Analisis Peranan Dokter Dalam Pengambilan Keputusan dalam

Program Jaminan Kesehatan Nasional tidak diperbolehkan puskesmas untuk melakukan pembelian obat langsung tetapi perencanaan obat atau pengadaan obat dilakukan oleh dinas kesehatan. Obat yang terdapat dalam Formularium Nasional dan biayanya terdapat dalam e-katalog. Dalam permenkes Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Pedoman Pelaksanaan program Jaminan Kesehatan Nasional. Pengadaan obat-obatan terutama untuk obat peserta JKN tidak terpisah denga obat-obatan lain. Pelayanan obat untuk peserta JKN di FKTP dilakukan oleh seorang apoteker diinstalasi farmasi, pelayanan obat mengacu kepada daftar obat yang tercantum dalam formularium nasional dan harga obat tercantum dalam e-katalog obat.

5.2 Proses

5.2.1 Analisis Peranan Dokter Dalam Pengambilan Keputusan dalam

Pelaksanaan Rujukan Dalam pengambilan keputusan untuk pelaksanaan rujukan sangat tergantung pada keputusan yang diambil oleh dokter. Dari 10 jenis penyakit yang paling banyak dirujuk di puskesmas bukit surungan masih ada beberapa penyakit yang bisa ditangani di Puskesmas Bukit Surungan seperti Common Cold. Namun, dokter akan selalu mempertimbangkan kenapa Common Cold masih termasuk dalam penyakit yang dirujuk. Dalam penelitian yang dilakukan oleh peneliti pada wawancara yang dilakukan dokter akan merujuk pasien apabila memenuhi salah satu dari kriteria “TACC” Time Age Complication Comorbidity yaitu time,perjalanan penyakit dapat digolongkan kepada kondisi kronis atau melewati Golden Time Standard. Age, jika Universitas Sumatera Utara pasien usia pasien masuk dalam kategori yang dikhawatirkan meningkatkan resiko komplikasi serta resiko kondisi penyakit yang lebih berat. Complication, jika komplikasi yang ditemui dapat memperberat kondisi pasien. Comorbidity, jika terdapat keluhan atau gejala penyakit lain yang memperberat kondisi pasien. Selain dari kondisi diatas, juga dikarenakan kondisi fasilitas pelayanan juga menjadi dasar bagi dokter untuk melakukan rujukan demi menjamin keberlangsungan penatalaksanaan dengan persetujuan pasien. Dalam menyelenggarakan program kerjanya, puskesmas harus melaksanakan azas rujukan, artinya jika tidak mampu menangani suatu masalah kesehatan harus merujukan kesarana kesehatan yang lebih mampu. Untuk pelayanan kedokteran jalur rujukan adalah rumah sakit, sedangkan untuk pelayanan kesehatan masyarakat jalur rujukannya adalah rumah sakit, sedangkan untuk pelayanan kesehatan masyarakat jalur rujukannya adalah berbagai kantor kesehatan Azwar, 2010. Adapun yang dimaksud dengan sistem rujukan Indonesia adalah yang telah dirumuskan dalam SK Menteri Kesehatan Indonesia Nomor 001 Tahun 2012, sistem rujukan adalah suatu sistem yang melaksanakan perlimpahan tanggung jawab timbal balik terhadap suatu kasus atau masalah kesehatan secara vertikal dalam arti unit yang berkemampuan kurang kepada unit yang lebih mampu atau secara horizontal. Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan, dalam proses pelaksanaan rujukan secara prinsipnya dokter dalam memberikan rujukan atas pertimbangan indikasi medis, tapi menurut informan pengakuan dalam proses ini, dalam prosedurnya para dokter semaksimal mungkin melakukan rujukan secara indikasi medis yang tepat, informan Universitas Sumatera Utara juga akan memberikan pengertian kepada pasien bahwasanya kalau penyakit yang bisa ditangani dipuskesmas dan yang masih terdapat 155 diagnosa penyakit akan ditolak oleh rumah sakit, namun pasien juga tetap mau dirujuk. Hal ini menunjukkan pihak pasien yang belum mengerti prosedur dalam pelaksanaan rujukan, pasien sering meminta rujukan sendiri. Jadi, dalam pelaksanaannya sistem rujukan di Puskesmas Bukit Surungan belum sesuai dengan peraturan yang ditetapkan, kadang-kadang dokter juga merujuk tanpa indikasi medis yang tepat tanpa melihat penentuan kasus pasien yang dirujuk.

5.3 Analisis Output