adanya multikolinearitas. Ada beberapa metode pengujian yang bisa digunakan diantara:
27
1. Dengan melihat nilai Inflation Factor VIF pada model regresi.
2. Dengan membandingkan
nilai koefisien
determinasi individual R
2
dengan nilai determinasi secara serentak R
2
dan 3. Dengan melihat nilai Eigenvalue dan Conditioan Index.
Pada uji multikolinearitas ini dilihat pada nilai Inflation Factor VIF dan tolerance pada model regresi. Jika nilai VIF kurang dari 10 dan
tolerance lebih dari 0,1 maka model regresi bebas dari multikolinearitas.
c. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas adalah keadaan dimana terjadinya
ketidasamaan varian dari residual pada regresi. Model regresi yang baik mensyaratkan tidak adanya masalah heterostisitas. Heterositas
menyebabkan penaksiran atau estimator menjadi tidak efisien dan nilai koefisien determinasi akan menjadi sangat tinggi.
Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dengan melihat pola titik- titk pada scatteplots regresi. Jika titik- titik menyebar
27
Duwi Priyatno, SPSS Analisis Statistik Data Lebih Cepat, Efisien, dan Akurat Yogyakarta: Mediakom, 2011, h. 81.
dengan pola yang tidak jelas di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi masalah heterostisitas.
d. Uji Autokorelasi Autokorelasi adalah keadaan dimana terjadinya korelasi dari
residual untuk pengamatan satu dengan pengamatan yang lain yang disusun berdasarkan runtun waktu. Model regresi yang baik
mensyaratkan tidak adanya masalah autokorelasi. Dampak yang diakibatkan dengan adanya autokorelasi yaitu varian sampel tidak
dapat menggambarkan varian populasinya. Untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi dengan dilakukan uji
Durbin- Watson dengan prosedur sebagai berikut: 1. Menentukan hipotesis nol dan hipotesis alternatif
H : tidak terjadi autokorelasi
H
a
: terjadi autokorelasi 2. Menentukan taraf signifikan. Taraf signifikan menggunakan 0,05
3. Menentukan nilai d Durbin- Watson 4. Menentukan nilai dl, dan dU
Nilai dl dan nilai dU dapat dilihat pada tabel Durbin- Watson lihat tabel dibawah pada signifikansi 0,05
2.2. Hipotesis
Hipotesis adalah asumsi atau dugaan mengenai sesuatu hal yang dibuat menjelaskan hal itu yang sering dituntut untuk
melakukan pengecekannya. Jika asumsi atau dugaan itu dikhususkan mengenai populasi, umumnya mengenai nilai
– nilai parmeter populasi, maka hipotesis itu disebut hipotesis statistic.
Kecuali dinyatakan lain, disini dengan hipotesis dimaksudkan statistik. Setiap hipotesis bisa benar atau tidak benar dan karenanya
perlu diadakan penelitian sebelum hipotesis itu diterima atau ditolak.
Langkah atau prosedur untuk menentukan apakahmenerima atau ditolak hipotesis dinamakan pengujian hipotesis. Untuk
pengujian hipotesis, penelitian dilakukan sampel acak diambil, nilai- nilai statistic yang perlu dihitung kemudian dibandingkan
menggunakan kriteria tertentu dengan hipotesis. Jika hasil yang didapat dari penelitian ini, dalam pengertian peluang, jauh berbeda
dari hasil yang diharapkan terjadi berdasarkan hipotesis, maka hipotesis ditolak. Jika terjadi sebaliknya hipotesis diterima.
28
2.3.Uji parsial uji t
Uji t merupakan uji statistic yang sering kali ditemui dalam masalah
– masalah praktis statistika. Uji t termasuk dalam
28
Sudjana, Metoda statistika, Bandung, Tarsito Bandung : 2005, h. 19-220
golongan statistik parametrik. Uji t digunakan ketika informasi mengenai nilai variance ragam populasi tidak diketahui.
29
Uji t untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen, apakah pengaruhnya
signifikan atau tidak. Tahap pengujian sebagia berikut:
a. Menentukan hipotesis nol dan hipotesis alternatif H
: b
1
= 0 Artinya premi tidak berpengaruh terhadap laba
H
a
: b
1
Artinya premi berpengaruh terhadap laba b. Menentukan hipotesis nol dan hipotesis alternatif
H : b
1
= 0 Artinya klaim tidak berpengaruh terhadap laba
H
a
: b
1
Artinya klaim berpengaruh terhadap laba c. Menentukan hipotesis nol dan hipotesis alternatif
H : b
1
= 0 Artinya nilai investasi tidak berpengaruh terhadap laba
H
a
: b
1
29
Syofian Siregar, Statistika deskripsif untuk Penelitian, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, h. 257
Artinya nilai investasi berpengaruh terhadap laba d. Menentukan hipotesis nol dan hipotesis alternatif
H : b
1
= 0 Artinya underwriting tidak berpengaruh terhadap laba
H
a
: b
1
Artinya underwriting berpengaruh terhadap laba Menentukan taraf signifikansi. Taraf signifikansi menggunakan
0,05. Pengambilan keputusan:
t hitung t kritis jadi H
diterima t hitung
t kritis jadi H ditolak
jika t hitung t kritis maka H berarti variabel bebas signifikan
berpengaruh nyata terhadap varabel terikat pada taraf kritis. Jika t hitung t kritis maka H
berarti variabel bebas tidak berpengaruh nyata terhadap variabel terikat pada taraf kritis.
2.4. Uji Simultan uji F
Uji F statistik bertujuan untuk menduga persamaan secara keseluruhan. Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah variabel
bebas secara bersama pada model sudah layak untuk menduga variabel terikat. Hipotesis yang diuji dari pendugaan persamaan
adalah variabel bebas tidak berpengaruh nyata terhadap variabel terikat. Hal ini disebut hipotesis nol.
Menentukan hipotesis nol dan hipotesis alternatif H
: b
1
= b
2
= b
3
= b
4
= 0 Artinya premi, klaim, nilai investasi, dan underwriting secara
bersama - sama tidak berpengaruh terhadap laba. H
a
: b
1
b
2
b
3
b
4
Artinya premi, klaim, hasil investasi, underwriting secara bersama - sama berpengaruh terhadap laba.
Menentukan taraf signifikansi. Taraf signifikansi menggunakan 0,05.
Pengambilan keputusan: F hitung
F kritis jadi H diterima
F hitung F kritis jadi H
ditolak Menentukan probabilitas signifikansi.
Pengambilan keputusan : Probabilitas
0,05 jadi H diterima
Probabilitas 0,05 jadi H
ditolak Jika H
ditolak, berarti minimal ada satu variabel bebas yang berpengaruh nyata terhadap variabel terikat dan model layak
digunakan. Sebaliknya jika H diterima, berarti tidak ada satupun
variabel bebas yang berpengaruh nyata.
2.5. Analisis Regresi Berganda
Analisis regresi adalah salah satu teknik statistic yang dapat digunakan untuk menggambarkan hubungan antara dua peubah
atau lebih untuk peubah kuantitatif.
30
Regresi linear berganda bertujuan menghitung besarnya pengaruh dua atau lebih variabel
bebas terhadap satu variabel terikat dan memprediksi variabel terikat dengan menggunakan dua atau lebih variabel bebas.
31
Untuk menentukan nilai trend, peneliti menggunakan nilai kuadrant terkecil least square dengan menggunakan persamaan
garis lurus, yaitu: Y = a + bX
Y = data berkala atau nilai trend untuk periode tertentu a = konstanta, nilai Y jika X = 0
b = koefisien x, kemiringan garis trend slope X = tahun kode
Nilai a dan b dari persamaan trend linear ditentukan dengan rumus :
30
Ety Rochaety. Dkk, Metodologi Penelitian Bisnis, Jakarta: mitra Wacana media: 2009, h. 135
31
Ibid, h. 142
Tahun kode X memiliki nilai- nilai yang berbeda untuk jumlah tahun ganjil dan tahun genap.
a. Untuk jumlah tahun genap n genap, nilai – nilai X-nya :…,-5,
-3, - 1, 0, 1, 3, 5, ….
b. Untuk jumlah tahun ganjil n ganjil, nilai – nilai X-nya:…, -3,
- 2, 1, 0, 1, 2, 3, ….
Setelah nilai a dan b diketahui maka akan didapatkan persamaan trendnya. Perhitungan nilai-nilai trend untuk tahun-
tahun bersangkutan dilakukan dengan mensubstitusikan nilai-nilai X tahun kode pada Tabel persamaan trendnya. Dari metode ini
nantinya akan diperoleh garis trend tingkat laba asuransi dari tahun ke tahun sehingga dapat diketahui ada tidaknya peningkatan.
Analisis kedua untuk data adalah analisis regresi berganda. Sebelum analisis dilakukan variabel bebas dan variabel tak bebas
harus memenuhi persyaratan berikut : 1. Jenis data yang digunakan untuk uji regresi baik variabel bebas
maupun variabel tak bebas adalah data rasio. 2. Variabel tak bebas diasumsikan bersifat statistik, random atau
stockhastik, yaitu mempunyai distribusi probabilitas. Variabel bebas diasumsikan mempunyai nilai tetap yang dibuat eksplisit
dalam definsi regresi.
Bentuk umum persamaan linear berganda dapat dituliskan sebagai berikut:
Y =
a +
b1X1+ b2X2
+ b3X3
+ b4X4
…………………………………… 4 Y = Variabel laba
X1 = Variabel premi X2 = Variabel klaim
X3 = Variabel investasi X4 = Variabel underwriting
b1, b2, b3, b4 = koefisien regresi linier berganda a = nilai Y, apabila X1 = X2 = X3 = X4 = 0
b1 = besarnya kenaikan atau penurunan Y dalam satuan jika X1 naik atau turun satu satuan dan X2, X3 dan X4 konstan
dari persamaan diatas dapat diketahui apakah variabel premi, klaim, hasil investasi, dan underwriting tersebut bernilai positif
atau negative terhadap laba perusahaan tersebut. Akan dapat dilihat pengurangan atau penambahan premi, klaim, hasil investasi dan
underwriting masing- masing variabel terhadap variabel laba. Nilai duga dari Y prediksi laba dapat dilakukan dengan mengganti
variabel X – variabel X nya dengan nilai- nilai tertentu. Semakin
besar dan positif koefisien regresi maka semakin meningkat nilai Y laba.
2.6. Analisis Determinasi R
2
Analisis koefisien determinasi R
2
digunakan untuk mengetahui seberapa besar prosentase sumbangan pengaruh
variabel independen secara serentak terhadap variabel dependen.
32
Besarnya koefisien
determinasi R
2
didapat dengan
mengkuadratkan koefisien korelasi r. semakin besar R
2
, maka semakin besar kuat pula hubungan antara variabel terikat dengan
satu atau banyak variabel bebas.
33
2.6.1. Variabel terikat dependen variabel
Laba adalah hasil bersih dari serangkaian kebijakan dan keputusan
manajemen. Maksimalisasi
laba merupakan
maksimalisasi penghasilan
perusahaan setelah
pajak. Maksimalisasi laba sering dianggap sebagai tujan perusahaan.
34
Keuntungan bagi perusahaan pada hakikatnya adalah cerminana dari keberhasilan tujuan perusahaan itu sendiri, yaitu profit
oriented. Perencanaan keuntungan merupakan suatu proses perencanaan keuangan yang sangat penting bagi perusahaan.
32
Duwi Priyatno, Analisis Korelasi, Regrasi, dan Multivariate dengan SPSS, Yogyakarta: Penerbit Gava Media: 2013, h. 56
33
Nachrowi D Nachriwi dan Hardius Usman, pendelatan Populer dan Praktis Ekonometrika Untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia,
2006, h. 125
34
Moeljadi, manajemen keuangan, Malang: Bayu media: 2006, h. 52
Dengan perencanaan ini manajer keuangan dapat menentukan aktivitas perusahaan untuk mencapai target yang ditentukan.
2.6.2. Variabel bebas Independent variabel
1. Premi X1 Premi netto adalah premi bruto setelah dikurangi premi
reasuransi, setelah premi reasuransi bayar dikurangi komisinya premi retensi sendiri. Salah satu komponen pendapatan
underwriting UW Result adalah premi neto. Makin besar pendapatan premi neto dan makin terkendali besarnya beban
klaim neto akan menghasilkan surplus underwriting yang berarti menunjukkan keberhasilan perusahaan dalam mengelola
risiko yang diterimanya dari tertanggung. 2. Klaim X2
Klaim asuransi adalah sebuah permintaan resmi kepada perusahaan asuransi, untuk meminta pembayaran berdasarkan
ketentuan perjanjian. Klaim asuransi yang diajukan akan ditinjau oleh perusahaan untuk validitasnya dan kemudian
dibayarkan kepada pihak tertanggung setelah disetujui.
35
klaim adalah proses yang mana peserta dapat memperoleh hak- hak berdasarkan perjanjian pertanggungan untuk
35
http: ilmihandayanip.blogspot.com201304pengertian-premi-asuransi-polis.html?m=1 08:50 27 mei 2014
mendapatkan manfaat atas suatu kerugian. Dalam menghitung jumlah klaim yang akan dibayarkan perusahaan asuransi
kepada claimant. 3. Hasil investasi X3
Hasil investasi adalah hasil operasi perusahaan asuransi maka terkumpul sejumlah besar uang untuk dibagi hasilkan
kepada peserta asuransi. Apabila ditambahkan terhadap dana perusahaan itu sendiri maka jumlahnya menjadi sangat besar
untuk dibiarkan menganggur tanpa diinvestasikan.ini adalah tanggung jawab dari bagian keuangan perusahaan untuk
menginvestasikannya. Karena porsi dana yang diinvestsikan itu sebagian akan disalurkan untuk cadangan klaim mendatang
maka tujuan investasi perusahaan asuransi itu haruslah aman.
36
4. Underwriting X4
Hasil underwriting adalah nilai yang didapat dengan menghitung selisih antara pendapatan underwriting dan beban
underwriting. Pendapatan underwriting perusahaan asuransi dapat diperoleh dari pendapatan premi bruto, premi reasuransi
dan kenaikan atau penurunan premi yang belum menjadi pendapatan.
36
Hasan Ali, Asuransi dalam Prospektif hukm Islam, jakarta: Kencana: 2004, h. 90
54
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Perusahaan
1. Sejarah Perusahaan
PT Asuransi Sinar Mas didirikan pada tanggal 27 Mei 1985 dengan namaPT. Asuransi Kerugian Sinar Mas Dipta. Kemudian di tahun 1991
berubah nama menjadi PT. Asuransi Sinarmas. PT. Asuransi Sinar Mas ASM merupakan salah satu perusahaan asuransi umum terbesar di
Indonesia.Sepanjang perjalanannya, ASM menunjukkan pertumbuhan yang berkesinambungan. Premi bruto dan total asset Perusahaan secara konsisten
meningkat dari tahun ke tahun, termasuk di tahun-tahun dimana terjadi goncangan ekonomi global. Sebagai Perusahaan Asuransi Umum terbesar di
Indonesia dari sisi Gross Premium Written, ASM telah membuktikan komitmen pelayanan kepada para nasabahnya melalui pembayaran klaim yang
cepat dan tepat untuk berbagai produk yang dipasarkan nya. Selain itu Perusahaan juga memberikan kemudahan bagi para nasabah, rekanan dan
partneragen untuk mengakses segala hal yang berhubungan dengan pertanggungan asuransi melalui website, 24-hour Customer Care, Call
Center. Untuk melayani kebutuhan masyarakat akan asuransi, ASM
mempunyai jaringan pemasaran yang luas di seluruh Indonesia. Total Kantor
CabangKantor Pemasaran ASM per September 2011 adalah 97 Kantor CabangKantor Pemasaran terdiri dari 31 Kantor Cabang, 65 Kantor
Pemasaran, dan 1 Kantor Syariah. Dan dalam melakukan promosinya perusahaan dengan cara melakukan penyebaran brosur yang telah dibagikan
kepada beberapa agen, mengadakan event di setiap acara-acara besar, dan melakukan promosi melalui media periklanan yang menampilkan iklan
dengan visual yang menarik dan penyampaian kata-kata dalam iklan yang berpesan untuk menarik minat masyarakat dalam menggunakan produk
asuransi sinarmas. Dari sisi produk, ASM memiliki banyak variasi produk untuk melindungi assetproperty, kesehatan dan diri nasabah baik nasabah
individu maupun nasabah perusahaan. Selain produk konvensional yang telah ada seperti Asuransi Property, MarinePengangkutan, RekayasaEngineering,
Bonding Penjaminan, Kecelakaan dan Kesehatan, Kendaraan Bermotor, Tanggung GugatLiability dan AnekaMiscellaneous, ASM juga memiliki
produk-produk baru seperti asuransi proteksi PHK, asuransi simas ukm untuk proteksi kredit ukm, asuransi sepeda simas sepeda, asuransi simas expatriate,
asuransi simashole in one dan simas golf insurance, serta yang terbaru adalah simas mobil bonus, produk asuransi kendaraan bermotor pertama yang
memberikan noclaim bonus sampai dengan 100 dari premi yang sudah dibayarkan. Selain inovasi produk, layanan yang memuaskan dengan
dukungan inovasi pada teknologi informasi, dukungan reasuransi juga merupakan faktor penting terwujudnya komitmen perusahaan dalam
memberikan kepuasan kepada nasabah selama ini. Perusahaan didukung oleh Perusahaan Reasuransi ternama Internasional seperti Munich Re, Swiss Re,
Hannover Re, Toa Re, dll serta Perusahaan Reasuransi Nasional yakni Tugu Re, Nasional Re, Marein danReindo. Prestasi ASM sebagai salah satu
perusahaan asuransi umum terbesar di Indonesia juga tidak perlu diragukan lagi. Berbagai penghargaan telah diperoleh ASM diantaranya penghargaan
sebagai Asuransi terbaik untuk kategori asuransi umum tahun 2009 dari Majalah Investor, e-company award versi Majalah Warta Ekonomi tahun
2009, Service Quality Award 2010 untuk produk simas Mobil, dan Service Quality Award 2010 untuk produk simas sehat dan pada September 2010,
Asuransi Sinar Mas berhasil memperoleh rating AA+ idn Insurer Financial Strength IFS dengan outlook stable dari lembaga pemeringkat internasional
Fitch Ratings. Di tahun 2011, ASM melalui produk simas mobil berhasil meraih penghargaan Indonesia Brand Champion Award 2011 di dua kategori
yaitu TheBest Customer Choice of Car Insurance dan The Most Popular Brand of CarInsurance. Pada 14 Juni 2011, ASM meraih The Best Insurance
Award versi Majalah Media Asuransi dengan ekuitas di atas Rp 750 miliar. Dan padatanggal 23 Agustus 2011 Fitch Ratings mengafirmasi posisi
Asuransi Sinar Masdengan perolehan rating yang sama di tahun 2010, rating AA+ idn InsurerFinancial Strength IFS dengan outlook stable. Pada tahun
2012, ASM kembali meraih penghargaan sebagai The BestInsurance Award dari Majalah Investor untuk kategori Asuransi Umum dengan asset di atas 3
trilyun, The Best Insurance Award dari Majalah Media Asuransi untuk kategori Ekuitas di atas 750 Milyar ke atas dan mendapat Predikat Sangat
Bagus Atas Kinerja Keuangan Tahun 2011 untuk Kriteria Asuransi Umum dengan Premi Bruto diatas Rp. 200 Milyar versi Majalah Infobank. Tanggal 2
Agustus 2012 ASM juga kembali mempertahankan Rating AA+ IDN InsurerFinancial Strength IFS dengan outlook stable dari lembaga
pemeringkat internasional Fitch Ratings. Perolehan rating ini merupakan tahun ke-3 yang diterima ASM dan semakin memantapkan posisi perusahaan
sebagai market leader di industri asuransi umum di Indonesia serta meningkatkan kepercayaan masyarakat dan industri terhadap Asuransi Sinar
Mas. Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang mayoritas umat muslim dan merupakan potensi pasar yang besar dan cenderung menginginkan produk-
produk berbasis syariah. Seiring hal tersebut pada tahun 2004 Asuransi Sinarmas mengembangkan produk Asuransi Syariah dengan mengajukan izin
operasi kantor cabang syariah Jakarta ke Departemen Keuangan RI. Asuransi Kerugian Sinarmas divisi syariah mempunyai satu cabang asuransi kerugian
syariah yang berlokasi di Jl. Tebah III No. 36 Mayestik, Jakarta Selatan 12120.
2. Produk
– Produk Asuransi Kerugian Sinarmas Cabang Syariah
a. Asuransi Kerangka Kapal Asuransi yang menutup pertanggungan atas kerugian karena rusak
atau musnahnya badan kapal termasuk mesin serta peralatannya yang