Hubungan antara persepsi penampilan fisik dan dukungan teman sebaya pada remaja perempuan.

(1)

Natalia Woro Kesuma B ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara persepsi penampilan fisik dengan persepsi dukungan sosial teman sebaya pada remaja perempuan. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif korelasi. Subjek dalam penelitian ini yaitu remaja perempuan berusia 14 s/d 16 tahun. Jumlah subjek dalam penelitian ini yaitu 108 orang yang duduk di kelas X SMA. Data penelitian diperoleh dengan menggunakan skala dukungan sosial dan skala persepsi penampilan fisik yang dibuat oleh peneliti. Reliabilitas skala dukungan sosial dan persepsi penampilan fisik yaitu 0,908 dan 0,878. Data kemudian dianalisis dengan menggunakan Pearson Product Moment Correlation dengan nilai r = 0,285 dan p = 0,001. Hasil tersebut menunjukkan bahwa ada hubungan yang positif antara dukungan sosial dan persepsi penampilan fisik pada remaja perempuan

Kata kunci : dukungan sosial, persepsi penampilan fisik, remaja perempuan


(2)

Natalia Woro Kesuma B ABSTRACK

This research had purposes to see the relationship between social support and physical appearance perception among girls. This research used quantitative correlation method. Subject of this research was girls who 14 until 16 years old. The number of subjects were 108 girls sitting in class X senior high school. Data of this research came from social support scale and physical appearance percept ion scale which made by writer. The reability of this scale were 0,908 and 0,878. Data were analyzed using Pearson Product Moment Correlation with r = 0,285 and p = 0,001. Result of this analysis showed that there was a positive relationship between social support and physical appearance perception among girls.


(3)

i

HUBUNGAN ANBARA PERSEPSI PENAMPILAN

FISIK DAN DUKUNGAN BEMAN SEBAYA PADA

REMAJA PEREMPUAN

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

Disusun oleh :

Natalia Woro Kesuma B 119114084

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

JURUSA PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2016


(4)

(5)

(6)

iv

HALAMAN MOBBO DAN PERSEMBAHAN

Suatu uuaha tidak akan ueleuai tanpa adanya kerja kerau dan doa. Saat uemua upaya telah dilakukan maka, manuuia tinggal menyerahkannya kepada Tuhan.

.

Kuperuembahan karya ini untuk

Tuhan Yeuuu dan Bunda Maria atau belau kauihNYA

Papa dan ibu yang uelalu uabar dan tak hentinya memberi dukungan


(7)

(8)

vi

HUBUNGAN ANBARA PERSEPSI PENAMPILAN FISIK DAN DUKUNGAN SOSIAL BEMAN SEBAYA PADA REMAJA PEREMPUAN

Natalia Woro Kesuma B

ABSBRAK

Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara persepsi penampilan fisik dengan persepsi dukungan sosial teman sebaya pada remaja perempuan. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif korelasi. Subjek dalam penelitian ini yaitu remaja perempuan berusia 14 s/d 16 tahun. Jumlah subjek dalam penelitian ini yaitu 108 orang yang duduk di kelas X SMA. Data penelitian diperoleh dengan menggunakan skala dukungan sosial dan skala persepsi penampilan fisik yang dibuat oleh peneliti. Reliabilitas skala dukungan sosial dan persepsi penampilan fisik yaitu 0,908 dan 0,878. Data kemudian dianalisis dengan menggunakan Pearuon Product Moment Correlation dengan nilai r = 0,285 dan p = 0,001. Hasil tersebut menunjukkan bahwa ada hubungan yang positif antara dukungan sosial dan persepsi penampilan fisik pada remaja perempuan


(9)

vii

RELABIONSHIP BEBWEEN PYHSICAL APPEARANCE PERSEPBION AND PEER SOCIAL SUPPORB AMONG GIRL

Natalia Woro Kesuma B ABSTRACT

Thiu reuearch had purpoueu to uee the relationuhip between uocial uupport and phyuical appearance perception among girlu. Thiu reuearch uued quantitative correlation method. Subject of thiu reuearch wau girlu who 14 until 16 yearu old. The number of uubjectu were 108 girlu uitting in clauu X uenior high uchool. Data of thiu reuearch came from uocial uupport ucale and phyuical appearance perception ucale which made by writer. The reability of thiu ucale were 0,908 and 0,878. Data were analyzed uuing Pearuon Product Moment Correlation with r = 0,285 and p = 0,001. Reuult of thiu analyuiu uhowed that there wau a pouitive relationuhip between uocial uupport and phyuical appearance perception among girlu.


(10)

(11)

ix

KABA PENGANBAR

Puji syukur dan terima kasih dipanjatkan kepada Tuhan Yesus dan Bunda Maria yang selalu memberikan belas kasih, berkat dan perlindungan selama proses pembuatan skripsi sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi dengan judul “Hubungan Antara Persepsi Penampilan Fisik dan Dukungan Sosial pada Remaja Perempuan” ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelas Sarjana Psikologi di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Penulis skripsi ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam mengerjakan skripsi ini. Oleh karena itu, oleh karena itu, pada kesempatan kali ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. T. Priyo Widiyanto, M. Si., Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma, telah mengizinkan saya untuk mengerjakan dan menyelesaikan skripsi ini

2. Bapak Paulus Edy Suhartanto, M. Si., Kepala Program Studi Fakultas Psikologi, terima kasih atas bimbingan dan kesabarannya telah membimbing saya selama berkuliah.

3. Ibu Alm. Dra. Lusia Pratidarmanastiti, M.S., Dosen Pembimbing Skripsi, terima kasih sekali sudah dengan sangat sabar membimbing saya selama ini. Maaf bu saya lama sekali menyelesaikannya. Saya berharap ibu bisa berumur panjang.

4. Ibu Debri Pristinella, S. Psi., M.Si., Dosen Pembimbing Akademik, terima kasih atas bimbingan dan masukkannya saat saya sedang mengalami kebingungan selama kuliah.

5. Seluruh staf Sekre dan Lab, Mas Gandung, Bu Nanik, Mas Doni, dan Mas Muji. Terima kasih atas dinamikannya selama saya kuliah di kampus tercinta ini.


(12)

x

6. SMA Stella Maris, BSD Serpong dan SMA Mardi Waluyo, Cibinong, terima kasih telah memberikan saya ijin untuk melakukan penelitian. 7. Papa dan ibu yang selalu mendukung lia baik secara moral, materil dan

doa. Terima kasih sekali karena Papa dan Ibu tidak pernah bertanya kapan Lia lulus. Papa dan Ibu percaya bahwa Lia bertanggung jawab atas pilihan Lia.

8. Yangkung dan Yangti yang selalu menyambut Lia dengan tangan terbuka setiap kali Lia berkunjung ke rumah Eyang. Terima kasih sekali atas wejangan yang telah diberikan. Itu sangat membangun sekali. 9. Mas Bram dan Leksi yang membuat Lia termotivasi untuk menjadi lebih

dewasa.

10. Mbak Melisa, ibu guru galak, yang telah membantu saya agar bisa melakukan penelitian di sekolahnya.

11. Nety, Silla, Hervy, Yoan, Iyah, Tea, Riana dan Shandy yang selalu mendengarkan keluh kesah, memberikan semangat dan masukkan selama mengerjakan skripsi. Mungkin kalau kalian tidak ada, saya bisa tersesat dan butuh waktu yang lebih lama.

12. Nizam, Emak, Dika dan Butet yang menjadi tempat pelarian kalau saya sedang jenuh mengerjakan skripsi karena mereka yang selalu mau diajak main atau nongkrong.

13. Pak Azwar dan Pak Supratiknya, telah memberikan jalan keluar saat saya sedang mengalami kesulitan dalam menganalisis data yang jauh dari kata sempurna ini.

14. Teman-teman angakatan 2011, kalian luar biasa sekali. Sedih rasanya kalau sebentar lagi berpisah dengan kalian. Terima kasih telah memberikan warna dalam kehidupanku dan membantuku untuk


(13)

(14)

xii

DAFBAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSEBUJUAN DOSEN PEMBIMBING... ii

HALAMAN PENGESAHAN ...iii

HALAMAN MOBBO DAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN PERNYABAAN KEASLIAN KARYA ...v

ABSBRAK ... vi

ABSTRACK...vii

HALAMAN PERSEBUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... vii

KABA PENGANBAR ... xi

DAFBAR ISI ... xii

DAFBAR BABEL ... xvi

DAFBAR SKEMA ... xvii

DAFBAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6


(15)

xiii

2. Manfaat Praktis ... 6

BAB II LANDASAN BEORI... 7

A. Dukungan Sosial Teman Sebaya... 7

1. Definisi ... 7

2. Bentuk-bentuk Dukungan Sosial ... 9

3. Komponen-komponen Dukungan Sosial ... 10

4. Faktor-faktor Dukungan Sosial ... 11

5. Dampak Dukungan Sosial ... 13

B. Persepsi Penampilan Fisik 1. Definisi ... 14

2. Aspek-aspek Penampilan Fisik ... 15

3. Faktor-faktor Persepsi Penampilan Fisik ... 17

4. Dampak Penampilan Fisik Menarik ... 18

C. Remaja Perempuan ... 19

D. Hubungan Antara Persepsi Penampilan Fisik dan Dukungan Sosial Teman Sebaya Pada Remaja Perempuan... 21

E. Hipotesis ... 24

BAB III MEBODOLOGI PENELIBIAN... 25

A. Jenis Penelitian ... 25

B. Variabel Penelitian ... 25


(16)

xiv

D. Subjek Penelitian ... 27

E. Metode dan Alat Pengumpulan Data ... 27

F. Prosedur Penelitian ... 32

G. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 33

1. Validitas ... 33

2. Seleksi Aitem Alat Ukur ... 34

3. Reliabilitas ...37

H. Teknik Analisis Data ... 37

1. Uji Asumsi ... 37

2. Uji Hipotesis ... 38

BAB IV. HASIL PENELIBIAN DAN PEMBAHASAN... 40

A. Persiapan Penelitian ... 40

B. Pelaksanaan Penelitian ... 45

C. Deskripsi Subjek Penelitian ... 46

D. Deskripsi Data Penelitian ... 46

E. Hasil Penelitian... 47

1. Uji Asumsi ... 47

2. Uji Hipotesis ... 48

F. Pembahasan ... .49

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN... 53


(17)

xv

B. Saran ... 53

DAFBAR PUSBAKA... 55


(18)

xvi

DAFBAR BABEL

Tabel 1.Blue-print Skala Dukungan Souial ...29

Tabel 2.Skor Penilaian Skala Dukungan Souial ...30

Tabel 3.Blue-print Skala Peruepui Penampilan Fiuik ...31

Tabel 4.Skor Penilaian Skala Peruepui Penampilan Fiuik ...32

Tabel 5.Blue-print Diutribuui Sebaran Aitem Skala Dukungan Souial Sebelum Selekui Aitem35 Tabel 6.Blue-print Diutribuui Sebaran Aitem Skala Peruepui Penampilan Fiuik Sebelum Selekui Aitem ...36

Tabel 7.Blue-print Diutribuui Sebaran Aitem Skala Dukungan Souial Setelah Selekui ...42

Tabel 8.Blue-print Diutribuui Sebaran Aitem Peruepui Penampilan Fiuik Setelah Selekui Aitem ...43

Tabel 9.Uji Coba Reliabilitau Skala Dukungan Souial...44

Tabel 10.Uji Coba Reliabilitau Skala Peruepui Penampilan Fiuik...45

Tabel 11.Deukriptif Data Penelitian ...46

Tabel 12.Uji Normalitau ...47

Tabel 13.Uji Linearitau ...48


(19)

xvii

DAFBAR SKEMA

Skema 1. Skema Dinamika Antara Persepsi Penampilan Fisik dan Dukungan Sosial ... 23


(20)

xviii

DAFBAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Skala Penelitian ... 58 Lampiran 2. Analisis Reliabilitas dan Kualitas Skala ...69 Lampiran 3. Hasil Analisis Data ...82


(21)

1

Bab I

Pendahuluan

A. Latar Belakang

Masa remaja merupakan masa perkembangan yang sering menimbulkan permasalahan selama masa perkembangan manusia. Masa remaja sering disebut masa pancaroba atau masa peralihan dari masa anak-anak menuju ke arah kedewasaan. Pada masa ini, remaja sedang mengalami suatu pematangan fisik dan pematangan sosial. Dalam pematangan fisik ini, remaja mengalami proses perubahan struktur dan fungsi jasmaniah yang akan mengarah pada penyempurnaan fisik. Sedangkan dalam pematangan sosial, remaja menghadapi proses belajar untuk menyesuaikan diri pada kehidupan sosial orang dewasa (Rifai, 1984).

Psikologi sosial memandang kebutuhan dan sikap remaja dalam hubungannya dengan pemuasan kebutuhan remaja dalam kelompoknya dimana remaja menjadi anggotanya. Taraf dan kualitas pemuasan itu akan menentukan suasana aman dari remaja tersebut. Rasa aman penting bagi remaja karena mencegah remaja untuk melakukan kenakalan remaja. Rasa aman didapatkan oleh remaja dari terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan psikologis. Kebutuhan psikologis tersebut meliputi kebutuhan untuk menerima afeksi dari kelompok atau individual, kebutuhan untuk memberikan sumbangan kepada kelompoknya, kebutuhan untuk memahami dan kebutuhan untuk mempelajari atau menyelidiki sesuatu (Rifai, 1984).


(22)

Kebutuhan afeksi dari kelompok atau individu dapat dipenuhi dari dukungan sosial yang diberikan oleh lingkungan sekitar remaja. Dukungan sosial yaitu kenyamanan secara fisik dan psikologis yang diberikan oleh kelompok atau lingkungan disekitarnya (Baron dan Byrne, 2005). Sedangkan menurut Johnson dan Johnson (1991), dukungan sosial merupakan keberadaan orang lain yang dapat diandalkan untuk memberi bantuan, penerimaan dan perhatian sehingga bisa meningkatkan kesejahteraan hidup individu yang bersangkutan.

Pada masa transisi ini remaja dipandang dari dua sisi yang berlainan, di satu sisi remaja ingin menjadi seorang yang mandiri tanpa bantuan orang tuanya lagi. Namun, di sisi lain remaja masih membutuhkan bantuan dari orang tua untuk membantunya dalam mengatasi masalah yang penting (Agustiani, 2002). Akan tetapi, intensitas ketergantungan tersebut telah berkurang dan remaja mulai mendekatkan diri pada teman-teman sebayanya. Hal ini senada dengan pendapat Mappiare (dalam Maman, 1993) yang menyatakan bahwa selain dengan orang tua, remaja dapat memenuhi kebutuhan dirinya melalui teman sebaya. Selain menimbulkan rasa aman, dukungan sosial juga dapat membantu remaja dalam membentuk identitas diri (Ristianti, 2008). Semakin tinggi dukungan sosial yang diterima atau dirasakan maka akan semakin optimal proses pembentukan identitas diri. Dengan adanya dukungan sosial yang bersumber dari lingkungan dapat memberikan informasi terkait dengan hal apa yang harus dilakukan remaja dalam upaya membentuk identitas diri.


(23)

Bagi remaja, pembentukan identitas sangatlah penting. Remaja berusaha untuk menemukan siapakah mereka sebenarnya, apa yang ada dalam diri mereka, dan arah mereka dalam menjalani hidup. Apabila pada tahap ini remaja belum berhasil menemukan dan menyelesaikan krisis identitasnya akan mengalami kebimbangan akan identitas dimana dapat menyebabkan penarikan diri individu, mengisolasi dirinya dari teman sebaya dan keluarga, atau meleburkan diri dengan dunia teman sebayanya dan kehilangan identitas dirinya (Santrock, 1996).

Selama remaja mencari identitas diri yang sesuai dengan dirinya, remaja mencoba peran dan kepribadian yang berbeda-beda sebelum pada akhirnya remaja mencapai suatu pemikiran yang stabil. Oleh karena itu, remaja membutuhkan dukungan dari lingkungan di sekitarnya khusunya lingkungan teman sebaya. Hal ini dikarenakan bahwa kelompok teman sebaya merupakan tempat yang nyata bagi remaja unuk menguji dirinya sendiri dan orang lain (Benimof, dalam Al-Mighwar, 2006). Kelompok teman sebaya berfungsi sebagai tempat untuk mencoba berbagai hal baru serta saling mendukung satu sama lain (Cairns & Neckerman, 1988).

Remaja akan memperoleh dukungan sosial apabila memiliki penampilan fisik yang baik. Hal ini dikarenakan remaja memiliki persepsi bahwa mereka yang menarik biasanya diperlakukan dengan baik daripada mereka yang kurang menarik (Hurlock, 1980). Selain itu, Penampilan fisik sangat penting untuk melakukan interaksi sosial. Menurut Cross dan Cross (dalam Saguni,


(24)

2012), dalam interaksi sosial, penampilan fisik yang menarik merupakan potensi yang menguntungkan dan dapat dimanfaatkan untuk memperoleh berbagai hasil yang menyenangkan bagi pemiliknya. Orang yang menarik lebih mudah diterima dalam pergaulan dan dinilai positif oleh orang lain dibandingkan teman-teman yang memiliki penampilan yang kurang menarik. Hal ini dikarenakan seseorang menilai kepribadian dan karakter orang lain berdasarkan penampilan fisik yang ditampilkan (Risnawati, 2014).

Kepribadian dan karakter individu termasuk ke dalam faktor pendukung seseorang untuk mendapatkan dukungan sosial yaitu potensi penerima dukungan. Namun, tidak selamanya penampilan fisik mencerminkan kepribadian seseorang. Seorang pembunuh berantai dapat saja sangat cantik atau tampan dan banyak orang yang penampilannya dianggap tidak menonjol ternyata pintar, baik hati, lucu, sensual dan lain-lain. Penampilan fisik tidak secara langsung berkaitan dengan atribut-atribut psikologis (Baron dan Byrne, 2004)

Penampilan fisik adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan penampilan luar seseorang yang mudah diamati dan dinilai oleh orang di sekelilingnya. Penampilan fisik mencakup karakter fisik, penampilan dan keterampilan dalam berpakaian serta kesehatan dan daya tahan tubuh (Saguni, 2012). Pengertian lain tentang penampilan fisik yaitu tampilan luar manusia yang bisa dipengaruhi oleh kondisi lingkungan sekitar (fenotipe).


(25)

Penilaian penampilan fisik berdasarkan persepsi yang dimiliki oleh remaja itu sendiri terhadap penampilan fisik yang mereka miliki.

Remaja memiliki cara-cara tertentu agar terlihat menarik bagi lingkungan sekitarnya. Salah satu caranya yaitu dengan menggunakan riasan pada wajah dan menggunakan busana yang sedang mengikuti trend. Biasanya remaja perempuan usia 12 sampai dengan 16 tahun memiliki kecenderungan yang lebih tinggi untuk berpenampilan menarik dibandingkan dengan remaja laki-laki (Letianingsih,2002). Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dukungan sosial sangat penting bagi remaja. Hal ini dikarenakan dukungan sosial membantu remaja menuju proses kedewasaan karena dengan adanya dukungan sosial membantu remaja untuk mendapatkan rasa aman dan pembentukan identitas diri. Salah satu cara agar mendapatkan dukungan sosial dari lingkungan sekitarnya, remaja mampu menampilkan fisik secara baik ketika melakukan interaksi sosial dengan lingkungan sekitarnya. Hal ini dikarenakan remaja memiliki persepsi bahwa semakin baik penampilan fisik sesorang maka akan mendapatkan perlakuan yang baik pula dari lingkungan di sekitarnya.


(26)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, muncul sebuah pertanyaan penelitian yaitu apakah terdapat hubungan antara persepsi penampilan fisik terhadap dukungan sosial.

C. Bujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan yang positif antara persepsi penampilan fisik dengan dukungan sosial pada remaja perempuan

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Beoritis

Secara teoritis, penelitian ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu psikologi, terutama pada psikologi perkembangan.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi remaja tentang hal-hal yang dibutuhkan agar remaja mendapatkan dukungan sosial dari teman sebaya.


(27)

7

Bab II

Landasan Beori

A. Dukungan Sosial Beman Sebaya

1. Pengertian Dukungan Sosial Teman Sebaya a. Dukungan Sosial

Dukungan sosial yaitu keberadaan orang lain yang dapat diandalkan untuk memberi bantuan, semangat, penerimaan dan perhatian, sehingga meningkatkan kesejahteraan hidup bagi individu yang bersangkutan (Johnson dan Johnson, 1991). Selain itu, menurut Sarafino (2007) dukungan sosial merupakan suatu kesenangan yang dirasakan sebagai perhatian, penghargaan, dan pertolongan yang diterima dari orang lain atau suatu kelompok. Dukungan sosial bisa didapatkan dari keluarga,teman sebaya, atau anggota masyarakat. Sedangkan menurut Baron dan Byrne (2005) dukungan sosial adalah kenyamanan secara fisik dan psikologis yang diberikan oleh teman atau anggota keluarga. Weiss (dalam Taylor, dalam Nathania dan Godwin, 2011) mengatakan dukungan sosial yaitu pertukaran interpersonal dimana salah seorang memberikan bantuan atau pertolongan kepada yang lain. Jadi, dukungan sosial yaitu keberadaan orang lain yang memberikan dukungan berupa perhatian, penghargaan, dan


(28)

pertolongan sehingga membuat seseorang sejahtera secara fisik dan psikologis.

b. Teman Sebaya

Ada dua sumber dukungan sosial yaitu sumber artifisial dan sumber natural. Sumber artifisial adalah dukungan sosial yang dirancang ke dalam kebutuhan primer seseorang. Sedangkan sumber natural adalah dukungan sosial yang diterima seseorang melalui interaksi sosial dalam kehidupannya secara spontan dengan orang-orang yang berada disekitarnya, misalnya : anggota keluarga, teman sebaya atau relasi, guru dan sebagainya. Dukungan sosial yang diterima bersifat informal (Rook dan Dolley, 1985).

Penelitian ini menggunakan teman sebaya sebagai sumber dukungan sosial. Hal ini dikarenakan remaja banyak menghabiskan waktu dengan teman sebayanya dibandingkan dengan orang tua. Teman sebaya yaitu anak-anak atau remaja dengan tingkat usia atau tingkat kedewasaan yang sama dimana mereka memainkan peran yang unik di masyarakat (Santrock, 2003). Teman sebaya merupakan sumber afeksi, simpati, pemahaman, panduan moral, tempat bereksperimen dan tempat untuk mendapatkan otonomi dan independensi dari orang tua (Papalia, 2008). Selain itu, teman sebaya merupakan tempat untuk membentuk hubungan intim yang berfungsi sebagai “latihan” bagi intimasi orang dewasa (Buhrmester, Gecas, Seff, Laurens, dalam Papalia, 2008). Jadi, teman sebaya


(29)

yaitu anak-anak atau remaja dengan tingkat usia dan kedewasaan yang sama dimana individu mendapatkan afeksi, simpati, pemahaman moral dan menjadikan individu belajar mandiri dari orang tua.

c. Dukungan Sosial Teman Sebaya

Dukungan sosial teman sebaya yaitu keberadaan orang lain yang memiliki usia dan tingkat kedewasaan yang sama dalam memberikan dukungan berupa perhatian, penghargaan, dan pertolongan sehingga membuat seseorang sejahtera secara fisik dan psikologis.

2. Bentuk-bentuk Dukungan Sosial

Menurut Sarafino (2007), ada empat jenis dukungan sosial yaitu : a. Dukungan Emosional

Dukungan emosional merupakan dukungan yang melibatkan ekspresi rasa empati dan perhatian terhadap individu, sehingga individu tersebut merasa nyaman, dicintai dan diperhatikan. Dukungan ini meliputi perilaku seperti memberikan perhatian dan afeksi serta bersedia mendengarkan keluh kesah orang lain.

b. Dukungan Penghargaan

Dukungan penghargaan yaitu dukungan yang melibatkan ekspresi yang berupa pernyataan setuju dan penilaian positif terhadap ide-ide, perasaan dan performa orang lain.


(30)

Dukungan instrumental yaitu bentuk dukungan yang melibatkan bantuan langsung, bantuannya bisa berbentuk benda atau jasa. d. Dukungan Informasi

Dukungan informasi yaitu dukungan dalam bentuk memberikan informasi berupa saran, pengaraham dan umpan balik tentang bagaimana cara memecahkan masalah.

3. Komponen-komponen Dukungan Sosial

Menurut Weiss(dalam Cutrona, 1994), ada enam komponen dukungan sosial yaitu:

a. Inutrumental Support 1) Reliable Alliance

Individu mendapatkan jaminan bahwa ada individu lain yang dapat diandalkan bantuannya saat individu itu membutuhkan bantuan yang bersifat nyata dan langsung. Individu yang menerima bantuan akan merasa tenang karena ada individu lain yang dapat diandalkan.

2) Guidance

Individu mendapatkan dukungan berupa saran, nasehat dan informasi yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan dan mengatasi permasalahan yang dihadapi. Dukungan ini bisa juga berupa umpan balik atas sesuatu yang telah dilakukan oleh individu.


(31)

1) Reauuurance of Worth

Individu akan medapatkan pengakuan atau penghargaan atas kemampuan dan kualitas yang dimilikinya. Dukungan tersebut akan membuat individu yang menerimanya merasa diterima dan dihargai.

2) Emotional Attachment

Individu akan mendapatkan kasih sayang, cinta, perhatian dan kepercayaan yang diterima oleh individu dari orang disekitarnya. Kasih sayang, perhatian dan cinta tersebut dapat memberikan rasa aman kepada individu yang menerimanya. 3) Social Integration

Dukungan sosial ini memungkinkan individu untuk memperoleh perasan memiliki suatu kelompok yang memungkinkannya untuk membagi minat, perhatian serta melakukan kegiatan secara bersama-sama. Akibatnya, individu dapat merasa aman, nyaman, serta memiliki dan dimiliki dalam kelompok.

4) Opportunity to Provide Nurturance

Individu memperoleh perasaan bahwa orang lain tergantung padanya untuk memperoleh kesejahteraan.

4. Faktor-faktor Dukungan Sosial

Menurut Myers (dalam Hobfoll, 1986), dukungan sosial terjadi karena ada tiga faktor peyebab, yaitu:


(32)

a. Empati

Individu merasakan kesusahan orang lain dengan tujuan mengantisipasi emosi dan memotivasi tingkah laku untuk mengurangi kesusahan dan meningkatkan kesejahteraan orang lain. b. Norma dan Nilai Sosial

Norma dan nilai sosial berguna untuk membimbing individu dalam menjalankan kewajiban.

c. Pertukaran Sosial

Hubungan timbal balik perilaku sosial antara cinta, pelayanan, dan informasi. Pengalaman akan pertukaran secara timbal balik dapat membuat individulebih percaya bahwa orang lain akan menyediakan bantuan.

Selain itu, menurut Sarafino (1994), ada beberapa faktor yang menyebabkan seseorang menerima dukungan sosial, yaitu :

a. Potensi Penerima Dukungan

Seseorang mendapatkan atau tidak mendapatkan dukungan sosial berdasarkan sifat yang dimilikinya seperti tidak sosial, tidak pernah menolong orang lain, dan tidak membiarkan orang lain mengetahui bahwa dia sebenarnya membutuhkan pertolongan.

b. Potensi Penyedia Dukungan

Seseorang yang seharusnya menjadi penyedia dukungan bisa saja tidak mempunyai sesuatu yang dibutuhkan orang lain, atau mungkin


(33)

mengalami stress sehingga tidak memikirkan orang lain, atau bisa saja tidak sadar akan kebutuhan orang lain.

c. Komposisi dan Struktur Jaringan Sosial

Hubungan yang dimiliki individu dengan orang-orang dalam keluarga dan lingkungannya. Hubungan ini dapat bervariasi dalam ukuran, frekuensi hubungan, komposisi dan kedekatan.

5. Dampak Dukungan Sosial

Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa dukungan sosial mempunyai manfaat bagi perkembangan psikologis manusia. Contohnya penelitian yang dilakukan oleh Kumalasari dan Ahyani (2012) yang menyatakan bahwa dukungan sosial memiliki peran dalam membantu seseorang untuk menyesuaikan diri di lingkungan baru. Selain itu, dengan adanya dukungan sosial akan membantu seseorang untuk mengurangi rasa depresi (Saputri dan Indrawati, 2011). Secara keseluruhan dengan adanya dukungan sosial akan menyejahterakan kehidupan individu baik secara psikologis maupun fisik.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa dukungan sosial teman sebaya yaitu keberadaan orang lain yang memiliki usia dan tingkat kedewasaan yang sama dalam memberikan dukungan berupa perhatian, penghargaan, dan pertolongan sehingga membuat seseorang sejahtera secara fisik dan psikologis. Ada dua komponen dukungan sosial yaitu inutrumental uupport yang terdiri dari ketergantungan yang dapat diandalkan, dan bimbingan. Sedangkan komponen yang kedua


(34)

yaitu emotional uupport yang terdiri dari pengakuan secara positif, kedekatan emosional, integrasi sosial, dan kesempatan untuk mengasuh. Dukungan sosial memiliki empat jenis yaitu dukungan informasi, dukungan instrumental, dukungan emosional dan dukungan penghargaan. Selain itu, dukungan sosial diberikan oleh lingkungan sekitar karena adanya empati, pertukaran sosial serta norma dan nilai sosial.

B. Persepsi Penampilan Fisik

1. Pengertian Persepsi Penampilan Fisik a. Persepsi

Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh proses penginderaan dimana diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indera atau juga disebut sebagai proses sensori (Walgito, 2010). Menurut Davidoff (dalam Walgito, 2010), persepsi merupakan stimulus yang diindera oleh individu kemudian diorganisasikan dan diinterpretasian sehingga individu menyadari dan mengerti tentang yang diindera. Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan (Jalaludin, 1998). Proses persepsi diawali dengan proses fisiologis dimana sebuah objek ditangkap oleh alat indera manusia seperti mata, hidung, lidah, telinga dan kulit. Kemudian, objek tersebut diorganisasikan dan diinterpretasikan menjadi sesuatu yang bermakna (Schiffman dan


(35)

Kanuk, 2004). Selain itu, persepsi yaitu suatu proses tentang petunjuk-petunjuk indrawi dan pengalaman masa lampau yang relevan (Bilondatu, 2013). Jadi, persepsi ialah pengalaman tentang objek bisa berupa benda atau peristiwa yang ditangkap oleh alat indera manusia yang kemudian objek tersebut akan diorganisasikan dan diinterpretasikan menjadi sesuatu yang bermakna.

b. Penampilan Fisik

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, penampilan fisik yaitu proses atau cara seseorang dalam menampilkan fisik diri di lingkungan sekitarnya. Tampilan fisik yang ditampilkan yaitu dari ujung kepala hingga ujung kaki yang mana mencakup rambut, wajah, bentuk tubuh dan pakaian. J

c. Persepsi Penampilan Fisik

Persepsi penampilan fisik yaitu pengalaman tentang objek berupa penampilan fisik yang ditangkap oleh indera manusia kemudian objek tersebut akan diorganisasikan dan diinterpretasikan menjadi sesuatu yang bermakna. Adapun objek yang dipersepsikan yaitu karakter fisik, penampilan dan kerapihan serta daya tahan tubuh.

2. Aspek-aspek Persepsi Penampilan Fisik

Menurut Jersild (dalam Collier, 1998) ada tiga aspek yang mempengaruhi penampilan fisik seseorang yaitu:


(36)

Karakter fisik yaitu penampilan yang mencakup bentuk tubuh dari atas sampai ke bawah seperti ukuran dan berat badan, bentuk dan sususnan tubuh, roman muka atau wajah serta bagian tubuh dari pinggang ke bawah.

b. Penampilan dan Kerapihan

Penampilan dan kerapihan mencakup cara memadu padakan pakaian, kerapihan dalam berpakaian dan penataan rambut, cara merias diri dengan menggunakan make upatau aksesoris badan dan gaya potongan rambut.

c. Kesehatan dan Daya Tahan Tubuh

Kesehatan dan daya tahan tubuh mencakup cara seseorang dalam menjaga kebersihan terhadap seluruh tubuh karena kebersihan badan berpengaruh terhadap daya tahan tubuh. Kebersihan tubuh seseorang dapat dirasakan dari aroma tubuh yang dipancarkan oleh orang tersebut.

Menurut Walgito, ada 3 aspek persepsi yaitu : a. Kognitif

Sikap yang berisi kepercayaan individu terhadap objek sikap. Kepercayaan itu muncul karena adanya suatu bentuk yang telah terpolakan dalam pikiran individu. Kepercayaan itu juga datang dari apa yang pernah individu lihat dan ketahui sehingga membentuk suatu ide atau gagasan tentang karakteristik objek. Kepercayaan ini dapat menjadi dasar pengetahuan bagi individu tentang suatu objek


(37)

dan kepercayaan ini menyederhanakan fenomena dan konsep yang dilihat dan yang ditemui.

b. Afeksi

Kesan atau perasaan individu dalam menafsirkan stimulus sehingga stimulus tersebut disadari. Aspek afektif merupakan perasaan yang menyangkut aspek emosional subjektif dari individu terhadap objek persepsi, berisi perasaan memihak atau tidak memihak, mendukung atau tidak mendukung terhadap objek yang dipersepsi.

c. Konatif

Perilaku dan kecenderungan berperilaku yang ada dalam diri individu berkaitan dengan objek sikap yang dihadapi. Lebih lanjut dijelaskan bahwa kepercayaan dan perasaan banyak mempengaruhi perilaku. Komponen konatif meliputi perilaku yang tidak hanya dilihat secara langsung, tetapi meliputi pula bentuk perilaku yang berupa pernyataan atau perkataan yang diucapkan oleh seseorang berisi tendensi atau kecenderungan untuk bertindak atau bereaksi terhadap sesuatu objek yang dipersepsi.

3. Faktor Persepsi Penampilan Fisik

Menurut Vidyarini (2007) ada 2 faktor yang dapat mempengaruhi persepsi seseorang terhadap penampilan fisik yaitu :


(38)

Budaya merupakan salah satu faktor yang membedakan cara pandang seseorang mengenai penampilan fisik. Contohnya masyarakat Asia Timur menganggap mata lebar sebagai tanda kecantikan. Sedangkan bangsa Barat menilai kulit coklat keemasan terbakar matahari mempunyai daya tarik dan nilai kecantikan fisik tersendiri. Namun, ada kesamaan antar budaya satu dengan yang lainnya menyangkut beberapa aspek seperti ukuran tubuh dan wajah yang proporsional. b. Media Masa

Media masa mempengaruhi cara pandang terhadap penampilan fisik. Pada umumnya, media masa menyoroti wajah yang bersih, putih, memiliki postur tubuh yang tinggi dan kurus, berambut hitam serta memiliki kulit putih halus. Hal ini membuat masyarakat menanggap seseorang yang memiliki penampilan fisik yang menarik apabila berkulit putih, kurus, tinggi, wajah bersih dan sebagainya

4. Dampak Penampilan Fisik yang Menarik

Penampilan fisik yang menarik memiliki dampak yang sangat besar dalam melakukan interaksi sosial. Menurut Cross dan Cross (dalam Saguni, 2012), dalam interaksi sosial, penampilan fisik yang menarik merupakan potensi yang menguntungkan dan dapat dimanfaatkan untuk memperoleh berbagai hasil yang menyenangkan bagi pemiliknya. Orang yang menarik lebih mudah diterima dalam pergaulan dan dinilai positif oleh orang lain dibandingkan teman-teman yang memiliki penampilan yang kurang menarik. Selain itu, remaja memiliki persepsi bahwa


(39)

mereka yang menarik biasanya diperlakukan dengan baik daripada mereka yang kurang menarik dan daya tarik fisik berperan penting dalam pemilihan pemimpin (Hurlock, 1980). Selain itu, Saguni (2012) menyatakan bahwa penampilan fisik pada umumnya digunakan untuk menilai karakteristik dan kepribadian orang lain. Contohnya, seseorang yang menarik akan lebih sering dianggap memiliki sifat-sifat yang menyenangan, baik dan sebagainya.

Berdasarkan penjelasan di atas, persepsi penampilan fisik merupakan pengalaman tentang objek berupa penampilan fisik yang ditangkap oleh indera manusia kemudian objek tersebut akan diorganisasikan dan diinterpretasikan menjadi sesuatu yang bermakna. Aspek-aspek yang dinilai dari penampilan fisik yaitu karakter fisik, penampilan dan kerapihan, serta kesehatan dan daya tahan tubuh. Penampilan fisik merupakan salah satu indikator penting untuk melakukan interaksi sosial. Hal ini dikarenakan manusia akan menilai seseorang berdasarkan penampilan fisiknya terlebih dahulu baru sikap dan kepribadiaanya.

C. Remaja Perempuan

Remaja merupakan masa perkembangan transisi antara masa anak-anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan bilogis, kognitif, dan sosial-emosi. Pada masa transisi ini, remaja menjajaki berbagai alternatif dan mencobai berbagai pilihan sebagai dari perkembangan identitas (Santrock, 1996). Selain itu menurut Hall (dalam Santrock, 1996), remaja merupakan


(40)

sebuah masa tahap perkembangan manusia yang ditandai dengan munculnya konflik dan perubahan suasana hati. Beberapa tokoh memiliki beberapa pendapat mengenai rentangan usia remaja. Namun, rata-rata usia remaja berkisar antara 12 sampai 22 tahun.

Menurut Tanner (dalam Hurlock, 1980), remaja usia dua belas sampai enam belas tahun merupakan tahun kehidupan yang penuh kejadian sepanjang menyangkut pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan fisik yang cepat dan penting disertai dengan cepatnya perkembangan mental, terutama pada awal masa remaja.

Bagi remaja, penampilan fisik merupakan salah satu aspek yang utama untuk melakukan interaksi sosial dengan lingkungan sekitarnya. Hal ini dikarenakan remaja memiliki persepsi bahwa remaja yang menarik akan diperlakukan dengan baik daripada mereka yang kurang menarik. Oleh karena itu, remaja usia 12 s/d 16 tahun memiliki kecenderungan yang tinggi untuk berpenampilan menarik. Selain itu, remaja perempuan memiliki kecenderungan untuk lebih memperhatikan penampilan fisik dibandingkan dengan remaja putra.

Berdasarkan penjelasan di atas, remaja tidak memiliki batasan umur yang pasti dikarenakan ahli psikologi memiliki pendapat yang berbeda mengenai batasan umur remaja. Namun, rata-rata usia remaja sekitar 12 s/d 22 tahun. Saat memasuki tahap perkembangan ini, remaja mengalami banyak perubahan mulai dari fisik, emosi, kognitif dan sosial. Hal ini dikarenakan remaja memasuki tahap transisi dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa.


(41)

Pada masa ini, remaja sangat memperhatikan sekali penampilan fisiknya, khususnya remaja perempuan. Menurut remaja, penampilan fisik sangat penting saat berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya, khususnya teman sebaya. Remaja perempuan usai 12 s/d 16 tahun merupakan masa dimana remaja perempuan memiliki ketertarikan yang sangat tinggi terhadap penampilan fisik yang dimilikinya.

D. Hubungan Antara Persepsi Penampilan Fisik Dengan Dukungan Sosial Pada Remaja Perempuan

Bagi remaja, dukungan sosial sangat penting untuk menuju kedewasaan. Salah satu syarat agar remaja bisa menuju kedewasaan yaitu remaja merasa aman dengan lingkungan sekitarnya. Agar remaja mendapatkan suasana aman dari lingkungan sekitarnya, maka kebutuhan untuk menerima afeksi dari kelompok atau individu harus terpenuhi. Kebutuhan tersebut dapat terpenuhi apabila remaja mendapatkan dukungan sosial dari kelompok atau lingkungan sekitarmya.

Dukungan sosial berperan penting bagi pembentukan identitas remaja. Semakin tinggi dukungan sosial yang diterima atau dirasakan maka akan semakin optimal pembentukan identitas diri pada remaja. Dengan adanya dukungan sosial yang bersumber dari lingkungan sekitar dapat memberikan informasi terkait dengan hal yang harus dilakukan oleh remaja dalam upaya membentuk identitas diri. Dengan adanya dukungan sosial membantu remaja


(42)

untuk menguji coba berbagai macam peran dalam menyelesaikan krisis guna membentuk identitas diri yang optimal.

Ada beberapa faktor penyebab seseorang mendapatkan dukungan sosial dari teman sebaya. Faktor penyebab dukungan sosial teman sebaya yaitu empati, norma dan nilai sosial, pertukaran sosial, potensi penerima sosial, potensi penyedia dukungan serta komposisi dan struktur jaringan sosial.

Salah satu faktor penyebab dukungan sosial yaitu potensi penerima dukungan. Seseorang mendapatkan atau tidak mendapatkan dukungan sosial berdasarkan sifat yang dimiliki seperti tidak sosial, tidak pernah menolong orang lain, dan lain-lain. Menurut, Risnawati (2014), karakter dan kepribadian seseorang dapat dilihat berdasarkan penampilan fisik yang dimiliki.

Penampilan fisik yang menarik dapat membuat remaja menjadi lebih percaya diri saat melakukan interaksi dengan teman sebaya. Salah satu indikator remaja memiliki rasa percaya diri yang tinggi yaitu remaja menjadi kooperatif dengan lingkungan sekitarnya. Kooperatif termasuk ke dalam salah satu potensi yang dimiliki oleh penerima dukungan sosial.


(43)

Skema Dinamika Antara Persepsi Penampilan Fisik dan Dukungan Sosial Beman Sebaya

Persepsi penampilan fisk

Persepsi penampilan fisik yang buruk menurut wanita Indonesia (gemuk, pendek, wajah berjerawat, dll)

Persepsi penampilan fisik yang menarik menurut wanita Indonesia (kurus, rambut hitam, kulit putih mulus, wajah bersih , dll)

Meningkatkan rasa percaya diri dan harga diri

Indikator perilaku positif yaitu perilaku kooperatif

Kooperatif termasuk ke dalam salah satu faktor dukungan sosial yaitu potensi penerima dukungan sosial


(44)

E. Hipotesis Penelitian

Ada hubungan positif antara persepsi penampilan fisik dengan dukungan sosial pada remaja. Semakin baik persepsi penampilan fisik maka semakin tinggi dukungan sosial yang akan diterima. Begitu pula apabila semakin buruk persepsi penampilan fisik maka semakin rendah dukungan sosial yang diterima.


(45)

25

Bab III

Metode Penelitian

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk ke dalam studi korelasional dengan pendekatan kuantitatif. Studi korelasional merupakan metode penelitian yang digunakan untuk menetapkan besaran hubungan antar variabel. Selain itu, studi korelasional digunakan untuk menguji hipotesis yang diajukan dalam penelitian (Kasmiadi & Sunariah, 2013). Ada atau tidaknya hubungan antar variabel dapat dilihat berdasarkan koefisien korelasinya (Azwar, 2012)

B. Identifikasi Variabel Penelitian

Penelitian ini menggunakan dua jenis variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat, yaitu :

Variabel bebas : persepsi penampilan fisik Variabel terikat : dukungan sosial teman sebaya

C. Definisi Operasional

1. Dukungan Sosial Beman Sebaya

Dukungan sosial merupakan keberadaan orang lain yang memberikan dukungan berupa perhatian, penghargaan, dan pertolongan sehingga membuat seseorang sejahtera secara fisik dan psikologis.


(46)

Terdapat 2 komponen utama yang dijadikan indikator dukungan sosial, yaitu inutrumental uupport dan emotional uupport. Inutrumental uupport terdiri dari bantuan yang bersifat nyata dan langsung serta pemberian informasi yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan. Sedangkan emotional uupport terdiri atas pengakuan secara positif, kedekatan emosional, integrasi sosial, dan rasa ketergantungan untuk memperoleh kesejahteraan.

Tinggi rendahnya dukungan sosial yang diberikan oleh lingkungan sekitar dapat dilihat dari hasil skor skala dukungan sosial. Semakin tinggi skor skala dukungan sosial dapat diinterpretasikan bahwa remaja banyak menerima dukungan sosial dari lingkungan sekitarnya. Sebaliknya, semakin rendah skor yang diperoleh menunjukkan bahwa remaja semakin rendah dukungan sosial yang diperoleh.

2. Persepsi Penampilan Fisik

Persepsi penampilan fisik merupakan pengalaman tentang objek berupa penampilan fisik yang ditangkap oleh indera manusia kemudian objek tersebut akan diorganisasikan dan diinterpretasikan menjadi sesuatu yang bermakna. Penilaian terhadap penampilan fisik dilihat berdasarkan kombinasi aspek persepsi dan penampilan fisik yaitu penilaian kognitif, afeksi dan konasi terhadap karakter fisik, penampilan dan kerapihan serta kesehatan dan daya tahan tubuh.


(47)

D. Subjek Penelitian

Peneliti menggunakan teknik random uampling dalam menentukan subjek penelitiaan. Subje penelitian ini yaitu remaja perempuan usia 12 s/d 16 tahun. Remaja usia tersebut digunakan karena pada usia tersebut remaja perempuan sedang memiliki minat yang tinggi untuk memperhatikan penampilan fisiknya. Selain itu, remaja perempuan memiliki minat yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan remaja putra. Sekolah heterogen digunakan karena saat memasuki tahap ini, remaja memiliki ketertarikan terhadap lawan jenis.

E. Metode dan Alat Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode skala. Ada dua jenis skala yang akan dibuat sendiri oleh peneliti yaitu skala dukungan sosial dan skala persepsi penampilan fisik. Jenis skala yang digunakan dalam pembuatan skala dukungan sosial dan skala persepsi penampilan fisik yaitu skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun aitem-aitem instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan (Sugiyono, 2014). Skala dukungan sosial dibuat untuk melihat tinggi rendahnya dukungan sosial yang diterima oleh remaja perempuan.


(48)

Sedangkan skala persepsi penampilan fisik digunakan untuk mengetahui persepsi remaja perempuan terhadap penampilan fisik yang dimilikinya.

1. Skala Dukungan Sosial

Skala dukungan sosial dibuat berdasarkan teori mengenai dukungan sosial yang dikemukakan oleh Weiss (dalam Cutrona, 1994). Dukungan sosial memiliki dua komponen utama yaitu inutrumental uupport dan emotional uupport. Kedua komponen utama tersebut akan dibagi menjadi beberapa sub komponen yaitu reliable aliance, guidance, reauuurance of worth, emotional attachment, uocial integration, dan opportunity to provide nurturance. Komponen dukungan sosial ini akan digunakan sebagai indikator dalam pembuatan skala. Komponen dukungan sosial tersebut akan dibuat menjadi aitem-aitem yang terdiri dari pernyataan favorable dan unfavorable. Pernyataan favorable menunjukkan bahwa bahwa subjek menerima dukungan sosial. Sedangnkan pernyataanunfavorable menunjukkan bahwa subjek tidak menerima dukungan sosial.


(49)

Tabel 1.Blueprint Skala Dukungan Souial

Komponen Sub Komponen Favorable Unfavorable (Presentase)Jumlah

Inutrumental uupport

Reliable alliance 5 5 10 (16,67%)

Guidance 5 5 10

(16,67%)

Emotional uupport

Reauuurance of

worth 5 5

10 (16,67%)

Emotional

attachment 5 5

10 (16,67%)

Social

integration 5 5

10 (16,67%)

Opportunity to provide

nurturance 5 5

10 (16,67%) Botal 30 (50%) 30 (50%) 60 (100%)

Aitem penyataan pada skala ini akan disusun dengan menyertakan 4 pilihan jawaban yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS). Masing-masing pilihan jawaban memiliki skor yang berbeda sesuai dengan jenis pernyataannya. Jawaban “sangat setuju” untuk pernyataan favorable akan diberi nilai 4, demikian seterusnya sampai dengan skor 1 untuk jawaban “sangat tidak setuju” Sedangkan jawaban “sangat setuju” untuk pernyataan unfavorableakan


(50)

diberi nilai 1 dan seterusnya sampai dengan skor 4 untuk jawaban “sangat tidak setuju”.

Tabel 2.Skor Penilaian Skala Dukungan Souial

2. Skala Persepsi Penampilan Fisik

Skala persepsi penampilan fisik dibuat berdasarkan teori mengenai persepsi dan penampilan fisik. Indikator-indikator yang digunakan merupakan kombinasi dari aspek persepsi dan aspek penampilan fisik. Ada 3 aspek persepsi yaitu kognitif, konasi dan afeksi. Sedangkan aspek penampilan fisik meliputi karater fisik, penampilan dan kerapihan, serta kesehatan dan daya tahan tubuh. Indikator-indikator tersebut akan dibuat menjadi beberapa aitem pernyataanfavorabledanunfavorable.

Favorable Skor Unfavorable Skor

Sangat Setuju 4 Sangat Setuju 1

Setuju 3 Setuju 2

Tidak Setuju 2 Tidak Setuju 3


(51)

Tabel 3.Blueprint Skala Peruepui Penampilan Fiuik

Aspek Persepsi

Aspek Penampilan

Fisik Favorable Unfavorable Jumlah

Kognitif

Karakter fisik 5 5 10

(11,1%) Penampilan dan

kerapihan 5 5

10 (11,1%) Kesehatan dan

daya tahan tubuh 5 5

10 (11,1%)

Afeksi

Karakter fisik 5 5 10

(11,1%) Penampilan dan

kerapihan 5 5

10 (11,1%) Kesehatan dan

daya tahan tubuh 5 5

10 (11,1%)

Konasi

Karakter fisik 5 5 10

(11,1%) Penampilan dan

kerapihan 5 5

10 (11,1%) Kesehatan dan

daya tahan tubuh 5 5

10 (11,1%) Total 45 (50%) 45 (50%) 90 (100%)

Aitem penyataan pada skala ini akan disusun dengan menyertakan 4 pilihan jawaban yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS),


(52)

Sangat Tidak Setuju (STS). Masing-masing pilihan jawaban memiliki skor yang berbeda sesuai dengan jenis pernyataannya. Jawaban “sangat setuju” untuk pernyataan favorable akan diberi nilai 4, demikian seterusnya sampai dengan skor 1 untuk jawaban “sangat tidak setuju” Sedangkan jawaban “sangat setuju” untuk pernyataan unfavorableakan diberi nilai 1 dan seterusnya sampai dengan skor 4 untuk jawaban “sangat tidak setuju”.

Tabel 4.Skor Penilaian Skala Peruepui Penampilan Fiuik

F. Prosedur Penelitian

Prosedur atau langkah-langkah yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Membuat Skala dukungan sosial dan skala persepsi penampilan fisik berdasarkan indikator yang telah ditentukan dan telah diuji validitas isinya melalui pendapat ahli.

2. Peneliti melakukan uji coba danpillot utudypada skala dukungan sosial dan persepsi teman sebaya. Tujuannya yaitu untuk mendapatkan skala

Favorable Skor Unfavorable Skor

Sangat Setuju 4 Sangat Setuju 1

Setuju 3 Setuju 2

Tidak Setuju 2 Tidak Setuju 3


(53)

yang valid dan reliabel. Selain itu, untuk melihat estimasi waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan alat tes dan mencegah munculnya ambiguitas pada aitem.

3. Setelah diujicobakan, peneliti melakukan seleksi aitem pada masing-masing skala untuk mendapatkan reliabilitas, validitas, dan daya diskriminasi aitem..

4. Apabila skala yang dibuat sudah valid dan reliabel, maka peneliti melakukan pengambilan data pada subjek yang telah dipilih dengan meminta subjek mengisi skala sesuai dengan perintah.

5. Peneliti melakukan olah data berdasarkan data yang diperoleh peneliti melalui proses pengambilan data. Analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi untuk melihat hubungan antara dukungan sosial dan persepsi penampilan fisik. Pada remaja perempuan.

6. Peneliti membuat kesimpulan berdasarkan hasil analisis tersebut.

G. Uji Validitas dan Reliabilitas 1. Validitas

Pengujian validitas bertujuan untuk mengetahui kualitas esensial yang menunjukkan sejauh mana suatu alat tes sungguh-sungguh mengukur atribut psikologis yang hendak diukur (Supratiknya, 2014). Validitas yang digunakan dalam penelitian ini yaitu validitas isi, yaitu


(54)

sebuah cara untuk melihat sejauh mana aitem dalam suatu alat ukur menggambarkan apa yang hendak diukur. Validitas didapat melalui penurunan konstrak ke dimensi, indikator perilaku sampai ke aitem (Periantalo, 2015). Pengujian isi tes dengan menggunakan analisis rasional dan prefeuional judgement (Azwar, 1997). aitem-aitem pada kedua skala dikonsultasikan kepada dosen pembimbing, agar aitem-aitem yang telah dibuat sesuai indikator-indikator yang telah ditentukan.

2. Seleksi Aitem Alat Ukur

Seleksi aitem pada penelitian ini menggunakan data hasil uji coba masing-masing skala. aitem yang lolos seleksi apabila memiliki daya diskriminasi yang tinggi. Daya dikriminasi memiliki fungsi untuk melihat sejauh mana aitem mampu membedakan antara individu atau kelompok individu yang memiliki dan yang tidak memiliki atribut yang diukur. Pengujian daya diskriminasi aitem menghendaki dilakukannya komputasi koefisien korelasi antara distribusi skor aitem dengan suatu kriteria yang relevan yaitu distribusi skor skala itu sendri. aitem yang lolos seleksi apabila memiliki koefisien positif antara skor aitem tersebut dengan skala secara keseluruhan yang berarti semakin tinggi daya bedanya (Azwar, 1997).


(55)

Tabel 5.Blueprint Diutribuui Sebaran Aitem Skala Dukungan Souial Sebelum Selekui Aitem

Komponen KomponenSub Favorable Unfavorable Jumlah

Inutrumental uupport

Reliable

alliance 56, 57, 58,59, 60 2, 10, 14, 21,51

10

Guidance 5, 11, 12,23, 31 9, 15, 22, 34,40 10

Emotional uupport

Reauuurance of

worth 1, 20, 29,44, 54 18, 26, 38,48, 49

10

Emotional

attachment 8, 16, 17,39, 45 4, 6, 7, 30, 53

10

Social

integration 19, 24, 25,50, 52 3, 42, 43, 46,47

10 Opportunity to

provide nurturance

13, 32, 33,

35, 41 27, 28, 36,37, 55

10


(56)

Tabel 6.Blueprint Diutribuui Sebaran Aitem Skala Peruepui Penampilan Fiuik Sebelum Selekui Aitem

Aspek Persepsi

Aspek Penampilan

Fisik Favorable Unfavorable Jumlah

Kognitif

Karakter fisik 27, 48, 57,59, 60 25, 33, 63,66, 67 10 Penampilan dan

kerapihan 42, 49, 62,71, 72 41, 44, 61,64, 65

10 Kesehatan dan

daya tahan tubuh

8, 13, 32,

40, 68 1, 9, 34, 76,86

10

Afeksi

Karakter fisik 2, 3, 16, 18,19 22, 26, 37,38, 46 10 Penampilan dan

kerapihan 28, 29, 30,43, 45 7, 14, 36, 53,85

10 Kesehatan dan

daya tahan tubuh

84, 87, 88,

89, 90 35, 77, 78,79, 83

10

Konasi

Karakter fisik 4, 47, 50,52, 81 51, 74, 75,80, 82 10 Penampilan dan

kerapihan 54, 55, 56,58, 73 11, 12, 15,24, 39

10 Kesehatan dan

daya tahan tubuh

17, 20, 21,

23, 31 5, 6, 10, 69,70

10


(57)

3. Reliabilitas

Tujuan dilakukannya uji reliabilitas yaitu untuk mengetahui konsistensi hasil pengukuran jika prosedur pengetesannya dilakukan secara berulangkali terhadap suatu populasi individu atau kelompok (Supratiknya, 2014). Koefisien reliabilitas digunakan sebagai alat ukur untuk mengetahui tinggi rendahnya reliabilitas suatu alat tes atau skala. Skor reliabilitas bergerak dari angka 0 - 1. Apabila nilai koefisien suatu alat tes mendekati nilai 1 maka alat tes tersebut memiliki tingkat reliabilitas yang sangat bagus. Sebaliknya, koefisien yang semakin mendekati angka 0 berarti semakin rendah reliabilitasnya (Azwar, 1997). Peneliti akan menggunakan aplikasi SPSS untuk mengetahui Alpha Cronbach.

H. Beknik Analisis Data

1. Uji Asumsi Analisis Data a. Uji Normalitas

Uji Normalitas dilakukan untuk melihat sebaran distribusi data dari variabel dukungan sosial dan persepsi penampilan fisik normal atau tidak. Peneliti menggunakan teknik one uample Kolmogorov Smirnov Teut (K-S) untuk uji normalitas. Apabila nilai p (taraf signifikan) lebih besar dari 0,05 (≥0,05), maka data yang diperoleh berdistribusi normal. Sebaliknya, jika taraf signifikan lebih kecil


(58)

dari 0,005 (≤0,05), maka data yang diperoleh tidak dapat membentuk kurva distribusi normal.

b. Uji Linearitas

Uji Linearitas bertujuan untuk melihat pola hubungan antara variabel bebas dengan variabel tergantung merupakan garis lurus atau tidak. Jika taraf signifikansi (p) lebih kecil dari 0,05, maka hubungan variabel pada penelitian tersebut mengikuti garis linear. Sebaliknya, apabila nilan p lebih besar dari 0,05 maka hubungan variabel pada penelitian itu tidak membentuk suatu garis lurus.

2. Uji Hipotesis

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif korelasi, maka teknik Pearuon Product Moment Correlation digunakan untuk menguji hipotesis dari penelitian ini. Teknik ini digunakan untuk melihat hubungan dari kedua variabel yaitu variabel tergantung (dukungan sosial) dan variabel bebas (persepsi penampilan fisik). Hipotesis diterima atau tidak dapat dilihat dari besarnya nilai koefisien signifikansi. Jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,01 maka Ho diterima, artinya tidak ada hubungan antar variabel. Namun, jika nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,01, maka Ho ditolak. Selain itu, jika nilai koefisien korelasinya positif menunjukkan adanya korelasi yang positif. Namun, jika nilai koefisien korelasinya negatif menunjukkan adanya korelasi yang negatif


(59)

antar variabel. Sifat hipotesis sudah terarah, maka penelitian ini menggunakan ujione-tailed.


(60)

40

BAB IV

HASIL PENELIBIAN DAN PEMBAHASAN A. Persiapan Penelitian

1. Uji Coba Alat Penelitian

Uji coba dilakukan terhadap alat penelitian. Tujuannya yaitu ntuk mengetahui tingkat validitas dan reliabilitas. Ada 2 alat penelitian yang diuji cobakan yaitu skala dukungan sosial dan skala persepsi penampilan fisik. Kedua skala tersebut diuji cobakan kepada subjek yang memiliki karakteristik yang sama dengan subjek penelitian yaitu remaja perempuan berusia 14 s/d 16 tahun. Skala dukungan sosial dan skala persepsi penampilan fisik diuji cobakan kepada 50 orang remaja perempuan. Mereka berasal dari beberapa sekolah di Klaten dan Yogyakarta.

2. Uji Validitas dan Relibialitas

Setelah uji coba dilakukan terhadap skala dukungan sosial dan skala persepsi penampilan fisik, peneliti melakukan uji validitas dan reliabilitas terhadap skala dukungan sosial dan skala penampilan fisik. Hal ini dikarenakan, suatu alat ukur dikatakan baik apabila alat ukur tersebut memiliki ketepatan dan konsistensi. Peneliti menggunakan aplikasi SPSS 21 untuk mnguji validitas dan reliabilitas.

a. Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengetahui ketepatan suatu alat ukur dalam menjalankan fungsi alat ukurnya. Validitas isi


(61)

digunakan untuk menguji validitas pada skala dukungan sosial dan skala persepsi penampilan fisik. Validitas isi merupakan validitas yang diestimasi lewat pengujian terhadap isi tes dengan analisis rasional atau melalui profeuional judgement. Sebelum dilakukan uji coba aitem-aitem dari masing-masing skala telah mengalami proses koreksi oleh orang yang dianggap ahli yaitu dosen pembimbing, dimana aitem-aitem tersebut mengukur aspek yang hendak diukur.

Analisis aitem digunakan untuk melihat daya diskriminasi aitem Hal ini dikarenakan skala yang memiliki validitas yang baik apabila memiliki daya diskriminasi antar aitem. Suatu aitem memiliki daya diskriminasi yang baik apabila memiliki nilai koefisien > 0,30. Namun, sesungguhnya tidak ada batasan universal yang menunjuk kepada angka minimal yang harus dipenuhi agar suatu tes dinyatakan valid (Azwar, 1997). Suatu aitem yang memiliki nilai koefisien validitas kurang tinggi masih bisa berguna dalam membantu pengambilan keputusan dan dalam kasus tertentu misalnya untuk menyeimbangkan banyaknya aitem pada masing-masing aspek yang diukur. Hasil pengujian dari 60 aitem pada skala dukungan sosial terdapat 35 aitem yang berhasil lolos seleksi dan dikatakan valid. Nomor aitem yang valid dapat dilihat pada tabel di bawah ini :


(62)

Tabel 7.Blueprint Diutribuui Sebaran Aitem Skala Dukungan Souial Seuudah Selekui Aitem

Komponen KomponenSub Favorable Unfavorable Jumlah Inutrumental

uupport

Reliable

alliance 33,34,35 5, 13 5

Guidance 2, 6 8, 14 4

Emotional uupport

Reauuurance of

worth 19, 28 11, 17, 25,30, 31 7 Emotional

attachment 4, 9,10, 26,29 3, 20 7 Social

integration 12, 15,1632 1, 27 6 Opportunity to

provide

nurturance 7, 21,22 18, 23, 24

6

Botal 19 16 35

Sedangkan pada skala persepsi penampilan fisik, dari 90 aitem yang diuji cobakan terdapat 39 aitem yang valid. Nomor aitem yang valid dapat dilihat pada tabel di bawah ini :


(63)

Tabel 8.Blueprint Diutribuui Sebaran Aitem Skala Peruepui Penampilan Fiuik Seuudah Selekui Aitem

b. Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui sejauhmana hasil suatu pengukuran dapat konsisten apabila dilakukan berulang kali. Alat ukur yang konsisten apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri subjek memang belum berubah (Azwar, 1997). Reliablitas skala dalam

Aspek Persepsi

Aspek Penampilan

Fisik Favorable Unfavorable Jumlah

Kognitif

Karakter fisik 26,27 10 3

Penampilan dan

kerapihan 19, 22, 18, 21 4

Kesehatan dan daya tahan

tubuh 3, 13 32, 36 4

Afeksi

Karakter fisik 1,7 11, 16 5

Penampilan dan

kerapihan 20 5, 15, 35 4

Kesehatan dan daya tahan

tubuh 37,38,39 14, 33 4

Konasi

Karakter fisik 2, 23, 34 30,31 5

Penampilan dan

kerapihan 24,25, 29 4, 17 5

Kesehatan dan daya tahan

tubuh 6, 8,9 12 28 5


(64)

penelitian ini diuji dengan menggunakan pendekatan konsistensi internal melaluiCronbach Alpha.

Prosedur pendekatan ini hanya dilakukan satu kali dan dilakukan terhadap sekelompok individu yang memiliki kriteria sebagai subjek penelitian. Pendekatan ini mempunyai nilai praktis dan efisiensi yang tinggi. Suatu skala penelitian dapat dikatakan memiliki reliabilitas cukup baik apabila nilai koefisien Alpha Cronbach >0,700.

Setelah dilakukan seleksi aitem dan perhitungan dengan menggunakan program SPSS 21, skala dukungan sosial memiliki koefisien Alpha Cronbach sebesar 0,908. Hal ini menunjukkkan bahwa skala dukungan sosial memiliki nilai reliabilitas yang tinggi sehingga dapat dipercaya.

Tabel 9.Uji Coba Reliabliitiau Skala Dukungan Souial

Sedangkan skala persepsi penampilan fisik memiliki koefisien Alpha Cronbach 0,878. Hasil ini menunjukkan bahwa skala persepsi penampilan fisik memiliki nilai reliabilitas yang cukup tinggi sehingga cukup dapat dipercaya.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items


(65)

Tabel 10.Uji Reliabilitau Skala Peruepui Penampilan Fiuik

B. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian dilakukan di dua Sekolah Menengah Atas (SMA) yaitu SMA Stella Maris, BSD, Tangerang, Banten dan SMA Mardi Waluyo, Cibinong, Bogor, Jawa Barat. Subjek penelitian ini yaitu siswi kelas X.dan sesuai dengan kriteria penelitian.

Penelitian dilakukan selama satu hari untuk masing-masing sekolah yaitu tanggal 25 Januari 2016 di SMA Stella Maris. Sedangkan di SMA Mardi Waluyo dilakukan pada tanggal 2 Febuari 2016. Peneliti membagikan skala kepada subjek penelitian saat jam pelajaran berlangsung. Waktu yang diperlukan untuk mengerjakan kedua skala tersebut yaitu ± 15 menit.

Sebelum subjek mengisi skala yang telah dibagikan, peneliti melakukan raport dengan memperkenalkan diri terlebih dahulu kepada subjek penelitian dan menjelaskan bahwa penelitian tersebut bersifat rahasia. Lalu setelah itu, peneliti mengadministrasikan cara pengerjaannya yaitu pertama, subjek diminta memberikan tanda tangan tanpa nama di tempat yang telah disediakan sebagai tanda bahwa subjek setuju untuk mengerjakannya. Kedua, subjek diminta untuk menuliskan identitas berupa inisial nama dan usia. Selanjutnya, subjek mengisi skala dengan memberikan tanda silang (X) pada

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items


(66)

kolom jawaban yang telah disediakan. Dari seluruh subjek yang diberikan skala, semua terisi dan skala-skala tersebut dapat terkumpul sesuai dengan jumlah yang dibagikan.

C. Deskripsi Subjek Penelitian

Sampel penelitian terdiri dari 108 remaja perempuan yang duduk di kelas X SMA. Rentang usia sampel penelitian yaitu usia 14 s/d 16 tahun. Dari 108 remaja perempuan tersebut terdiri dari 5% remaja perempuan berusia 14 tahun (5 orang), 79% usia 15 tahun (85 orang) dan 16 usia 16 tahun (18 orang).

D. Deskripsi Data Penelitian

Berikut adalah deskripsi data penelitian

Tabel 11 .Deukriptif Data Penelitian

Variabel Xmin XmaxEmpirisMean SD Xmin Xmax MeanTeoritis

Dukungan Sosial 87 136 108,88 9,31 35 140 87,5

Persepsi Penampilan Fisik 79 127 107,53 10,75 39 156 97,5

Data di atas digunakan untuk mengetahui tingkat dukungan sosial dan persepsi penampilan fisik pada subjek penelitian, maka dilakukan perbandingan antara mean empiris dan mean teoritis (lihat tabel 11). Skala dukungan sosial memiliki mean empiris yang lebih besar daripada mean teoritis (108,88>87,5). Artinya, subjek cenderung mendapatkan dukungan sosial yang tinggi dari teman sebayanya. Sedangkan mean empiris skala persepsi penampilan fisik lebih besar daripada mean teoritis (107,53>97,5). Artinya, subjek cenderung mempersepsikan penampilan fisiknya menarik.


(67)

E. Hasil Penelitian

1. Uji Asumsi Data a. Uji Normalitas

Uji Normalitas dilakukan untuk melihat sebaran distribusi data dari variabel dukungan sosial dan persepsi penampilan fisik normal atau tidak. Peneliti menggunakan teknik one uample Kolmogorov Smirnov Teut (K-S) untuk uji normalitas. Apabila nilai p (taraf signifikan) lebih besar dari 0,05 (≥0,05), maka data yang diperoleh berdistribusi normal. Berdasarkan hasil perhitungan, distribusi skor skala dukungan sosial memiliki nila 0,503, artinya skala dukungan sosial memiliki sebaran skor yang normal. Sedangkan, skala persepsi penampilan fisik memiliki nilai 0,473, artinya, skala persepsi pernampilan fisik memiliki sebaran skor yang normal. (lihat tabel). Hal ini menunjukkan bahwa distribusi skor pada subjek normal.

Tabel 12.Uji Normalitau

Variabel Kolmogorov-SmirnovKoefisien Keterangan

Dukungan Sosial 0,503 Normal

Persepsi Penampilan Fisik 0,473 Normal

b. Uji Linearitas

Uji Linearitas bertujuan untuk melihat pola hubungan antara variabel bebas dengan variabel tergantung merupakan garis lurus atau tidak. Jika taraf signifikansi (p) lebih kecil dari 0,05, maka


(68)

hubungan variabel pada penelitian tersebut mengikuti garis linear. Berdasarkar tabel 10, pada barislinearity,uji linear memiliki nilai signifikansi 0,02 dimana lebih kecil dari 0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa ada hubungan linear antara variabel dukungan sosial dan teman sebaya.

Tabel 13.Uji Linearitau

2. Uji Hipotesis

Berdasarkan hasil uji asumsi normalitas dan lineartitas yang menunjukkan bahwa sebaran data bersifat normal dan ada hubungan yang linear antar kedua variabel, maka untuk menguji hipotesis digunakan metode Pearuon Product Moment Correlation.. Teknik ini digunakan untuk melihat hubungan dari kedua variabel yaitu variabel tergantung (dukungan sosial) dan variabel bebas (persepsi penampilan fisik). Hipotesis diterima atau tidak dapat dilihat dari besarnya nilai koefisien signifikansi. Jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,01 maka Ho diterima, artinya tidak ada hubungan antar variabel. Namun, jika nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,01, maka Ho ditolak.

ANOVA Bable

Sum of

Squares df SquareMean F Sig.

Dukungan_sosial *

Penampilan_fisik BetweenGroups (Combined)Linearity 4108,478754,236 39 105,3461 754,236 1,3859,915 ,119,002 Deviation from

Linearity 3354,242 38 88,270 1,160 ,292

Within Groups 5172,957 68 76,073


(69)

Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, diketahui bahwa koefien korelasi yang diperoleh sebesar 0,285 dengan nilai signifikansi sebesar 0,001 (p<0,01). Hasil tersebut menunjukkan bahwa hipotesis diterima. Artinya, ada hubungan yang signifikan antara dukungan sosial dan persepsi penampilan fisik. Selain itu, koefisien positif menunjukkan bahwa semakin positif persepsi penampilan fisik maka semakin tinggi pula dukungan sosial yang akan diterima.

Tabel 14.Uji Mipoteuiu

F. Pembahasan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa hipotesis yang diajukan pada penelitian ini diterima, yaitu ada hubungan positif yang signifikan antara persepsi penampilan fisik dengan dukungan sosial pada remaja perempuan. Artinya, semakin tinggi persepsi penampilan fisik pada remaja perempuan akan membuat remaja perempuan mendapatkan dukungan sosial yang tinggi dari teman sebayanya dan begitu pula sebaliknya. Subjek pada penelitian ini

Correlations

Dukungan_sosi

al Penampilan_fisik Dukungan_sosial

Pearson

Correlation 1 ,285

**

Sig. (1-tailed) ,001

N 108 108

Penampilan_fisik

Pearson

Correlation ,285

** 1

Sig. (1-tailed) ,001

N 108 108


(70)

cenderung mendapatkan dukungan sosial yang tinggi dari teman sebayanya dan memiliki persepsi yang cukup baik terhadap penampilan fisik mereka. Hal ini dapat dilihat dari nilai mean empirik pada skala dukungan sosial lebih besar daripada mean teoritis.

Dukungan sosial yang diperoleh subjek penelitian tergolong tinggi. Menurut Jacobson (dalam Oxford, 1992) dukungan sosial merupakan suatu bentuk tingkah laku yang menumbuhkan perasaan nyaman dan membuat individu percaya bahwa ia dihormati, dihargai, dicintai dan orang lain bersedia memberikan perhatian dan keamanan. Dengan tingginya dukungan sosial yang didapat menunjukkan bahwa subjek mendapatkan perhatian perasaan nyaman, dan merasa dihormati. Hal ini sesuai dengan hasil observasi yang dilakukan peneliti saat subjek mengerjakan skala penelitian. Ketika subjek bertanya mengenai pernyataan penelitian kepada temannya, temannya akan memperhatikan dan membantu subjek dalam mengerjakan. Selain itu, dukungan sosial dipengaruhi oleh potensi yang dimiliki oleh penerima dukungan sosial.

Subjek tergolong memiliki persepsi yang cukup baik terhadap penampilan fisik yang dimilikinya. Menurut Baron dan Byrne (2004), penampilan fisik dapat mempengaruhi penilaian kepribadian. Pada umumnya orang percaya bahwa laki-laki dan perempuan yang memiliki penampilan fisik yang menarik akan terlihat menyenangkan, mudah bersosialisasi, mandiri, dominan, mampu dan mudah menyesuaikan diri dibandingkan dengan laki-laki dan perempuan yang kurang menarik.


(71)

Berdasarkan penjelasan tersebut, hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh beberapa ahli. Remaja memiliki persepsi bahwa mereka yang memiliki penampilan yang menarik biasanya akan diperlakukan dengan baik daripada mereka yang kurang menarik (Hurlock, 1980). Selain itu, penampilan fisik memiliki peran penting dalam melakukan interaksi sosial karena penampilan fisik yang menarik merupakan potensi yang menguntungkan dan dapat dimanfaatkan untuk memperoleh berbagai hasil yang menyenangkan bagi pemiliknya ( Cross dan Cross, dalam Saguni, 2012).

Bagi remaja, dukungan sosial sangat penting dalam perkembangan mereka. Dengan adanya dukungan sosial, remaja akan merasa aman dari lingkungan sekitarnya. Selain itu, dukungan sosial dapat membantu remaja dalam pembentukkan identitas agar remaja terhindar dari krisis pembentukkan identitas diri. Hal ini dikarenakan pada masa perkembangannya, remaja mengalami krisis identitas. Apabila remaja mengalami krisis identitas diri akan menyebabkan penarikan diri individu, mengisolasi dirinya dari teman sebaya dan keluarga (Santrock, 1996).

Remaja perempuan mempersepsikan penampilan fisiknya berdasarkan beberapa aspek. Ada tiga aspek yang dapat mempengaruhi persepsi penampilan fisik yaitu aspek karakter fisik, penampilan dan kerapihan, serta daya tahan dan kesehatan fisik. (Jersild, dalam Collier, 1998).

Jika melihat koefisien determinan (r2) sebesar 0,081. Hal ini berarti


(72)

yang cukup efektif untuk mendapatkan dukungan sosial yaitu 8,1 %. Sedangkan 91,9 % lagi dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Faktor lain yang mngkin dapat mempengaruhi dukungan sosial yaitu, empati, norma dan nilai sosial, pertukaran sosial, potensi penerima dukungan, potensi penyedia dukungan serta komposisi dan struktur jaringan sosial.

Semua remaja membutuhkan dukungan sosial dalam tahap perkembangannya khususnya dukungan sosial dari teman sebayanya karena memberikan dampak positif. Dampak positif dari dukungan sosial berupa membantu dalam menyesuaikan diri di lingkungan baru, mengurangi rasa depresi, mensejahterakan kehidupan individu baik secara psikologis maupun fisik. Walaupun penampilan fisik memiliki pengaruh yang sedikit, namun bisa dijadikan salah satu faktor pendukung agar mendapatkan dukungan sosial dari teman sebaya.


(73)

53

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

1. Ada hubungan positif dan signifikan antara persepsi penampilan fisik dengan dukungan sosial pada remaja perempuan. Hal ini dibuktikan dengan koefisien korelasi 0,285 dan nilai signifikansi sebesar 0,001 (p<0,01)

2. Hasil koefisien determinasi (r2) sebesar 0,081. Ini menunjukkan bahwa

persepsi penampilan fisik memberikan sumbangan untuk mendapatkan dukungan sosial dari teman sebaya sebesar 8,1%.

3. Rata-rata subjek tergolong mendapatkan dukungan sosial yang tinggi dari teman sebaya dikarenakan mean empirik dukungan sosial lebih besar daripada mean teoritik (108,88>87,5).

4. Rata-rata subjek tergolong memiliki persepsi penampilan fisik yang yang tinggi karena mean empirik persepsi penampilan fisik lebih besar daripada mean teoritis (107,53>97,5).

B. Saran

1. Bagi Remaja Perempuan

Penampilan fisik membantu remaja perempuan untuk mendapatkan dukungan sosial dari teman sebayanya. Namun, remaja perempuan sebaiknya memperhatikan faktor-faktor dukungan sosial yang lain. Hal ini dikarenakan penampilan fisik hanya mampu membantu remaja perempuan untuk mendapatkan dukungan sosial sebesar 8,1%. Adapun dukungan


(74)

sosial yang lain yaitu empati, norma dan nilai sosial, pertukaran sosial, potensi penerima dukungan sosial, potensi penyedia dukungan, serta komposisi dan struktur jaringan sosial.

2. Bagi Penelitian Selanjutnya

Penelitian ini menggunakan remaja perempuan sebagai subjek penelitian. Saran untuk penelitian selanjutnya yaitu menggunakan remaja laki-laki sebagai subjek penelitian. Hal ini disebabkan saat ini tidak hanya perempuan saja yang memperhatikan penampilan tetapi laki-laki juga sudah memperhatikan penelitian.


(75)

55

Daftar Pustaka

Azwar, S. (1997).Reliabilitau dan Validitau.Yogyakarta : Pustaka Pelajar Azwar, S. (1999).Penyuuunan Skala Puikologi.Yogyakarta : Pustaka Pelajar Azwar, S. (2012).Metode Penelitian. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Baron dan Byrne. (2004).Puikologi Souial.Jakarta: Erlangga

Cultrona, C.E., Cole, V., Colangelo, N., Assouline, S.G., & Rusell, D.W. (1994). Perceived Parental Social Support and Academic Achievement: An

Attachement Theory Perspective.Journal of Peruonality and Social Puychology, Vol.6,No.2. 369-378

Ghozalt, Laura florensia, Diah, K, dan Alfisari. (Januari 2012). Hubungan Teman Sebaya yang Berkualitas dan Pemanfaatan Media Massa Meningkatkan Kecerdasan Sosial Atlet Muda. Jurrnal Ilmu Keolahragaan dan Konueling Vol. 5, No.1

Gunarsa, Dr. Singgih. D, & Gunarsa, D. (1981). Puikologi Remaja. Jakarta: BPK Gunung Mulia.

Davidoff, L.L. (1981). Introduction to Puychology. Tokyo : McGraw-Hill International Book Company

Hurlck, Elizabeth B. (1980). Puikologi perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentag Kehidupan.Jakarta: Erlangga.

Kasmadi, SST. M.Pd dan Sunariah, Nia Siti, M.Pd. 2013. Panduan Modern Penelitian Kuantitatif. Bandung: Alfabeta.

Kumala, S dan Ahyani, L. N. (2012) Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Penyesuaian Diri Remaja di Panti Asuhan. Jurnal Puikologi Pitutur Vol. 1, No.1, Juni 2012.

Lutvia, Lucky. (Maret 2001). Gaya Berbusana “ABG” Dewasa Ini Fenomena Gaya Busana Para Remaja di Kota Bandung dan Jakarta.Jurnal Seni Rupa & Deuain Vol. 2 No.1

Masruroh, Reni. (2007). Mubungan Antara Konuep Diri dengan Penerimaan Teman Sebaya pada Remaja Kelau XI MAN Malang I. Skripsi Sarjana S-1 Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Malang


(76)

Mecadinisa, Nabila. Pengaruh Tayangan Gouuip Girl di Warner TV Terhadap Fauhion Style Remaja (Studi Kauuu Siuwi SMA Al-Azhar 3 Jakarta). Universitas Bina Nusantara.

Nathania, L dan Godin, R. 2011. Pengaruh Dukungan Souial Teman Sebaya Terhadap Kecemauan dalam Menghadapi Ujian Nauiona Pada Siuwa Kelau XII di Jakarta Barat.Jakarta : Universitas Bina Nusantara

Nisfiannoor, M., Yuni Kartika. (Desember 2004). Hubungan Antara Regulasi Emosi dan Penerimaan Kelompok Teman Sebaya pada Remaja. Jurnal Puikologi Vol. 2, No.2

Orford, J (1992). Community Puychology : Theory & Practice. West Sussex : John Wiley & Suns. Ltd

Paganthi, Kardinah. (2009). Mubungan antara Penerimaan Teman Sebaya dengan Citra Tubuh pada Remaja Putri. Skripsi Sarjana S-1 pada Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata.

Papalia, Diane E. & Feldman, Ruth Duskin. (2014). Menyelami Perkembangan Manuuia Ediui 12 Buku 2.Jakarta: Salemba Humanika.

Periantalo, J. (2015). Penyuuunan Skala Puikologi: Auyik, Mudah & Bermanfaat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Rifai, Dra. Ny. Melly Sri Sulastri. (1984). Puikologi Perkembangan Remaja dari Segi Kehidupan Souial. Bandung: PT. Bina Aksara.

Risnawati, V Naniek. 2014. Busana Mencerminkan Kepribadian. Jurnal STIE Semarang, Vol. 6, No. 1

Saguni, Fatimah. (Desember 2012). Persepsi Tentang Penampilan Fisik Wanita pada MasaRemaja. Journal for Gender Studieu Vol. 4, No. 2.

Santoso, A. (2010). Statiutik untuk Puikologi dari Blog menjadi Buku. Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma.

Santrock, John W.. (1995). Life-Span Development Ediui 5 Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Santrock, John.W. (2003). Adoleucence Perkembang Remaja Ediui Keenam. Jakarta: Erlangga.


(77)

Saputri, M.A.W. Indrawati, E.S., (April 2014). Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Depresi Pada Lanjut Usia yang Tinggal di Panti Wreda Wening Wardoyo Jawa Tengah.Jurnal Puikologi Undip Vol. 6, No. 1.

Sarafino, E,P. (2007). Mealth Puychology Biopuychouocial Interaction Sixth Edition.New York: John Willey & Sons, Inc.

Sugiyono. (2014) .Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Supratiknya, A. (2014). Pengukuran Puikologiu. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma

Vidyarini, Titi Nur. (Juli 2007). Representasi Kecantikan dalam Iklan Kosmetik. Jurnal Ilmiah Scriptura, Vol. 1, No. 2.

Walgito, Prof. DR. Bimo. (2010). Pengantar Puikologi Umum. Yogyakarta : Penerbit Andi.

Woodworth, R. S dan Marquis, D. G. 1957.Puychology. New York : Henry Holt and Company

Yuniar C, Ika., Rahmania P.N. (Juni 2012). Hubungan Antara Self-Esteem Dengan Kecenderungan Body Dysmorphic Disorder pada Remaja Putri. Jurnal Puikologi Kliniu dan Keuehatan Mental Vol. 1, No. 2.

Zayati, Aisyah Nur. Perilaku Remaja SMA TA’Miriyah Surabaya dalam Mengkonuumui Produk Kecantikan. Departemen Antropologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Airlangga


(78)

58

LAMPIRAN 1


(79)

SKALA PENELIBIAN

Disusun Oleh :

Natalia Woro Kesuma Bramanti

119114084

FAKULBAS PSIKOLOGI

UNIVERSIBAS SANABA DHARMA

2015


(80)

Dengan hormat,

Saya yang bertandatangan di bawah ini, Natalia Woro Kesuma Bramanti, mahasiswa tingkat akhir Fakultas Psikologi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Perkenankanlah saya memohon ijin dan kesediaan dari anda untuk mengisi skala penelitian yang saya berikan. Hal ini berkaitan dengan penyelesaian tugas akhir saya untuk memenuhi syarat kelulusan. Skala Penelitian ini untuk mengetahui dukungan sosial yang diterima oleh remaja. Semua jawaban dan identitas yang anda berikan kepada saya akan dijaga kerahasiaannya. Oleh karena iu, saya berharap anda mengisi dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan diri anda yang sebenarnya.

Jika anda bersedia untuk terlibar dalam penelitian ini, Anda dapat memberikan paraf (tanpa nama) pada tempat yang telah disediakan. Atas perhatiannya dan kerjasamanya, saya mengucapkan banyak terima kasih.

Saya bersedia terlibat dalam penelitian :

...


(81)

IDENBIBAS

Nama :

Usia :

SKALA A

Instruksi Pengerjaan :

Berikut ini terdapat pernyataan-pernyataan yang berhubungan dengan situasi dan kondisi anda saat ini. Anda diharapkan untuk menjawab setiap pernyataan itu dengan sejujur-jujurnya sesuai yang anda rasakan saat ini. Hanya ada satu jawaban untuk setiap pernyataan dan tidak ada jawaban yang benar atau salah. Silahkan memberikan tanda silang (X) pada kolom jawaban yang sesuai dengan pilihan yang tersedia sebagai berikut:

SS : Apabila pernyataan tersebut sangat sesuai dengan diri anda S : Apabila pernyataan tersebut sesuai dengan diri anda

TS : Apabila pernyataan tersebut tidak sesuai dengan diri anda

STS : Apabila pernyataan tersebut sangat tidak sesuai dengan diri and a

Di bawah ini merupakan contoh pengerjaannya :

No. Pernyataan Jawaban

SS S TS STS

1. Teman saya mengatakan bahwa saya memiliki kemampuan mengontrol diri

yang baik X

Apabila ingin mengganti jawaban cukup memberikan tanda sama dengan (=) pada tanda silang dan pilih jawaban yang lain. Contoh:

No. Pernyataan Jawaban

SS S TS STS

1. Teman saya mengatakan bahwa saya memiliki kemampuan mengontrol diri yang baik

X


(82)

SKALA PENELIBIAN

No. Pernyataan Jawaban

SS S BS SBS

1 Jika saya sedang ada masalah, saya lebihsuka menyendiri 2 Bila saya tidak masuk sekolah, teman-temansaya akan memberitahukan tentang tugas

sekolah yang harus diselesaikan

3 Saat saya sedang sakit tidak ada yang datangmengunjungi 4 Jika saya panik teman saya akanmenenangkan saya 5 Teman saya sulit dihubungi ketika sayasedang membutuhkan bantuan 6 Temaninformasi-informasi yang sedang sayasaya selalu memberikan

butuhkan

7 Teman-teman selalu menanyakan pendapatsaya mengenai pakaian yang mereka pakai 8 Teman saya tidak pernah memberikaninformasi mengenai tugas yang diberikan oleh guru apabila saya tidak masuk sekolah. 9 Jikamengunjungi sayasaya sakit, teman-teman akan 10 Sayaberpelukan jika sudah lama tidak bertemudan teman-teman saya saling 11 Teman saya takut jika berada di dekat sayakarena saya suka marah-marah 12 Saya tidak pernah merasa putus asa karenaada teman saya yang selalu mendukung

saya.


(83)

ketika sedang mengalami kesulitan 14

Teman saya tidak pernah membantu saya apabila saya kesulitan dalam mengerjakan tugas sekolah, padahal saya selalu membantu mereka

15 Saya memanfaatkan hari libur untukbermain bersama dengan teman-teman 16 Jika ada teman yang sakit, kami akanmengunjunginya 17 Teman-teman saya tidak pernah menyapasaya saat kami bertemu di jalan 18 Teman-teman tidak senang jika saya ikutjalan-jalan bersama dengan mereka 19 Teman saya memberikan ucapan selamatjika saya berhasil mengerjakan sesuatu 20 Saya tidak percaya diri saat berkumpuldengan teman-teman saya 21 Saya selalu dijadikan tempat cerita olehteman-teman saya 22 Jika teman-teman saya mau jalan-jalan,mereka selalu mengajak saya 23 Saya tidak pernah diajak jalan-jalan samateman-teman 24 Tidak ada teman yang mau berbagi ceritadengan saya 25 Teman saya menyindir saya orang yangmembosankan 26 Teman saya selalu menceritakan rahasianyakepada saya karena mereka percaya say bisa

menjaga rahasia mereka

27 Saya merasa kesepian karena tidak ada yangmau menemani saat saya sedang sedih 28 Teman-teman menerima saya dengan baik


(84)

karena saya selalu ramah kepada mereka 29 Teman saya memberikan semangat jika sayasedang letih dan lesu 30 Teman saya pusing jika mengajak sayaberbicara 31 Tidak ada satupun orang yang mengucapkanselamat ketika saya berhasil melakukan

suatu pekerjaan

32 Saya tidak sendiri karena ada teman-temanyang selalu ada untuk mendukung saya 33 Saat saya lupa membawa pena, teman sayameminjamkan penanya kepada saya. 34 Teman saya selalu membantu tanpa memintaimbalan 35 Teman saya akan siap membantu jika sayamembutuhkan bantuannya


(85)

SKALA B

Instruksi Pengerjaan :

Berikut ini terdapat pernyataan-pernyataan yang berhubungan dengan situasi dan kondisi anda saat ini. Anda diharapkan untuk menjawab setiap pernyataan itu dengan sejujur-jujurnya sesuai yang anda rasakan saat ini. Hanya ada satu jawaban untuk setiap pernyataan dan tidak ada jawaban yang benar atau salah. Silahkan memberikan tanda silang (X) pada kolom jawaban yang sesuai dengan pilihan yang tersedia sebagai berikut:

SS : Apabila pernyataan tersebut sangat sesuai dengan diri anda S : Apabila pernyataan tersebut sesuai dengan diri anda

TS : Apabila pernyataan tersebut tidak sesuai dengan diri anda

STS : Apabila pernyataan tersebut sangat tidak sesuai dengan diri and a

Di bawah ini merupakan contoh pengerjaannya :

No. Pernyataan Jawaban

SS S TS STS

1. Saya senang ukuran payudara sesuai

dengan bentuk tubuh saya X

Apabila ingin mengganti jawaban cukup memberikan tanda sama dengan (=) pada tanda silang dan pilih jawaban yang lain. Contoh:

No. Pernyataan Jawaban

SS S TS STS

1. Saya senang ukuran payudara sesuai

dengan bentuk tubuh saya X


(1)

Soal32 124,90 184,010 ,327 ,876

VAR00076 125,84 180,015 ,405 ,874

Soal86 125,36 184,194 ,339 ,875

Soal3 125,26 184,523 ,323 ,876

Soal18 125,14 185,756 ,323 ,876

Soal26 125,18 186,477 ,211 ,878

Soal37 125,26 187,421 ,239 ,877

Soal14 124,88 177,006 ,525 ,871

Soal36 125,82 178,232 ,499 ,872

Soal85 125,04 177,794 ,545 ,871

Soal35 126,04 178,488 ,389 ,875

VAR00079 125,86 176,735 ,494 ,872

Soal87 125,32 182,344 ,517 ,873

Soal88 124,84 182,260 ,447 ,874

So90 124,78 182,991 ,516 ,873

Soal4 125,00 181,714 ,450 ,873

Soal52 126,06 184,302 ,338 ,875

VAR00074 125,50 181,480 ,402 ,874

VAR00075 125,22 182,093 ,341 ,876

VAR00081 125,42 183,718 ,347 ,875

Soal12 125,72 182,165 ,392 ,874

Soal39 125,98 183,285 ,296 ,877

Soal55 125,58 184,657 ,277 ,877

Soal56 126,32 182,630 ,367 ,875


(2)

81

Soal17 124,90 182,378 ,447 ,874

Soal20 125,82 181,212 ,402 ,874

Soal21 125,20 181,306 ,439 ,874

Soal31 125,44 185,231 ,231 ,878

VAR00070 125,04 189,876 ,087 ,879

Soal43 125,06 179,445 ,553 ,872


(3)

82

LAMPIRAN 3


(4)

83

A. Statistik Deskripsi Skala Dukungan Sosial dan Skala Persepsi Penampilan Fisik

B. Tabel Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Best

Dukungan_s

osial Penampilan_fisik

N 108 108

Normal Parametersa,b

Mean 108,88 107,53

Std.

Deviation 9,314 10,750

Most Extreme Differences

Absolute ,079 ,081

Positive ,079 ,043

Negative -,061 -,081

Kolmogorov-Smirnov Z ,826 ,845

Asymp. Sig. (2-tailed) ,503 ,473

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Descriptive Statistics

N Minimu

m Maximum Mean DeviationStd.

Dukungan_sosial 108 87 136 108,88 9,314

Penampilan_fisik 108 79 127 107,53 10,750

Valid N (listwise) 108


(5)

C. Tabel Uji Linearitas

D. Tabel Uji Hipotesis

Correlations

Dukungan_sosi

al Penampilan_fisik

Dukungan_sosial

Pearson

Correlation 1 ,285

**

Sig. (1-tailed) ,001

N 108 108

Penampilan_fisik

Pearson

Correlation ,285

** 1

Sig. (1-tailed) ,001

N 108 108

**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).

ANOVA Bable

Sum of

Squares df SquareMean F Sig. Dukungan_sosial *

Penampilan_fisik BetweenGroups (Combined)Linearity 4108,478754,236 39 105,3461 754,236 1,3859,915 ,119,002 Deviation from

Linearity 3354,242 38 88,270 1,160 ,292

Within Groups 5172,957 68 76,073


(6)

85

E. Tabel Koefisien Determinan

Model Summaryb

Mode

l R R Square Adjusted RSquare Std. Error of theEstimate

1 ,285a ,081 ,073 8,969

a. Predictors: (Constant), Penampilan_fisik b. Dependent Variable: Dukungan_sosial


Dokumen yang terkait

Pengaruh Dukungan Guru dan Teman Sebaya terhadap Akseptabilitas dan Pemanfaatan Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK Remaja) di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Kota Tanjung Balai

3 72 174

Hubungan Peran Teman Sebaya Dengan Kecemasan Remaja Putri Pada Masa Pubertas Dalam Menghadapi Perubahan Fisik Di Smp Swasta Betania Medan

10 93 92

HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN KELOMPOK TEMAN SEBAYA DENGAN KONSEP DIRI PADA REMAJA Hubungan Antara Penerimaan Kelompok Teman Sebaya Dengan Konsep Diri Pada Remaja.

0 2 17

HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PERILAKU PACARAN PADA REMAJA Hubungan Antara Interaksi Teman Sebaya Dengan Perilaku Pacaran Pada Remaja.

0 2 18

HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PERILAKU PACARAN PADA REMAJA Hubungan Antara Interaksi Teman Sebaya Dengan Perilaku Pacaran Pada Remaja.

0 3 17

HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA REMAJA Hubungan antara interaksi teman sebaya dengan Perilaku merokok pada remaja.

1 5 11

HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA REMAJA Hubungan antara interaksi teman sebaya dengan Perilaku merokok pada remaja.

0 1 15

HUBUNGAN ANTARA STRES SEKOLAH DAN DUKUNGAN TEMAN SEBAYA TERHADAP PERILAKU BULLYING PADA Hubungan Antara Stres Sekolah Dan Dukungan Teman Sebaya Terhadap Perilaku Bullying Pada Siswa.

0 4 18

HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PERSEPSI TERHADAP PERILAKU DEVIASI SEKSUAL Hubungan Antara Interaksi Teman Sebaya dengan Persepsi Terhadap Perilaku Deviasi Seksual Pada Remaja.

0 1 14

Hubungan antara Dukungan Teman Sebaya de

0 1 16