Kurikulum Pendidikan Agama Islam

4 Hubungan manusia dengan mahluk lain di lingkungannya 17 Ruang lingkup pengajaran agama yang dipaparkan pada pembahasan diatas pada dasarnya adalah sama, tetapi pendapat Abu Ahmadi mengacu pada segi didaktik dan metodik, sedangkan menurut Yunus Namsa dilihat dari segi keselarasan keseimbangan, dan keserasian hubungan manusia.

3. Kurikulum Pendidikan Agama Islam

Sebelum menjelaskan pengertian kurikulum pendidikan Islam, ada baiknya dijelaskan terlebih dahulu pengertian kurikulum secara umum, yaitu : Kurukulum adalah sejumlah pengalaman pendidikan, kebudayaan, sosial, olah raga dan kesenian yang disediakan oleh sekolah bagi murid-muridnya didalam dan diluar sekolah dengan maksud menolongnya untuk berkembang menyeluruh dalam segala segi dan merubah tingkah laku mereka sesuai dengan tujuan pendidikan”. Menurut M. Arifin kurikulum adalah segala mata pelajaran yang dipelajari dan juga semua pengalaman yang harus di peroleh serta semua kegiatan yang dilakukan oleh anak didik. Dengan demikian kurikulum harus di desain berdasarkan pada pemenuhan kebutuhan manusia didik dan isinya terdiri dari pengalaman yang 17 Yunus Namsa, Metodologi Pengajaran Agama Mam, Jakarta : Pustaka Firdaus, 2000, cet-l,h..23 sudah teruji kebenarannya. Pengalaman yang educatif, eksperimental dan adanya rencana dan susunan yang teratur. Adapun pengertian kurikulum agama adalah semua pengetahuan, aktifitas dan juga pengalaman-pengalaman yang dengan sengaja dan secara sistematis diberikan oleh pendidik kepada anak didik dalam rangka mencapai tujuan pendidikan agama. Sesuai dengan pengertian tersebut, maka kurikulum pendidikan Agama adalah termasu salah satu komponen pendidikan Agama yakni berupa alat untuk mencapai tujuan pendidikan Agama.Untuk mencapai tujuan pendidikan, maka dengan sendirinya dibutuhkan terdapatnya kurikulum yang sesuai. Dalam konteks kurikulum pendidikan agama islam, kurikulum idealnya tidak disusun secara sentralistik, karena walaupun agama itu berlaku universal tapi problem kehidupan keagamaan menjadi lokal-sektoral. Dari segi dasar pemahaman keagamaan grade-nya sangat bervariasi. Daerah-daerah tertentu yang lebih religius, seperti aceh misalnya, kurikulum pendidikan agama jangan disamakan dengan masyarakat islam di papua yang memang sangat tertinggal dan tidak kondusif bagi pengembangan wawasan keislaman. Oleh sebab itu departemen agama hanya memberi semacam rambu- rambu yang harus ada di dalam kurikulum pendidikan agama islam, tidak sampai menyentuh kesubstansi materi. Kurikulum yang disusun Depag harus dibuat sangat memungkinkan untuk guru dapat melakukan improvisasi terhadap kurikulum tersebut. a. Komponen Kurikulum Kurikulum mempunyai empat komponen, yaitu tujuan, isi, pola belajar-mengajar dan evaluasi. 1 Komponen tujuan mengarahkan atau menunjukan sesuatu yang hendak dituju atau dicapai dalam proses belajar-mengajar. 2 Komponen isi menunjukan materi proses belajar-mengajar tersebut. Isi kurikulum harus relevan dengan tujuan yang dibuat. 3 Komponen proses belajarmengajar, dalam proses belajar sebaiknya anak tidak dibiarkan sendiri, karena PMB itu merupakan gabungan kegiatan anak belajar dan guru mengejar yang tidak terpisahkan. Selain itu juga PMB termasu didalamnya sarana media serta metode pembelajaran. 4 Komponen evaluasi yaitu kegia tan kurikulum berupa penilaian untuk mengetahui prosentase keberhasilan tujuan PMB yang sudah di rumuskan. Penilain dalam Pendidikan Islam mempunyai kriteria sendiri selain dari pencapaian kognitif, juga mengandung kriteria kebijaksanaan dan budi luhur. b. Ciri-ciri Kurikulum Pendidikan Islam Kurikulum pendidikan Islam mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: 1 Kurikulum PAI harus menonjolkan agama dan akhlak yang diambil dari Al-Quran dan Hadits. 2 Kurikulum PAI harus memperhatikan pengembangan yang berkesinambungan antara aspek pribadi siswa, jasmani, akal dan rohani. 3 Kurikulum PAI harus memperhatikan unsur arti yang sangat luas. 4 Kurikulum PAI harus mempertimabngkan perbedaan-perbedaan kebudayaan yang sering terdapat di tengah masyarakat. Tingkat pluralitas dalam berbagai aspek kehidupan harus direspons dengan kurikulum pendidikan Agama Islam yang menghormati dan menghargai perbedaan antar etnik agama, suku, warna kulit, bahasa, nation dan sebagainya. 5 Kurikulum PAI harus memperhatikan keseimbangan antara pribadi dan masyarakat, dunia dan masyarakat, jasmani, akal dan rohani. 18 c. Prinsip-prinsip Kurikulum Pendidikan Agama Islam Dalam penyusunan kurikulum Pendidikan Agama Islam harus memenuhi beberapa prinsip sebagai berikut: 1 Harus ada mata pelajaran yang ditujukan mendidik rohani hati, rohani yang dimaksud adalah aspek manusia selain jasmani dan akal. 18 Ibid, hal. 18 Untuk mendidik rohani mata pelajaran yang tepat adalah mata pelajaran ketuhanan Akhlaq. 2 Harus memuat tuntunan cara hidup, yang dimaksud adalah bagaimana cara berhubungan yang baik dengan Allah, sesama manusia dan lingkungan sekitar. Mata pelajaran yang dapat memenuhi tuntutan ini adalah ilmu fiqih dan ilmu akhlak. 3 Mata pelajaran harus memenuhi rasa ingin tahu yang ada pada peserta didik. 4 Mated pelajaran yang terdapat dalam kurikulum itu harus fungsional dan mempunyai konsekuensi praktis pragmatis. 5 Mata pelajaran yang dibarikan berguna dalam mempelajari ilmu lain. Adapun materi pokok dalam Pendidikan Agama Islam, sebagai berikut: a. Aqidah adalah bersifat keyakinan batin, mengajarkan keesaan Allah. b. Syariah adalah berhubungan dengan amal lahir guna mengatur hubungan antara manusia dengan Tuhan, dan mengatur pergaulan hidup dan kehidupan manusia. c. Akhlak adalah suatu bentuk amalan yang bersifat pelengkap penyempurna bagi kedua amal diatas yang mengajarkan tentang tatacara pergaulan hidup manusia. 19 Tiga inti ajaran pokok ini kemudian dijabarkan dalam bentuk rukun iman, rukun Islam dan akhlak, Dari ketiganya lahirlah beberapa keilmuan agama, yaitu : ilmu tauhid, ilmu fiqh, dan ilmu akhlak. Ketiga kelompok ilmu agama ini kemudian dilengkapi dengan pembahasan dasar hukum 19 Ibid., h. 18 islam, yaitu Al-Quran dan Al-Hadits, serta ditambah lagi dengan sejarah islam Tarikh. Pada tingkat SMP secara psikologis, peserta didik mengalami perkembangan kejiwaan dan intelektualitas yang berbeda dibandingkan peserta didik pada sekolah dasar. Kondisi kejiwaannya yang memasuki jiwa remaja dan intelektualitasnya yang menuju kematangan harus di formulasi standar pendidikan agama Islam yang sesuai dengan kejiwaan dan intelektualitasnya. Oleh karena itu pengajaran agama di SMP dapat dibagi menjadi: 1. Keimanan 2. IbadahFiqh 3. Akhlak 4. Sejarah Islam 5. Al-Quran 6. Muamalah 20 7. Syariah 8. Tarikh 21 20 DEPAG RI, Kendali Mutu Pendidikan Agama Mam, Jakarta,2001, hal.9 21 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kurikulum Pendidikan Dasar, Garis- garis Besar Program Pengajaran GBPP h. 3. 18 Zakiah Daradjat, h. 18

4. Tujuan Pcndidikan agama Islam