Analisis pengaruh Economic Value Added (EVA) perusahaan terhadap harga saham : studi kasus pada perusahaan yang terdaftar dalam Bursa Efek Jakarta.
xi ABSTRAK
ANALISIS PENGARUH
ECONOMIC VALUE ADDED
(EVA)
PERUSAHAAN TERHADAP HARGA SAHAM
Studi Kasus pada Perusahaan yang Terdaftar dalam Bursa Efek Jakarta
Benedictus Singgih Prasetyo Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2009
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh economic value added (EVA) terhadap harga saham. Penelitian dilaksanakan berdasarkan data yang telah dipublikasikan oleh PT Bursa Efek Jakarta bulan Juni sampai dengan bulan September 2008. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 329 perusahaan. Sampel penelitian berjumlah 177 perusahaan. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan pendekatan proportional random sampling. Teknik analisis data menggunakan uji korelasi Rank Spearman (r’). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh antara economic value added (EVA) terhadap harga. Hal ini ditunjukkan dengan hasil perhitungan analisis data di peroleh nilai r’hitung = 0,211 > r’tabel = 0,124 dan
nilai probabilitas = 0,005 atau kurang dari α = 0,05. Besaran derajat pengaruh economic value added (EVA) terhadap harga saham adalah 0,045 (4,5%).
(2)
xii ABSTRACT
AN ANALYSIS OF THE INFLUENCE OF COMPANY’S
ECONOMIC VALUE ADDED
(EVA) TOWARDS THE STOCK
PRICE
A Case Study of the Companies Listed in Jakarta Stock Exchange
Benedictus Singgih Prasetyo Sanata Dharma University
Yogyakarta 2009
This research aims to find out the effect of economic value added (EVA) towards the stock price. The research was conducted based on the data issued by Jakarta Stock Exchange Companies from June toSeptember 2008. Documentation was used as a technique for collecting the data. In this research, the population was 329 companies. The samples were 177 companies. Proportional random sampling approach was used as a sampling method. The data analysis technique was Rank Spearman (r’). The result shows that economic value added (EVA) influences the stock price. This result is shown by the result of data analysis computation in which r’observed = 0,211 > r’table = 0,124 and ρvalue = 0,005 < α = 0,05. Coefficient determination effect of economic value added (EVA) towards the stock price is 0,045 (4,5%).
(3)
i
ANALISIS PENGARUH
ECONOMIC VALUE ADDED
(EVA)
PERUSAHAAN TERHADAP HARGA SAHAM
Studi Kasus pada Perusahaan yang Terdaftar dalam Bursa Efek Jakarta
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperolah Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi
Oleh:
Benedictus Singgih Prasetyo NIM: 051334015
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2009
(4)
ii
HALAMAN PENGESAHAN
(5)
iii
(6)
(7)
v
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan kepada: 1. Yesus Kristus atas segala berkah-Nya 2. Bapak dan Ibu
3. Kakak dan Adik
4. Keluarga besar Hadi Siswoyo 5. Teman spesialku
(8)
vi MOTTO
HIDUP INI TIDAK ADA YANG SEMPURNA
BERBUATLAH SESUATU DENGAN
MAKSIMAL MAKA AKAN
MENGHASILKAN SESUATU YANG
MENDEKATI KESEMPURNAAN
(9)
(10)
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul: “ANALISIS PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) PERUSAHAAN TERHADAP HARGA SAHAM Studi Kasus pada Perusahaan yang Terdaftar dalam Bursa Efek Jakarta”. Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Program Studi Pendidikan Akuntansi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penulisan skripsi ini mengalami banyak tantangan dan hambatan yang merupakan pelajaran yang berharga bagi penulis. Namun akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Selama penyusunan skripsi ini, penulis mendapat banyak bimbingan, saran, masukan, dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:
1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed.,Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Univesitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bapak Y. Harsoyo S.Pd., M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Bapak L. Saptono S.Pd., M.Si. selaku Kepala Program Studi Pendidikan
Akuntansi dan Dosen Pembimbing, yang dengan sabar membimbing penulis menyusun skripsi, memberikan saran, masukan, semangat, dorongan serta pelajaran hidup yang berharga. Terima kasih untuk semuanya.
(11)
viii
4. Staf pengajar Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta yang telah banyak memberikan bekal ilmu kepada penulis selama kuliah.
5. Semua karyawan di sekretariat Pendidikan Akuntansi atas segala
keramahannya dalam membantu penulis selama kuliah di USD.
6. Bapak dan Ibu tercinta, Kakak dan Adik tersayang, yang tidak pernah lelah memberikan doa, kasih sayang, dukungan baik moral maupun material, serta semangat kepada penulis. Berkat Allah Bapa selalu beserta kalian semua.
7. Seluruh keluarga Hadi Siswoyo terima kasih atas dukungan, saran dan
kepercayaan yang telah diberikan terima kasih yang sebesar-besarnya. 8. Kristina Noviyanti yang selalu memberikan dukungannya.
9. Adik Raden Roro Devi Farmasita Prisnawati yang memberikan dukungannya saat penulisan akhir skripsi ini.
10. Bangkit Harry Saputra, Yulius Noferi Hadi, F.X. Eka Wahyu Wibawa. Terima kasih atas bantuannya selama ini. Oh iya.. Kapan kita ke timur kampus lagi? 11. Angkatan 2005 “Arnon Samba, Theresia Avilla Lisa Kurniastuti, Asih Dwi
Pawestri, Natalia Niken Krisnawati, Maria Dwi Riwayati, Visensia Pachalina Ossot, Margareta Uduk Seran, Dian Utaminingsih, Fransisca Heni, Eka Fransiska Nita, Lucia Leni Cahyati, Novita Wulandari, Lucia Rahayu, Kurnia Widiastuti, Vironica Harini Rita Sari, Waskito Ismu Hastomo, Florentina Wulan, Filipus Cukup Santoso, Gede Wija Kusuma, Estianingsih Triaji, Cristina Ida Fatriani, Era Kumala, Lucia Rini Hapsari, Yansen, Budiman, Adi Priyono, Vebran, Yanto”. Terima kasih atas bantuannya selama ini.
(12)
ix
12. Kakak-kakak veteran “Beni, Sigit, Ari, Satya, Joko, Sarju, Kompos, Budi, Diar, Taryono, Yudha, Ciptadi”. Terima kasih atas dukungannya selama ini. 13. Teman-teman ronda malam minggu di Siten khususnya RT 06 Danang,
Zainudin, Maryoto, Purwadi, Iswanto, Satri, Dartono, Harwanto, Andrian, Gilang, Sudar, Ardi. Terima kasih atas bantuan dan dukungannya selama ini. 14. Teman-teman satu angkatan Pendidikan Akuntasi 2005.
15. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan kepada penulis yang tidak dapat disebut satu persatu.
Dengan kerendahan hati, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu berbagai saran, kritik dan masukan sangat diharapkan demi perbaikan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukannya.
Yogyakarta, 5 Maret 2009
(13)
xi ABSTRAK
ANALISIS PENGARUH
ECONOMIC VALUE ADDED
(EVA)
PERUSAHAAN TERHADAP HARGA SAHAM
Studi Kasus pada Perusahaan yang Terdaftar dalam Bursa Efek Jakarta
Benedictus Singgih Prasetyo Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2009
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh economic value added (EVA) terhadap harga saham. Penelitian dilaksanakan berdasarkan data yang telah dipublikasikan oleh PT Bursa Efek Jakarta bulan Juni sampai dengan bulan September 2008. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 329 perusahaan. Sampel penelitian berjumlah 177 perusahaan. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan pendekatan proportional random sampling. Teknik analisis data menggunakan uji korelasi Rank Spearman (r’). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh antara economic value added (EVA) terhadap harga. Hal ini ditunjukkan dengan hasil perhitungan analisis data di peroleh nilai r’hitung = 0,211 > r’tabel = 0,124 dan
nilai probabilitas = 0,005 atau kurang dari α = 0,05. Besaran derajat pengaruh economic value added (EVA) terhadap harga saham adalah 0,045 (4,5%).
(14)
xii ABSTRACT
AN ANALYSIS OF THE INFLUENCE OF COMPANY’S
ECONOMIC VALUE ADDED
(EVA) TOWARDS THE STOCK
PRICE
A Case Study of the Companies Listed in Jakarta Stock Exchange
Benedictus Singgih Prasetyo Sanata Dharma University
Yogyakarta 2009
This research aims to find out the effect of economic value added (EVA) towards the stock price. The research was conducted based on the data issued by Jakarta Stock Exchange Companies from June to September 2008. Documentation was used as a technique for collecting the data. In this research, the population was 329 companies. The samples were 177 companies. Proportional random sampling approach was used as a sampling method. The data analysis technique was Rank Spearman (r’). The result shows that economic value added (EVA) influences the stock price. This result is shown by the result of data analysis computation in which r’observed = 0,211 > r’table = 0,124 and ρvalue = 0,005 < α = 0,05. Coefficient determination effect of economic value added (EVA) towards the stock price is 0,045 (4,5%).
(15)
xiii DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ... v
HALAMAN MOTTO ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
LEMBAR PERYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... x
ABSTRAK ... xi
ABSTRACT ... xii
DAFTAR ISI ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xvi
DAFTAR TABEL ... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ... xviii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Batasan Masalah ... 3
C. Rumusan Masalah ... 4
D. Tujuan Penelitian ... 4
(16)
xiv BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Saham Perusahaan ... 6
B. Kinerja Perusahaan ... 11
C. Penilaian Kinerja Perusahaan ... 12
D. Economic Value Adeed (EVA) ... 14
E. Kerangka Teoritis ... 17
F. Hipotesis ... 19
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 20
B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 20
C. Subjek dan Objek Penelitian ... 20
D. Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel Penelitian ... 21
E. Metode Pengumpulan Data ... 22
F. Teknik Analisis Data ... 22
BAB IV GAMBARAN UMUM A. Sejarah Pasar Modal Indonesia ... 27
B. Visi Misi Pasar Modal Indonesia ... 30
C. Struktur Pasar Modal Indonesia ... 30
D. Proses Go Public ... 31
E. Mekanisme Perdagangan Pasar Modal Indonesia ... 33
(17)
xv
G. Badan Pengawas Pasar Modal ... 37
H. Perusahaan yang Digunakan Sebagai Sampel ... 38
BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ... 44
B. Analisis Data ... 68
C. Pembahasan ... 72
BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan ... 77
B. Keterbatasan Penelitian ... 77
C. Saran ... 78
(18)
xvi
DAFTAR GAMBAR
A. Gambar 4.1 Struktur Pasar Modal Indonesia ... 31 B. Gambar 4.2 Proses Pelaksanaan Perdagangan di Bursa ... 35
(19)
xvii
DAFTAR TABEL
A. Tabel 4.1 Jam Perdagangan Efek ... 36
B. Tabel 4.2 Jam Pra Pembukaan ... 36
C. Tabel 4.3 Jam Perdagangan Pasar Tunai ... 36
D. Tabel 4.4 Sampel Perusahaan ... 38
E. Tabel 5.1 Laporan Neraca Perusahaan tahun 2007 ... 44
F. Tabel 5.2 Laporan Laba Rugi Perusahaan tahun 2007 ... 51
G. Tabel 5.3 Perhitungan EVA ... 60
H. Tabel 5.4 Deskripsi EVA Perusahaan ... 65
I. Tabel 5.5 Harga Saham ... 65
J. Tabel 5.6 Deskripsi Harga Saham Perusahaan ... 68
K. Tabel 5.7 Hasil Pengujian Normalitas EVA ... 68
L. Tabel 5.8 Hasil Pengujian Normalitas Harga Saham ... 69
M. Tabel 5.9 Hasil Pengujian Linieritas ... 70
(20)
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
A. Lampiran 1 BI Rate 2007 ... 82
B. Lampiran 2 Perhitungan wd ... 83
C. Lampiran 3 Perhitungan kd ... 89
D. Lampiran 4 Perhitungan kd(1-T) ... 95
E. Lampiran 5 Perhitungan ws ... 101
F. Lampiran 6 Perhitungan ks ... 107
G. Lampiran 7 Perhitungan WACC ... 113
H. Lampiran 8 Perhitungan EVA ... 119
I. Lampiran 9 Deskripsi Harga Saham ... 125
J. Lampiran 10 Koefisien Kolerasi Spearman ... 126
(21)
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Harga saham atau harga pasar saham setiap waktu dapat mengalami kenaikan atau penurunan secara tidak tentu. Naik-turunnya harga saham dapat disebabkan oleh banyak faktor. Ada tujuh macam faktor penggerak harga saham, yaitu: kondisi fundamental emiten, hukum permintaan dan penawaran, tingkat suku bunga (SBI), valuta asing, dana asing di bursa, indeks harga saham gabungan, news dan rumors (Arifin, 2001:116).
Kondisi fundamental adalah faktor yang berkaitan langsung dengan kinerja emiten (Arifin, 2001:116). Semakin baik kinerja emiten maka semakin tinggi pula harga saham. Sebaliknya, semakin buruk kinerja emiten maka semakin rendah pula harga sahamnya. Selama ini alat populer untuk menilai kinerja emiten atau perusahaan adalah dengan analisis rasio. Analisis rasio dibagi dalam 5 kelompok yaitu: rasio likuiditas, rasio manajemen aktiva, rasio manajemen utang, rasio profitabilitas, dan rasio nilai pasar. Analisis rasio ini memiliki beberapa kelemahan antara lain: sulit diterapkan pada perusahaan multidivisi, mengabaikan biaya modal, dan tidak mencerminkan nilai suatu perusahaan.
Cara lain untuk menilai kinerja perusahaan adalah dengan menghitung Economic Value Added (EVA) suatu perusahaan. EVA merupakan alat yang berguna untuk memilih investasi keuangan yang paling menjanjikan dan
(22)
sekaligus sebagai alat yang cocok untuk mengendalikan operasional perusahaan (Rudianto, 2006:340). Selain itu, EVA menunjukkan ukuran keberhasilan manajemen perusahaan dalam meningkatkan nilai tambah (value added) perusahaan. Jika kinerja manajemen baik/efektif (dilihat dari besarnya nilai tambah yang diberikan), maka akan tercermin pada peningkatan harga saham perusahaan (Tandelilin, 2001:195). Dengan demikian EVA dimaksudkan untuk mengatasi kelemahan-kelemahan analisis rasio di atas.
EVA adalah suatu estimasi laba ekonomis yang sesungguhnya dari perusahaan dalam tahun berjalan. Hal inilah yang membedakan EVA dengan laba akuntansi. EVA menunjukkan sisa laba setelah semua biaya modal diperhitungkan, sedangkan laba akuntansi ditentukan tanpa memperhitungkan biaya modal (Brigham dan Houston, 2001:51). Menurut Rusdianto, (2006:340), EVA merupakan sebuah pengukuran kinerja keuangan berdasarkan nilai yang merefleksikan jumlah absolut nilai kekayaan pemegang saham yang dihasilkan, baik bertambah atau berkurang. Dengan demikian EVA merupakan laba ekonomis dari kinerja suatu perusahaan yang mencerminkan kesejahteraan pemegang saham. Hasil perhitungan EVA yang positif akan menunjukkan bahwa perusahaan tersebut mampu menghasilkan laba ekonomis perusahaan sehingga pemegang saham lebih sejahtera.
Hasil pengamatan oleh John Snow pada CSX Corporation pada tahun 1988 menunjukkan EVA negatif $70 juta dengan harga saham $28. Ketika perusahaan tersebut mengalami titik impas EVA pada tahun 1993, harga sahamnya naik menjadi $82,50 (Brigham dan Houston, 2001:52). Hal tersebut
(23)
menunjukkan bukti bahwa ada pengaruh yang positif antara EVA dengan harga saham. Sejalan dengan itu, perusahaan AT & T menemukan adanya korelasi yang hampir sempurna antara EVA dan harga saham (Fortune dalam Brigham dan Houston, 2001:53). Berbeda dengan fakta tersebut, penelitian Sasongko dan Wulandari (2006) tentang pengaruh EVA terhadap harga saham perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta untuk periode 2001-2002 menunjukkan bahwa EVA tidak mempengaruhi harga saham. Hal yang sama ditemukan oleh Susanti (2002) yang meneliti pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta periode 1997-1999 yang menunjukkan bahwa EVA tidak berpengaruh pada harga saham.
Berdasarkan latar belakang di atas, penelitian ini dimaksudkan untuk menyelidiki kembali pengaruh kinerja perusahaan yang tercermin dalam EVA terhadap harga saham. Penelitian ini selanjutnya mengambil judul: “ANALISIS PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) PERUSAHAAN TERHADAP HARGA SAHAM”. Penelitian ini merupakan studi kasus pada perusahaan yang terdaftar dalam Bursa Efek Jakarta.
B. Batasan Masalah
Ada banyak faktor yang menentukan tinggi rendahnya harga saham. Faktor-faktor tersebut diantaranya: kondisi fundamental emiten, hukum permintaan dan penawaran, tingkat suku bunga (SBI), valuta asing, dana asing di bursa, indeks harga saham gabungan, news dan rumors. Diantara
(24)
faktor-faktor tersebut, penelitian ini difokuskan pada pengujian sebagian faktor-faktor yaitu kondisi fundamental emiten khususnya pada kinerja manajemen yang diukur berdasarkan EVA. Oleh karena itu, penelitian ini difokuskan pada pengaruh EVA terhadap Harga Saham.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, rumusan permasalahan penelitian ini adalah apakah Economic Value Added (EVA) berpengaruh secara positif terhadap harga saham perusahaan yang terdaftar dalam Bursa Efek Jakarta?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah Economic Value Added (EVA) berpengaruh secara positif terhadap harga saham perusahaan yang terdaftar dalam Bursa Efek Jakarta.
E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Perusahaan
Penelitian ini diharapkan bisa memberikan masukan untuk menentukan dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan investasi perusahaan
(25)
2. Bagi Investor
Penelitian ini diharapkan menjadi referensi untuk mengelola informasi-informasi yang diperoleh investor terkait dengan analisis laporan keuangan sebelum investor mengambil keputusan dalam berinvestasi.
3. Bagi Universitas Sanata Dharma
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi kepustakaan bagi peneliti-peneliti yang akan melakukan penelitian lebih lanjut.
(26)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Saham Perusahaan 1. Pengertian Saham
Jakarta Stock Exchange (Bursa Efek Jakarta) dalam penerbitannya di http://www.jsx.co.id, mengartikan saham sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak (badan usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Adanya tanda penyertaan, maka pihak yang mempunyai tanda penyertaan mempunyai pengakuan atas perusahaan. Sejalan dengan pengertian ini, Dwiyanti (1999:11) menyatakan bahwa saham adalah surat berharga yang menunjukkan adanya kepemilikan seseorang atau badan hukum terhadap perusahaan penerbit saham. Sementara menurut Sabardi (1994:141), saham adalah penyertaan modal dalam pemilikan suatu perseroan terbatas.
Ada beberapa jenis saham yang populer di perdagangan Bursa Efek Jakarta. Jenis-jenis saham tersebut adalah:
a. Saham Biasa
Common stock atau saham biasa adalah saham yang sifat pemberian devidennya tidak tentu. Artinya, besar deviden yang dibagikan tergantung bagaimana keuntungan yang diperoleh perusahaan penerbitnya (Dwiyanti, 1999:12). Menurut van Horne dan Wachowicz (2007:32), pemegang saham biasa perusahaan adalah pemilik terakhir
(27)
suatu perusahaan. Secara kolektif, mereka memiliki perusahaan dan menanggung resiko akhir yang berkaitan dengan kepemilikan. Akan tetapi, tanggung jawab mereka dibatasi hanya pada jumlah investasi mereka.
b. Saham Preferen
Saham preferen adalah bentuk hibrida dari pendanaan, yang menggabungkan fitur utang dan saham biasa (van Horne dan Wachowicz, 2007:368). Sejalan dengan pengertian ini, Sabardi (1994:172) menyatakan bahwa saham preferen adalah kombinasi ciri-ciri dari utang dan saham biasa. Pemegang saham ini mempunyai klaim terhadap perusahaan di bawah kreditur namun di atas pemegang saham biasa. Menurut Dwiyanti (1999:12), preferred stock atau saham preferen adalah saham yang sifat pemberian dividennya bisa disepakati antara investor dengan perusahaan penerbit saham. Saham preferen disebut juga saham prioritas. Letak lebih diprioritasnya saham ini dari saham biasa adalah sebagai berikut (http://www.jsx.co.id):
1) Pemodal memiliki hak didahulukan dalam hal pembayaran dividen.
2) Pemodal memiliki hak mendapat pembayaran dividen dengan
jumlah tetap.
3) Pemodal berhak menadapat pembayaran semua dividen yang
terutang pada tahun-tahun sebelumnya.
4) Pemodal berhak menukar saham preferen yang dipegangnya
dengan saham biasa.
5) Pemodal mendapat pembayaran dividennya menyesuaikan dengan
(28)
2. Harga Saham
Menurut Halim (2003: 11-12), beberapa istilah yang berkenaan dengan harga saham adalah sebagai berikut:
a. Harga nominal atau nilai pari adalah nilai yang ditetapkan oleh emiten, untuk menilai setiap lembar saham yang dikeluarkannya.
b. Harga perdana adalah harga sebelum saham tersebut dicatatkan di bursa efek, atau merupakan harga jual dari penjamin emisi kepada investor.
c. Harga pasar adalah harga jual dari investor yang satu dengan investor yang lain, harga ini terjadi setelah saham tersebut dicatatkan di bursa.
d. Harga pembukaan adalah harga yang diminta oleh penjual atau
pembeli pada saat jam bursa dibuka.
e. Harga penutupan adalah harga yang diminta oleh penjual atau pembeli pada akhir hari bursa.
Sedangkan istilah-istilah lain yang berkenaan dengan harga saham menurut Salim (2003:7) adalah sebagai berikut:
a. High adalah harga tertinggi atau harga perdagangan tertinggi untuk suatu periode.
b. Low adalah harga terendah atau harga perdagangan terendah untuk suatu periode.
Tinggi rendahnya harga saham ditentukan oleh beberapa faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham antara lain (Arifin, 2001:116): a. Kondisi fundamental emiten.
Kondisi fundamental mencerminkan kinerja suatu perusahaan. Apabila semakin baik kinerja emiten maka semakin besar pengaruhnya terhadap harga saham
(29)
b. Hukum permintaan dan penawaran
Hukum permintaan dan penawaran mencerminkan permintaan dan penawaran dalam perdagangan saham di bursa efek. Jika permintaan akan saham meningkat atau penawarannya sedikit maka harga saham juga mengalami peningkatan.
c. Tingkat suku bunga (SBI)
Tingkat suku bunga mencerminkan besarnya bunga yang diberlakukan oleh bank sentral yang berkenaan dengan kebijakan pemerintah untuk mengontrol peredaran uang di masyarakat. Jika peredaran uang terlalu banyak di masyarakat akan mengakibatkan masayarakat cenderung membelanjakan uangnya, pada akhirnya bisa berdampak pada kenaikan harga barang yang dapat memicu inflasi. Dengan menaikkan bunga SBI maka akan mendorong masyarakat menyimpan uangnya di bank dalam bentuk tabungan, deposito, dan lain-lain. Hal ini dapat mengakibatkan perpindahan alokasi dana investasi dari saham menuju tabungan atau deposito. Investasi produk bank tersebut jauh lebih kecil resikonya dibandingkan dengan bentuk saham. Karenanya investor akan menjual sahamnya dan dananya kemudiaan di tempatkan di bank. Penjualan saham yang serentak dapat menurunkan harga saham. d. Valuta asing
Perekonomian suatu negara pasti dipengaruhi oleh valuta asing, begitu juga saham. Apabila kebijakan suatu negara lain, misalnya Amerika menaikkan suku bunga banknya maka para investor akan
(30)
berbondong-bondong menginvetasikan uangnya dalam bentuk tabungan dollar. Penjualan saham guna menanamkan modalnya di bank dalam bentuk dollar dapat mengakibatkan merosotnya harga saham.
e. Dana asing di bursa
Jika sebuah bursa dikuasai oleh investor asing maka kecenderungan transaksi saham sedikit banyaknya dipengaruhi oleh investor asing. Jika investor asing tersebut merasa ragu terhadap bursa suatu negara, maka ia tidak akan menginvestasikan uangnya. Karena terjadi penurunan investasi maka harga saham pun dapat berubah.
f. Indeks harga saham gabungan
Indeks harga saham gabungan sebagai tolok ukur kondisi perekonomian dan investasi suatu negara. Jika indeks harga saham gabungan tersebut naik maka iklim investasi suatu negara baik. Dan sebaliknya, jika indeks harga saham gabungan tersebut turun maka iklim investasi buruk. Baik-buruknya iklim investasi akan berdampak pada naik-turunya harga saham.
g. News dan rumors.
News dan rumors merupakan semua berita yang beredar dalam masyarakat baik itu mengenai ekonomi, sosial, politik, keamanan hingga berita mengenai pergantian kabinet. Jika news dan rumors tersebut baik akan mencerminkan suasana yang kondusif maka banyak investor yang akan menginvestasikan uangnya.
(31)
B. Kinerja Perusahaan
Kinerja adalah hasil-hasil fungsi pekerjaan atau kegiatan seseorang atau kelompok dalam suatu organisasi yang dipengaruhi oleh berbagai faktor untuk mencapai tujuan berorganisasi dalam periode waktu tertentu (Pabundu, 2006:121). Fungsi pekerjaan atau kegiatan yang dimaksud adalah pelaksanaan hasil pekerjaan atau kegiatan seseorang atau kelompok yang menjadi wewenang dan tanggung jawabnya dalam suatu organisasi. Sedangkan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap hasil pekerjaan atau prestasi kerja seseorang atau kelompok terdiri dari faktor intern dan faktor ektern. Faktor intern yang mempengaruhi adalah kecerdasan, keterampilan, emosi, motivasi, kondisi keluarga karyawan. Sedangkan faktor ekternal yang mempengaruhi adalah Peraturan Pemerintah tentang ketenagakerjaan, pelangan, pesaing, serikat buruh, dll. Sejalan dengan pengertian ini, Simanjuntak (http://www.nakertrans.go.id) menyatakan bahwa kinerja adalah tingkat pencapaian atas pelaksanaan tugas tertentu. Kinerja perusahaan adalah tingkat pencapaian hasil dalam rangka mewujudkan tujuan perusahaan. Kinerja manajemen menunjuk pada keseluruhan kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan kinerja perusahaan atau organisasi, termasuk kinerja masing-masing individu dan kelompok kerja di perusahaan tersebut.
Anwar Prabu Mangkunegara (2000:67) dalam penerbitannya di http://id.wikipedia.org menyatakan bahwa kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan
(32)
kepadanya. Senada dengan pengertian ini, Hasibuan (2001:34) dalam penerbitannya di http://id.wikipedia.org mengemukakan bahwa kinerja (prestasi kerja) adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah pencapaian hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang atau kelompok dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan waktu dalam suatu organisasi yang dipengaruhi oleh berbagai faktor untuk mencapai tujuan organisasi.
C. Penilaian Kinerja Perusahaan
Penilaian kinerja adalah penentuan secara periodik efektifitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi, dan karyawannya berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya (Mulyadi, 1993:419). Menurut Wijayanti (2005:1) dalam penerbitannya di http://www.bi.go.id, penilaian kinerja adalah salah satu sarana yang penting dalam mengukur kinerja individual pegawai, pimpinan suatu unit kerja dan bahkan secara keseluruhan dapat menilai kinerja organisasi.
Simamora (2004:338) dalam penerbitannya di http://id.wikipedia.org berpendapat bahwa penilaian kinerja adalah proses yang dipakai oleh organisasi untuk mengevaluasi pelaksanaan kerja individu karyawan. Sejalan
(33)
dengan hal tersebut Wahyudi (2002:101) dalam penerbitannya di http://id.wikipedia.org menyatakan bahwa penilaian kinerja adalah suatu evaluasi yang dilakukan secara periodik dan sistematis tentang prestasi kerja/jabatan seorang tenaga kerja, termasuk potensi pengembangannya.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa penilaian kinerja adalah sarana untuk mengevaluasi kinerja pegawai, pimpinan suatu unit kerja, dan keseluruhan suatu organisasi berdasarkan sasaran, standar, dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya.
Tujuan penilaian kerja adalah sebagai alat memotivasi karyawan untuk mencapai sasaran organisasi dan dalam mematuhi peraturan yang telah ditetapkan agar dapat menghasilkan kinerja karyawan yang baik. Manfaat dari penilaian kinerja (Mulyadi, 1993:419), secara lebih rinci sebagai berikut: 1. Untuk mengelola operasi organisasi secara efektif dan efisien melalui
permotivasian karyawan secara maksimal.
2. Membantu pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan karyawan.
3. Sebagai alat identifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan
karyawan.
4. Sebagai penyedia dasar bagi distribusi penghargaan.
Ada beberapa cara untuk mengukur kinerja perusahaan, antara lain (Pabundu, 1999:124):
1. Metode UCLA
Metode ini membagi evaluasi ke dalam lima macam yaitu:
a. Sistem assesment, yaitu evaluasi yang memberikan informasi tentang keadaan suatu sistem.
b. Program planning, yaitu evaluasi yang membantu penilaian aktivitas-aktivitas dalam program tertentu yang mungkin akan berhasil memenuhi kebutuhannya.
c. Program implemetation, yaitu evaluasi yang menyiapkan informasi apakah program yang sudah diperkenalkan kepada kelompok tertentu yang tepat seperti yang direncanakan.
(34)
d. Program improvement, yaitu evaluasi yang memberikan informasi tentang bagaiman program berfungsi, bagaimana program kerja, bagaimana mengantisipasi masalah-masalah yang mungkn dapat menggangu pelaksanaan kegiatan.
e. Program certification, yaitu evaluasi yang memberikan informasi mengenai nilai-nilai atau manfaat program.
2. Metode Balanced-Scorecard
Balanced scorecard adalah metode untuk mengukur kinerja seseorang atau kelompok/organisasi dengan menggunakan kartu untuk mencatat hasil kinerja. Ada empat perspektif yang digunakan dalam balanced scorecard, yaitu:
a. Perspektif keuangan
Pengukuran kinerja keuangan mengarah kepada perbaikan, perencanaan, implemetasi, dan pelaksanaan strategis. Adapun perbaikan tercermin dari sasaran-sasaran yang terkait dengan laba. Financial perspective memiliki cakupan operating income, return on capital employed, dan economic value added.
b. Perspektif pelanggan
Perpektif ini berpandangan untuk memuaskan pelanngan, perusahaan perlu menciptakan dan menyajikan suatu produk dan jasa yang bernilai lebih bagi konsumen. Adapun nilai lebih terjadi apabila manfaat yang diterima konsumen dari produk dan jasa lebih tinggi daripada biaya
perolehannya. Customer perspective memiliki cakupan customer
satisfaction, customer retention dan market share. c. Perspektif proses bisnis internal
Proses ini terdiri dari tiga tahapan, yaitu inovasi, operasi, dan layanan purna jual. Business process perspective, menggunakan ukuran seperti cost, throughput dan quality.
d. Proses belajar dan berkembang
Kinerja ini bertujuan untuk mendorong pembelajaran dan pertumbuhan
organisasi. Learning and growth perspective memiliki cakupan
employee satisfaction, employee retention, dan skill.
D. Economic Value Added (EVA)
EVA adalah nilai tambah ekonomis yang diciptakan perusahaan dari kegiatan atau strateginya selama periode tertentu (Utomo, 1999). Menurut Rudianto (2006:340), EVA adalah suatu sistem manajemen keuangan untuk mengukur laba ekonomi dalam suatu perusahaan. Sementara menurut Arifin (2004:131), EVA merupakan alat pengukuran kinerja perusahaan untuk
(35)
menilai tingkat keberhasilan dari suatu kegiatan dari sisi kepentingan dan harapan penyandang dana (kreditur dan pemegang saham). Pendeknya, EVA adalah alat pengukur kinerja perusahaan untuk menilai keberhasilan perusahaan dalam menciptakan laba ekonomi yang dapat mencerminkan kesejahteraan penyandang dana. Menurut Young dan O’Byrne (2001:32), secara teoritis EVA dapat dihitung untuk setiap kesatuan, termasuk devisi, departemen, lini produk, segmen bisnis secara geografis, dan sebagainya. Dengan demikian EVA mampu memperbaiki garis pandang di tingkat devisi yang hilang ketika digunakan kelebihan pengembalian. Rumus EVA menurut Stewart dalam Utomo (1999):
EVA = Operating profits – (c* x Capital)
Keterangan:
Operating profits = Net Operating Profit After Taxes.
c* = CCR (Capital Cost Return ) atau Cost of Capital Rate
atau biasa disebut WACC (Weighted Average Cost of Capital)
Capital = Modal, terdiri dari ekuitas dan hutang
Setiap perusahaan biasanya mempunyai struktur modal yang optimal yakni perpaduan antara hutang, saham preferen, dan saham biasa yang dapat memaksimumkan harga saham perusahaan tersebut. Optimalisasi struktur modal tercermin dari nilai Weighted Average Cost of Capital (WACC) yakni, biaya rata-rata tertimbang dari keseluruhan modal perusahaan. Jika perusahaan ingin menambah modal baru untuk membiayai ekspansi aktiva maka penambahan modal harus diupayakan dari ketiga sumber tersebut tanpa
(36)
mengganggu keseimbangan dalam struktur tersebut. Secara sederhana, WACC dirumuskan sebagai berikut (Young dan O’Byrne, 2001:149):
WACC = utang/pembiayaan total (biaya utang) (1-T) + ekuitas /pembiayaan total (biaya ekuitas).
WACC juga dapat dicari dengan rumus yang digunakan Weston dan Brigham (1994:116) sebagai berikut:
WACC = wdkd (1 -T)+wpkp+wsks Keterangan:
1. Wd (Weight debt) adalah persentase utang perusahaan terhadap total modal. Wd dapat dicari dengan rumus: hutang / total kapital
2. Wp (Weight preferred) adalah persentase saham preferen perusahaan
terhadap total modal. Wp dapat dicari dengan menggunakan rumus: saham preferen / total kapital
3. Ws (Weight share) adalah persentase ekuitas biasa perusahaan terhadap total modal perusahaan. Ekuitas biasa berasal dari laba ditahan ditambah dengan saham biasa. Ws dapat dicari dengan menggunakan rumus: ekuitas biasa / total kapital
4. Kd adalah suku bunga atas utang baru perusahaan. 5. T adalah tarif pajak marjinal dan perusahaan.
6. Kd(1-T) adalah biaya hutang setelah pajak yang digunakan untuk
menghitung biaya rata-rata tertimbang dari modal.
7. Kp adalah biaya saham preferen. Kp dapat dicari menggunakan rumus: dividen saham preferen / harga bersih saham preferen saat emisi.
8. Ks adalah biaya komponen laba ditahan dan dalam hal ini ks adalah
tingkat pengembalian yang dipersyaratkan dari saham biasa.
Salah satu pendekatan untuk menghitung biaya laba ditahan dalam analisa ini adalah pendekatan Capital Asset Pricing Model (CAPM). Tahap-tahapnya adalah (Weston dan Brigham, 1994:109):
1. Menerapkan perkiraan suku bunga bebas resiko (krf) yang umumnya
(37)
2. Memperkirakan koefisien beta saham (βi) dan digunakan sebagai indeks dari resiko saham. Huruf i menandakan beta dari perusahaan yang ke-i.
3. Memperkirakan tingkat pengembalian yang diharapkan di pasar atau
tingkat pengembalian saham rata-rata (kM).
4. Memasukan nilai-nilai di atas ke dalam persamaan CAPM untuk
mengestimasi tingkat pengembalian yang diharapkan atas saham yang bersangkutan:
Ks = kRF + βi (kM- kRF) Keterangan:
kRF = suku bunga bebas resiko
kM = premi resiko pada rata-rata saham
β = indeks rasio saham bersangkutan yang sedang dianalisa.
Parameter yang digunakan untuk menilai kinerja perusahaan dengan metode EVA adalah sebagai berikut (Rudianto, 2006:348-349):
1. Nilai EVA > 0, berarti manajemen perusahaan telah berhasil menciptakan nilai tambah ekonomis bagi perusahaan.
2. Nilai EVA = 0, berarti manajemen perusahaan berada dalam titik impas dalam menciptakan nilai tambah perusahaan.
3. Nilai EVA < 0, berarti tidak terjadi proses pertambahan nilai ekonomis bagi perusahaan.
E. Kerangka Teoritis
Harga saham atau harga pasar saham dapat mengalami kenaikan atau penurunan secara tidak tentu. Naik-turunnya harga saham dapat disebabkan
(38)
oleh kejadian-kejadian atau faktor-faktor tertentu. Ada tujuh macam faktor penggerak harga saham yaitu (Arifin, 2001:116): kondisi fundamental emiten, hukum permintaan dan penawaran, tingkat suku bunga (SBI), valuta asing, news dan rumors.
Kondisi fundamental mencerminkan kinerja suatu perusahaan. Salah satu alat untuk mengukur kinerja perusahaan adalah EVA. EVA adalah ukuran keberhasilan manajemen perusahaan dalam meningkatkan nilai tambah (value added) perusahaan. Jika kinerja manajemen baik/efektif (dilihat dari besarnya nilai tambah yang diberikan), maka akan tercermin pada peningkatan harga saham perusahaan (Tandelilin, 2001:195). EVA adalah suatu estimasi laba ekonomis yang sesungguhnya dari perusahaan dalam tahun berjalan, dan hal ini sangat berbeda dengan laba akuntansi. EVA menunjukkan sisa laba setelah semua biaya modal diperhitungkan, sedangkan laba akuntansi ditentukan tanpa memperhitungkan biaya modal (Brigham dan Houston, 2001:51). Menurut Rusdianto (2006:340), EVA merupakan sebuah pengukuran kinerja keuangan berdasarkan nilai yang merefleksikan jumlah absolut nilai kekayaan pemegang saham yang dihasilkan, baik bertambah atau berkurang. Dengan demikian EVA merupakan laba ekonomis dari kinerja suatu perusahaan yang mencerminkan kesejahteraan pemegang saham. Hasil perhitungan EVA yang positif akan menunjukkan bahwa perusahaan tersebut mampu menghasilkan laba ekonomis perusahaan sehingga pemegang saham lebih sejahtera.
Dengan adanya kesejahteraan bagi pemegang saham dapat menarik minat investor untuk berinvestasi dengan cara membeli saham perusahaan.
(39)
Semakin banyak investor yang tertarik untuk memiliki saham perusahaan sedangkan jumlah saham yang beredar tidak berubah atau sama maka akan berdampak pada meningkatnya harga saham.
F. Hipotesis
Berdasarkan kerangka teoritik tersebut di atas, dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:
Ha = Economic value added berpengaruh secara positif terhadap harga
(40)
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitan ini menggunakan studi kasus. Studi kasus adalah penelitian mengenai status subyek penelitian yang berkenaan dengan suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan personalitas (Hasan, 2002:15). Studi kasus ini dilakukan terhadap perusahaan termasuk dalam Bursa Efek Jakarta tahun 2007.
B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Jakarta. Data penelitian diakses melalui Pojok Bursa Efek Jakarta yang ada di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan Pojok Bursa Efek Jakarta yang ada di Universitas Gadjah Mada.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni-September 2008.
C. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek penelitian merupakan pihak-pihak yang terkait dan yang
diharapkan memberikan informasi sesuai kebutuhan. Dalam penelitian ini
(41)
yang menjadi subjek adalah perusahaan yang terdaftar pada Bursa Efek Jakarta (BEJ).
2. Objek penelitian adalah sesuatu yang menjadi pokok penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi objek adalah data-data laporan keuangan perusahaan khususnya laporan laba-rugi tahun 2007, laporan neraca tahun 2007 yang dikeluarkan oleh BEJ, dan data-data lain yang mendukung.
D. Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian
Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki karakteristik tertentu, jelas, dan lengkap yang akan diteliti (Hasan, 2002:58). Dalam penelitian ini populasi penelitian adalah perusahaan yang terdaftar dalam Bursa Efek Jakarta periode tahun 2007 dengan jumlah 329 perusahaan.
2. Sampel Penelitian
Sampel adalah bagian populasi yang digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi (Suharsimi dan Wahyuni, 2006:70). Sampel penelitian adalah sebagian dari keseluruhan jumlah perusahaan yang terdaftar dalam Bursa Efek Jakarta periode tahun 2007 dengan jumlah 177 perusahaan
3. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel didasarkan pada proportional random sampling. Dalam penelitian ini pengambilan sampel perusahaan ditentukan
(42)
dengan proporsi 50% pada tiap-tiap sektor usaha. Pengambilan sampel perusahaan pada tiap-tiap sektor usaha dilakukan secara random.
E. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data penelitian ini adalah dokumentasi, yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, notulen rapat, legger, agenda, dan sebagainya (Arikunto 1991:188). Teknik ini dilakukan dengan mengumpulkan dokumen-dokumen laporan keuangan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta.
F. Teknik Analisis Data 1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi (Sugiyono1999:142). Dalam penelitian ini, pendeskripsian data dilakukan untuk economic value added (EVA) dan harga saham untuk seluruh perusahaan yang menjadi sampel penelitian.
2. Uji Prasyarat a. Uji Normalitas
Uji normalitas dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui apakah data yang terjaring berdistribusi normal atau tidak.
(43)
Uji normalitas dalam penelitian ini didasarkan rumus One-Sample Kolmogorov-Smirnov (Ghozali, 2002:122) yaitu:
Dm,n = max | Sm (X) – Sn (X) | Keterangan:
D = Deviasi Maksimum
Sm (X) = Distribusi frekuensi kumulatif sampel satu Sn (X) = Distribusi frekuensi kumulatif sampel dua
Selanjutnya untuk mengetahui apakah distribusi frekuensi data masing-masing variabel normal atau tidak dilakukan dengan membandingkan antara Fhitung dengan Ftabel. Adapun kriterianya adalah sebagai berikut jika nilai Fhitung lebih besar dari nilai probabilitas (ρ = 0,05), maka distribusi data dikatakan tidak normal. Sebaliknya, jika nilai Fhitung lebih kecil dari nilai probabilitas (ρ = 0,05), maka distribusi data dikatakan normal.
b. Uji Linieritas
Uji linieritas dilakukan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel bebas mempunyai hubungan linier atau tidak dengan variabel terikatnya. Untuk uji linieritas ini digunakan rumus persamaan regresi dengan menguji signifikansi nilai F. Adapun rumus yang digunakan untuk mencari nilai F adalah sebagai berikut (Sudjana,1996:332):
e S
TC S
F 2
2
=
Keterangan:
2 ) ( 2
− =
k TC JK TC S
(44)
2 ) ( 2
− =
k E JK e S
Dimana :
F = harga bilangan F untuk garis regresi
S2TC = varian tuna cocok S2e = varian kekeliruan
JK(TC) = jumlah kuadrat tuna cocok
JK(E) = jumlah kuadrat kekeliruan
Kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut: jika nilai Fhitung < nilai Ftabel maka hubungan antar variabel bebas dengan variabel terikat
bersifat linier, sebaliknya jika nilai Fhitung > nilai Ftabel maka hubungan
antara variabel bebas dengan variabel terikat bersifat tidak linier. 3. Pengujian Hipotesis
a. Rumusan Hipotesis
Ho = Economic value added tidak berpengaruh secara positif
terhadap harga saham perusahaan
Ha = Economic value added berpengaruh secara positif terhadap
harga saham perusahaan b. Pengujian Hipotesis
Untuk menguji hipotesis di atas dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Menentukan koefisien korelasi
Teknik yang digunakan untuk menentukan koefisien korelasi adalah analisa korelasi Spearman. Teknik analisa korelasi Spearman ini digunakan untuk mencari hubungan antara variabel
(45)
bebas dengan variabel terikat dalam permasalahan di atas. Rumus yang digunakan dalam analisis korelasi Spearman yaitu (Sudjana, 1996:455):
r’ = ⎟⎟
⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ − ∑ − ) 1 ( 6 ( 1 2 2 n n bi Dimana:
bi = beda peringkat antara EVA dan harga saham n = jumlah sampel
r’ = koefisien korelasi antara variabel EVA dan harga saham 2) Uji Rank Spearman (r’)
Ho diterima jika r’hitung < batas nilai kritis untuk uji korelasi berdasarkan koefisien Rank Spearman atau sig (2-tailed) > α = 0,05 artinya tidak terdapat hubungan yang signifikan. Sedangkan Ho ditolak jika r’hitung ≥ batas nilai kritis untuk uji korelasi berdasarkan koefisien Rank Spearman atau sig (2-tailed) < α = 0,05 artinya terdapat hubungan yang signifikan dengan menggunakan taraf signifikasi (α) 5%.
3) Menentukan derajat besaran pengaruh
Derajat besaran pengaruh dapat dicari dengan rumus (Sudjana,1996:368):
r2 =
JK
JK
JK
tot res tot− Dimana:r2 = derajat besaran pengaruh antara variabel EVA dan harga saham
(46)
JKres = jumlah kuadrat residu
Harga JKtot dan JKres dapat dicari dengan rumus (Siregar, 2004:213):
JKtot =
n )
( 2
2
y
y
− ∑ ∑JKres = JKtot – JKreg JKreg =
⎟⎟ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜
⎜ ⎝
⎛ ∑ ∑
− ∑
n
b
x
y
x
y
Dimana:
X = Economic Value Added (EVA) Y = harga saham
(47)
27
BAB IV
GAMBARAN UMUM
A. Sejarah Pasar Modal Indonesia
Secara historis, pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka. Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak jaman kolonial Belanda dan tepatnya pada tahun 1912 di Batavia. Pasar modal ketika itu didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan pemerintah kolonial atau VOC.
Meskipun pasar modal telah ada sejak tahun 1912, perkembangan dan pertumbuhan pasar modal tidak berjalan seperti yang diharapkan, bahkan pada beberapa periode kegiatan pasar modal mengalami kevakuman. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor seperti perang dunia ke I dan II, perpindahan kekuasaan dari pemerintah kolonial kepada pemerintah Republik Indonesia, dan berbagai kondisi yang menyebabkan operasi bursa efek tidak dapat berjalan sebagimana mestinya.
Pemerintah Republik Indonesia mengaktifkan kembali pasar modal pada tahun 1977, dan beberapa tahun kemudian pasar modal mengalami
pertumbuhan seiring dengan berbagai insentif dan regulasi yang dikeluarkan
pemerintah. Secara singkat, tonggak perkembangan pasar modal di Indonesia dapat dilihat sebagai berikut:
1. Tanggal 14 Desember 1912: Bursa Efek pertama di Indonesia dibentuk di
(48)
2. Tahun 1914 – 1918: Bursa Efek di Batavia ditutup selama Perang Dunia I
3. Tahun 1925 – 1942: Bursa Efek di Jakarta dibuka kembali bersama
dengan Bursa Efek di Semarang dan Surabaya
4. Awal tahun 1939: Karena isu politik (Perang Dunia II) Bursa Efek di
Semarang dan Surabaya ditutup.
5. Tahun 1942 – 1952: Bursa Efek di Jakarta ditutup kembali selama Perang
Dunia II
6. Tahun 1952: Bursa Efek di Jakarta diaktifkan kembali dengan UU Darurat
Pasar Modal 1952, yang dikeluarkan oleh Menteri Kehakiman (Lukman Wiradinata) dan Menteri Keuangan (Prof.DR. Sumitro Djojohadikusumo). Instrumen yang diperdagangkan: Obligasi Pemerintah RI (1950).
7. Tahun 1956: Program nasionalisasi perusahaan Belanda. Bursa Efek
semakin tidak aktif.
8. Tahun 1956 – 1977: Perdagangan di Bursa Efek vakum.
9. Tanggal 10 Agustus 1977: Bursa Efek diresmikan kembali oleh Presiden
Soeharto. BEJ dijalankan dibawah BAPEPAM (Badan Pelaksana Pasar Modal). Tanggal 10 Agustus diperingati sebagai HUT Pasar Modal.
Pengaktifan kembali pasar modal ini juga ditandai dengan go public-nya
PT Semen Cibinong sebagai emiten pertama.
10.Tahun 1977 – 1987: Perdagangan di Bursa Efek sangat lesu. Jumlah
emiten hingga 1987 baru mencapai 24. Masyarakat lebih memilih instrumen perbankan dibandingkan instrumen Pasar Modal.
(49)
11.Tahun 1987: Ditandai dengan hadirnya Paket Desember 1987 (PAKDES 87) yang memberikan kemudahan bagi perusahaan untuk melakukan Penawaran Umum dan investor asing menanamkan modal di Indonesia.
12.Tahun 1988 – 1990: Paket deregulasi di bidang perbankan dan pasar
modal diluncurkan. Pintu BEJ terbuka untuk asing. Aktivitas bursa terlihat meningkat.
13.Tanggal 2 Juni 1988: Bursa Paralel Indonesia (BPI) mulai beroperasi dan
dikelola oleh Persatuan Perdagangan Uang dan Efek (PPUE), sedangkan organisasinya terdiri dari broker dan dealer.
14.Bulan Desember 1988: Pemerintah mengeluarkan Paket Desember 88
(PAKDES 88) yang memberikan kemudahan perusahaan untuk go public
dan beberapa kebijakan lain yang positif bagi pertumbuhan pasar modal.
15.Tanggal 16 Juni 1989: Bursa Efek Surabaya (BES) mulai beroperasi dan
dikelola oleh Perseroan Terbatas milik swasta yaitu PT Bursa Efek Surabaya.
16.Tanggal 13 Juli 1992: Swastanisasi BEJ. BAPEPAM berubah menjadi
Badan Pengawas Pasar Modal. Tanggal ini diperingati sebagai HUT BEJ.
17.Tanggal 22 Mei 1995: Sistem Otomasi perdagangan di BEJ dilaksanakan
dengan sistem computer JATS (Jakarta Automated Trading Systems).
18.Tanggal 10 November 1995: Pemerintah mengeluarkan Undang-Undang
No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Undang-Undang ini mulai diberlakukan mulai Januari 1996.
(50)
19.Tahun 1995: Bursa Paralel Indonesia merger dengan Bursa Efek Surabaya.
20.Tahun 2000: Sistem perdagangan tanpa warkat (scripless trading) mulai
diaplikasikan di pasar modal Indonesia.
21.Tahun 2002: BEJ mulai mengaplikasikan sistem perdagangan jarak jauh
(remote trading).
22.Tahun 2007: Penggabungan Bursa Efek Surabaya (BES) ke Bursa Efek
Jakarta (BEJ) dan berubah nama menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI).
B. Visi Misi Pasar Modal Indonesia
1. Visi
Menjadi bursa yang kompetitif dengan kredibilitas tingkat dunia.
2. Misi
a. Pillar of Indonesian Economy
b. Market oriented
c. Company transformation d. Institutional building
e. Delivery best quality products & services
C. Struktur Pasar Modal Indonesia
Struktur Pasar Modal Indonesia diatur dalam UU No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Struktur Pasar Modal Indonesia terdiri dari: Menteri Keuangan RI membawahi Badan Pengawas Pasar Modal. Badan Pengawas
(51)
Pasar Modal mengawasi bursa efek. Dalam bursa efek terdapat, perusahaan efek, lembaga penunjang, profesi penunjang, pemodal, dan emiten.
Gambar 4.1
Struktur Pasar Modal Indonesia STRUKTUR PASAR MODAL INDONESIA
D. Proses Go Public
Proses penawaran umum (go public) saham dapat dikelompokkan menjadi 4
tahapan berikut:
1. Tahap Persiapan
Tahapan ini merupakan tahapan awal dalam rangka mempersiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan proses penawaran umum. Pada tahap yang paling awal perusahaan yang akan menerbitkan saham terlebih dahulu melakukan rapat umum pemegang saham (RUPS) untuk meminta persetujuan para pemegang saham dalam rangka penawaran umum saham.
- Penjamin Emisi - Perantara Perdagangan Efek - Manajer Investasi - Biro Administrasi Efek - Kustodian - Wali Amanat - Pemeringkat Efek - Akuntan - Konsultan Hukum - Penilai - Notaris Menteri Keuangan RI
BAPEPAM - LK
Bursa Efek LPK LPP
PERUSAHAAN EFEK LEMBAGA PENUNJANG PROFESI PENUNJANG
PEMODAL Emiten
Perusah aan Publik Reksa dana - Domestik - Asing
(52)
Setelah mendapat persetujuan, selanjutnya emiten melakukan penunjukan penjamin emisi serta lembaga dan profesi penunjang pasar yaitu:
a. Penjamin Emisi (underwriter). Merupakan pihak yang paling banyak
keterlibatannya dalam membantu emiten dalam rangka penerbitan saham. Kegiatan yang dilakukan penjamin emisi antara lain: menyiapkan berbagai dokumen, membantu menyiapkan prospektus, dan memberikan penjaminan atas penerbitan.
b. Akuntan Publik (auditor independen). Bertugas melakukan audit atau
pemeriksaan atas laporan keuangan calon emiten.
c. Penilai untuk melakukan penilaian terhadap aktiva tetap perusahaan
dan menentukan nilai wajar dari aktiva tetap tersebut.
d. Konsultan hukum untuk memberikan pendapat dari segi hukum.
e. Notaris untuk membuat akta-akta perubahan anggaran dasar, akta
perjanjian-perjanjian dalam rangka penawaran umum dan juga notulen-notulen rapat.
2. Tahap Pengajuan Pernyataan Pendaftaran
Pada tahap ini, dilengkapi dengan dokumen-dokumen pendukung calon emiten menyampaikan pendaftaran kepada BAPEPAM-LK hingga BAPEPAM-LK menyatakan pernyataan pendaftaran menjadi efektif.
3. Tahap Penawaran Saham
Tahapan ini merupakan tahapan utama, karena pada waktu inilah emiten menawarkan saham kepada masyarakat investor. Investor dapat membeli saham tersebut melalui agen-agen penjual yang telah ditunjuk. Masa
(53)
penawaran sekurang-kurangnya tiga hari kerja. Perlu diingat pula bahwa tidak seluruh keinginan investor terpenuhi dalam tahapan ini. Misal, saham yang dilepas ke pasar perdana sebanyak 100 juta saham sementara yang ingin dibeli seluruh investor berjumlah 150 juta saham. Jika investor tidak mendapatkan saham pada pasar perdana, maka investor tersebut dapat membeli di pasar sekunder yaitu setelah saham dicatatkan di Bursa Efek.
4. Tahap Pencatatan saham di Bursa Efek
Setelah selesai penjualan saham di pasar perdana, selanjutnya saham tersebut dicatatkan di Bursa Efek Indonesia.
E. Mekanisme Perdagangan Pasar Modal Indonesia
Mekanisme Perdagangan Pasar Modal Indonesiaadalah sebagai berikut:
1. Menjadi Nasabah di Perusahaan Efek.
Pada bagian ini, seseorang yang akan menjadi investor terlebih dahulu menjadi nasabah atau membuka rekening di salah satu broker atau perusahaan efek. Setelah resmi terdaftar menjadi nasabah, maka investor dapat melakuka kegiatan transaksi.
2. Order dari Nasabah.
Kegiatan jual beli saham diawali dengan instruksi yang disampaikan
investor kepada broker. Pada tahap ini, perintah atau order dapat dilakukan
secara langsung dimana investor datang ke kantor broker atau order
disampaikan melalui sarana komunikasi seperti telepon atau sarana komunikasi lainnya.
(54)
3. Diteruskan ke Floor Trader.
Setiap order yang masuk ke broker selanjutnya akan diteruskan ke petugas
broker tersebut yang berada di lantai bursa atau yang sering disebut floor
trader.
4. Masukkan Order ke JATS
Floor trader akan memasukkan (entry) semua order yang diterimanya ke dalam sistem komputer JATS. Di lantai bursa, terdapat ratusan terminal JATS yang menjadi sarana entry order-order dari nasabah. Seluruh order
yang masuk ke sistem JATS dapat dipantau baik oleh floor trader, petugas
di kantor broker dan investor. Dalam tahap ini, terdapat komunikasi antara pihak broker dengan investor agar dapat terpenuhi tujuan order yang disampaikan investor baik untuk beli maupun jual. Termasuk pada tahap
ini, berdasarkan perintah investor, floor trader melakukan beberapa
perubahan order, seperti perubahan harga penawaran, dan beberapa perubahan lainnya.
5. Transaksi Terjadi (Matched)
Pada tahap ini order yang dimasukkan ke sistem JATS bertemu dengan harga yang sesuai dan tercatat di sistem JATS sebagai transaksi yang telah
terjadi (done), dalam arti sebuah order beli atau jual telah bertemu dengan
harga yang cocok. Pada tahap ini pihak floor trader atau petugas di kantor
broker akan memberikan informasi kepada investor bahwa order yang disampaikan telah terpenuhi.
(55)
6. Penyelesaian Transaksi (Settlement)
Tahap akhir dari sebuah siklus transaksi adalah penyelesaian transaksi atau
sering disebut settlement. Investor tidak otomatis mendapatkan
hak-haknya karena pada tahap ini dibutuhkan beberapa proses seperti kliring, pemindahbukuan, dan lain-lain hingga akhirnya hak-hak investor terpenuhi, seperti investor yang menjual saham akan mendapatkan uang, sementara investor yang melakukan pembelian saham akan mendapatkan saham. Di BEI, proses penyelesaian transaksi berlangsung selama 3 hari bursa.
Gambar 4.2
Proses Pelaksanaan Perdagangan di Bursa
(56)
F. Jam Perdagangan Pasar Modal Indonesia 1. Jam Perdagangan
Perdagangan Efek di Pasar Reguler, Pasar Tunai dan Pasar Negosiasi dilakukan selama jam perdagangan pada setiap Hari Bursa dengan berpedoman pada Waktu JATS.
Tabel 4.1
Jam Perdagangan Efek
Hari Sesi I Sesi II
Senin – Kamis Jumat
Pukul 09.30 s/d 12.00 Pukul 09.30 s/d 11.30
Pukul 13.30 s/d 16.00 Pukul 14.00 s/d 16.00
2. Pra Pembukaan
Pra Pembukaan untuk Pasar Reguler dilakukan setiap Hari Bursa.
Tabel 4.2 Jam Pra Pembukaan
Jam Kegiatan Pukul 09.10.00 s/d 09.25.00
Pukul 09.25.01 s/d 09.29.59
Anggota Bursa memasukan penawaran jual dan atau permintaan beli
JATS melakukan proses pembentukan Harga Prapembukaan dan alokasi transaksi yang terjadi
3. Jam Perdagangan Pasar Tunai Tabel 4.3
Jam Perdagangan Pasar Tunai
Hari Jam Senin – Kamis
Jumat
Pukul 09.30 s/d 12.00 Pukul 09.30 s/d 11.30
(57)
G. Badan Pengawas Pasar Modal
Bapepam mempunyai tugas membina, mengatur, dan mengawasi sehari-hari kegiatan pasar modal serta merumuskan dan melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang lembaga keuangan, sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh menteri keuangan, dan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam melaksanakan tugas tersebut Bapepam dan lembaga keuangan menyelenggarakan fungsi sebagai berikut :
1. Penyusunan peraturan di bidang pasar modal;
2. Penegakan peraturan di bidang pasar modal;
3. Pembinaan dan pengawasan terhadap pihak yang memperoleh izin usaha,
persetujuan, pendaftaran dari Badan dan pihak lain yang bergerak di pasar modal;
4. Penetapan prinsip-prinsip keterbukaan perusahaan bagi emiten dan
perusahaan publik;
5. Penyelesaian keberatan yang diajukan oleh pihak yang dikenakan sanksi
oleh bursa efek, kliring dan penjaminan, dan lembaga penyimpanan dan penyelesaian;
6. Penetapan ketentuan akuntansi di bidang pasar modal;
7. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang lembaga keuangan;
8. Pelaksanaan kebijakan di bidang lembaga keuangan, sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan yang berlaku;
9. Perumusan standar, norma, pedoman kriteria dan prosedur di bidang
lembaga keuangan;
10.Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang lembaga keuangan;
(58)
H. Perusahaan yang Digunakan Sebagai Sampel
Perusahaan yang digunakan sebagai sampel dalam penelitian ini ada 177 perusahaan. Perusahaan-perusahaan itu terbagi kedalam 9 sektor. Kode perusahaan, nama perusahaan, dan jumlah perusahaan yang diambil sebagai sampel menurut sektornya, antara lain:
Tabel 4.4 Sampel Perusahaan
Bidang Kode Nama Perusahaan Jumlah
Pertanian UNSP Bakrie Sumatra Plantations Tbk
LSIP PP London Sumatera Tbk
CPDW Cipendawa Agroindustri Tbk
DSFI Dharma Samudra Fishing In Tbk
IIKP Inti Kapuas Arowana Tbk
BTEK Bumi Teknokultura Unggul Tbk 6
Perkebunan BUMI Bumi Resources Tbk
APEX Apexindo Pratama Duta Tbk
ENRG Energi Mega Persada Tbk
INCO Internasional Nickel Ind. Tbk
TINS Timah Tbk
CNKO Central Corporindo Int Tbk 6
Industri dasar dan kimia
SMCB Holcim Indonesia Tbk
SMGR Semen Gresik (Persero) Tbk
AMFG Asahimas Flat Glass Tbk
IKAI Intikeramik Alamasri Tbk
MLIA Mulia Industrindo Tbk
ALMI Alumindo Light Metal Inds. Tbk
BTON Betonjaya Manunggal Tbk
JKSW Jakarta Kyoei Steel Works Tbk
PICO Pelangi Indah Canindo Tbk
TBMS Tembaga Mulia Semanan Tbk
CLPI Colorpak Indonesia Tbk
DPNS Duta Pertiwi Nusantara Tbk
ETWA Eterindo Wahanatama Tbk
INCI Intanwijaya Internasional Tbk
(59)
Bidang Kode Nama Perusahaan Jumlah
AKKU Aneka Kemasindo Utama Tbk
APLI Asiaplast Industries Tbk
DYNA Dynaplast Tbk
FPNI Fatrapolindo Nusa Industri Tbk
SIMA Siwani Makmur Tbk
JPFA JAPFA Tbk
MAIN Malindo Feedmill Tbk
BRPT Barito Pasific Tbk
DSUC Daya Sakti Unggul Corp. Tbk
TIRT Tirta Mahakam Resources Tbk
FASW Fajar Surya Wisesa Tbk
TKIM Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk
SPMA Suparma Tbk 28
Aneka Industri
AUTO Astra Otoparts Tbk
GDYR Goodyear Indonesia Tbk
BRAM Indo Korsda Tbk
LPIN Multi Prima Sejahtera Tbk
MASA Multistrada Arah Sarana Tbk
PRAS Prima Alloy Steel Tbk
SMSM Selamat Sempurna Tbk
MYTX Apac Citra Centertex Tbk
ARGO Argo Pantes Tbk
CNTX Centex Tbk
ERTX Ereatex Djaja Tbk
MYRX Hanson Internasional Tbk
KARW Karwell Indonesia Tbk
HDTX Panasia Indosyntec Tbk
POLY Polysindo Eka Perkasa Tbk
RICY Ricky Putra Globalindo Tbk
TFCO Tifico Tbk
BATA Sepatu Bata Tbk
SIMM Surya Intrindo Makmur Tbk
KBLM Kabelindo Murni Tbk
IKBI Sumi Indo Kabel Tbk
VOKS Voksel Electric Tbk
(60)
Bidang Kode Nama Perusahaan Jumlah
Industri Barang Konsumsi
ADES Ades Waters Indonesia Tbk
AQUA Aqua Golden Mississipi Tbk
DLTA Delta Djakarta Tbk
MYOR Mayora Indah Tbk
PSDN Prasidha Aneka Niaga Tbk
SKLT Sekar Laut Tbk
STTP Siantar Top Tbk
ULTJ Ultra Jaya Milk Tbk
RMBA Bentoel International Inv. Tbk
HMSP H M Sampoerna Tbk
SQBI Bristol-Myers Squibb Indonesia Tbk
DVLA Darya-Varia Laboratoris Tbk
KLBF Kalbe Farma Tbk
KAEF Kimia Farma Tbk
PYFA Pyridam Farma Tbk
MRAT Mustika Ratu Tbk
UNVR Unilever Indonesia Tbk
KDSI Kedawung Setia Industrial Tbk
LMPI Langgeng Makmur Plastic I Tbk 19
Properti dan Real Estate
BIPP Bhuwanatala Indah Permai Tbk
CKRA Ciptojaya Kontrindoreksa Tbk
CTRS Ciputra Surya Tbk
DILD Dharmala Intiland Tbk
DUTI Duta Pertiwi Tbk
OMRE Indonesia Prima Property Tbk
JAKA Jaka Inti Realtindo Tbk
KIJA Kawasan Industri Jababeta Tbk
LPCK Lippo Cikarang Tbk
PWON Pakuwon Jati Tbk
PWSI Panca Wiratama Sakti Tbk
RODA Roda Panggon Harapan Tbk
SIIP Suryainti Permata Tbk
SMDM Suryamas Dutamakmur Tbk
TOLT Total Bangun Persada Tbk
(61)
Bidang Kode Nama Perusahaan Jumlah
Infrastruktur, Utilitas, dan Transportasi
PGAS Perusahaan Gas Negara Tbk
CMNP Cipta Marga Nusaphala P. Tbk
EXCL Excelcomindo Pratama Tbk
ISAT Indosat Tbk
TLKM Telekomunikasi Indonesia Tbk
APOL Arpeni Pratama Ocean Line Tbk
CMPP Centris Multi Persada P. Tbk
MIRA Mitra Raharja Tbk
RIGS Rig Tenders Tbk
SMDR Samudra Indonesia Tbk
ZBRA Zebra Nusantara Tbk
PTRO Petrosea Tbk 12
Keuangan INPC Bank Artha Graha Internasional Tbk
BBCA Bank Central Asia Tbk
BEKS Bank Eksekutif International Tbk
SDRA Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk
LPBN Bank Lippo Tbk
MAYA Bank Mayapada Tbk
MEGA Bank Mega Tbk
BBNI Bank Negara Indonesia Tbk
NISP Bank NISP Tbk
BNLI Bank Permata Tbk
BSWD Bank Swadesi Tbk
BVID Bank Victoria Int. I Tbk
BFIN BFI Finance Indonesia Tbk
BBLD Buana Finance Tbk
DEFI Danasupra Erapacific Tbk
MFIN Mandala Multifinance Tbk
WOMF Wahana Ottomitra Multiartha Tbk
AKSI Asia Kapitalindo Securities Tbk
PANS Panin Sekurities Tbk
RELI Relience Securities Tbk
YULE Yulie Sekurindo Tbk
ABDA Asuransi Bina Dana Arta Tbk
ASDM Asuransi Dayin Mitra Tbk
AMAG Asuransi Multi Artha Guna Tbk
ASRM Asuransi Ramayana Tbk
(62)
Bidang Kode Nama Perusahaan Jumlah
PNLF Panin Life Tbk
ARTA Arthavest Tbk
BHIT Bhakti Investama Tbk
GSMF Equity Development Investama Tbk
LPPS Lippo Securities Tbk
SMMA Sinar Mas Multiartha Tbk 32
Perdagangan, Jasa, dan Investasi
AIMS Akbar Indo Makmur Stimec Tbk
EPMT Enseval Putra Megatrading Tbk
HEXA Hexindo Adiperkasa Tbk
INTA Intraco Penta Tbk
SDPC Millennium Pharmacon Int. Tbk
MICE Multi Indocitra Tbk
KONI Perdana Bangun Pusaka Tbk
SUGI Sugi Samapersada Tbk
TIRA Tira Austenite Tbk
TURI Tunas Ridean Tbk
WICO Wicaksana Overseas Int I Tbk
ALFA Alfa Retailindo Tbk
HERO Hero Supermarket Tbk
MPPA Matahari Putra Prima Tbk
RIMO Rimo Catur Lestari Tbk
SONA Sona Topas Tourism Inds. Tbk
ANTA Anta Express Tour & Travel Service
Tbk
FAST Fast Food Indonesia Tbk
SHIT Hotel Sahid Jaya Tbk
PANR Paronama Sentrawisata Tbk
MAMI Mas Murni Indonesia Tbk
PJAA Pembangunan Jaya Ancol Tbk
PNSE Pudjiadi & Sons Estate Tbk
ABBA Abdi Bangsa Tbk
JTPF Jasuindo Tiga Perkasa Tbk
SCMA Surya Citra Media Tbk
CENT Centrin Online Tbk
INDX Indoexchange Tbk
LMAS Limas Centric Indonesia Tbk
MTDL Metrodata Electronics Tbk
(63)
Bidang Kode Nama Perusahaan Jumlah
BNBR Bakrie & Brothers Tbk
GEMA Gema Grahasarana Tbk
LPLI Lippo E-NET Tbk
RUIS Radiant Utama Interinsco Tbk 35
(64)
44 BAB V
HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Jumlah sampel penelitian ini adalah 177 perusahaan. Rincian jumlah sampel pada setiap sektor adalah sebagai berikut: pertanian = 6 perusahaan; perkebunan = 6 perusahaan; industri dasar dan kimia = 28 perusahaan; aneka industri = 23 perusahaan; industri barang konsumsi = 19 perusahaan; properti dan real estate = 16 perusahaan; infrastruktur, utilitas, dan transportasi = 12 perusahaan; keuangan = 32 perusahaan; perdagangan, jasa, dan investasi = 35 perusahaan. Berikut ini disajikan deskripsi laporan keuangan, economic value added (EVA), dan harga saham.
1. Deskripsi Laporan Keuangan
Sumber data penelitian ini adalah laporan neraca dan laporan laba rugi pada masing-masing perusahaan. Ringkasan neraca perusahaan dan laporan laba rugi perusahaan yang menjadi sampel penelitian ini pada tahun 2007 adalah sebagai berikut:
Tabel 5.1
Laporan Neraca Perusahaan tahun 2007 (dalam jutaan rupiah)
No Kode Total
Aktiva
Total Pasiva
Hutang Hak
Minoritas Ekuitas Total
1 UNSP 4.310.904 1.924.315 1.383 2.385.206 4.310.904
2 LSIP 3.938.140 1.623.113 2.315.027 3.938.140
3 CPDW 33.184 26.394 6.790 33.184
(65)
No Kode Total Aktiva
Total Pasiva
Hutang Hak
Minoritas Ekuitas Total
5 IIKP 412.548 7.026 405.522 412.548
6 BTEK 94.799 331 94.468 94.799
7 BUMI 26.589.523 13.370.052 2.638.420 10.581.051 26.589.523
8 APEX 4.616.221 2.405.975 2.210.246 4.616.221
9 ENRG 9.378.194 6.025.944 11 3.352.239 9.378.194
10 INCO 17.797.865 4.721.726 13.076.139 17.797.865
11 TINS 5.032.712 1.673.393 273 3.359.046 5.032.712
12 CNKO 756.726 105.276 651.450 756.726
13 SMCB 7.208.250 4.950.893 2.257.357 7.208.250
14 SMGR 8.515.227 1.795.640 92.324 6.627.263 8.515.227
15 AMFG 1.759.800 459.324 1.300.476 1.759.800
16 IKAI 772.704 429.724 3.293 339.687 772.704
17 MLIA 3.822.944 8.026.246 3.822.944
18 ALMI 1.370.928 924.245 446.683 1.370.928
19 BTON 46.469 12.054 34.415 46.469
20 JKSW 290.140 678.743 (388.603) 290.140
21 PICO 452.880 314.971 137.909 452.880
22 TBMS 1.183.990 1.077.942 106.048 1.183.990
23 CLPI 167.582 94.377 73.205 167.582
24 DPNS 156.052 41.029 5.768 109.255 156.052
25 ETWA 439.546 71.015 368.531 439.546
26 INCI 179.761 23.661 156.100 179.761
27 UNIC 2.626.798 1.366.327 54.561 1.205.910 2.626.798
28 AKKU 53.885 19.337 34.548 53.885
29 APLI 295.234 164.930 130.304 295.234
30 DYNA 1.123.388 635.690 98.819 388.879 1.123.388
31 FPNI 242.460 249.244 (6.784) 242.460
32 SIMA 75.453 36.247 39.206 75.453
33 JPFA 4.043.497 3.087.674 163.240 792.583 4.043.497
34 MAIN 504.827 317.117 187.710 504.827
35 BRPT 16.912.119 5.347.552 2.244.740 9.319.827 16.912.119
36 DSUC 288.943 350.101 22 (61.180) 282.943
37 TIRT 553.388 354.793 198.595 553.388
38 FASW 3.769.588 2.473.504 1.296.084 3.769.588
39 TKIM 20.439.394 15.076.496 5.362.898 20.439.394
(66)
No Kode Total Aktiva
Total Pasiva
Hutang Hak
Minoritas Ekuitas Total
41 AUTO 3.454.254 1.094.734 98.106 2.261.414 3.454.254
42 GDYR 579.661 280.137 299.524 579.661
43 BRAM 1.554.863 462.352 198.505 894.006 1.554.863
44 LPIN 139.253 61.413 77.840 139.253
45 MASA 1.799.173 511.231 1.287.942 1.799.173
46 PRAS 542.960 413.393 129.567 542.960
47 SMSM 830.050 315.576 31.289 +
981 * 482.204 830.050
48 MYTX 2.335.429 1.895.641 293.760 146.028 2.335.429
49 ARGO 1.866.001 1.565.031 300.970 1.866.001
50 CNTX 424.739 331.755 92.984 424.739
51 ERTX 291.759 314.445 9 (22.695) 291.759
52 MYRX 524.778 435.486 89.292 524.778
53 KARW 302.517 323.759 145 (21.387) 302.517
54 HDTX 1.242.648 582.099 660.549 1.242.648
55 POLY 5.448.182 12.525.826 (7.077.644) 5.448.182
56 RICY 574.676 238.173 3.043 333.460 574.676
57 TFCO 2.510.749 2.771.385 (260.636) 2.510.749
58 BATA 332.080 124.381 207.699 332.080
59 SIMM 117.679 77.088 1.457 39.134 117.679
60 KBLM 432.682 210.272 4.863 217.547 432.682
61 IKBI 589.322 149.273 440.049 589.322
62 VOKS 805.074 496.171 81 308.822 805.074
63 ARTI 80.242 36.336 43.906 80.242
64 ADES 178.761 111.655 67.106 178.761
65 AQUA 891.530 377.577 6.683 507.270 891.530
66 DLTA 592.359 131.545 2.382 458.432 592.359
67 MYOR 1.893.175 785.034 25.596 +
750 ** 1.081.795 1.893.175
68 PSDN 291.723 177.076 29.779 +
1.338 * 83.530 291.723
69 SKLT 182.697 86.300 3 96.394 182.697
70 STTP 517.448 158.828 358.620 517.448
71 ULTJ 1.362.830 530.492 1.181 831.157 1.362.830
72 RMBA 3.859.160 2.317.641 1.541.519 3.859.160
73 HMSP 15.680.542 7.614.388 2.612 8.063.542 15.680.542
(67)
No Kode Total Aktiva
Total Pasiva
Hutang Hak
Minoritas Ekuitas Total
75 DVLA 560.931 98.701 462.230 560.931
76 KLBF 5.138.213 1.121.188 629.812
+ 351 ** 3.386.862 5.138.213
77 KAEF 1.386.739 478.712 908.027 1.386.739
78 PYFA 95.157 28.213 66.944 95.157
79 MRAT 315.997 36.426 12 279.559 315.997
80 UNVR 5.333.406 2.639.287 1.978 2.692.141 5.333.406
81 KDSI 542.060 319.639 222.421 542.060
82 LMPI 531.757 141.419 390.338 531.757
83 BIPP 275.122 110.096 343 164.683 275.122
84 CKRA 58.594 10.853 47.741 58.594
85 CTRS 1.921.280 518.184 146.074 1.257.022 1.921.280
86 DILD 2.015.697 890.136 11.251 1.114.310 2.015.697
87 DUTI 4.513.454 2.341.874 459.928 1.711.652 4.513.454
88 MORE 726.799 462.231 7.555 257.013 726.799
89 JAKA 171.206 26.880 786 143.540 171.206
90 KIJA 2.506.341 847.028 6.803 1.652.510 2.506.341
91 LPCK 1.284.391 825.783 458.608 1.284.391
92 PWON 3.115.215 2.019.122 82.699 1.013.394 3.115.215
93 PWSI 295.511 595.518 (300.007) 295.511
94 RODA 73.807 3.420 70.387 73.807
95 SIIP 1.570.853 832.713 7.927 730.213 1.570.853
96 SMDM 2.021.932 1.318.023 495.501 208.408 2.021.932
97 TOLT 1.305.939 854.284 451.655 1.305.939
98 SSIA 1.541.071 882.322 15.850+
36.428 * 606.471 1.541.071
99 PGAS 20.348.341 13.184.099
728.832+ 127.432
***
6.307.978 20.348.341
100 CMNP 2.720.480 1.295.323 64.176 1.360.981 2.720.480
101 EXCL 18.827.267 14.362.461 4.464.806 18.827.267
102 ISAT 45.305.086 28.462.986 297.370 16.544.730 45.305.086
103 TLKM 82.058.760 39.005.419 9.304.762 33.748.579 82.058.760
104 APOL 4.930.023 3.417.818 16.349 1.495.856 4.930.023
105 CMPP 115.307 59.681 9.806 45.820 115.307
106 MIRA 1.126.907 588.315 474 538.118 1.126.907
(68)
No Kode Total Aktiva
Total Pasiva
Hutang Hak
Minoritas Ekuitas Total
108 SMDR 3.971.871 1.598.451 689.325 1.684.095 3.971.871
109 ZBRA 93.251 41.154 93 52.004 93.251
110 PTRO 1.401.783 681.162 720.621 1.401.783
111 INPC 11.282.576 10.650.725 113 631.738 11.282.576
112 BBCA 218.005.008 197.563.277 20.441.731 218.005.008
113 BEKS 1.349.719 1.233.531 116.188 1.349.719
114 SDRA 1.463.046 1.283.236 179.810 1.463.046
115 LPBN 38.962.169 35.033.213 50.479 3.878.477 38.962.169
116 MAYA 4.474.878 3.533.226 941.652 4.474.878
117 MEGA 34.907.728 31.968.591 2.939.137 34.907.728
118 BBNI 183.341.611 166.094.416 27.610 17.219.585 183.341.611
119 NISP 28.969.069 25.600.443 3.368.626 28.969.069
120 BNLI 39.298.423 35.336.070 59.677 3.902.676 39.298.423
121 BSWD 1.167.744 1.043.091 124.653 1.167.744
122 BVID 5.268.995 4.865.424 9 403.562 5.268.995
123 BFIN 2.523.979 1.320.689 1.203.290 2.523.979
124 BBLD 1.418.553 619.319 799.234 1.418.553
125 DEFI 46.543 4.586 41.957 46.543
126 MFIN 1.512.861 1.202.132 310.729 1.512.861
127 WOMF 4.812.511 4.460.564 351.947 4.812.511
128 AKSI 388.156 318.156 70.000 388.156
129 PANS 1.298.151 1.011.812 1.143 285.196 1.298.151
130 RELI 556.013 369.876 1.358 184.779 556.013
131 YULE 68.419 12.742 55.677 68.419
132 ABDA 270.809 166.059 104.750 270.809
133 ASDM 236.690 131.751 104.939 236.690
134 AMAG 365.225 168.902 196.323 365.225
135 ASRM 244.721 142.893 13 101.815 244.721
136 MREI 196.420 98.315 98.105 196.420
137 PNLF 6.557.174 2.351.156 4.206.018 6.557.174
138 ARTA 260.255 137.519 11 122.725 260.255
139 BHIT 19.741.809 8.965.829 4.770.866 6.005.114 19.741.809
140 GSMF 1.301.164 809.603 59.990 431.571 1.301.164
141 LPPS 446.642 153.454 293.188 446.642
142 SMMA 14.130.577 11.664.888 89.851 2.375.838 14.130.577
(1)
No Kode Laba Setelah
Pajak WACC Kapital EVA
146 INTA 9,514 0.0320 863,818 (18,110)
147 SDPC 9,609 0.0164 232,113 5,805
148 MICE 34,277 0.0885 249,021 12,236
149 KONI (1,476) 0.0899 62,924 (7,131)
150 SUGI 3,690 0.0757 56,034 (551)
151 TIRA 2,299 0.0666 238,871 (13,615)
152 TURI 189,816 0.0144 3,345,245 141,778 153 WICO (26,654) 0.0293 242,766 (33,770)
154 ALFA 4,037 0.0911 688,375 (58,664)
155 HERO 68,999 0.0395 1,753,298 (180)
156 MPPA 176,944 0.0506 8,403,470 (248,043)
157 RIMO 1,026 0.0127 63,421 220
158 SONA 15,837 0.0327 469,053 516
159 ANTA 11,289 -0.0112 334,568 15,041
160 FAST 102,537 0.0400 629,491 77,371
161 SHIT 5,453 0.0369 586,554 (16,210)
162 PANR 9,304 -0.0223 403,298 18,307
163 MAMI (49,150) -0.0309 583,970 (31,088) 164 PJAA 141,217 0.0420 1,277,133 87,555
165 PNSE 15,500 0.0629 211,515 2,187
166 ABBA 4,059 0.0493 159,175 (3,786)
167 JTPF 3,626 0.0436 96,625 (589)
168 SCMA 127,001 0.0388 2,552,198 28,095
169 CENT 15,796 0.0441 98,708 11,439
170 INDX (5,597) 0.0733 567 (5,639)
171 LMAS (14,704) 0.0402 215,372 (23,353) 172 MTDL 69,189 0.0026 1,162,251 66,114
173 ALKA 7 0.0101 151 5
174 BNBR 404,647 0.0109 14,137,256 250,506
175 GEMA 8,407 0.0484 329,206 (7,537)
176 LPLI 331,972 -0.0285 964,726 359,447
(2)
LAMPIRAN 9 Deskripsi Harga Saham
Kategori kecenderungan menurut Penilaian Acuan Patokan (PAN) tipe I untuk penilaian harga saham perusahaan adalah sebagai berikut.
Kategori Variabel
Skor Kategori Variabel
Di atas M + 1,75S Sangat tinggi
(M + 0,75S) – (M + 1,75S) Tinggi
(M - 0,25S) – (M + 0,75S) Cukup
(M - 0,75S) – (M - 0,25S) Rendah
Di bawah M – 0,75S Sangat rendah
Kategori Variabel Harga Saham Perusahaan
Skor Penilaian
> 24.922 Sangat tinggi
12.422 – 24.922 Tinggi
(79) – 12.422 Cukup Tinggi
(6.329) – (79) Rendah
(3)
LAMPIRAN 10 Koefisien Korelasi Spearman
n One-tailed α
.10 .05 .025 .010 .005 .001 4
5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1.000 .800 .657 .571 .524 .483 .455 .427 .406 .385 .367 .354 .341 .328 .317 .309 .299 .292 .284 .278 .271 .265 .259 .255 .250 .245 .240
1.000 .900 .829 .714 .643 .600 .564 .536 .503 .484 .464 .446 .429 .414 .401 .391 .380 .370 .361 .353 .344 .337 .331 .324 .318 .312 .306
- 1.000
.886 .786 .738 .700 .648 .618 .587 .560 .538 .521 .503 .488 .472 .460 .447 .436 .425 .416 .407 .398 .390 .383 .375 .368 .362
- 1.000
.943 .893 .833 .783 .745 .709 .678 .648 .626 .604 .582 .566 .550 .535 .522 .509 .497 .486 .476 .466 .457 .449 .441 .433 .425
- - 1.000
.929 .881 .833 .794 .755 .727 .703 .679 .654 .635 .618 .600 .584 .570 .556 .544 .532 .521 .511 .501 .492 .483 .475 .467
- - - 1.000
.952 .917 .879 .845 .818 .791 .771 .750 .729 .711 .692 .675 .662 .647 .633 .621 .609 .597 .586 .576 .567 .558 .549
(4)
Lanjutan Koefisien Korelasi Spearman
n One-tailed α
.10 .05 .025 .010 .005 .001 31
32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60
.236 .232 .229 .225 .222 .219 .215 .212 .210 .207 .204 .202 .199 .197 .194 .192 .190 .188 .186 .184 .182 .180 .179 .177 .175 .174 .172 .171 .169 .168
.301 .296 .291 .287 .283 .279 .275 .271 .267 .264 .261 .257 .254 .251 .248 .246 .243 .240 .238 .235 .233 .231 .228 .226 .224 .222 .220 .218 .216 .214
.356 .350 .345 .340 .335 .330 .325 .321 .314 .312 .309 .305 .301 .298 .294 .291 .288 .285 .282 .279 .276 .274 .271 .268 .266 .264 .261 .259 .257 .255
.419 .412 .405 .400 .394 .388 .383 .378 .373 .368 .364 .359 .355 .351 .347 .343 .340 .336 .333 .329 .326 .323 .320 .317 .314 .311 .308 .306 .303 .301
.459 .452 .446 .439 .433 .427 .421 .415 .410 .405 .400 .396 .391 .386 .382 .378 .374 .370 .366 .363 .359 .356 .352 .349 .346 .343 .340 .337 .334 .331
.540 .532 .525 .517 .510 .503 .497 .491 .485 .479 .473 .468 .462 .457 .452 .448 .443 .439 .434 .430 .426 .422 418 .414 .411 .407 .404 .400 .397 .394 Note: For n > 60, the critical values in Tables Pearson correlation may be used. Source: From Statistics Tables by H. R. Neave (George Allen & Unwin 1978).
(5)
LAMPIRAN 11 Koefisien Korelasi Pearson
n One-tailed α
.10 .05 .025 .010 .005 .001 3
4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
.951 .800 .687 .608 .551 .507 .472 .443 .419 .398 .380 .365 .351 .338 .327 .317 .308 .299 .291 .284 .277 .271 .265 .260 .255 .250 .245 .241
.988 .900 .805 .729 .669 .621 .582 .549 .521 .497 .476 .458 .441 .426 .412 .400 .389 .378 .369 360 .352 .344 .337 .330 .323 .317 .311 .306
.997 .950 .878 .811 .754 .707 .666 .632 .602 .576 .553 .532 .514 .497 .482 .468 .456 .444 .433 .423 .413 .404 .396 .388 .381 .374 .367 .361
1.000 .980 .934 .882 .833 .789 .750 .715 .685 .658 .634 .612 .592 .574 .558 .543 .529 .516 .503 .492 .482 .472 .462 .453 .445 .437 .430 .423
1.000 .990 .959 .917 .875 .834 .798 .765 .735 .708 .684 .661 .641 .623 .606 .590 .575 .561 .549 .537 .526 .515 .505 .496 .487 .479 .471 .463
1.000 .998 .986 .963 .935 .905 .875 .847 .820 .795 .772 .750 .730 .711 .694 .678 .662 .648 .635 .622 .610 .599 .588 .578 .568 .559 .550 .541
(6)
Lanjutan Koefisien Korelasi Pearson
n One-tailed α
.10 .05 .025 .010 .005 .001 32
34 36 38 40 42 44 46 48 50 55 60 65 70 75 80 85 90 95 100 110 120 130 140 150 160 180 200
.233 .225 .219 .213 .207 .202 .197 .192 .188 .184 .175 .168 .161 .155 .150 .145 .140 .136 .133 .129 .123 .118 .113 .109 .105 .102 .096 .091
.296 .287 .279 .271 .264 .257 .251 .246 .240 .235 .224 .214 .206 .198 .191 .185 .180 .174 .170 .165 .158 .151 .145 .140 .135 .131 .123 .117
.349 .339 .329 .320 .312 .304 .297 .291 .285 .279 .266 .254 .244 .235 .227 .220 .213 .207 .202 .197 .187 .179 .172 .166 .160 .155 .146 .139
.409 .397 .386 .376 .367 .358 .350 .342 .335 .328 .313 .300 .288 .278 .268 .260 .252 .245 .238 .232 .222 .212 .204 .196 .190 .184 .173 .164
.449 .436 .424 .413 .403 .393 .384 .376 .368 .361 .345 .330 .317 .306 .296 .286 .278 .270 .263 .256 .245 .234 .225 .217 .210 .203 .192 .182
.526 .511 .498 .486 .474 .463 .453 .444 .435 .427 .408 .391 .376 .363 .351 .340 .331 .322 .313 .305 .292 .279 .269 .259 .250 .243 .229 .217 Source: From Statistics Tables by H. R. Neave (George Allen & Unwin 1978).