Variabel-Variabel yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Produk Pada Garlick Store di Surabaya.
1
KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK PADA
GARLICK STORE DI SURABAYA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Administrasi Bisnis FISIP
UPN ”Veteran” Jatim
Oleh: WIDYA APRIANI
NPM. 0642010087
YAYASAN KESEJAHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
JURUSAN ILMU ADMINISTRASI BISNIS
SURABAYA
2010
(2)
VARIABEL-VARIABEL YANG MAMPENGARUHI
KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK PADA
GARLICK STORE
DI SURABAYA
Disusun oleh :
WIDYA APRIANI NPM. 0642010087
Telah disetujui untuk mengikuti ujian skripsi
Menyetujui,
PEMBIMBING UTAMA
Drs. Sadjudi, SE, MSi NIP. 19520207 1973 101001
Mengetahui,
DEKAN
Dra. Ec. Hj. Suparwati, M.Si NIP. 19550718 1983 022001
(3)
VARIABEL-VARIABEL YANG MAMPENGARUHI KEPUTUSAN
PEMBELIAN PRODUK PADA
GARLICK STORE
DI SURABAYA
Disusun oleh : WIDYA APRIANI
NPM. 0642010087
Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur pada tanggal : 3 Desember 2010
Menyetujui,
Pembimbing Utama Tim Penguji :
1. Ketua
Drs. Sadjudi, SE, MSi Drs. Sadjudi, SE, MSi NIP. 19520207 1973 101001 NIP. 19520207 1973 101001
2. Sekretaris
Dra. Ety Dwi Susanti, M. Si
NPI. 19680501 1994 032001
3. Anggota
Dra. Lia Nirawati, M.Si
NIP. 19600924 1993 032001
Mengetahui, DEKAN
Dra. Ec. Hj. Suparwati, MSi NIP. 19550718 1983 022001
(4)
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan skripsi dengan judul “Variabel-Variabel yang mempengaruhi keputusan pembelian produk pada Garlick Store di Surabaya”.
Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan ucapan terima kasih kepada Bapak Drs. Sadjudi, S.E., M.Si selaku dosen pembimbing yang bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan petunjuk kepada penulis dan tidak lupa penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1. Ibu Dra. Ec. Hj. Suparwati, M.Si., selaku dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Drs. Sadjudi, S.E., M.Si., selaku ketua program studi Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3. Bapak Drs. Nurhadi, M.Si., selaku sekretaris program studi Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
4. Bapak dan Ibu dosen jurusan Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur. 5. Bapak Arga Pratama Putra selaku direktur Garlick Store yang telah
memberikan bimbingan dan sumber data.
(5)
6. Kepada bapak, ibu dan Kakak-kakak penulis yang selalu memberikan doa dan dukungan, moral maupun materiil sehingga dapat terselesaikannya laporan skripsi ini.
7. Saudara Aswin Agung Mahendra, Yusuf Pribadi Adi Putra, Dwi Putri Retno Wulan, Karina Amalia Riqki yang sudah memberi semangat dan dukungannya dalam menyelesaikan laporan ini.
8. Buat para guru dan teman-teman SMA Kartika VI-1 Balikpapan, terimakasih untuk dukungan dan doanya.
Penulis menyadari segala keterbatasan kemampuan dan pengetahuan, sehingga saran dan kritik sangat penulis harapkan demi kesempurnaan penulisan ini. Akhir kata penulis berharap semoga laporan skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Surabaya, Desember 2010
Penulis
(6)
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR GAMBAR ... vii
DAFTAR TABEL ... viii
ABSTRAKSI ... ix
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 4
1.3 Tujuan Penelitian ... 4
1.4 Manfaat Penelitian ... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori ... 6
2.1.1 Pengertian Pemasaran ... 6
2.1.2 Konsep Pemasaran ... 7
2.1.3 Strategi Pemasaran ... 9
2.2 Bauran Pemasaran (Marketing mix) ... 11
2.3 Pengertian Produk (product) ... 13
2.3.1 Penggolongan Produk ... 14
2.3.2 Klasifikasi Produk ... 16
2.4 Pengertian Harga (price) ... 20
2.4.1 Metode Penetapan Harga ... 21 iii
(7)
2.4.2 Tujuan Penetapan Harga ... 23
2.4.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Harga ... 24
2.5 Promosi (Promotion) ... 25
2.5.1 Pengertian Promosi ... 25
2.5.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Bauran Promosi ... 26
2.5.3 Tujuan Promosi.. ... 27
2.5.4 Bentuk-Bentuk Promosi ... 28
2.6 Distribusi (Place) ... 31
2.6.1 Pengertian Saluran Distribusi ... 31
2.6.2 Fungsi-Fungsi Distribusi ... 32
2.6.3 Macam-Macam Saluran Distribusi ... 33
2.7 Keputusan Membeli ... 35
2.7.1 Pengertian Keputusan Membeli ... 35
2.7.2 Proses Keputusan Membeli ... 36
2.7.3 Tahap-Tahap dalam Proses Keputusan Membeli ... 37
2.7.4 Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Keputusan Membeli ... 38
2.8 Kerangka Berpikir ... 41
2.9 Hipotesis ... 43
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 44
3.2 Populasi, Sampel dan Penarikan Sampel ... 48
3.2.1 Populasi ... 48
(8)
3.2.2 Sampel dan Teknik Penarikan Sampel ... 48
3.2.3 Teknik Penarikan Sampel ... 49
3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 50
3.3.1 Jenis Data ... 50
3.3.2 Sumber Data ... 50
3.3.3 Pengumpulan Data ... 50
3.4 Teknik Analisis dan Uji Hipotesis ... 51
3.4.1 Teknik Analisis Data ... 51
3.4.2 Uji Validitas ... 51
3.4.3 Uji Reliabilitas ... 52
3.4.4 Asumsi Klasik ... 53
3.4.5 Teknik Analisis Regresi Linear Berganda ... 55
3.4.6 Uji Hipotesis ... 56
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Sejarah Garlick Store ... 60
4.2 Pandangan Umum Garlick Store ... 61
4.2.1 Lokasi Garlick Store Surabaya ... 62
4.3 Struktur Organisasi ... 62
4.4 Deskripsi Hasil Penelitian ... 67
4.4.1 Analisis Deskripsi Karakteristik Responden ... 67
4.4.2 Deskripsi Variabel Produk (X1) ... 68
4.4.3 Deskripsi Variabel Harga (X2) ... 70
4.4.4 Deskripsi Variabel Promosi (X3) ... 72
(9)
4.4.5 Deskripsi Variabel Distribusi (X4) ... 73
4.4.6 Deskripsi Variabel Keputusan Membeli (Y) ... 75
4.5 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ... 78
4.5.1. Uji Validitas ... 78
4.5.2 Uji Reliabilitas ... 79
4.6 Uji Asumsi Klasik ... 80
4.6.1 Multikolinieritas ... 80
4.6.2 Heterokedastisitas ... 81
4.6.3 Autokorelasi ... 81
4.7 Hasil Pengujian Hipotesis ... 82
4.7.1 Uji Hipotesis Secara Simultan ... 85
4.7.2 Uji Hipotesis Secara Parsial ... 86
4.7.3 Pembahasan ... 92
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 94
5.2 Saran ... 96 DAFTAR PUSTAKA
KUESIONER
LAMPIRAN TABEL
(10)
DAFTAR GAMBAR
1. Gambar Kerangka Berpikir ... 41
2. Gambar Daerah Kritis Ho ... 57
3. Gambar Daerah Kritis Uji t ... 59
4. Gambar Struktur Organisasi CV. Garlick Indotama ... 63
5. Gambar Distribusi Kriteria Penerimaan dan Penolakan Hipotesis Secara Simultan atau Keseluruhan ... 85
6. Kurva Distribusi Hasil Analisis secara Parsial Faktor Produk (X1) terhadap Keputusan Pembelian Produk pada Garlick Store di Surabaya (Y) ... 87
7. Kurva Distribusi Hasil Analisis secara Parsial Faktor Harga (X2) terhadap Keputusan Pembelian Produk pada Garlick Store di Surabaya (Y) ... 89
8. Kurva Distribusi Hasil Analisis secara Parsial Faktor Promosi (X3) terhadap Keputusan Pembelian Produk pada Garlick Store di Surabaya (Y) ... 90
9. Kurva Distribusi Hasil Analisis secara Parsial Faktor Distribusi (X4) terhadap Keputusan Pembelian Produk pada Garlick Store di Surabaya (Y) ... 91
(11)
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Umur Responden ... 67
Tabel 4.2 Deskripsi Jenis Kelamin Responden ... 68
Tabel 4.3 Variabel Produk (X1) ... 69
Tabel 4.4 Variabel Harga (X2) ... 70
Tabel 4.5 Variabel Promosi (X3) ... 72
Tabel 4.6 Variabel Distribusi (X4) ... 74
Tabel 4.7 Variabel Keputusan Pembelian (Y) ... 75
Tabel 4.8 Uji Validitas ... 78
Tabel 4.9 Uji Reliabilitas ... 79
Tabel 4.10 Nilai Variance Inflation Variabel Bebas ... 80
Tabel 4.11 Tes Heterokedastisitas dengan Korelasi Spearman Korelasi ... 81
Tabel 4.12 Nilai Durbin Watson ... 82
Tabel 4.13 Analisis Varian (ANOVA) ... 82
Tabel 4.14 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda ... 83
(12)
Variabel-Variabel yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Produk Pada Garlick Store di Surabaya
Oleh : WIDYA APRIANI
ABSTRAKSI
Pada dasarnya tujuan utama berdirinya suatu perusahaan adalah untuk mendapatkan keuntungan (profit oriented) yang sebesar-besarnya secara terus menerus dalam jangka panjang guna menunjang keberhasilan dan kelangsungan hidup perusahaan, untuk mencapai tujuan tersebut sesuai dengan harapan perusahaan, bukanlah suatu hal yang mudah, tetapi dalam hal ini perusahaan harus menetapkan strategi pemasaran yang tepat, karena pelaksanaan strategi pemasaran yang kurang tepat sering menyebabkan tidak tercapainya tujuan perusahaan yang telah ditetapkan. Pertumbuhan ekonomi di era globalisasi salah satunya ditandai dengan semakin berkembangnya dunia usaha di segala bidang.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Produk, Harga, Promosi, dan Distribusi secara simultan terhadap keputusan pembelian pada Garlick Store di Surabaya, dan untuk menganalisis pengaruh Produk, Harga, Promosi, dan Distribusi secara parsial terhadap Keputusan Pembelian pada Garlick Store di Surabaya.
Populasi dalam penelitian ini adalah siapa saja konsumen yang datang dan membeli produk pada Garlick Store di Surabaya selama masa penelitian berlangsung. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 97 orang yang diambil dengan menggunakan teknik penarikan sampel sampling aksidental. Jenis penelitian ini adalah data primer. Selanjutnya data dianalisis menggunakan teknik regresi linear berganda.
Setelah dilakukan uji statistik untuk mengetahui pengaruh secara simultan antara variabel bebas Produk, Harga, Promosi, dan Distribusi terhadap variabel terikatnya Keputusan Pembelian Produk pada Garlik Store di Surabaya diperoleh F hitung = 13,631 > F tabel = 2,471 maka Ho ditolak dan Hi diterima, yang berarti bahwa secara keseluruhan faktor-faktor variabel bebas yaitu Produk, Harga, Promosi, Distribusi berpengaruh secara simultan dan nyata terhadap Keputusan Pembelian Produk pada Garlick Store di Surabaya. Sedangkan pada variabel Produk diketahui hasil perhitungan secara parsial diperoleh t hitung = 2,364 > t tabel = 1,986. Sehingga secara parsial Produk berpengaruh secara nyata terhadap Keputusan Pembelian Produk pada Garlick Store. Pada variabel Harga diketahui hasil perhitungan secara parsial diperoleh t hitung = 1,920 > t tabel = 1,986. Sehingga secara parsial Harga berpengaruh secara nyata terhadap Keputusan Pembelian Produk pada Garlick Store di Surabaya. Pada variabel Promosi diketahui hasil perhitungan secara parsial diperoleh t hitung = -0,689 < t tabel = 1,986. Sehingga secara parsial Promosi tidak berpengaruh secara nyata terhadap Keputusan Pembelian Produk pada Garlick Store di Surabaya. Pada variabel Distribusi diketahui hasil perhitungan secara parsial diperoleh t hitung = -0,689 < t tabel = 1,986. Sehingga secara parsial Distribusi tidak berpengaruh secara nyata terhadap Keputusan Pembelian Produk pada Garlick Store di Surabaya.
Kata kunci : produk, harga, promosi, distribusi dan keputusan pembelian
(13)
1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pada dasarnya tujuan utama berdirinya suatu perusahaan adalah untuk mendapatkan keuntungan (profit oriented) yang sebesar-besarnya secara terus menerus dalam jangka panjang guna menunjang keberhasilan dan kelangsungan hidup perusahaan, untuk mencapai tujuan tersebut sesuai dengan harapan perusahaan, bukanlah suatu hal yang mudah, tetapi dalam hal ini perusahaan harus menetapkan strategi pemasaran yang tepat, karena pelaksanaan strategi pemasaran yang kurang tepat sering menyebabkan tidak tercapainya tujuan perusahaan yang telah ditetapkan.
Berarti pemasar harus memahami mengapa dan bagaimana konsumen beraksi dalam situasi konsumsi, sehingga pemasar dapat mengembangkan produk, menetapkan harga mengadakan promosi dan mendistribusikan produknya sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen dengan mempelajari perilaku konsumen, perusahaan dapat mengetahui adanya peluang baru dan belum terpenuhinya kebutuhan dan keinginan konsumen. Faktor tersebut dalam mempengaruhi pembelian konsumen merupakan faktor penentu dalam kelangsungan hidup perusahaan. Apalagi di saat perekonomian yang tidak menentu ini maka setiap perusahaan dituntut untuk melakukan strategi tertentu yang diharapkan dapat berguna dalam memperoleh hasil penjualan yang meningkat. Untuk itu bagi
(14)
perusahaan dengan tujuan pemberian kepuasan kepada konsumen maka perusahaan harus memiliki strategi yang dapat memberikan keputusan kepada konsumen untuk membeli produk yang ada pada perusahaan tersebut.
Perilaku konsumen sendiri dipengaruhi beberapa faktor yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian. Ditinjau dari pola pikir dan tindakan yang berbeda-beda antar individu dalam mengambil keputusan pembelian, yaitu faktor individu konsumen, lingkungan eksternal dan bauran pemasaran.
Pemahaman akan perilaku konsumen dalam situasi tertentu akan memberikan masukan dibidang pemasaran dalam menentukan strategi pemasaran yang direncanakan maupun yang dilaksanakan. Jadi sangat penting bagi perusahaan untuk mengetahui faktor-faktor dalam keputusan pembelian yang nantinya dapat dipakai untuk memuaskan konsumen.
Menjamurnya distro ini merupakan tantangan bagi pengusaha distro (disribution outlet) khususnya yang ada disekitar wilayah Surabaya. Untuk itu, setiap perusahaan atau distro (distribution outlet) harus selalu mencari cara atau strategi penjualan agar dapat merebut hati pembeli. Mulai dari perencanaan produk yang dihasilkan, penetapan harga, strategi promosi, segmentasi pasar, diferensiasi produk dan lain sebagainya, yang harus dipikirkan secara matang dan dilakukan dengan tepat. Namun semua itu tidak cukup membuat pembeli kembali karena mereka memperoleh produk sejenis dengan harga yang relatif sama atau bahkan lebih murah dan lebih
(15)
berkualitas dimana-mana. Perusahaan harus mampu membuat sesuatu yang berbeda dari pesaing agar mampu merebut hati pembeli sehingga menjadi pelanggan dalam jangka panjang.
Kehilangan pelanggan sangat mahal harganya, karena biaya harus dikeluarkan untuk menarik pelanggan baru dan waktu yang dihabiskan karyawan untuk mengenal mereka lebih besar dibandingkan mempertahankan pelanggan. Kehilangan pelanggan juga amat merugikan karena jika mereka tidak puas maka mereka akan pergi dan bercerita pada teman dan kerabatnya.
Mengingat arti penting pelanggan sebagai kunci sukses usaha maka perusahaan harus dapat menjalin hubungan jangka panjang dengan pelanggan hubungan jangka panjang yang dimaksud bukan sekedar hubungan yang semu yaitu hubungan komunikasi satu arah dan bersifat sementara.
Inilah yang dilakukan oleh Garlick Store dalam mengelola bisnisnya. Garlick Store merupakan jenis usaha dibidang pakaian serta aksesoris-aksesoris untuk remaja dan dewasa. Tidak mudah bagi Garlick Store untuk mengembangkan bisnis distronya ditengah persaingan yang kompetitif. Dapat dilihat bahwa bukan hal yang mudah bagi Garlick Store dalam menarik konsumen untuk melakukan pembelian yang berulang-ulang di Garlick Store. Selain itu juga, Garlick Store juga harus berhadapan langsung dengan pesaingnya. Pesaing-pesaing yang ada terutama BigBox, Badger Store, Yulis Distro yang sama-sama memiliki usaha yang sama
(16)
dimana merk-merk yang ada pun tidak jauh beda dengan merk-merk yang Garlick Store keluarkan. Dengan harga serta kualitas barang yang sama membuat Garlick Store semakin berusaha dalam meningkatkan visi dan misi dalam menjalankan usaha ini.
Dari penjelasan diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Variabel-Variabel Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Produk Pada Garlick Store di Surabaya”.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang yang telah diuraikan, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Apakah ada pengaruh produk, harga, promosi, distribusi secara simultan terhadap keputusan pembelian pada Garlick Store di Surabaya?
2. Apakah ada pengaruh produk, harga, promosi, distribusi secara parsial terhadap keputusan pembelian pada Garlick Store di Surabaya?
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk menganalisis pengaruh produk, harga, promosi, distribusi secara simultan terhadap keputusan pembelian pada Garlick Store di Surabaya. 2. Untuk menganalisis pengaruh produk, harga, promosi, distribusi secara
(17)
1.4. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan akan dapat memberikan manfaat-manfaat sebagai berikut :
1. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan informasi dan masukan bagi pihak perusahaan untuk mengetahui faktor dominan yang menjadi pertimbangan akan dapat senantiasa menyusun strategi dalam rangka memenuhi harapan konsumen.
2. Sebagai syarat menyelesaikan pendidikan dan juga dapat menambah khasanah fakultas ilmu sosial politik, dan melatih penulis untuk dapat menerapkan teori-teori yang diperoleh dari perkuliahan.
3. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan perbandingan dan referensi untuk penelitian selanjutnya.
(18)
6
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pemasaran
Pemasaran merupakan salah satu kegiatan diantara sekian banyak
kegiatan penting yang dilakukan oleh setiap pengusaha untuk
mempertahankan kelangsungan hidup dari perusahaan itu sendiri, baik
perusahaan yang bergerak dibidang jasa maupun dibidang yang lain.
Menurut Kotler (2001-18) “Pemasaran dapat diartikan sebagai
kegiatan manusia yang diarahkan pada usaha untuk memuaskan keinginan
dan kebutuhan melalui poses pertukaran”.
Menurut McDaniel (2001-6) “Pemasaran adalah suatu proses
perencanaan dan menjalankan konsep, harga, promosi, dan distribusi
sejumlah ide, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang mampu
memuaskan tujuan individu dan organisasi”.
Menurut Basu Swasta dan Irawan (2001: 5) menyatakan bahwa
“pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis
yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan
dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan konsumen baik
pada pembeli yang ada maupun pembeli potensial.”
Dari beberapa pendapat para ahli diatas, maka dapat ditarik
(19)
bisnis yang bertujuan untuk merencanakan, yang mengakibatkan terjadinya
pemindahan milik atas barang atau jasa tersebut sehingga dapat memenuhi
kepuasan akan keinginan dan kebutuhan konsumen.”
Dalam usaha untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen
dalam program pemasaran tampaknya tidaklah mudah. Hal ini disadari
karena setiap pasar memiliki berbagai macam pembeli yang memiliki
kebutuhan, kebiasaan, selera, daya beli dan reaksi yang berbeda-beda
sehingga diperlukan suatu proses pemasaran yang strategis.
2.1.2 Konsep Pemasaran
Setiap perusahaan menganut salah satu konsep atau filosofi pemasaran
yaitu falsafah atau anggapan atau yang diyakini perusahaan sebagai dasar
dari setiap kegiatannya dalam memuaskan kebutuhan dan keinginan
konsumen. Pemilihan dan penerapan konsep pemasaran tertentu dipengaruhi
beberapa faktor, diantara nilai-nilai dari visi manajemennya, lingkungan
internal dan lingkungan eksternal perusahaan.
Menurut Fandy Tjiptono (2005: 3) konsep pemasaran antara lain
sebagai berikut:
1. Konsep Produksi
Pemasaran yang berpegang pada konsep ini berorientasi pada proses
produksi atau operasi (internal). Asumsi yang diyakini adalah
konsumen hanya akan membeli produk-produk yang mudah dan
(20)
difokuskan pada efisiensi biaya (produksi) dan ketersediaan produk
(distribusi) agar perusahaan dapat memperoleh keuntungan.
2. Konsep Produk
Pemasaran beranggapan bahwa konsumen lebih menghendaki
produk-produk yang memiliki kualitas, kinerja, fitur (features), atau penampilan
superior. Konsekuensinya, pencapaian tujuan bisnis perusahaan
dilakukan melalui inovasi produk, riset, dan pengembangan, dan
pengendalian kualitas secara berkesinambungan.
3. Konsep Penjualan
Konsep yang berorientasi pada tingkat penjualan (internal) dimana
pemasaran beranggapan bahwa konsumen harus dipengaruhi (bila perlu
dibujuk) agar penjualan dapat meningkat. Fokus pemasaran adalah
usaha-usaha memperbaiki teknik-teknik penjualan dan kegiatan promosi
secara intensif dan agresif agar mampu mempengaruhi dan membujuk
konsumen untuk membeli, sehingga pada gilirannya penjualan dapat
meningkat.
4. Konsep Pemasaran
Konsep pemasaran berorientasi pada pelanggan (lingkungan eksternal)
dengan anggapan bahwa konsumen hanya akan bersedia membeli
produk-produk yang mampu memenuhi kebutuhan dan keinginan serta
(21)
5. Konsep Pemasaran Sosial
Pemasaran yang menganut konsep ini, beranggapan bahwa konsumen
hanya bersedia membeli produk-produk yang hanya mampu memuaskan
kebutuhan dan keinginannya serta berkontribusi pada kesejahteraan
lingkungan sosial konsumen.
2.1.3 Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran sangat bermanfaat untuk mengetahui tindakan
yang akan dilakukan dalam usaha pemasaran untuk barang dan jasa.
Menurut Fandy Tjiptono (2001: 6) strategi pemasaran merupakan
pernyataan (baik secara implisit maupun eksplisit) mengenai bagaimana
suatu merek atau lini produk mencapai tujuannya. Atau strategi pemasaran
sebagai alat fundamental yang direncanakan untuk mencapai tujuan
perusahaan dengan mengembangkan keunggulan bersaing yang
berkesinambungan melalui pasar.
Menurut Fandy Tjiptono (2000: 6) Strategi pemasaran terdiri dari lima
elemen yang saling berkait. Kelima elemen tersebut adalah :
1. Pemilihan pasar, yaitu memilih pasar yang akan dilayani.
Keputusan ini didasarkan pada faktor-faktor :
a. Persepsi terhadap fungsi produk dan pengelompokan teknologi yang
dapat diproteksi dan didominasi.
b. Keterbatasan sumber daya internal yang mendorong perlunya
(22)
c. Pengalaman kumulatif yang pada (trial) dan (error) didalam
menanggapi peluang dan tantangan.
d. Kemampuan khusus yang berasal dari akses terhadap sumber daya
langka atau pasar yang terproteksi.
Pemilihan pasar dimulai dengan melakukan segmentasi pasar dan
kemudian memilih pasar sasaran yang paling memungkinkan untuk
dilayani oleh perusahaan.
2. Perencanaan produk, meliputi produk spesifik yang dijual, pembentukan
lini produk dan desain penawaran individual pada masing-masing lini.
Produk itu sendiri menawarkan manfaat total yang dapat diperoleh
pelanggan dengan melakukan pembelian. Manfaat tersebut meliputi
produk itu sendiri, nama merek produk, ketersediaan produk jaminan
atau garansi, jasa reparasi, dan bantuan teknis yang disediakan penjual
serta hubungan personal yang mungkin terbentuk diantara pembeli dan
penjual.
3. Penetapan harga yaitu yang dapat mencerminkan nilai kuantitatif dari
produk kepada pelanggan.
4. Sistem distribusi, yaitu saluran perdagangan grosir dan eceran yang
dilalui produk hingga mencapai konsumen akhir yang membeli dan
menggunakannya.
5. Komunikasi pemasaran (promosi) yang meliputi periklanan, personal
(23)
2.2 Bauran Pemasaran ( Marketing Mix )
Semua kegiatan perusahaan diarahkan pada bauran pemasaran
(Marketing Mix) merupakan salah satu konsep utama pemasaran modern.
Menurut Basu Swasta dan Irawan (2001: 74) “Marketing Mix adalah
variabel-variabel yang dipakai oleh perusahaan sebagai saran untuk
memenuhi atau melayani kebutuhan dan keinginan konsumen.” Dengan kata
lain marketing mix merupakan kumpulan dari empat variabel yaitu produk,
harga, promosi, dan distribusi.
Menurut Philip Kotler dan Amstrong (2000: 11) “Marketing Mix
adalah kegiatan menganalisa, merencanakan, mengimplementasi dan
mengawasi segala kegiatan (program), guna memperoleh tingkat pertukaran
yang menguntungkan dengan pembeli sasaran dalam mencapai tujuan
organisasi.”
Menurut Mc Daniel (2001: 55) “Bauran pemasaran adalah paduan
strategi produk, distribusi, promosi, dan penentuan harga yang bersifat unik
yang dirancang untuk menghasilkan pertukaran yang saling memuaskan
dengan pasar yang dituju”.
Adapun pengertian marketing mix menurut Rismiati dan Suratmo
(2001 : 190)” Strategi 4P (product, price, promotion and place) merupakan
alat yang dapat digunakan produsen untuk mempengaruhi konsumen.
Marketing mix juga dapat diartikan sebagai kombinasi dari empat kegiatan
perusahaan yang merupakan inti dari sistem pemasaran perusahaan, yakni
(24)
Dari pendapat diatas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa yang
dimaksud dengan bauran pemasaran adalah merupakan kombinasi dari
alat-alat untuk sampai pada sarana pasar.
Bauran pemasaran merupakan sekumpulan variabel-variabel yang
dapat digunakan oleh perusahaan untuk mempengaruhi tanggapan
konsumen.
Sehubungan dengan strategi bauran pemasaran, E Jerome Mc.Carthy
(2003: 78) dalam mengklarifikasikan variabel bauran pemasaran tersebut
terdiri dari :
a. Produk (product)
Lokasi, desain dan arsitektur, jenis fasilitas, mutu pelayanan, dekorasi,
suasana (atmosfere), pengemasan (packaging) dan identitas.
b. Harga (price)
Harga merupakan variabel yang sangat menentukan dalam usaha untuk
mempengaruhi tanggapan konsumen terhadap produk yang ditawarkan.
c. Promosi (promotion)
Kombinasi alat-alat yang digunakan sebagai komunikasi untuk mencapai
tujuan penjualan yang diinginkan meliputi periklanan (advertising),
personal selling dan promosi penjualan.
d. Tempat (place)
Dalam hubungannya dengan pemasaran. Variabel ini dapat meliputi cara
bagaimana jasa tersebut didistribusikan kepada konsumen. Suatu
(25)
pasar yang dipilih. Bauran pemasaran atau lengkapnya marketing mix
merupakan kombinasi pemasaran perusahaan, yakni :
1. Produk
2. Struktur harga
3. Kegiatan promosi
4. Sistem distribusi
Marketing mix tersebut merupakan satu perangkat yang akan menentukan
tingkat keberhasilan pemasaran, dan semua ini ditunjukkan untuk
memberikan kepuasan kepada segmen pasar atau konsumen yang dipilih.
2.3 Pengertian Produk (Product)
Menurut Kotler (2000: 394) Produk adalah segala sesuatu yang dapat
ditawarkan pasar, untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan
konsumen. Produk terdiri atas barang, jasa, pengalaman, event, orang,
tempat, kepemilikan, organisasi, informasi dan ide.
Jadi produk itu bukan hanya berbentuk sesuatu yang berwujud saja,
seperti makanan, pakaian, dan sebagainya, akan tetapi juga sesuatu yang
tidak berwujud seperti pelayanan jasa. Semua diperuntukkan bagi pemuasan
kebutuhan dan keinginan (need and want) dari konsumen. Konsumen tidak
hanya membeli produk sekedar memuaskan kebutuhan (need), akan tetapi
juga bertujuan memuaskan keinginan (want). Dikutip dari Buchari Alma
(26)
Pengembangan produk menurut Tjiptono (2001: 95) pengembangan
produk merupakan upaya untuk memperbaiki produk yang ada disesuaikan
dengan selera konsumen, disamping itu juga untuk menghindari kebosanan
konsumen, adapun bagian-bagian yang perlu diperbaiki pada produk itu.
Agar dapat bersaing dengan perusahaan-perusahaan lain antara lain mode
atau corak dan warna kemasan, peningkatan produk.
Menurut Boone dan Kurtz (2002: 47) Produk adalah seperangkat
atribut fisik, pelayanan, dan atribut simbolis yang dirancang untuk
memberikan keputusan kepada pelanggan, dalam definisi yang lebih
luas adalah pertimbangan terhadap rencana kemasan, nama merek, garansi
dan citra produk.
Dalam mencapai strategi pemasaran untuk produk-produk tersendiri,
para pemasar telah mengembangkan beberapa klasifikasi produk
berdasarkan pada keistimewaan dari produk.
Dari beberapa definisi pengertian produk diatas dapat disimpulkan
bahwa pengertian produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan
untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen baik barang maupun
jasa.
2.3.1. Penggolongan Produk
Menurut E. Catur Rismiati (2001: 200) produk dapat digolongkan
menurut tingkat pemakaian dan kekonkretannya, produk dapat digolongkan
(27)
1. Produk tahan lama (Durable goods)
Barang berwujud yang biasanya dapat bertahan dalam jangka waktu yang
lama. Dengan kata lain barang tahan lama adalah barang yang dapat
dipakai berkali-kali dalam waktu yang relative lama dan tidak habis
meski dipakai berkali-kali.
2. Produk tidak tahan lama (non durable good)
Barang berwujud yang biasanya dikonsumsi hanya satu atau beberapa
kali saja dan akan cepat habis.
Berdasarkan tujuan pemakaiannya, produk dapat digolongkan menjadi
dua macam :
1. Barang konsumsi
Adalah produk yang dibeli dengan tujuan untuk dipakai sendiri atau
untuk memuaskan keinginan pribadi seorang individu dan bukan untuk
dijual maupun diproses lagi. Jadi pembeli produk konsumen adalah
konsumen akhir.
2. Barang industri
Adalah produk-produk yang dibeli untuk diproses kembali atau untuk
kepentingan dalam industri, baik secara langsung maupun tidak langsung
dipakai tetapi, diproses kembali untuk dijadikan barang konsumen.
Penggolongan produk-produk kedalam barang konsumsi maupun
barang industri ini sangat penting dalam menyusun program pemasaran
perusahaan, ini disebabkan karena setiap penggolongan barang yang akan
(28)
berbeda. Selain kebijakan industri untuk barang-barang konsumsi biasanya
lebih panjang dan melibatkan lebih banyak perantara atau penghubung dari
pada saluran distribusi untuk barang-barang industri, seperti : baju, bahan
beton, bahan untuk membuat gelas dan lain-lain.
Berdasarkan wujud konkretnya, produk dapat digolongkan kedalam
dua macam yaitu:
1. Produk yang berwujud.
Barang dikatakan berwujud karena secara fisik produk tersebut bisa
dilihat dengan mata atau dapat diraba wujudnya sebagai alat pemuas
kebutuhan.
Contoh : makanan, pakaiannya dan sebagainya
2. Produk yang tidak berwujud.
Disebut juga jasa yaitu kegiatan, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan
untuk dijual. Jasa dikatakan sebagai produk yang tidak berwujud karena
secara fisik tersebut tidak bisa dilihat atau diraba. Konsumen dapat
merasakan manfaat pemakaian jasa tersebut dan dapat membedakan
perbedaan manfaat jasa yang satu dibandingkan jasa lainnya. Namun
konsumennya tidak dapat mendiskripsikan bagaimana wujudnya secara
konkret.
2.3.2 Klasifikasi Produk
Dengan melihat perbedaan antara pasar konsumen dan pasar bisnis,
(29)
produk bisnis tergantung untuk maksud apa seseorang membeli produk
tersebut.
Menurut Boone dan Kurtz (2002: 49) Adapun kategori dari produk,
yaitu :
1. Kategori Produk Konsumen
Untuk mengelompokkan produk konsumen berdasarkan tipenya, para
pemasar memfokuskan diri pada kebiasaan belanja konsumen. Produk
konsumen dibagi menjadi tiga kategori ,yaitu :
a. Produk rumah tangga (Convenience Produk)
Produk-produk yang sering dibeli konsumen dengan segera dan
dengan usaha kecil. Contoh : permen karet, koran, majalah, susu, roti
dan sebagainya.
b. Produk Belanja (shopping products)
Pembelian secara khusus, yang hanya dilakukan setelah pembeli
membandingkan beberapa produk di toko pesaing untuk mengevaluasi
beberapa karakteristiknya. Contoh : karpet, perabot rumah tangga.
c. Produk-produk Khusus (Specialty Products)
Produk-produk yang pembelinya mau melakukan usaha khusus untuk
mendapatkannya. Produk ini cenderung berharga mahal dan
merupakan merek terkenal dan distribusikan di tempat-tempat
(30)
2. Kategori Produk Bisnis
Sering dikenal sebagai produk industri atau produk organisasi. Produk ini
dibagi dalam lima kategori, yaitu :
a. Instalasi (installation)
Rangkaian atau kumpulan peralatan modal utama, seperti sistem
pabrik baru, alat-alat berat dan peralatan yang dibuat sesuai pesanan.
b. Peralatan aksesoris (Accessory Equipment)
Meliputi barang-barang modal yang biasanya tidak terlalu mahal dan
berumur lebih pendek dari instalasi. Contoh : scanner, mesin faks dan
perkakas.
c. Komponen bagian dari material (Component part and Materials)
Produk-produk bisnis yang termasuk bagian dari produk akhir
perusahaan lain.
d. Bahan-bahan Mentah (Raw Materials)
Serupa dengan komponen bagian dan material, karena menjadi
bahan-bahan masukan bagi produk jadi perusahaan lain. Di dalamnya
termasuk produk-produk pertanian, seperti : Kapas, gandum, pupuk,
ternak, juga bahan alami seperti : Tambang besi, batu-batuan, kayu
dan batu bara.
e. Barang pendukung
Barang yang di gunakan dalam kegiatan harian perusahaan dan
merupakan beban bagi perusahaan namun tidak menjadi bagian dari
(31)
Sedangkan menurut Angipora (2002: 157) perencanaan produk pada
dasarnya mengklasifikasikan produk berdasarkan kepada macam-macam
karakteristik produk dilakukan atas berbagai sudut pandang baik atas dasar
daya tahan, wujud, dan penggunaan yang dilakukan oleh konsumen atau
industri, sehingga setiap produk akan memiliki atau strategi bauran
pemasaran tersendiri.
Oleh karena itu berdasarkan daya tahan dan wujud tidaknya produk
yang dihasilkan, maka produk dapat diklasifikasikan kedalam ketiga
kelompok yakni :
a. Barang tidak tahan lama (Non Durable Goods)
Barang terwujud yang secara normal biasanya dikonsumsi dalam satu
atau beberapa kali penggunaan.
Contoh : sabun, garam, minuman dan makanan ringan.
b. Barang Tahan Lama (durable goods)
Barang berwujud yang biasanya secara normal dapat bertahan lama
sehingga dapat digunakan dalam banyak pemakaian.
Contoh : pakaian, lemari es, televisi, komputer dan sebagainya.
c. Jasa (Service)
Suatu aktivitas, manfaat, atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual.
Jasa merupakan benda tidak berwujud. Tidak dapat dipisahkan dan
mudah habis.
Contoh : lembaga pendidikan, bengkel reparasi, hotel, salon kecantikan,
(32)
Dari kedua definisi diatas dapat disimpulkan bahwa klasifikasi produk
adalah sudut pandang seorang dalam memilih atau menggunakan produk
dalam suatu pemasaran.
2.4. Pengertian Harga (Price)
Menurut Henry Simamora (2000: 514) “bahwa harga adalah jumlah
uang yang di bebankan atau dikenakan atas sebuah produk”.
Menurut Basu Swastha dan Irawan (2001: 24) “bahwa harga adalah
jumlah uang (ditambah beberapa produk kalau mungkin) yang di butuhkan
untuk mendapatkan Sejumlah Kombinasi dari produk dan pelayannya”.
Menurut Tjiptono (2004: 178) ”harga dapat diartikan sebagai jumlah
uang (satuan moneter) dan atau aspek lain (non moneter) yang mengandung
utilitas atau kegunaan tertentu yang diperlukan untuk mendapatkan suatu
barang atau jasa”.
Menurut Alma (2004:169) “harga merupakan suatu atribut yang
melekat pada suatu barang, yang memungkinkan barang tersebut, dapat
memenuhi kebutuhan (needs), keinginan (wants) dan memuaskan konsumen
(satisfaction)”.
Dari pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa harga
merupakan pengukuran terhadap suatu barang atau jasa yang dikenakan
kepada konsumen sehingga dapat menciptakan pelanggan.
Dalam strategi penentuan harga, pengusaha harus menetapkan dahulu
(33)
selalu berusaha menetapkan harga barang dan jasa secepat mungkin.
Sehingga perusahaan tersebut dapat memperoleh dari harga yang telah di
tetapkan.
2.4.1. Metode Penetapan Harga
Dengan memperhatikan tiga skedul permintaan pelanggan, fungsi
biaya dan harga pesaing perusahaan siap untuk menentukan harga.
Harga tersebut akan terletak di antara harga yang terlalu rendah untuk
dapat menghasilkan laba dan yang terlalu tinggi untuk dapat menghasilkan
permintaan.
Perusahaan memecahkan persoalan penetapan harga dengan memilih
sebuah metode penetapan harga yang memasukkan satu atau lebih dari
ketiga pertimbangan tersebut. Metode penetapan tersebut akan
menghasilkan sebuah harga tertentu. Adapun metode penetapan harga
menurut Philip Kotler (2002: 311) antara lain:
1. Markup Pricing (penetapan harga produk mark-up)
Metode penetapan harga yang paling sederhana adalah menambahkan
sejumlah kenaikan (markup) baku pada biaya produk.
2. Target-return pricing (penetapan harga berdasarkan biaya)
Pendekatan penetapan harga lainnya yang menggunakan basis biaya
adalah penetapan harga berdasarkan keuntungan sasaran (target return
pricing). Perusahaan menentukan harga yang akan menghasilkan tingkat
(34)
3. Reseived-Value pricing (Penetapan harga berdasarkan nilai yang dirasakan)
Semakin banyak perusahaan yang mendasarkan harga mereka pada nilai
yang dirasakan (perseived value) dari produk. Perusahaan melihat
persepsi nilai pembeli, bukan biaya penjual, sebagai kunci penetapan
harga, Perusahaan menggunakan variabel non harga ini dalam bauran
pemasaran untuk membangun nilai yang dirasakan dalam benak pembeli.
Harga ditetapkan untuk mencerminkan nilai yang dirasakan tersebut.
4. Value pricing (penetapan harga berdasarkan nilai)
Dalam tahun-tahun belakangan ini, beberapa perusahaan telah
mengadopsi penetapan harga berdasarkan nilai (Value pricing) dimana
mereka menetapkan harga rendah bagi penawaran berkualitas.
5. Going-rate (penetapan harga berdasarkan tarif)
Dalam penetapan harga berdasarkan tarif yang berlaku (going-rate
pricing), suatu perusahaan mendasarkan harganya terutama pada harga
pesaing dengan sedikit memperhatikan biaya atau permintaannya sendiri.
Perusahaan itu mungkin menetapkan harga yang sama. Lebih besar, atau
lebih kecil dari pada pesaing utamanya.
6. Sealed-bid pricing (pendekatan pasar dan pesaing)
Penetapan harga yang berorientasi pada pesaing umum diterapkan bila
mana perusahaan mengajukan penawaran untuk memperebutkan suatu
(35)
bagaimana pesaing akan menghargai tawaran daripada hubungan yang
kaku dengan biaya atau permintaan perusahaan.
Menurut Angipora (2002: 284) ada beberapa metode yang dapat
digunakan sebagai rencana dan variasi dalam penetapan harga yang
terdiri :
1. Harga didasarkan pada biaya total ditambah laba yang diinginkan.
2. Harga didasarkan keseimbangan antara perkiraan permintaan pasar
dengan suplai (biaya produksi dan pemasaran).
3. Harga didasarkan pada kondisi-kondisi pasar yang bersaing.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa setiap perusahaan
harus menggunakan metode dalam menetapkan harga, agar perusahaan
dapat memperoleh laba dan tidak mengalami penurunan pangsa pasar.
2.4.2. Tujuan Penetapan Harga
Beberapa tujuan perusahaan dalam menetapkan harga produk,
menurut F. Catur Rismiati (2001: 214) antara lain :
1. Bertahan hidup
Jika perusahaan menghadapi persaingan yang gencar, kapasitas produk
yang berlebihan, atau perubahan keinginan konsumen. Maka perusahaan
dapat menetapkan harga jual yang rendah agar pabrik bisa terus
berproduksi dan persediaan terus berputar.
2. Memaksimalkan laba jangka pendek.
Kebanyakan perusahaan akan memutuskan harga pada tingkat yang
(36)
3. Unggul dalam bagian pasar.
Perusahaan-perusahaan lain juga berusaha meraih pasar yang dominan,
perusahaan yang memiliki bagian pasar yang dominan akan menikmati
struktur biaya rendah dan keuntungan jangka panjang yang tinggi.
4. Unggul dalam kualitas produk.
Suatu perusahaan mungkin berkeinginan menjadi pemimpin dalam hal
kualitas produk dipasarnya.
5. Bagi wiraniaga.
Adalah memberikan dukungan atas produk atau modal baru, untuk
merangsang mereka mencari pelanggan-pelanggan baru dan mendorong
penjual di musim sepi.
2.4.3 Faktor-faktor Mempengaruhi Tingkat Harga
Dalam kenyataan tingkat harga yang terjadi dipengaruhi oleh beberapa
faktor, antara lain :
1. Keadaan perekonomian
Keadaan perekonomian sangat mempengaruhi tingkat harga yang berlaku
pada periode resesi misalnya merupakan suatu periode dimana harga
berada pada tingkat harga yang lebih rendah.
2. Penawaran dan permintaan
Permintaan yaitu sejumlah barang yang dibeli oleh pembeli pada tingkat
harga yang lebih rendah yang akan mengakibatkan jumlah yang diminta
(37)
3. Elastisitas permintaan
Faktor lain yang dapat mempengaruhi penentuan harga adalah sifat
permintaan pasar. Sebenarnya permintaan pasar ini tidak mempengaruhi
volume yang dapat dijual.
4. Persaingan
Harga jual beberapa macam barang sering dipengaruhi oleh keadaan
persaingan yang ada.
5. Biaya
Biaya merupakan penentuan harga, sebab suatu tingkat harga yang tidak
dapat menutup biaya akan mengakibatkan kerugian.
6. Tujuan perusahaan
Penetapan suatu barang sering dikaitkan dengan tujuan-tujuan yang akan
dicapai, setiap perusahaan tidak selalu mempunyai tujuan yang sama
dengan perusahaan lainnya.
7. Pengawasan pemerintah
Pengawasan pemerintah juga merupakan faktor penting dalam penentuan
harga jual produk. Bentuk pengawasan pemerintah adalah penetapan
harga maksimum, penetapan harga minimum, diskriminasi harga serta
usaha-usaha yang mengarah pada usaha mencegah monopoli.
2.5 Promosi (Promotion) 2.5.1 Pengertian Promosi
Promosi adalah salah satu yang penting dalam pemasaran, oleh karena
(38)
yang dihasilkan dapat dikenal oleh masyarakat, dimana pada akhirnya akan
dapat meningkatkan volume penjualan produk.
Adapun pengertian promosi menurut para ahli bidang pemasaran,
menurut Alma (2004: 179) “Bahwa promosi adalah sejenis komunikasi yang
memberi penjelasan yang meyakinkan calon konsumen tentang barang dan
jasa”.
Menurut Sigit (2002: 53) ”Promosi adalah setiap bentuk komunikasi
yang digunakan oleh perusahaan (pemasar) untuk memberitahu (informasi),
membujuk atau mengingatkan orang mengenai produk, jasa, bayangan
(image), gagasan (ide) atau keterlibatan perusahaan dan masyarakat dengan
maksud agar dapat menerima dan melakukan perbuatan sebagaimana yang
dikehendaki oleh perusahaan (pemasar).
Jadi dapat disimpulkan promosi adalah kegiatan yang terencana untuk
merangsang atau membujuk, memberi informasi kepada konsumen agar
mau tergerak untuk membeli. Hanya digunakan dalam jangka pendek
sehingga dapat mendongkrak atau meningkatkan volume penjualan.
2.5.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Bauran Promosi
Menurut Stanton didalam oleh Alma (2004: 179),ada beberapa bauran
promosi antara lain :
1. The amount of money available for promotion.
Bisnis yang memiliki dana banyak tentu memiliki kemampuan lebih
(39)
2. The nature of the market.
Keadaan pasar ini menyangkut daerah geografis pasaran produk dan juga
calon konsumen yang dituju.
3. The nature of produk.
Keadaan produk ini menyangkut apakah produk ditujukan untuk
konsumen akhir atau sebagai bahan industri.
4. The stage of the product’s life cycle.
Pada tingkat mana siklus kehidupan produk sudah dicapai, akan
mempengaruhi promosi yang digunakan.
2.5.3 Tujuan Promosi
Tujuan promosi menurut Alma (2004: 181) “tujuan utama promosi
adalah memberi informasi, menarik perhatian dan selanjutnya memberi
pengaruh meningkatnya penjualan.
Sedangkan tujuan promosi menurut Dharmesta (2002:353), dapat
dibedakan menjadi empat yaitu :
1. Modifikasi Tingkah Laku.
Artinya ditinjau dari segi promosi yang berusaha merubah tingkah laku
dan pendapat seseorang dengan jalan mempengaruhi dan membujuk
untuk mendorong seseorang membeli barang atau jasa.
2. Memberitahu.
Diarahkan untuk memberitahukan sebagai hal tentang barang atau jasa
yang ditawarkan, termasuk juga tentang perusahaan dan bauran
(40)
3. Membujuk.
Dalam hal ini promosi penjualan diarahkan untuk mempengaruhi agar
konsumen tertarik untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan,
disamping itu juga diarahkan untuk dapat merubah sikap dengan
mempengaruhi tingkah laku pembeli dengan memberikan informasi yang
konveratif.
4. Mengingatkan.
Diarahkan untuk meningkatkan kembali konsumen guna
mempertahankan merek produk dihati masyarakat dan perlu dilakukan
selama tahap kedewasaan didalam siklus kehidupan produk.
2.5.4 Bentuk-bentuk Promosi
Menurut Rismiati dan Suatno (2001: 255), bentuk-bentuk promotional
mix yaitu :
a. Periklanan.
Periklanan merupakan bentuk lisan dan promosi non pribadi tentang ide,
barang dan jasa yang dibayar oleh sponsor tertentu. Dalam periklanan
produk, pemasaran iklan menyatakan kepada pasar tentang produk yang
ditawarkan. Periklanan produk ini dapat dibagi lagi ke dalam :
1) Primary demand advertising.
Merupakan periklanan yang berusaha mendorong permintaan untuk
suatu jenis produk secara keseluruhan, tanpa menyebutkan merek atau
(41)
2) Selective demand advertising.
Hampir sama dengan primary demand advertising. Hanya gedung
dalam selective demand advertising disebutkan merek dagang yang
ditawarkan.
Selain primary demand advertising dan selective demand advertising,
periklanan produk ini juga dapat dikelompokkan kedalam :
a. Periklanan
1. Periklanan Langsung.
Kegiatan periklanan penjual langsung menginginkan adanya
tanggapan yang cepat iklannya.
2. Periklanan Tidak langsung.
Periklanan yang dibuat tidak langsung untuk permintaan jangka
pendek.
b. Personal selling.
Personal selling merupakan presentasi lisan dalam suatu percakapan
dengan calon pembeli atau lebih ditunjukkan untuk menciptakan
penjualan.
Tujuan Personal selling adalah :
1. Mengarahkan para penjual.
2. Mengembangkan target pelanggan.
3. Menggunakan waktu penjualan secara efisien.
4. Motivasi tenaga penjualan atau untuk merebut pangsa pasar dengan
(42)
c. Publisitas
Publisitas merupakan pemberitahuan di media massa (media cetak dan
media elektronik) dengan tujuan untuk mendorong atas produk barang
atau jasa atau ide perusahaan.
d. Promosi Penjualan
Promosi penjualan merupakan kegiatan pemasaran selain periklanan,
personal selling, dan publisitas yang mendorong pembelian barang oleh
konsumen. Kegiatan promosi penjualan diantaranya : pameran, peragaan
dan demonstrasi.
Tujuan promosi penjualan :
1. Meningkatkan permintaan dari pemakai industrial dan atau konsumen
akhir.
2. Mendorong pembeli membeli lebih banyak.
3. Mendukung dan mengkoordinasikan kegiatan personal selling dan
periklanan.
Tujuan akhir dari promosi adalah untuk mendapatkan seseorang untuk
membeli suatu produk maupun jasa. Charles Lamb (2001: 159) mengatakan
bahwa untuk menjangkau tujuan promosi disebut dengan konsep AIDA,
yaitu :
a. Awareness (kesadaran)
Pemasaran iklan harus pertama kali mencapai kesadaran dengan target
pasar, sebuah perusahaan tidak dapat menjual sesuatu jika pasar tidak
(43)
b. Interest (Minat)
Kesadaran sederhana dari suatu merek jarang mengarah pada suatu
penjualan. Langkah berikutnya adalah menciptakan minat pada suatu
produk.
c. Desire (keinginan)
Menciptakan preferensi merek dengan menjelaskan keunggulan
perbedaan produk tersebut dibandingkan pesaing.
d. Action (tindakan)
Beberapa anggota pada target pasar ini mungkin sekarang yakin untuk
membeli tetapi masih harus membuat keputusan membeli.
2.6 Distribusi (Place)
2.6.1 Pengertian Saluran Distribusi
Banyak perusahaan tidak dapat mencapai sasaran dalam penjualan
yang telah ditetapkan, disebabkan oleh tidak tepatnya saluran distribusi
yang dipergunakan. Saluran distribusi adalah saluran yang dilalui oleh suatu
barang dari produsen ke tangan konsumen. Adapun pengertian dari saluran
distribusi dikemukakan oleh para ahli sebagai berikut.
Menurut Dhamesta (2002:28) “distribusi adalah saluran yang
dipergunakan oleh produsen yang digunakan oleh produsen untuk
menyalurkan barang tersebut dari produsen sampai ke konsumen atau
(44)
Menurut Rismiati dan Suratno (2001: 244)”saluran distribusi adalah
seperangkat lembaga yang melakukan semua kegiatan (fungsi) pemindahan
barang dari tangan produsen ke tangan konsumen akhir.
Menurut Stanton (2001:309) “pengertian distribusi adalah suatu
lembaga perantara yang melakukan kegiatan menyalurkan barang dan jasa
disertai hak milik dari produsen ke konsumen.
Dari ketiga definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa yang
dimaksud dengan saluran distribusi adalah orang atau lembaga yang saling
bergantung dan saling terlibat dalam perluasan barang dan jasa dari
produsen sampai ke konsumen.
2.6.2 Fungsi-fungsi Distribusi
Menurut Simamora (2001: 139), fungsi saluran distribusi adalah :
1. Mempermudah proses pertukaran, perantara pemasaran pada umumnya
mengurangi biaya pengiriman produk kepada pelanggan.
2. Mengurangi ketidak cocokan.
Sedangkan menurut Kotler dan Amstrong (2001: 8) “fungsi saluran
distribusi adalah menggerakkan barang dan jasa dari produsen kepada
konsumen. Mereka memecahkan kesenjangan utama seperti waktu,
tempat, pemilikan yang memisahkan barang dan jasa dari mereka yang
(45)
2.6.3 Macam-macam Saluran Distribusi
Bentuk-bentuk saluran distribusi sering dikaitkan dengan golongan
barang yang ada. Menurut Rismiati dan Suratno (2001: 24), terdapat dua
macam saluran distribusi, yaitu :
1. Saluran distribusi untuk barang konsumsi.
Perantara yang melakukan fungsi penyaluran barang dari tangan
produsen ke tangan konsumen akhir ada tiga macam yaitu agen,
pedagang besar dan pengecer. Ada lima macam kombinasi saluran
distribusi barang konsumsi, yaitu :
a. Saluran distribusi langsung.
Saluran distribusi ini disebut saluran langsung karena tidak
menggunakan perantara apapun. Saluran distribusi ini merupakan
saluran distribusi yang paling pendek atau sederhana karena produsen
langsung menjual produk atau langsung mendatangi rumah
konsumen.
b. Saluran distribusi menggunakan satu perantara.
Bentuk saluran distribusi ini menggunakan satu perantara yaitu
pengecer besar. Pengecer besar langsung melakukan pembelian dari
produsen dan kemudian menjualnya kepada konsumen akhir.
c. Saluran distribusi tradisional.
Dalam saluran distribusi semacam ini, produsen hanya melayani
(46)
menjual kepada pengecer. Pembelian oleh pengecer dilayani pedagang
besar dan pembelian oleh konsumen dilayani pengecer saja.
d. Dalam saluran distribusi ini, produsen menggunakan agen sebagai
perantara untuk menyalurkan barang nya kepada pedagang besar yang
kemudian menjualnya kepada pengecer. Agen yang terlibat dalam
saluran distribusi ini terutama agen penjual.
e. Dalam saluran distribusi ini, produsen memilih agen (agen penjual
atau agen pabrik) sebagai penyalurannya. Ia menjalankan kegiatan
perdagangan besar dalam saluran distribusi yang ada. Sasaran
penjualannya terutama ditunjuk kepada pengecer besar.
2. Saluran distribusi untuk barang produksi.
Perantara yang melakukan fungsi penyaluran barang dari tangan
produsen ke tangan konsumen pemakai barang industri ada dua macam
yaitu agen dan distributor industri. Ada empat macam kombinasi saluran
pemasaran untuk kelompok barang industri, yaitu :
a. Saluran distribusi langsung.
Saluran distribusi langsung ini dipakai oleh produsen jika transaksi
penjualan kepada pemakai relatif cukup besar. Saluran semacam ini
cocok untuk barang industri seperti pesawat terbang atau lokomotif
(barang yang tergolong instalisasi).
b. Saluran distribusi menggunakan satu perantara distribusi industri.
Barang yang cocok dipasarkan dengan saluran distribusi ini antara lain
pelengkap operasi, peralatan tambahan, bahan bangunan dan
(47)
c. Saluran distribusi ini dapat dipakai oleh perusahaan dengan
pertimbangan bahwa unit penjualannya terlalu kecil untuk di jual
secara langsung. Selain itu, faktor penyimpanan pada penyaluran perlu
dipertimbangkan pula, sehingga pada penyaluran perlu di
pertimbangkan pula, sehingga agen memegang peran penting dalam
penyimpanan barang.
d. Perlu umumnya saluran, distribusi semacam ini dipakai oleh produsen
yang tidak memiliki departemen. Juga perusahaan yang ingin
memperkenalkan barang baru atau ingin memasuki daerah pemasaran
baru.
2.7. Keputusan Membeli
2.7.1 Pengertian Keputusan Membeli
Menurut Sunarto (2003: 150) keputusan membeli adalah suatu proses
pengambilan keputusan yang dilakukan untuk menetapkan kebutuhan akan
barang dan jasa yang perlu dibeli serta mengidentifikasi, mengevaluasi dan
memilih diantara alternatif merek.
Menurut Nugraha (2003: 413) keputusan membeli adalah suatu proses
pemilihan diantara dua atau lebih alternatif dimana semua aspek perilaku
dan kondisi dilibatkan dalam suatu pengambilan keputusan konsumen,
termasuk pengetahuan, arti kepercayaan, perhatian dan pemahaman akan
(48)
Menurut Fandy Tjipono (2001: 20) proses pengambilan keputusan
sangat bervariasi. Proses pengambilan keputusan dimana konsumen
mengenal masalahnya kemudian diambil suatu tindakan keputusan
mengkonsumsi.
Dari definisi diatas dapat penulis simpulkan bahwa pengambilan
keputusan adalah proses pemilihan alternatif dimana dilakukan untuk proses
pemecahan masalah dengan mempertimbangkan berbagai perilaku
konsumen.
2.7.2 Proses Keputusan Membeli
Menurut Simamora (2002 : 12) suatu proses keputusan bukan sekedar
mengetahui sebagai faktor yang akan mempengaruhi pembeli, tetapi
berdasarkan peranan dalam pembelian dan keputusan membeli, yaitu :
a. Pengambilan inisiatif (Initiator)
Adalah orang yang pertama-tama menyerahkan saat memikirkan gagasan
membeli produk atau jasa tertentu.
b. Orang yang mempunyai (Influences)
Seseorang yang memberikan pengaruh adalah orang yang pandangan
atau nasihatnya di perhitungkan dalam membuat keputusan akhir.
c. Pembuatan Keputusan (Decider)
Adalah seseorang yang pada akhirnya menentukan sebagian besar atau
keseluruhan keputusan membeli apakah jadi membeli, apa yang beli,
(49)
d. Pembeli (buyer)
Adalah seseorang yang melakukan pembelian sebenarnya.
e. Pemakaian (user)
Adalah seseorang atau orang yang menikmati atau memakai produk/jasa.
2.7.3 Tahap-tahap dalam Proses Keputusan Membeli
Menurut Simamora (2002: 15) ada lima tahap yang dilalui konsumen
dalam proses pembelian, yaitu:
a. Pengenalan Masalah
Proses dilalui saat pembeli menyadari adanya masalah atau
kebutuhan. Pembeli merasakan adanya perbedaan antara yang nyata dan
yang diinginkan. Kebutuhan ini disebabkan karena adanya rangsangan
internal maupun eksternal. Dari pengalaman sebelumnya orang telah
belajar bagaimana mengatasi dorongan ini dan dimotivasi ke arah produk
yang diketahuinya akan memuaskan dorongan ini,
b. Pencarian Informasi
Seorang konsumen yang terdorong kebutuhannya mungkin, atau
mungkin juga tidak, mencari informasi lebih lanjut. Jika dorongan
konsumen kuat dan produk itu berada di dekatnya, mungkin konsumen
ini hanya akan menjadi ingatan saja.
Pencarian informasi terdiri dari dua jenis menurut tingkatnya. Yang
pertama adalah perhatian yang meningkat, yang ditandai dengan
(50)
informasi secara aktif yang dilakukan dengan mencari informasi dari
segala sumber.
c. Evaluasi Alternatif
Konsumen memproses informasi tentang pilihan merek untuk
membuat keputusan terakhir. Pertama, kita melihat bahwa konsumen
mempunyai kebutuhan. Konsumen akan mencari manfaat tertentu dan
selanjutnya melihat kepada atribut produk. Konsumen akan memberikan
bobot yang berbeda untuk setiap atribut produk sesuai dengan
kepentingannya. Kemudian konsumen mungkin akan mengembangkan
himpunan kepercayaan merek. Konsumen juga dianggap memiliki fungsi
utilitas, yaitu bagaimana konsumen mengharapkan kepuasan produk
bervariasi menurut tingkat alternatif tiap ciri. Dan akhirnya konsumen
akan tiba pada sikap kearah alternatif merek melalui prosedur tertentu.
2.7.4 Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap keputusan Membeli
Menurut Fandy Tjiptono (2004: 30) keputusan konsumen didalam
mengkonsumsi jasa merupakan seperangkat alat yang dapat digunakan
pemasar untuk membentuk karakteristik jasa yang ditawarkan kepada
pelanggan sehingga menjadikan suatu faktor suatu yang mempengaruhi
keputusan membeli jasa. Faktor-faktor yang dapat berpengaruh terhadap
(51)
1. Produk
Merupakan bentuk penawaran organisasi jasa yang ditujukan untuk
mencapai tujuan organisasi melalui pemuasan kebutuhan dan keinginan
pelanggan. Dalam konteks ini produk bisa berupa apa saja baik yang
berwujud fisik atau tidak dapat ditawarkan kepada pelanggan potensial
untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan tertentu.
2. Pricing (harga)
Merupakan keputusan berkenan dengan penetapan harga. Keputusan
bauran harga berkenan dengan kebijakan strategi dan taktis seperti
tingkat harga, struktur diskon, syarat pembayaran, dan tingkat
diskriminasi harga diantara berbagai kelompok pelanggan. Pada
umumnya, aspek-aspek harga ini mirip dengan yang biasa dijumpa
pemasar barang.
3. Promotion (promosi)
Bauran promosi meliputi berbagai metode untuk mengkomunikasikan
manfaat jasa kepada pelanggan potensial dan actual, meskipun secara
garis besar bauran promosi untuk barang sama dengan jasa, promosi jasa
seringkali membutuhkan penekanan tertentu pada upaya meningkatkan
kenampakan tangibilitas jasa.
4. Distribusi
Keputusan distribusi menyangkut kemudahan akses terhadap jasa bagi
para pelanggan potensial. Keputusan ini meliputi keputusan-keputusan
(52)
restoran harus didirikan), selain itu keputusan mengenai penggunaan
perantara untuk meningkatkan aksebilitas jasa bagi para pelanggan
(misalnya apakah akan menggunakan jasa agen berjalan ataukah harus
memasarkan sendiri acara langsung kepada konsumen). Dan keputusan
non lokasi yang ditetapkan demi ketersediaan jasa (contohnya delivery
sistem).
Menurut Gaspersz (2000:118) menyatakan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi persepsi dan ekspektasi konsumen adalah sebagai berikut :
a. Kebutuhan dana dan keinginan yang berkaitan dengan hal-hal yang
dirasakan konsumen ketika sedang melakukan transaksi
b. Pelanggan masa lalu ketika mengkonsumsi produk dari perusahaan
maupun pesaing-pesaingnya
c. Komunikasi melalui ikatan dan pemasaran juga mempengaruhi persepsi
konsumen
Keputusan membeli sangat dipengaruhi oleh beberapa hal yang
meliputi pengiriman produk, performa produk, citra perusahaan atau
produk, merk, nilai harga yang dihubungkan dengan nilai yang diterima
konsumen, prestasi para karyawan, keunggulan dan kelemahan pesaing.
Maka berdasarkan berbagai penjelasan tersebut diatas maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan membeli
(53)
2.8. Kerangka Berfikir
Berdasarkan uraian tersebut berkaitan dapat disusun suatu model alur
pemikiran sebagai berikut ini.
Keterangan :
X = Variabel bebas / independen variabel yaitu faktor produk, harga,
distribusi dan promosi
Y = Variabel terikat / dependen variabel, yaitu keputusan membeli pada
produk pada garlick store
= Pengaruh
Maksud dari kerangka berpikir di atas untuk mengetahui pengaruh
antara variabel-variabel dengan keputusan Pembelian pada produk Garlick
Store. Variabel-variabel tersebut merupakan pengelompokan dari berbagai Produk ( X1)
Harga (X2)
Keputusan Membeli (Y)
Promosi (X3)
(54)
macam alasan yang menyebabkan konsumen dalam membeli produk
Garlick Store.
Produk merupakan apa saja yang dapat ditawarkan ke dalam pasar
untuk diperhatikan, dimiliki, dipergunakan, dikonsumsi sehingga dapat
memuaskan keinginan atau kebutuhan termasuk didalamnya adalah obyek
fisik, jasa, barang, orang, tempat, organisasi dan gagasan.
Harga adalah salah satu penentu seseorang dalam membeli produk
Garlick Store karena dengan kestabilan harga dan penetapan harga, maka
konsumen akan memperlihatkan peluang membeli lebih tinggi pada
kesempatan berikutnya.
Promosi adalah sebagai arus informasi yang dibuat untuk
mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan
pembelian dalam pemasaran. Kemudahan dalam penyampaian informasi
didalam promosi sangat mempengaruhi keputusan konsumen dalam
membeli produk.
Sedangkan distribusi proses penyaluran barang dimana produk yang
menjadi kebutuhan konsumen dapat dengan mudah didapat dimanapun
wilayah maupun tempat yang menyediakan atau menjual.
Diduga bahwa variabel-variabel di atas terdapat pengaruh baik secara
simultan maupun parsial terhadap kepuasan konsumen, untuk mengetahui
(55)
2.9 Hipotesis
Dengan permasalahan seperti yang diuraikan sebelumnya dapat
diajukan hipotesis sebagai berikut :
1. Secara simultan terdapat pengaruh signifikan produk (X1), harga (X2),
promosi (X3) dan distribusi (X4) terhadap keputusan membeli (Y).
2. Secara parsial terdapat pengaruh signifikan produk (X1), harga (X2),
(56)
44
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Definisi Operasional Dan Pengukuran Variabel
Definisi operasional bertujuan sebagai pedoman dalam pelaksanaan
penelitian yang dilakukan pada Garlick Store, Jl. Bawean 28 Surabaya. Hal
ini yang dilakukan untuk mencari pengaruh produk dan harga terhadap
keputusan membeli dimana variabel-variabel tersebut adalah variabel bebas
dan variabel terikat. Adapun variabel bebasnya adalah produk (X1), harga
(X2), promosi (X3), dan distribusi (X4). Sedangkan variabel terikatnya
adalah keputusan konsumen (Y).
Definisi operasional atas variabel-variabel tersebut dijabarkan sebagai
berikut :
a. Variabel bebas ( X )
1. Produk ( X1 )
Adalah segala yang dapat ditawarkan di pasar, untuk memuaskan
kebutuhan dan keinginan konsumen. Produk yang disediakan oleh
Garlick Store, Jl. Bawean 28 Surabaya sangat bervariasi. Variabel
tersebut diindikatori oleh jenis, kualitas dan komposisi produk, Cara
pengukurannya dengan menggunakan skala likert.
Adapun indikator di dalam variabel produk antara lain:
a. Jenis produk yaitu suatu produk yang mempunyai beragam jenis
(57)
b. Kualitas produk yang mempunyai keunggulan dibanding produk
lain.
c. Komposisi produk yang mempunyai manfaat bagi konsumen
Cara pengukuran variabel ini dengan menggunakan skala likert
dengan memberikan score sebagai berikut:
a. Sangat setuju = 5
b. Setuju = 4
c. Ragu-ragu = 3
d. Tidak setuju = 2
e. Sangat tidak setuju = 1
2. Harga ( X2 )
Adalah jumlah uang yang harus dibayarkan konsumen untuk
mendapatkan suatu produk guna memenuhi kebutuhan. Harga yang
ditetapkan oleh Garlick Store, Jl. Bawean 28 Surabaya. Variabel
tersebut diindikatori oleh tingkat harga, kesesuaian harga, dan harga
pesaing. Cara pengukurannya dengan menggunakan skala likert.
Adapun indikator didalam variabel harga antara lain:
a. Harga sesuai dengan ukuran produk yaitu harga yang ditetapkan
berdasarkan atas ukuran dari produk tersebut.
b. Harga sesuai dengan mutu yaitu harga yang ditetapkan berdasarkan
kualitas dari produk tersebut.
c. Harga pesaing yaitu harga yang ditetapkan ada perbedaan dengan
(58)
Cara pengukuran variabel ini menggunakan skala likert dengan
memberikan score sebagai berikut:
a. Sangat setuju = 5
b. Setuju = 4
c. Ragu-ragu = 3
d. Tidak setuju = 2
e. Sangat tidak setuju = 1
3. Promosi (X3)
Merupakan kegiatan pemasaran yang dilakukan Garlick Store,
Jl. Bawean 28 Surabaya untuk mengenalkan produk yang ditawarkan
sehingga dapat menarik minat konsumen. Adapun indikator didalam
variabel promosi antara lain:
a. Media promosi
b. Frekuensi promosi
Cara pengukuran variabel ini menggunakan skala likert dengan
memberikan score sebagai berikut:
a. Sangat setuju = 5
b. Setuju = 4
c. Ragu-ragu = 3
d. Tidak setuju = 2
(59)
4. Distribusi (X4)
Merupakan tempat untuk memperoleh produk Garlick Store yang
ditawarkan oleh Garlick Store, Jl. Bawean 28 Surabaya sehingga
sampai ke tangan konsumen. Adapun indikator didalam variabel
distribusi antara lain:
a. Produk mudah didapat
b. Produk selalu tersedia
c. Delivery service
Cara pengukuran variabel ini menggunakan skala likert dengan
memberikan score sebagai berikut:
a. Sangat setuju = 5
b. Setuju = 4
c. Ragu-ragu = 3
d. Tidak setuju = 2
e. Sangat tidak setuju = 1
b. Variabel Terikat ( Y )
Keputusan membeli suatu proses keputusan membeli yang
dilakukan untuk menetapkan kebutuhan akan barang dan jasa yang perlu
dibeli serta mengidentifikasi, mengevaluasi dan memilih di antara
alternatif merek. Variabel tersebut diindikatori oleh produk yang
ditawarkan, harga yang ditawarkan. Promosi yang ditawarkan serta
(60)
menggunakan skala likert. Dimana cara mengukur variabel tersebut
menggunakan skala likert, yaitu :
a. Sangat setuju = 5
b. Setuju = 4
c. Ragu-ragu = 3
d. Tidak setuju = 2
e. Sangat tidak setuju = 1
3.2 Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel 3.2.1 Populasi
Populasi merupakan objek atau subjek yang berada pada suatu
wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah
penelitian (Ridwan, 2004 : 55). Populasi dalam penelitian adalah seluruh
konsumen yang pernah membeli pada Garlick Store, Jl. Bawean 28
Surabaya selama masa penelitian berlangsung.
3.2.2 Sampel dan Teknik Penarikan Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiono, 2006 : 73) yaitu seluruh konsumen yang pernah
membeli pada Garlick Store, Jl. Bawean 28 Surabaya. Karena jumlah
populasinya tidak diketahui secara pasti maka untuk menentukan sampel
yaitu dengan menggunakan rumus sebagai berikut : n p.q e
) 2 1 Z ( 2
(61)
Dimana :
n = Jumlah sampel
p = Proporsi
q = Proporsi sisa dalam populasi (1-p)
(p x q) = Karena proporsi populasi dalam populasi yang tersedia tidak
diketahui, maka variasi p dan q dapat diganti dengan harga maksimum
yakni : (0,5 x 0,5 = 0.25).
Z ½ = Derajat koefisien kontigensi 95% = 1.96
e = Prosentase perkiraan kemungkinan membuat kekeliruan dalam
penentuan sample = 0.1
Maka :
n p.q e
) 2 1 Z ( 2
n 0,5 x 0,5 1 . 0 96 . 1 2
n = 97
3.2.3 Teknik Penarikan Sampel
Yaitu penarikan sampel menggunakan sampling aksidental yaitu
teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja konsumen
yang datang dan membeli produk pada Garlick Store, Jl. Bawean 28
Surabaya yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan
(62)
3.3 Teknik Pengumpulan Data 3.3.1 Jenis Data
Jenis data pada penelitian ini adalah data primer, yaitu data yang
dikumpulkan atau diperoleh secara langsung dengan cara memberikan
kuesioner kepada konsumen yang berkunjung dan membeli produk pada
Garlick Store, Jl. Bawean 28 Surabaya yang dijadikan responden.
3.3.2 Sumber Data
Sumber data yang diperoleh dari data primer yaitu konsumen yang
berkunjung dan membeli produk pada Garlick Store, Jl. Bawean 28
Surabaya yang dijadikan responden pada Garlick Store, Jl. Bawean 28
Surabaya dan yang ditetapkan yaitu konsumen yang datang langsung pada
Garlick Store, Jl. Bawean 28 Surabaya berdasarkan jawaban yang diberikan
responden atas daftar pertanyaan atau kuesioner.
3.3.3 Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini teknik pengumpulan datanya menggunakan
kuesioner yaitu pengumpulan data dengan memberikan daftar pertanyaan
kepada responden yang datang dan membeli produk pada Garlick Store, Jl.
(63)
3.4 Teknik Analisis dan Uji Hipotesis 3.4.1 Teknik Analisa Data
Prosedur perhitungan variabel terhadap indikator yang ada :
1. Setiap variabel mempunyai indikator, akan di buat pertanyaan sesuai
dengan indikator yang ada.
2. Data diambil dari pertanyaan-pertanyaan yang terlampir dalam
kuesioner.
3. Kemudian hasil (score) dari angket atau kuesioner di bagi sesuai dengan
jumlah pertanyaan.
4. Hasil dari pembagian tersebut merupakan nilai untuk masing-masing
variabel.
3.4.2 Uji Validitas
Uji validitas merupakan suatu derajat ketepatan alat ukur penelitian
tentang isi sebenarnya yang diukur. Analisis validitas bertujuan untuk
menguji apakah tiap butir pertanyaan benar-benar telah sahih, analisis ini
dilakukan dengan cara mengkorelasikan antara skor item dengan skor total
item dengan skor total item. Validitas data penelitian ditentukan oleh proses
pengukuran yang akurat. Suatu instrumen pengukuran dikatakan valid jika
instrumen tersebut mengukur apa yang seharusnya di ukur dan sesuai
dengan harapan peneliti. Dalam hal ini koefisien korelasi yang nilai
signifikannya lebih kecil dari 5% (Level Significance) menunjukkan bahwa
item-item tersebut sudah sahih sebagai pembentuk indikator. Adapun
(64)
Rumus :
(Husein Umar, 2002 :316)
Dimana :
Rxy = koefisien korelasi antara item dengan skor total.
X = skor jawaban setiap item.
Y = skor total.
n = jumlah subyek uji coba.
3.4.3 Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah alat ukur yang digunakan untuk mengetahui apakah
jawaban yang diberikan responden dapat dipercaya atau dapat diandalkan.
Dengan perkataan lain, hasil pengukuran tetap konsistensi bila dilakukan
pengukuran yang sama. (Sumarsono, 2002 : 34).
Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai
Cronbach Alpha > 0,60
Nilai Alpha Cronbach dapat dihitung dengan menggunakan Rumus :
(Husein Umar, 2002:100)
Keterangan :
= Reliabilitas instrumen Alpha Cronbach
k = Banyaknya butir pertanyaan
Ot2 = Varian total
(65)
3.4.4 Asumsi Klasik
Pengujian ini dimaksudkan untuk mengukur tingkat nilai variabel
untuk permodelan dalam analisis regresi linier berganda ataupun mendeteksi
ada tidaknya autokorelasi, multikolinier dan heteroskedastisitas dalam hasil
estimasi, karena apabila terjadi penyimpangan terhadap asumsi klasik
tersebut, uji F dan uji t yang dilakukan sebelumnya menjadi tidak valid dan
secara statistik dapat mengacaukan kesimpulan yang diperoleh untuk itu
dilakukan uji asumsinya. Tujuan utama penggunaan uji asumsi klasik adalah
untuk mendapatkan koefisien regresi yang terbaik linier dan tidak bias
(BLUE : Best Linier Unbiased Estimator).
1. Multikolinearitas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Jika
variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak
ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai
korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol. Menurut
Imam Ghozali (2005:91), untuk mendeteksi ada atau tidaknya
multikolinearitas di dalam model regresi adalah :
a. Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi impiris
sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel independen
(66)
b. Menganalisis matriks korelasi variabel-variabel independen. Jika antar
variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya diatas
0,90), maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolonieritas.
c. Besaran VIF (Variance Inflation Faktor) dan Tolerance.
1. Mempunyai nilai VIF di sekitar angka 1.
2. Mempunyai angka Tolerance mendekati 1.
2. Normalitas
Pengujian terhadap normalitas dilakukan untuk menguji kenormalan
distribusi data. Suatu data dikatakan terdistribusi secara normal apabila
data mengikuti bentuk distribusi normal, yaitu memusat pada nilai
rata-rata medium (Santosa dan Ashari, 2005 : 231). Salah satu cara untuk
mengetahui bentuk distribusi data adalah dengan menggunakan plot
probabilitas normal (normal probability plot). Dalam plot ini,
masing-masing nilai pengamatan dipasangkan dengan nilai harapan dari
distribusi normal.
Adapun dasar pengambilan keputusan menurut Sulaiman (2004 : 89)
adalah sebagai berikut :
a. Jika titik-titik (data) menyebar di sekitar garis diagonal, maka model
regresi memenuhi asumsi normalitas.
b. Jika titik-titik (data) menyebar jauh dari garis diagonal, maka model
(1)
bahwa Distribusi (X4) secara parsial hanya mampu menjelaskan variabel terikat Keputusan Pembelian Produk pada Garlick Store di Surabaya hanya sebesar 79 %, sedangkan sisanya 82,8 % tidak mampu dijelaskan oleh variabel tersebut.
4.7.3 Pembahasan
Dengan melihat hasil regresi yang didapat maka peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa untuk Keputusan Pembelian Produk pada Garlick Store di Surabaya (Y).
Pada hasil perhitungan simultan diperoleh F hitung = 13,631 > F table = 2,471 maka Ho ditolak dan Hi diterima, yang berarti bahwa secara keseluruhan factor-faktor variable bebas yaitu Produk, Harga, Promosi, Distribusi berpengaruh secara simultan dan nyata terhadap Keputusan Pembelian Produk pada Garlick Store di Surabaya.
Pada hasil perhitungan secara parsial pada variabel Produk diperoleh t hitung = 2,364 > t table = 1,986. Sehingga variabel Produk berpengaruh nyata (signifikan) terhadap Keputusan Pembelian Produk pada Garlick Store di Surabaya. Dan dapat disimpulkan bahwa hasil analisis dan perhitungan sesuai dengan hipotesis yang telah dibuat. Bahwa produk adalah seperangkat atribut fisik, pelayanan dan atribut simbolis yang dirancang untuk memberikan keputusan kepada pelanggan untuk membeli produk tersebut atau tidak.
Pada perhitungan secara parsial pada variabel Harga diperoleh t hitung = 1,920 > t table = 1,986. Sehingga variable Harga berpengaruh
(2)
nyata (signifikan) terhadap Keputusan Pembelian Produk pada Garlick Store di Surabaya. Dan dapat disimpulkan bahwa hasil analisis dan perhitungan sesuai dengan hipotesis yang telah dibuat. Bahwa harga adalah ukuran terhadap suatu barang atau jasa yang dikenakan kepada konsumen sehingga konsumen nantinya akan merasa cocok dengan harga tersebut, dan keputusan pembelian barang atau jasa tersebut akan terjadi. Pada perhitungan secara parsial pada variabel Promosi diperoleh thitung = -0,689 < ttable = 1,986. Sehingga variable Promosi tidak berpengaruh nyata (signifikan) terhadap Keputusan Pembelian Produk pada Garlick Store di Surabaya. Dan dapat disimpulkan bahwa hasil analisis dan perhitungan tidak sesuai dengan hipotesis yang telah dibuat. Hal ini disebabkan karena adanya produk yang sama tetapi memiliki sesuatu yang lebih menarik dari pada produk yang sudah ada. Sehingga meskipun promosi dilakukan tetapi tidak memberikan pengaruh kepada konsumen untuk membeli produk yang ada.
Pada perhitungan secara parsial pada variabel Distribusi diperoleh thitung = -0,689 < ttable = 1,986. Sehingga variable Distribusi tidak berpengaruh nyata (signifikan) terhadap Keputusan Pembelian Produk pada Garlick Store di Surabaya. Dan dapat disimpulkan bahwa hasil analisis dan perhitungan tidak sesuai dengan hipotesis yang telah di buat. Bahwa tempat yang digunakan untuk memasarkan suatu produk dapat mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli. Kemudahan untuk memperoleh suatu produk maupun layanan non lokasi (delivery system). Dan dari ke empat variable yang terkait, maka pada variable dominan dimiliki oleh variabel distribusi sebesar 0,790 yang artinya bahwa Distribusi secara parsial mampu memberikan kontribusi sebesar 79 %.
(3)
94
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis yang telah diuraikan pada Bab IV, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Setelah dilakukan uji statistik untuk mengetahui pengaruh secara simultan antara variabel bebas Produk (X1), Harga (X2), Promosi (X3) dan Distribusi (X4) terhadap variabel terikatnya Keputusan Pembelian Produk pada Garlick Store di Surabaya (Y) maka Ho ditolak dan Hi diterima, yang berarti bahwa secara keseluruhan faktor-faktor variabel bebas berpengaruh secara simultan dan nyata terhadap Keputusan Pembelian Produk pada Garlick Store di Surabaya.
2. Pengujian secara parsial atau individu pada variabel Produk (X1) terhadap Keputusan Membeli Produk pada Garlick Store di Surabaya (Y). Diketahui secara parsial variabel Produk (X1) berpengaruh secara nyata terhadap Keputusan Pembelian Produk pada Garlick Store di Surabaya (Y). Sehingga hasil penelitian ini sesuai dengan hipotesis yang telah dibuat. Bahwa produk adalah seperangkat atribut fisik, pelayanan dan atribut simbolis yang dirancang untuk memberikan keputusan kepada pelanggan untuk membeli produk tersebut atau tidak.
3. Pengujian secara parsial atau individu pada variabel Harga (X2) terhadap Keputusan Pembelian Produk pada Garlick Store di Surabaya (Y).
(4)
Diketahui secara parsial variabel Harga (X2) berpengaruh secara nyata terhadap Keputusan Pembelian Produk pada Garlick Store di Surabaya (Y). Sehingga hasil penelitian ini sesuai dengan hipotesis yang telah dibuat. Bahwa harga adalah ukuran terhadap suatu barang atau jasa yang dikenakan kepada konsumen sehingga konsumen nantinya akan merasa cocok dengan harga tersebut, dan keputusan membeli barang atau jasa tersebut akan terjadi.
4. Pengujian secara parsial atau individu pada variabel Promosi (X3) terhadap Keputusan Pembelian Produk pada Garlick Store di Surabaya (Y). Diketahui secara parsial variabel Promosi (X3) tidak berpengaruh secara nyata terhadap Keputusan Pembelian Produk pada Garlick Store di Surabaya (Y). Sehingga hasil penelitian ini tidak sesuai dengan hipotesis yang telah dibuat. Hal ini disebabkan karena adanya produk yang sama tetapi memiliki sesuatu yang lebih menarik dari pada produk yang sudah ada. Sehingga meskipun promosi dilakukan tetapi tidak memberikan pengaruh kepada konsumen untuk membeli produk yang ada.
5. Pengujian secara parsial atau individu pada variabel Distribusi (X4) terhadap Keputusan Pembelian Produk pada Garlick Store di Surabaya (Y). Diketahui secara parsial variabel Distribusi (X4) tidak berpengaruh secara nyata terhadap Keputusan Pembelian Produk pada Garlick Store di Surabaya (Y). Sehingga hasil penelitian ini tidak sesuai dengan hipotesis yang telah dibuat. Bahwa tempat yang digunakan untuk
(5)
untuk membeli. Kemudahan untuk memperoleh suatu produk maupun layanan non lokasi (delivery system).
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka berikut ini diketahui beberapa saran sebagai bahan pertimbangan sebagai berikut :
1. Garlick Store harus lebih dapat menciptakan ide-ide baru (inovasi) pada setiap produk yang dihasilkan. Sehingga nantinya dapat bersaing dengan produk yang sudah ada sebelumnya.
2. Harga jual harus disesuaikan dengan harga pasaran, jika memungkinkan harga sedikit di bawah harga pasar tapi tidak mengurangi nilai kualitasnya. Dan dalam penjulan barang perlu ada penyesuaian harga guna mengetahui tingkat kemampuan pembelian dengan memperhitugkan factor-faktor yang lain.
3. Memperluas lagi jaringan penjualannya, yang disertai dengan promosi yang lebih menarik. Sehingga konsumen dapat mengetahui kelebihan yang ada pada Garlick Store.
4. Memperluas kembali Distribusi yang sudah ada sehingga lebih banyak lagi konsumen yang ingin melakukan pembelian pada Garlick Store. 5. Bagi peneliti selanjutnya agar penelitian dapat lebih beragam maka
diharapkan peneliti selanjutnya dapat menambahkan ataupun memasukkan variabel bebas lain yang telah ada sebelumnya yang lebih mempengaruhi keputusan konsumen.
(6)
DAFTAR PUSTAKA
Alma, Buchari, 2004. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, Bandung : Alfabeta.
Angipora, P, Marius, 2002. Dasar-Dasar Pemasaran, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Basu, Swastha, 2004. Asas-asas Marketing Edisi Ketiga, Yogyakarta : Liberty. Bilson, Simamora, 2001. Memenangkan Peluang dengan Pemasaran Efektif
dan Profitable Edisi Empat, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Tama. Chandra, Gregori, 2002. Strategi atau Program-program Pemasaran Edisi
Empat, Yogyakarta : Andi.
Charles, W. Lamb. Et Al, 2001. Riset Pemasaran, Jakarta : Salemba Empat. Dharmesta, 2002. Pemasaran, Jakarta : Erlangga.
Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Semarang : Universitas Diponegoro.
Gujarati, Damodar, 1999, Ekonometrika Dasar, Penerbit Erlangga, Jakarta
Kotler, Philip, Armstrong Gary, 2001. Prinsip-prinsip Pemasaran, Jakarta : Erlangga.
_____________ 2005. Manajemen Pemasaran Jilid Satu, Jakarta : PT. Indeks Kelompok Gramedia.
Lupiyoadi, Rambat. 2001. Manajemen Pemasaran Jasa, Jakarta : Salemba Empat.
Purnama, Nursya’bani, 2006. Manajemen Kualitas Prespektif Global, Yogyakarta: Ekonisia.
Rismiati, Catur dan Suratno, Bondan . 2001. Pemasaran Barang dan Jasa, Yogyakarta : Kanisius.
Rangkuti, Freddy. 2005. Riset Pemasaran, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.