Peningkatan kemampuan berdeklamasi menggunakan media video pada siswa kelas II SD Kanisius Demangan Baru I.

(1)

ABSTRAK

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERDEKLAMASI MENGGUNAKAN MEDIA VIDEO PADA SISWA KELAS II SD KANISIUS

DEMANGAN BARU 1 Maria Novita Anggarawati Universitas Sanata Dharma

2012

Latar belakang penelitian tindakan kelas ini adalah adanya kesulitan dalam berdeklamasi pada siswa kelas II SD Kanisius Demangan Baru. Kesulitan yang dialami oleh siswa disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan siswa dalam berdeklamasi. Oleh karena itu, peneliti melaksanakan penelitian dengan tujuan meningkatkan kemampuan berdeklamasi dengan ekspresi yang tepat.

Penelitian tindakan kelas dilaksanakan di SD Kanisius Demangan Baru 1 dengan subjek penelitian siswa kelas II yang berjumlah 31 orang yang terdiri dari 16 siswa laki – laki dan 15 siswa perempuan. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 (dua) siklus, masing – masing siklus terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Instrumen yang digunakan untuk mengukur peningkatan kemampuan berdeklamasi adalah unjuk kerja siswa dalam berdeklamasi.

Berdasarkan hasil analisis data penelitian dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan kemampuan berdeklamasi pada setiap siklus. Peningkatan dapat dilihat pada persentase jumlah siswa yang mencapai KKM 73. Pada kondisi awal siswa yang mencapai KKM hanya 12 siswa (38,71%) , pada siklus pertama siswa yang mencapai KKM adalah 18 (58,06%), dan pada siklus kedua siswa yang mencapai KKM adalalah 25 siswa (80,65%). Peningkatan juga dapat dilihat dari nilai rata – rata siswa. Pada kondisi awal nilai rata – rata siswa adalah 64,16, pada siklus pertama 70,77, dan pada siklus kedua 77,77.

Berdasarkan hasil penelitian di atas, peneliti memberikan saran kepada guru untuk menggunakan media video dalam pembelajaran deklamasi. Hal ini dimaksudkan agar siswa mendapatkan gambaran yang lebih jelas dan luas, sehing-ga kemampuan berdeklamasi siswa meningkat.

Kata Kunci: meningkatkan kemampuan, berdeklamasi, dan media video.


(2)

ABSTRACT

THE IMPROVEMENT OF THE ABILITY TO RECITE USING VIDEOS AS MEDIA OF THE STUDENTS GRADE II SD KANISIUS DEMANGAN BARU 1

Maria Novita Anggarawati Sanata Dharma University

2012

The background of this research was the difficulty to recite faced by the students grade II SD Kanisius Demangan Baru. The difficulty faced by the students was because of the students’ lack of knowledge in recitation. Therefore, the researcher conducted a research to improve the ability to recite with proper expressions.

This action research was conducted in SD Kanisius Demangan Baru 1. There were 31 students of grade II that consisted of 16 male students and 15 female students as the research subjects. This research was conducted in 2 (two) cycles. Each cycle consisted of planning, action, observation, and reflection. The instrument used to measure the improvement of the ability to do recitation was the students’ performance in recitation.

Based on the data analysis, it could be concluded that there was an improvement in each cycle. The improvement could be seen at the percentage of the number of the students who could reach KKM73. In the early condition, there were 12 students (38.71) who could reach KKM. In the first cycle, there were 18 (58.06%) students who could reach KKM. In the second cycle, there were 25 (80.65%) students who could reach KKM. The students’ average scores were increasing as well. In the early condition, the students’ average score was 64.16. In the first cycle, it was 70.77. In the second cycle, it was 77.77.

Based on the results of this research, the researcher would like to give suggestions to teachers to use videos as the media in recitation learning. It was supposed to help students give clearer and broader pictures of recitation so that the students could improve their ability to do recitation.

Key Words: to improve the ability, to recite, and videos as teaching media


(3)

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERDEKLAMASI

MENGGUNAKAN MEDIA VIDEO PADA SISWA KELAS II

SD KANISIUS DEMANGAN BARU 1

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Maria Novita Anggarawati NIM : 091134178

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2012


(4)

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERDEKLAMASI

MENGGUNAKAN MEDIA VIDEO PADA SISWA KELAS II

SD KANISIUS DEMANGAN BARU 1

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Maria Novita Anggarawati NIM : 091134178

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2012


(5)

SKRIPSI

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERDEKLAMASI

MENGGUNAKAN MEDIA VIDEO PADA SISWA KELAS II

SD KANISIUS DEMANGAN BARU 1

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Oleh:

Maria Novita Anggarawati NIM: 091134178

Telah disetujui oleh

Pembimbing I

Dr. Y. Karmin, M.Pd Tanggal, 30 November 2012


(6)

SKRIPSI

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERDEKLAMASI

MENGGUNAKAN MEDIA VIDEO PADA SISWA KELAS II

SD KANISIUS DEMANGAN BARU 1

Dipersiapkan dan disusun oleh Maria Novita Anggrawati

NIM : 091134178

Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji pada tanggal 17 Desember 2012 dan dinyatakan memenuhi syarat

Susunan Panitia Penguji

Nama Lengkap Tanda Tangan

Ketua : G. Ari Nugrahanta, S.J.,S.S.,BST.,M. A. ... Sekretaris : Elga Andriana, S.Psi.,M.Ed. ... Anggota 1 : Dr. Y. Karmin, M.Pd. ... Anggota 2 : Ag. Kustulasari 81, S.Pd., M.A. ... Anggota 3 : Drs. Y.B. Adimassana, M.A. ...

Yogyakarta,

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma

Dekan,

Rohandi, Ph.D.


(7)

PERSEMBAHAN

Karya kecilku ini kupersembahkan untuk:

Tuhan Yesus pelindungku

Orang tua dan adikku tercinta

Fx. Purwantara motivatorku

Sahabat dan teman-temanku

Almamaterku: Universitas Sanata Dharma


(8)

MOTTO

Musuh yang paling berbahaya di atas dunia ini adalah

penakut dan bimbang. Teman yang paling setia,

hanyalah keberanian dan keyakinan yang teguh.

(Andrew Jackson)

Sesuatu yang belum dikerjakan, seringkali tampak

mustahil; kita baru yakin kalau kita telah berhasil

melakukannya dengan baik.

(Evelyn Underhill)


(9)

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar Pustaka, sebagai layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 17 Desember 2012 Penulis

Maria Novita Anggarawati


(10)

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Maria Novita Anggarawati

Nomor Mahasiswa : 091134178

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul :

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERDEKLAMASI MENGGUNAKAN ME-DIA VIDEO PADA SISWA KELAS II SD KANISIUS DEMANGAN BARU 1 beserta perangkat yang perlu. Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Dibuat di Yogyakarta, 17 Desember 2012 Yang menyatakan

Maria Novita Anggarawati


(11)

ABSTRAK

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERDEKLAMASI MENGGUNAKAN MEDIA VIDEO PADA SISWA KELAS II SD KANISIUS

DEMANGAN BARU 1 Maria Novita Anggarawati Universitas Sanata Dharma

2012

Latar belakang penelitian tindakan kelas ini adalah adanya kesulitan dalam berdeklamasi pada siswa kelas II SD Kanisius Demangan Baru. Kesulitan yang dialami oleh siswa disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan siswa dalam berdeklamasi. Oleh karena itu, peneliti melaksanakan penelitian dengan tujuan meningkatkan kemampuan berdeklamasi dengan ekspresi yang tepat.

Penelitian tindakan kelas dilaksanakan di SD Kanisius Demangan Baru 1 dengan subjek penelitian siswa kelas II yang berjumlah 31 orang yang terdiri dari 16 siswa laki – laki dan 15 siswa perempuan. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 (dua) siklus, masing – masing siklus terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Instrumen yang digunakan untuk mengukur peningkatan kemampuan berdeklamasi adalah unjuk kerja siswa dalam berdeklamasi.

Berdasarkan hasil analisis data penelitian dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan kemampuan berdeklamasi pada setiap siklus. Peningkatan dapat dilihat pada persentase jumlah siswa yang mencapai KKM 73. Pada kondisi awal siswa yang mencapai KKM hanya 12 siswa (38,71%) , pada siklus pertama siswa yang mencapai KKM adalah 18 (58,06%), dan pada siklus kedua siswa yang mencapai KKM adalalah 25 siswa (80,65%). Peningkatan juga dapat dilihat dari nilai rata – rata siswa. Pada kondisi awal nilai rata – rata siswa adalah 64,16, pada siklus pertama 70,77, dan pada siklus kedua 77,77.

Berdasarkan hasil penelitian di atas, peneliti memberikan saran kepada guru untuk menggunakan media video dalam pembelajaran deklamasi. Hal ini dimaksudkan agar siswa mendapatkan gambaran yang lebih jelas dan luas, sehing-ga kemampuan berdeklamasi siswa meningkat.

Kata Kunci: meningkatkan kemampuan, berdeklamasi, dan media video.


(12)

ABSTRACT

THE IMPROVEMENT OF THE ABILITY TO RECITE USING VIDEOS AS MEDIA OF THE STUDENTS GRADE II SD KANISIUS DEMANGAN BARU 1

Maria Novita Anggarawati Sanata Dharma University

2012

The background of this research was the difficulty to recite faced by the students grade II SD Kanisius Demangan Baru. The difficulty faced by the students was because of the students’ lack of knowledge in recitation. Therefore, the researcher conducted a research to improve the ability to recite with proper expressions.

This action research was conducted in SD Kanisius Demangan Baru 1. There were 31 students of grade II that consisted of 16 male students and 15 female students as the research subjects. This research was conducted in 2 (two) cycles. Each cycle consisted of planning, action, observation, and reflection. The instrument used to measure the improvement of the ability to do recitation was the students’ performance in recitation.

Based on the data analysis, it could be concluded that there was an improvement in each cycle. The improvement could be seen at the percentage of the number of the students who could reach KKM73. In the early condition, there were 12 students (38.71) who could reach KKM. In the first cycle, there were 18 (58.06%) students who could reach KKM. In the second cycle, there were 25 (80.65%) students who could reach KKM. The students’ average scores were increasing as well. In the early condition, the students’ average score was 64.16. In the first cycle, it was 70.77. In the second cycle, it was 77.77.

Based on the results of this research, the researcher would like to give suggestions to teachers to use videos as the media in recitation learning. It was supposed to help students give clearer and broader pictures of recitation so that the students could improve their ability to do recitation.

Key Words: to improve the ability, to recite, and videos as teaching media


(13)

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti haturkan kepada Allah Tri Tunggal Maha Kudus atas limpahan berkat serta rahmat-Nya, sehingga peneliti mampu menyelesaikan skrip-si yang berjudul “Peningkatan Kemampuan Berdeklamaskrip-si Menggunakan Media Video pada Siswa Kelas II SD Kanisius Demangan Baru 1”. Penulisan skripsi ini bertujuan dibuat untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan Program Studi S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Peneliti mengucapkan terima kasih kepada bapak Dr. Y. Karmin, M.Pd., yang telah memberi bimbingan dengan penuh kesabaran, banyak meluangkan waktu, serta memberikan saran dan pengarahan. Ucaapan terima kasih pjuga peneliti haturkan kepada:

1. Bapak Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendi-dikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. G. Ari Nugrahanta, S. J.,S. S.,BST.,M.A., Selaku Ketua Program Studi S-1 PGSD Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Bapak Yohanes Hariyanta, S.Pd., selaku Kepala Sekolah Dasar Kanisius Demangan Baru 1 yang telah memberikan ijin pelaksanaan penelitian serta memberikan dukungan dalam penyelesaian skripsi.

4. Ibu Alfonsa Mintarti, S.Pd., sebagai guru pamong dan teman sejawat yang telah memberikan saran dan masukan.

5. Karyawan – karyawati Sekretariat Program Studi S-1 PGSD Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.


(14)

6. Rekan kerja di SD Kanisius Demangan Baru 1 yang selalu memberi dukungan.

7. Fx. Purwantara yang selalu memberi dukungan, semangat dan motivasi. 8. Semua sahabatku dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per

satu.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, mengingat kemampuan yang terbatas pada diri peneliti. Namun, peneliti berharap skripsi ini berguna bagi siapa saja, terutama bagi rekan guru.

Yogyakarta , 17 Desember 2012 Peneliti

Maria Novita Anggarawati


(15)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……….. i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ………. ii

HALAMAN PENGESAHAN ……… iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ………. iv

HALAMAN MOTTO ………. v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ………. vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK ………… vii

ABSTRAK ………. viii

ABSTRACT………. ix

KATA PENGANTAR ……… x

DAFTAR ISI ……….. xii

DAFTAR TABEL ………. xiv

DAFTAR GAMBAR ………. xv

DAFTAR LAMPIRAN ……….. xvi

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ……….. 1

B. Pembatasan Masalah ……… 3

C. Rumusan Masalah ……… 3

D. Tujuan Penelitian ………. 4

E. Manfaat Penelitian ………... 4

F. Variabel Penelitian ………..……. 5

G. Batasan Istilah ……….. 6

H. Sistematika Penyajian ……….. 7

BAB II. KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu ………...…. 8

B. iPembelajaran Deklamasi ...9


(16)

C. Media Pembelajaran Video ………... 18 D. Penggunaan Media Video pada Pembelajaran Deklamasi ……...… 29

E. Kerangka Berpikir ……….... 30

F. Hipotesis penelitian ………... .. 31

BAB III. METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ………...……….. 32 B. Setting Penelitian ………...……….…….… 33

C. Rencana Penelitian ………... 34

D. Teknik Pengumpulan Data, Kisi – kisi Instrumen,

dan Instrumen Penelitian ………..… 38

E. Analisis Data ……… 40

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian ………...……. 42

B. Pembahasan ……….. 52

BAB V. PENUTUP

A. Kesimpulan ……….. 57

B. Saran ……… 58

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(17)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1 Peubah, Indikator, data, pengumpulan dan instrumen

penelitian ... 36

Tabel 2 Kisi – kisi Instrumen ………. .. 37

Tabel 3 Instrumen Penilaian Penelitian ... 37

Tabel 4 Kondisi Awal Siswa dan Target pada Akhir Siklus ... 39

Tabel 5 Daftar Nilai Kondisi Awal Siswa ... 40

Tabel 6 Daftar Nilai pada Siklus Pertama ... 43

Tabel 7 Daftar Nilai pada Siklus Pertama ... 47

Tabel 8 Perbandingan Nilai dari Kondisi Awal, Siklus Pertama, dan Siklus Kedua ... 49

Tabel 9 Pencapaian Target pada Setiap Siklus………… ... 51


(18)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1 Bagan Langkah – Langkah Penelitian... 29 Gambar 2 Grafik Pencapaian Skor Setiap Aspek pada Siklus

Pertama ... 42 Gambar 3 Grafik Pencapaian Skor Setiap Aspek pada Siklus

Kedua . ... 46 Gambar 4 Grafik Peningkatan Nilai Rata – Rata dari Kondisi

Awal Hingga Siklus Kedua ... 50 Gambar 5 Grafik Peningkatan Jumlah Siswa yang Mencapai

KKM ... 51


(19)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Silabus Tematik Kelas II ... 61

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 62

Lampiran 3 Lembar Kegiatan Siswa (LKS) ... 67

Lampiran 4 Lampiran Instrumen Penelitian ... 77

Lampiran 5 Lembar Penilaian Deklamasi... 78

Lampiran 6 Hasil Unjuk Kerja Deklamasi Puisi ... 90

Lampiran 7 Daftar Nilai dan Pencapaian KKM Siswa ... 94

Lampiran 8 Foto – Foto Kegiatan Penelitian ... 95

Lampiran 9 Surat Permohonan Ijin Penelitian ... 97

Lampiran 10 Surat Keterangan Melakukan Penelitian ... 98

Lampiran 11 Biodata ... 99


(20)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sejak kecil anak telah belajar bahasa dari orang tua dan lingkungan sekitar mereka. Ketika memasuki sekolah, anak mempelajari bahasa secara formal. Anak mempelajari bahasa Indonesia melalui mata pelajaran Bahasa Indonesia. Pelajaran Bahasa Indonesia menjadi sangat penting karena pelajaran ini diarahkan untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi (dalam Bahasa Indonesia) dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, juga menumbuhkan apresiasi terhadap karya kesastraan di Indonesia. Kecakapan berbahasa menjadi penunjang keber-hasilan dalam semua mata pelajaran. Bahasa juga sangat penting dalam perkem-bangan intelektual, sosial dan emosional siswa.

Salah satu unsur yang tidak kalah penting dalam pelajaran Bahasa Indone-sia adalah karya sastra. Melalui karya sastra guru dapat mengajarkan sikap hidup yang benar kepada anak. Sastra juga mengajarkan santun berbahasa dan menjadi-kan manusia berbudaya.

Sastra yang dipelajari anak Sekolah Dasar (SD) bermacam – macam, sa-lah satunya adasa-lah puisi. Puisi dipelajari pertama kali di Sekosa-lah Dasar (SD) di kelas II melalui deklamasi. Hal ini sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang harus dikuasai siswa dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Sekolah Dasar (SD) mata pelajaran Bahasa Indonesia adalah


(21)

kan wacana lisan untuk mendeklamasikan puisi anak dengan lafal dan intonasi serta ekspresi yang tepat.

Pembelajaran deklamasi penting diajarkan di kelas rendah karena dengan berdeklamasi siswa dapat belajar mengungkapkan perasaan, ekspresi, dan meng-eksplorasi dirinya. Kegiatan berdeklamasi juga dapat melatih keberanian siswa.

Bagi sebagian besar siswa kelas II SD Kanisius Demangan Baru I berdeklamasi merupakan pengalaman yang baru. Ketika siswa mendeklamasikan berdeklamasi di depan kelas, siswa mendeklamasikan puisi seperti membaca teks pendek. Setelah beberapa kali berdeklamasi, siswa masih banyak mengalami kesulitan.

Selama mengajar di kelas II penulis (bertindak sebagai guru) mengamati bahwa belum ada perubahan yang signifikan dari para siswa dalam mendeklamasikan puisi. Siswa masih cenderung berdeklamasi seperti membaca teks pendek, ekspresi wajah belum terlihat, artikulasi belum jelas, dan suara belum keras, serta nilai rata – rata siswa masih di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mendeklamasikan puisi (KKM= 73). Selain itu, belum ada kepercayaan diri dan keberanian dari siswa dalam berdeklamasi di depan kelas. Kesulitan siswa dalam mendeklamasikan puisi ini menjadi salah satu keprihatinan dan perlu diatasi sejak dini.

Kesulitan dialami oleh siswa karena siswa belum menghayati isi puisi, dan terbatasnya contoh berdeklamasi yang diberikan guru sehingga pengetahuan yang mereka miliki dalam berdeklamasi masih terbatas. Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka dibutuhkan sebuah cara maupun media. Salah satunya adalah


(22)

melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilakukan peneliti untuk meningkatkan kemampuan mendeklamasikan puisi. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan media. Media yang dirasa tepat adalah media video.

B. Pembatasan Masalah

Ada berbagai macam kemungkinan yang menyebabkan siswa mengalami kesulitan dalam berdeklamasi. Cara mengatasi dan media pembelajaran yang dapat digunakan sangat beragam. Namun, peneliti memiliki keterbatasan waktu, tempat, dan biaya dalam melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini. Oleh karena itu, peneliti membatasi penelitian pada penggunaan media video dalam meningkatkan kemampuan berdeklamasi siswa Kelas II SD Kanisius Demangan Baru I semester ganjil tahun ajaran 2011/2012.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah, peneliti merumuskan masalah sebagai berikut.

1. Bagaimana penggunaan media video dalam upaya meningkatkan kemampuan berdeklamasi siswa kelas II SD Kanisius Demangan Baru I semester ganjil tahun ajaran 2011/2012?

2. Apakah penggunaan media video dapat meningkatkan kemampuan berdeklamasi pada siswa kelas II SD Kanisius Demangan Baru I semester ganjil tahun ajaran 2011/2012?


(23)

D. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah, peneliti merumuskan tujuan penelitian sebagai berikut.

1. Mengetahui bagaimana penggunaan media video dalam upaya mening-katkan kemampuan berdeklamasi siswa kelas II SD Kanisius Demangan Baru I semester ganjil tahun ajaran 2011/2012.

2. Mengetahui apakah penggunaan media video dapat meningkatkan kemam-puan berdeklamasi pada siswa kelas II SD Kanisius Demangan Baru I semester ganjil tahun ajaran 2011/2012.

3. Manfaat Penelitian

1. Secara teoritis:

Menambah wawasan peneliti mengenai salah satu media pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan berdeklamasi.

2. Secara praktis:

a. Bagi peneliti. Penelitian ini merupakan pengalaman yang berharga dalam penerapan penggunaan media video pada kegiatan deklamasi. b. Bagi siswa. Dengan adanya penelitian ini, diharapkan siswa

mempunyai bekal dalam berdeklamasi baik secara teoritis.

c. Bagi guru. Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan masukan dalam upaya meningkatkan kemampuan mendeklamasikan puisi dan dapat memberikan kontribusi positif dalam meningkatkan mutu pendidikan pada umumnya.


(24)

d. Bagi Prodi PGSD, menambah referensi bacaan tentang Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

4. Variabel Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini terdiri dalam 2 (dua) variabel, yaitu variabel bebas dan terikat. Variabel bebas merupakan variabel yang diperkirakan mempengaruhi variabel lain, sedangkan variabel terikat adalah variabel yang mempengaruhi variabel bebas.

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini berjudul “Peningkatan Kemampuan Berdeklamasi Menggunakan Media Video pada Siswa Kelas II SD Kanisius Demangan Baru 1”. Berdasarkan judul tersebut, variabel bebas penelitian ini adalah media pembelajaran, media pembelajaran yang digunakan pada kelas subyek penelitian adalah video. Variabel terikat pada penelitian ini adalah kemampuan berdeklamasi siswa kelas II SD Kanisius Demangan Baru 1. Peningkatan kemampuan berdeklamasi siswa kelas II dipengaruhi oleh penggunaan media video dalam pembelajaran.

5. Batasan Istilah

Agar tidak menimbulkan pertanyaan dan penafsiran yang berbeda tentang suatu pengertian, diuraikan beberapa istilah sebagai berikut.

1. Pembelajaran

Pada hakikatnya pembelajaran merupakan usaha sadar guru untuk membantu siswa agar mereka dapat belajar sesuai dengan kebutuhan dan


(25)

minatnya. Dengan kata lain, pembelajaran adalah usaha – usaha yang terencana dalam memanipulasi sumber – sumber belajar dalam diri siswa (Arif Sadiman dalam Djoko Pradopo 2010:5).

2. Deklamasi

Deklamasi berarti membawakan ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan bait yang disertai lagu serta gaya (Kamus Besar Bahasa Indonesia,1997:218).

3. Puisi

Puisi merupakan pengekspresian pemikiran yang membangkitkan perasaan, yang merangsang imajinasi panca indera dalam susunan yang berirama (Djoko Pradopo,2010:7).

4. Media Pembelajaran

Media adalah alat atau sarana komunikasi. Audio-visual adalah alat peraga yang bersifat dapat didengar dan dilihat. Jadi, media audio visual adalah alat atau sarana komunikasi yang bersifat dapat dilihat dan didengar.

5. Video

Video adalah sarana yang dapat menggambarkan suatu objek yang bergerak disertai suara yang sesuai.

6. Sistematika Penyajian

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dibagi dalam lima bab yaitu.

Bab I berisi pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, manfaat penelitian, batasan istilah, dan


(26)

sistematika penyajian. Bab II berisi kajian pustaka yang meliputi penelitian terdahulu, pembelajaran deklamasi, media pembelajaran video, kerangka berpikir, serta hipotesis penelitian. Bab III berisi metodologi penelitian yang meliputi jenis penelitian, waktu dan tempat penelitian, subjek penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data. Bab IV berisi hasil penelitian dan pembahasannya. Bab V berisi penutup, yang meliputi kesimpulan dan saran.


(27)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu

Rendahnya kemampuan berdeklamsi tampaknya tidak hanya menjadi keprihatinan di SD Kanisius Demangan Baru I. Keprihatinan ini juga dirasakan oleh beberapa Sekolah Dasar. Salah satunya adalah SD Negeri 3 Ngadirgo Mijen Semarang. Ema Dwi Handayani, seorang mahasiswi di Universitas Negeri Sema-rang telah melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) berjudul “Peningkatan Keterampilan Membaca Puisi Siswa Kelas V dengan menggunakan Video Pembe-lajaran di SD Negeri 3 Ngadirgo Mijen Semarang”. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh masih rendahnya kemampuan siswa kelas V SD Negeri 3 Ngadirgo Mijen Semarang dalam membaca puisi. Dari hasil penelitian yang dilakukan, disimpulkan bahwa penggunaan video pembelajaran efektif untuk meningkatkan keterampilan membaca puisi siswa kelas V SD Negeri Ngadirgo Mijen Semarang.

Berdasarkan penelitian tersebut di atas, peneliti mencoba menerapkan penggunaan media pembelajaran video dalam meningkatkan keterampilan berdeklamasi. Namun, dalam penelitian ini, peneliti menerapkan di kelas rendah yaitu kelas 2 Sekolah Dasar.


(28)

B. Pembelajaran Deklamasi

Berdeklamasi merupakan salah satu kompetensi yang harus dicapai siswa Sekolah Dasar. Pada sub-bab ini akan dijelaskan pembelajaran deklamasi di Sekolah Dasar yang mencakup (1) tujuan mata pelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD), (2) ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Indonesia, (3) mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas II Sekolah Dasar (SD), (4) deklamasi.

1. Tujuan dan Ruang Lingkup Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 menetapkan tujuan mata pelajaran Bahasa Indonesia sebagai berikut.

Mata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar siswa memiliki kemampuan :

a. berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulis;

b. menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia karena sebagai bahasa persatuan Negara;

c. memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan,

d. menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, serta kematangan emosional dan sosial;

e. menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa; dan

f. menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia.

2. Ruang Lingkup Pembelajaran Bahasa Indonesia

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 menetapkan ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Indonesia mencakup komponen kemampuan berbahasa dan bersastra yang meliputi aspek


(29)

mendengarkan, berbicara, membaca, menulis, dan di akhir pendidikan di SD siswa telah membaca sekurang – kurangnya sembilan buku sastra dan non sastra.

Darmianti Zuchdi (2001:87-117) mengemukakan pendapatnya mengenai pentingnya aspek – aspek mendengarkan, berbicara, membaca, menulis, dan apresiasi sastra sebagai berikut.

a. Mendengarkan

Keterampilan mendengarkan berperan penting dalam proses komunikasi karena pada dasarnya dalam komunikasi yang utama adalah berbicara dan mendengarkan. Keterampilan mendengarkan dapat mempermudah menerima dan memahami informasi yang didengarkan.

b. Berbicara

Berbicara memiliki peran penting dalam kehidupan kita karena setiap waktu kita berkomunikasi dengan berbicara. Oleh sebab itu keterampilan berbicara sangat penting untuk dikembangkan.

c. Membaca

Melalui kegiatan membaca siswa dapat memperoleh informasi, ilmu pengetahuan dan pengalaman – pengalaman baru dari sumber yang dibacanya. Apa yang diperoleh dari bacaan tersebut membantu mempertinggi daya pikir serta memperluas pandangan dan wawasan siswa.

d. Menulis.

Menulis merupakan kegiatan menyandikan simbol – simbol dan simbol – simbol tersebut dituangkan dalam bentuk tulisan. Dengan kegiatan menulis siswa dapat melahirkan pikiran atau perasaan seperti dalam membuat puisi dan cerita.


(30)

Menulis juga berguna dalam menyusun kembali informasi yang diterima siswa, misalnya mencatat penjelasan – penjelasan yang diberikan guru.

e. Apresiasi sastra

Apresiasi sastra yaitu kesadaran terhadap seni dan budaya melalui karya – karya sastra. Pada umumnya siswa senang membaca karya sastra seperti puisi dan cerita. Untuk itu apresiasi sastra perlu diajarkan di sekolah dasar supaya siswa senang dalam mempelajari Bahasa Indonesia.

3. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di Kelas II Sekolah Dasar (SD)

Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Standar Kompetensi (SK), dan Kompetensi Dasar (KD) yang telah ditetapkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 dan 23 Tahun 2006. Standar Kompetensi Lulusan (SKL) aspek membaca yang harus dicapai siswa adalah menggunakan berbagai jenis membaca untuk memahami wacana berupa petunjuk, teks panjang, dan berbagai jenis karya sastra untuk anak berbentuk puisi, dongeng, pantun, percakapan, cerita, dan drama.

Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang dipakai dalam penelitian adalah sebagai berikut.

a. Standar Kompetensi

Kemampuan berbicara yang harus dicapai siswa kelas II semester ganjil adalah mengungkapkan pikiran, perasaan, dan pengalaman secara lisan melalui kegiatan bertanya, bercerita, dan deklamasi.


(31)

b. Kompetensi Dasar

Salah satu Kompetensi Dasar (KD) yang harus dicapai siswa dalam aspek berbicara adalah mendeklamasikan puisi dengan ekspresi yang tepat.

4. Deklamasi

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997:218), deklamasi adalah pembacaan sajak yang disertai lagu serta gaya.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan siswa saat berdeklamasi (Sismoyo dan Romiyatun, 2008:29-30) adalah sebagai berikut.

a. Intonasi

Intonasi adalah lagu kalimat. Lagu kalimat dalam puisi yaitu penekanan setiap kata pada bait dalam puisi. Penekanan ini harus dilalakukan sesuai isi puisi sehingga pembaca puisi terlihat lebih menghayati puisi.

b. Lafal

Lafal merupakan cara seseorang dalam mengucapkan bunyi bahasa. Pelafalan saat pembacaan puisi haruslah jelas supaya kata – kata dalam bait puisi dapat terdengar jelas.

c. Ekspresi

Ekspresi merupakan proses menyatakan atau mengungkapkan maksud, gagasan, atau perasaan yang ditunjukkan dengan gerak badan dan atau air muka. Ekspresi yang dikeluarkan seharusnya sesuai dengan isi bait yang dibacakan sehingga maksud dari puisi tersebut jelas dan dapat dimengerti oleh pendengar. Misalnya bait puisi yang bernada sedih air mukanya haruslah menunjukkan perasaan sedih atau muram.


(32)

d. Berani dan Percaya Diri

Keberanian dan kepercayaan diri siswa dapat dilihat melalui sikap saat berdeklamasi. Sikap – sikap yang perlu diperhatikan saat deklamasi yaitu

1) berdiri menghadap para pendengar dengan sikap berdiri yang baik,

2) saat mendeklamasikan puisi sesekali pandangan mata mengarah pada pendengar (tidak menunduk), dan

3) bersikap tenang serta tidak tergesa – gesa. e. Teknik Berdeklamasi

1) Mengenal jenis puisi. Misalnya, puisi yang berisi perjuangan nantinya dibawakan dengan semangat, puisi yang menceritakan kegembiraan nantinya dibawakan dengan ceria.

2) Memahami isi puisi. Hal ini penting dilakukan supaya kita dapat mendeklamasikan puisi dengan intonasi dan ekspresi yang tepat. 3) Membaca berulang – ulang. Awalnya puisi dibaca dalam hati,

selanjutnya puisi dibaca dengan bersuara secara berulang – ulang. 4) Melakukan latihan membaca puisi secara berulang – ulang.

Setelah puisi dibaca berulang – ulang dan pembaca sudah memahami isi puisi, lakukan latihan membaca puisi dengan lafal yang jelas. Latihan membaca puisi disertai dengan pemberian intonasi yang tepat. Latihan dapat dilanjutkan dengan pemberian ekspresi yang tepat.


(33)

5) Mempraktikkan deklamasi di hadapan teman, orang tua, atau guru dan minta pendapat serta masukan dari mereka. Hal ini membantu pembaca puisi untuk memperbaiki gaya berdeklamasinya.

5. Puisi

Puisi merupakan salah satu ragam karya sastra. Karya sastra terdiri atas dua jenis yaitu prosa dan puisi. Biasanya, prosa disebut sebagai karangan bebas, sedangkan puisi disebut karangan terikat. Namun, dari waktu ke waktu puisi mengalamai perubahan. Riffaterre (dalam Djoko Pradopo, 2010:318) mengemu-kakan bahwa perubahan ini disebabkan oleh evolusi selera dan perubahan konsep estetik. Berikut ini dua definisi puisi dari pandangan yang berbeda.

a. Puisi Menurut Pengertian Lama

Salah satu pandangan lama mengenai pengertian puisi diungkapkan oleh Wirjosoedarmo (dalam Djoko Pradopo, 2010: 309 – 310). Wirjosoedarmo men-definisikan puisi sebagai karangan yang terikat, terikat oleh :

1) banyak baris dalam tiap bait, 2) banyak kata dalam tiap baris, 3) banyak suku kata dalam tiap baris, 4) rima, dan

5) irama.

b. Puisi menurut Pengertian Baru

Penyair modern menulis puisi tanpa mempedulikan ikatan – ikatan formal seperti puisi lama. Pandangan lama mendefinisikan puisi berdasarkan bentuk formalnya, sedangkan puisi modern mendefinisikan puisi berdasarkan hakikatnya.


(34)

Namun, belum ada rumusan pengertian puisi menurut pandangan puisi modern yang berdasarkan hakikatnya. Pada intinya menurut puisi modern, puisi adalah ucapan atau ekspresi yang tidak langsung (Djoko Pradopo, 2010:312).

Meskipun ada perbedaan pandangan mengenai pengertian puisi, pada hakikatnya puisi memperhatikan beberapa aspek berikut (Djoko Pradopo, 2010:315-318).

1) Fungsi Estetik

Puisi adalah karya seni sastra, maka fungsi estetiknya (keindahan) sangat dominan. Unsur – unsur keindahan dalam puisi terletak diantaranya pada persajakan, diksi, irama, dan gaya bahasa.

2) Kepadatan

Tidak semua peristiwa diceritakan dalam puisi, yang dikemukakan hanya inti dari peristiwa atau masalah saja. Maka diperlukan pemadatan kata untuk mengambil inti dari suatu peristiwa atau masalah.

3) Ekspresi yang Tidak Langsung

Setiap sajak dalam puisi penuh kiasan. Kiasan merupakan salah satu ekspresi (pengucapan) tidak langsung. Ucapan tidak langsung tersebut mengan-dung makna kata yang lain.

Terdapat beberapa unsur Intrinsik dalam puisi. Berikut ini unsur – unsur intrinsik yang terdapat dalam puisi yaitu (1) tema, tema merupakan idea tau gagasan dalam puisi; (2) amanat, yaitu pesan yang ingin disampaikan; (3) diksi, diksi merupakan pemilihan kata yang tepat untuk mengungkapkan idea tau pemikiran sehingga memperoleh efek tertentu yang sesuai harapan; (4) kata


(35)

konkret, kata konkret yaitu kata yang dapat ditangkap oleh indera yang memungkinkan munculnya imajinasi, berhubungan dengan kiasan, misalnya kata “salju” melambangkan kebekuan; (5) gaya bahasa, gaya bahasa ialah susunan perkataan yang terjadi karena perasaan yang timbul dari hati penulis; (6) irama, irama dalam bahasa adalah pergantian turun naik, panjang pendek, keras lembut ucapan bunyi bahasa dengan teratur; dan (6) sajak, sajak merupakan ulangan suara yang akan diusahakan dan dialami dengan kesadaran.

6. Karakteristik Puisi Anak

Tentunya terdapat perbedaan karakteristik anatara puisi anak dan puisi dewasa. Perbedaan tersebut diantaranya terdapat intensitas keluasan makna puisi. Intensitas keluasan makna puisi belum seluas puisi dewasa. Hal ini disebabkan karena imajinasi anak dalam pemaknaan puisi masih terbatas. Dilihat dari segi ungkapan kebahasaan, puisi anak masih sederhana. Puisi anak masih diungkap-kan dengan polos, lugas, dan apa adanya.

Puisi anak juga taat pada bentuk konvensi penulisan puisi. Puisi ditulis dalam larik – larik yang pendek, kemudian larik – larik tersebut membentuk bait – bait. Bentuk penulisan inilah yang dapat dipandang sebagai karakteristik puisi anak yang mudah dikenali dan sederhana. (Burhan Nurgiyantoro, 2010:312-315)

7. Pemilihan Puisi untuk Anak

Banyak anggapan bahwa membaca puisi lebih sulit dari mambaca karya – karya fiksi. Anggapan ini disebabkan karena bahasa yang digunakan dalam puisi rumit dan tidak bisa dipahami secara langsung. Pembelajaran deklamasi harus memperhatikan puisi yang tepat untuk dideklamasikan oleh anak. Puisi anak


(36)

untuk usia SD belum menggunakan kata – kata kias yang sulit dipahami maknanya, tetapi menggunakan bahasa yang sederhana dan lugas sesuai dengan kehidupan anak yang polos, jujur, dan lucu. (Zulela M.S., 2012:30-31)

Pemilihan puisi hendaknya juga memperhatikan tema puisi. Tema yang dipilih adalah tema yang kontekstual dengan anak. Berikut ini beberapa tema yang dapat dipilih untuk anak. (Burhan Nurgiyantoro, 2010:354-357)

Tema orang tua dan guru. Secara umum anak – anak sangat dekat dengan orang tua dan gurunya, maka tema ini banyak diangkat menjadi tema puisi. Anak dapat menumpahkan rasa emosionalnya terhadap orang tua dan guru, misalnya mengungkapkan rasa terima kasih atas jasanya, kecintaan, kerinduan dan kekaguman.

Tema binatang dan lingkungan alam. Tema ini juga banyak digunakan dalam puisi anak. Binatang yang dimaksud adalah binatang jinak atau binatang peliharaan seperti ayam, anjing, kucing, kelinci, dan lain – lain. Binatang tampak-nya mampu memberikan hiburan dan keasyikan bagi anak – anak. Anak – anak memiliki rasa sayang tersendiri terhadap binatang. Maka, anak – anak memiliki pengalaman menarik terhadap binatang yang disayanginya dan tergerak untuk mengungkapkannya lewat puisi. Puisi bertemakan binatang biasanya mence-ritakan tentang kegaguman terhadap binatang tersebut (misalnya tingkahnya yang lucu dan warna serta bentuk tubuhnya yang indah), ungkapan sayang, dan dapat juga menceritakan tentang kesedihan karena binatang kesayangannya mati. Tema lingkungan yang biasa diangkat dalam puisi anak adalah lingkungan yang sangat dekat dan dikenali anak seperti kebun binatang, pantai, dan lingkungan pedesaan.


(37)

Tema religius. Puisi anak bertemakan religius sudah cukup banyak ditemukan. Puisi ini berisi tentang pujaan dan kekaguman dengan Tuhan, doa, dan berbuat baik terhadap sesama makhluk Tuhan.

C. Media Pembelajaran Video

1. Pengertian Media Pembelajaran

Secara umum, media berarti alat atau sarana komunikasi (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1994:460). Sadiman (1993:6) mengemukakan bahwa media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Gagne (dalam Sadiman, 1993:1) menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis kompo-nen dan lingkungannya. Sedangkan Gerlach dan Ely (dalam Kustandi dan Sutjip-to, 2011:7) mengatakan, apabila dipahami secara garis besar, maka media adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun suatu kondisi atau membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap.

Pembelajaran merupakan usaha sadar guru untuk membantu siswa agar mereka dapat belajar sesuai dengan bakat dan minatnya. Dengan kata lain pembelajaran adalah usaha – usaha yang terencana dalam memanipulasi sumber – sumber belajar agar terjadi proses belajar dalam diri siswa. Dalam proses pembe-lajaran siswa merupakan subjek yang belajar dan guru merupakan subjek yang mengajar. (Djoko Pradopo, 2010:5)

Berdasarkan pendapat di atas, penulis menyimpulkan bahwa media pembelajaran sarana yang digunakan guru untuk mengirim pesan dari pengirim


(38)

pesan (dalam hal ini guru) kepada penerima pesan (siswa) supaya siswa dapat belajar sesuai terjadi pembelajaran dalam diri siswa.

2. Ciri – ciri Media Pembelajaran yang Baik

Gerlach dan Ely (dalam Kustandi dan Sutjipto, 2011:7) mendefinisikan ciri–ciri media pembelajaran sebagai berikut.

a. Ciri fiksatif

Ciri ini yang menggambarkan kemampuan media merekam, menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi. Peristiwa atau objek tertentu dapat disusun kembali melalui media seperti foto, video, atau film. Ciri ini memungkinkan sua-tu rekaman kejadian atau objek dalam suasua-tu waksua-tu ditransportasikan tanpa mengenal waktu. Media dalam ciri ini mengatasi adanya keterbatasan waktu.

b. Ciri Manipulatif

Transformasi suatu kejadian atau objek dapat terjadi karena media memiliki ciri manipulatif. Peristiwa yang terjadi dalam waktu yang lama dapat disajikan dalam waktu yang singkat, begitu juga sebaliknya peristiwa yang terjadi dalam waktu yang sangat singkat dapat disajikan secara lambat. Sebagai contoh, proses petumbuhan kecambah yang terjadi dalam beberapa hari dapat dipercepat dalam waktu beberapa menit saja dengan teknik rekaman tersebut. Kejadian bencana alam tsunami yang sangat cepat dapat diperlambat pada saat menayangkan kembali rekaman tersebut.


(39)

c. Ciri Distributif

Ciri distributif media memungkinkan suatu kejadian atau objek ditransportasikan melalui ruang, dan secara bersamaan dapat disajikan kepada sjumlah siswa dengan pengalaman yang relatif sama. Misalnya bencana alam tsunami direkam dalam bentuk video dan diperbanyak, maka dimungkinkan siswa pada beberapa kelas bahkan beberapa sekolah dapat menyaksikan tayangan tersebut sehingga siswa menerima informasi dan pengalaman yang relatif sama.

3. Fungsi dan Manfaat Media

Berikut ini fungsi media pembelajaran menurut para ahli.

Menurut Levie dan Lentz (dalam Kustandi dan Sutjipto, 2011:21-22), media memiliki empat fungsi khususnya untuk media visual, yaitu :

a. fungsi atensi, media menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi pada pelajaran;

b. fungsi afektif, media menggugah emosi dan sikap siswa;

c. fungsi kognitif, media memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam media; dan

d. fungsi kompensatoris, media mengakomodasi siswa yang lemah dan lambat menerima serta memahami isi pelajaran yang disajikan dengan teks atau disajikan secara verbal.

Menurut Kemp dan Dayton (dalam Kustandi dan Sutjipto, 2011:23), media dapat memenuhi tiga fungsi utama, yaitu dalam hal:


(40)

a. memotivasi minat atau tindakan, b. menyajikan informasi, dan c. memberi informasi.

Berdasarkan pendapat dari para ahli di atas, penulis menyimpulkan fungsi dari media, yaitu :

a. menumbuhkan motivasi siswa dalam belajar,

b. memusatkan perhatian siswa dalam mengikuti pelajaran, c. mempermudah siswa memahami pesan yang disampaikan,dan d. mempermudah pencapain tujuan pembelajaran.

Berikut ini beberapa peranan media pembelajaran dalam mencapai tujuan pembelajaran menurut beberapa ahli :

Sudjana dan Riva’i (1992:2) mengemukakan peran media sebagai berikut, a. menjadikan pembelajaran menjadi lebih menarik siswa, sehingga

dapat menumbuhkan motivasi belajar,

b. membuat bahan pelajaran menjadi lebih jelas, sehingga memungkin-kan siswa mengusai serta mencapai tujuan pembelajaran,

c. memberikan metode pembelajaran yang bervariasi, sehingga siswa tidak bosan mengikuti pembelajaran, dan

d. membuat siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar.

Encyclopedia of Educational Research dalam Hamalik 91994:15), merincikan peran media antara lain :

a. meletakkan dasar – dasar yang konkret untuk berpikir sehingga mengurangiverbalisme,


(41)

b. memperbesar perhatian siswa,

c. meletakkan dasar – dasar yang penting untuk perkembangan belajar, sehingga membuat pelajaran lebih mantap, dan

d. memberikan pengalaman nyata pada diri siswa.

Dari pendapat beberapa para ahli, dapat disimpulkan peran media pembelajaran yaitu

a. Memperjelas penyajian materi.

b. Mengatasi keterbatasan – keterbatasan dalam diri manusia. Keterbatasan – keterbatasan tersebut antara lain:

1) Keterbatasan indera

Objek yang terlalu kecil tidak bisa diamati dengan mata telanjang, misalnya untuk mengamati struktur daun membutuhkan media yaitu mikroskop.

2) Keterbatasan ruang

Tidak selamanya objek dapat dihadirkan dalam ruang kelas seperti matahari dan planet – planet, untuk itu dalam mempelajari tata surya perlu dihadirkan media berupa model tiruan tata surya,

3) Keterbatasan waktu

Kejadian masa lampau tidak bisa dilihat kembali secara langsung, namun kita bisa melihat kejadian masa lampau menggunakan media seperti video yang telah merekam suatu kejadian di masa silam.

c. Meningkatkan dan mengarahkan perhatian siswa.

d. Memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa, serta menyama-kan persepsi siswa.


(42)

4. Klasifikasi Media

Media pembelajaran diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok. Pengelompokan media cukup beragam.

Berikut ini disajikan pengelompokan media menurut bebererapa ahli. Pengelompokan media menurut Heinidick dkk ( 1996 ), yaitu

a. media tidak diproyeksikan (non projected media), contohnya: realita, model, bahan grafis, dan display;

b. media yang diproyeksikan (projected media), contohnya OHP dan slide;

c. media audio(audio) kaset; d. media video (video);

e. media berbasis komputer (computer based media), contohnya

Computer Assisted Instruction (CAI) dan Computer Managed Instruction (CMI).

Pengelompokan media menurut Anderson, yaitu : a. audio, contohnya pita audio, piringan, dan radio;

b. cetak, contohnya buku teks terprogram, buku pegangan, dan buku tugas;

c. audio – cetak, contohnya buku latihan + pita audio; d. proyeksi visual diam, contohnya film bingkai; e. visual gerak, contohnya film bisu;


(43)

g. benda, terbagi menjadi dua yaitu benda nyata dan benda tiruan (model);

f. komputer, contohnya Computer Assisted Instruction (CAI) dan

Computer Managed Instruction (CMI).

Pengelompokkan media yang lain yaitu pengelompokan media berdasarkan ciri khasnya. Pengelompokan media berdasarkan cirinya terbagi menjadi tiga macam, yaitu sebagai berikut.

a. Media grafis

Media grafis berhubungan dengan indera penglihatan. Beberapa contoh media grafis antara lain :

1) gambar atau foto, gambar atau foto berfungsi menyampaikan pesan melalui gambar yang menyangkut indera penglihatan; 2) sketsa, merupakan gambar atau lukisan yang kasar semata – mata

hanya garis besar atau belum selesai;

3) diagram, yaitu gambar sederhana yang menggunakan garis – garis dan simbol;

4) bagan (chart), merupakan media yang berisi tentang gambar – gambar, keterangan – keterangan, daftar – daftar, dan sebagainya; 5) grafik, yaitu gambar sederhana yang mengunakan titik – titik,

garis atau gambar;


(44)

7) poster, poster merupakan media yang efektif untuk menyampaikan pesan singkat, padat, dan impresif karena ukurannya relatif besar;

8) peta, peta adalah gambaran permukaan bumi pada bidang datar dengan skala tertentu;

9) papan flanel (flannel board), yaitu papan berlapis kain flanel untuk menyajikan gambar – gambar serta huruf atau angka yang mudah dilepas dan dipasang ; dan

10) papan buletin, seperti papan flanel tetapi tanpa dilapisi kain. b. Media audio

Media audio berkaitan dengan indera pendengaran. Pesan yang disampaikan lewat audio dituangkan dalam lambang – lambang auditif, baik secara verbal maupun non verbal. Beberapa media yang dikelompokkan dalam media audio antara lain radio,tape recorder, piringan hitam.

c. Media audio visual

Media audio visual tidak hanya menampilkan gambar saja atau suara saja, tetapi menampilkan gambar dan suara sekaligus. Media yang termasuk media audio visual antara lain :

1) film atau gambar merupakan kumpulan gambar – gambar dalam

frame;

2) video, melalui video dapat digambarkan suatu objek yang bergerak bersama – sama dengan suara yang sesuai;


(45)

3) televisi, televisi adalah sistem elektronik yang mengirim gambar diam dan gambar hidup bersama suara melalui kabel atau ruang. d. Media proyeksi

Media yang termasuk dalam media proyeksi, antara lain :

1) film bingkai, yaitu film transparan yang berukuran 35 mm sebagai program film bingkai yang sangat bervariasi panjang pendeknya; 2) transparansi, yaitu media visual proyeksi yang dibuat di atas

bahan transparan sebagi perangkat lunaknya;

3) proyektor tak tembus pandang, yaitu media visual proyeksi dimana bahan yang diproyeksikan merupakan bahan tidak tembus pandang seperti benda – benda datar (anyaman);

4) mikrofis, mikrofis adalah lembaran film transparan yang terdiri atas lambang – lambang visual yang diperkecil sehingga tidak dapat dibaca dengan mata telanjang.

e. Media belajar tiga dimensi

1) akuarium, akuarium adalah sebuah wadah air, tetapi secara umum dapat diartikan seebagai wadah atau tempat untuk memelihara berbagai komunitas kehidupan dalam air ;

2) bangun ruang, bangun dalam matematika yang memiliki isi maupun volume ;

3) globe, yaitu tiruan bola bumi dalam bentuk kecil ;

4) diorama, yaitu gambaran kejadian yang disajikan dalam bentuk mini atau kecil.


(46)

5) herbarium, koleksi tumbuhan yang telah dikeringkan atau diawetkan, diklarifikasi, dan dieratkan pada kertas dengan keterangan tertentu;

6) benda dari alam sekitar

5. Pemilihan Media

Pemilihan media dalam pembelajaran hendaknya memperhatikan beberapa faktor, antara lain:

a. Tujuan

Penggunaan media harus sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, yaitu disesuaikan dengan kurikulum.

b. Kemudahan penggunaan

Suatu media mungkin sangat tepat untuk mencapai tujuan pembelajaran. Namun perlu diperhatikan juga faktor kemudahan penggunaan bagi guru dan siswa. Jika guru atau siswa mengalami kesulitan dalam menggunakan media, maka tujuan pembelajaran yang seharusnya dapat dicapai dengan media tersebutpun tidak dapat tercapai.

c. Ketersediaan

Faktor ketersediaan juga penting sebagai bahan pertimbangan. Suatu media dirasa sangat tepat untuk digunakan, namun perlu diperhatikan juga apakah media tersebut mudah kita dapatkan. Apabila media tersebut sulit untuk didapatkan maka sebaiknya perlu ditinjau ulang untuk pemilihan media tersebut.


(47)

d. Mutu teknis

Kelayakan suatu media penting kita perhatikan. Jika media tersebut dalam keadaan tidak baik sebaiknya media tidak digunakan.

e. Biaya

Ketersediaan anggaran untuk pengadaan media hendaknya juga menjadi salah satu pertimbangan. Jika anggaran untuk pengadaan media maka perlu dilakukan pertimbangan ulang, misalnya apakah media tersebut benar – benar sangat dibutuhkan dan memilki kontribusi yang besar dalam pencapaian tujuan pembelajaran.

6. Media Video

Media audio visual merupakan salah satu media pembelajaran yang murah. Video dapat menyajikan informasi, memaparkan proses, menjelaskan konsep, mengajarkan keterampilan, dan memperngaruhi sifat. Media audio visual video memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan sebagai berikut.

Kelebihan

a. Menggambarkan suatu proses atau kejadian yang dapat disaksikan berulang – ulang.

b. Mudah untuk menyajikannya.

c. Menarik, sehingga dapat mendorong dan meningkatkan motivasi siswa.

d. Efektif untuk menanamkan sikap dan aspek – aspek afektif, misalnya : pesan moral yang ingin disampaikan dalam sebuah cerita melalui


(48)

video lebih mudah ditangkap oleh siswa, sehingga pesan moral tersebut dapat tertanam dalam diri siswa.

e. Dapat disajikan dalam kelompok kecil maupun kelompok besar. f. Dapat memperlambat atau mempercepat suatu peristiwa atau proses.

Misalnya, proses pertumbuhan biji menjadi kecambah sampai menjadi tumbuhan yang memerlukan waktu beberapa hari dapat ditampilkan dalam waktu dua menit saja.

Kelemahan

a. Sangat tergantung pada sumber tenaga (listrik). Jika sumber tenaga tidak ada, misalnya listrik padam maka video tidak dapat dijalankan. b. Tidak semua video yang kita butuhkan tersedia dipasaran, jika ingin

mengadakan atau membuat video sendiri memerlukan media yang cukup mahal dan keterampilan yang memadai.

c. Memerlukan peralatan khusus dan keterampilan untuk menayangkan video.

d. Pada saat video ditayangkan, gambar selalu bergerak terus, tidak semua siswa mampu mengikuti informasi yang ingin disampaikan.

D. Penggunaan Media Video pada Pembelajaran Deklamasi

Penggunaan media dalam pembelajaran membantu guru memberikan pengalaman baru kepada siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin disampaikan. Penggunaan rekaman video yang dapat diulang – ulang mempermu-dah penyampaian pembelajaran jika siswa belum memahami isi video. Media


(49)

video yang digunakan pada pembelajaran deklamasi berupa video anak yang sedang berdeklamasi. Media video dipakai dengan tujuan supaya anak mendapat-kan gambaran yang lebih luas mengenai deklamasi. Pemakaian video yang dipe-rankan anak bertujuan supaya pengalaman yang diterima oleh anak lebih nyata.

E. Kerangka Berpikir

Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia guru diharapkan mampu menghan-tarkan siswa mencapai kompetensi – kompetensi yang telah ditetapkan dalam ku-rikulum. Banyak kendala yang dihadapi oleh guru dalam pelaksanaan pembelaja-ran Bahasa Indonesia, terutama pada aspek membaca. Salah satu kendala yang dihadapi oleh guru adalah guru hendaknya mampu memahami karakter anak supaya guru dapat menyampaikan pembelajaran yang efektif sehingga kompetensi yang diharapkan tercapai oleh semua siswa. Namun di sisi lain kemampuan setiap siswa dalam menerima pembelajaran tersebut berbeda – beda.

Untuk mencapai kemampuan yang diharapkan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia guru mencari metode dan media pembelajaran yang tepat untuk siswa. Maka dalam pembelajaran deklamasi, guru mencoba menggunakan media untuk mencapai kemampuan yang diharapkan. Media tersebut adalah video. Penerapan media video diharapkan dapat meningkatkan kemampuan berdeklamasi. Media Rencana pelaksanaan pembelajaran akan dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus dibagi dalam dua pertemuan dan dibagi dalam empat tahap, yaitu tahap perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi.


(50)

F. Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini adalah penggunaan media audio visual video pada mata pelajaran Bahasa Indonesia Kompetensi Dasar “Mendekla-masikan Puisi dengan ekspresi yang tepat” dapat meningkatkan kemampuan berdeklamasi siswa kelas II SD Kanisius Demangan Baru 1 semester ganjil tahun ajaran 2011/2012.


(51)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Class Room Action Research. Pada PTK ini, peneliti ingin mengatasi masalah kurangnya kemampuan yang dimiliki siswa kelas II SD Kanisius Demangan Baru 1 dalam mendeklamasikan puisi. Adapun desain penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut.

1. Model penelitian yang digunakan adalah model Kemmis dan Car (dalam Kasbolah 2001:9)

Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat reflektif dengan tujuan memperbaiki pekerjaan, memahami pekerjaan dan situasi di mana pekerjaan ini dilakukan. Langkah – langkah tindakan yang dipilih peneliti melalui empat tahap, yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, observa-si, dan refleksi. Hasil refleksi yang diperoleh pada siklus pertama digunakan sebagai acuan dalam menentukan tindakan selanjutnya. Langkah – langkah penelitian dapat digambarkan sebagai berikut.

Gambar 1. Bagan Langkah – Langkah Penelitian

(1) Perencanaan

(2) Tindakan

(3) Observasi (4) Refleksi

(5) Tindakan Selanjutnya


(52)

Penjabaran secara rinci dari langkah – langkah penelitian adalah sebagai berikut.

a. Perencanaan tindakan

Perencanaan tindakan dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) disusun berdasarkan masalah yang akan dipecahkan dalam penelitian. Langkah-langkah akan dilakukan perlu direncanakan secara supaya dapat menjadi pedoman dalam melaksanakan penelitian.

b. Pelaksanaan tindakan

Pelaksanaan tindakan hendaknya dilakukan sesuai dengan perencanaan tindakan yang telah disusun sebelumnya supaya memperoleh hasil yang optimal.

c. Observasi

Kegiatan observasi merupakan kegiatan pengumpulan data. Data yang dikumpulkan adalah data tentang proses berupa perubahan kinerja pembelajaran.

d. Refleksi

Refleksi merupakan bagian yang penting untuk memahami dan mem-berikan makna terhadap proses dan hasil (perubahan) yang terjadi sebagai akibat dari tindakan yang dilakukan.

B. Setting Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah siswa kelas II SD Kanisius Demangan Baru 1 dengan populasi 31 siswa yang terdiri dari 16 siswa laki – laki dan 15 siswa perempuan.


(53)

2. Waktu Penelitian

Penelitian diadakan pada hari Senin, tanggal 14 November 2011 sampai dengan hari Kamis, tanggal 17 November 2011.

3. Tempat Penelitian

Tempat penelitian yang digunakan untuk memperoleh data adalah di SD Kanisius Demangan Baru 1, Jalan Demangan Baru No.22 Depok Sleman.

4. Objek Penelitian

Objek penelitian adalah Peningkatan Kemampuan Berdeklamasi siswa Kelas II SD Kanisius Demangan Baru 1.

C. Rencana Penelitian

1. Persiapan

Persiapan yang dilakukan sebelum melaksanakan penelitian adalah sebagai berikut :

a. Meminta ijin untuk melakukan penelitian di kelas II SD Kanisius Demangan Baru I.

b. Mengamati kegiatan belajar mengajar pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas II SD Kanisius Demangan Baru I.

c. Mengidentifikasi masalah dalam pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas II SD Kanisius Demangan Baru I.

d. Mengkaji kompetensi dasar dan materi pokoknya. e. Menyusun rencana tindakan tiap siklus.


(54)

g. Menyusun Silabus.

h. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ). i. Menyusun Lembar Kegiatan Siswa ( LKS )

j. Menyusun instrumen penelitian.

2. Rancangan Penelitian a. Siklus I

1) Tahap Perencanaan

a) Mengidentifikasi masalah dan menetapkan alternatif penggu-naan media video.

b) Merencanakan tema yang akan diterapkan dalam pembelaja-ran.

c) Membuat skenario pembelajaran.

d) Menyiapkan sumber dan media pembelajaran. e) Menyiapkan instrumen penilaian.

2) Tahap Tindakan Siklus I (2 x pertemuan, 4 jam pelajaran)

Pelaksanaan tindakan sesuai dengan RPP yang telah dibuat meliputi kegiatan awal, inti, dan akhir. Pada pertemuan pertama siswa menyaksi-kan video deklamasi yang telah dipersiapmenyaksi-kan dan berlatih berdeklamasi sesuai langkah – langkah yang ditentukan dalam Lembar Kegiatan Siswa (LKS). Video yang ditayangkan diharapkan dapat memberi contoh kepada siswa cara deklamasi yang baik dan benar. Dalam siklus ini siswa diharapkan dapat berlatih deklamasi


(55)

secara berkelompok supaya dapat saling member masukan terhadap teman kelompok dan melatih keberanian siswa.

Pertemuan kedua pada siklus pertama merupakan tahap penilaian. Siswa tampil di depan kelas untuk berdeklamasi dan guru (peneliti) memberikan penilaian sesuai dengan aspek – aspek yang ditentukan. Dalam siklus ini diharap-kan semua siswa dapat tampil berdeklamasi. Siswa diharapdiharap-kan menguasai puisi yang dilatihkan

3) Tahap Observasi

Pada tahap observasi, peneliti mengamati kegiatan siswa secara keseluruhan selama kegiatan pembelajaran dan kendala – kendala yang mungkin dialami siswa selama berlatih.

4) Tahap Refleksi

Pada tahap akhir siklus diadakan refleksi untuk mengidentifikasi kendala – kendala yang dialami siswa sebagai titik tolak pada tahap selanjutnya, serta membandingkan hasil penilaian unjuk kerja siswa pada siklus pertama dengan kriteria keberhasilan yang telah ditentukan.

b. Siklus 2

1) Tahap Perencanaan

Perencanaan pada siklus kedua ini meliputi kegiatan identifikasi masalah dan mencari pemecahan masalah berdasarkan hasil evaluasi pada siklus pertama.


(56)

2) Tahap Tindakan Siklus I (2 x pertemuan, 4 jam pelajaran)

Dalam tindakan siklus kedua, peneliti menerapkan tindakan bertolak dari perencanaan yang telah dibuat. Pada pertemuan pertama disajikan beberapa video deklamasi dengan tema yang berbeda. Siswa menyaksikan tayangan video tersebut dengan tujuan agar siswa memiliki padangan yang lebih luas mengenai cara berdeklamasi yang baik. Peneliti telah menyiapkan 6 (enam) puisi untuk dideklamasikan. Penyediaan beberapa puisi dengan berbagai tema dimaksudkan supaya siswa dapat memilih puisi yang paling tepat bagi mereka. Pelaksanaan kegiatan dilanjutkan dengan kegiatan berlatih deklamasi sesuai dengan Lembar Kegiatan Siswa (LKS).

Pertemuan kedua pada siklus ini merupakan tahap penilaian. Siswa kembali tampil di depan kelas untuk berdeklamasi dengan puisi yang telah dipilih siswa sendiri. Pada pertemuan ini diharapkan seluruh siswa dapat tampil berdeklamasi dan mendapatkan hasil yang maksimal.

3) Tahap observasi

Pada tahap observasi, peneliti mengamati kegiatan siswa secara keseluruhan selama kegiatan pembelajaran dan kendala – kendala yang mungkin dialami siswa selama berlatih.

4) Tahap Refleksi

Peneliti membandingkan kemampuan siswa pada siklus keduadengan kriteria keberhasilan yang telah ditentukan. Apabila kemampuan siswa pada siklus ini mencapai kriteria keberhasilan yang telah ditentukan maka penelitian ini dinyatakan berhasil.


(57)

D. Teknik Pengumpulan Data, Kisi – kisi Instrumen, dan Instrumen

Penelitian

Peubah, indikator, data, pengumpulan, dan instrumen penelitian dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 1. Peubah, Indikator, data, pengumpulan, dan instrumen penelitian

No Peubah Indikator Data Pengumpulan Instrumen

1. Kemampuan mendeklama-sikan puisi Berdeklama si dengan ekspresi, intonasi, dan lafal yang tepat Skala penilaian (Rating scale)

Penilaian unjuk kerja

Rubrik Penilaian

Kisi – kisi instrumen penilaian dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 2. Kisi – Kisi Instrumen

No Siklus Indikator Instrumen

1 I Mendeklamasikan puisi di depan kelas dengan ekspre-si, intonaekspre-si, dan lafal yang tepat.

Rubrik penilaian berdeklamasi yang memuat lafal, intonasi, eks-presi dan sikap.

2 II Mendeklamasikan puisi di depan kelas dengan ekspre-si, intonaekspre-si, dan lafal yang tepat.

Rubrik penilaian berdeklamasi yang memuat lafal, intonasi, eks-presi dan sikap.

Instrumen penilaian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan lembar penilaian yang dapat dilihat pada tabel 3.


(58)

Tabel 3. Instrumen Penilaian Penelitian

No Aspek yang Dinilai Skala Penilaian Skor

1 2 3

1 Lafal

- Bunyi vokal dan konsonan Pelafalan bunyi vokal dan konsonan tidak jelas Pelafalan bunyi vokal dan konsonan cukup jelas Pelafalan bunyi vokal dan konsonan sangat jelas - Volume Suara Volume

suara tidak keras Volume suara cukup keras Volume suara keras 2 Intonasi

- Nada Lagu

kalimat kurang sesuai dengan isi puisi Lagu kalimat cukup sesuai dengan isi puisi Lagu kalimat sesuai dengan isi puisi

- Tekanan Pemberian

tekanan kurang tepat Pemberian tekanan cukup tepat Pemberian tekanan tepat

3 Ekspresi : Raut Wajah Ekspresi raut wajah kurang atau tidak sesuai dengan isi Ekspresi laut wajah cukup sesuai dengan isi Ekspresi wajah tepat, sesuai dengan isi


(59)

puisi puisi puisi dan tidak berlebihan

4 Sikap

- Kontak mata Tidak ada kontak mata dengan pendengar Kontak mata dengan pendengar kurang Kontak mata dengan pendengar cukup dan tidak berlebihan - Posisi tubuh Posisi tubuh

kurang tepat Posisi tubuh tepat Posisi tubuh sangat tepat - Gerak badan Tidak

memakai gerak badan Hanya memakai sedikit gerak badan Memakai gerak badan secara tepat dan tidak berlebih

Total Skor 24

E. Analisis Data

Berikut ini disajikan tabel keadaan awal siswa sebelum penelitian dan kondisi akhir yang diharapkan setelah penelitian.


(60)

Tabel 4. Tabel Kondisi Awal Siswa dan Target pada Akhir Siklus

No.

Indikator

Keberhasilan Kondisi awal

Kondisi Akhir Siklus 1 Siklus 2

1 Persentase jumlah siswayang mencapai KKM 38,7% 58,00% 78,00%

Kemampuan berdeklamasi dinyatakan dalam nilai yang diperoleh melalui langkah – langkah berikut.

1. Menghitung nilai siswa

Nilai = (Skor perolehan : total) x 100 2. Menghitung nilai rata – rata siswa

Nilai rata – rata = jumlah nilai seluruh siswa : jumlah siswa 3. Menghitung persentase nilai siswa yang mencapai KKM


(61)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di klas II SD Kanisius Demangan Baru 1 yang beralamat Jalan Demangan Baru No.22 Kecamatan Depok Kabupaten Sleman. Kegiatan pengambilan data awal dilaksanakan pada hari Senin, 08 Agustus 2011. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas dimulai hari Senin, 14 November 2011 sampai dengan hari Kamis, 17 November 2011. Subjek penelitian adalah siswa kelas II SD Kanisius Demangan Baru 1 dengan jumlah 31 orang.

Sub bab ini menjelaskan deskripsi hasil penelitian tindakan kelas pada kondisi awal, siklus pertama dan siklus kedua. Penelitian dipusatkan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan Kompetensi Dasar 2.3 mendeklamasikan puisi dengan ekspresi yang tepat. Pembelajaran mendeklamasikan puisi mencakup (1) perencanaan pembelajaran, (2) pelaksanaan tindakan pembelajaran, (3) observasi, (4) refleksi. Berikut ini akan dikemukakan pelaksanaan tindakan kelas.

1. Kondisi Awal

Pengambilan data awal dilakukan oleh peneliti sebelum melaksanakan siklus pertama. Pengambilan data diperoleh dari hasil unjuk kerja siswa dalam berdeklamasi. Pada pengambilan data awal diketahui bahwa sebanyak 19 siswa


(62)

(61,3%) belum mencapai KKM 73 dan 12 siswa (38,7%) telah mencapai KKM. Dari data awal diperoleh nilai terendah 46, tertinggi 79, dan rata – rata 64,16.

Tabel 5. Daftar Nilai Kondisi Awal Siswa

No Nama Siswa Nilai Di bawah KKM Di atas KKM

1 Siswa 1 46

2 Siswa 2 75 

3 Siswa 3 75

4 Siswa 4 63 

5 Siswa 5 50

6 Siswa 6 58

7 Siswa 7 75 

8 Siswa 8 50

9 Siswa 9 79 

10 Siswa 10 67

11 Siswa 11 75 

12 Siswa 12 63

13 Siswa 13 79 

14 Siswa 14 50

15 Siswa 15 50

16 Siswa 16 75

17 Siswa 17 75

18 Siswa 18 75 

19 Siswa 19 63

20 Siswa 20 71 

21 Siswa 21 58

22 Siswa 22 50 

23 Siswa 23 50

24 Siswa 24 63 

25 Siswa 25 58 

26 Siswa 26 50

27 Siswa 27 75 

28 Siswa 28 75

29 Siswa 29 63 

30 Siswa 30 75

31 Siswa 31 58 

Jumlah 1989 18 13


(63)

2. Siklus Pertama

Siklus pertama terdiri dari tahap perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi

a. Perencanaan tindakan siklus pertama

Perencanaan tindakan pada siklus pertama meliputi penyusunan pelaksanaan pembelajaran yang dikembangkan oleh peneliti dan dikonsultasikan dengan dosen pembimbing. Perencanaan pembelajaran terbagi menjadi tiga tahap yang terdiri dari kegiatan awal, inti, dan akhir. Tujuan pembelajaran yang diinginkan yaitu siswa mampu mendeklamasikan puisi dengan ekspresi, intonasi, dan lafal yang tepat.

b. Pelaksanaan tindakan siklus pertama

Tindakan siklus pertama dilaksanakan pada hari Senin dan Selasa tanggal 14 dan 15 November 2011 pada pukul 07.00 – 08.00 WIB (2 jam pelajaran). Pertemuan siklus pertama tahap pertama diawali dengan apersepsi. Guru menunjukkan sebuah foto lomba deklamasi puisi dilanjutkan dengan tanya jawab. Pada kegiatan inti, siswa dinyaksikan video deklamasi puisi yang berjudul “Guruku” dan berlatih mendeklamasikan puisi tersebut. Setelah itu, siswa berlatih berdeklamasi. Selama siswa berlatih, peneliti yang bertindak sebagai guru melakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa dan mencatat hal – hal yang penting. Kegiatan akhir dalam pembelajaran ini, siswa merefleksikan kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Siswa juga diminta untuk berlatih berdeklamasi di depan orang tua dan orang tua diharapkan memberi saran.


(64)

Pertemuan siklus pertama tahap kedua diawali dengan apersepsi. Pada kegiatan inti, siswa mendeklamasikan puisi yang telah dilatih secara bergiliran di depan kelas sementara guru melakukan penilaian. Kegiatan diakhiri dengan kegiatan penutup yaitu refleksi.

Dari hasil deklamasi puisi kelas II SD Kanisius Demangan Baru 1 pada siklus pertama diperoleh pencapaian skor dari setiap aspek deklamasi puisi. Untuk aspek “bunyi vokal dan konsonan” mendapat skor rata – rata 88,17% dibandingkan skor maksimalnya, aspek ”volume suara” 80,65%, “nada” 64,52%, “tekanan” 52,69%, “raut wajah” 67,74%, “kontak mata” 65,59%, “posisi tubuh” 82,50%, dan “gerak badan” 63,40%. Perbandingan skor setiap aspek dapat dilihat pada grafik di bawah ini.

Gambar 2. Grafik Pencapaian Skor Setiap Aspek pada Siklus Pertama

88 ,17%

80,6 5%

64,52 %

52,69%

67,74% 65,59%

82,80%

63,40%

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

bunyi v okal & konsonan

v olume suara


(65)

Dari hasil tersebut didapat nilai rata – rata kelas sebesar 70,70 dengan nilai terendah 46 dan nilai tertinggi 88. Hasil penilaian tindakan siklus pertama ada 18 siswa atau 58,06% yang mencapai KKM. Telah terjadi perkembangan 19,36% dari kondisi awal.

Tabel 6. Daftar Nilai pada Siklus Pertama

No Nama Siswa Nilai Di bawah KKM

(73)

Di atas KKM (73)

1 Siswa 1 50 

2 Siswa 2 75

3 Siswa 3 79 

4 Siswa 4 63

5 Siswa 5 58 

6 Siswa 6 75 

7 Siswa 7 88

8 Siswa 8 58 

9 Siswa 9 83

10 Siswa 10 79 

11 Siswa 11 75

12 Siswa 12 63 

13 Siswa 13 83

14 Siswa 14 63

15 Siswa 15 58 

16 Siswa 16 75

17 Siswa 17 88 

18 Siswa 18 88

19 Siswa 19 75 

20 Siswa 20 75

21 Siswa 21 63 

22 Siswa 22 46

23 Siswa 23 58 

24 Siswa 24 75

25 Siswa 25 67

26 Siswa 26 63 

27 Siswa 27 79

28 Siswa 28 75 

29 Siswa 29 75

30 Siswa 30 79 

31 Siswa 31 63

Jumlah 2194 13 18


(66)

c. Observasi siklus pertama

Dari hasil observasi didapat penemuan sebagai berikut. 1) siswa lebih bersemangat dalam berlatih,

2) ada satu siswa yang tidak ikut berlatih dengan alasan sakit,

3) ada satu siswa berhenti berlatih karena mendapat ejekan dari temannya.

4) dalam siklus ini diharapkan siswa mampu memberikan komentar terhadap temannya, namun hanya beberapa siswa saja yang dapat memberikan komentar sehingga guru harus mendorong siswa untuk memberikan komentar.

d. Refleksi siklus pertama

Setelah melaksanakan tindakan pada siklus pertama, peneliti melakukan refleksi untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan pada siklus pertama serta menentukan tindakan siklus kedua. Bahan refleksi didapat dari catatan terbuka yang ditulis penelti selama tindakan berlangsung dan hasil penilaian deklamasi pada akhir siklus pertama. Pada pelaksanaan tindakan siklus pertama, peneliti menemukan beberapa hal baru yaitu.

1) pembelajaran deklamasi menggunakan media video merupakan hal yang baru bagi siswa,

2) siswa membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menghafal dan menghayati isi puisi,

3) memberikan komentar atas penampilan teman merupakan hal yang sulit bagi siswa,


(67)

4) tidak semua siswa mau berlatih,

5) dari hasil penilaian, diketahui bahwa aspek yang belum dikuasai oleh sebagian besar siswa adalah nada dan tekanan serta gerak badan,

6) hasil penilaian siklus pertama telah mencapai target yang ditentukan,

7) sebagian besar siswa mengalami peningkatan nilai, namun sebagian tidak mengalami peningkatan bahkan menurun, dan

8) siswa yang mengalami penurunan nilai kemungkinan disebabkan karena siswa sedang sakit.

3. Siklus Kedua

Siklus kedua juga terdiri atas tahap perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi.

a. Perencanaan tindakan siklus kedua

Perencanaan tindakan siklus kedua ini meliputi kegiatan mengidenti-fikasi masalah dan mencari alternatif pemecahan berdasarkan evaluasi dan refleksi pada siklus pertama. Persiapan siklus kedua tidak jauh berbeda dengan persiapan siklus pertama. Media pembelajaran yang digunakan masih sama, hanya pelaksanaan kegiatan siklus kedua yang berbeda dengan siklus pertama.

b. Pelaksanaan tindakan siklus kedua

Tindakan siklus kedua dilaksanakan pada hari Rabu dan Kamis tanggal 16 dan 17 November 2011 pukul 07.00 – 08.10 WIB (2 jam pelajaran). Pelaksanaan tindakan siklus kedua juga terbagi dalam dua tahap. Tindakan siklus


(68)

pertama pertemuan pertama diawali dengan seorang siswa mendeklamasikan puisi di depan kelas dilanjutkan dengan tanggapan dari siswa lain. Pada kegiatan inti siswa mengamati beberapa video deklamasi puisi.Guru membagikan beberapa teks puisi dan siswa mempelajari salah satu puisi yang paling disukai. Pada kegiatan akhir siswa melakukan refleksi dan guru memberikan PR untuk berlatih kembali di rumah dan meminta pendapat dari orang tua.

Pada pelaksanaan tindakan siklus kedua pertemuan kedua siswa melakukan unjuk kerja deklamasi puisi di depan kelas secara bergiliran dan guru melakukan penilaian.

Dari hasil deklamasi puisi kelas II SD Kanisius Demangan Baru 1 pada siklus kedua diperoleh pencapaian skor dari setiap aspek deklamasi puisi. Untuk aspek “bunyi vokal dan konsonan” mendapat skor rata – rata 91,40% dibandingkan skor maksimalnya, aspek ”volume suara” 84,95%, “nada” 82,80%, “tekanan” 72,04%, “raut wajah” 70,97%, “kontak mata” 67,74%, “posisi tubuh” 86,02%, dan “gerak badan” 64,52%. Perbandingan skor setiap aspek dapat dilihat pada grafik di bawah ini.

Gambar 3. Grafik Pencapian Skor Setiap Aspek pada Siklus Kedua

91,40% 84,95% 82,80% 72,04% 70,79% 67,74% 86,02% 65,59% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100% bunyi vokal & konsonan


(69)

Dari hasil tersebut didapat nilai rata – rata kelas sebesar 77,77 dengan nilai terendah 63 dan nilai tertinggi 92. Hasil penilaian tindakan siklus kedua ada 25 siswa atau 80,65% yang mencapai KKM. Telah terjadi perkembangan 22,59% dari siklus pertama.

Tabel 7. Daftar Nilai pada Siklus Kedua

No Nama Siswa Nilai Di bawah KKM

(73)

Di atas KKM (73)

1 Siswa 1 67 

2 Siswa 2 83

3 Siswa 3 79 

4 Siswa 4 63

5 Siswa 5 75 

6 Siswa 6 75 

7 Siswa 7 92

8 Siswa 8 75 

9 Siswa 9 88

10 Siswa 10 79 

11 Siswa 11 83

12 Siswa 12 75 

13 Siswa 13 88

14 Siswa 14 63

15 Siswa 15 63 

16 Siswa 16 83

17 Siswa 17 92 

18 Siswa 18 88

19 Siswa 19 75 

20 Siswa 20 88

21 Siswa 21 75 

22 Siswa 22 67

23 Siswa 23 67 

24 Siswa 24 79

25 Siswa 25 75

26 Siswa 26 75 

27 Siswa 27 83

28 Siswa 28 79 

29 Siswa 29 79

30 Siswa 30 83 

31 Siswa 31 75

Jumlah 2412 6 25


(70)

c. Observasi siklus

Dari hasil observasi didapat penemuan sebagai berikut:

1. siswa terlihat lebih bersemangat saat berlatih dengan puisi yang disukainya;

2. sebagian siswa sudah berani memberikan komentar terhadap siswa lain, namun sebagian siswa masih perlu pendampingan untuk memberikan komentarnya;

3. ada satu anak yang terlihat tidak bersemangat dan kurang bisa bekerja sama dengan teman yang lain.

d. Refleksi siklus kedua

Setelah melaksanakan tindakan pada siklus kedua, peneliti melakukan refleksi untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan pada siklus pertama. Pada tindakan penelitian siklus kedua peneliti menemukan hal – hal sebagai berikut:

1. siswa lebih termotivasi melakukan pembelajaran deklamasi puisi dengan menggunakan media audio visual video,

2. siswa memiliki gambaran yang lebih luas untuk berdeklamasi dengan baik setelah melihat tayangan video,

3. kepercayaan diri siswa untuk tampil di depan kelas semakin tinggi, 4. siswa mampu mengungkapkan perasaannya yang ditunjukkan

dalam ekspresi saat berdeklamasi,

5. hasil penilaian siklus kedua telah mencapai target yang ditentukan bahkan melampaui.


(71)

7. ada seorang siswa yang tidak mengalami perubahan dari kondisi awal, siklus pertama, hingga siklus kedua.

B. Pembahasan

Perbandingan nilai siswa pada kondisi awal, siklus pertama, dan siklus kedua dapat dilihat dari tabel di bawah ini.

Tabel 8. Perbandingan Nilai dari Kondisi Awal, Siklus Pertama, dan Siklus Kedua

No Nama Siswa Kondisi Awal Siklus Pertama Siklus Kedua

1 Siswa 1 46 50 67

2 Siswa 2 75 75 83

3 Siswa 3 75 79 79

4 Siswa 4 63 63 63

5 Siswa 5 50 58 75

6 Siswa 6 58 75 75

7 Siswa 7 75 88 92

8 Siswa 8 50 58 75

9 Siswa 9 79 83 88

10 Siswa 10 67 79 79

11 Siswa 11 75 75 83

12 Siswa 12 63 63 75

13 Siswa 13 79 83 88

14 Siswa 14 50 63 63

15 Siswa 15 50 58 63

16 Siswa 16 75 75 83

17 Siswa 17 75 88 92

18 Siswa 18 75 88 88

19 Siswa 19 63 75 75

20 Siswa 20 71 75 88

21 Siswa 21 58 63 75

22 Siswa 22 50 46 67

23 Siswa 23 50 58 67

24 Siswa 24 63 75 79

25 Siswa 25 58 67 75

26 Siswa 26 50 63 75

27 Siswa 27 75 79 83

28 Siswa 28 75 75 79


(72)

30 Siswa 30 75 79 83

31 Siswa 31 58 63 75

Jumlah 1989 2194 2194

Rata – rata 64,16 70,77 70,77

Hasil mendeklamasikan puisi siswa kelas II SD Kanisius Demangan Baru 1 berdasarkan aspek berdeklamasi memperoleh hasil peningkatan yang tidak merata pada setiap aspek. Meskipun demikian dapat diambil kesimpulan bahwa terjadi peningkatan nilai rata – rata deklamasi siswa yang signifikan dari kondisi awal hingga siklus kedua. Hasil yang diperoleh pada akhir siklus kedua adalah 77,77 dan hal tersebut menunjukkan adanya peningkatan dibandingkan dengan kondisi awal yaitu 64,16. Peningkatan rata – rata kemampuan berdeklamasi dari kondisi awal hingga siklus kedua dapat dilihat pada grafik di bawah ini:

Gambar 4. Grafik Peningkatan Nilai Rata - Rata dari Kondisi Awal Hingga Siklus Kedua

Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti telah menentukan kriteria keberhasilan yang diharapkan dapat dicapai pada setiap akhir siklus. Pada kondisi


(73)

awal nilai siswa yang telah mencapai KKM sebesar 38,70%. Pada siklus pertama ditargetkan siswa yang mencapai KKM adalah 58,00% sedangkan hasil yang diperoleh adalah 58,06% dan target siklus kedua 78,00% sedangkan hasil yang diperoleh 80,65%. Hal ini menunjukkan bahwa tindakan pada setiap siklus telah mencapai target yang telah ditentukan, bahkan melampaui.

Gambar 5. Grafik Peningkatan Jumlah Siswa yang Mencapai KKM Tabel 10. Pencapaian Target pada Setiap Siklus

No Indikator keberhasilan Kondisi Awal Kondisi Akhir Siklus Pertama Kondisi Akhir Siklus Kedua Target Hasil Target Hasil

1 Persentase jumlah siswa yang mencapai KKM

38,7% 58,00% 58,06% 78,00% 80,65%

38,70% 58,06% 80,65% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%


(1)

No.

Urut Nama Siswa

Kondisi

awal siklus 1 siklus 2

1 Anastasia Aninditia M.D. 46 50 67

2 Aurellius Dillon Emo Putra 75 75 83

3 Caecilia Keyla Selomitha Sigit 75 79 79

4 Denise Tiffany Tatianna 63 63 63

5 Emmanuel Tristan Kalbuadi 50 58 75

6 Felichia Dwi Putri Wiriadi 58 75 75

7 Feni Indah Nugrahaeni C. 75 88 92

8 Gloria Radityaning Putri 50 58 75

9 Gregor Songgi B. R. 79 83 88

10 Icocezhio Ramadhita T. 67 79 83

11 Ignasia Gemma Sandi Elvareta 75 75 83

12 Ignatius Arya Pradana 63 63 75

13 Javier Artarindo Jeconia Hia 79 83 88

14 Joseph Lay Amartya W. 50 63 63

15 Josephine Carla Iswara 50 58 63

16 Josephin Vanya Adryan 75 75 83

17 Laurensius Arvel Wihangga 75 88 92

18 Maria Flora Yofi Nagerika 75 88 88

19 Michelle Angel 63 75 75

20 Narindra Kusumaning Tyas 71 75 88

21 Natasha Albertine 58 63 75

22 Nicolas Pandu Kusuma 50 46 67

23 Pirena Djati Arga Wibisono 50 58 67

24 Sophie Nugraheni Yunanda K. 63 75 79

25 Stefani Hartanto 58 67 75

26 Stephanus Alvin Yosi E. P. 50 63 71

27 Stevanus Bryan Santoso 75 79 83

28 Stevanus Ryan Pradipta K. N. 75 75 79

29 Thomas Krishna Adji 63 75 79

30 Valentinus Mahendra Pradana 75 79 83

31 Yohanes Arganis Anggaraksa 58 63 75

Jumlah 1989 2194 2411

Rata - rata nilai 64,16 70,77 77,77

Nilai Terendah 46 46 63

Nilai tertinggi 79 88 92

% siswa yang mencapai KKM 38,71 58,06 80,65

% siswa yang di bawah KKM 61,29 41,94 19,35

Keterangan

= Siswa yang di bawah KKM = Siswa yang mencapai KKM


(2)

95

FOTO – FOTO KEGIATAN

95

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(3)

(4)

77

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(5)

(6)

79

BIODATA

Maria Novita Anggarawati lahir di Sleman pada tanggal 05 Sep-tember 1987. Masa pendidikan dijalani di SD Negeri Ngringin mulai tahun 1993 dan lulus pada tahun 1999. Setelah itu penulis melanjutkan pendi-dikan di SMP Pangudi Luhur Moyudan dan lulus pada tahun 2002.

Pendidikan SMA ditempuh di SMA Negeri 1 Godean, lulus pada tahun 2005. Setelah lulus SMA, penulis melanjutkan kuliah di Universitas Sanata Dharma dan tercatat sebagai mahasiswi pada Fakultas Ilmu Pendidikan, prodi D-II PGSD lulus tahun 2007 dan transfer S-1 PGSD pada tahun 2009. Masa pendidikan di Universitas Sanata Dharma diakhiri dengan menulis skripsi sebagai tugas akhir. Skripsi ini ditulis dengan judul “Meningkatkan Kemampuan Berdeklamasi menggunakan Media Video Siswa Kelas II SD Kanisius Demangan baru 1”

99

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA SISWA KELAS IV SD KANISIUS PATI Peningkatan Kemampuan Menulis Cerita Siswa Kelas IV SD Kanisius Pati Tahun Pelajaran 2012 / 2013 dengan Menggunakan Media Gambar Seri.

0 2 9

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA SISWA KELAS IV SD KANISIUS PATI Peningkatan Kemampuan Menulis Cerita Siswa Kelas IV SD Kanisius Pati Tahun Pelajaran 2012 / 2013 dengan Menggunakan Media Gambar Seri.

0 0 16

Peningkatan kemampuan mengarang deskripsi dengan menggunakan media visual gambar seri siswa kelas III B SD Kanisius Demangan Baru 1 semester genap tahun pelajaran 2010/2011.

1 3 104

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA DALAM MEMERANKAN TOKOH DRAMA SISWA KELAS V-B SD KANISIUS DEMANGAN BARU SEMESTER II TAHUN AJARAN 20092010 MELALUI PENDEKATAN BERBASIS MASALAH

0 1 207

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI KELILING BANGUN DATAR GABUNGAN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA VISUAL KELAS VI B SD KANISIUS DEMANGAN BARU I SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 20102011

0 0 99

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGARANG DESKRIPSI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA VISUAL GAMBAR SERI SISWA KELAS III B SD KANISIUS DEMANGAN BARU 1 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 20102011

0 0 102

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS I SD KANISIUS KEMBARAN SEMESTER I TAHUN AJARAN 2011 2012

0 0 158

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERDEKLAMASI MENGGUNAKAN MEDIA VIDEO PADA SISWA KELAS II SD KANISIUS DEMANGAN BARU 1

0 0 116

PENINGKATAN MINAT DAN KEMAMPUAN MENYIMAK ISI PENGUMUMAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL SISWA KELAS IV SD KANISIUS KOTABARU I YOGYAKARTA

0 0 223

PENINGKATAN MINAT DAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA RAKYAT MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL SISWA KELAS V SD KANISIUS KOTABARU I YOGYAKARTA

0 1 247