e Model L5: laporan Litmas untuk orangtua atau wali dari anak asuh.
f Model L6: laporan Litmas untuk keluarga asuh.
g Model L7: laporan Litmas untuk calon pengasuh oleh Balai Bispa.
h Model L8: laporan Litmas untuk instansi lain.
e. Sikap dan Pribadi Pembimbing Kemasyarakatan
Pembimbing Kemasyarakatan yang identik dengan pekerja sosial, dalam melaksanakan tugas menghadapi manusia dan permasalahannya, harus bersikap dan
berperilaku tidak menyinggung perasaan orang lain, cakap dalam mengadakan relationship, berkomunikasi dan dapat menerima individu apa adanya.
Untuk mengadakan penelitian kemasyarakatan, Pembimbing Kemasyarakatan perlu menjaga dan memelihara hubungan baik dengan klien. Dengan terjadinya
hubungan yang baik antara Pembimbing Kemasyarakatan dengan klien maka diharapkan klien dapat mengemukakan masalah dengan terus terang tanpa curiga
terhadap Pembimbing Kemasyarakatan. Pembimbing Kemasyarakatan pun harus dapat memahami dan menjungjung tinggi harkat dan martabat klien sebagai manusia.
Muhammad Isom Sumhudi dalam bukunya mengatakan bahwa: .....client harus diterima oleh seorang pekerja sosial atau case worker dengan
semestinya, artinya ia sebagai case worker tidak boleh memandang ringan atau remeh kepada klien.
55
Dalam mengadakan wawancara, Pembimbing Kemasyarakatan harus ingat
bahwa yang dihadapi itu adalah seorang manusia yang harus dihormati sebab
55
Muhammad Isom Sumhudi, Social Case Work, Cetakan VII, Jakarta : Universitas Muhammadiyah, 1990, hlm.10.
Lamarta Surbakti : Peran Pembimbing Kemasyarakatan Dalam Membuat Penelitian Kemasyarakatan Pada Persidangan Anak, 2009
mempunyai sifat-sifat yang khas. Yang demikian itu akan membawa hubungan antara keduanya menjadi hubungan yang berpengaruh, dan Pembimbing
Kemasyarakatan tidak boleh memojokkan atau memberi suatu putusan, artinya Pembimbing Kemasyarakatan haruslah non judgemental mengenai yang baik atau
buruknya tindakan maupun kejadian yang dialami oleh klien. Pembimbing Kemasyarakatan perlu menunjukkan kesungguhan dalam
mendengarkan segala apa yang diutarakan oleh klien. Disamping itu Pembimbing Kemasyarakatan harus mengadakan hubungan yang baik dan sifatnya disengaja,
maksudnya jika Pembimbing Kemasyarakatan akan mengadakan wawancara dengan klien, keluarga klien dan masyarakat di lingkungan guna pembuatan laporan Litmas
tersebut, harus terlebih dahulu membuat suatu perjanjian agar diketahui bahwa pertemuan yang dilaksanakan adalah pertemuan yang disengaja dan telah ditentukan
mengenai waktu dan tempat bertemu. Dengan harapan semua informasi yang dibutuhkan dalam pembuatan laporan penelitian kemasyarakatan terungkapkan.
Walaupun diketahui bahwa sebenarnya Pembimbing Kemasyarakatan adalah orang yang asing bagi klien tetapi Pembimbing Kemasyarakatan harus dapat
menciptakan hubungan yang “mesra” dengan klien. Dengan adanya hubungan yang mesra ini diharapkan klien merasa tenang dan ia dapat menceritakan segala
penderitaan bahkan masalah-masalah yang dihadapinya. Seperti yang dikemukakan oleh Muhammad Isom Sumhudi bahwa:
Lamarta Surbakti : Peran Pembimbing Kemasyarakatan Dalam Membuat Penelitian Kemasyarakatan Pada Persidangan Anak, 2009
“ Hubungan antara case worker dengan client-pun hendaknya diwajarkan seakan-akan keduanya dalam keadaan seperti yang dialami oleh si client
dengan masalah penderitaannya.
56
B. Tinjauan Umum Tentang Penelitian Kemasyarakatan