester, 2010.

2.2.3.1 Kanker payudara herediter

Hampir 12 kanker payudara bersifat herediter, yang dikaitkan dengan faktor genetik. Etiologi herediter kemungkinan meningkatkan kejadian kanker payudara dengan adanya riwayat keluarga first-degree relative yang menderita kanker payudara atau kanker jenis lainnya Lester, 2010. Pada sebagian keluarga yang berisiko tinggi menderita kanker payudara dikaitkan dengan single mutasi gen dari BRCA1, BRCA2, p53, atau CHEK2 Lester, 2010.

2.2.3.2 Kanker payudara sporadik

Faktor risiko kanker payudara sporadik sering dikaitkan dengan paparan hormon estrogen, seperti jenis kelamin, umur pada saat menarche dan menopause, riwayat paritas, menyusui, dan asupan estrogen eksogen. Pada umumnya kanker payudara sporadik terjadi pada wanita post-menopause dan yang mempunyai tampilan ER positif. Paparan hormon meningkatkan sejumlah sel target selama massa pubertas, siklus menstruasi, dan massa kehamilan. Hormon juga mempengaruhi siklus proliferasi sel, yang berisiko terjadi kerusakan DNA Lester, 2010. Hormon estrogen juga berperan langsung dalam proses karsinogenesis. Universitas Sumatera Utara Metabolit estrogen dapat menyebabkan mutasi dan kerusakan DNA karena radikal bebas di dalam sel Yager and Davidson, 2006. Berbagai gen yang terlibat dalam sintesa dan metabolisme estrogen dapat meningkatkan risiko kanker payudara, seperti variant yang analog terhadap cytochrome P-450 alleles yang merusak metabolisme tamoxifen pada sebagian wanita Desta and Flockhart, 2007.

2.2.4 Klasifikasi kanker payudara

Hampir 95 kanker payudara adalah jenis adenokarsinoma yang terdiri dari karsinoma in-situ dan karsinoma invasive. Menurut WHO Histological Classification on Breast Tumors 2012 karsinoma payudara dibagi atas dua bagian besar yaitu: 1. Kanker payudara non-invasive; dan 2. Kanker payudara invasive.

2.2.4.1 Kanker payudara in-situnon-invasive

Kanker payudara in-situnon-invasive, merupakan proliferasi sel neoplasma yang terbatas pada membran basal duktus maupun lobules. Berdasarkan kemiripan dalam keterlibatan duktus dan lobules normal, karsinoma non-invasive diklasifikasikan sebagai berikut yaitu:

A. Karsinoma intraduktus non- invasive

Karsinoma intraduktus non-invasive atau karsinoma duktal in-situ sering ditemukan pada saat dilakukan skrining mamografi, insidensinya yang 5 meningkat dengan cepat menjadi 15-30 Burstein, 2004. Karsinoma payudara intraduktus terbagi atas 5 sub-tipe yaitu: komedokarsinoma, solid, kribfiromis, papiler, dan mikrokapiler. Komedokarsinoma ditandai dengan sel sel yang berpoliferasi cepat dan memiliki derajat keganasan tinggi. Karsinoma jenis ini dapat meluas ke duktus ekskretorius utama, kemudian menginfiltrasi papilla dan aerola, sehingga dapat menyebabkan penyakit Paget pada payudara WHO, 2010.

B. Karsinoma lobular in-situ

Karsinoma ini ditandai dengan pelebaran satu atau lebih duktus terminal Universitas Sumatera Utara dan atau tubulus, tanpa disertai infiltrasi ke dalam stroma. Sel sel berukuran lebih besar dari normal, inti bulat kecil dan jarang disertai mitosis WHO, 2010.

2.2.4.2 Kanker payudara invasive

Karsinoma payudara invasive merupakan jenis karsinoma berupa benjolan yang dapat teraba WHO, 2010.

A. Karsinoma duktus invasive

Karsinoma duktus invasive disebut juga sebagai infiltrating ductus carcinoma not otherwise specified NOS, schirrhous carcinoma, infiltrating carcinoma, atau carcinoma symplex. Karsinoma duktus invasive merupakan jenis kanker payudara yang paling sering dijumpai, sekitar 65-80 dari semua jenis karsinoma payudara. Gambaran histopatologi terdiri dari jaringan ikat padat yang tersebar berbentuk sarang. Sel berbentuk bulat sampai poligonal, bentuk inti kecil dengan jumlah mitosis yang sedikit. Pada tepi tumor, tampak sel kanker mengadakan infiltrasi ke jaringan sekitar membentuk gambaran seperti sarang, kawat, atau seperti kelenjar WHO, 2010.

B. Karsinoma lobular invasive

Jenis ini merupakan karsinoma infiltrative yang terdiri dari sel-sel berukuran kecil dan seragam, serta sedikit pleomorfik. Karsinoma lobular invasive biasanya memiliki jumlah mitosis yang sedikit. Sel infiltrative biasanya tersusun konentris di sekitar duktus membentuk gambaran seperti target. Sel tumor dapat membentuk sel signet-ring, tubulo-alveolar, atau solid WHO, 2010.

C. Karsinoma musinosum

Pada karsinoma musinosum terdapat sejumlah besar mukus intra dan ekstra seluler yang dapat dilihat secara makroskopis maupun mikroskopis. Gambaran histopatologi karsinoma musinosum ada 3 sub-tipe yaitu: 1. Sel yang membentuk gambaran seperti pulau-pulau kecil yang mengambang di dalam cairan musin yang basofilik; 2. Sel bertumbuh dalam susunan kelenjar yang berbatas jelas dengan lumen yang mengandung musin; dan 3. Pertumbuhan Universitas Sumatera Utara berupa susunan jaringan yang tidak teratur mengandung sel tumor yang tidak berdiferensiasi, sebagian besar sel berbentuk sel signet-ring WHO, 2010.

D. Karsinoma medulari

Sel berukuran besar berbentuk poligonallonjong dengan batas sitoplasma tidak jelas. Diferensiasi dari jenis karsinoma ini buruk, tetapi memiliki prognosis lebih baik daripada karsinoma duktus infiltrative. Biasanya terdapat infiltrasi limfosit yang nyata dalam jumlah sedang diantara sel kanker, terutama dibagian tepi jaringan kanker WHO, 2010.

E. Karsinoma papilari invasive

Komponen invasive dari jenis karsinoma ini berbentuk papiler WHO, 2010.

F. Karsinoma tubuler

Pada karsinoma tubuler, bentuk sel teratur dan tersusun secara tubuler selapis, dikelilingi oleh stroma fibrous. Jenis ini merupakan karsinoma dengan diferensiasi tinggi WHO, 2010.

G. Karsinoma adenokistik

Jenis ini merupakan karsinoma invasive dengan karakteristik sel yang berbentuk kribriformis. Sangat jarang ditemukan pada payudara WHO, 2010.

H. Karsinoma apokrin

Karsinoma ini didominasi dengan sel yang memiliki sitoplasma eosinofilik, sehingga menyerupai sel apokrin yang mengalami metaplasia. Bentuk karsinoma apokrin dapat ditemukan juga pada jenis karsinoma payudara yang lain WHO, 2010.

2.2.5 Staging dan sistem grading kanker payudara

2.2.5.1 Staging kanker payudara

Stadium kanker payudara ditentukan berdasarkan sistem TNM dari Universitas Sumatera Utara UICCAJCC The American Joint Committee on Cancer tahun 2006 yang terdiri dari: T ukuran tumor; N ada atau tidak benjolan di kelenjar getah bening regional; dan M ada atau tidaknya metastasis yang dapat dilibat pada Tabel 2.1. Tabel 2.1 Stadium kanker payudara berdasarkan sistem TNM UICCAJCC

2006. Sistem TNM

T ukuran tumor primer TX T0 Tis Tis DCIS Tis LCIS Tis Paget tumor primer tidak bisa diperiksa tidak ada bukti tumor primer Karsinoma in situ Ductal carcinoma in situ Lobular carcinoma in situ Penyakit Paget puting susu tanpa disertai massa tumor T1 T1mic: T1a T1b T1c T2 T3 T4 T4a T4b T4c T4d Tumor berukuran 2cm 34 inchi Mikroinvasi ≤ 0,1 cm Tumor berukuran 0,1 cm, tapi 0,5 cm Tumor berukuran 0,5 cm, tapi 1 cm Tumor berukuran 1 cm, tapi 2 cm Tumor berukuran 2 cm, tapi 5 cm 2 inchi Tumor berukuran 5 cm Tumor dengan ukuran berapapun yang tumbuh di dalam dinding dadakulit. Ekstensi ke dinding dada, tanpa mengikutsertakan otot pektoralis Edema termasuk peau d’orange atau ulserasi kulit payudara, atau nodul satelit pada kulit payudara. T4a ditambah T4b Inflamatory breast cancer N = Kelenjar getah bening regional Nx No N1 N2 N3 KGB regional tidak bisa diperiksa telah diambil sebelumnya Kanker tidak menyebar ke kelenjar getah bening terdekat Kanker telah menyebar ke 1-3 KGB aksilasebagian kecil kanker ditemukan pada KGB internal mammary pada biopsi KGB sentinel Kanker telah menyebar ke 4-9 KGB aksilakanker telah membesar pada KGD internal mammary Salah satu dari kriteria dibawah ini: − Kanker telah menyebar 10lebih KGB aksila - Universitas Sumatera Utara Kanker telah menyebar ke KGB di bawah klavikula tulang collar − Kanker telah menyebar ke KGB di atas klavikula − Kanker telah melibatkan KGB aksila dan membesar pada KGB internal mammary − Kanker telah melibatkan 4lebih KGB aksilasebagian kecil kanker ditemukan pada KGB internal mammary pada biopsi sentinel. M = Metastasis MX M0 M1 adanya penyebaran jauh tidak bisa diperiksa M0 : tidak ada penyebaran jarak jauh M1 : penyebaran ke organ jauh ada Setelah kategori TNM ditentukan, maka informasi ini akan digabung untuk dilakukan stadium stage grouping. Kanker dengan stadium yang sama cendrung memiliki prognosis sama, dan sering diberi penanganan sama. Stadium ditulis dengan angka Romawi I - IV. Kanker non-invasive ditulis dengan stadium 0 PERABOI, 2003. Tabel 2.2 Staging kanker payudara berdasarkan UICCAJCC 2006. Stadium Tumor primer T Kelenjar getah bening N Metastasis M Tis N0 M0 I T1 N0 M0 IIa T0 N1 M0 IIa T1 N1 M0 IIa T2 N0 M0 IIb T2 N1 M0 IIb T3 N0 M0 IIIa T0 N2 M0 IIIa T1 N2 M0 IIIa T2 N2 M0 IIIa T3 N1 M0 IIIa T3 N2 M0 IIIb T4 N0 M0 IIIb T4 N1 M0 IIIb T4 N2 M0 IIIc Salah satu dari T N3 M0 IV Salah satu dari T Salah satu dari N M1

2.2.5.2 Sistem Grading kanker payudara

Hampir semua kanker payudara, kecuali tipe medulari harus dibuat Universitas Sumatera Utara grading berdasarkan gambaran histologi. Sistem grading histologi yang direkomendasikan menurut The Nottingham Combined Histologic Grade menurut Elston-Ellis, yang merupakan modifikasi dari Bloom-Richardson. Grading ini terbagi atas: Gx grading tidak dapat dinilai; G1 low graderendah dengan skor 3-5; G2 intermediate gradesedang dengan skor 6-7; dan G3 high gradetinggi dengan skor 8-9 Elston and Ellis, 1991. Tabel 2.3 Grading kanker payudara berdasarkan The Nottingham Combined Histologic Grade. Score 1 Tubule formation Majority of tumour 75 1 Moderate amount 10-75 2 Little or none 10 3 2 Nuclear size Regular uniform 1 Larger variation 2 Marked variation 3 3 Number of mitoses 10 mitoses in 10 high power fields 1 10-20 mitoses 2 20 per 10 high power fields 3

2.2.6 Diagnosis dan pencegahan

Diagnosa kanker payudara dilakukan berdasarkan keluhan dan gambaran klinis berupa anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan radiologi USG, mammografi, bone scanning dan bone survey, dan CT-scan, pemeriksaan sitologi biopsi aspirasi jarum halus FNABFine needle aspiration biopsy, dan core biopsy ACS, 2009. Pencegahan kanker payudara dapat dilakukan dengan penemuan kanker dara secara dini yaitu dengan menggunakan cara: a Periksa payudara sendiri SADARI, yang dilaksanakan pada wanita usia subur, setiap 1 minggu setelah hari pertama menstruasi terakhir; b Pemeriksaan fisik; dan c Mamografi, yang dianjurkan pada wanita di atas 35-50 tahun setiap 2 tahun sekali, pada wanita di atas 50 tahun dianjurkan setiap tahun. Pemeriksaan mamografi memberi keuntungan karena dapat mendeteksi kanker payudara secara dini, namun Universitas Sumatera Utara kekurangan mamografi adalah tidak efektif digunakan pada wanita dengan payudara yang padat atau bila usia wanita masih muda, maupun wanita yang menggunakan terapi pengganti hormon HRT ACS, 2009; ACR, 1998.

2.3 Kanker payudara Triple Negative TNBCTriple Negative Breast Cancer

Kanker payudara TNBCTriple Negative Breast Cancer didefinisikan sebagai jenis kanker payudara yang tidak menampilkan reseptor estrogen ER estrogen receptor, reseptor progesteron PR progesterone receptor, dan human epidermal growth factor-2 Her2neu Irvin and Carey, 2008; Reis-Filho and Tutt, 2008; Stockmans, et al., 2008; Bauer, et al., 2007; Dent, et al., 2007; Khan, 2010.

2.3.1 Epidemiologi

Sekitar satu juta kasus kanker payudara didiagnosis tiap tahunnya di seluruh dunia, dan kira-kira 170.000 kasus merupakan triple negative breast cancer. Dari seluruh kasus triple negative, 75 merupakan subtipe “basal-like” Khan, 2010. Di Amerika TNBC lebih sering dijumpai pada wanita Afrika-Amerika daripada wanita Amerika kulit putih, dengan perbandingan 39 : 15 Khan, 2010. Pada umumnya kanker payudara sebenarnya lebih jarang terjadi pada wanita Afrika-Amerika dibandingkan dengan wanita kulit putih Stead, 2009. Penyebab perbedaan ini masih belum diketahui secara pasti, namun perbedaan ini diduga ada hubungannya dengan faktor genetik. TNBC juga lebih sering ditemukan pada pasien-pasien pre-menopause di bawah 50 tahun Dolle, 2009; Xin Zhou, et al., 2009. TNBC juga ditemukan pasien-pasien dengan mutasi BRCA1 Zhou, 2010.

2.3.2 Gambaran Klinis

TNBC merupakan tumor yang bersifat agresif, mempunyai prognosa yang jelek dan kurang berespons terhadap terapi targeted Mersin et al., 2008; Kaplan et al., 2009; Tan and Swain, 2008. Mekanisme patologi onset dan progresif dari TNBC masih belum jelas diketahui, tetapi dikaitkan dengan mutasi Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Karakteristik Penderita Osteoartritis Lutut Departemen Orthopaedi & Traumatologi Di RSUP Haji Adam Malik Medan Periode Januari 2011 – Desember 2013

1 79 43

Profil Penderita Kanker Payudara Di RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun 2013

2 51 64

karekteristik Klinis Penderita Kanker Payudara Dengan Tampilan Imunohistokimia Reseptor Estrogen (ER) Positif di RSUP Haji Adam Malik/ Departemen Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Medan USU Medan pada tahun 2011-2013

0 36 95

Karakteristik Penderita Tonsilitis Kronis di RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun 2012

5 81 62

Karakteristik Penderita Faringitis Akut di RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun 2011-2012

20 121 56

Karakteristik Penderita yang Menjalani Bedah Sinus Endoskopik Fungsional (BSEF) di Departemen THT-KL RSUP. Haji Adam Malik, Medan dari Periode 2008-2012.

2 59 74

Frekuensi Penderita Kanker Payudara Di RSUP Haji Adam Malik Tahun 2010

1 64 63

Profil Penderita Tumor Nasofaring di Laboratorium Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran USU dan RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun 2011-2013

0 1 16

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anatomi dan Fisologi payudara 2.1.1 Anatomi Payudara - Karakteristik Klinis Penderita Kanker Payudara dengan Tampilan Imunohistokimia Triple Negative (TNBC) di RSUP Haji Adam Malik dan Departemen Patologi Anatomi FK USU Medan p

0 1 14

Karakteristik Klinis Penderita Kanker Payudara dengan Tampilan Imunohistokimia Triple Negative (TNBC) di RSUP Haji Adam Malik dan Departemen Patologi Anatomi FK USU Medan pada Periode 2011-2013

0 0 13