BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Paradigma Kajian
Penelitian pada hakekatnya merupakan suatu upaya untuk menemukan suatu kebenaran atau untuk lebih mudah membenarkan kebenaran.Usaha untuk
mencari kebenaran dilakukan oleh para filsuf, peneliti maupun para praktisi melalui model-model tertentu.Model-model tertentu biasanya disebut dengan
paradigma Moleong, 2010: 49.
Meskipun tidak bisa disetarakan dengan seperangkat teori semata, paradigma memberikan arah tentang bagaimana pengetahuan harus didapat dan
teori-teori apa yang seharusnya digunakan dalam sebuah penelitian. Menurut Thomas Khun dalam Bulaeng, 2004: 2 paradigma didefenisikan sebagai suatu
pandangan dunia dan model konseptual yang dimiliki oleh anggota masyarakat ilmiah yang menentukan cara mereka meneliti.
Harmon 1970 dalam Moleong 2010: 49, mendefinisikan paradigma sebagai cara mendasar untuk mempersepsi, berpikir, menilai dan melakukan yang
berkaitan dengan sesuatu yang secara khusus tentang visi realitas. Baker 1992 dalamMoleong2010: 50, mendefinisikan paradigma sebagai seperangkat aturan
yang melakukan dua hal yaitu: hal itu membangun atau mendefinisikan batas- batas dan hal itu menceritakan kepada kita bagaimana seharusnya melakukan
sesuatu di dalam batas-batas itu agar bisa berhasil. Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah paradigma
interpretatif pandanganpendapat dan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Dalam paradigma interpretatif, realitas sosial pada
hakekakatnya tidak pasti namun relatif. Karena kerelatifannya, maka pemaknaan setiap orang tergantung bagaimana ia terlibat dalam peristiwa sosial tertentu.
Seseorang hanya dapat mengerti dari sisi dalam, bukan dari luar realitas sosial.Dalam konteks ini ilmu sosial bersifat subyektif. Pendekatan ini menolak
kedudukan sebagai “pengamat” sebagaimana dikenal pada pendekatan positivis. Seseorang hanya bisa mengerti apabila menggunakan kerangka berpikir orang
27
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
yang terlibat langsung. Dengan kata lain, ia berupaya mengerti dari sisi dalam realitas sosial Neuman, 2000.
Paradigma interpretatif digunakan dalam penelitian ini karena paradigma ini menyatakan bahwa pengetahuan dan pemikiran awam berisikan arti atau
makna yang diberikan individu terhadap pengalaman dan kehidupannya sehari- hari. Sehingga melalui paradigma interpretatif, peneliti dapat melihat bagaimana
gaya komunikasi anggota DPRD perempuan Provinsi Sumatera Utara. Penelitian ini menekankan bagaimana gaya komunikasi verbal dan non verbal yang
dilakukan anggota DPRD perempuan di Provinsi Sumatera Utara. Maka, untuk melihat hal tersebut, peneliti menggunakan cara pandang atau paradigma
interpretatif sebagai bahan untuk melakukan penelitian.
2.2 Kajian Pustaka