m. Tafsir Surat al-‘Ashr. Buku ini dipublikasikan di majalah al-Manar atas
permintaan muridnya dan lainnya di kota-kota. n.
Tafsir Juz ‘Amma o.
Tafsir al-Manâr Sebenarnya karya Abduh cukup sedikit untuk ukuran pemikir yang cukup
berpengaruh dalam dunia intelektual keislaman. Meskipun demikian, ide-ide pembaharuanya baik dalam bidang syariat, aqidah maupun pendidikan begitu
berpengaruh di dunia Islam. Ide-ide Abduh menyebar ke dunia Islam melalui karya-karya Abduh sendiri maupun melalui murid dan pengikutnya.
C. Pengaruh Muhammad Abduh dalam Pemikiran Islam
Muhammad Abduh adalah seorang pelopor reformasi dan pembaharuan dalam pemikiran Islam. Ide-idenya yang cemerlang, meninggalkan dampak yang
besar dalam tubuh pemikiran umat islam. Beliaulah pendiri sekaligus peletak dasar-dasar sekolah pemikiran pada zaman modern juga menyebarkannya kepada
manusia. Walau guru beliau Jamaluddin Al-Afghani adalah sebagai orang pertama yang mengobarkan percikan pemikiran dalam jiwanya, akan tetapi Muhammad
Abduh sebagaimana diungkapkan DR. Mohammad Imarah, bahwa Abduh adalah seorang arsitektur terbesar dalam gerakan pembaharuan dan reformasi atau
sekolah pemikiran modern, bisa dikatakan melebihi guru beliau sendiri yaitu Jamaluddin Al-Afghani.
Muhammad Abduh memiliki andil besar dalam perbaikan dan pembaharuan pemikiran islam kontemporer. Telah banyak pembaharuan yang
beliau lakukan di antaranya:
35
1. Reformasi Pendidikan
Muhammad Abduh memulai perbaikannya melalui pendidikan. Menjadikan pendidikan sebagai sektor utama guna menyelamatkan masyarakat
mesir. Menjadikan perbaikan sistem pendidikan sebagai asas dalam mencetak muslim yang shaleh.
2. Mendirikan Lembaga dan Yayasan Sosial
Sepak terjang dalam perbaikan yang dilakukan Muhammad Abduh tidak hanya terbatas pada aspek pemerintahan saja seperti halnya perbaikan pendidikan
dan Al-Azhar. Akan tetapi lebih dari itu hingga mendirikan beberapa lembaga- lembaga sosial. Di antaranya, Jami’ah Khairîyah Islamîyah, Jamî’ah Ihyâ al-Ulûm
al-Arabîyah, dan juga Jamî’ah at-Taqorrûb bainâ al-Adyan. 3.
Mendirikan Sekolah Pemikiran Muhammad Abduh adalah orang pertama yang mendirikan sekolah
pemikiran kontemporer. Yang memiliki dampak besar dalam pembaharuan pemikiran islam dan kebangkitan akal umat muslim dalam menghadapi musuh-
musuh Islam yang sedang dengan gencar menyerang umat muslim saat ini. Bahwa pusat perhatiannya adalah pengajaran dan pendidikan dan bukan
politik ternyata juga dari tujuan hidupnya. Ia menulis bahwa tujuan hidupnya adalah dua, yakni:
36
35
Istiqamah Kapu, Imam Muhammad Abduh Dan Pembaharuan, artikel diakses pada 30 Mai 2008 dari
http:istiqomahkapu.multiply.comjournalitem3
36
Tahir Tanahi, ed. Muzakkirat al-Imam Muhammad Abduh Cairo: Dar Al-Hilal, t.t, h. 18.
1. Membebaskan pemikiran dari ikatan taklid dan memahami ajaran agama
sesuai jalan yang ditempuh ulama zaman klasik salaf, zaman sebelum timbulnya perbedaan-perbedaan paham, yaitu dengan kembali kepada
sumber-sumber utamanya. 2.
Memperbaiki bahasa Arab yang dipakai baik oleh instansi-instansi pemerintah maupun surat-surat kabar dan masyarakat pada umumnya
dalam surat-menyurat mereka. Usaha Abduh yang gigih untuk merekontruksi Syari’at dari bangunan
yang sudah mapan bertahun-tahun, karena dijaga oleh ulama-ulama, tapi tak ideal, rigid
dan jumud menuju tatatan teologi yang lebih berdimensi humanis dan dinamis. Untuk menggapai tujuan tersebut, hemat Abduh, diperlukan dua syarat
yang mutlak ada. Pertama, memberi kebebasan mutlak pada akal. Dan kedua, membuang jauh-jauh sikap taqlid dalam berfikir dan berkreasi. Karena taqlid
hanya menganggurkan seseorang dari peran sejarah yang harus ia isi. Dua dasar itu mengindikasikan kita akan konsepsi teologi Abduh yang menyandarkan ruh
Syari’at tak hanya pada dalil naqli an sich yang berkecenderungan “sami’nâ wa `atha’nâ
” namun lebih mengkristal pada hubungan sinergis antara dalil naqli dan akal manusia.
37
Secara hirarki, ada delapan dasar ushûl yang pertama kali dikreasikan Abduh untuk membentuk konsep teologinya,
38
yaitu: 1.
Perspektif akal dalam menuntun jalan menuju keimanan. 2.
Mendahulukan akal daripada maksud dzhahir nash apabila terjadi kontradiksi.
37
Asyraf Abdul Wahab, Al-Tasâmuh al-Ijtimâi baina al-Turâts wa al-Taghayur Kairo: Maktabah Usrah, 2006 cet. 1, h. 115.
38
Ibid., h. 116.
3. Menjunjung toleransi dan mengubur pentakfiran klaim kebenaran
sepihak. Seperti larangan Abduh untuk mengkafirkan seseorang yang ucapannya mengandung seratus kesalahan dan satu kebenaran di satu sisi
saja. 4.
Merenungi “sunnah-sunnah” Tuhan yang terpendam di setiap makhluk- Nya.
5. Mengeliminasi segala bentuk kekuasaan yang berlandaskan pada agama
tertentu. Otomatis, “undang-undang” ini melarang segala bentuk intervensi dari peroangan atau golongan tertentu untuk mencampuri keimanan setiap
pemeluk agama. 6.
Ajakan untuk mengakhiri fitnâh perpecahan dan pertikaian. 7.
Menumbuhkan sikap tenggang rasa pada siapapun yang berbeda pikiran dan keyakinan.
8. Mempertemukan kemashlahatan duniawi dan ukhrawi.
Peran dan kiprah Muhammad Abduh dalam mengangkat citra Islam dan kualitas umatnya dari keterpurukan memang tak kecil. Dialah seorang mujaddid
dan mujtahid sekaligus, yang pada masanya, bukan saja mengalami tentangan internal maupun eksternal. Berkat upayanya, meski belum begitu maksimal,
modernisme pemikirannya mulai kelihatan. Dalam amatan cendekiawan Muslim Dr Nurcholish Madjid Islam Kemoderenan dan Ke-Indonesiaan, Mizan : 1987,
modernisme Abduh, antara lain, tercermin dalam sikapnya yang apresiatif terhadap filsafat. Ia peroleh wawasan itu dari gurunya, Jamaluddin Al-Afghani,
seorang penganjur gigih Pan-Islamisme dan orator politik yang memukau. Di Indonesia, pemikiran Abduh banyak mempengaruhi perjalanan dan patron ormas
Islam, Muhammadiyah, di mana banyak persamaan antara keduanya. Di antara warisan intelektualnya adalah Risalah al-Tauhid. Sedangkan Tafsir al-Manar
merupakan kumpulan pidato-pidato, pikiran-pikiran, dan ceramah-ceramahnya yang ditulis oleh muridnya, Muhammad Rasyid Ridha. [Republika.co.id]
39
39
Kotasantri, Muhammad Abduh, artikel diakses pada 29 Oktober 2008 dari http:www.kotasantri.commobileArtikelgaleria-
Bab III GAMBARAN UMUM TENTANG SIFAT DAN PERBUATAN TUHAN