Kepemimpinan Kharismatik, Rasional, Dan Tradisional

2. Agama mendasarkan perhatiannya pada sesuatu yang ada di luar jangkauan manusia yang melibatkan takdir dan kesejahteraan. Contohnya ketika manusia gagal dalam mengejar aspirasi, karena dihadapkan dengan kekecewaan serta kebimbangan, maka agama dapat memberikan dukungan moral sebagai sarana emosional bagi pemeluk agama. Dalam memberikan dukungannya, agama menopang nilai-nilai dan tujuan yang telah terbentuk, memperkuat moral, dan membantu mengurangi kebencian. 3. Agama menyucikan norma dan nilai masyarakat yang telah terbentuk, mempertahankan dominasi tujuan kelompok diatas keinginan individu, dan disiplin kelompok diatas doraingan hati individu. Agama juga menangani keterasingan dan kesalahan individu yang telah menyimpang. 4. Agama dapat memberikan standar nilai dalam arti dimana norma-norma yang telah terlembaga dapat dikaji kembali secara kritis dan pada saat itu masyarakat sedang membutuhkannya. 5. Agama melakukan fungsi-fungsi identitas yang penting. Dengan menerima nilai-nilai yang terkandung dalam agama dan kepercayaan tentang hakikat dan takdir manusia, individu mengembangkan aspek penting tetang pemahaman diri dab batasan diri yang mempengaruhi individu tentang siapa dia dan apa dia.

2.4. Kepemimpinan Kharismatik, Rasional, Dan Tradisional

Dalam agama ataupun lembaga keagamaan mengenal dengan kepemimpinan kharismatik, kepemimpinan rasional dan, kepemimpinan tradisional. Kepemimpinan kharismatik adalah kepemimpinan berdasarkan kharisma yang dilihat dari diri Universitas Sumatera Utara seseorang yang memiliki pengaruh yang cukup di segani, kepemimpinan ini memiliki keuntungan diantaranya agama atau lembaga keagamaan dapat berkembang secara baik berkat kharisma seseorang yang memimpin, kerugiannya akan menciptakan kekuasaan yang sewenang-wenang, dan kediktatoran. Tindakan rasional yakni tindakan yang berhubungan dengan pertimbangan yang sadar. Kepemimpinan rasional-legal, yakni pemimpin memperoleh otoritasnya yang tertinggi dari peraturan hukum yang berlaku berdasarkan alasan rasional dari masyarakat yang diperintah . Kepemimpinan rasional memiliki keuntungan antara lain tidak terciptanya kekuasaan yang sewenang-wenang dan kediktatoran karena kemungkinan terjadinya hal demikian sudah sangat tertutup, akan tetapi kerugiannya maka agama atau lembaga keagaamaan akan cenderung bersifat birokrasi, yuridis formal Hendropuspito, 1984:130. Organisasi keagamaan yang khusus merupakan agama yang didirikan dan yang paling khas, berawal dari tokoh kharismatik dan sejumlah pengikutnya. Pengunduran diri atau kematian figur kharismatik itu sendiri akan melahirkan krisis kesinambungan. Menurut Weber jika kharisma itu tidak “tetap merupakan suatu fenomena transisi, tetapi bersifat berhubungan permanen yang membentuk komunitas para penganut atau kelompok pengikut stabil”, maka secara radikal sifatnya pasti berubah Max Weber, The Theory Of Social and Economic Organization, dalam O’DEA.1996:70. Pemeliharaan kelompok dan kharisma yang mendasari membutuhkan suatu keselarasan kharisma dan kekuasaan yang bertumpu padanya. Weber menyatakan motivasi untuk perubahan, baik ideal atau material, tergantung pada kepentingan para Universitas Sumatera Utara pengikut, khususnya para pemimpin kelompok, untuk melanjutkan komunitas yang telah diciptakan para sesepuh. Apa yang dinamakan pelembagaan yang kemudian melahirkan suatu keadaan rutinitas kharisma adalah suatu proses fundamental yang mendahului berdirinya organisasi keagamaan. Pada umumnya semua perkembangan, semua penyesuaian dengan masyarakat, semua inovasi membangkitkan protes unsur- unsur kelompok agama yang tidak mampu menerima perubahan. F. Odea,1996: 97. Otoritas tradisional dengan legitimasinya diperoleh dari “suatu kepercayaan mapan pada kesucian tradisi-tradisi yang sudah sangat lama ada dan pada legitimasi dari orang-orang yang mempraktekkan otoritas kepemimpinan yang dilandaskan pada tradisi-tradisi itu”; sehingga akibat dari otoritas tradisional maka terbentuk kelas- kelas yang terdapat pada masyarakat ataupun pada adat istiadat, yang pada akhirnya untuk memilih suatu pemimpin maka akan lebih dahulu dilihat dari strata yang dimiliki oleh seseorang www.ioanesrakhmat.com.

2.5. Pendapat golongan moderat