35
urutan tanda-tanda dan penyatuan kelompok. Jadi konsumsiitu sekaligus sebagai moral sebuah sistem ideologi dan sistem komunikasi,struktur
pertukaran.Dengankonsumsisebagaimoral,makaakanmenjadifungsisosial yang memiliki organisasi yang terstruktur yang kemudian memaksamereka mengikuti
paksaan sosial yang takdisadari. Chaney 2003; 47 menambahkan, gagasan bahwa konsumsi telahmenjadi
atau sedang menjadi fokus utama kehidupan sosial dan nilai- nilaikulturalmendasari gagasan lebih umum dari budaya konsumen.
MenurutBaudrillard, 2004;30kitahidupdalameradimanamasyarakattidaklagididasarkanpadapertukaran
barang materi yang berdaya guna, melainkan pada komoditassebagaitanda dan simbol yang signifikansinya sewenang-wenang dantergantung kesepakatan dalam
apa yang disebutnya kode. Pada saat ini telahterbentuk masyarakat konsumen, yaitu masyarakat dimana orang-orangberusaha menginformasikan, meneguhkan
identitas dan perbedaannya, sertamengalami kenikmatan melalui tindakan membeli dan mengkonsumsi sistem tandabersama.
2.6 Subtitusi
Menurut Sukirno 2000; 80, sesuatu barang dinamakan barangpengganti kepada sesuatu barang lain apabila ia dapat menggantikan fungsi dari baranglain
tersebut.Hargabarangpenggantidapatmempengaruhipermintaanbarangyang dapat digantikannya. Sekiranya harga barang pengganti bertambah murah,maka barang
yang digantikannya akan mengalami pengurangan dalampermintaan.
2.7 PengertianProduksi
Pengertian produksi dapat diartikan sebagai usaha untuk menciptakanatau menambah faedah ekonomi suatu benda dengan tujuan untukmemenuhi
Universitas Sumatera Utara
36
kebutuhan manusia.Sedangkan orang, badan usaha, atau organisasiyangmenghasilkan barang dan jasa disebut produsen Rasyaf,
2000;201. Produksiadalahsuatukegiatanyangmenghasilkanoutputdalambentuk barang
maupun jasa. Menurut Sugiarto 2005; 75, produksi adalah suatukegiatan yangmengubahinputmenjadioutput.Kegiatantersebutdalamekonomisbiasa
dinyatakan dalam fungsi produksi. Sedangkan menurut Suparmoko 2000;92, Produksi adalah hubungan teknis antara faktor produksi dan barang
produksiyang dihasilkandalamprosesproduksi.Dalambentukumumnyapadajumlahfaktor
produksi yang digunakan.
2.8 Konsep Kesediaan Untuk Membayar Willingness to Pay
Willingness to Payatau kesediaan untuk membayar adalah kesediaan individu untuk membayar terhadap suatu kondisi lingkungan atau penilaian
terhadap sumberdaya alam dan jasa alami dalam rangka memperbaiki kualitas lingkungan. Dalam WTP dihitung seberapa jauh kemampuan setiap individu atau
masyarakat secara agregat untuk membayar atau mengeluarkan uang dalam rangka memperbaiki kondisi lingkungan agar sesuai degan kondisi yang
diinginkan.WTP merupakan nilai kegunaan potensial dari sumberdaya alam dan jasa lingkungan Hanley dan Spash, 1993.
Beberapa pendekatan yang digunakan dalam penghitungan WTP untuk menghitung peningkatan atau kemunduran kondisi lingkungan adalah:
1. Menghitung biaya yang bersedia dikeluarkan oleh individu untuk
mengurangi dampak negatif pada lingkungan karena adanya suatu kegiatan pembangunan.
Universitas Sumatera Utara
37
2. Menghitung pengurangan nilai atau harga dari suatu barang akibat
semakin menurunnya kualitas lingkungan. 3.
Melalui suatu survey untuk menentukan tingkat kesediaan masyarakat untuk membayar dalam rangka mengurangi dampak negatif pada
lingkungan atau untuk mendapatkan lingkungan yang lebih baik. Penghitungan WTP dapat dilakukan secara langsung direct method
dengan melakukan survey, dan secara tidak langsung indirect method, yaitu penghitungan terhadap nilai dari penurunan kualitas lingkungan yang
telah terjadi. Dalam penelitian ini penghitungan WTP dilakukan secara langsung direct method, dengan cara survey dan melakukan wawancara
dengan masyarakat.
2.8.1 Metode Perhitungan Nilai Willingness to Pay Terdapat empat metode untuk memperoleh penawaran besarnya nilai
Willingness to Pay responden Hanley dan Spash, 1993, yaitu : 1.
Metode tawar menawar Bidding Game Metode ini dilaksanakan dengan menanyakan kepada responden apaka
bersedia membayarmenerima sejumlah uang tertentu yang diajukan sebagai titik awal starting point.Jika “Ya” makin besarnya nilai uang yang
diturunkandinaikkan sampai ke tingkat yang disepakati. 2.
Metode pertanyaan terbuka Open-Ended Question Metode ini dilakukan dengan menanyakan langsung kepada responden
berapa jumlah maksimal uang yang ingin dibayarkan atau jumlah minimal uang ingin diterima akibat perubahan kualitas lingkungan. Kelebihan
metode ini adalah responden tidak perlu diberi petunjuk yang bisa
Universitas Sumatera Utara
38
mempengaruhi nilai yang diberikan dan metode ini tidak menggunakan nilai awal yang ditawarkan
sehingga tidak akan timbul akan timbul bias titik awal. Sementara kelemahan metode ini adalah kurangnya akurasi nilai yang diberikan dan
terlalu besar variasinya. 3.
Metode kartu pembayaran Payment Card Metode ini menawarkan kepada responden satu kartu yang terdiri dari
berbagai nilai kemampuan untuk membayar atau kesediaan untuk menerima dimana responden tersebut dapat memilih nilai maksimal atau nilai minimal
yang sesuai dengaan preferensinya. Pada awalnya, metode ini dikembangkan untuk mengatasi bias titik awal dari metode tawar-menawar.
Untuk meningkatkan kualitas metode ini terkadang diberikan semacam nilai patokan yang menggambarkan nilai yang dikeluarkan oleh orang dengan
tingkat pendapatan tertentu bagi orang di lingkungan yang lain. Kelebihan metode ini adalah memberikan semacam stimulan untuk
membantu responden berpikir lebih leluasa tentang nilai tertentu, seperti pada teori tawar-menawar.Untuk menggunakan metode ini, diperlukan
pengetahuan statistik yang relatif baik. 4.
Metode Pertanyaan Pilihan Dikotomi Close-Ended Referendum Metode ini menawarkan responden jumlah uang tertentu dan menanyakan
apakah responden mau membayar atau tidak sejumlah uang tersebut untuk memperoleh kualitas lingkungan tertentu apakah responden mau menerima
atau tidak sejumlah uang tersebut sebagai kompensasi atau diterimanya penurunan kualitas lingkungan.
Fungsi Willingness to Pay yang diperoleh dalam penelitian ini terdiri
Universitas Sumatera Utara
39
dari beberapa variabel yang diduga akan mempengaruhi nilai Willingness to Pay masyarakat jika ada peningkatan pelayanan di Kabupaten Mandailing
Natal. Beberapa variabel yang digunakan adalah : 1.
Umur Responden Masyarakat yang membeli daging bervariasi umurnya karena itu perlu
diteliti apakah umur responden berpengaruh terhadap kesediannya untuk membayar harga daging sapi.
2. Tingkat Pendapatan Responden
Tingkat pendapatan responden sangat berpengaruh terhadap besarnya nilai Willingness to Payyang ingin dibayarkan oleh masyarakat untuk membeli
daging sapi menjelang lebaran.Asumsi yang berlaku adalah semakin tinggi pendapatan responden maka semakin besar pula nilai Willingness to Pay
yang akan dibayarkan oleh responden tersebut. Satuan yang digunakan adalah Rupiah.
3. Tingkat Pendidikan Responden
Tingkat pendidikan sangat mempengaruhi pola pikir masyarakat terhadap sumber daya alam yang umumnya digunakan secara bebas dan tidak
memerlukan biaya.Variabel ini dinilai berpengaruh karena umumnya masyarakat dengan tingkat pendidikan lebih baik cenderung lebih
memahami nilai ekonomi dari sumber daya yang semakin terbatas jumlahnya dan menjadi barang ekonomi akibat kelangkaan yang terjadi.
Asumsi yang berlaku adalah semakin tinggi tingkat pendidikan responden, maka besar pula Willingness toPay yang akan dibayarkan untuk iuran air.
Dalam analisis data kuantitatif dengan analisis regresi berganda, tingkat
Universitas Sumatera Utara
40
pendidikan responden disajikan dalam bentuk numerik dengan menetapkan skor-skor sebagai berikut :
a. Skor 0 untuk responden yang tidak bersekolah
b. Skor 1 untuk responden dengan pendidikan terakhir SDSederajat
c. Skor 2 untuk responden dengan pendidikan terakhir SMPSederajat
d. Skor 3 untuk responden dengan pendidikan terakhir SMASederajat
e. Skor 4 untuk responden dengan pendidikan terakhir Perguruan Tinggi
4. Tingkat Harga Daging Sapi di Kecamatan Sungai Kanan, Kab Labusel
Hukum permintaan menjelaskan sifat hubungan antara permintaansuatu barang dengan tingkat harganya.Hukum permintaan pada hakikatnyamerupakan
suatuhipotesayangmenyatakanmakinrendahhargasuatubarangmakamakin banyak permintaan terhadap suatu barang tersebut.Sebaliknya, makin
tinggiharga suatu barang maka semakin sedikit permintaan terhadap barang tersebutcaterisparibus.Harga suatu barang adalah nilai tukar yang
dinyatakan ataudiukur dengan uang Gilarso, 2004; 70. Faktor harga sangat menentukanjumlah permintaan, hal tersebut sesuai dengan hukum permintaan
dimana jumlah barang yang diminta berlawanan dengan perubahan harga dengan asumsi faktor lainyang mempengaruhi dianggaptetap.
5. Jumlah Tanggungan Keluarga
Jumlah tanggungan keluarga dalam tiap rumah tangga sangat mempengaruhi jumlah permintaan daging sapi yang dikonsumsi tiap
keluarga.Maka kesediaan membayar dalam tiap rumah tangga keluarga berbeda karena faktor jumlah tanggungan keluarga.Dan setiap anggota
keluarga yang berbeda-beda.Dalam jumlah tanggungan ini digunakan satuan jumlah angka.
Asumsi yang berlaku dalam variabel ini adalah semakin tinggi atau
Universitas Sumatera Utara
41
semakin kecil angka tanggungan keluarga masyarakat yang mengkonsumsi daging sapi maka semakin besar pula nilai Willingness to Pay yang rela
dibayarkan oleh masyarakat. Berdasarkan uraian diatas dapat lebih dipahami pada alur kerangka
konseptual penelitian dibawah ini :
Gambar 2.3 Kerangka Konseptual
2.9 Penelitian Terdahulu Tabel 2.1