Pengertian Pembelajaran Kemampuan Pemecahan Masalah

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa: belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu secara terus menerus untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan.

b. Pengertian Pembelajaran

1. Secara umum, pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa, sehingga tingkah laku peserta didik berubah ke arah yang lebih baik. Darsono, 2000 :24 2. Secara khusus, pengertian pembelajaran adalah sebagai berikut: a Menurut aliran Behavioristik, pembelajaran adalah usaha guru membentuk tingkah laku yang diinginkan dengan menyediakan lingkungan stimulus; b Menurut pandangan Kognitif, pembelajaran adalah cara guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berpikir agar dapat mengenal dan memahami apa yang sedang dipelajari; c Menurut pandangan Gestalt, pembelajaran adalah usaha guru untuk memberikan materi pembelajaran sedemikian rupa sehingga peserta didik lebih mudah mengorganisirnya menjadi gestalt pola bermakna; d Menurut pandangan Humanistik, pembelajaran adalah memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk memilih bahan pelajaran dan cara mempelajarinya sesuai dengan minat dan kemampuannya. Darsono dkk, 2000 : 24 -25 Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri pembelajaran dapat dikemukakan sebagai: 1. Pembelajaran dilakukan secara sadar dan direncanakan secara sistematis; 2. Pembelajaran dapat menumbuhkan perhatian dan motivasi peserta didik dalam belajar; 3. Pembelajaran dapat membuat peserta didik siap menerima pelajaran baik secara fisik maupun psikologis; 4. Pembelajaran dapat menyediakan bahan belajar yang menarik dan menantang bagi peserta didik; 5. Pembelajaran dapat menggunakan alat bantu belajar yang tepat dan menarik; 6. Pembelajaran dapat menciptakan suasana belajar yang aman dan menyenangkan bagi peserta didik.

c. Kemampuan Pemecahan Masalah

Suatu bentuk penerapan keterampilan proses dalam pembelajaran adalah pemecahan masalah. Masalah merupakan bagian penting dalam kehidupan, karena setiap individu pasti memiliki masalah. Keterampilan memecahkan masalah dapat dimiliki oleh peserta didik bila guru mengajarkan bagaimana cara memecahkan masalah yang efektif. Pemecahan masalah merupakan proses mental dan intelektual dalam menentukan suatu masalah dan memecahkan berdasarkan data dan informasi yang akurat, sehingga dapat diambil kesimpulan yang tepat dan cermat. Proses pemecahan masalah memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berperan aktif dalam mempelajari, mencari dan menemukan sendiri informasidata untuk diolah menjadi konsep, prinsip, teori atau kesimpulan. Pemecahan masalah adalah proses menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh sebelumnya kedalam situasi baru yang belum dikenal. Sedangkan pembelajaran pemecahan masalah adalah suatu kegiatan yang didisain oleh guru dalam rangka memberi tantangan kepada peserta didik melalui penugasan pertanyaan matematika. Fungsi guru dalam kegiatan itu adalah memotivasi peserta didik agar mau menerima tantangan dan membimbing peserta didik dalam proses memecahkannya. Suatu pertanyaan akan menjadi masalah bagi seorang peserta didik pada suatu saat, tetapi bukan masalah bagi peserta didik tersebut pada saat berikutnya bila peserta didik tersebut telah mengetahui cara atau proses mendapatkan penyelesaian masalah tersebut. Soal atau pertanyaan akan menjadi masalah bagi seorang peserta didik jika: 1. Pertanyaan yang dihadapkan pada seorang peserta didik haruslah dapat dimengerti oleh peserta didik tersebut, namun pertanyaan itu harus merupakan tantangan baginya untuk menjawabnya; 2. Pertanyaan tersebut tidak dapat dijawab dengan prosedur rutin yang telah diketahui peserta didik. Oleh karena itu faktor waktu jangan dipandang sebagai hal yang esensial. Herman Hudoyo, 2005:124 Syarat-syarat suatu soal menjadi soal pemecahan masalah adalah: 1. Materi prasyarat harus sudah diberikan ke peserta didik; 2. Algoritma belum diketahui oleh peserta didik; 3. Penyelesaian terjangkau peserta didik; Peserta didik berkehendak untuk menyelesaikannya. Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah antara lain: 1. Menunjukkan pemahaman masalah; 2. Mengorganisasi data dan memilih informasi yang relevan dalam pemecahan masalah; 3. Menyajikan masalah secara matematik dalam berbagai bentuk; 4. Memilih pendekatan dan metode pemecahan masalah secara tepat; 5. Mengembangkan strategi pemecahan masalah; 6. Membuat dan menafsirkan model matematika dari suatu masalah; 7. Menyelesaikan masalah yang tidak rutin. Menurut Polya dalam Herman Hudojo, 2005: 124 terdapat dua macam masalah yaitu: 1. Masalah untuk menemukan, dapat teoritis atau praktis, abstrak atau konkret, termasuk teka- teki. Bagian utama dari suatu masalah adalah sebagai berikut: a Apa yang dicari? b Bagaimana data diketahui? c Bagaimana syaratnya? Ketiga bagian utama tersebut merupakan landasan untuk dapat menyelesaikan masalah jenis ini. 2. Masalah untuk membuktikan adalah untuk menunjukkan bahwa suatu pertanyaan itu benar, salah atau tidak kedua- duanya. Bagian utama dari masalah ini adalah hipotesis dan konklusi dari suatu teorema yang harus dibuktikan kebenarannya. Kedua bagian utama tersebut sebagai landasan utama untuk dapat menyelesaikan masalah jenis ini. Kemampuan pemecahan masalah harus ditunjang oleh kemampuan penalaran, yakni kemampuan melihat hubungan sebab akibat. Kemampuan penalaran memerlukan upaya meningkatkan kemampuan dan mengamati, bertanya, berkomunikasi, dan berinteraksi dengan lingkungan Oemar Hamalik, 2001: 151 - 152. Untuk itu diperlukan beberapa ketrampilan untuk meningkatkan kemampuan memecahkan masalah antara lain: 1. Memahami masalah Memahami masalah merujuk pada: Apa yang diketahui? Bagaimana data yang ada dari persoalan tersebut? Bagaimana syarat-syaratnya? Apa yang ditanyakan? Informasi apa yang mendukung proses pemecahan masalah? Dalam pembelajaran kemampuan pemecahan masalah, setelah peserta didik diberi masalah maka biarkan peserta didik mencermati masalah. Beri kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya terkait pemahamannya tentang masalah yang akan diselesaikan. Pertanyaan yang akan diberikan kepada peserta didik. Apakah informasi pada masalah cukup memberi dukungan pemecahan masalah? atau informasi yang ada berlebihan? apakah yang akan kamu tanyakan? seperti apa gambarannya. 2. Memilih Pendekatan Strategi Pemecahan Misalkan menggambarkan masalah dalam bentuk diagram, memilih dan menggunakan pengetahuan aljabar yang diketahui dan konsep yang relevan untuk membentuk model kalimat matematika. 3. Menyelesaikan model Pada saat melatih peserta didik melaksanakan proses pemecahan masalah, ingatkan peserta didik tentang proses inti yang harus dilakukan. Sering kali selama proses pemecahan masalah peserta didik dihadapkan pada proses perhitungan aritmetik. Bila peserta didik mengalami hambatan dalam proses perhitungan aritmetik maka bersiaplah untuk membantunya. Mintalah peserta didik untuk mengecek langkah demi langkah proses pemecahan masalah. Peserta didik diharapkan mampu melakukan operasi hitung secara benar dalam menerapkan strategi untuk mendapatkan solusi dari masalah. 4. Menafsirkan Solusi Memperkirakan dan memeriksa kebenaran jawaban, masuk akalnya jawaban dan apakah memberikan pemecahan terhadap masalah semula. Pemberian skor pada kemampuan pemecahan masalah matematika mengadopsi penskoran pemecahan masalah yang dikemukakan oleh Schoen dan Ochmke, seperti terlihat pada tabel berikut. Tabel Penskoran Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Skor Memahami Masalah Memilih Strategi Penyelesaian Menyelesaikan Model Menafsirkan solusi 0 Salah menginterpretas ikan tidak memahami soal tidak ada jawaban Tidak ada rencana strategi penyelesaian Tidak ada penyelesaian sama sekali Tidak ada pengecekan jawaban hasil 1 Interpretasi soal kurang tepat salah menginterpretas ikan sebagian soal mengabaikan Merencanakan strategi penyelesaian yang tidak relevan Melaksanakan prosedur yang benar dan mungkin menghasilkan jawaban yang benar tetapi Ada pengecekan jawaban hasil tetapi tidak tuntas. kondisi soal salah perhitungan penyelesaian tidak lengkap. 2 Memahami soal dengan baik. Membuat rencana strategi penyelesaian yang kurang relevan sehingga tidak dapat dilaksanakan salah Melakukan prosedur proses yang benar dan mendapatkan hasil yang benar. Pengecekan dilaksanakan untuk melihat kebenaran proses. 3 Membuat rencana strategi penyelesaian yang benar tetapi tidak lengkap. 4 Membuat rencana strategi penyelesaian yang benar dean mengarah pada jawaban yang benar. Skor maksimal 2 Skor maksimal 4 Skor maksimal 2 Skor maksimal 2 Dalam tiap kesempatan, pembelajaran matematika hendaknya dimulai dengan pengenalan masalah yang sesuai dengan situasi contextual problem dengan mengajukan masalah-masalah yang kontekstual, peserta didik dapat secara bertahap dibimbing untuk menguasai konsep-konsep matematika. Disamping itu juga dapat memotivasi peserta didik untuk menyenangi matematika karena mengetahui keterkaitan dan kegunaan matematika dalam kehidupan sehari- hari.

d. Model Pembelajaran

Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

PENGEMBANGAN TARI SEMUT BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER DI SD MUHAMMADIYAH 8 DAU MALANG

57 502 20

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25