PELAKSANAAN BAURAN PEMASARAN (MARKETING MIX)PADA RESTORAN DEPOT JOGJA DI YOGYAKARTA.

(1)

PELAKSANAAN BAURAN PEMASARAN (MARKETING MIX)

PADA RESTORAN DEPOT JOGJA

DI YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan Teknik

Disusun Oleh :

NUR ROCHMAH

005624014

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK BOGA DAN BUSANA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2007


(2)

PENGESAHAN

Skripsi yang berjudul “ Pelaksanaan Bauran Pemasaran (Marketing Mix) Pada Restoran Depot Jogja di Yogyakarta ” ini telah dipertahankan di depan Dewan

Penguji pada tanggal 26 Juni 2007 dan dinyatakan lulus.

DEWAN PENGUJI

Nama Jabatan Tanda tangan Tanggal

Sutriyati Purwanti, M.Si Ketua Penguji ……… …………..

Kokom Komariah, M.Pd Sekretaris Penguji ……… …………..

Mutiara Nugraheni, M.Si Penguji Utama ……… …………..

Yogyakarta, 26 Juni 2007 Fakultas Teknik

Universitas Negeri Yogyakarta Dekan

Prof. Dr. H. Sugiyono NIP. 130 693 811


(3)

PERSETUJUAN

Skripsi yang berjudul “ Pelaksanaan Bauran Pemasaran (Marketing Mix) Pada

Restoran Depot Jogja di Yogyakarta” telah disetujui oleh pembimbing untuk

diujikan.

Yogyakarta, 18 Juni 2007 Pembimbing

Sutriyati Purwanti, M.Si NIP. 131 782 845


(4)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar karya saya sendiri. Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau ditertibkan orang lain sebagai acuan atau kutipan dengan mengikuti tata penulisan karya ilmiah yang telah lazim.

Yogyakarta, 18 Juni 2007 Yang menyatakan


(5)

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Sesungguhnya di samping kesulitan ada kemudahan, karena itu bila

engkau telah selesai dari satu pekerjaan, kerjakanlah urusan lain dengan

tekun dan hanya kepada Allah SWT sajalah hendaknya kamu

mengharapkan pahala. (QS. Al Insyirah 6-8)

Kerjakanlah apa yang bisa kau kerjakan dengan keikhlasan dan kesabaran,

walaupun itu hanya menambah sedepa langkahmu.(Penulis)

Kupersembahkan karya kecilku untuk : Ayah, Ibu dan yang tercinta terima kasih untuk pengorbanan dan doa yang selalu mengiringi langkahku…


(6)

PELAKSANAAN BAURAN PEMASARAN (MARKETING MIX)

PADA RESTORAN DEPOT JOGJA DI YOGYAKARTA

Oleh : Nur Rochmah

005624014 ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan bauran pemasaran dan tanggapan konsumen terhadap pelaksanaan bauran pemasaran di restoran Depot Jogja.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Subyek penelitian adalah pemilik, manajer pemasaran dan konsumen Depot Jogja berjumlah 28 orang. Obyek penelitian adalah pelaksanaan bauran pemasaran restoran Depot Jogja. Teknik pengumpulan data menggunakan metode angket, observasi dan wawancara. Analisa data menggunakan analisis kualitatif dengan SWOT dan kuantitatif dengan teknik prosentase.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan bauran pemasaran aspek produk dari kualitas menggunakan pengukuran bahan dengan jumlah yang dikerjakan, jenis produk yang ditawarkan mulai dari appetizer sampai dessert, cita rasa produk didasarkan pada resep standar yang dipegang teguh oleh para koki, pemeliharaan peralatan dengan ketepatan penggunaan peralatannya, jaminan diberikan dengan kesediaan mengganti produk jika tidak sesuai dengan pesanan. Aspek harga dari biaya produksi akan diketahui cara penetapan harga dengan keuntungan yang di harapkan sebesar 25%, jumlah permintaan tidak mempengaruhi harga yang sudah berlaku, penetapan harga tidak mengubah harga diluar batas pesaing pelaku usaha sejenis, harga disesuaikan dengan biaya produksi. Dari aspek promosi dilihat dari masih kurangnya frekuensi promosi yang dilakukan, media promosi yang digunakan surat kabar harian sebulan sekali, radio dua bulan sekali dan menggunakan plakat, spanduk di sekitar lokasi restoran, sasaran utama promosi semua pengunjung Galeri mall. Sedangkan dari aspek distribusi dapat dilihat dari lokasi yang strategis karena berada di pusat mall, jangkauan distribusi makanan dengan makan dengan kondisi panas di tempat atau akan bibawa pulang, kecepatan dalam penyajian didukung kemampuan koki koki mengolah makanan dan kecepatan waiter/ss dalam mendistribusikan makanan kepada konsumen. Tanggapan konsumen terhadap pelaksanaan bauran pemasaran restoran Depot Jogja berdasarkan skor rerata aspek produk 43,29 termasuk setuju/baik, skor rerata aspek harga 6,64 termasuk setuju/baik, skor rerata aspek promosi 2,75 termasuk setuju/baik dan skor rerata aspek distribusi 13,39 termasuk sangat setuju/sangat baik.


(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat dan hidayahNya sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Pelaksanaan Bauran Pemasaran (Marketing Mix) Pada Restoran Depot Jogja di Yogyakarta “dengan lancar.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak, penelitian dan penulisan skripsi ini tidak akan terwujud. Oleh karena itu pada kesempatan kali ini diperkenankan penulis mengucapkan terimakasih kepada yang terhormat :

1. Prof. Dr. H. Sugiyono, M.Pd. Dekan Fakultas Teknik UNY yang telah memberikan kemudahan dalam penyelesaian skripsi ini.

2. Kokom Komariah, M.Pd. Ketua Jurusan PTBB yang telah memberikan kemudahan dalam penyelesaian skripsi ini.

3. Sutriyati Purwanti, M.Si. Dosen pembimbing yang telah memberikan pengarahan, dan bimbingan dalam penyelesaian skripsi ini.

4. Pihak restoran Depot Jogja yang telah membantu selama pelaksanaan penelitian.

5. Pihak-pihak yang telah membantu tidak dapat disebutkan satu persatu. Semoga Allah SWT membalas amal kebaikan mereka yang telah memberikan bantuan kepada peneliti. Penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan lebih lanjut.

Yogyakarta, Juni 2007 Penulis


(8)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……….. HALAMAN PENGESAHAN……… HALAMAN PERSETUJUAN………. HALAMAN PERNYATAAN……….. HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN………. ABSTRAK……… KATA PENGANTAR……….. DAFTAR ISI……….….... DAFTAR TABEL………. DAFTAR GAMBAR……… DAFTAR LAMPIRAN……… BAB I. PENDAHULUAN……….

A. Latar Belakang ………... B. Identifikasi Masalah………... C. Batasan Masalah………

D. Rumusan Masalah………..…

E. Tujuan Penelitian………...…

F. Manfaat Penelitian……….…

BAB II. KAJIAN PUSTAKA………

A. Deskripsi Teori………

1. Pemasaran………

2. Konsep Pemasaran………..

3. Bauran Pemasaran (Marketing Mix)………..

a. Produk……….

b. Harga………...

c. Promosi ………...

d. Distribusi ……….

B. Kerangka Berpikir………..

C. Pertanyaan Penelitian……….

BAB III. METODE PENELITIAN……….

A. Pendekatan Penelitian……….

B. Tempat dan Waktu Penelitian……….

C. DefinisiOperasional………...

D. Subjek Penelitian……….

E. Objek Penelitian………..

F. Populasi dan Sampel………...

G. Teknik Pengumpulan Data………..

H. Instrumen Penelitian………...

I. Uji Validitas dan Reabilitas………

J. Teknik Analisa Data………

i ii iii iv v vi vii viii ix x xi 1 5 5 6 6 6 6 8 8 8 11 12 13 18 21 23 24 27 28 28 28 29 30 30 30 31 33 36 38


(9)

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……….

A. Deskripsi Data………

B. Hasil Penelitian………...

1. Pelaksanaan Bauran Pemasaran AspekProduk…………

a. Aspek Produk………..

b. Aspek Harga………

c. Aspek Promosi………

d. Aspek Distribusi………..

2. Tanggapan Konsumen Terhadap Pelaksanaan Bauran

Pemasaran restoran Depot Jogja………...

3. Pelaksanaan Bauran Pemasaran Restoran Depot Jogja

dari Analisis SWOT………..

4. Alternatif Strategi Pelaksanaan Bauran Pemasaran (Marketing mix)Restoran Depot Jogja……….

BAB V. SIMPULAN DAN SARAN………

A. Simpulan……….

B. Saran………

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

42 42 42 43 42 58 61 63 66 74 75 76 76 79


(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Kisi-kisi Instrumen Pemilik Restoran Depot Jogja………..….. 34

Tabel 2. Kisi-kisi Instrumen Tanggapan Konsumen Restoran Depot Jogja.….. 35

Tabel 3. Model Matrik SWOT………..….. 41

Tabel 4. Pelaksanaan Bauran Pemasaran Aspek Produk………..….. 42

Tabel 5. Standar Kualitas Hewani………..……. 45

Tabel 6. Jenis Bumbu Depot Jogja……….. 46

Tabel 7. Variasi Menu………...………. 48

Tabel 8. Peralatan Penyajian………...………… 54

Tabel 9. Alat Persiapan Dapur………..…………. 55

Tabel 10. Pelaksanaan Bauran Pemasaran Aspek Harga……… 58

Tabel 11. Modal Awal………..…. 59

Tabel 12. Pelaksanaan Bauran Pemasaran Aspek Promosi……….…… 61

Tabel 13. Pelaksanaan Bauran Pemasaran Aspek Distribusi………. 63

Tabel 14. Alur Penyajian Makanan………..……….. 65

Tabel 15.Asal Konsumen Depot Jogja……….……. 66

Tabel 16. Jenis Kelamin……….…… 67

Tabel 17. Distribusi Frekuensi Skor Hasil Tanggapan Aspek Produk………… 67

Tabel 18.Distribusi Frekuensi Skor Hasil Tanggapan Aspek Harga………69

Tabel 19. Distribusi Frekuensi Skor Hasil Tanggapan Aspek Promosi………….70

Tabel 20. Distribusi Frekuensi Skor Hasil Tanggapan Aspek Distribusi………..71

Tabel 21. Analisis SWOT Pelaksanaan Bauran Pemasaran Depot Jogja.……. 70


(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Skema Kerangka Berpikir………26

Gambar 2. Diagram Frekuensi Skor Hasil Tanggapan Aspek Produk…………..68

Gambar 3. Diagram Frekuensi Skor Hasil Tanggapan AspekHarga………69

Gambar 4. Diagram Frekuensi Skor Hasil Tanggapan AspekPromosi………….71 Gambar 5. Diagram Frekuensi Skor Hasil Tanggapan Aspek Distribusi………..72


(12)

PERHITUNGAN PENYUSUNAN TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI

Tanggapan Konsumen Terhadap Pelaksanaan Bauran Pemasaran Restoran Depot Jogja

1. Menghitung jumlah kelas interval K = 1+ 3,3 log n

= 1+3,3 log 28 = 1+4,752 = 5,752 dibulatkan menjadi 6 2. Menghitung rentang data

84-21 = 63

3. Menghitung panjang kelas 63 : 6 = 10,5 =10

Kelas Interval

Frekuensi Absolut

Frekuensi relatif

(%)

Frekuensi komulatif

Frekuensi relatif komulatif (%)

49-54 5 17,85 5 17,85

55-60 1 3,57 6 21,42

61-66 6 21,42 12 42,85

67-72 4 14,28 16 57,14

73-78 10 35,71 26 92,85

79-84 2 7,14 28 96,42


(13)

PERHITUNGAN STATISTIK DESKRIPTIF

1. Tanggapan Konsumen terhadap Pelaksanaan Bauran Pemasaran Restoran Depot Jogja

Me ideal = ½ (skor tertinggi+skor terendah) = ½(79+49)

= 64

S ideal = 1/6 (skor tertinggi-skor terendah) = 1/6 (79-49)

= 5

Kategori sangat setuju = Mi + 1,5 Sdi = 64+ 1,5. 5 ke atas = 71,5 ke atas

Kategori setuju = Mi s/d (Mi+1,5 Sdi) = 64 s/d (64+1,5. 5) = 64 s/d 71,5 keatas Kategori tidak setuju = (Mi-1,5 Sdi) s/d 64

= (64–1,5 . 5) s/d 64 = 56,5 s/d 64

Kategori sangat tidak setuju = Mi–1,5 Sdi kebawah = 64–1,5 . 5 ke bawah = 56,5 ke bawah

2. Tanggapan Konsumen Terhadap Pelaksanaan Bauran Pemasaran restoran Depot Jogja

Aspek produk = Mean 47,46 = 3,39 Jumlah Item 14

Aspek harga = Mean 6,78 = 3,3

Jumlah Item 2

Aspek promosi = Mean 3,34 = 3,3 Jumlah Item 1

Aspek distribusi = Mean 13,56 = 3,4 Jumlah Item 4


(14)

(15)

LAMPIRAN 1


(16)

LAMPIRAN 2

DATA PENELITIAN


(17)

(18)

LAMPIRAN 3


(19)

NASKAH UJIAN SKRIPSI

Nama : Nur Rochmah NIM : 005624014

Judul : Pelaksanaan Bauran Pemasaran ( Marketing Mix ) Pada Restoran Depot Jogja di Yogyakarta Hari / Tanggal : Selasa, 26 Juni 2007

Jam : 09.00 WIB

Tempat : Ruang ujian lantai 3 Ketua : Sutriyati Purwanti, M.Si Sekertaris : Kokom Komariah, M.Pd Penguji : Mutiara Nugraheni, M.Si

LAMPIRAN 4

DOKUMENTASI


(20)

PERSYARATAN UJIAN

NAMA : NUR ROCHMAH

NIM : 005624014

JURUSAN : PTBB / TATA BOGA

JUDUL :PELAKSANAAN BAURAN PEMASARAN (MARKETING MIX) PADA RESTORAN DEPOT JOGJA DI YOGYAKARTA


(21)

PELAKSANAAN BAURAN

PEMASARAN


(22)

(MARKETING MIX) PADA

RESTORAN DEPOT JOGJA


(23)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

1. Konsep pemasaran

2. Pemasaran sebagai alat pencapaian tujuan

perusahaan.

3. Faktor eksternal dan internal restoran

Depot Jogja

4. Faktor internal dalam aktivitas pemasaran

Depot Jogja

B. Identifikasi Masalah

1. Kondisi sistem produksi restoran Depot

Jogja dalam menjual produk makanan.

2. Pelaksanaan bauran pemasaran Depot

Jogja menghadapi persaingan.

3. Faktor

internal

dan

eksternal

yang

mempengaruhi pemasaran.


(24)

1. Pelaksanaan

bauran

pemasaran

pada

restoran Depot Jogja

2. Tanggapan

konsumen

terhadap

pelaksanaan bauran pemasaran Depot

Jogja.

D. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pelaksanaan bauran pemasaran

Depot Jogja yang meliputi aspek produk,

harga, promosi dan distribusi.

2. Bagaimana tanggapan konsumen terhadap

pelaksanaan bauran pemasaran.

E. Tujuan Penelitian

Mendeskripsikan

pelaksanaan

bauran

pemasaran

F. Manfaat Penelitian


(25)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pemasaran

1. Merupakan suatu sistem kegiatan usaha

2. Dapat memenuhi kebutuhan pembeli umum

dan pembeli potensial

3. Untuk merencanakan produk, menentukan

harga,

mempromosikan

dan

mendistribusikan barang/jasa.

B. Bauran pemasaran

Adalah variabel-variabel pemasaran yang

dapat dikontrol, yang akan dikombinasikan

oleh perusahaan untuk memperoleh hasil yang

maksimal.

C. Produk

Adalah produk yang dibutuhkan konsumen,

sehingga

perusahaan

selalu

mengadakan

perbaikan disesuaikan keadaan pembeli.


(26)

D. Harga

Elemen penentu adalah harga bahan baku,

biaya tenaga kerja, biaya umum dan biaya

penjualan.

E. Promosi

Semua

kegiatan

perusahaan

untuk

memperkenalkan

produk

untuk

menarik

konsumen.

F. Distribusi

Kegiatan untuk menyampaikan barang kepada

konsumen.

G. Kerangka berpikir

Mendapatkan pelanggan merupakan tugas

pemasaran namun akan lebih efektif jika

seluruh bagian dapat menjalankan sistem

pemasaran.

H. Pertanyaan penelitian

1. Bagaimana pelaksanaan bauran pemasaran

di restoran Depot Jogja yang meliputi aspek

produk, harga, promosi dan distribusi?

2. Bagaimana tanggapan konsumen terhadap

pelaksanaan

bauran

pemasaran

yang


(27)

BAB III

METODE PENELITIAN

A.Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif

dengan satu variabel utama yaitu bauran

pemasaran dan merupakan penelitian survey.

Tempat penelitian restoran Depot Jogja.

B.Populasi dan sampel penelitian

Dengan cara Accidental sampling, menggunakan

skala likert

Populasi : restoran Depot Jogja

Sanpel : 28 konsumen

C. Definisi istilah penelitian

1. Pemasaran


(28)

2. Perancanaan produk

3. Penetapan harga

4. Promosi

5. Distribusi

D. Teknik pengumpulan data

1. Observasi

2. Wawancara

3. Dokumentasi

4. Angket

E. Instrumen penelitian

F. Uji coba instrumen

1. Validitas

: validitas konstruksi

2. Reabilitas

: alpa cronbach

3. Analisis data : analisis teknik statistik

deskriptif dengan skala likert

dan analisa SWOT


(29)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Pelaksanaan bauran pemasaran restoran depot

Jogja meliputi :

a. Aspek produk sudah berjalan baik karena

sudah sesuai dengan standar mutu yang di

tetapkan oleh pihak Depot Jogja.

b. Aspek harga dapat bersaing dengan pelaku

usaha yang sejenis.

c. Aspek promosi sudah di jalankan sesuai

dengan anggaran promosi dari perusahaan.


(30)

d. Aspek distribusi sudah berjalan lancar sesuai

dengan SDM yang dimiliki.

2. Tangapan konsumen terhadap pelaksanaan

bauran pemasaran Depot Jogja.

Dari hasil perhitungan tanggapan konsumen

secara keseluruhan termasuk pada kategori

sangat setuju yaitu 57,14% hal tersebut dapat

dilihat dari konsumen yang datang ke Depot

Jogja.

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

1. Bauran pemasaran restoran Depot Jogja dilihat

dari unsur produk meliputi :


(31)

Kualitas bahan baku memiliki peranan

penting untuk menentukan hasil produksi

yang terjamin keamanannya.

b. Produk

Variasi produk yang dihasilkan Depot Jogja

beraneka ragam mulai dari Appetizer sampai

Dessert.

c. Citarasa

Cita rasa produk yang dihasilkan Depot Jogja

disesuaikan dengan selera konsumen.

d. Pelayanan / penyajian

Depot Jogja mengutamakan kecepatan dalam

pelayanan dan ketepatan dalam penyajian

kepada konsumen.

e. Jaminan

Depot Jogja memberikan jaminan kepada

konsumen jika terdapat ketidak sesuaian

menu dan penyajian yang diinginkan.

2. Bauran pemasaran restoran Depot Jogja dari

aspek harga

a. Biaya produksi

Harga yang dibuat oleh restoran Depot Jogja

didapat dari biaya produksi ditambah biaya

operasional ditambah prosentase laba yang

diinginkan.

b. Jumlah permintaan

Banyaknya permintaan akan suatu produk

oleh konsumen, Depot Jogja menetapkan

standar harga.


(32)

Depot Jogja memberikan suatu kebijakan

yaitu penetapan harga yang kompeten sesuai

dengan iklim pasar yang sejenis.

d. Pilihan harga

Depot Jogja memberikan pilihan harga yang

bervariatif.

3. Bauran pemasaran restoran Depot Jogja dilihat

dari promosi

a. Frekuensi

Promosi yang dilakukan Depot Jogja sebulan

sekali untuk surat kabar, setiap hari untuk

plakat.

b. Media

Media yang digunakan untuk kegiatan

promosi melalui surat kabar harian

Kedaulaataan Raakyat, radio Petra FM dan

neon box yang ditempel langsung didepan

lokasi restoran.

c. Sasaran

Sasaran yang utama adalah semua

pengunjung Galeria Mall, khususnya etnis

Cina dan wisatawan asing yang kebetulan

berkunjung di Galeria Mall.

4. Bauran pemasaran restoran Depot Jogja dari

unsur distribusi


(33)

Lokasi yang diambil strategis dan nyaman

karena berada di pusat keramaian yaitu di

Galeria Mall.

b. Jangkauan

Jangkauan distribusi produk ditujukan

kepada semua kalanngan.

c. Peralatan

Kelengkapan peralatan di Depot Jogja sesuai

dengan standar restoran. Dengan

pemeliharaan yang baik sehingga kondisi

peralatan higienis.

B. Saran

1. Untuk restoran Depot Jogja, perlunya

peningkatan mutu dan kualitas makanan

yang disajikan mengingat citra yang sudah

dimiliki oleh Depot Jogja dikalangan agar

lebih baik. pemasangan papan nama pada

lokasi yang strategis akan mempermudah

konsumen untuk mencari dan menemukan

lokasi Depot Jogja dengan cara penunjukan

kejelasan lokasi restoran Depot Jogja.

2. Bagi mahasiswa Tataboga untuk membuka

usaha yang sejenis diperlukan strategi yang

baik agar pemasaran produk berjalan lancar

sehingga

industri

yang

dikelola

dapat

berkembang

3. Bagi

Institusi

pendidikan

perlu

terus

membina hubungan baik dengan industri


(34)

khususnya yang bergerak dibidang jasa boga

sehingga dapat menambah relasi.


(35)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu aspek penting yang dirasakan oleh setiap kegiatan bisnis adalah bagaimana usaha manajemen untuk meningkatkan penjualan dan mendapatkan laba yang diharapkan. Pada era pasar bebas sekarang, persaingan dalam dunia bisnis semakin ketat. Konsumen semakin selektif dalam memilih barang dan jasa, sehingga perusahaan berusaha menawarkan keunggulan produknya masing-masing, Konsep produk telah tergeser oleh konsep pemasaran, oleh karena itu perusahaan harus menerapkan strategi pemasaran yang tepat dalam kegiatan pemasaran agar dapat mencapai sasaran serta mampu bersaing dengan perusahaan yang sejenis.

Perusahaan menerapkan konsep produk, konsumennya akan memilih produk-produk yang berkualitas, kinerja dan ciri-ciri inovatif terbaik yang ditawarkan perusahaan tersebut. Oleh karena itu perusahaan yang berorientasi pada produk akan memusatkan perhatiannya untuk membuat produk terbaik dan menyempurnakannya secara terus menerus.

Konsep pemasaran berpendapat bahwa kunci untuk mencapai tujuan organisasi terdiri dari penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran dan pemenuhan kepuasan yang diinginkan secara lebih efektif dan efisien daripada para pesaing. Efektif merupakan kemampuan perusahaan untuk memilih tujuan


(36)

2

yang tepat atau peralatan yang tepat untuk pencapaian tujuan yang ditetapkan. Dalam hal ini suatu perusahaan menggunakan cara pemasaran yang tepat untuk pencapaian tujuan. Sedangkan efisien adalah kemampuan untuk menyelasaikan suatu pekerjaan dengan benar, dengan kata lain dapat meminimumkan biaya penggunaan sumber daya untuk mencapai keluaran yang telah ditentukan (Hani Handoko,1993: 7).

Perusahaan bisa menghadapi persaingan dengan lebih baik apabila mereka dapat mengganti dari filosofi produk dan penjualan ke filosofi pelanggan dan pemasaran. Pemasaran dalam suatu perusahan memegang peranan penting, yaitu memberikan kepuasan terhadap kebutuhan dan keinginan konsumen. Kepuasan konsumen tercermin dalam tanggapannya yang bersedia membeli kembali dan berbicara tentang kebaikan suatu produk perusahaan. Karena salah satu tujuan pemasaran untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan konsumen.

Seiring dengan perkembangan zaman berbagai industri juga berkembang, begitu juga dengan industri makanan yang memilih tempat di salah satu pusat perbelanjaan yang berusaha memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen dari berbagai lapisan masyarakat. Salah satunya Restoran Depot Jogja yang merupakan restoran dengan berbagai pilihan produk, dari masakan kontinental, oriental dan Indonesia. Akan tetapi, dalam pelaksanaan kegiatan promosi dalam rangka sosialisasi keberadaan restoran ini masih sebatas dari mulut ke mulut, sehingga berakibat konsumen kurang mengetahui keberadaannya. Disamping itu banyaknya restoran siap saji maupun warung tenda yang berkembang di


(37)

3

sekitarnya menambah ketat persaingan yang menyebabkan jumlah konsumen menjadi menurun karena konsumen mulai menggemari menu yang siap saji dengan harga yang lebih murah.

Melihat ketatnya persaingan ini, restoran Depot Jogja harus dapat mengadaptasikan usahanya dengan kegiatan pemasaran yang efektif. Perusahaan harus pandai memahami sikap konsumen yang dapat berubah dari waktu ke waktu sehingga kebijakan yang diambil lebih baik dalam kegiatan pemasaran. Ada beberapa faktor eksternal dan internal yang dapat mempengaruhi berhasil tidaknya pemasaran yang dilakukan oleh pihak perusahaan. Faktor eksternal merupakan faktor yang tidak dapat dikontrol perusahaan yang meliputi : demografi, kondisi perekonomian, sosial budaya, politik dan hukum, teknologi, kompetitor, kebijakan pemerintah setempat, kondisi ekternal dan internal perusahaan lainnya. Faktor internal merupakan faktor yang dapat dikontrol perusahaan yang meliputi : produk, harga, tempat, promosi, disrtibusi, dan sumber daya manusia.

Pelaksanaan bauran pemasaran di restoran Depot Jogja ini juga memiliki beberapa kendala baik yang bersifat eksternal maupun internal seperti halnya kondisi perusahaan pada umumnya. Misalnya disekitar lokasi muncul aneka makanan modern yang lebih menarik dan praktis. Kendala yang bersifat internal diantaranya adalah harga produk yang relatif tinggi, kurangnya pengenalan menu, kurang memanfaatkan kegiatan promosi, lokasi yang belum begitu dikenal walaupun berada di pusat perbelanjaan.


(38)

4

Melihat kondisi tersebut maka perlu ada upaya untuk meningkatkan aktivitas kegiatan pemasaran restoran Depot Jogja ini agar keberadaannya benar-benar mampu memberikan andil terhadap penyerapan tenaga kerja serta peningkatan pendapatan restoran Depot Jogja serta sebagai penyedia jasa boga yang mampu menawarkan alternatif menu di sekitar kawasan Galeria mall.

Langkah awal dari usaha ini adalah dengan melakukan penelitian tentang pelaksanaan pemasaran agar bisa diperoleh gambaran bauran pemasaran untuk restoran Depot Jogja sehingga bisa direncanakan langkah penanganan lebih lanjut terhadap pelaksanaan bauran pemasaran restoran Depot Jogja ini. Dari data pelaksanaan bauran pemasaran, kemudian menggunakan tanggapan konsumen, selanjutnya dapat dilakukan suatu analisa untuk mengetahui faktor eksternal dan internal yang mempengaruhi keberadaan restoran Depot Jogja yaitu dengan analisa SWOT (Stength Weakness Opprtunity Threath). Kondisi faktor eksternal terdiri dari peluang (opportunity) yang muncul serta ancaman (threath) yang dihadapi restoran Depot Jogja, sedangkan faktor internal terdiri dari kekuatan (strength) da kelemahan (weakness) yang dimiliki restoran Depot Jogja. Maka penulis mengambil judul “Pelaksanaan bauran pemasaran (marketing mix) pada


(39)

5 B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas dapat diidentifikasikan beberapa permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana kondisi sistem produksi restoran Depot Jogja dalam menjual produk makanan kepada konsumen?

2. Bagaimana kondisi pasar yang dihadapi oleh restoran Depot Jogja? 3. Bagaimana produk yang ada di restoran Depot Jogja?

4. Bagaimana harga produk yang ditawarkan restoran Depot Jogja? 5. Bagaimana promosi yang dilakukan oleh restoran Depot Jogja? 6. Bagaimana distribusi yang dilakukan di restoran Depot Jogja?

7. Bagaimana pelaksanaan bauran pemasaran yang dijalankan oleh Depot Jogja dalam menghadapi persaingan dengan pelaku usaha yang sejenis?

8. Faktor internal dan ekternal apa saja yang mempengaruhi pemasaran?

9. Alternatif strategi apakah yang bisa ditemukan untuk membantu pelaksanaan bauran pemasaran di restoran Depot Jogja?

C. Batasan Masalah

Supaya lebih terfokus, maka penulis membatasi penelitian ini pada : 1. Pelaksanaan bauran pemasaran pada restoran Depot Jogja.

2. Tanggapan konsumen terhadap pelaksanaan bauran pemasaran pada restoran Depot Jogja.


(40)

6 D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah diatas, maka dalam penelitian ini dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana pelaksanaan bauran pemasaran di restoran Depot Jogja yang terdiri dari aspek produk, aspek harga, aspek promosi dan aspek distribusi? 2. Bagaimana tanggapan konsumen terhadap pelaksanaan bauran pemasaran di

restoran Depot Jogja? E. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini untuk mendapatkan gambaran tentang :

1. Pelaksanaan bauran pemasaran yang terdiri dari aspek produk, aspek harga, aspek promosi dan aspek distribusi di restoran Depot Jogja.

2. Tanggapan konsumen terhadap pelaksanaan bauran pemasaran di restoran Depot Jogja.

F. Manfaat Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan diatas, maka manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

1. Bagi perusahaan

Sumber informasi dan masukan bagi pihak restoran Depot Jogja tentang pelaksanaan bauran pemasaran yang meliputi kegiatan dari aspek produk, aspek harga, aspek promosi dan aspek distribusi. Serta mengetahui alternatif


(41)

7

strategi yang bisa diterapkan berkenaan dengan langkah-langkah yang dilakukan perusahaan baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. 2. Bagi peneliti

a. Sebagai referensi bagi mahasiswa jurusan PTBB khususnya program studi Tata Boga yang dapat digunakan sebagai bahan pustaka yang akan menambah pengetahuan terutama dalam bidang pemasaran di restoran. b. Sebagai media latihan dari teori yang diperoleh di bangku kuliah dengan

kenyataan yang terjadi di lapangan


(42)

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori 1. Pemasaran

Sejak orang mengenal kegiatan pemasaran telah banyak definisi-definisi pemasaran yang dikemukakan. Definisi-definisi tersebut mula- mula menitikberatkan pada harga, kemudian pada lembaga-lembaga yang diperlukan untuk melaksanakan proses penjualan dan kemudian pada fungsi-fungsi yang dijalankan untuk memungkinkan dilakukannya transaksi – transaksi pemasaran.

Pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang atau jasa yang dapat memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli yang potensial (Hani Handoko dan Ibnu Sukotjo,1995:179).

Berhasil tidaknya dalam mencapai tujuan bisnis tergantung pada keahlian mereka dalam bidang pemasaran, produksi, keuangan, personalia maupun bidang lainnya. Pemasaran sebagai salah satu faktor penting dalam siklus kehidupan suatu perusahaan maka dengan pemasaran yang tetap akan dapat mempertahankan kelangsungan hidup sebuah perusahaan, meningkatkan pendapatan yang akan diterima, selain itu tujuan perusahaan dapat ditingkatkan. Untuk dapat memahami pengertian pemasaran ini ada beberapa pendapat dari para ahli, meskipun ada perbedaan tetapi semuanya tetap


(43)

9

memiliki prinsip - prinsip yang sama. Perbedaan ini disebabkan karena mereka meninjau pemasaran dari segi yang berbeda.

Menurut Basu Swastha dan Hani Handoko (2000:4), pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan –kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial.

Selanjutnya menurut Marwan Asri (1991:15), pemasaran adalah usaha yang terpadu untuk mengembangkan rencana strategis yang diarahkan pada usaha pemuasan kebutuhan dan keinginan pembeli, guna mendapatkan penjualan yang menghasilkan laba. Dengan adanya pemasaran yang baik, hasil produksi akan cepat sampai kepada konsumen, sehingga tidak akan terjadi penghentian produk akibat over suplay.

Sedangkan menurut Phillip Kotler (2000:7), pemasaran adalah suatu proses dan managerial di mana individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan, penawaran, dan pertukaran segala sesuatu yang bernilai (product of value) dengan orang atau kelompok lain.

Dari beberapa pendapat para ahli tentang pemasaran diatas, maka pemasaran yang peneliti maksud adalah :

a. Kegiatan manusia yang berasal dari kebutuhan, keinginan dan permintaan akan produk yang didukung oleh kesediaan untuk membelinya

b. Transaksi dan pertukaran

c. Adanya produk (barang, jasa dan gagasan atau ide) d. Adanya penjualan dan pembelian


(44)

10

e. Merupakan kegiatan penjualan produk (barang, jasa dan gagasan atau ide) yang berorientasi pada pasar dan konsumen.

Dengan demikian pengertian pemasaran adalah suatu usaha yang benar– benar memperhatikan konsumen dengan memberikan pelayanan yang memuaskan dan kepuasan konsumen itulah yang menjadi tujuan perusahaan agar usahanya mendapat laba dan berkembang.

Dari beberapa definisi di atas maka dapat diperoleh 3 hal pokok sebagai berikut :

a. Pemasaran merupakan suatu sistem kegiatan usaha.

b. Pemasaran dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan pembeli umum maupun pembeli potensial.

c. Pemasaran ditujukan untuk merencanakan produk, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa.

Sedangkan aplikasi yang telah dilakukan Restoran Depot Jogja dalam hal ini adalah:

a. Sebagai suatu sistem kegiatan usaha

Restoran Depot Jogja telah menerapkan suatu sistem atau cara yang digunakan untuk mensukseskan kegiatan usahanya, yaitu dengan melaksanakan cara kerja yang terorganisasi.

b. Ditujukan untuk merencanakan produk, mementukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa. Kegiatan ini tercantum dalam kegiatan-kegiatan sebagai berikut :

1) Merencanakan, yaitu kegiatan menetukan pola-pola kegiatan terlebih dahulu sebelum kegiatan itu dilaksanakan.


(45)

11

2) Menentukan harga, yaitu kegiatan menetapkan harga yang dilakukan setelah semua biaya dan besarnya keuntungan yang diharapkan diperhitungkan terlebih dahulu.

3) Mempromosikan dan mendistribusikan, yaitu memperkenalkan dan membujuk konsumen serta menyalurkan barang yang dihasilkan melalui media promosi yang ada dan saluran yang dipilih.

c. Dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan konsumen. Perusahaan memproduksi barang-barang disesuaikan dengan kebutuhan konsumen sehingga mereka dapat mendapatkan suatu kepuasan.

2. Konsep Pemasaran

Menurut Basu Swastha dan Hani Handoko (2000:6), ada 3 unsur pokok dalam konsep pemasaran sebagai berikut :

a. Orientasi pada konsumen (Costumer Oriented), pemasaran yang benar-benar ingin memperhatikan konsumen

1) Menentukan kebutuhan pokok (basic needs) dari pembeli yang akan dilayani dan dipenuhi.

2) Menentukan kelompok pembeli yang akan dijadikan sasaran penjualan. Perusahaan tidak mungkin memenuhi kebutuhan pokok konsumen, maka perusahaan harus memilih kelompok pembeli tertentu dari kelompok pembeli tersebut.

3) Menentukan produk dan program pemasarannya untuk memenuhi kebutuhan yang berbeda – beda dari kelompok pembeli yang dipilih sebagai sasaran perusahaan, sehingga dapat menghasilkan dengan tipe


(46)

12

mode yang berbeda dan yang dipasarkan dengan program pemasaran yang berlainan.

4) Mengadakan penelitian pada konsumen untuk mengukur, menilai dan menafsirkan keinginan, sikap serta perilaku mereka.

5) Menentukan dengan melaksanakan strategi yang paling baik apakah menitikberatkan mutu yang tertinggi, harga yang murah atau model yang menarik.

b. Penyusunan kegiatan pemasaran secara integral (Integrated Marketing) Pengintegrasian berarti bahwa setiap orang dan setiap bagian dalam perusahaan turut andil dalam suatu usaha yang terkoordinir untuk memberikan kepuasan konsumen. Sehingga tujuan perusahaan dapat terealisir. Selain itu, terdapat juga penyesuaian dan koordinasi antara produk, harga, saluran distribusi dan promosi untuk menciptakan pertukaran yang kuat dengan konsumen.

c. Kepuasan Konsumen (Customer Satisfation)

Kepuasan konsumen merupakan salah satu faktor yang akan menentukan laba perusahaan jangka panjang, yaitu dengan melihat banyak atau sedikitnya kepuasan konsumen terhadap pelayanan yang diberikan perusahaan.

3. Bauran Pemasaran (Marketing Mix)

Marketing mix adalah variabel-variabel pemasaran yang dapat dikontrol, yang akan dikombinasikan oleh perusahaan untuk memperoleh hasil yang maksimal. Sedangkan target market adalah suatu kelompok konsumen yang homogen, yang merupakan sasaran pemasaran perusahaan. Kedua faktor ini


(47)

13

berhubungan erat, target market merupakan suatu sasaran yang dituju, sedangkan marketing mix merupakan alat untuk menuju sasaran tersebut (Marwan Asri,1991: 30).

Tekanan utama dari pemasaran adalah suatu pasar yang merupakan pusat perhatian untuk semua keputusan yang menyangkut pemasaran. Kegiatan– kegiatan ini perlu dikombinasikan dan dikoordinir agar perusahaan dapat melakukan tugas pemasarannya seefektif mungkin.

Dalam sistem pemasaran sebuah organisasi terdapat 4 unsur yang membentuk suatu kesatuan, yaitu perencanaan produk, penetapan harga, kegiatan promosi dan sistem distribusi (Hani Handoko dan Ibnu Sukotjo, 1995:193) Adapun masing–masing variabel dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Produk

1) Pengertian produk

Produk adalah produk yang dibutuhkan konsumen, sehingga pengusaha harus selalu mengadakan perbaikan disesuaikan dengan keadaan pembeli. Perbaikan dalam arti peningkatan mutu atau kemampuan menghasilkan produk baru atau memodifikasi produk yang sudah ada.

Menurut Murti Sumarni dan John Suprihanto (1995:240), produk adalah setiap apa saja yang ditawarkan di pasaran untuk mendapatkan perhatian, permintan, pemakaian atau konsumsi yang dapat memenuhi keinginan atau kebutuhan.

Sedangkan menurut Philip Kotler (2000:9), produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan untuk memuaskan kebutuhan atau keinginan. Misalnya produk makanan yang dijual di restoran Depot Jogja. Restoran ini menyajikan produk sesuai keinginan dan kebutuhan


(48)

14

konsumen yang kebetulan berada disekitar lokasi mall, baik dalam rasa, kualitas, jenis, bentuk, harga dan pelayanan.

2) Strategi Produk

Produk dapat berwujud dan dapat juga tidak berwujud. Produk yang berwujud biasa disebut barang dan yang tidak berwujud disebut jasa. Terdapat tiga aspek strategi produk yang perlu diperhatikan agar memudahkan dalam mempelajari strategi produk. Menurut Indriyo (1995 : 179), tiga aspek strategi produk tersebut adalah :

(a) Produk inti

Produk inti merupakan manfaat inti yang ditampilkan oleh suatu produk kepada konsumen dalam memenuhi kebutuhan serta keinginannya. Hal utama pemasaran adalah menjual manfaat inti dari produk yang ditawarkannya bukan kandungan bahan kimia yang terdapat dalam produk tersebut.

(b) Produk yang diperluas

Produk yang diperluas mencakup berbagai tambahan manfaat yang dapat dinikmati oleh konsumen dari produk inti yang dibelinya. Dalam pengertian produk yang diperluas termasuk obyek fisik atau jasa, pelayanan, pembungkusan, petunjuk pemakaian, penyajian maupun garansi.

(c) Produk formal

Produk formal adalah produk yang merupakan penampilan atau wujudnya dari produk inti maupun perluasan produknya. Produk formal inilah yang lebih dikenal oleh kebanyakan pembeli sebagai


(49)

15

daya tarik tampak langsung di mata konsumen. Dalam hal ini ada 5 komponen yang terdapat dalam produk formal yaitu : desain atau bentuk atau corak, daya tahan atau mutu, daya tarik atau keistimewaan, pengemasan atau bungkus, nama merk atau brand name.

3) Atribut Produk

Atribut produk adalah suatu komponen yang merupakan sifat-sifat produk yang menjamin agar produk tersebut dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan yang diharapkan oleh pembeli. Atribut produk dapat berupa sesuatu yang berwujud atau tangible dapat berupa desain produk, merk maupun bungkusnya dan tidak berwujud atau intangible misalnya nama baik yang terdapat dalam angan-angan atau image konsumen terhadap nama merk yang diberikan pada produk perusahaan. Atribut yang tidak berwujud biasanya menunjukkan aspek nonteknis, yang tercermin pada produk atau inti dari produk.

Sedangkan menurut Indriyo (1995:192), atribut teknis dapat ditampilkan dalam beberapa macam bentuk antara lain:

(a) Desain produk

Desain merupakan salah satu aspek pembentuk citra produk. Sebuah desain yang menarik dapat menjadi suatu ciri pembeda produk. Banyak perusahaan percaya bahwa ada daya tarik promosi tersendiri dalam desain produk dan nama perusahaannya. Peranan desain dalam pemasaran ditambah penampilan produk mempunyai nilai penting dalam pemasaran (Stanton,1991:285).


(50)

16

Desain produk yang terbaik dapat meningkatkan pemasaran produk dalam berbagai hal misalnya dapat mempermudah operasi pemasaran produk, meningkatkan nilai kualitas produk, serta menambah daya penampilan produk. Sedangkan desain yang efektif dapat membantu penghematan dalam biaya pembuatan produk. (b) Bungkus atau kemasan

Kemasan dapat digunakan sebagai salah satu strategi bersaing dengan perusahaan yang memproduksi atau menjual produk yang sejenis. Kegiatan pengemasan yang direncanakan secara matang dan dilaksanakan secara baik akan menguntungkan pihak perusahaan karena berbagai hal antara lain : kemasan yang menarik/ indah akan menambah hasrat untuk membeli, kemasan yang khas akan mempermudah pembeli mengingat produknya, kemasan yang baik akan melindungi kualitas (mutu) produk, memudahkan dalam pendistribusian, memudahkan penyimpanan. Ditinjau dari aspek ekonomis pembungkus tidak boleh menimbulkan biaya ekstra yang dapat meningkatkan harga jual.

(c) Merek

Nama merek (brand name) merupakan kata-kata, huruf atau angka yang dapat diucapkan. Diperlukan untuk membedakan dalam

memasarkan produk contohnya nama restoran “DEPOT JOGJA”. Sedangka merek dagang (trade mark) dinyatakan dalam bentuk simbol atau logo, gambar, warna atau huruf tertentu. Misalnya logo rumah joglo sebagai simbol restoran Depot Jogja.


(51)

17

Perusahaan mempunyai beberapa alasan dalam penggunaan merek yaitu, perusahaan akan memperoleh lebih banyak ruang atau etalase penjualan sehingga dapat memikat konsumen pada perusahaan. Sebab beberapa konsumen akan setia pada suatu merek. Penciptaan merek baru dapat meningkatkan semangat dalam organisasi perusahaan.

Dalam proses pemilihan nama merek di restoran Depot Jogja mempunyai urut-urutan, yaitu : identifikasi kriteria nama merek yang berarti mencari nama sesuai dengan perusahaan tersebut didirikan yaitu di kota Yogyakarta, menyusun calon nama-nama merek seperti restoran atau rumah makan, menyaring nama-nama unggulan dan menggunakan nama istilah depot tetapi bukan sekedar tempat orang singgah makan, melainkan didukung dengan lingkungan bersih, nyaman dan pelayanan yang ramah, meneliti merek dagang yaitu meneliti apakah sudah ada perusahaan lain yang menggunakan nama Depot Jogja atau belum, kemudian memilih salah satu diantara nama merek yang tersedia.

(d) Label

Adalah bagian dari sebuah produk yang berupa keterangan/ penjelasan mengenai barang tersebut atau penjualnya. Label dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu : brand label adalah label yang semata-mata sebagai merek. Contohnya pada kantong plastik khusus untuk makanan yang dibungkus ada logo Depot Jogja, grade label adalah label yang menunjukkan tingkatan mutu kualitas tertentu suatu produk. Contohnya botol saus dan kecap di meja tamu berlabel


(52)

18

Depot Jogja, descriptive label adalah label yang menggambarkan tentang cara penggunaan, formula atau kandungan isi, pemeliharaan, hasil kerja dari suatu produk.

(e) Pelayanan

Masalah yang berkaitan dengan jaminan produk adalah layanan yang dijanjikan dalam jaminan. Pemeliharaan hubungan dengan para konsumen merupakan hal terpenting bagi sebuah perusahaan khususnya restoran, karena mewakili kepentingan terhadap tamu sebagai klien yang harus dilayani. Penting untuk senantiasa diingat, bahwa hubungan baik dengan tamu akan menyebabkan kenyamanan bagi mereka yang datang serta menjamin kemungkinan kalau para tamu untuk selalu datang kembali (Ichsan, 2000 : 43).

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pelayanan terhadap konsumen antara lain : sifat dan sikap yang suka melayani atau membuat senang orang lain (tamu), keramah-tamahan dalam berhubungan dengan orang lain pemahaman yang baik mengenai pelayanan, kesiapan untuk menghadapi kemungkinan dan keadaan yang tidak menyenangkan dalam pelayanan bagi tamu. Kesiapan untuk bekerjasama, yang berarti saling menolong dengan rekan kerja dan bukan menciptakan suasana persaingan yang tidak sehat.

b. Harga

Harga juga merupakan variable controllable yang menentukan diterima tidaknya oleh perusahaan. Didalam penetapan harga tidak semata-mata tergantung pada kebijakan produsen atau penjual tetapi juga mempertimbangkan berbagai hal, seperti harga yang ditetapkan para pesaing. Agar harga yang ditentukan oleh perusahaan tersebut tidak terlalu


(53)

19

tinggi atau sebaliknya, tetapi harga yang yang ditentukan kompetitif. Harga adalah suatu nilai tukar untuk manfaat yang ditimbulkan oleh barang atau jasa tertentu bagi seseorang (Marwan Asri, 1991:301).

Menurut Manullang (1994:141), beberapa elemen penentu harga pokok adalah harga bahan baku, biaya tenaga kerja, biaya umum dan biaya penjualan.

Sedangkan menurut Harimurti Subanar (1995:144), menuliskan biaya-biaya yang perlu diperhatikan dalam penentuan harga pokok yaitu : 1) Biaya bahan baku / bahan langsung

2) Biaya bahan penunjang / biaya tak langsung 3) Biaya tenaga kerja

4) Biaya tenaga kerja tak langsung

5) Biaya tak langsung pabrik atau overhead 6) Biaya administrasi dan umum

Berdasarkan 2 pendapat di atas tentang penentuan harga pokok tersebut dapat dijelaskan bahwa elemen inti penentuan harga pokok adalah biaya langsung meliputi biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung, sedangkan biaya tak langsung adalah biaya overhead.

Sebelum harga ditetapkan, perusahaan manetapka tujuan penetapan harga tersebut. Menurut Indriyo (1995:232), tujuan penetapan harga sebagai berikut :

1) Memaksimalkan keuntungan atau laba.

2) Mencapai target pengembalian investasi atau tingkat penjualan bersih atau netto suatu perusahaan.


(54)

20

4) Menyeimbangkan harga itu sendiri

5) Sebagai penentu market share, karena dengan harga tertentu dapat diperkirakan kenaikan atau penurunan penjualannya.

Sedangkan penetapan harga di restoran Depot Jogja adalah sebagai berikut:

1) Penetapan harga berdasarkan biaya

Yaitu penetapan harga jual dengan menambahkan persentase tertentu yang diinginkan sebagai keuntungan di atas biaya atau harga perolehan atau harga pokoknya disebut cost-plus pricing atau juga dikenal mark-up pricing. Dalam hal ini penentuan harga dengan metode cost plus dapat diformulasikan sebagai berikut :

Sumber : pemilik restoran Depot Jogja

Sedangkan penetapan harga berdasarkan mark-up formulasinya adalah :

Sumber : pemilik restoran Depot Jogja

Mark up merupakan kelebihan harga jual di atas harga belinya. Cara ini sering digunakan oleh para makelar atau pedagang. Dengan demikian keuntungan dan biaya-biaya diambilkan dari mark up tersebut.

2) Penetapan harga berdasarkan permintaan

Harga ditetapkan lebih tinggi bila permintaan kuat dan harga ditetapkan rendah bila permintaan sedikit.

3) Penetapan harga berdasarkan persaingan

Harga ditetapkan di atas atau di bawah harga para pesaing. Harga jual = Biaya pokok + Margin keuntungan


(55)

21

c. Promosi 1) Pengertian

Promosi juga sering dikatakan sebagai proses berlanjut karena dapat menimbulkan rangkaian kegiatan selanjutnya di perusahaan. Oleh karena itu promosi dipandang sebagai arus informasi yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran.

Promosi mencakup semua kegiatan perusahaan untuk memperkenalkan produk dan bertujuan agar konsumen tertarik untuk membelinya (Murti Sumarni dan John Suprihanto, 1995:257).

2) Promotional mix

Menurut Basu Swastha (1990:349), promotional mix adalah kombinasi strategis yang paling baik dari variabel–variabel periklanan, personal selling dan alat promosi yang lain yang semuanya direncanakan untuk mencapai tujuan program penjualan.

Dari definisi tersebut mengandung arti bahwa variabel–variabel dalam promotional mix itu ada empat, yaitu :

(a) Periklanan

Yaitu bentuk presentasi promosi non pribadi tentang ide, barang dan jasa yang dibayar oleh sponsor tertentu. Yang berfungsi memberikan informasi, membujuk atau mempengaruhi, menciptakan kesan, memuaskan keinginan konsumen dan alat komunikasi penjual dan pembeli. Sejalan dengan fungsi periklanan di atas maka restoran Depot Jogja menerapkan tujuan


(56)

22

periklanan untuk menjual atau meningkatkan penjualan, memasuki daerah pemasaran baru atau menarik langganan baru, memperkenalkan produk baru.

(b) Personal selling

Yaitu presentasi lisan dalam suatu percakapan dengan satu calon pembeli atau lebih yang ditujukan untuk menciptakan penjualan. Dalam prakteknya, interaksi antar individu dilakukan oleh waiter/ss saat proses pemesanan menu yang ditujukan untuk menciptakan, memperbaiki, menguasai atau mempertahankan hubungan pertukaran yang saling menguntungkan antara pihak pembeli dan perusahaan.

(c) Hubungan masyarakat dan publisitas

Fungsi manajemen yang memberikan penilaian tentang sikap masyarakat, identitas kebijaksanaan dan prosedur dari individu atau organisasi dengan keinginan masyarakat dan melakukan program tindakan untuk mendapatkan pengertian serta pengakuan masyarakat. Sedangkan publisitas merupakan sejumlah informasi tentang seseorang, barang atau organisasi yang disebarluaskan ke masyarakat melalui media tanpa dipungut biaya atau pengawasan dari sponsor.

(d) Promosi penjualan

Yaitu kegiatan pemasaran selain personal selling, periklanan, publisitas yang mendorong pembelian konsumen dan efektivitas pembelian konsumen dan pedagang dengan


(57)

23

menggunakan alat - alat seperti peragaan, pameran dan demonstrasi. Ada beberapa macam metode promosi penjualan konsumen meliputi :product sampling (pemberian contoh barang), kupon atau nota, hadiah, kupon berhadiah, undian, cash refund (rabat), display.

d. Distribusi

Menurut American Marketing Associatian yang dikutip oleh Irawan dan Basu Swastha (1990:285), distribusi adalah struktur unit organisasi dalam perusahaan dan luar perusahaan yang terdiri atas agen, dealer, pedagang besar dan pengecer, melalui sebuah komoditi, produk atau jasa dipasarkan.

Distribusi merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pengusaha untuk menyalurkan, menyebarkan, mengirimkan serta menyampaikan barang kepada konsumen. Penyaluran dilakukan oleh lembaga-lembaga atau struktur organisasi terdiri dari agen, dealer, pedagang besar , pengecer namun tidak dijelaskan hubungan dari masing-masing lembaga tersebut.

Menurut Hani Handoko dan Ibnu Sukotjo (1995:200), ada 4 macam saluran distribusi barang yang digunakan oleh produsen sampai ke konsumen atau pemakai industri :

1) Dari produsen langsung ke konsumen.

2) Dari produsen ke pengecer terus ke konsumen.

3) Dari produsen ke grosir, kemudian ke pengecer dan langsung ke konsumen.

4) Dari produsen ke agen tunggal, ke grosir, ke pengecer dan langsung ke konsumen.


(58)

24

Sedangkan menurut Fandy Tjiptono (2000 : 42), ada beberapa faktor pertimbangan untuk memilih :

1) Akses, lokasi yang dilalui atau mudah dijangkau sarana transportasi umum.

2) Visibilitas, lokasi dapat dilihat dengan jelas dari tepi jalan.

3) Lalu lintas (traffic), ada hal yang perlu dipertimbangkan yaitu, banyaknya orang yang lalu-lalang bisa memberikan peluang besar terjadinya pembelian tanpa terencana (impulse buying).

4) Tempat parkir yang luas dan aman

5) Ekspansi, yaitu tersedianya tempat yang cukup luas untuk memperluas usaha di kemudian hari.

6) Lingkungan, yaitu daerah sekitar yang mendukung usaha yang ditawarkan.

7) Persaingan, lokasi pesaing. Misalnya dalam menentukan lokasi restoran, perlu dipertimbangkan apakah di daerah yang sama banyak pula terdapat usaha yang hampir sejenis.

B. Kerangka Berpikir

Banyak perusahaan yang berpikir bahwa mendapatkan pelanggan merupakan tugas bagian pemasaran. Jika kegiatan tersebut tidak mampu mendapatkan pelanggan, perusahaan akan berkesimpulan bahwa tenaga pemasaran mereka kurang baik. Dalam kenyataannya pemasaran sebagai salah satu faktor untuk menarik pelanggan. Bagian pemasaran dapat menjadi efektif di perusahaan yang seluruh bagian dan karyawannya dapat merancang dan menjalankan sistem pemasaran yang lebih unggul dari para pesaingnya.


(59)

25

Langkah awal adalah dengan melakukan penelitian tentang bauran pemasaran restoran Depot Jogja. Selanjutnya dari pelaksanaan bauran pemasaran tersebut dapat dilakukan analisis SWOT untuk mengetahui kondisi faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi keberadaan restoran. Faktor internal ini meliputi kekuatan ( strenght ) dan kelemahan (weakness) yang dimiliki industri, sedangkan faktor eksternal meliputi peluang (opportunity) yang dimiliki dan ancaman (threat) yang dihadapi oleh restoran.

Setelah diidentifikasi tentang kondisi faktor internal dan eksternal yang ada, selanjutnya dilakukan perumusan strategi dengan menggunakan matrik SWOT. Ada 4 sel kemungkinan alternatif strategi yang dihasilkan dari matrik SWOT ini yaitu, SO : menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang,

ST : menggunakan kekuatan untuk menghidari ancaman dari luar, WO : memanfaatkan peluang untuk mengatasi kelemahan, WT : meminimalkan kelemahan-kelemahan dan menghindari ancaman.

Untuk menggambarkan dan menjelaskan betapa eratnya hubungan unsur–unsur dalam pemasaran dapat dilihat pada diagram kerangka berfikir berikut ini :


(60)

26

Gambar 1. Skema Kerangka Berpikir Pelaksanaan

Bauran Pemasaran

Produk •Produk •Kualitas •Cita rasa •Penyajian •Peralatan restoran •Jaminan Harga • Biaya produksi • Pesaing • Jumlah permintaan • Pilihan harga

Promosi • Media promosi • Frekuensi

promosi

• Sasaran promosi • Anggaran

Distribusi • Jangkauan

distribusi • Lokasi usaha • Pelayanan

Tanggapan Konsumen

Analisa SWOT Faktor Internal : - Strength (Kekuatan) - Weakness (Kelemahan) Faktor Eksternal :

- Opportunity (Peluang) - Threat (Ancaman)

Restoran Depot Jogja


(61)

27

C. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan deskripsi teori dan kerangka berpikir maka dapat diajukan pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana pelaksanaan bauran pemasaran di Restoran Depot Jogja yang meliputi aspek produk, harga, promosi dan distribusi ?

2. Bagaimana tanggapan konsumen terhadap bauran pemasaran yang dilaksanakan di Restoran Depot Jogja ?


(62)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Penelitian tentang “Pelaksanaan bauran pemasaran (Marketing mix) pada restoran Depot Jogja di Yogyakarta termasuk ke dalam penelitian deskriptif yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan dengan variabel lain (Sugiyono,2004:11).

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu bauran pemasaran dan tanggapan konsumen. Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari organisasi, baik obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono,2004:32). Dalam penelitian ini variabel utama yang dimaksud adalah pelaksanaan bauran pemasaran restoran Depot Jogja.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada pemilik, manajer dan konsumen restoran Depot Jogja. Waktu penelitian dilaksanakan pad bulan Juni 2005. Dasar pertimbangan dalam memilih konsumen didasarkan atas konsumen sebagai sumber informasi yang tidak dapat dipengaruhi atau terpengaruh dengan kondisi restoran dan atas dasar sudah datang dan membeli ke restoran Depot Jogja.


(63)

C. Definisi Operasional

Definisi operasional sangat diperlukan dalam suatu penelitian karena dengan definisi ini, variabel penelitian akan menghindari kesalahpahaman dalam menafsirkan beberapa istilah. Agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam menafsirkan beberapa istilah, maka peneliti memberikan definisi yang berhubungan dengan obyek penelitian, antara lain sebagai berikut :

1. Pelaksanaan bauran pemasaran (marketing mix) adalah suatu kegiatan bauran pemasaran yang dianalisis yang meliputi penggambaran kondisi perusahaan secara jelas dilihat dari aspek produk, aspek harga, aspek promosi dan aspek distribusi

2. Tanggapan konsumen terhadap pelaksanaan bauran pemasaran (marketing mix) restoran Depot Jogja yang dilihat dari aspek bauran pemasaran yang meliputi produk, harga, promosi dan distribusi yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya.

D. Subjek Penelitian

Untuk memahami pemecahan masalah yang diteliti agar lebih mendalam maka subjek penelitian dibedakan menjadi 2, yaitu:

1. Pemilik dan manajer, sebagai pelaksana bauran pemasaran

2. Sebagian konsumen, sebagai pengcross cek dalam tanggapan konsumen terhadap pelaksanaan bauran pemasaran restoran Depot Jogja dalam hal ini sebagai sampel penelitian.

E. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah pelaksanaan bauran pemasaran (marketing mix) pada restoran Depot Jogja.


(64)

F. Populasi dan Sampel

Menurut Sugiyono (2004:20) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Populasi dalam penelitian ini adalah semua konsumen yang datang ke restoran Depot Jogja.

Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik “Accidental sampling” artinya pengambilan sampel berdasarkan kebetulan siapa saja yang bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel. Pengambilan sampel dengan pemilihan waktu yang menurut peneliti dimana restoran akan banyak dikunjungi konsumen seperti pada jam makan siang mulai jam 12.00-02.00 WIB dan makan malam 06.00-08.00 WIB, selama satu minggu dan diperoleh sampel 28 orang. G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode :

1. Observasi

Metode ini digunakan untuk mengungkap data tentang pelaksanaan bauran pemasaran yang meliputi aspek produk, harga, promosi dan ditribusi. Observasi merupakan metode pengumpulan data dengan pengamatan dan pencatatan langsung terhadap obyek, gejala atau kegiatan tertentu. Pengamatan dalam hal ini membutuhkan kejelian pengamat dalam mencatat data. Sedangkan kata partisipan menunjukkan bahwa pengamat atau observer ikut terlibat atau melibatkan diri dalam obyek atau kegiatan yang diselidiki.


(65)

Kemudian atas dasar derajat keterlibatan pengamat, maka dapat disebut observasi partisipan (Sugiyono,2004 : 139).

Penelitian menggunakan teknik observasi partisipan, artinya peneliti ikut mengambil bagian dalam kegiatan dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :

a. Peneliti melihat kemungkinan untuk bisa mengikuti proses produksi, dimana selama melakukan pengamatan peneliti dapat melakukan wawancara kepada karyawan langsung terhadap hal-hal yang kurang jelas selama melakukan observasi.

b. Agar dapat menjalankan keakraban dengan para karayawan. Observasi partisipan merupakan teknik pengumpulan data yang utama karena peneliti dapat terjun langsung ditengah-tengah obyek dan subyek penelitian. Secara aktif mendekati subyek dan obyek mengikuti kegiatan yang sedang berlangsung. Observasi ini dilakukan untuk mencari informasi dan memperoleh data yang lebih lengkap dan terperinci dimulai dari awal sampai akhir kegiatan.

2. Wawancara

Wawancara merupakan cara yang digunakan untuk mendapatkan data primer yang berupa data tentang identitas pengusaha atau identitas responden dan semua aktifitas yang dilakukan industri tersebut (Lexy J. Moleong,2000:56). Teknik ini ditujukan kepada pemilik, manajer pemasaran, karyawan untuk mengetahui rencana, pelaksanaan bauran pemasaran. Ada beberapa hal yang dilaksanakan dalam wawancara, yaitu :


(66)

a. Menjalankan hubungan baik dengan subyek yang akan diwawancarai. b. Mengemukakan maksud wawancara dan mendengar agar subyek yang

diwawancara mengemukakan informasi yang diinginkan.

c. Menggunakan pedoman yang berupa pokok-pokok pertanyaan atau pernyataan yang terperinci mengenai hal-hal yang dipertanyakan.

d. Mencatat sambil melakukan wawancara, jika tidak dapat mencatat dengan langsung dilengkapi setelah wawancara selesai.

e. Setelah wawancara selesai dilaksanakan, maka hasil wawancara diperbaiki kembali.

3. Dokumentasi

Teknik dokumentasi digunakan untuk memperoleh data tentang jadwal kerja, susunan karyawan, daftar menu, jobsheet dan pengambilan gambar di dalam restoran maupun di ruang produksi.

4. Angket

Angket ditujukan kepada konsumen untuk mengetahui tanggapan konsumen terhadap pelaksanan bauran pemasaran.

H. Instrumen Penelitian

Menurut Sugiyono (2004:119), instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yan diamati. Secara spesifik fenomena ini disebut variabel penelitian. Alat ukur yang digunakan untuk mngukur variabel akan diteliti dari penelitian ini adalah menetapkan indikator-indikator dari variabel yang akan diteliti kemudian.


(67)

Tabel 1. Kisi-kisi Instrumen Pelaksanaan Bauran Pemasaran Restoran Depot Jogja Variabel Sub

Variabel Indikator Sub indikator Item

Bauran Pemasaran

Produk 1. Kualitas

2. Produk

3. Cita rasa

4. Peralatan restoran

5. Penyajian 6. Jaminan

1.1 Standar kualitas 1.2 Kualitas bahan baku 2.1 Variasi menu 2.2 Desain produk 2.3 Menu baru

2.4 Evaluasi produk/menu 2.5 Paket produk/menu 2.6 Kemasan produk 2.7 Pelengkap produk 3.1 Resep standar 3.2 Selera konsumen 4.1 Variasi alat penyajian 4.2 Kelengkapan peralatan 4.3 Pemeliharaan peralatan 5.1 Variasi garnish 6.1 Komplain konsumen

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Harga 1. Biaya produksi

2. Jumlah permintaan

3. Pesaing 4. Pilihan harga

1.1 Angka keuntungan 2.1 Sirkulasi kedatangan

Konsumen

3.1 Persaingan mutu produk Variasi harga

17 18

19 20 Promosi 1. Frekuensi promosi

2. Media promosi

3. Sasaran promosi 4. Anggaran promosi

2.1 Periklanan 2.2 Personal selling 2.3 Publisitas

21 22 23 24 25 26 Distribusi 1. Lokasi usaha

2. Jangkauan distribusi 3. Pelayanan

1.1 Lokasi strategis

1.2 Kenyamanan lingkungan 2.1 Wilayah pemasaran

Kecepatan pelayanan Penampilan SDM Kemampuan SDM 27 28 29 30 31 32


(68)

Tabel 2. Kisi-kisi Instrumen Tanggapan Konsumen Restoran Depot Jogja Variabel Sub

Variabel Indikator Sub indikator Item

Bauran Pemasaran

Produk 1. Kualitas

2. Produk

3. Cita rasa 4. Peralatan

5. Penyajian

6. Jaminan

1.1 Standar kualitas 1.2 Kualitas bahan baku 2.1 Variasi produk/menu 2.2 Desain produk 2.2 Produk baru/menu 2.4 Paket produk/menu 2.5 Kemasan produk 2.6 Pelengkap produk 3.1 Selera konsumen 5.1 Kelengkapan peralatan 5.2 Pemeliharaan peralatan 6.1 Variasi garnish

6.2 Variasi alat penyajian 7.1 Komplain konsumen

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Harga 1. Biaya produksi

2. Jumlah permintaan 3. Pesaing

4. Pilihan harga

3.1 Persaingan mutu produk Variasi harga

15 16 Promosi 1. Frekuensi promosi

2. Media promosi 3. Sasaran promosi 4. Anggaran promosi

2.1 Periklanan 17

Distribusi 1. Lokasi usaha

2. Jangkauan distribusi 3. Pelayanan

1.1 Lokasi strategis

1.2 Kenyamanan lingkungan

3.1 Kecepatan pelayanan 3.2 Penampilan SDM

18 19

20 21


(69)

I. Uji Validitas Instrumen dan Reabilitas

Dalam penelitian ini uji validitas instrumen yang digunakan adalah judgment expert. Cara ini adalah dengan meminta pertimbangan para ahli untuk memeriksa instrumen dan mengevaluasi secara sistematik apakah butir-butir instrumen telah mewakili apa yang hendak diukur (Sugiyono,2004:114). Instrumen diujicobakan kepada konsumen di Depot Jogja yang berjumlah 10 orang, setelah dilakukan uji coba kemudian dihitung validitas dan reabilitasnya dengan menggunakan rumus korelasi Product Moment.

1. Uji Validitas

Validitas adalah taraf di mana suatu instrumen dapat mengukur apa yang seharusnya diukur atau kesesuaian antara data yang dikumpulkan dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti ( Sugiyono, 2004:102).

Dalam penelitian ini pengujian validitas instrumen menggunakan validitas konstruksi (connstruct product), karena disusun berdasarkan teori yang dipakai. Pengukuran validitas konstruksi instrumen menggunakan analisis butir yaitu denga cara mengkorelasikan skor setiap butir dengan skor totalnya sehingga diperoleh indek tiap butir ®. Rumus yang digunakan untuk menguji validitas adalah rumus korelasi product moment dari Karl Pearson sebagai berikut: rxy = N∑XY- (∑x)(∑Y)


(70)

keterangan :

rxy = koefisien korelasi x dan y

N = jumlah butir X = skor butir Y = skor total

∑x = jumlah skor butir

∑Y = jumlah skor total

∑X2 = jumlah kuadrat skor butir

∑Y2 = jumlah kuadrat skor total

Pelaksanaan perhitungan validitas menggunakan SPS (seri program statistik) edisi Sutrisno Hadi dan Yuni Pamardiningsih (1994) program analisis kesahihan butir. Selanjutnya untuk menginterprestasikan harga tiap-tiap butir adalah dengan cara membandingkan harga r hitung dengan harga r tabel. Apabila r hasil perhitungan lebih atau sama dengan t tabel pada taraf signifikansi 5% berarti item tersebut valid. Validitas instrumen dilakukan dengan cara menyebar angket kepada konsumen sebanyak 10 orang.

2. Uji Reabilitas

Sebelum instrumen dapat dipergunakan untuk penelitian dilakukan uji reabilitas. Pengukuran reabilitas instrumen dilakukan dengan menggunakan rumus Alpha untuk instrumen tanggapan konsumen. Rumus Alpha :

r1.1= k 1- σ²b

k-1 σ²1

keterangan :

r1.1 = reabilitas instrumen

k = jumlah butir soal ∑σb² = jumlah rata-rata


(71)

J. Teknik Analisa Data

Pada penelitian ini teknik analisis data yang digunakan adalah teknik statistik deskriptif dan analisa SWOT.

1. Statistik deskriptif

Statistik deskriptif adalah statistik yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap obyek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku umum (Sugiyono, 2004:21). Perhitungan skor (nilai) berdasarkan pedoman tanggapan konsumen menggunakan skala likert dengan 4 alternatif jawaban sangat penting diberi skor 4, jawaban penting diberi skor 3, jawaban tidak penting diberi skor 2 dan jawaban sangat tidak penting diberi skor 1 untuk pernyataan negatif altenatif jawaban adalah kebalikannya.

Untuk memberikan penilaian pada masing-masing indikator, maka akan dibuat pengkategorian penilaian pada masing-masing indikator dengan ketentuan sebagai berikut :

Skor maksimal : skor tertinggi x jumlah item Skor minimal : skor terendah x jumlah item

Rumus yang digunakan untuk mencari prosentase dalam penelitian adalah: P = f / N x 100 %

Keterangan : P = Prosentase (%) f = Frekuensi

N = Jumlah responden (Anas Sudjana,1999 : 36)


(72)

Langkah-langkah analisis data sebagai berikut : a. Menentukan kelompok skor

b. Membandingkan skor yang diperoleh dengan skor yang diharapkan. c. Menetapkan tabulasi sehingga dapat diketahui frekuensi dalam penelitian. d. Menentukan efektivitas yang dilihat dari hasil prosentase berdasarkan

kelompok skor yang dikategorikan. 2. Analisis SWOT

Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang memaksimalkan kekuatan ( strength ) dan peluang ( opportunity ), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weakness ) dan ancaman ( threath) ( Fredi Rangkuti, 1997: 18 ).

Pada dasarnya analisis SWOT dibagi menjadi dua yaitu : a. Analisis lingkungan eksternal

Analisa lingkungan eksternal dilakukan untuk mendapatkan informasi tentang adanya peluang (opportunity) dan ancaman (threat) dalam perusahaan.

b. Analisis lingkungan internal

Analisa lingkungan internal dilakukan untuk memperoleh informasi atau hal-hal yang berkaitan dengan kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness) yang dimiliki perusahaan.

Dari hasil analisis SWOT tersebut kemudian dapat disusun dalam matrik SWOT dan formulasi strategi pengembangan perusahaan. Matrik


(73)

SWOT adalah suatu alat yang digunakan untuk menentukan dan menyusun faktor-faktor strategis perusahaan. Faktor strategis perusahaan diperoleh dari hasil menganalisis lingkungan internal dan lingkungan eksternal. Matrik ini dapat menggambarkan secara jelas tentanng bagaimana peluang yang muncul dan ancaman yang dihadapi perusahaan dan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan. Matrik SWOT menghasilkan empat sel kemungkinan alternatif strategi yaitu :

1. Strategi SO (Strength-Opportunities)

Strategi ini dilakukan dengan jalan menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang.

2. Strategi ST (Strength-Threat)

Strategi ini dilakukan dengan jalan menggunakan kekuatan untuk menghindari ancaman dari luar.

3. Strategi WO (Weaknesses-Opportunities)

Strategi ini dilakukan dengan jalan memanfaatkan peluang yang ada untuk mengatasi kelemahan yang dimiliki.

4. Strategi WT (Weaknesses-Threat)

Strategi ini dilakukan dengan jalan meminimalkan kelemahan dan ancaman dengan melakukan kegiatan yang sifatnya defensif.


(74)

Tabel 3. Model matrik SWOT Faktor internal Kekuatan (S)

Daftarkan 5-10 Kekuatan internal

Kelemahan (W) Daftarkan 5-10 Kelemahan enternal Faktor eksternal

Peluang (O) Daftarkan 5-10 Peluang eksternal

Strategi SO, Menggunakan kekuatan

untuk memanfaatkan peluang

Strategi WO, Memanfaatkan peluang

untuk mengatasi kelemahan

Ancaman (T) Daftarkan 5-10 Ancaman eksternal

Strategi ST Menggunakan kekuatan

untuk menghindari ancaman

Strategi WT, Meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman

Usaha menganalisa SWOT pada akhirnya akan menghasilkan keputusan strategis, yaitu keputusan yang lahir dari perpaduan antara kapabilitas internal dan ketidakpastian lingkungan. ( Fredi Rangkuti, 1997 32-33 ).


(75)

PEDOMAN WAWANCARA (Untuk Pemilik)

Pelaksanaan Bauran Pemasaran (Marketing Mix) Pada Restoran

Depot Jogja Di Yogyakarta

A. ASPEK PRODUK

1. Bagaimana Depot Jogja mengutamakan kualitas produk yang dihasilkan? 2. Bagaimana cara pengadaan bahan baku?

3. Variasi produk apa saja yang ditawarkan Depot Jogja?

4. Apakah Depot Jogja menggunakan desain tertentu dalam produk makanan yang dihasilkan?

5. Apakah penawaran produk baru tersebut dalam bentuk paket?

6. Setelah ada penawaran menu baru, sebelumnya apakah ada evaluasi menu baru?

7. Apakah dalam produk yang di tawarkan mengunakan kemasan? 8. Apakah ada pelengkap produk pada setiap menu yang ditawarkan?

9. Bagaimana Depot Jogja dalam mempertahankan cita rasa yang diinginkan oleh konsumen?

10. Bagaimana cara memenuhi selera konsumen yang selalu berbeda?

11. Bagaimana Depot Jogja memberikan variasi penyajian di setiap produknya? 12. Dalam penyajian makanan apakah ada peralatan yang digunakan? Apa saja? 13. Apakah kelengkapan peralatan yang digunakan dalam restoran?

14. Bagaimana cara penyajian menggunakan hiasan atau garnish?

15. Bagaimana Restoran Depot Jogja dalam memelihara peralatan restoran dan dapur?

16. Bagaimana cara Depot Jogja memberikan jaminan jika terjadi komplain dari konsumen?


(76)

B. ASPEK HARGA

1. Bagaimana cara restoran Depot Jogja dalam menetapkan harga?

2. Apakah harga jual setiap produk akan berubah bila ada kenaikan bahan baku? 3. Apakah ada perubahan harga bila permintaan suatu produk meningkat atau

sebaliknya bila permintaan turun?

4. Apakah harga jual produk pesaing menjadi dasar pertimbangan penetapan harga?

5. Apakah harga jual produk Depot Jogja lebih rendah dari harga pesaing? 6. Selain pembayaran tunai apakah Depot Jogja menawarkan pembayaran

dengan kartu kredit? C. ASPEK PROMOSI

1. Apakah ada frekuensi untuk kegiatan promosi?

2. Kalau ada kegiatan promosi media apa yang digunakan? 3. Apakah di lokasi restoran juga ada kegiatan promosi?

4. Apakah ada yang menjadi sponsor untuk kegiatan promosi Depot Jogja? 5. Apakah ada anggaran tersendiri berkenaan dengan kegiatan promosi? D. ASPEK DISTRIBUSI

1. Apakah lokasi Depot Jogja mudah dijangkau oleh konsumen? 2. Apakah dasar pertimbangan dalam menentukan lokasi? 3. Mengapa memilih lokasi disini?


(77)

PEDOMAN OBSERVASI

Pelaksanaan Bauran Pemasaran (Marketing Mix) Pada Restoran

Depot Jogja Di Yogyakarta

No Pelaksanaan Observasi Deskripsi I 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. II 1. Aspek Produk

Produk yang ditawarkan Depot Jogja mengutamakan kualitas.

Menyediakan menu yang bervariasi.

Menawarkan paket produk.

Meluncurkan menu baru dan mengevaluasi menu yang ditawarkan.

Menyediakan pelengkap produk.

Citarasa mengacu pada resep standar Depot Jogja dan disesuaikan dengan selera konsumen.

Pemberian garnish/hiasan disetiap penyajian makanan. Kesediaan mengganti makanan dan minuman sesuai pesanan.

Aspek Harga

Angka keuntungan didasarkan dari biaya

Kualitas produk didasarkan pada teknik pengolahan makanan yang tepat dan pemilihan bahan baku yang segar.

Depot Jogja menawarkan menu bervariasi dari appetizer sampai desert.

Depot Jogja menawarkan paket produk dari paket makanan indonesia, makanan oriental dan continental.

Menu yang diganti yaitu yang kurang diminati dipasaran. Evaluasi menu dapat menghasilkan ide baru atau innovasi untuk kebijakan jalannya perusahaan.

Dalam menyediakan pelengkap produk disesuaikan dengan jenis pesanan makanan. Restoran Depot Jogja mempunyai resep standar untuk setiap produknya, dan citarasa produk disesuaikan dengan selera konsumen.

Pemberian garnish pada setiap makanan sebagai daya tarik pada konsumen.

Depot Jogja bersedia mengganti makanan atau minuman yang tidak sesuai pesanan apabila ada kesalahan itu dari pihak restoran.

Angka keuntungan perusahaan yang diharapkan 25%-50%.


(1)

5) Jaminan diberikan pihak restoran Depot Jogja dengan kesediaan

mengganti produk jika tidak sesuai dengan pesanan selama kesalahan dari pihak Depot Jogja.

b. Pelaksanaan bauran pemasaran dari aspek harga, terdiri dari :

1) Biaya produksi akan menentukan penetapan harga di setiap produk makanan. Cara menetapkan harga suatu produk didapat dari biaya produksi ditambah prosentase laba yang dinginkan yaitu 25%.

2) Jumlah permintaan tidak mempengaruhi harga yang berlaku, karena sudah mempunyai perhitungan penetapan harga. Hal ini dilaksanakan dengan tujuan mempertahankan posisi pasar Depot Jogja yang berada di pusat perbelanjaan yang selalu meningkatkan citra yang baik dimasyarakat.

3) Penetapan harga berpegang teguh pada tingkat harga tradisional dimana pihak Depot Jogja berusaha untuk tidak mengubah harga diluar batas pesaing usaha yang sejenis.

4) Harga yang ditawarkan juga tergantung pada jenis makanan, oleh karena itu dari daftar menu yang ada sudah disesuaikan dengan biaya produksi. c. Pelaksanaan bauran pemasaran dari aspek promosi, terdiri dari :

1) Masih kurangnya frekuensi promosi yang dilakukan Depot Jogja yang diketahui dari, sebulan sekali untuk surat kabar, setiap hari untuk plakat dan dua bulan sekali untuk media elektronik radio.


(2)

2) Media yang digunakan untuk kegiatan promosi melalui surat kabar harian Kedaulatan Rakyat, radio Petra FM dan papan neon box yang ditempel langsung didepan lokasi restoran dan spanduk di sekitar lokasi restoran. 3) Sasaran utama untuk kegiatan promosi adalah semua pengunjung Galeria

Mall, khususnya etnis Cina dan wisatawan asing yang kebetulan berkunjung di Galeria Mall.

d. Pelaksanaan bauran pemasaran dari aspek distribusi, terdiri dari :

1) Lokasi yang diambil strategis dan nyaman karena berada di pusat perbelanjaan yaitu di Galeria Mall tepatnya lantai B1.

2) Jangkauan distribusi untuk produk makanan dengan dua cara yaitu makan kondisi makanan panas di tempat atau makanan di bawa pulang.

3) Kecepatan dalam menyajikan makanan didukung oleh kemampuan koki dalam mengolah makanan secara cepat dan didukung oleh kemampuan waiter/ss dalam mendistribusikan makanan kepada konsumen.

2. Tanggapan konsumen terhadap pelaksanaan bauran pemasaran (marketing mix) pada restoran Depot Jogja

a) Aspek produk konsumen menyatakan sangat baik 32,14%, baik 67,86%, cukup 0,00% dan kurang 0,00%. Skor rata-rata 43,29 dengan skor tertinggi 48 dan skor terendah 36. Berdasarkan skor rata-rata hasil tanggapan konsumen pada aspek produk dengan skor 43,29 (Kategori baik), pelaksanaan bauran pemasaran di Depot Jogjadari aspek produk termasuk baik.


(3)

b) Aspek harga konsumen menyatakan sangat baik 64,29 %, baik 25,00 %, cukup 10,71% dan kurang 0,00%. Skor rata-rata 6,64 dengan skor tertinggi 8 dan skor terendah 4. Berdasarkan skor rata-rata hasil tanggapan konsumen pada aspek harga dengan skor 6,64 (Kategori baik), pelaksanaan bauran pemasaran di Depot Jogja dari aspek harga termasuk baik.

c) Aspek promosi konsumen menyatakan sangat baik 14,29 %, baik 50,00 %, cukup 32,14% dan kurang 3,57%. Skor rata-rata 2,75 dengan skor tertinggi 4 dan skor terendah 1. Berdasarkan skor rata-rata hasil tanggapan konsumen pada aspek promosi dengan skor 2,75 (Kategori baik), pelaksanaan bauran pemasaran di Depot Jogja dari aspek promosi termasuk baik.

d) Aspek distribusi konsumen menyatakan sangat baik 42,86 %, baik 57,14 %, cukup 0,00% dan kurang 0,00%. Skor rata-rata 13,39 dengan skor tertinggi 16 dan skor terendah 11. Berdasarkan skor rata-rata hasil tanggapan konsumen pada aspek distribusi dengan skor 13,39 (Kategori sangat baik), pelaksanaan bauran pemasaran di Depot Jogja dari aspek distribusi termasuk sangat baik.

B. Saran

1. Untuk restoran Depot Jogja

a. Menggunakan media promosi untuk menambah jumlah pelanggan.

b. Perbedaan pengujung Depot Jogja dapat dijadikan alat promosi secara tidak langsung


(4)

c. Perlu mencoba memberikan potongan harga pada waktu-waktu tertentu dan menawarkan produk dengan harga yang terjangkau oleh semua lapisan masyarakat.

d. Melakukan pemasangan papan nama di lokasi yang strategis yang akan mempermudah konsumen untuk mencari dan menemukan lokasi Depot Jogja baik di lokasi Galeria mall maupun di jalan raya, misalnya dengan papan petunjuk kejelasan lokasi restoran Depot Jogja.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Anton Dajan.(1995). Pengantar Metode Statistik. Jakarta : LP3S.

Anonim.(2002). Job DescriptionRestoran Depot Jogja . Depot Jogja. Yogyakarta. Basu Swastha & Hani Handoko.(2000). Pemasaran. Yogyakarta : BPFE UGM. Basu SwastHa & Irawan.(1995). Manajemen Pemasaran Modern. Yogyakarta :

Liberty.

Fandy Tjiptono.(2000). Manajemen Jasa. Yogyakarta : Andi Offset. Fandy Tjiptono.(1995). Strategi Pemasaran,Yogyakarta : Andi Offset.

Harimurti Subanar.(1995). Manajemen Usaha Kecil. Yogyakarta : BPFE UGM. Ichsan Maulana.et al.(2000). Tata Hidangan dan Minuman. Depdiknas : Vais Indriyo Gitosudarmo. (1997). Manajemen Pemasaran. Yogyakarta : BPFE UGM. Irawan.(1996). Pemasaran : Prinsip dan Kasus, Penerbit BPFE UGM, Yogyakarta :

BPFE UGM.

Kotler & Gary Amstrong. (2001). Prinsip Prinsip Pemasaran. Jakarta : Erlangga Edisi 8.

Lexy J. Moleong. (2000). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Manullang.(1991). Pengantar Ekonomi Perusahaan. Yogyakarta : Liberty. Marwan Asri . (1991). Marketing. Yogyakarta : UPPAMP YKPN

Muhammad Teguh.(1999). Metodologi Penelitian Ekonomi : Teori dan Aplikasi, Jakarta : Raja Grafindo Perkasa.

Murti Sumarni.(1998). Pengantar Bisnis : Dasar-dasar Ekonomi Perusahaan, Edisi Ke-lima,Yogyakarta : Liberty.

Philip Kotler.(1996). Manajemen Pemasaran, Analisa Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian, Edisi Ke-delapan, Volume 3, Jakarta : FEUI.


(6)

Philip Kotler.et al.(2000). Manajemen Pemasaran : Perspektif Asia. Yogyakarta : Andi Offset.

Radiosonu.(1993). Manajemen Pemasaran : Suatu Pendekatan Analisis. Yogyakarta : BPFE UGM

Suharsimi Arikunto.(2002). ProsedurPenelitian Suatu Pendekatan Praktek. rev.ed Jakarta : Rineka Cipta.

Sugiyono.(2000). Metode Penelitian Bisnis. Bandung : Alfabeta.