Uraian Proses 1. Bagian Pressing

tidak mengurangi nilai tambah produk yang dihasilkan tersebut, dan bahan penolong ini tidak terdapat pada produk akhir. Bahan penolong yang digunakan dalam kegiatan memproduksi fitting adalah air dan bahan–bahan kimia untuk membantu proses penyepuhan, seperti Udiprave, K 2 SO 4 , ZnCl 2 , untuk penyepuhan seperti zinc atau galvanis. K 2 SO 4 , ZnCl 2 , merupakan zat kimia yang digunakan sebagai larutan elektrolit pada proses penyepuhan zinc. Bahan penolong yang digunakan untuk melakukan penyepuhan nikel adalah Udiprave, HBrO 3 , NiSO 4 , NiCl 2 . Zat kimia HBrO 3 , NiSO 4 , NiCl 2 digunakan sebagai larutan elektrolit pada proses penyepuhan nikel. Larutan Udiprave digunakan untuk membantu menghilangkan minyak yang terdapat pada permukaan bahan logam dan membantu melepaskan lapisan kulit luar yang ada pada permukaan bahan logam tersebut. 2.3.3. Uraian Proses 2.3.3.1. Bagian Pressing Adapun uraian proses produksi dari bagian pressing, bahan baku yang digunakan adalah lembaran rol, yaitu plat besi koil dan plat aluminium koil dan kawat. Adapun proses dari tiap bahan-bahan tersebut adalah sebagai berikut: 1. Proses pengolahan plat besi koil dan plat aluminium koil. 1.1. Proses Pemotongan Plat besi koil dan plat aluminium koil yang dibeli oleh perusahaan berbentuk lembaran-lembaran gulung dengan ukuran lebar 12 inchi atau 304.8 mm. Didalam melakukan kegiatan produksi, lembaran-lembaran tersebut harus Universitas Sumatera Utara dipotong-potong terlebih dahulu menjadi beberapa gulungan dengan menggunakan slitting cut machine. Ukuran lebar lembaran tersebut dapat disesuaikan dengan kebutuhan, yaitu dengan menukar ukuran pisau pada slitting cut machine yang hendak digunakan. Tujuan dilakukannya pemotongan tersebut adalah untuk mempermudah proses pencetakan atau pengepressan bahan dengan mesin Press. Mesin yang digunakan untuk proses pemotongan bahan menjadi lembaran yang lebih kecil adalah dengan menggunakan slitting cut machine. Keuntungan lain selain memproleh kemudahan, adalah mengefisienkan dalam penggunaan bahan agar lebih efisien. 1.2. Proses Pengepressan Setelah plat besi koil dan aluminium koil dipotong menjadi beberapa lembar dengan lebar yang lebih kecil, selanjutnya plat-plat ini dibawa ke mesin press untuk dibentuk sesuai bentuk yang diinginkan dengan menggunakan mesin press. Untuk plat besi, dibentuk pada mesin auto power press 14 ton untuk membentuk artikel 201-C,202-D,201-E, sedangkan plat aluminium koil dipress dengan menggunakan mesin auto power press 1 ton untuk membentuk artikel 4401 atau yang dinamakan dengan kelingan. Untuk pembentukan artikel 201-C, 202-D dan 201-E pada dasarnya memiliki prinsip kerja yang sama, namun yang membedakan dari tiap artikel adalah perbedaan mal atau cetakan pada mesin, yang disesuaikan dengan artikel yang hendak dibuat. Begitu juga untuk membuat artikel 4401, memiliki prinsip kerja yang sama dengan pembuatan artikel 201-C, 202-D dan 201-E . Perbedaan artikel 4401 Universitas Sumatera Utara dengan artikel lainnya adalah 4401 terbuat dari bahan plat aluminium koil dan perbedaan mal atau cetakan serta mesin yang digunakan. 1.3. Proses Penekukan Proses penekukan dilakukan pada komponenartikel 202-D dan 201-C. Setelah dibentuk dengan mesin auto power press, kemudian artikel ini mengalami proses penekukan yang dilakukan secara manual dengan bantuan handpress. 1.4. Rol Ulir Proses membuat ulir dilakukan pada artikel 201-C sebagai tempat ikatan baut agar dapat terpasang dengan baik pada saat perakitan. Rol ulir dilakukan dengan menggunakan mesin tap matic. 1.5. Proses Penyepuhan Untuk mencegah terjadinya karat pada komponen–komponen yang terbuat dari besi, maka perlu dilakukan penyepuhan terhadap seluruh artikel yang terbuat dari bahan dasar besi. Proses penyepuhan dilakukan dengan cara menggunakan prinsip electro platting. Proses penyepuhan terdiri dari dua jenis, yaitu produk yang disepuh dengan zinc atau galvanis dan produk yang disepuh dengan nikel. Artikel yang disepuh dengan zinc adalah artikel 201-E, sedangkan artikel yang disepuh dengan nikel adalah artikel 202-D. a. Proses Penyepuhan dengan menggunakan elektroda berupa zinc atau galvanis Sebelum melakukan penyepuhan, artikel 201-E dicuci terlebih dahulu dengan larutan Udiprave dengan suhu sekitar 70 – 100 o C. Tujuan dicuci dengan udiprave adalah untuk menghilangkan sisa minyak yang masih menempel pada permukaan artikel sekaligus melepaskan lapisan kulit pada besi. Pencucian ini Universitas Sumatera Utara dilakukan dengan memasukan produk-produk ke dalam tong berisi larutan udiprave yang dipanaskan dengan menggunakan bahan bakar arang selama lebih kurang 1 jam. Setelah lapisan minyak dan kulit besi dihilangkan, artikel - artikel tersebut dicuci dengan air untuk melepaskan sisa larutan udiprave yang terdapat pada artikel. Kemudian artikel direndam lagi dalam larutan HCl dengan tujuan untuk menghilangkan sisa udiprave yang terdapat pada permukaan artikel ketika dicuci dengan air dan sekaligus mengilatkan permukaannya. Selanjutnya produk dicuci lagi dengan air lalu kemudian disepuh. Setelah proses penyepuhan berlangsung selama lebih kurang 35 menit dengan arus searah bertegangan 6 Volt, selanjutnya artikel-artikel dicuci lagi dengan air dan kemudian direndam dalam larutan HNO 2 untuk melepaskan zat yang masih menempel pada artikel. Kemudian produk dicuci lagi dan diberi warna dengan memasukan produk ke dalam larutan unizinc 784. Setelah pemberian warna, produk dicuci lagi dengan air lalu kemudian dikeringkan dengan menggunakan drier machine selama 10 – 15 menit sampai kering. b. Proses Penyepuhan dengan menggunakan elektroda nikel Proses penyepuhan dengan menggunakan elektroda nikel hampir sama prosesnya dengan penyepuhan menggunakan zinc. Hanya saja bedanya adalah pada pemberian warna dan bahan – bahan yang menjadi elektroda dan larutan elektrolitnya serta cairan pencucinya. Blok diagram proses penyepuhan zinc dan nikel dapat dilihat seperti pada Gambar 2.4 dan Gambar 2.5. Universitas Sumatera Utara Cuci dengan Air Rendam HCl Cuci dengan Air Electroplatting Cuci dengan Air Rendam dalam HNO2 Cuci dengan Air Pewarnaan dengan Unizinc 784 Cuci dengan Air Pengeringan Cuci dengan Udiprave Gambar 2.4. Blok Diagram Penyepuhan dengan Menggunakan Zinc Universitas Sumatera Utara Cuci dengan Air Rendam H 2 SO 4 Cuci dengan Air Electroplatting Cuci dengan Air Rendam dalam HCl Cuci dengan Air Pengeringan Cuci dengan Udiprave Gambar 2.5. Blok Diagram Penyepuhan dengan Menggunakan Nikel 2.3.3.2. Bagian Kompression 1. Termosetting Moulding Pengolahan plastik jenis termosetting moulding dikerjakan untuk menghasilkan artikel 201-A dan 201-B yaitu sangkar. Pencetakan dilakukan Universitas Sumatera Utara dengan menggunakan mesin injection jenis termosetting. Bahan baku yang digunakan adalah phenolic moulding powder berwarna hitam. Phenolic moulding powder dimasukkan ke dalam mesin injection dan kemudian mesin akan mencetak produk sesuai dengan bentuk mal yang telah ditentukan. Untuk plastik termosetting, hasil cetakan masih memiliki bram–bram sehingga hasil cetakan ini masih harus dibawa ke mesin molen untuk membuang bram–bram yang terdapat pada artikel tersebut. 2. Pembuangan Bram Pembuangan bram hanya dilakukan pada hasil cetakan plastik termosetting moulding. Pembuangan bram ini dapat dilakukan dengan menggunakan mesin molen. Sistem kerja mesin molen ini seperti mesin cuci yang hanya berputar dengan kecepatan tertentu, yang membuat artikel–artikel plastik terbanting– banting sehingga bramnya terlepas sendiri dari cetakannya. 3. Penggilingan Bram maupun produk yang cacat dari termoplastic moulding masih dapat didaur ulang untuk digunakan kembali sebagai bahan baku pecetakan plastik termoplastis. Bram dan produk yang cacat dihancurkan menjadi serpihan plastik dengan menggunakan mesin penggiling.

2.3.3.3. Perakitan

Setelah semua artikel selesai diproduksi, kegiatan selanjutnya adalah merakitnya menjadi komponen fitting tipe 201 yang utuh. Pada saat perakitan, juga dilakukan pemeriksaan–pemeriksaan, yaitu pemeriksaan terhadap berfungsi atau tidaknya fitting yang telah dirakit dan pemeriksaan ketepatan rakitan. Universitas Sumatera Utara

2.3.3.4. Pengepakan

Setelah fitting selesai dirakit, langkah terakhir adalah mengemasnya. Fitting dikemas ke dalam kotak kecil, dimana setiap kemasan dapat diisi fitting gantung lamp holder sebanyak 12 unit. Blok diagram proses produksi fitting gantung lampholder dapat dilihat pada Gambar 2.6.

2.4. Mesin dan Peralatan