Perilaku Caring PERILAKU CARING

e. Lingkungan yang caring sangat potensial untuk mendukung individu memilih tindakan yang baik untuk dirinya f. Caring lebih kompleks daripada curing. Praktik caring mengintegrasikan pengetahuan bio-fisik dan pengetahuan tentang perilaku individu untuk meningkatkan derajat kesehatan dan memberikan pertolongan bagi orang yang sakit g. Praktik caring merupakan inti dari keperawatan.

2.2.2 Perilaku Caring

Watson 1985 dalam Tomey, 1994 mengidentifikasi sepuluh carative faktor sebagai pondasi dan kerangka kerja dalam praktik keperawatan. Dalam setiap komponen menjelaskan hubungan yang dilakukan antara perawat dengan pasien. Sepuluh carative factor tersebut adalah: a. Membentuk nilai Humanistik-Altruistik Pembentukan sistem nilai humainistik-altruistik dibangun dari pengalaman hidup, belajar dan juga dapat ditingkatkan selama masa pendidikan perawat. Humanistik-Altruistik dapat didefinisikan sebagai kepuasan dalam memberi yang berasal dari dalam diri sendiri Marriner Tomey, 1994. Sikap perawat yang mencerminkan nilai Humanistik-Altruistik ialah perawat memberikan kebaikan dan kasih sayang serta membuka diri untuk melakukan tindakan terapi dengan klien Potter Perry, 2009. b. Menciptakan kepercayaan dan harapan Menggambarkan peran perawat dalam meningkatkan hubungan antara perawat-pasien yang lebih efektif dalam meningkatkan Universitas Sumatera Utara kesehatan dan menolong pasien beradaptasi dengan keadaan sehat sakit. Faktor ini merupakan gabungan dari nilai humanistic-altruistik dalam memfasilitasi promosi kesehatan melalui pemberian asuhan keperawatan secara holistik Tomey, 1994. Perawat harus mampu menjalin hubungan yang baik dengan pasien, memperoleh informasi pasien yang dibutuhkan selama merawat pasien, dan perawat harus mampu mendorong pasien untuk menemukan harapan Alligood Tomey, 2006 c. Meningkatkan rasa sensitif pada diri sendiri dan orang lain Perawat belajar meningkatkan kepekaan sehingga perawat bisa menerima keberadaan diri sendiri dan orang lain. Adanya rasa sensitif dalam diri perawat, membuat perawat lebih ikhlas, lebih peka terhadap orang lain, dan tampil apa adanya Tomey, 1994. Perawat harus paham tentang kebutuhan psikologis dan spiritual klien, meningkatkan rasa kepekaan sehingga mampu menemukan cara untuk menunjukkan caring pada klien Alligood Tomey, 2006. d. Membangun hubungan saling percaya dan membantu Membangun hubungan saling percaya dan membantu antara perawat dan pasien sangat penting dalam pelaksanaan caring. Hubungan saling percaya dapat meningkatkan penerimaan terhadap ekspresi negatif dan positif Tomey, 1994. Untuk membangun hubungan saling percaya maka perawat harus bersikap harmonis, menunjukkan Universitas Sumatera Utara sikap empati, bersikap hangat, dan dapat melaksanakan komunikasi terapuetik dengan baik Potter Perry, 2009. e. Meningkatkan dan menerima ekspresi perasaan positif dan negatif Perawat harus mempersiapkan diri untuk menerima ekspresi perasaan negatif ataupun positif dari pasien. Dalam berhubungan dengan pasien, perawat harus mampu menunjukkan kesiapan mengambil resiko saat berbagi dengan pasien Potter Perry 2009. Hal yang dapat perawat lakukan misalnya memahami setiap ekspresi kekhawatiran klien, cara klien menunjukkan rasa sakitnya, nilai atau budaya yang dimiliki klien berhubungan dengan penyakitnya Alligood Tomey, 2006. f. Menggunakan metode pemecahan masalah yang sistematis dalam mengambil keputusan Perawat menerapkan proses keperawatan secara sistematis, membuat keputusan pemecahan masalah secara ilmiah dalam menyelanggarakan pelayanan yang berfokus pada klien Potter Perry 2009. Perawat harus memahami bahwa setiap individu adalah unik dan situasi dalam menghadapi penyakit berbeda-beda, sehingga dalam menerapkan metode pemecahan masalah perawat harus mampu menyesuaikan teori keperawatan dengan setiap orang dan situasi yang dihadapi Alligood Tomey, 2006. g. Peningkatan pembelajaran interpersonal Hal ini merupakan konsep penting yang membedakan antara caring dan curing. Perawat memberi informasi kepada klien, memfasilitasi Universitas Sumatera Utara proses belajar-mengajar yang diciptakan agar klien dapat meningkatkan kemandiriannya, memenuhi kenutuhan secara mandiri dan memberikan kesempatan untuk pertumbuhan personal klien Tomey, 1994. h. Menyediakan dukungan, perlindungan danatau perbaikan suasana mental, fisik, sosial dan spiritual Perawat harus menyadari lingkungan internal dan eksternal berpengaruh terhadap kondisi sehat-sakit klien. Lingkungan internal meliputi keadaan mental dan spiritual, keadaan sosiokultural, dan kepercayaan individu. Sedangkan lingkungan eksternal ialah kenyamanan, privasi, keamanan, kebersihan, lingkungan yang astetik. Sehingga perawat harus mampu membuat pemulihan suasana fisik dan non fisik serta menciptakan kebersamaan, keindahan, kenyamanan Tomey, 1994. i. Memberi bantuan dalam memenuhi kebutuhan manusia Perawat membantu memenuhi kebutuhan dasar klien meliputi kebutuhan biofisik, psikofisik, psikososial, dan kebutuhan intrapersonal klien dengan sepenuh hati. Pemenuhan kebutuhan yang paling mendasar perlu dicapai sebelum beralih ke tingkat yang selanjutnya Tomey, 1994. j. Mengijinkan terjadinya kekuatan-kekuatan fenomenologis- eksistensial Fenomenologis diuraiakan sebagai suatu keadaan langsung yang dapat membuat seseorang mengerti tentang situasi yang terjadi. Universitas Sumatera Utara Watson mempertimbangkan bahwa faktor ini memang sulit untuk dimengerti. Namun hal ini akan membawa perawat untuk memahami dirinya sendiri dan orang lain. Sehingga perawat dapat membantu seseorang untuk memahami kehidupan dan kematian dengan melibatkan kekuatan spiritual Tomey, 1994. Tujuan dari pelaksanaan cartive factor oleh perawat ialah memfasilitasi klien untuk meningkatkan kesehatan dengan upaya pencegahan penyakit dengan cara mengajarkan klien meningkatkan kesehatannya, menyediakan dukungan lingkungan, mengajarkan metode penyelesaian masalah, dan membantu melakukan koping dan adaptasi terhadap kehilangan Tomey, 1994. 2.2 KANKER PAYUDARA 2.2.1 Pengertian Kanker Payudara