itu pada umumnya tidak diberi secara spontan, akan tetapi adanya proses secara sadar untuk menilai perangsang-perangsang itu.
3. Sikap berfungsi sebagai alat pengatur pengalaman-pengalaman.
Dalam hal ini perlu dikemukakan bahwa manusia di dalam menerima pengalaman-pengalaman dari dunia luar sikapnya tidak pasif, tetapi diterima
secara aktif, artinya semua pengalaman yang berasal dari dunia luar itu tidak semuanya dilayani, jadi semua pengalaman itu diberi penilaian lalu dipilih.
4. Sikap berfungsi sebagai pernyataan kepribadian.
Sikap sering mencerminkan pribadi seseorang. Ini sebabnya karena sikap tidak pernah terpisahkan dari pribadi yang mendukungnya. Oleh karena itu dengan
melihat sikap-sikap pada objek-objek tertentu, sedikit banyak orang bisa mengetahui pribadi orang tersebut. Jadi sebagai pernyataan pribadi Ahmadi,
1991.
c. Tindakan
Practice
Tindakan adalah respon nyata dari seseorang terhadap suatu objek. Setelah seseorang mengetahui stimulus kemudian mengadakan penelitian atau pendapat
terhadap apa yang diketahui atau yang disikapinya tersebut dalam bentuk tindakan. Praktek individu terhadap suatu objek dipengaruhi oleh persepsi individu
tentang kegawatan objek, kerentanan, faktor sosio demografi, pengaruh media massa, anjuran orang lain, serta perhitungan untung rugi dari praktek tersebut.
Dedi Julhadi Hasibuan : Gambaran Perilaku Ibu Rumah Tangga Dalam Penggunaan Garam Beriodium Di Desa Juma Teguh Kecamatan Siempat Nempu Kabupaten Dairi Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
Praktek ini dibentuk oleh pengalaman interaksi individu terhadap sesuatu dapat berubah dan berkembang sesuai dengan kemampuan, kebutuhan, pengalaman
dan tinggi rendahnya mobilitas materi informasi tentang sesuatu dilingkungannya.
2.4. Penggunaan Garam Beriodium
Nurachman dan Sarwono 2003 dalam tulisannya pada kompas 29 April 2003, Iodium dengan simbol kimia I adalah elemen non logam penting yang
diperlukan tubuh dalam jumlah renik secara terus-menerus. Kekurangan iodium, khususnya pada anak-anak, sangat mengganggu pertumbuhan dan tingkat kecerdasan.
Oleh sebab itu, Unicef beberapa waktu silam, melalui dutanya bintang film James Bond 007, Roger Moore, pernah secara khusus datang ke Indonesia untuk
mengampanyekan penggunaan garam beriodium. Hal serupa juga dilakukan Pemda Jawa Barat melalui media TVRI Bandung sekitar Februari 2003.
Iodium di alam tidak pernah ditemukan sebagai elemen tunggal, tetapi ia tersimpan di dalam senyawa, misalnya garam kalium peryodat KIO. Dalam keadaan
kering, garam ini sangat stabil sehingga bisa berumur lebih dari lima puluh tahun tanpa mengalami kerusakan. Itu sebabnya mengapa garam KIO dipakai sebagai
suplemen untuk program iodisasi garam atau garam beriodium. Garam beriodium mengadung 0,0025 persen berat KIO artinya dalam 100
gram total berat garam terkandung 2,5 mg KIO. Berikut ini dipaparkan cara sederhana untuk menghitung berapa banyak KIO yang dikonsumsi seseorang.
Andaikan seorang ibu rumah tangga dalam sehari memasak satu panci sup kapasitas
Dedi Julhadi Hasibuan : Gambaran Perilaku Ibu Rumah Tangga Dalam Penggunaan Garam Beriodium Di Desa Juma Teguh Kecamatan Siempat Nempu Kabupaten Dairi Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
dua liter dengan menggunakan dua sendok garam beriodium misalnya dengan berat 20 gram, dan tiap-tiap anggota keluarga pada hari tersebut melalap dua mangkok
anggap volume total kuah 100 ml. Maka, berat total garam KIO yang dikomsumsi tiap-tiap anggota keluarga itu dalam sehari dengan asumsi tidak makan garam
melalui makanan lainnya adalah 0,0000025 gram atau 2,5 mikrogram dari 0,0025 x 20 gram x 100 ml200 ml. Jumlah garam yang sangat kecil, namun sangat
diperlukan. Yang menjadi pertanyaan selanjutnya adalah semua 2,5 mikrogram KIO
tersebut masuk ke dalam tubuh. Kalau tiap-tiap keluarga memiliki kebiasaan menaburkan garam ketika hidangan telah berada di atas meja makan tidak pada saat
memasak, maka jawabannya benar. Kenyataannya tidak demikian. Karena hampir semua ibu rumah tangga selalu
mencampurkan garam beriodium saat memproses makanan. Kalau hal ini dilakukan, maka kemungkinan besar iodium yang jumlahnya sangat kecil ini telah lenyap
sebagai gas selama memasak. Secara kimiawi, fenomena tersebut dijelaskan dari proses reduksi KIO. Reaksi
reduksi ini sebenarnya berlangsung sangat lambat. Namun, laju reaksi bisa dipercepat jutaan kali lipat dengan bantuan senyawa antioksidan, keasaman larutan dan panas.
Seperti kita ketahui bahwa semua bahan makanan organik hewan ataupun tanaman selalu memiliki antioksidan dan proses memasak selalu menggunakan panas serta
Dedi Julhadi Hasibuan : Gambaran Perilaku Ibu Rumah Tangga Dalam Penggunaan Garam Beriodium Di Desa Juma Teguh Kecamatan Siempat Nempu Kabupaten Dairi Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
terkadang ada asamnya. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penggunaan garam beriodium untuk ini menjadi sia-sia.
Percobaan sederhana untuk membuktikan lenyapnya iodium adalah dengan mencampurkan garam beriodium dengan antioksidan bisa berupa tumbuhan cabai
atau bawang dan asam cuka, yang kemudian direbus. Iodium yang lepas bisa diamati dari larutan kanji sebagai indikator. Bila berubah menjadi biru, pertanda iodium telah
lepas sebagai gas.
2.5. Kerangka Konsep