Hasil HASIL DAN PEMBAHASAN

Praktikum 2: Reaksi reduksi oksidasi Tabung reaksi Rak tabung reaksi Amplas Fes Langkah terakhir dari tahap perencanaan adalah menentukan strategi penilaian. Penilaian dilakukan oleh guru pada untuk setiap tugas yang mencakup segala aktivitas yang terdapat di dalam modul yaitu kegiatan diskusi, kegiatan eksperimen, post-lab, dan evaluasi. Perincian tugas tugas dapat dilihat pada Lampiran 2. Sedangkan pada bagian evaluasi siswa dapat melakukan penilaain mandiri dengan mencocokan jawaban menggunakan kunci jawaban dan rubrik yang telah disediakan. Kemudian siswa dapat menghitung presentase tingkat pengusaannya pada umpan balik. b. Tahap penulisan Langkah awal dari tahap penulisan ini mempersiapkan outline penulisan untuk selanjutnya digunakan sebagai panduan dalam menyusun draft modul praktikum yang dibuat. Outline penulisan modul praktikum ini merupakan kombinasi dari beberapa contoh outline yang dikemukakan oleh Daryanto, Prastowo, dan Depdiknas. Langkah ini diambil berdasarkan pertimbangan bahwa modul yang dibuat terfokuskan pada kegiatan praktikum yang diintegrasikan dengan model problem based learning, sehingga dalam penyusunannya perlu disesuaikan dengan sintak atau tahapan pembelajaran dari model tersebut. Pada akhirnya outline yang dibuat oleh penulis terdiri dari tiga bagian utama yakni bagian pendahuluan yang terdiri dari judul, halaman francis, kata pengantar, daftar isi, peta kedudukan modul, deskripsi modul, petunjuk penggunaan modul, tata tertib laboratorium kimia, dan chemlab basics. Bagian inti yang terdiri dari praktikum 1 larutan elektrolit dan non elektrolit, dan praktikum 2 reaksi reduksi oksidasi. Serta bagian penutup yang terdiri evaluasi, glosarium, daftar pustaka, dan kunci jawaban. Berikut penjabaran outline penulisan modul praktikum yang peneliti buat. Tabel 4.3 menjabarkan outline penulisan modul praktikum secara keseluruhan dimulai dari bagian inti hingga bagian penutup. Sedangkan untuk rincian outline penulisan untuk bagian inti di jabarkan pada Tabel 4.4. Ukuran kertas: A4 8,27 inch x 11,69 inch Pengorganisasian: 1. Bagian pendahuluan a. Cover depan b. Halaman Francis c. Kata Pengantar d. Daftar Isi e. Peta Kedudukan Modul Praktikum f. Deskripsi Modul Praktikum g. Petunjuk Penggunaan Modul Praktikum h. Tata Tertib Laboratorium Kimia i. Chemlab Basics 2. Bagian inti a. Praktikum 1 b. Praktikum 2 3. Bagian penutup a. Evaluasi b. Umpan Balik c. Glosarium d. Daftar Pustaka e. Kunci Jawaban f. belakang Tabel 4.3 Outline Penulisan Modul Praktikum Secara Keseluruhan Tabel 4.4 di atas menampilkan rincian outline untuk bagian inti modul praktikum. Outline tersebut disesuaikan dengan tahapan problem based learning yang terdiri dari lima tahap yaitu orientasi Ukuran kertas: A4 8,27 inch x 11,69 inch Pengorganisasian: Bagian inti: Praktikum 1 larutan elektrolit dan non elektrolit dan Praktikum 2 reaksi reduksi oksidasi a. Judul praktikum b. Penjabaran KI dan KD c. Indikator d. Tujuan e. Wacana, memuat bacaan yang akan menggiring siswa menemukan dan merumuskan masalah yang harus diselesaikan. f. Kegitan diskusi, berisi pertanyaan-pertanyaan yang mengorganisasikan dan membimbing siswa untuk belajar serta melakukan penyelidikan. g. Kegiatan eksperimen, berisi instruksi-instruksi yang diberikan kepada siswa untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut melalui kegiatan eksperimen. h. Tabel hasil pengamatan i. Kolom pembahasan, untuk membahas hasil pengamatan yang diperoleh siswa dan mengkaitkannya dengan teori. j. Kolom kesimpulan, untuk diisi oleh siswa berdasarkan eksperimen yang telah dilakukan. k. Kolom daftar pustaka untuk diisi oleh siswa sesuai dengan sumberbahan rujukan yang mereka gunakan l. Post lab, berisi pertanyaan-pertanyaan yang dapat membantu siswa dalam memahami konsep sesuai dengan materi yang sedang dipraktikumkan. m. Refleksi, berisi pertayaan yang ditujukkan untuk mengevaluasi dan menganalisis proses pemecahan masalah. n. Did you know, berisi informasi sesuai dengan materi yang bersangkutan. o. Quote berisi kalimat motivasi. p. Catatan guru, untuk menuliskan komentar atau saran mengenai hasil kerja siswa. q. Kolom penilaian, berisi penilaian akhir yang diberikan guru setelah satu kegiatan praktikum selesai dalam bentuk skor Tabel 4.4 Rincian Outline Penulisan pada Bagian Inti siswa pada masalah, mengorganisasikan siswa untuk belajar, membimbing penyelidikan individu atau kelompok, menyajikan hasil karya, dan menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Berdasarkan outline penulisan yang telah dijabarkan pada Tabel 4.3 dan Tabel 4.4 kemudian dilanjutkan dengan memulai penulisan hingga menjadi draft awal modul praktikum. Dalam proses penulisan hingga menjadi sebuah draft modul pratikum, peneliti juga melakukan beberapa perbaikan sesuai dengan saran dan arahan yang diberikan oleh dosen pembimbing. Berikut disajikan beberapa proses perbaikan selama tahap penulisan modul praktikum. Tabel 4.5 Hasil Perbaikan Selama Tahap Penulisan Modul Praktikum No Sebelum Perbaikan Setelah Pebaikan 1. Penggunaan jenis huruf Times new Roman dengan ukuran 12 dan spasi 1,5 untuk isi modul praktikum. Diganti menjadi jenis huruf PMingLiU dengan ukuran 11 dan spasi 1,15 untuk isi modul. 2. Penyajian informasi seputar K3 Keselamatan dan Kesehatan Kerja, pengenalan SDS Safety Data Sheet, pengenalan B3 Bahan Berbahaya dan Beracun, pengenalan alat, dan teknik laboratorium kimia dinilai terlalu banyak hingga 10 halaman dan disampaikan kurang menarik. Penyajian dibuat lebih ringkas menjadi 4 halaman dengan disatukan dalam satu judul utama yaitu “Chemlab Basics” dan dibuat tampilan semenarik mungkinfull colour. 3. Terdapat kesalahan dalam beberapa penulisan seperti, kata dalam bahasa inggris tidak tulis miringitalic, penulisan indeks senyawa yang tidak sesuai, dan beberapa kesalahan dalam pengetikan kata. Melakukan perbaikan penulisan, seperti penulisan “Safety Data Sheet” menjadi “Safety Data Sheet”, penulisan indeks senyawa “CuSO4” menjadi “CuSO 4 ” , dan penulisan kata “illegal” menjadi “ilegal”. 4. Terdapat penggunaan bahasa pada wacana yang kurang tepat. Perbaikan penggunaan bahasa pada wacana. 5. Kombinasi warna, gambarilustrasi, jenis dan ukuran huruf pada cover dinilai kurang sesuai dan menarik. Kombinasi warna, gambarilustrasi, jenis dan ukuran huruf pada cover dinilai sudah sesuai dan menarik. Dari beberapa saran yang diberikan oleh dosen pembimbing selanjutnya peneliti melakukan perbaikan sehingga didapatkan draft modul praktikum yang dirancang dan dikemas sedemikian rupa dari berbagai komponen yang telah dijabarkan sebelumnya. Berikut adalah hasil penyusunan beberapa komponen yang terdapat dalam modul praktikum sebelum di validasi. 1 Cover Desain cover mencakup judul modul praktikum yaitu “Modul Praktikum Kimia Berbasis Problem Based Learning ” dan keterangan sasaran penggunaan “Untuk SMAMA Kelas X Semester Genap”, serta kolom identitas siswa yang berisi nama, kelas, dan kelompok. a b 2 Judul Judul utama terdapat pada cover depan dan judul praktikum terdapat pada masing-masing awal kegiatan praktikum. Pengorganisasian judul dapat dilihat pada tabel berikut. Gambar 4.1 a Cover Depan Sebelum Perbaikan b Cover Depan Setelah Perbaikan Tabel 4.6 Pengorganisasian Judul Modul Praktikum Judul Modul Praktikum Modul Praktikum Kimia Berbasis Problem Based Judul Praktikum 1 Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit Judul Praktikum 2 Reaksi Reduksi Oksidasi 3 Chemlab Basics Pada bagian ini berisi materi teknik laboratorium kimia yang meliputi K3, pengenalan SDS, pengenalan B3, pengenalan alat laboratorium kimia, dan teknik dasar laboratorium kimia. Disusunya chemlab basics ini bertujuan agar siswa mengetahui dan memahami berbagai hal yang berkaitan dengan laboratorium kimia terutama mengenai keselamatan dan kesehatan kerja. Sehingga dapat mengurangi semaksimal mungkin hal-hal yang tidak diinginkan dalam proses kegiatan praktikum di laboratorium kimia. Lebih lanjut untuk melatih siswa terhadap penguasaan materi yang yang berkaitan dengan laboratorium maka sebelum melanjutkan pada kegiatan praktikum 1 dan 2 siswa diminta untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang terdapat pada halaman 5. a b Gambar 4.2 a Tampilan Awal Materi Pengenalan Laboratorium Kimia b Tampilan Materi Pengenalan Laboratorium Kimia Setelah Perbaikan 4 Tujuan Modul praktikum menampilkan tujuan pembelajaran untuk masing-masing kegiatan praktikum pada modul yang disusun berdasarkan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar yang telah ditentukan sebelumnya. Penulisan tujuan pada awal judul praktikum adalah untuk memunculkan aktivitas guru yang terdapat pada tahap awal model problem based learning sehingga guru tidak perlu lagi menjelaskan tujuan dari pelajaran yang akan dilakukan. Hal ini dapat menjadikan siswa lebih mandiri dalam belajar dengan menggunakan modul praktikum berbasisis problem based learning. Berikut adalah tampilan tujuan pembelajaran dari salah satu materi yang terdapat pada modul praktikum: Gambar 4.3 Tampilan Tujuan Pembelajaran Pada Salah Satu Judul Praktikum 5 Wacana Wacana yang terdapat pada bagian awal dari masing-masing kegiatan praktikum ditujukan untuk mengorientasi siswa pada proses penyelesaian masalah. Orientasi siswa terhadap masalah merupakan tahap awal dari pembelajaran dengan model problem based learning. Wacana yang dibuat haruslah mengandung masalah yang bersifat autentiknyata. Karena start point belajar siswa dari model problem based learning adalah penyajian masalah yang bersifat autentik. Penyampaian wacana dibuat dalam bentuk deskriptif agar siswa dapat mengidentifikasi lebih lanjut masalah yang terdapat dalam wacana tersebut. Selain itu, permasalahan yang disajikan dalam wacana disesuaikan dengan masing-masing materi. Untuk dapat memperjelas gambaran dari permasalahan yang disajikan maka dilengkapi dengan ilustrasi yang sesuai. 6 Kegiatan diskusi Kegiatan diskusi ini berisi pertanyaan-pertanyaan yang mengorganisasikan siswa untuk belajar serta membimbing penyelidikan siswa untuk menyelesaikan masalah yang mereka temukan dalam wacana secara berkelompok. Mengorganisasikan siswa untuk belajar merupakan tahap kedua, sedangkan membimbing penyelidikan individu maupun kelompok adalah tahap ketiga dari model pembelajaran problem based learning. Pengorganisasian belajar siswa diarahkan dengan perintah “Berdasarkan wacana di atas, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan berdiskusi bersama teman sekelompokmu ”, dengan begitu siswa diminta melakukan diskusi kelompok untuk dapat mengidentifikasi masalah yang ada dalam wacana. Sedangkan untuk membimbing siswa dalam penyelidikan Gambar 4.4 Tampilan Wacana pada Setiap Judul Praktikum individukelompok selama proses pemecahan masalah maka dibuatlah pertanyaan-pertanyaan pengarah lainnya agar siswa dapat melakukan penyelidikan yang lebih mendalam. Siswa diarahkan untuk melakukan informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber terkait dengan masalah yang telah diidentifikasi sebelumnya, oleh karena itu modul praktikum menyediakan kolom jawaban yang cukup besar agar siswa dapat mengeksplor informasi yag ada. Berdasarkan informasi tersebut siswa diminta mengajukan penyelesaian masalah dan selanjutnya diarahkan untuk melakukan penyelidikan lanjutan melalui kegiatan percobaan. 7 Kegiatan Eksperimen Kegiatan eksperimen ini merupakan penyelidikan lanjutan yang dilakukan oleh siswa berdasarkan penyelesaian masalah yang mereka kemukakan pada kegiatan diskusi. Pada kegiatan ini siswa diminta untuk menentukan alat dan bahan serta merancang percobaan. Selanjutnya siswa melakukan percobaan sesuai dengan rancangan yang telah dibuatnya serta menuliskan hasil pengamatan pada kolom yang telah disediakan sesuai dengan materi yang dipelajari. Selain itu, nantinya siswa diminta untuk menuliskan pembahasan Gambar 4.5 Kegiatan Diskusi pada Setiap Judul Praktikum dari hasil pengamatan yang telah mereka dapatkan. Terakhir siswa diminta untuk menarik kesimpulan dari percobaan yang telah mereka lakukan. Dengan begitu siswa diharapkan dapat terlatih untuk meyajikan hasil penyelidikannya dalam hal ini berupa laporan hasil praktikum. Penyajian hasil karya berupa laporan praktikum ini merupakan tahap keempat dari model problem based learning. 8 Post Lab Berisi lima pertanyaan yang berkaitan dengan percobaan yang telah dilakukan oleh siswa yang dapat membantu siswa dalam memahami konsep dengan materi yang sedang dipelajarinya. Gambar 4.6 Tampilan Kegiatan Eksperimen pada Salah Satu Judul Praktikum Gambar 4.7 Post Lab pada Setiap Judul Praktikum 9 Refleksi Kegiatan refleksi ini bertujuan untuk menganalisis dan mengevaluasi proses penyelidikan dan pemecahan masalah yang telah dilakukan oleh siswa, yang merupakan tahap kelima dari model pembelajaran problem based learning. Gambar 4.8 Kegiatan Refleksi yang Terdapat pada Setiap Judul Praktikum 10 Kolom Informasi Kolom Did You Know berisi informasi yang berhubungan dengan masing-masing judul praktikum. Kolom ini bertujuan agar modul yang dibuat dapat bersifat adaptif. Gambar 4.9 Kolom Did You Know pada Salah Satu Judul Praktikum 11 Evaluasi Evaluasi merupakan salah satu komponen dari modul menurut Depdiknas. Evaluasi berfungsi untuk mengetahui apakah siswa dapat menerapkan proses pemecahan masalah pada fenomena yang dijumpai di kehidupan nyata. Hal ini juga merupakan salah satu tujuan dari model problem based learning, yakni siswa dapat menerapkan pengetahuan yang dimilikinya dalam menyelesaikan masalah di kehidupan nyata. Langkah terakhir dari tahap ini adalah menulis penilaian hasil belajar. Penilaian hasil belajar yang digunakan oleh peneliti meliputi semua tugas yang terdapat di dalam modul. Dan pada bagian akhir terdapat evaluasi yang digunakan sebagai penilaian akhir apakah proses belajar dengan menggunakan modul data tercapai sesuai dengan tujuan pembelajaran. Kendala yang dirasakan peneliti selama tahap penulisan ini adalah penentuan outline penulisan, pembuatan rangka desain yang sederhana namun tetap menarik, menyusun wacana yang sesuai dengan konteks problem based learning, membuat pertanyaan pengarah yang sesuai dengan model problem based learning, serta mencari ilustrasi-ilustrasi yang dapat menggambarkan secara jelas maksud dan tujuan yang ingin disampaikan. Gambar 4.10 Tampilan Kegiatan Evaluasi pada Modul Praktikum c. Review Validasi modul praktikum berbasis problem based learning dilakuk an hingga mendapat penilaian “Ya” dari validator untuk seluruh indikator yang terdapat pada lembar validasi. Validasi dilakukan oleh dua orang ahli dosen kimia dan seorang praktisi pendidikan guru bidang studi kimia. Dalam tahap ini peneliti melakukan dua kali validasi hingga modul praktikum yang dikembangkan me ndapat keseluruhan penilaian “Ya” untuk setiap indikatornya. Sedangkan aspek yang dinilai meliputi, karakteristik, elemen mutu, kebahasaan, dan tahap problem based learning. Pada validasi tahap pertama masih terdapat penilaian “Tidak” pada beberapa pernyataan yang terdapat pada lembar validasi modul praktikum, hasil validasi ini dapat dilihat pada Lampiran 5. Berikut adalah skor awal validasi tahap pertama dari masing- masing validator. Tabel 4.7 Skor Awal Validasi Modul Praktikum Berbasis Problem Based Learning Validator Skor Keterangan Salamah Agung, Ph.D 97,02 Terdapat Perbaikan Dewi Murniati, M.Si 91,18 Terdapat Perbaikan Salim Munajat, M.Pd 100 ValidLayak Selain mengisi pernyataan Ya dan Tidak, validator juga memberikan saran terhadap modul praktikum yang dikembangkan. Saran yang diberikan oleh validator dijadikan sebagai pertimbangan bagi peneliti untuk merevisi modul praktikum. Tabel 4.8 adalah tabel daftar revisi hasil validasi modul praktikum tahap pertama. Tabel 4.8 Hasil Validasi Modul Tahap Pertama No. Sebelum Revisi Setelah Revisi 1. Cover tidak mencantumkan konten materi yang terdapat dalam modul praktikum dan tidak terdapat identitas penulis Ditambahkan konten materi yang terdapat dalam modul praktikum yaitu - Larutan elektrolit dan non elektrolit - Reaksi reduksi oksidasi redoks dan ditambahkan pencantuman nama penulis 2. Jenis huruf PMingLiU dan ukuran 11 dinilai kurang proporsional karena terlalu rapat sehingga agak sulit untuk dibaca Jenis huruf diganti menjadi Liberation Serif dengan ukuran 11,5 3. Spasi kosong yang terdapat pada halaman 5 kurang proporsional Spasi kosong yang terdapat pada halaman 5 proporsional 4. Layout penulisan pada halaman francis kurang proporsional dan tidak terdapat ilustrasi materi Layout penulisan pada halaman francis proprosional dan terdapat ilustrasi materi 5. Ilustrasi yang diberikan pada setiap judul praktikum tidak sesuai Ilustrasi disesuaikan dengan judul praktikum 6. Peta kedudukan modul praktikum kurang terpusat Peta kedudukan modul praktikum dikhususkan untuk KD yang ada pada kelas X dan dibawahnya diberi keterangan isi KD 7. Petunjuk ” Keterangan: Berilah tanda checklist  pada tabel yang sesuai dengan hasil pengamatanmu” pada halaman 11 diletakan di bawah tabel hasil pengamatan Pernyataan “Keterangan: Berilah tanda checklist  pada tabel yang sesuai dengan hasil pengamatanmu “ pada halaman 11 diletakan di atas tabel hasil pengamatan 8. Penulisan glosarium dan daftar pustaka dalam satu halaman Memisahkan halaman glosarium dan dafar pustaka Berikut ditunjukkan perubahan yang terjadi setelah validasi tahap pertama pada beberapa konten yang terdapat dalam modul praktikum yang dikembangkan: a b Gambar 4.10 menunjukkan cover depan dan belakang Gambar 4.11 menunjukkan cover depan dan belakang yang mengalami revisi pada tahap awal validasi. Cover depan pada awalnya tidak terdapat identitas penulis dan tidak mencantumkan keterangan terkait materi-materi praktikum yang ada di dalam modul. Dari saran yang diberikan oleh validator penulis melakukan revisi dengan menambahkan nama penulis yaitu Tika Zahara pada bagian kiri atas dan keterangan materi yang mencakup larutan elektrolit dan non elektrolit, dan redoks yang terletak pada bagian Gambar 4.11 a Cover Depan dan Belakang Sebelum Revisi b Cover Depan dan Belakang Setelah Revisi kiri dibawah judul. Selain itu juga warna dasar cover depan dan belakang diganti agar lebih menarik. Gambar 4.12 merupakan contoh dari salah satu halaman dalam modul yang sebelum revisi menggunakan jenis huruf PMingLiU dengan ukuran 11 dan setelah direvisi jenis huruf yang digunakan diubah menjadi Liberation Serif dengan ukuran 11,5. Perubahan jenis dan ukuran huruf ini dilakukan atas dasar penilaian validator yang menyatakan bahwa jenis dan ukuran huruf awal terlalu rapat dan kecil, sehingga penulis mengganti jenis dan ukuran huruf yang sekiranya tidak terlalu rapat dan lebih mudah untuk dibaca. a b Gambar 4.13 a Ruang Kosong Pada Halaman 5 Sebelum Revisi b Ruang Kosong Pada Halaman 5 Setelah Revisi Gambar 4.12 a Jenis dan Ukuran Huruf Sebelum Revisi b Jenis dan Ukuran Huruf Setelah Revisi Gambar 4.13 menunjukkan revisi yang dilakukan pada halaman 5. Halaman ini berisi latihan meliputi pertanyaan-pertanyaan sesuai dengan materi yang dipaparkan pada bagian Chemlab Basics. Pertanyaan ini meliputi contoh bahan berbahaya dan beracun serta pemberian nama dan fungsi dari alat-alat laboratorim yang terdapat dalam tabel. Revisi dilakukan pada ruang kosong yang diperuntukkan untuk menuliskan jawaban. Ruang kosong yang tersedia sebelumnya dinilai tidak mencukupi untuk siswa menulis jawabannya, oleh karena itu penulis merevisi dengan merubah spasi yakni dari 1 menjadi 1,15 dan menambahkan bagian titik-titik sebagai tempat mengisi jawaban pada soal no 2. a b Gambar 4.14 menunjukkan halaman francis sebelum dan sesudah direvisi. Halaman francis merupakan halaman pertama dalam sebuah buku setelah kulit depan dan biasanya memuat judul buku. Paling tidak judul dapat ditulis dengan tiga variasi huruf, yaitu dengan huruf kapital semua, campuran huruf kapital dan Gambar 4.14 a Halaman Francis Sebelum Revisi b Halaman Francis Setelah Revisi kecil, serta huruf kecil semua. 1 Penulis melakukan perubahan dengan menampilkan ilustrasi gambar dari ketiga judul praktikum yang terdapat di dalam modul praktikum, yaitu gambar rancangan alat uji elektrolit dan gambar salah satu contoh reaksi redoks, selain itu juga ditampilkan gambar siswa yang sedang melakukan kegiatan praktikum yang selanjutnya penulis buat dalam satu lingkaran untuk menambah daya tarik. a b Gambar 4.15 menunjukkan peta kedudukan modul praktikum sebelum dan sesudah revisi. Peta kedudukan modul praktikum ini bertujuan untuk menunjukkan kedudukan modul dalam keseluruhan program pembelajaran. 2 Awalnya peta kedudukan modul praktikum mencantumkan seluruh KD mata pelajaran kimia untuk kelas X, XI, dan XII SMA, kemudian dari tahap validasi awal penulis mendapat saran dari validator bahwa peta kedudukan tersebut kurang terperinci dan kurang jelas karena tidak mencantumkan isi dari KD tersebut. Dari saran tersebut selanjutnya 1 Pamusuk Eneste, Buku Pintar Penyuntingan Naskah, Jakarta: Gramedia, h.96. 2 Daryanto dan Aris Dwicahyono, Pengembangan Perangkat Pembelajaran, Yogyakarta: Gava Media,2014 Cet I, h. 194. Gambar 4.15 a Peta Kedudukan Modul Praktikum Sebelum Revisi b Peta Kedudukan Modul Praktikum Sesudah Revisi penulis melakukan revisi yang akhirnya peta kedudukan modul praktikum berisi KD kelas X saja dengan memberikan warna hijau pada KD yang terdapat pada modul praktikum serta memberikan keterangan dari isi KD tersebut. a b Gambar 4.16 menunjukkan revisi yang dilakukan pada halaman 11 pada bagian penulisan “keterangan: Berilah tanda checklist  pada tabel yang sesuai dengan hasil pengamatanmu” yang sebelumnya ditempatkan di bagian bawah tabel hasil pengamatan kemudian dipindahkan menjadi di bagian atas tabel hasil pengamatan. Hal ini dilakukan karena adanya kemungkinan siswa tidak membaca petunjuk yang diberikan sehingga menimbulkan kebingungan dan salah dalam mengisi tabel hasil pengamatan dikarenakan penempatan petunjuk yang tidak sesuai. Gambar 4.16 a Tata Letak Hasil Pengamatan Pada Halaman 11 Sebelum Revisi b Tata Letak Hasil Pengamatan Halaman 11 Setelah Revisi a b Gambar 4.17 menunjukkan perubahan tata letak pada bagian glosarium dan daftar pustaka. Awalnya penempatan glosarium disatukan dalam satu halaman yang sama dengan penulisan daftar pustaka. Berdasarkan saran yang diberikan oleh validator akhirya penempatan glosarium dan daftar pustaka dipisahkan pada halaman yang berbeda. Selain itu, penulis juga menambah daftar istilah- istilah yang dianggap masih asing bagi siswa pada bagian glosarium. Validasi tahap kedua dilakukan setelah adanya revisi sesuai dengan saran yang diberikan validator pada validasi tahap pertama. Pada validasi tahap kedua ini semua indikator mendapat penilaian “Ya”, sehingga modul praktikum berbasis problem based learning sudah layakvalid dan dilanjutkan pada tahap uji coba poduk. Tabel 4.9 Hasil Skor Akhir Validasi Modul Praktikum Berbasis Problem Based Learning Validator Skor Keterangan Salamah Agung, Ph.D 100 ValidLayak Dewi Murniati, M.Si 100 ValidLayak Salim Munajat, M.Pd 100 ValidLayak Gambar 4.17 a Tata Letak Glosarium dan Daftar Pustaka Sebelum Revisi b Tata Letak Glosarium dan Daftar Pustaka Setelah Revisi Berdasarkan Tabel 4.9 menunjukkan bahwa hasil skor akhir yang diberikan oleh setiap validator adalah 100. Dengan skor tersebut modul praktikum yang dikembangkan dinyatakan valid atau layak untuk di uji cobakan kepada siswa. Selanjutnya adalah melakukan pencetakan modul sesuai dengan jumlah siswa kelas X MIA 5 SMA Negeri 1 Karawang yaitu sebanyak 40 orang. d. Uji Coba Produk Modul yang telah divalidasi dan direvisi selanjutnya diuji cobakan kepada siswa sebagai subjek penelitian yang akan memberikan penilaian melalui angket yang diberikan setelah menggunakan modul praktikum berbasis problem based learning dalam pembelajaran kimia di sekolah. Hasil pengisian angket yang dilakukan oleh siswa ini bertujuan untuk mengumpulkan informasi mengenai penilaian siswa terhadap produk yang dikembangkan. Dari angket yang diberikan kepada 40 orang responden siswa kelas X MIA 5 SMA Negeri 1 Karawang, diperoleh data presentase yang kemudian dikonversikan menjadi nilai kategori. Hasil tersebut dikelompokkan menjadi empat aspek berdasarkan dimensi pengembangan modul praktikum berbasis problem based learning untuk kimia kelas X semester genap yaitu karakteristik, elemen mutu, kebahasaan, dan tahap problem based learning. Tabel 4.10 Hasil Presentase Angket Pengembangan Modul Praktikum Berbasis Problem Based Learning untuk Kimia Kelas X Semester Genap Aspek Indikator Presentase per indikator Presentase rata-rata Kategori Karakteristik Self Instruction 75,28 80,07 Baik Self Contained 84,50 Adaptif 83,00 BersahabatUser Friendly 77,50 Elemen mutu Format 84,25 78,08 Baik Organisasi 80,25 Daya tarik 75,5 Bentuk dan ukuran huruf 82 Ruang spasi kosong 65 Konsistensi 81,5 Kebahasaan Kaidah Bahasa Indonesia 75 78,12 Baik Pemanfaatan bahasa secara efektif dan efisien jelas dan singkat 82,5 Keterbacaan 73,5 Kejelasan informasi 81,5 Tahap Problem Based Learning Orientasi pada masalah 80,5 81,40 Sangat Baik Mengorganisasik an siwa untuk belajar 83.25 Membimbing penyelidikan individukelompo k 81,25 Mengembangkan dan menyajikan hasil karya 82 Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah 80 Rata-rata hasil pengembangan modul praktikum 79,42 Baik Dari Tabel 4.10 dapat diketahui aspek dengan presentase hasil tertinggi hingga terendah adalah tahap Problem Based Learning sebesar 81,4, karakteristik sebesar 80,07, kebahasaan sebesar 78,12, dan elemen mutu sebesar 78,08. Sedangkan rata-rata keseluruhan hasil pengembangan diperoleh presentase sebesar 79,42 dengan kategori baik.

B. Pembahasan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan produk yaitu modul praktikum kimia berbasis problem based learning. Berdasarkan teori pengembangan modul dalam buku Daryanto, pengembangan modul dilaksankan dalam empat tahap yaitu tahap perencanaan, tahap penulisan, tahap reviewvalidasi, dan tahap uji coba. 3 1. Tahap perencanaan Tahap awal dalam proses pengembangan produk ini adalah melakukan analisis kebutuhan di sekolah jenjang SMA, hal ini dimaksudkan untuk mengetahui hal apa saja yang memang dibutuhkan oleh peserta didik dalam pembelajaran kimia khususnya dalam kegiatan praktikum. Analisis kebutuhan dilakukan melalui wawancara dengan guru bidang studi kimia untuk mengetahui kegiatan praktikum yang dilakukan di sekolah dan bahan ajar yang digunakan sebagai panduan dalam melakukan kegiatan praktikum tersebut. Dari hasil wawancara diketahui bahwa guru biasanya menggunakan lembar kerja yang dapat dikatakan terkesan seperti buku resep, hal ini dikarenakan lembar kegiatan yang digunakan masih sangat menuntun siswa. Lembar kegiatan tersebut berisi teori singkat, alat dan bahan, langkah kerja, hasil pengamatan, dan post lab. Lembar kerja yang demikian dapat menjadikan siswa kurang aktif, kreatif, dan mandiri dalam merancang maupun melakukan percobaan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Hoffstein dan Lunet dalam Claire Mc Donall yang menyatakan bahwa pembelajaran di laboratorium yang bersifat resepcook book tidak memungkinkan bagi siswa untuk berpikir lebih jauh mengenai tujuan dari 3 Daryanto, Menyusun Modul, Yogyakarta: Gava Media, 2013, h. 31. penyelidikan yang dilakukannya. 4 Oleh karena itu peneliti mengintegrasikan model problem based learning pada modul praktikum yang akan dikembangkan. Sejalan dengan Rosmalinda, dkk. bahwa model yang tepat digunakan untuk menghasilkan pembelajaran bermakna dalam praktikum yaitu problem based learning. 5 Selain itu pembelajaran dengan modul berbasis masalah dapat melatih siswa untuk memecahkan masalah yang disajikan melalui strategi pemecahan masalah. Kegiatan belajar dengan diskusi maupun percobaan dalam kelompok memberikan kesempatan bagi masing-masing anggota kelompok untuk turut serta menyampaikan gagasan dalam menyelesaikan masalah yang diberikan. 6 Tahap selanjutnya, peneliti melakukan analisis kompetensi inti dan kompetensi dasar untuk menentukan materi apa saja yang menuntut untuk dilaksanakannya kegiatan praktikum untuk kelas X semester genap. Hasilnya ditetapkan KD 4.8 dan 4.9 yang mencakup dua kegiatan praktikum yaitu larutan elektrolit dan non elektrolit, dan reaksi reduksi oksidasi. Setelah ditentukan dua kompetensi dasar tersebut, kemudian dialakukanlah analisis kompetensi inti dan kompetensi dasar lebih lanjut untuk merumuskan indikator, tujuan pembelajaran, aktivitas pembelajaran, dan alat bahan yang digunakan. Penentuan tujuan pembelajaran merupakan hal penting, dikarenakan suatu proses pembelajaran dikatakan berhasil apabila siswa dapat mencapai tujuan pembelajaran tersebut. 7 Pemilihan media yang berupa alat dan bahan praktikum disesuaikan dengan tujuan pembelajaran dari masing-masing materi. Alat dan bahan praktikum yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 4.2. 4 Claire Mc Donnell, Christine O’Connor, dan Michael K Seery, Developing Practical Chemistry Skills By Means Of Student-Driven Problem Based Learning Mini-Projects, Chemistry Education Research and Practice, 2007, 8 2, h. 131 5 Desy Rosmalinda, Muhammad Rusdi, dan Bambang Hariyadi, Pengembangan Modul Praktikum Kimia SMA Berbasi PBL Problem Based Learning, Edu-Sains ,Vol. 2, No 2, 2013, h, 2. 6 Sujiono dan Arif Widiyatmoko, Pengembangan Modul IPA Terpadu Berbasis Problem Based Learning Tema Gerak Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa, Unnes Science Education Journal 3 3, 2014, h. 690. 7 Riska Pridamaulia, “Pengembangan LKS Eksperimen Berorientasi Inkuiri Terbimbing Pada Materi Laju Reaksi”, Skripsi pada program sarjana UIN Syarif Hidayatullah, 2014, h. 76, tidak dipublikasikan. Startegi penilaian dilakukan dengan menggunakan tugas individu dan tugas kelompok serta evaluasi, rincian tugas dapat dilihat pada Lampiran 2. Pada evaluasi, siswa dapat melakukan penilaian mandiri dengan mencocokkan jawaban menggunakan kunci jawaban dan rubrik yang disediakan. Selanjutnya siswa dapat menghitung persentase tingkat penguasaannya pada bagian umpan balik. Menurut Prastowo, pada penentuan alat penilaian termasuk ke dalam criterion items, yaitu sejumlah pertanyaan atau tes digunakan untuk mengetahui keberhasilan siswa dalam menguasai kompetensi. 8 2. Tahap penulisan Pada tahap ini dilakukan penentuan outline penulisan modul yang disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang telah ditentukan sebelumnya. Outline inilah yang akan dijadikan sebagai kerangka dasar dalam penulisan. Dalam modul praktikum dimuat beberapa kegiatan yakni kegiatan diskusi kelompok, kegiatan eksperimen, post lab, dan refleksi. Dengan pertimbangan adanya cukup ruang untuk mengisi jawaban- jawaban dari berbagai kegiatan tersebut dan agar halaman modul praktikum tidak terlalu tebal maka dipilihlah ukuran kertas A4 8,27 inch x 11,69 inch 80 gsm sebagai lembaran modul praktikum. Ukuran kertas A4 merupakan salah satu standar kertas yang telah ditetapkan oleh ISO International Orgnaization for Standardization. 9 Selanjutnya proses penyusunan modul berdasarkan outline penulisan yang terdapat pada Tabel 4.3 dan 4.4 dilakukan dengan memanfaatkan aplikasi komputer yaitu Micrososft Office Word 2010, Adobe Photoshop CS 4, dan Microsoft Paint. Pemanfaatan berbagai aplikasi komputer ini bertujuan untuk membuat tampilan atau design modul praktikum semenarik mungkin. Outline penulisan yang digunakan oleh penulis merupkan kombinasi dari tiga contoh outline yang dikemukakan oleh Daryanto, Prastowo, dan 8 Andi Prastowo, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif, Yogyakarta: Diva Press, 2013, Cet. 5, h. 121. 9 BSNP, Deskripsi Butir Instrumen Penilaian Buku Teks Pelajaran SMP, SMA, SMK Komponen Kegrafikan, 2007, h. 1. Depdiknas. Pada proses penentuan outline ini juga didasarkan dengan kesesuaian model problem based learning yang diintegrasikan dengan modul praktikum. Proses penulisan draft modul praktikum ini juga mengalami beberapa perubahan sesuai dengan saran dan arahan dari dosen pembimbing di antaranya adalah penentuan outline modul, penempatan gambar, penggunaan jenis dan ukuran huruf, spasi antar kalimat, kombinasi warna, dan penggunaan tata bahasa. Hal ini bertujuan untuk menghasilkan draft yang sesuai dengan tujuan dari pengembangan modul praktikum yang dilakukan. Instrumen hasil belajar pada modul praktikum ini meliputi penugasan individu maupun kelompok yang diberikan pada bagian Chamlab Basics, serta kegiatan diskusi, kegiatan eksperimen, post-lab untuk setiap judul praktikum, dan evaluasi. Rincian penugasan dapat dilihat pada Lampiran 2. Pada tahap penulisan ini wacana yang dibuat harus dapat mengorinetasikan siswa pada masalah sesuai dengan model problem based learning. Permasalahan pada wacana dibuat se-autentik mungkin, sesuai dengan yang dikemukakan Arends bahwa situasi masalah yang baik adalah masalah yang dikaitkan dengan pengalaman real siswa. 10 3. Review Sebelum modul praktikum hasil pengembangan dilakukan uji coba, peneliti melakukan validasi modul praktikum berbasis problem based learning untuk kelas X semester genap yang disesuaikan dengan aspek- aspek yang telah dijabarkan pada lembar validasi. Validasi dilakukan oleh dua orang ahli dosen kimia, dan satu orang praktisi guru mata pelajaran kimia. Saran dari para validator kemudian dijadikan masukan oleh peneliti untuk melakukan revisi terhadap modul praktikum. Proses validasi dilakukan hingga akhirnya validator menyatakan bahwa modul praktikum 10 Ricard I Arends, Learning to Teach Seventh Edition, New York: Mc Graw-Hill, 2007, h. 390.