Komite Audit Tinjauan Literatur

tersebut telah sesuai dengan standar yang ada. Oleh karena itu, auditor sangat memegang teguh standar tersebut.

2. Komite Audit

Berikut ini disajikan definisi mengenai komite audit dari beberapa sumber refrensi. Menurut Rittenberg dan Scwieger 2001:378 menyebutkan bahwa pengertian komite audit adalah: “An audit committee is a subcommittee of the board of directors that is composed of independent, outside directors. The audit committee has oversight responsibility on behalf of the full board of directors and its stakeholders for the outside reporting of the company including annual financial statements; risk monitoring and control processes; and both internal and external audit functions.” Sedangkan menurut Widjaja 2003:4, komite audit adalah suatu komite yang dibentuk oleh dewan komisaris, yang harus bebas dari pengaruh manajemen perusahaan dan bersifat independen serta bertanggung jawab kepada dewan komisaris dalam meningkatkan pengawasan dewan komisaris terhadap kinerja perusahaan. Jadi komite audit haruslah terbebas dari segala pengaruh manajemen perusahaan. Komite audit dengan bekerja secara independen akan menghasilkan kualitas pengawasan yang baik dan akan meningkatkan kinerja perusahaan dalam menghadapi persaingan usaha. Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa komite audit: a. Komite audit dibentuk oleh dewan komisaris. b. Komite audit diangkat dan diberhentikan oleh dewan komisaris. 13 c. Komite audit menerima pendelegasian wewenang dari dewan komisaris untuk mengawasi pelaksanaan tugas direksi dalam mengoperasionalkan perusahaan. d. Komite audit bertanggung jawab kepada dewan komisaris. e. Komite audit terdiri dari orang-orang yang independen, dengan kata lain tidak termasuk manajemen perusahaan. Komite audit harus bebas dari pengaruh manajemen sehingga dapat mewujudkan tanggung jawabnya untuk mengevaluasi efektivitas pengendalian manajemen dan peran auditor eksternal termasuk auditor internal perusahaan. Selain itu, komite audit juga dapat membantu dewan komisaris secara keseluruhan dalam masalah-masalah yang berkaitan dengan laporan keuangan dan kontrol atas operasi keuangan. Mereka juga dapat memperkuat posisi manajemen dengan memberikan keyakinan bahwa seluruh langkah-langkah yang mungkin dilakukan telah diambil untuk memberikan penelaahan independen atas kebijakan-kebijakan keuangan dan operasi manajemen. Di dalam komposisi komite audit, seorang komite audit haruslah merupakan komisaris independen perusahaan tercatat sekaligus merangkap sebagai ketua komite audit. Anggota lainnya merupakan pihak eksternal yang independen sekurang-kurangnya satu diantaranya mempunyai kemampuan di bidang akuntansi atau keuangan. Jadi komite audit sangat berpengaruh terhadap bank-bank konvensional maupun sendiri. Dengan adanya komite audit, hasil dari 14 laporan internal auditor diolah dan dilaporkan oleh komite audit kepada Komisaris Bank atau Dewan Pengawas di perbankan. Di dalam Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara BUMN nomor: PER-05MBU2006 tentang komite audit bagi Badan Usaha Milik Negara yang disebutkan dalam pasal 3 menyebutkan tugas komite audit adalah sebagai berikut: a. Membantu komisarisdewan pengawas untuk memastikan efektivitas sistem pengendalian intern dan efektivitas pelaksanaan tugas eksternal auditor dan internal auditor. b. Menilai pelaksanaan kegiatan serta hasil audit yang dilaksanakan oleh satuan pengawas intern maupun auditor eksternal. c. Memberikan rekomendasi mengenai penyempurnaan sistem pengendalian manajemen serta pelaksanaannya. d. Memastikan telah terdapat prosedur review yang memuaskan terhadap segala informasi yang dikeluarkan BUMN. e. Melakukan identifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian komisarisdewan pengawasan serta tugas-tugas komisarisdewan pengawasan lainnya. Surat Keputusan Ketua Bappepam Nomor: KEP-41PM2003 tanggal 2 Desember 2003 lampiran, pedoman pembentukan komite audit dan persyaratan keanggotaan komite audit sebagai berikut: 15 Pedoman Pembentukan Komite Audit a. Struktur komite audit diangkat dan diberhentikan oleh dewan komisaris dan dilaporkan kepada rapat umum pemegang saham. b. Anggota komite audit yang merupakan komisaris indepanden bertindak sebagai ketua komite audit. Dalam hal komisaris independen yang menjadi anggota komite audit lebih dari satu orang maka salah satunya bertindak sebagai komite audit. Persyaratan keanggotaan Komite Audit: a. Memiliki integritas yang tinggi, kemampuan, pengetahuan, dan pengalaman yang memadai sesuai dengan latar belakang pendidikannya, serta mampu berkomunikasi dengan baik. b. Salah seorang dari anggota komite audit memiliki latar belakang pendidikan akuntansi dan keuangan. c. Memiliki pengetahuan yang cukup untuk membaca dan memahami laporan keuangan. d. Memiliki pengetahuan yang memadai tentang peraturan perundangan di bidang pasar modal dan peratuaran perundang-undangan yang terkait dengannya. e. Bukan merupakan orang dalam kantor akuntan publik yang memberikan jasa audit dan atau non audit pada emiten atau perusahaan publik yang bersangkutan dalam satu tahun terakhir sebelum diangkat oleh komisaris sebagai mana dimaksud dalam 16 peraturan Nomor VIII.A.2 tentang independensi akuntan yang memberikan jasa audit di pasar modal. f. Bukan merupakan karyawan kunci emiten atau publik yang bersangkutan dalam satu tahun terakhir sebelum diangkat komisaris. g. Tidak mempunyai saham, baik langsung maupun tidak langsung pada emiten atau perusahaan publik. Dalam hal anggota komite audit memperoleh saham akibat suatu peristiwa hukum maka dalam jangka waktu enam bulan setelah diperolehnya saham tersebut wajib mengalihkan kepada pihak lain. h. Tidak mempunyai hubungan afiliasi dengan emiten atau perusahaan publik, komisaris, direksi, atau pemegang saham utama emiten atau perusahaan publik. i. Tidak memiliki hubungan usaha baik langsung maupun tidak langsung yang berkaitan dengan saham emiten atau perusahaan publik. j. Tidak merangkap sebagai anggota komite audit pada emiten atau perusahaan publik lain pada periode yang sama. Dalam Forum for Corporate Governance in Indonesia FGCI seri tata kelola perusahaan jilid II 2001:12-13 mengenai peranan dewan komisaris dan komite audit dalam corporate governance, pada umumnya komite audit mempunyai tanggung jawab pada tiga bidang, yaitu laporan keuangan, tata kelola perusahaan, pengawasan perusahaan. Penjelasan dari ketiga bidang tersebut adalah sebagai berikut: 17 a. Laporan Keuangan financial report Tanggung jawab komite audit di bidang laporan keuangan adalah untuk memastikan bahwa laporan keuangan yang dibuat oleh manajemen telah memberikan gambaran yang sebenarnya tentang hal- hal sebagai berikut: 1 Kondisi keuangan. 2 Hasil usaha. 3 Rencana dan komitmen jangka panjang. Ruang lingkup pelaksanaan ini adalah: 1 Merekomendasikan auditor eksternal; 2 Memeriksa hal-hal yang berkaitan dengan auditor eksternal, yaitu; a Surat penunjukan auditor. b Perkiraan biaya audit. c Jadwal kunjungan auditor. d Koordinasi dengan internal audit. e Pengawasan terhadap hasil audit. f Menilai pelaksanaan pekerjaan auditor. 3 Menilai kebijakan akuntansi dan keputusan-keputusan yang menyangkut kebijaksanaan; 4 Meneliti laporan keuangan financial statement, yang meliputi: a Laporan tengah tahunan interim financial statement. b Laporan tahunan annual financial statement. c Opini auditor dan management letters. 18 Khusus tentang penilaian kebijakan akuntansi dan keputusan suatu kebijaksanaan, dapat dilakukan secara efektif dengan memperoleh suatu rangkuman yang singkat tentang semua kebijakan akantansi yang mendasari laporan keuangan yang diperoleh dari pejabat dalam bidang akuntansi. b. Tata Kelola Perusahaan Corporate Governace Tanggung jawab komite audit dalam bidang tata kelola perusahaan atau corporate governance adalah untuk memastikan bahwa perusahaan telah dijalankan sesuai dengan undang-undang dan peraturan yang berlaku, ruang lingkup pelaksanaan dalam bidang ini adalah: 1 Menilai kebijakan perusahaan yang berhubungan dengan kepatuhan terhadap undang-undang dan peraturan, etika, benturan kepentingan dan penyelidikan terhadap perbuatan yang merugikan perusahaan dan kecurangan. 2 Memonitor proses pengadilan yang sedang terjadi maupun yang ditunda serta yang menyangkut masalah tata kelola perusahaan dalam hal mana perusahaan menjadi salah satu pihak yang terkait di dalamnya. 3 Memeriksa kasus-kasus penting yang berhubungan dengan benturan kepentingan, perbuatan yang merugikan perusahaan, dan kecurangan. 19 4 Keharusan auditor internal untuk melaporkan hasil pemeriksaan tata kelola perusahaan dan temuan-temuan lainnya. c. Pengawasan Perusahaan Corporate Control Tanggung jawab komite audit untuk pengawasan perusahaan termasuk di dalamnya pemahaman tentang masalah serta hal-hal yang berpotensi mengandung resiko dan sistem pengandalian intern serta memonitor proses pengawasan yang dilakukan oleh auditor internal. Ruang lingkup audit internal harus meliputi pemeriksaan dan penilaian tentang kecukupan dan efektivitas sistem pengawasan intern. Jadi, peranan komite audit di dalam bank maupun perusahaan dapat mengatur dan mengawasi kebijakan komisaris bank atupun perusahaan agar dapat berjalan sesuai dengan aturan dan keputusan-keputusan dari komisaris atau dewan pengawas.

3. Audit Internal

Dokumen yang terkait

Pengaruh peran komite audit dan dewan pengawas syariah dalam mewujudkan GOOD Corporate covernance untuk meningkatkan kinerja Bank Syariah ; studi empiris pada perbankan syariah di jakarta

1 5 125

Pengaruh penerapan good corporate governance oleh dewan komisaris, dewan direksi, komite-komite, dan dewan pengawas syariah terhadap kinerja perbankan pada Bank umum syariah di Indonesia Tahun 2010-2013

1 7 115

Pengaruh Good Corporate Governance (GCG) Terhadap Kinerja Keuangan Perbankan Syariah (Studi Kasus pada Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah di Indonesia Periode 2010-2013)

1 9 0

Pengaruh good corporate governance : GCG terhadap kinerja keuangan perbankan syariah : studi kasus pada BANK umum syariah dan unit usaha syariah di Indonesia periode 2010-2013

0 24 0

PENGAKOM Pengaruh Audit Internal, Pengendalian Internal, Dan Komite Audit Terhadap Penerapan Good Corporate Governance (Study Empiris Pada Bumn Di Kota Surakarta).

0 3 16

PENGARUH AUDIT INTERNAL, PENGENDALIAN INTERNAL, DAN KOMITE AUDIT TERHADAP PENERAPAN GOOD CORPORATE Pengaruh Audit Internal, Pengendalian Internal, Dan Komite Audit Terhadap Penerapan Good Corporate Governance (Study Empiris Pada Bumn Di Kota Surakarta).

1 4 19

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA PERBANKAN SYARIAH Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perbankan Syariah.

0 3 14

PENGARUH PERAN AUDIT INTERNAL TERHADAP GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA BANK NAGARI.

1 3 9

Peran Audit Internal terhadap Penerapan Good Corporate Governance (GCG) pada Bank Syariah (Bank BTN Syariah Kota Bandung).

8 45 26

Pengaruh Peran Audit Internal terhadap Pelaksanaan Good Corporate Governance pada Bank X.

0 1 26