TINJAUAN PUSTAKA Resistensi pedagang pasar Sumber Arta Bekasi Barat

komunitas penambang pasir. Bentuk resistensi yang dilakukan oleh masyarakat salah satunya menempuh jalur formal dengan menyampaikan inspirasi mereka pada lembaga pemerintahan. Komunitas penambang pasir berunjuk rasa ke kantor Bupati dan Gedung Dewan Perwakilan Daerah Klungkung. Resistensi juga terlihat dengan tetap dilakukannya aktivitas penambangan secara diam-diam. Pada penelitian pertama, Eko Siswono meninjau resistensi dengan menggunakan analisa struktur dan agen milik Gidden dalam melihat fenomena perlawanan PKL dan mentendesikan penelitian tersebut pada negosiasi dan akomodasi para aktor yang berkaitan dengan PKL. Misalnya sikap aparat pemerintah kota yang mendua. Resistensi menjadi jalur alternatif lunak ketika melunaknya penertiban karena terjadinya kepentingan dikedua pihak. Akibatnya terjadi kontra-produktif dan distorsi dari aparat terhadap PKL. Perbedaan dalam memaknai ruang terbuka publik juga menjadi penekanan dalam penelitian ini yaitu trotoar. Adapun pada penelitian kedua I Gusti melihat resistensi masyarakat karena disebabkan oleh menetapkan kebijakan tanpa partisipasi masyarakat sehingga mereka memilih jalur terbuka dengan berunjuk rasa ke Gedung Bupati dan mendatangi Gedung Perwakilan Daerah. Dua penelitian sebelumnya memang mendeskripsikan bagaimana resistensi kelompok lemah itu berjalan melawan kelas penguasa. Berbeda dengan kajian sebelumnya penelitian ini mencoba menggambarkan bagaimana resistensi akibat penggusuran dapat terjadi di pasar tradisional Sumber Arta yang merupakan pasar dengan status kepemilikan swasta. Peneliti mencoba mengungkapkan bentuk dan faktor apa yang membuat para pedagang di pasar Sumber Arta berani melakukan resistensi.

C. PEMBATASAN DAN PERTANYAAN PENELITIAN

Berdasarkan pemaparan diatas maka peneliti mencoba untuk membatasi pada resistemsi perlawanan pedagang pasar Sumber Arta. Perlawanan tidak selalu bentrok fisik namun juga berbentuk perilaku yang dilakukan oleh pedagang pasar Sumber Arta, Bekasi. Sedangkan pertanyaan penelitian yang akan menjadi kajian dalam penelitian ini adalah : a. Bagaimana bentuk-bentuk resistensi yang dilakukan pedagang terhadap pembangunan apartemen di pasar Sumber Arta? b. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan pedagang pasar berani melakukan resistensi?

D. MODEL ANALISIS

Penggusuran pasar yang dilakukan pengelola Pasar Sumber Arta menyebabkan resistensi perlawanan dari para pedagang pasar. Terdapat dua bentuk resistensi yang dilakukan oleh pedagang pasar yaitu resistensi tertutup dan semi-terbuka. Resistensi pedagang muncul dikarenakan dua faktor antara lain: psikologi sosial dan struktural.

E. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

Tujuan dari penelitian ini adalah 1. Untuk mengetahui faktor penyebab resistensi pedagang Pasar Sumber Arta. 2. Untuk menggambarkan bentuk-bentuk resistensi pedagang pasar terhadap penggusuran Pasar Sumber Arta. Manfaat dari penelitian ini adalah Penelitian ini diharapkan memberikan masukan kepada para pelaku sektor informal khususnya pedagang Pasar Sumber Arta, dan Pemerintah Kota Bekasi umumnya untuk bersama-sama memberikan kontribusi pada kebijakan pembangunan yang memperhatikan sektor informal.

F. METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi yang penulis pakai dalam melakukan penelitian adalah sebagai berikut: 1. Jenis Penelitian Penelitian yang digunakan dalam menganalisa fenomena resistensi pedagang Pasar Sumber Arta yaitu kualitatif. Karena untuk menggambarkan resistensi pedagang pasar Sumber Arta metode ini dirasa pantas dalam meneliti perilaku sehari-hari, bahasa percakapan dan kejadian yang berkaitan dengan pedagang. Berdasarkan hal tersebut diharapkan dapat menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Penelitian kualitatif juga merupakan salah satu turunan dari tradisi yang fundamental dalam ilmu pengetahuan di bidang sosial, yang terkait dengan individu dengan bahasa dan peristiwanya. 13 Sedangkan metode penelitian deskriptif yaitu penelitian yang diarahkan untuk memberikan gejala-gejala, fakta-fakta, atau kejadian-kejadian secara sistematis dan akurat, mengenai sifat-sifat populasi atau daerah tertentu. Dalam penelitian deskriptif cenderung tidak perlu mencari atau menerangkan saling hubungan dan menguji hipotesis. 14 13 Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial Dan Pendidikan: Teori-Aplikasi Jakarta:PT Bumi Aksara, 2006, h. 92. 14 Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial Dan Pendidikan: Teori-Aplikasi, h. 47.