Hasil anti-image correlation pada Tabel 5.2. menunjukkan bahwa variabel memiliki nilai korelasi diatas 0,500. Oleh karena itu, DPR, DER, ROE,
size, IOS, dan komisaris independen dapat melanjutkan analisis.
5.2. Deskriptif Data
Sebelum melakukan pengujian hipotesa melalui pengujian model, penelitian ini lebih dahulu melakukan pengujian terhadap kualitas data yang
digunakan. Pengujian ini digunakan untuk menjamin terpenuhinya asumsi yang diperlukan dalam melakukan pengujian terhadap model regresi berganda.
Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran umum tentang objek penelitian yang dijadikan sampel yang digunakan dalam penelitian.
Statistik deskriptif pada penelitian ini difokuskan kepada nilai minimum, maksimum, rata-rata dan standar deviasi ditunjukkan Tabel 5.3
Ta b e l 5.3. S ta tis tik De s krip tif
N Minimum
Maximum Mean
Std. Deviation DPR
52 -.61
3.48 .2849
.49454 DER
52 .145
3.084 .27869
.097565 ROE
52 .01
.35 .1762
.07981 SIZE
52 24.85
34.99 28.6499
2.17936 IOS
52 .33
15.41 2.1362
2.57779 K.INDP
52 .14
.50 .3083
.10023 PBV
52 .44
4.722 5.4446
17.52669 Valid N listwise
52
Sumber: Hasil Penelitian, 2013 Data Diolah Berdasarkan hasil deskriptif pada Tabel 5.3. dapat dilihat bahwa data yang
akan digunakan dalam penelitian ini sangat bervariasi.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.3. menunjukkan nilai rata-rata DPR perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2008-2011 adalah sebesar 0,2849. Emitten yang memiliki
nilai DPR minimum adalah PT Sumi Indo Kabel Tbk IKBI pada tahun 2011 yaitu sebesar -0,61. Emitten PT Citra Tubindo Tbk CTBN pada tahun 2008
memiliki nilai maksimum yakni sebesar 3.48. Rata-rata dari DPR adalah 0,2849 yang menunjukkan rata-rata perbandingan antara dividend per share DPS
dengan earning per share EPS pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2008-2011 dengan memiliki standar deviasi sebesar 0,49454.
Tabel 5.3. menunjukkan nilai rata-rata DER perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2008-2011 adalah sebesar 2.7869. Emitten yang memiliki
nilai DER minimum adalah PT MART pada tahun 2010 yaitu sebesar 0,145 . Emitten PT INDF pada tahun 2008 memiliki nilai maksimum yakni sebesar
3.084. Rata-rata dari DER adalah 2.7869 yang menunjukkan rata-rata perbandingan antara total hutang dengan Modal pada perusahaan manufaktur
yang terdaftar di BEI periode 2008-2011 dengan memiliki standar deviasi sebesar 0.097565.
Tabel 5.3. menunjukkan nilai rata-rata ROE perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2008-2011 adalah sebesar 0,1762. Nilai tertinggi dari ROE
adalah 0,35 dan nilai terendah adalah 0,01. Nilai maksimum ditunjukkan oleh emitten PT Citra Tubindo Tbk CTBN pada tahun 2011 yang menunjukkan
perbandingan laba bersih setelah pajak dengan total ekuitas tertinggi pada seluruh sampel penelitian. Emitten PT Arwana Citramulia Tbk ARNA mencatat nilai
Universitas Sumatera Utara
terendah dari ROE pada tahun 2010. Rata-rata dari ROE adalah 0
,
1762 dengan standar deviasi sebesar 0,07981.
Nilai rata-rata size pada Tabel 5.3. perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2008-2011 adalah sebesar 28.6499. Nilai tertinggi dari size adalah
34.99 dan nilai terendah adalah 24.85. Emitten PT Kimia Farma PERSERO Tbk KAEF memiliki nilai tertinggi pada tahun 2009, sedangkan nilai terendah dari
size adalah emitten PT Lionmesh Prima Tbk LMSH pada tahun 2008. Rata-rata dari size adalah 28.6499 yang diperoleh dari logaritma total asset dan memiliki
standar deviasi sebesar 2.17936. Nilai rata-rata IOS pada Tabel 5.3. perusahaan manufaktur yang terdaftar
di BEI tahun 2008-2011 adalah sebesar 2.1362. Nilai tertinggi dari IOS adalah 15.41 dan nilai terendah adalah 0.33. Emitten PT Citra Tubindo Tbk CTBN
memiliki nilai tertinggi pada tahun 2008, sedangkan nilai terendah dari IOS adalah emitten PT Mustika Ratu Tbk MRAT pada tahun 2008. Rata-rata dari
IOS adalah 2.1362 yang diperoleh dari total asset dikurang total ekuitas ditambah jumlah saham yang beredar dikali harga penutupan saham kemudian dibagi
dengan jumlah total asset dan memiliki standar deviasi sebesar 2.57779. Nilai rata-rata komisaris independen pada Tabel 5.3. perusahaan
manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2008-2011 adalah sebesar 0.3083. Nilai tertinggi dari komisaris independen adalah 0.50 dan nilai terendah adalah 0.14.
Emitten PT Semen Gresik Tbk SMGR memiliki nilai tertinggi pada tahun 2008, sedangkan nilai terendah dari komisaris independen adalah emitten PT Lion Metal
Works Tbk LION pada tahun 2009. Rata-rata dari komisaris independen adalah
Universitas Sumatera Utara
0.3083 yang menunjukkan perbandingan antara jumlah komisaris independen dengan total dewan dan memiliki standar deviasi sebesar 0.10023.
Nilai rata-rata PBV pada Tabel 5.3. perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2008-2011 adalah sebesar 5.4446. Nilai tertinggi dari PBV adalah
4.722 dan nilai terendah adalah 0.44. Emitten PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk INTP memiliki nilai tertinggi pada tahun 2009, sedangkan nilai terendah
dari PBV adalah emitten PT Sumi Indo Kabel Tbk IKBI pada tahun 2011. Rata- rata dari PBV adalah 5.4446 dan memiliki standar deviasi sebesar 17.52669.
5.3. Uji Asumsi Klasik Hipotesis Pertama 5.3.1. Uji Asumsi Klasik Hipotesis Pertama Sebelum Transformasi
Pengujian asumsi klasik diperlukan untuk mengetahui apakah hasil estimasi regresi yang dilakukan benar-benar bebas dari adanya gejala
heteroskedastisitas, gejala multikolonieritas, dan gejala autokorelasi. Model regresi akan dapat dijadikan estimasi yang tidak bias jika telah memenuhi
persyaratan BLUE Best Linear Unbiased Estimator yakni tidak terdapat heteroskedastisitas, tidak terdapat multikolonieritas dan tidak terdapat
autokolerasi.
5.3.1.1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah variabel dependen dan independen yang digunakan dalam penelitian mempunyai ditribusi normal atau
tidak. Model regresi yang layak adalah model yang mempunyai distribusi normal
Universitas Sumatera Utara
atau mendekati normal. Hasil pengujian normalitas data dapat dilihat pada Gambar 5.1.
Gambar 5.1. Normal P-Plot
Sumber: Hasil Penelitian, 2013 Data Diolah
Gambar 5.2. Grafik Histogram
Sumber: Hasil Penelitian, 2013 Data Diolah
Universitas Sumatera Utara
Pada grafik normal probility Gambar 5.1. menunjukkan titik-titik menyebar berhimpit disekitar diagonal dan hal ini menunjukkan bahwa residual
terdistribusi secara normal. Dari grafik histogram pada Gambar 5.2. tampak bahwa residual terdistribusi secara normal dan berbentuk simetris tidak menceng
ke kanan dan ke kiri. Uji Kolmogorov-Smirnov dapat dilakukan untuk menguji apakah residual
terdistribusi secara normal. Hasil uji Kolmogorov-Smirnov tampak dibawah ini:
Table 5.4. One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
DPR DER
ROE SIZE
IOS K.INDP
PBV N
52 52 52
52 52
52 52
Normal Parameters
Mean
a,b
.3425 2.7869 .1762 28.6499 2.1362 .3083 5.4446
Std. Deviation
.53300 0.09756 .07981 2.17936 2.57779 .10023 17.52669 Most Extreme
Differences Absolute
.266 .096
.101 .086
.249 .199
.381 Positive
.266 .189
.101 .086
.249 .143
.354 Negative
-.241 -.134
-.071 -.059
-.242 -.199
-.381 Kolmogorov-Smirnov Z
1.917 .825
.727 .624
1.794 1.438 2.748
Asymp. Sig. 2-tailed .001
.004 .666
.832 .003
.032 .000
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Uji Kolmogorov-Smirnov menghasilkan nilai dibawah 0,05 selain size dan ROE data berdistribusi normal sedangkan yang lainnya dibawah 0,05 sehingga
data dapat dikatakan tidak berdistribusi normal.
5.3.1.2. Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independen. Model regresi yang
Universitas Sumatera Utara
baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Ghozali 2005:95. Pengujian dilakukan dengan melihat nilai collinearity statistic dan nilai
koefisien korelasi diantara variabel bebas. Nilai yang umumnya digunakan untuk menunjukkan tidak adanya multikolonieritas terjadi apabila nilai tolerance
≥ 0,10 atau dengan nilai VIF
≤ 10. Sebaliknya multikolonieritas terjadi apabila nilai Tolerance 0,10 atau sama dengan nilai VIF 10. Hasil pengujian
multikolonieritas dapat dilihat pada Tabel 5.5.
Tabel 5.5. Hasil Uji Multikolonieritas Sebelum Transformasi
Model Collinearity
Statistics Keterangan
Tolerance VIF
1 Constant
DPR .439
2.277 Tidak terjadi multikolonieritas DER
.393 2.987 Tidak terjadi multikolonieritas
ROE .529
1.901 Tidak terjadi multikolonieritas SIZE
.833 1.200 Tidak terjadi multikolonieritas
IOS .328
3.049 Tidak terjadi multikolonieritas K.INDP
.781 1.281 Tidak terjadi multikolonieritas
Dari Tabel 5.5 hasil perhitungan nilai tolerance menunjukkan tidak ada variabel independen yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0,10 yang berarti
tidak ada korelasi antar variabel independen yang nilainya lebih dari 95. Hasil perhitungan nilai Variance Inflation Factor VIF juga menunjukkan hal yang
sama tidak ada satu variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolonieritas antar variabel
independen dalam model regresi.
Universitas Sumatera Utara
5.3.1.3. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain.
Pendeteksian gejala heteroskedastisitas dalam model regresi dilakukan dengan menggunakan grafik plot antara nilai prediksi variabel independen. Jika
pada grafik terdapat pola tertentu yang teratur, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas dan apabila tidak ada pola yang jelas, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas pada model penelitian.
Dari Gambar 5.3. terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi nilai perusahaan berdasarkan
masukan variabel independen DPR, DER, ROE, size, IOS dan komisaris independen.
Universitas Sumatera Utara
5.3.1.4. Uji Autokorelasi Tabel 5.6 Tabel Autokorelasi Sebelum Transformasi
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error
of the Estimate
Durbin- Watson
1 .884
.782 .758
8.62343 1.902
Sumber: Hasil Penelitian, 2013 Data Diolah Adapun kriteria pengujiannya adalah:
- Jika nilai D-W dibawah 0 sampai 1,5 berarti ada autokorelasi postif. - Jika nilai D-W diantara 1,5 sampai dengan 2,5 berarti tidak ada
autokorelasi. - Jika nilai D-W diatas 2,5 sampai 4 berarti ada autokorelasi negative.
5.3.2. Uji Asumsi Klasik Hipotesis Pertama Setelah Transformasi
Setelah ditemukan masalah di uji autokorelasi, maka dilakukan transformasi data dengan menggunakan teknik logaritma natural Ghozali
2005,34 sehingga dapat menyelesaikan masalah autokorelasi dan memenuhi syarat pengujian asumsi klasik. Hasil transformasi adalah sebagai berikut:
5.3.2.1. Uji Normalitas
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5.4. menunjukkan titik-titik tidak meyebar jauh dari titik diagonal. Pola distribusi normal dapat juga dilihat dengan tampilan histogram pada Gambar
5.5. menampilkan bahwa tampilan grafik histogram memberikan pola distribusi normal dengan penyebaran secara merata baik ke kiri maupun ke kanan. Selain
dari Gambar 5.4. dan Gambar 5.5. diatas, uji normalitas dapat dilakukan dengan uji statistik Kolmogorov Smirnov, yang merupakan pengujian yang paling valid
atas normalitas. Pengujian ini dilakukan terhadap nilai yang dihasilkan dari setiap variabel dengan hasil yang terlihat pada Tabel 5.7. berikut:
Tabel.5.7 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 52
Normal Parameters Mean
a,b
.0000000 Std. Deviation
6.70751686 Most Extreme Differences
Absolute .111
Positive .111
Negative -.087
Kolmogorov-Smirnov Z .798
Asymp. Sig. 2-tailed .547
Universitas Sumatera Utara
5.3.2.2. Uji Multikolonieritas Hasil uji multikolonieritas dapat dilihat pada Tabel 5.8 berikut
Tabel 5.8 Hasil Uji Multikolonieritas Setelah Transformasi
Model Collinearity Statistics
Keterangan
Tolerance VIF
1 Constant
LN_DPR .865
1.157
Tidak Terjadi Multikolonieritas
LN_DER .697
1.235
Tidak Terjadi Multikolonieritas
LN_ROE .596
1.677
Tidak Terjadi Multikolonieritas
LN_IOS .548
1.824
Tidak Terjadi Multikolonieritas
LN_K.INDP .824
1.213
Tidak Terjadi Multikolonieritas
LN_SIZE .739
1.353
Tidak Terjadi Multikolonieritas
Setelah dilakukan transformasi, diperoleh nilai VIF yang lebih kecil dari 10 dan nilai toleransi yang lebih besar dari 0,1. Multikolonieritas terjadi apabila
nilai tolerance 0,10 dan Variance Inflation Factor VIF 10. Hal ini menunjukkan bahwa variabel-variabel independen yang digunakan dalam
penelitian ini tidak saling berkolerasi atau tidak ditemukan adanya kolerasi antar variabel independen.
5.3.2.3. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas setelah dilakukan transformasi data dapat dilihat pada Gambar 5.5. berikut
:
Universitas Sumatera Utara
Dari Gambar 5.5. diatas, terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak dan telah tersebar baik diatas maupun di bawah angka 0 nol pada sumbu Y
sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi.
5.4.4. Uji Autokolerasi
Tabel 5.10. Tabel Uji Autokolerasi Setelah Transformasi
Model R
R Square
Adjusted R
Square Std. Error of the Estimate
Durbin- Watson
1 .411
.169 .076
1.14242 2.000
Pengujian autokolerasi dilakukan dengan melihat nilai durbin watson pada Tabel 5.10. Dari Tabel 5.10 diperoleh nilai hitung durbin watson sebesar 2.000
Adapun kriteria pengujiannya adalah: 1. Jika nilai D-W dibawah 0 sampai 1,5 berarti ada autokolerasi positif.
2. Jika nilai D-W diantara 1,5 sampai 2,5 berarti tidak ada autokolerasi. 3. Jika nilai D-W diatas 2,5 sampai 4 berarti ada autokolerasi negatif.
Kondisi nilai durbin watson sebesar 2,000 menunjukkan tidak adanya autokolerasi positif dan negatif.
5.4. Uji Asumsi Klasik Hipotesis Kedua 5.4.1. Uji Normalitas