Biography of Syeikh Abdul Qadir al Jaila

Manakib Syaikh Abdul Qadir al-Jailaniy Kontra & Pro

Kata Pengantar

Dengan menyebut asma Allah yang Maha Pemurah dan Penyayang, kami sampaikan pujian serta syukur kepa- da-Nya atas berkat karunia yang dikucurkan sehingga pe- nulisan bahasan yang berkaitan dengan Manakib Syaikh Abdul Qadir al-Jailaniy (SAQJ) dapat terselesaikan.

Berkat kemajuan teknologi, kini banyak situs web yang memuat tentang manakib SAQJ, baik yang kontra maupun yang pro. Argumentasi yang pro biasanya mem- pertahankan atau memberikan bantahan terhadap tulisan yang kontra agar masyarakat dapat memahami cara pikir dan cara pandang terhadap pelaksanaan manakib SAQJ. Namun untuk mendapatkan informasi tentang hal tersebut secara baik tidak mudah, karena beberapa dalil/argumen yang ditulis tidak melihat cara pandang pihak lain.

Oleh karena itu dirasa perlu untuk menyampaikan ulasan melalui pembahasan ilmiah terhadap permasalahan dimaksud berupa buku Manakib Syaikh Abdul Qadir al-Jai- laniy, Kontra & Pro. Diawali dengan memahami sosok pribadi SAQJ, lalu komentar dari pihak yang tidak setuju dan diikuti penjelasan ulasan pihak yang setuju dengan berbagai argumen yang sesuai dengan bidang pembahas- an, yaitu cara pandang dari sisi tasawuf.

Sebelum muncul internet yang dapat digunakan un- tuk mengakses informasi tanpa batas, pembahasan tentang manakib SAQJ pernah dilakukan dalam forum seminar di Malang. Tulisan ini banyak mengambil dari ca- tatan seminar tersebut dan juga dari informasi via internet. Semoga buku ini dapat memberikan pencerahan kepada yang kontra dan yang pro guna menggapai ridla Allah swt. Amin.

Depok, 06 Oktober 2011

Ahmed M. Machfudh

Kepada guru-guru kami yang telah mengajarkan kebajikan, Utamanya Allahu yarhamuh K.H. Oesman Mansoer, Hanya kiriman doa yang dapat kami sampaikan. Kiranya Allah berikan kebahagiaan sejak di alam kubur.

Daftar Isi

Kata Pengantar 3

I. Syaikh Abdul Qadir al-Jailaniy RA 9 Kiprah Syaikh Abdul Qadir al-Jailaniy 11 Beberapa nasihat dan wasiat 13 Karya tulis 29 Karomah 31 Manakib Syaikh Abdul Qadir al-Jailaniy 35

II. Bantahan Terhadap Buku Manakib 38

A. Pendahuluan 38

B. Arti manakib 40

C. Sosok Syaikh Abdul Qadir al-Jailaniy 41

D. Upacara manakib 42

E. Karomah dan cerita aneh 44

F. Hukum membaca manakib 61

G. Tawasul 64

H. Penambahan kalimah waliyyullah 71

I. Kesimpulan 96

III. Argumentasi Eksistensi Manakib 100

A. Pengantar 100

B. Pendahuluan 102

C. Arti manakib 104

D. Wali dalam ilmu tasawuf 107

E. Karomah aulia 110

F. Sosok al-Quthb ar-Rabbaniy dan Sulthan al-Awliya 117

G. La ilaha illallah, muhammadur rasulullah, syaikh abdul qadir al-jailaniy waliyyullah 140

H. Tujuan pembacaan manakib 150

I. Pelaksanaan manakib 162 J. Ziarah ke makam anbiya dan aulia 171 K. Kesimpulan dan saran 185 L. Penutup 193 M. Mulhaq 196

Bibliografi 199

I. SYAIKH ABDUL QADIR AL-JAILANIY RA 1

Nama lengkapnya adalah Abu Shalih Muhyiddin Abdul Qadir al-Jailaniy bin Abu Shalih Musa bin Abdullah bin Yah- ya az-Zahid bin Muhammad bin Dawud bin Musa bin Abdullah Abul Makarim bin Musa al-Junn bin Abdullah al- Kamil al-Mahdli bin Hasan al-Matsaniy bin Imam al-Hasan bin Aliy bin Abu Thalib. Aliy bin Abu Thalib adalah suami Fathimah az-Zah ra‟ binti Muhammad saw. Beliau memiliki jalur nasab ayah sampai pada Sayidina Hasan, sedangkan

dari jalur ibunya, Syarifah Fathimah binti Sayyid Abdullah

as-Shau ma‟iy al-Husainiy, sampai pada Sayyidina Husain. Syaikh Abdul Qadir al-Jailaniy adalah seorang alim di Baghdad. Lahir 1 Ramadlan tahun 470 H di desa Jailan, terkadang disebut Kailan, Tabaristan, Iran. Karena itulah nama beliau ditambahkan kata ”al-Jailaniy”, al-Kailaniy, atau al-Jiliy. Beliau wafat pada hari Sabtu setelah maghrib, tanggal 11 Rabiul Akhir 561 H di daerah Babul Azaj, Bagh dad, Iraq.

Sebagai seorang ulama besar, banyak kaum musli-

min menyanjungnya dan mencintainya. Sebagian kaum

muslimin menjadikan beliau sebagai wasilah atau peranta- ra dalam doa. Mereka beranggapan bahwa tawasul adalah salah satu sunnah Nabi saw. Artinya, Nabi saw pun mela-

kukan tawasul sebagaimana disebutkan dalam hadits: 2

1 Disarikan dari berbagai informasi situs web antara lain fnrtop.com , alkadria.com , pphidayatulmubtadiin.com , id.wikipedia.org ,

vb.arabseyes.com , dan Jami’ Ushul al-Awliya’, hal. 107

2 Ali ibn Abu Bakr ibn Sulauman al-Haytsamiy, Mujma’ al-Zawaid wa Manbau al-Fawaid (Dar al-Fikr), vol. 9, halaman 414-415

Imam ath-Tha braniy dalam Mu‟jam al-Kabir dan al- Awsat meriwayatkan kisah kewafatan Sayyidah Fathimah binti Asad bin Hasyim dengan sanad yang jayyid. Hadits tersebut juga diriwayatkan oleh Imam Ibnu Hibban dan Imam al-Hakim dari Sayyidina Anas ra dan mereka me- mandangnya sebagai sahih. Dalam hadits ini Nabi saw berdoa menyebut dan berwasilah dengan “haq” diri Nabi saw serta dengan “haq” para nabi sebelumnya. Ini berarti bahwa Nabi saw telah bertawassul dengan para anbiya‟ yang telah wafat.

Sayyidah Fathimah binti Asad bin Hasyim ra adalah ibu Sayyidina Ali bin Abi Thalib ra. Sayyidah Fathimah binti Asad merupakan ganti ibu bagi Nabi saw setelah Sayyidah Aminah ra wafat. Rasulullah saw amat menyayanginya seperti ibunya sendiri. Ketika Sayyidah Fathimah wafat, Nabi saw memerintahkan agar beliau dimandikan dan ketika sampai ke siraman air kapur barus, Nabi saw menja- Sayyidah Fathimah binti Asad bin Hasyim ra adalah ibu Sayyidina Ali bin Abi Thalib ra. Sayyidah Fathimah binti Asad merupakan ganti ibu bagi Nabi saw setelah Sayyidah Aminah ra wafat. Rasulullah saw amat menyayanginya seperti ibunya sendiri. Ketika Sayyidah Fathimah wafat, Nabi saw memerintahkan agar beliau dimandikan dan ketika sampai ke siraman air kapur barus, Nabi saw menja-

baring di liang lahad tersebut dan berdoa: َةَمِطاَف ًِّمُلأِ ْرِفْؼِا ،ُتوُمٌَ لا ًَح َوُه َو ُتٌِمٌُ َو ًٌِْحٌُ يِذَّلا ُ َّللَّا

Allah, Dzat yang menghidupkan dan mematikan. Dialah yang Maha Hidup yang tiada menerima kematian. Ampunilah bagi ibuku Fathimah binti Asad, bimbinglah dia untuk menegakkan hujjahnya (yakni untuk menjawab fitnah kubur), luaskanlah kuburnya, demi haq nabi-Mu dan semua nabi yang sebelumku. Sesungguhnya Engkau Maha Pengasih.

Setelah itu Nabi saw mensalati jenazahnya dengan

4 takbir dan memakamkannya ke dalam lahad tersebut de- ngan dibantu oleh Sayyidina al-Abbas ra dan Sayyidina Abu Bakar ash-Shiddiq ra.

Kiprah Syaikh Abdul Qadir al-Jailaniy

Pada tahun 488 H ia meninggalkan kota kelahiran- nya menuju Baghdad untuk belajar di Madrasah Nidhami- yah Baghdad, pimpinan Ahmad al-Ghazali, pengganti sau- daranya Abu Hamid al-Ghazali, namun tidak diterima. Di sana beliau belajar kepada beberapa ulama seperti Ibnu Aqil, Abul Khatthath, Abul Husein al- Farra‟, dan Abu Sa‟ad al-Mukharrimiy. Beliau mampu menguasai ilmu ushul dan perbedaan pendapat para ulama.

Di dalam manaqib beliau disebutkan bahwa dakwah yang dilakukan seorang diri lebih dari 25 tahun. Kampung halamannya ditinggalkan dan dalam perjalanan dakwah ini- Di dalam manaqib beliau disebutkan bahwa dakwah yang dilakukan seorang diri lebih dari 25 tahun. Kampung halamannya ditinggalkan dan dalam perjalanan dakwah ini-

Sekembalinya dari perjalanan dakwah, Syaikh Abdul Qadir al-Jailaniy diserahi sekolah kecil di sebuah daerah bernama Babul Azaj oleh gurunya, Abu Said al-Mukhar- rimy. Beliau kelola sekolah ini dengan sungguh-sungguh dan memberikan pelajaran atau nasihat kepada orang- orang di sekitarnya sampai beliau wafat. Nasihatnya mem- buat banyak orang mau bertaubat. Adz-Dzahabiy menye- butkan bahwa 500 orang masuk Islam dan seratus ribu orang bertaubat. Mereka bersimpati lalu berguru kepada- nya. Karena banyak peminatnya, bangunan sekolah kecil tersebut akhirnya diperluas. Murid beliau banyak yang menjadi ulama terkenal seperti al-Hafidh Abdul Ghani pengarang Umdah al-Ahkam Fi Kalami Khair al-Anam, dan Ibn Qudamah pengarang kitab fiqh terkenal al-Mughni.

Kamu yang diberikan oleh Allah kepada para wali Allah terkadang lebih dahsyat dari pada mukjizat nabi za- man Bani Israil. Hal ini antara lain karena tugas umat Mu- hammad adalah sama dengan tugas Nabi saw yaitu ber- dakwah kepada umat seluruh alam sampai hari kiamat, se- hingga wajar jika pertolongan Allah lebih besar dari pada berdakwah di satu kaum Bani Israil saja. Di antara kisah kamu Syaikh Abdul Qadir al-Jailaniy adalah terbang di ha- dapan murid-muridnya ketika beliau diganggu oleh iblis. Kisah lain adalah menghidupkan orang mati di depan 3 orang pendeta Nasrani sehingga pendeta tersebut masuk Islam. Ada pula kisah memanggil burung yang sudah dima- sak dan burung itu hidup kembali. Beliau memanggil burung tersebut dengan membaca ayat yang menceritakan Nabi Ibrahim memanggil kembali burung yang sudah di- potong-potong dan diletakkan di atas gunung. Kamu yang diberikan Allah adalah sesuatu yang mungkin dan tidak mustahil karena Allah Maha Kuasa dan Maha Berkehen- dak. Beliau diagungkan oleh banyak syaikh, ulama dan ahli

zuhud karena memiliki banyak keutamaan dan kamu.

Beberapa Nasihat dan Wasiat

Beliau adalah pendiri atau muassis Thariqah Qadiri- yah dan meletakkan dasar yang kokoh serta prinsip yang benar untuk thariqah yang agung dalam kitab al-Ghaniyah li Tholibii Thoriq al-Haq dan kitab al-Fath ar-Rabbani wal Faidl

itu beliau juga memerintahkan muridnya untuk berdzikir kepada Allah pada malam dan siang hari serta setelah salat lima waktu agar dapat wushul atau sampai kepada-Nya.

ar-Rahmaniy.

Disamping

Diantara ajaran atau nasihatnya yang terkenal ada- lah, ”Hendaknya engkau ittibak kepada Rasulullah dan jangan lah berbid‟ah sendiri, taatlah kepada Allah dan janganlah menyalahi ajaran Allah, bersabarlah dan janganlah mengeluh, tetaplah dan jangan berpecah-pecah, tunggulah rahmat Tuhan dan janganlah berputus asa, berkumpullah untuk berdzikir kepada Allah dan jangan sampai bercerai, bersihkanlah dirimu dari dosa dan janganlah bergelimang dalam dosa, dan janganlah engkau berhenti-hent i selalu di pintu Allah.” Ajaran tersebut jika di- jabarkan mengandung banyak hal antara lain:

a. Janganlah seseorang menghukumi syirik, kufur, atau nifaq kepada siapa pun dari ahli kiblat, yaitu orang yang melaksanakan salat. Hal itu tidak akan mendekatkan pada sifat kasih sayang dan tidak akan

bahkan akan menjauhkan diri dari merasuknya ilmu Allah, tidak akan menjauhkan dari murka Allah, dan tidak pula mendekatkan pada ridla dan rahmat Allah.

meninggikan

derajat,

b. Perbaikilah akhlak karena merupakan pintu ke- agungan dan kemuliaan di sisi Allah yang akan me- nyebabkan seorang hamba bersikap kasih sayang kepada makhluk semuanya.

c. Belajarlah fiqh dan lakukan uzlah.

d. Amal saleh adalah pekerjaan yang hanya bisa dila- kukan oleh orang yang dapat bergaul dengan Allah melalui kejujuran.

e. Hakekat syukur adalah pengakuan bahwa semua 7

f. kenikmatan yang dialami berasal dari Sang Pemberi

Nikmat, yaitu Allah.

Adapun wasiat beliau antara lain:

1. Laksanakan perintah Allah, jauhi larangan-Nya, dan ri- dha atas ketentuan-Nya.

Tiga hal yang harus dimiliki dan diamalkan oleh setiap mukmin dalam segala ruang dan waktu yaitu adalah (a)menjaga dan melaksanakan perintah Allah dengan tulus dan ikhlas; (b)menghindari diri dari segala yang haram baik nyata maupun samar; dan (c)ridla menerima takdir Allah Yang Mahakuasa. Dengan demikian minimal seseorang yang beriman harus memiliki tiga hal tersebut dan harus diusahakan untuk dapat mendarah daging dalam tubuhnya. Ia harus mengikat diri kepada tiga hal ke mana dan di mana saja ia berada serta dalam keadaan bagaimanapun juga.

2. Ikuti sunnah Rasul saw, jauhi bid‟ah, dan bersikaplah istiqamah.

Apabila seorang muslim ingin mendapatkan rahmat da- ri-Nya, dijauhkan dari api neraka, bertemu Allah di akhirat dan menikmati rahmat-Nya, hidup bahagia di surga yang kekal bersama bidadari, menikmati kendara- an berwarna putih, bersuka ria dengan hurhur bermata putih, menghirup aneka aroma, diiringi melodi para hamba sahaya wanita yang cantik, serta dimuliakan bersama Nabi, para siddiqin, syahidin, dan salihin lain- nya di surga yang tertinggi, maka seorang muslim seha- rusnya:

a. mengikuti sunnah Rasul dengan penuh keyakinan (keimanan),

b. berhati- hati agar tidak melakukan perbuatan bid‟ah,

c. mematuhi segala yang diperintahkan dan dilarang Allah serta rasul-Nya, c. mematuhi segala yang diperintahkan dan dilarang Allah serta rasul-Nya,

e. senantiasa menyucikan Allah dan tidak menisbah- kan suatu keburukan pun kepada-Nya,

f. mempertahankan kebenaran-Nya dan jangan mera- gukan sedikitpun atas kebenaran tersebut,

g. selalu bersabar dalam setiap keadaan dan tidak me- nunjukkan sifat sebaliknya,

h. mempunyai sifat istiqamah,

i. mempunyai pengharapan kepada Allah dengan sa- bar dan jangan kesal,

j. bekerja sama dengan sesama muslim dalam menja- lankan amal dan ketaatan, saling mencintai, jangan berpecah-pecah dan mendendam,

k. menjauhi kejahatan dan jangan sekali-kali ternoda oleh kejahatan tersebut,

l. menghiasi diri dengan ketaatan kepada Tuhan, m. tidak menjauhi pintu-pintu Tuhan, n. tidak berpaling dari-Nya, o. menyegerakan bertobat atas dosa yang telah dilaku-

kan agar tidak tertunda, p. tidak bosan untuk memohon ampunan kepada Allah

siang dan malam.

3. Memohon pertolongan kepada Allah. Seandainya seorang hamba Allah mendapatkan kesulit-

an dalam hidupnya, pertama sekali ia harus berusaha mengatasinya dengan daya dan upayanya sendiri. Jika tak mampu mengatasi kesulitanya sendiri, hendaknya ia meminta pertolongan kepada sesamanya, misalnya kepada pejabat, hartawan, penguasa lain, atau tetang- ganya. Jika ia sakit hendaknya pergi ke dokter. Apabila masih juga belum berhasil, pertolongan terakhir yang

diharapkan hendaknya kepada Khaliq-nya (Allah swt), Tuhan Yang Mahabesar lagi Mahakuasa dengan me- manjatkan doa diiringi kerendahan hati serta pujian- pujian untuk-Nya. Jika pertolongan dari Allah tak kun- jung datang, janganlah ia berputus asa. Berserah diri sepenuhnya kepada Allah, memuji dan memohon de- ngan penuh harap dan cemas perlu dicoba. Bila Allah tidak mengabulkan permohonan dan doanya, ia harus meninggalkan segala yang berurusan dengan duniawi dan mencurahkan segala-galanya untuk kepentingan akhirat. Pada tingkatan ini, ia akan merasakan atau melihat dengan mata batin atas kehendak Allah, dan sampailah ia kepada keesaan dan kekuasaan-Nya. Ia akan menduduki haqqul yaqin, keyakinan yang hak/ tinggi tentang hakikat bahwa segala sesuatu tak yang menggerakkan kecuali Allah, tak ada yang menghenti- kan kecuali Allah swt. Tiada kekayaan dan kemiskinan, kecuali Allah yang menghendakinya. Di hadapan Allah, seseorang bagaikan bayi di tangan dukun beranak atau mayat yang dimandikan, atau bola di kaki pemainnya. Tak kuasa apapun, kecuali atas kehendak Allah swt. Dengan demikian ia tak akan melihat kecuali hanya ke- pada Allah; tak akan mendengar kecuali hanya dari Allah. Jika mendapat sesuatu, menyenangkan atau me- nyedihkan, diyakini semata karena Allah belaka. Jika mendengarkan sesuatu, yang didengar adalah firman Allah melalui ilmu-Nya. Ia akan mendapatkan karunia- Nya dan mendapatkan keberuntungan karena mampu mendekatkan diri kepada-Nya. Ia menjadi mulia, ridla atas segala yang dijumpainya. Ia merasa puas atas se- gala yang menimpanya, baik yang menyenangkan mau- pun yang menyakitkan. Akhirnya ia selalu rindu kepada Allah, ingin terus memuji dan berdzikir. Segala sesuatu dalam hidupnya bertumpu kepada Allah semata. Ia mendapatkan nur dari Allah karena ilmu Allah itu sendiri. Ia dimuliakan karena ilmu Allah juga. Dengan begitu, senantiasa puji dan syukur tercurahkan kepada Allah Yang Mahakuasa saja.

4. Mengharap rahmat Allah. Jika engkau abaikan ciptaan, semoga Allah merahmati-

mu, semoga Allah membunuh kehendakmu yang tak baik dan menempatkanmu dalam kehidupan yang baru dan mulia. Sekarang dirimu mendapatkan karunia be- rupa kehidupan yang abadi, mendapat kekayaan dan kebahagian yang abadi, dan mendapat rahmat dan ilmu sehingga tak mengenal kebodohan. Engkau dilindungi Allah dari rasa takut. Engkau dimuliakan, tidak hina lagi, dan selalu dekat kepada Allah sehingga menjadi tumpuan harapan bagi orang-orang yang memohon ke- pada Allah melalui dirimu. Kau menjadi pengganti rasul, para nabi, dan shidiqqin. Kau adalah puncak wilayat dan para wali yang masih hidup mengerumunimu. Segala masalah dapat kau selesaikan dan kau temukan jalan keluarnya. Sawah ladang berpanen melimpah ru-

ah berkat doamu. Penderitaan umat lenyap juga melalui doamu. Orang-orang banyak yang datang dan bergegas menemuimu membawa bingkisan dan hadiah serta mengabdi kepadamu. Pengabdian dalam segala hal kehidupan. Semua itu karena ijin Sang Pencipta. Mereka senantiasa mendoakanmu. Tak ada dua mukmin yang memperselisihkan engkau. Inilah rahmat Allah swt, wahai manusia. Dan Allah Pemilik segala rahmat.

5. Menghindari dunia. Jika engkau melihat dunia berada di tangan orang lain,

janganlah takjub. Dunia memang penuh dengan hiasan, tetapi di sisi lain penuh dengan racun yang mematikan. Tampaknya lembut, tetapi membahayakan bagi yang merabanya. Dunia pada hakikatnya mengecoh dan membuat manusia menyepelekan keburukan dari tipu daya dan janji-janji palsunya. Bila melihat yang demiki- an, hendaknya kau berlaku seakan-akan menghadapi orang yang sombong, sewenang-wenang, dan berbau busuk. Ibaratkanlah dunia seperti demikian. Jika melihat situasi yang demikian, berpalinglah dari kebusukannya.

Tutuplah hidungmu agar tak menghirup bau amisnya. Tutuplah hidung dan telingamu dari bau dan suara hawa nafsu walaupun segala kenikmatan yang tersimpan di dalamnya menghampirimu. Allah SWT te- lah berfirman kepada nabi pilihan Muhammad saw,

Janganlah engkau tujukan kedua matamu kepada (perhiasan) yang Kami berikan kepada bermacam- macam orang di antara mereka sebagai bunga kehidupan di dunia, supaya mereka Kami cobai denganya. Dan rezeki Tuhanmu (dalam surga) lebih baik dan lebih kekal. (QS Thaha 20:131)

6. Beribadah hanya karena Allah. Jika melaksanakan perintah Allah, tanggalkan pandang-

an manusia yang tertuju kepadamu, tanggalkan kepen- tingan pribadimu, dan hendaknya engkau tujukan kepa-

da Allah saja. Untuk menghindari pandangan manusia yang memuji atas amalanmu dalam melaksanakan perintah Allah, menghindarlah dari mereka, asingkan diri sepenuhnya dan bebaskan jiwamu dari segala ha- rapan mereka. Lenyapkanlah segala nafsumu. Tanda kelenyapan nafsu ialah (a)meninggalkan kesibukan me- ngejar duniawi; (b)berhubungan dengan mereka hanya untuk mendapatkan manfaat; (c)cenderung menghin- darkan diri dari kemudlaratan; (d)tidak menggantungkan diri sendiri dalam masalah pribadi; (e)tidak membantu melindungi diri sendiri, tetapi memasrahkan diri sepenuhnya kepada Allah, karena Dia-lah Yang Maha Kuasa.

Kemauan yang didorong oleh hawa nafsu dapat lenyap dari jiwamu. Kemauan yang lenyap atas kehendak Allah ditandai sebagai berikut: Kemauan yang didorong oleh hawa nafsu dapat lenyap dari jiwamu. Kemauan yang lenyap atas kehendak Allah ditandai sebagai berikut:

b. kehendak Allah akan berwujud pada dirimu, sehing-

ga jika kehendak-Nya bereaksi, tubuhmu menjadi pasif, namun hatimu tenang, pikiranmu jernih, nurani dan rohanimu menjadi berseri. Dengan demikian kebutuhanmu tentang kebendaan kau pasrahkan dan engkau bergantung kepada Allah saja;

c. gerakanmu digerakkan oleh kekuasaan-Nya, lidah keabadian memberi hiasan kepadamu berupa nur- Nya yang menempatkan kedudukanmu sejajar de- ngan ulama hikmah yang telah mendahuluimu.

Jika mampu seperti demikian, niscaya engkau berhasil menaklukkan diri sendiri sehingga dalam ragamu tidak ada kedirianmu, laksana bejana yang hancur, bersih da- ri air dan endapan. Engkau akan terpisahkan dari sega- la gerak manusiawi karena rohanimu menolak segala sesuatu. Rohmu hanya menerima kehendak Allah saja. Pada peringkat dan kedudukan seperti ini, engkau akan mendapatkan suatu keajaiban. Hal ini seolah-olah ha- nya usahamu dalam melatih diri dan rohmu, padahal sebenarnya adalah kehendak Allah belaka. Pada kedu- dukan ini, engkau mampu menjadi orang yang dapat menundukkan hati sendiri, sifat hewanimu telah mus- nah. Engkau akan mendapat ilham atas kehendak Ilahi dan dambaan-dambaan baru dalam kenyataan sehari- hari.

Allah Yang Mahatinggi tak akan bersamamu jika kediri- anmu berupa nafsu duniawi, hewani, serta sifat yang membutakan hati belum sirna. Tatkala kedirianmu telah sirna, kau akan menganggap sesuatu di dunia ini tak ada artinya kecuali Allah, Dia akan memberikan kebugaran dan kesegaran rohani. Allah akan memberi kekuatan rohani hingga engkau berkehendak. Jika di dalam dirimu masih terdapat noda meski sedikit, Allah akan menolakmu agar engkau terus berusaha untuk di- Allah Yang Mahatinggi tak akan bersamamu jika kediri- anmu berupa nafsu duniawi, hewani, serta sifat yang membutakan hati belum sirna. Tatkala kedirianmu telah sirna, kau akan menganggap sesuatu di dunia ini tak ada artinya kecuali Allah, Dia akan memberikan kebugaran dan kesegaran rohani. Allah akan memberi kekuatan rohani hingga engkau berkehendak. Jika di dalam dirimu masih terdapat noda meski sedikit, Allah akan menolakmu agar engkau terus berusaha untuk di-

Barang siapa memusuhi wali, maka ia sama saja mengajak Saya bertanding dalam pertempuran. Tidak ada yang lebih penting bagi hamba-Ku untuk mendekati-Ku lebih dari barang-barang wajib yang telah Kutentukan. Hamba-Ku yang selalu mendekatkan diri kepada-Ku dengan ibadah nafilah (salat sunnah) hingga Aku senang padanya. Bila Aku cinta padanya, maka Aku menjadi pendengarannya dengan itu ia mendengar, menjadi matanya dengan itu ia melihat, menjadi matanya dengan itu ia memukul, dan menjadi kakinya dengan itu ia berjalan. Kalau ia memohon kepada-Ku pasti Aku beri padanya. Bila ia memohon perlindungan dari-Ku pasti Kulindungi dia. (HR Bukhariy dari Abu Hurayrah ra).

Oleh sebab itu Dia menyelamatkanmu dari kejahatan para makhluk-Nya, kemudian mendorongmu dalam kebaikan-Nya. Dengan begitu, engkau akan menjadi pusat kebaikan, sumber rahmat, kebahagian, kenikmat- an, semangat, damai, dan sentosa.

Para wali terdahulu pun menunaikan ibadah untuk men- dekatkan dirinya sedekat mungkin kepada Allah. Itulah yang menjadi tujuan terakhirnya. Mereka senantiasa beralih dari kehendak yang timbul dari pribadinya

3 Riyadlus Shalihin, juz 1, halaman 480 3 Riyadlus Shalihin, juz 1, halaman 480

7. Terlepas dari ketertarikan dunia. Perbaiki dirimu dan tinggalkan olehmu kegelisahan du-

nia sesuai kemampuanmu. Nabi Muhammad saw ber- sab

da, ”Lepaskan dirimu dari kebingungan urusan du- nia, sejauh kemampuanmu.“

Kalau kau mengetahui apa yang kau cari, kalau dunia kau peroleh, engkau akan menjumpai kelelahan. Kalau kau menaruh perhatian yang berlebihan pada dunia niscaya kau akan merugi. Bebaskan diri dari urusan dunia, lepaskan perhiasan dunia, lucuti pakaian hawa nafsu. Karena kesungguhan diri beribadah pada Allah adalah sebuah hidayah.

Kalau ingin bahagia, engkau harus memiliki ketenangan lahir dan batin. Bersabarlah atas pemberian Allah, hindari prasangka buruk atasNya, karena Dia menya-

yangimu. “Boleh jadi engkau membenci sesuatu, pada- hal itu amat baik bagimu, dan boleh jadi pula engkau yangimu. “Boleh jadi engkau membenci sesuatu, pada- hal itu amat baik bagimu, dan boleh jadi pula engkau

Barangsiapa menginginkan jalan menuju keridlaan Allah, maka didiklah hawa nafsumu sebelum mendidik perbuatanmu. Bersungguh-sungguhlah sampai engkau mendapat ketenangan. Jangan turuti nafsu kecuali eng- kau telah melatih nafsumu dengan pelajaran dan perila- ku baik. Dengan bersungguh-sungguh mata akan terbu- ka dan kebodohan tak akan menghampiri kita. Hal ini membutuhkan pengikat dan waktu yang panjang, tidak datang begitu saja.

Pukullah nafsumu dengan cambuk lapar, cegahlah ke- hendaknya. Engkau harus bisa bertahan, karena nafsu hanya bisa berdusta dan tak pernah benar. Janjinya bo- hong dan Iblis adalah pentolannya. Dia tak punya ke- kuatan untuk memusuhi orang yang beriman. Allah ti- dak memberi cobaan kepadamu kecuali disana ada hik- mah dan faedah.

Kalau kau didera musibah, ingatlah dosa-dosamu. Mo- honlah kesabaran pada-Nya, perbanyak istighfar dan bertaubatlah segera. Bergaulah dengan para kekasih Allah, alim ulama, dan teman yang bila kau melihatnya ia mengingatkanmu akan Allah.

Wahai para pelanglang buana, wahai para pelancong dunia, peganglah erat-erat petunjuk-Ku, hingga sampai di tujuan, jangan kau keluar dari petunjuk, maka kau akan Kuberi petunjuk.

Bagaimana kau akan berperilaku baik, kalau tak berte- man dengan Kawan yang berperilaku sopan santun. Bagaimana kau akan menimba ilmu, kalau kau tak senang dengan gurumu.

Dudukkanlah dirimu bersama kehidupan duniawi, se- dangkan kalbumu bersama kehidupan akhirat, dan ra- samu bersama Tuhanmu.

8. Lepas dari kemaksiatan.

Wahai orang muda, janganlah kau berputus asa dari rahmat Allah „Azza wa Jalla karena kemaksiatan yang telah kau lakukan. Bersihkanlah kotoran dari pakaian agamamu dengan air taubat, dengan taubat yang istiqa- mah dan ikhlas. Kemudian harumkanlah pakaian aga- mamu dengan (air wangi) makrifah. Berhati-hatilah kau dengan kedudukanmu sekarang karena ke arah mana pun engkau menoleh, terdapat hewan yang buas se- dang berada di sekeliling dirimu, dan pengaruh jahat yang merusak sedang bertindak ke atas dirimu. Lepas- kanlah dirimu darinya dan kembalikanlah hatimu kepa-

da Allah „Azza wa Jalla. Ada seseorang yang berkata, “Aku ingin menjadi salah

seorang yang mencari Wajah-Nya. Hatiku telah terpan- dang ke Pintu Kedekatan dan aku telah melihat para kekasih memasukinya dan kemudian keluar memakai pakaian yang dianugerahkan oleh al-Malik, Allah Taala. Apakah balasan untuk memasukinya?”

Aku menjawab, “Hendaklah engkau korbankan seluruh dirimu. Tinggalkan segala kehendak syahwat dan sega- la rasa kelezatan. Lenyapkan dirimu di dalam-Nya. Ucapkan selamat tinggal kepada segala taman surga dan segala isi kandungannya, dan tinggalkanlah ia. Ucapkan selamat jalan kepada nafsu, hawa dan tabiat- tabiat. Ucapkan selamat jalan kepada segala keinginan, baik duniawi maupun ukhrawii. Ucapkan selamat tinggal kepada setiap sesuatu dan engkau tinggalkan di belakang hatimu. Setelah itu masuklah. Engkau akan melihat apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, yang tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak per- nah terlintas di hati manusia.”

Sufi ialah seorang manusia yang telah bersih lahir batin, dengan mengikuti kitab Allah „Azza wa Jalla dan sunnah rasul-Nya. Jika kebersihannya bertambah, ia akan keluar dari lautan kewujudannya, dan meninggalkan segala kehendak, ikhtiar, dan keinginannya karena ke- bersihan hatinya.

Asas kebaikan ialah mengikuti segala perkataan dan perbuatan Rasulullah saw. Jika hati seseorang telah bersih, ia dapat melihat Rasulullah di dalam tidurnya, yang akan memberitahunya tentang apa yang harus dilakukan dan apa yang harus dijauhkan.

Seluruh dirinya akan menjadi sekeping hati dan terpisah dengan niatnya. Ia akan menjadi sebuah rahasia tanpa penyataan, satu kebersihan tanpa kekeruhan. Kulit lahirnya akan tertanggal dari dirinya, sehingga yang tinggal adalah inti tanpa kulit.

Ia akan bersama Rasulullah saw dari segi maknawi yang akan melatih hatinya dan berada di hadapannya. Tangannya berada di dalam genggaman tangan Rasu- lullah saw. Beliau akan menjadi penasihat dan penjaga pintu-Nya.

Seorang lelaki tua dalam mimpinya bertanya kepada di- ri ku, “Apakah yang dapat membawa seorang hamba kepada Allah?”. Aku menjawab, “Baginya satu permula- an dan satu kesudahan. Permulaannya ialah wara‟ dan kesudahannya ialah penerimaan, penyerahan, dan tawakkal.”

Jika seseorang bersikap benar dan ikhlas dengan Tuhan, ia tidak lagi mempedulikan setiap sesuatu selain dari-Nya, siang atau malam. Wahai manusia, janganlah mengaku apa yang bukan milikmu. Esakanlah Allah dan janganlah mempersekutukan-Nya.

Siapa saja yang menginginkan kejayaan hendaknya menjadi sekeping tanah di bawah tapak kaki para ma- syayikh. Ciri-ciri mereka adalah telah menceraikan du- nia dan segala makhluk, dan telah mengucapkan sela- mat tinggal kepada dunia dan segala makhluk. Mereka ucapkan selamat tinggal kepada setiap sesuatu, dari bawah „arsy hingga ke dasar bumi. Mereka tinggalkan setiap sesuatu di belakang mereka, dan mengucapkan selamat tinggal untuk tidak akan kembali lagi. Mereka ucapkan selamat tinggal kepada seluruh makhluk, ter- Siapa saja yang menginginkan kejayaan hendaknya menjadi sekeping tanah di bawah tapak kaki para ma- syayikh. Ciri-ciri mereka adalah telah menceraikan du- nia dan segala makhluk, dan telah mengucapkan sela- mat tinggal kepada dunia dan segala makhluk. Mereka ucapkan selamat tinggal kepada setiap sesuatu, dari bawah „arsy hingga ke dasar bumi. Mereka tinggalkan setiap sesuatu di belakang mereka, dan mengucapkan selamat tinggal untuk tidak akan kembali lagi. Mereka ucapkan selamat tinggal kepada seluruh makhluk, ter-

Orang yang menuntut kecintaan Allah namun masih di- sertai dengan kewujudan nafsu, maka ia adalah berkha- yal dan berangan-angan. Kebanyakan mereka adalah golongan mutazahhidin (pura-pura seperti orang zuhud) dan muta„abbidin (pura-pura seperti ahli ibadah).

Janganlah merasa sangsi terhadap-Nya. Jika Dia me- nunda pengabulan doa, janganlah berputus asa dalam berdoa kepada-Nya. Jika engkau tidak menerima keun- tungan apa-apa, engkau juga tidak menanggung keru- gian apapun. Jika Dia tidak memperkenankannya di du- nia, maka Dia akan memberikan gantinya di Hari Kemudian.

Selama di hatimu terdapat kecintaan kepada dunia, engkau tak akan melihat keadaan orang-orang yang saleh. Selama engkau masih meminta kepada makhluk dan mempersekutukan Allah, mata hatimu tak akan terbuka. Bersungguh-sungguhlah engkau. Engkau akan melihat apa yang tidak dilihat oleh orang lain.

Jika engkau tinggalkan sesuatu yang kau perhitungkan dan kau gantungkan kepada Allah Taala, bertakwa da- lam keadaan sepi atau ramai, maka Dia akan mengaru- niakanmu rezeki yang tidak disangka-sangka. Engkau tinggalkan, Dia berikan. Engkau berzuhud, Dia temukan hajatmu.

Pada tingkat permulaan adalah meninggalkan dan pada tingkat akhir adalah pengambilan. Awalnya kau tinggal- kan segala syahwat dan dunia meski hati merasa berat, dan akhirnya adalah pengambilannya.

9. Ikutilah sunnah rasul dengan penuh keimanan. Dalam beribadah hendaknya mengikuti sunnah Rasul,

jangan mengerjakan bid‟ah, patuh selalu kepada Allah swt dan Rasulnya, dan jangan melanggar. Junjung ting- gi tauhid, jangan menyekutukan Allah swt, selalu suci- jangan mengerjakan bid‟ah, patuh selalu kepada Allah swt dan Rasulnya, dan jangan melanggar. Junjung ting- gi tauhid, jangan menyekutukan Allah swt, selalu suci-

10. Mulai dari diri sendiri. Nasihatilah dirimu, kemudian nasihatilah orang lain.

Perhatikanlah dirimu, jangan mengurusi orang lain sela- ma dalam dirimu masih ada sesuatu yang harus diper- baiki. Sungguh celaka, engkau mengaku tahu cara menyelamatkan orang lain! Engkau buta, bagaimana dapat menuntun orang lain? Hanya yang memiliki peng- lihatan tajam yang mampu menuntun umat manusia. Hanya seorang perenang andal yang mampu menye- lamatkan mereka dari samudera ganas. Hanya orang yang mengenal Allah swt yang dapat mengembalikan manusia ke jalan-Nya. Seseorang yang tidak mengenal- Nya, bagaimana dapat menuntun manusia ke jalan- Nya?

Hai orang-orang yang lalai! Secara terang-terangan engkau menentang Allah swt yang Maha Benar dengan bermaksiat kepada-Nya tetapi merasa aman dari siksa- Nya. Ketahuilah tak lama lagi rasa aman itu akan ber- ubah menjadi ketakutan, masa luangmu menjadi ke- sempitan, kesehatanmu menjadi sakit, kemuliaanmu menjadi kehinaan, kedudukanmu menjadi rendah, keka- yaanmu menjadi kemiskinan. Ketahuilah! Rasa aman dari siksa Allah yang akan kau peroleh di hari kiamat sesuai dengan rasa takutmu kepada-Nya di dunia ini. Sebaliknya, ketakutanmu di hari kiamat, sesuai dengan rasa amanmu dari siksa Allah di dunia.

Sayang, engkau tenggelam di dunia dan terperosok ke lembah kelalaian, sehingga cara hidupmu seperti he- wan. Engkau hanya mengetahui makan, minum, meni- kah, dan tidur. Keadaanmu tampak nyata bagi orang- orang yang berhati suci.

Rasa rakus terhadap dunia, keinginan untuk mencari dan menumpuk-numpuk harta telah memalingkan kalian dari jalan Allah dan pintu-Nya.

Hai yang ternoda karena ketamakannya, andaikata kau bersama penghuni bumi bersatu untuk mendatangkan sesuatu yang bukan bagianmu, maka kalian semua ti- dak akan mampu mendatangkannya. Oleh karena itu tinggalkanlah rasa tamak untuk mencari rezeki yang te- lah ditetapkan maupun yang tidak ditetapkan untukmu. Apakah pantas bagi seorang yang berakal untuk menghabiskan waktunya guna memikirkan sesuatu yang telah selesai pembagiannya?

Ada empat hal yang menghapus agama kalian:

a. Kamu tidak mengamalkan apa yang kau ketahui.

b. Kamu mengamalkan apa yang tidak kau ketahui.

c. Kamu tidak mau mempelajari apa yang tidak kau ketahui, maka selamanya kamu bodoh.

d. Kamu mencegah orang lain untuk mempelajari apa yang tidak mereka ketahui.

Kamu menghadiri majelis ilmu hanya untuk mencari jalan keluar bagi permasalahan duniawimu, bukan un- tuk mengobati penyakit hati. Kamu tidak mendengarkan nasihat para penceramah, tetapi meneliti kesalahan mereka, kemudian menghina dan mentertawakannya, kamu juga bermain-main dalam majelis. Sesungguhnya kamu sedang mempertaruhkan dirimu kepada Allah swt yang Maha Agung dan Maha Mulia. Segeralah bertobat, jangan mencontoh musuh-musuh Allah. Berusahalah untuk mengambil manfaat dari apa yang kau dengar.

Berpuasalah, tetapi ketika berbuka jangan lupakan fakir miskin. Berilah mereka sedikit makanan yang kau guna- kan untuk berbuka. Jangan makan sendiri sebab orang yang makan sendiri dan tidak memberi makan orang lain dikhawatirkan kelak akan menjadi miskin dan hidup susah.

Perutmu kenyang, tetanggamu kelaparan, tetapi kamu mengaku sebagai mukmin. Imanmu tidaklah sah, jika kamu memiliki banyak makanan sisa, keluargamu telah makan, tetapi kamu tolak seorang peminta yang berdiri di depan pintumu, sehingga ia pergi dengan tangan hampa.

Jika ini kau lakukan, ketahuilah tak lama lagi kamu akan mengetahui beritamu, kamu akan menjadi sepertinya, kamu akan diusir sebagaimana kamu mengusir peminta itu ketika kau mampu memberinya.

Sungguh celaka dirimu, mengapa engkau tidak segera bangun dan memberikan sesuatu yang kau miliki de- ngan tanganmu sendiri. Andaikata kamu mau bangun dan memberinya sesuatu, maka kamu telah melakukan dua kebaikan, yaitu merendahkan diri kepada sang pe- minta dan berderma kepadanya. Lihatlah Nabi kita Mu- hammad saw, beliau berderma kepada peminta, meme- rah susu onta dan menjahit pakaian beliau dengan ke- dua tangan beliau sendiri. Bagaimana kamu berani mengaku sebagai pengikut beliau dan meniru perbuat- an beliau. Kamu hanya pandai mengaku, tetapi tidak memiliki bukti.

Jika engkau bertemu dengan seseorang, maka yakinilah bahwa dia lebih baik darimu. Ucapkan dalam hatimu, ”Bisa jadi kedudukannya di sisi Allah swt jauh lebih baik dan lebih tinggi dariku.” Jika bertemu anak kecil, maka ucapkanlah dalam hatimu, ”Anak ini belum bermaksiat kepada Allah swt, sedangkan diriku telah banyak bermaksiat kepada-Nya. Tentu anak ini jauh lebih baik dariku.” Jika bertemu orang tua, maka ucapkanlah dalam hatimu, ”Dia telah beribadah kepada Allah swt jauh lebih lama dariku, tentu dia lebih baik dariku.” Jika bertemu dengan seorang yang berilmu, maka ucapkan lah dalam hatimu, ”Orang ini memperoleh karunia yang tidak akan kuperoleh, mencapai kedudukan yang tidak akan pernah kucapai, mengetahui apa yang tidak kuketahui dan dia Jika engkau bertemu dengan seseorang, maka yakinilah bahwa dia lebih baik darimu. Ucapkan dalam hatimu, ”Bisa jadi kedudukannya di sisi Allah swt jauh lebih baik dan lebih tinggi dariku.” Jika bertemu anak kecil, maka ucapkanlah dalam hatimu, ”Anak ini belum bermaksiat kepada Allah swt, sedangkan diriku telah banyak bermaksiat kepada-Nya. Tentu anak ini jauh lebih baik dariku.” Jika bertemu orang tua, maka ucapkanlah dalam hatimu, ”Dia telah beribadah kepada Allah swt jauh lebih lama dariku, tentu dia lebih baik dariku.” Jika bertemu dengan seorang yang berilmu, maka ucapkan lah dalam hatimu, ”Orang ini memperoleh karunia yang tidak akan kuperoleh, mencapai kedudukan yang tidak akan pernah kucapai, mengetahui apa yang tidak kuketahui dan dia

Thariqah Syaikh Abdul Qadir al-Jailaniy dikenal de- ngan Thariqah Qadiriyah. Penganutnya tersebar meluas di Iraq, Mesir, Sudan, Libya, Tunisia, Al-Jazair, Daratan Afri- ka, dan juga Indonesia.

Karya Tulis

Syaikh Abdul Qadir al-Jailaniy banyak menulis buku, sebagian diterbitkan dan sebagian lagi tidak. Di antara

karya tulis beliau adalah :

1. Ighatsah al-Arifin wa Ghayah Minni al-Washilin.

2. Awrad al-Jailaniy.

3. Adab al-Suluk wa al-Tawasshul Ila Manazil al-Suluk.

4. Tuhfah al-Muttaqin wa Sabil al-Arifin.

5. Jala‟ al-Khatsir fi al-Bathin wa al-Dhahir.

6. Hizb al- Raja‟ wa al-Intiha‟.

7. al-Hizb al-Kabir.

8. Du‟a al-Basmalah.

9. al-Risalah al-Ghautsiyyah.

10. Risalah fi al- Asma‟ al-Adhimah li al-Thariq Ila Allah.

11. al-Ghunyah li Thalibi Thariq al-Haqq (Kitabnya yang terkenal, terdiri dari dua jilid, berisi akhlak dan adab Is- lam).

12. al-Fath al-Rabbaniy wa al-Faydl al-Rahmaniy (berisi nasihat dan petunjuk).

13. Futuh al-Ghayb.

14. al-Fuyudlat al-Rabbaniyyah.

15. Mi‟raj Lathif al-Ma‟aniy.

16. Sirr al-Asrar fi al-Tashawwuf (kitab terkenal dan nas- kahnya terdapat di perpustakaan al-Qadiriyah di Baghdad dan perpustakaan Universitas Istambul).

17. al-Thariq Ila Allah (berkaitan dengan khalwat dan bai- at).

18. Rasail al-Syaikh Abd al-Qadir.

19. al-Mawahib al-Rahmaniyyah.

20. Hizb Abdul Qadir al-Jilaniy.

21. Tanbih al- Ghabiy ila Ru‟yah al-Nabiy (naskah ini dijum- pai di perpustakaan Vatican di Roma).

22. al- Radd „ala al-Rafidlah.

23. Washaya al-Syaikh Abdil Qadir.

24. Bahjah al-Asrar (berisi nasihat, dikumpulkan oleh Syaikh Nuruddin Abul Hasan Ali bin Yusuf al-Liqamiy).

25. Tafsir al-Quran al-Karim.

26. al-Dalail al-Qadiriyyah.

27. al-Hadiqah al-Mushthafawiyyah (terbit dalam bahasa Persi dan Urdu).

28. al-Hujjat al- Baydla‟.

29. „Umdah al-Shalihin fi Tarjamah Ghaniyyah al-Shalihin.

30. Basyair al-Khayrat.

31. Wird al-Syaikh Abdil Qadir al-Jilaniy.

32. Kimya‟ al-Sa‟adah li man Arada al-Husna wa Ziyadah.

33. al-Mukhtashar fi Ilm al-Din (dilengkapi dengan foto- graf).

34. Majmu‟ah Khithab.

Karomah

Dalam buku manakib berbahasa Arab yang biasa di- baca masyarakat terdapat sanjungan antara lain berupa karamah Syekh Abdul Qadir al-Jailaniy. 4

4 www.hdrmut.net , 26 Agustus 2009 pukul 14:00

Manakib Syaikh Abdul Qadir Jailani

Isi manakibnya sebagian besar mengenai riwayat hi- dupnya, dengan menonjolkan budi pekerti yang baik, ke- salehannya, kezuhudannya, dan karamah atau keanehan yang didapati orang pada dirinya. Dikatakan bahwa Syaikh Abdul Qadir al-Jailaniy adalah putra Abu Shalih, putra Abdullah dan seterusnya sampai hubungannya kepada Hasan putra Ali bin Abi Thalib, kemenakan sekaligus menantu Nabi Muhammad saw. Ibunya bernama Syarifah Fatimah putri Sayyid Abdullah as- Suma‟iy al-Husayniy. Tentang karamahnya sangat banyak. Imam Nawawi Ban- ten menceritakan tentang karamahnya dalam buku berjudul Bustanul Arifin, dan mengatakan bahwa Syaikh Abdul Qadir al-Jailaniy adalah guru dalam madzhab Syafii dan Hambali. Imam Sarbanu menceritakan dalam kitab Thaba- qat, bahwa tanda-tanda luar biasa dari keramatan Syaikh Abdul Qadir al-Jailaniy sudah dirasakan ibunya sejak da- lam kandungan, di antaranya ia tidak mau menyusu pada si ang hari pada akhir bulan Sya‟ban dan dalam bulan Ra- madlan, sehingga hal itu menjadi tanda kedatangan bulan puasa. Tatkala ibunya pergi mengaji dikelilingi oleh mala- ikat yang menjaga anaknya. Dikemukakan ceritera menge- nai kasih sayang. Syaikh Abdul Qadir al-Jailaniy sejak kecil sayang kepada fakir miskin, menjauhkan segala perbuatan Isi manakibnya sebagian besar mengenai riwayat hi- dupnya, dengan menonjolkan budi pekerti yang baik, ke- salehannya, kezuhudannya, dan karamah atau keanehan yang didapati orang pada dirinya. Dikatakan bahwa Syaikh Abdul Qadir al-Jailaniy adalah putra Abu Shalih, putra Abdullah dan seterusnya sampai hubungannya kepada Hasan putra Ali bin Abi Thalib, kemenakan sekaligus menantu Nabi Muhammad saw. Ibunya bernama Syarifah Fatimah putri Sayyid Abdullah as- Suma‟iy al-Husayniy. Tentang karamahnya sangat banyak. Imam Nawawi Ban- ten menceritakan tentang karamahnya dalam buku berjudul Bustanul Arifin, dan mengatakan bahwa Syaikh Abdul Qadir al-Jailaniy adalah guru dalam madzhab Syafii dan Hambali. Imam Sarbanu menceritakan dalam kitab Thaba- qat, bahwa tanda-tanda luar biasa dari keramatan Syaikh Abdul Qadir al-Jailaniy sudah dirasakan ibunya sejak da- lam kandungan, di antaranya ia tidak mau menyusu pada si ang hari pada akhir bulan Sya‟ban dan dalam bulan Ra- madlan, sehingga hal itu menjadi tanda kedatangan bulan puasa. Tatkala ibunya pergi mengaji dikelilingi oleh mala- ikat yang menjaga anaknya. Dikemukakan ceritera menge- nai kasih sayang. Syaikh Abdul Qadir al-Jailaniy sejak kecil sayang kepada fakir miskin, menjauhkan segala perbuatan

Ceritera-ceritera dalam manaqib antara lain pada waktu masih kanak-kanak beliau tak suka bermain dengan anak-anak lain. Kekuatan jiwa batin sejak bayinya berjalan terus dalam hidup kesehariannya yang suci. Ibu dan kakek- nya memberikan didikan yang sesuai dengan bakat dan ke- dudukan sebagai seorang sufi. Ketika beliau akan bermain terdengar olehnya bisikan yang menanyakan ke mana mau pergi. Setiap mendengar suara itu beliau kembali ke pang- kuan ibunya.

Saat berumur 10 tahun beliau diperintahkan menga- ji. Sang guru meminta kepada para muridnya agar beliau diberi kelonggaran tempat untuk duduk belajar. Pada waktu itu gurunya didatangi oleh seorang laki-laki yang tidak dikenal dan menyatakan bahwa Syaikh Abdul Qadir al- Jailaniy kelak akan mencapai suatu tingkatan yang tinggi dalam kebatinan dan kerohanian. Beliau hidup dan belajar di Jailan sampai usia 18 tahun. Kecerdasannya luar biasa hingga dapat menghapal lebih cepat dari lainnya. Akhirnya beliau berkelana ke Baghdad, sebuah pusat ilmu yang terkenal saat itu. Beliau berkeinginan keras untuk menam- bah pengetahuan dan meningkatkan kerohanian lewat per- gaulan dengan orang-orang suci di Baghdad.

Ibunya mengizinkannya berangkat. Bekal perjalanan yang jauh telah disiapkan, termasuk uang sebesar 40 dinar yang oleh ibunya disisipkan dalam bajunya lalu dijahit agar tak mudah hilang dan dicuri orang. Ibunya menasihati agar tidak berkata bohong kepada siapapun dan dalam keadaan bagaimanapun juga, meski telah diketahui bahwa anaknya sejak kecil tak pernah berdusta. Beliau bergabung dengan suatu kafilah yang akan berangkat menuju ke Baghdad.

Setelah kafilah mendekati kota Baghdad, mereka di- rampok oleh para penyamun. Syaikh Abdul Qadir al-Jai- laniy pun ditanya tentang apa yang dimiliki. Beliau menja- wab bahwa ada uang 40 dinar yang dijahit dalam bajunya. Penyamun lalu mengiris jahitan bajunya. Setelah jahitan Setelah kafilah mendekati kota Baghdad, mereka di- rampok oleh para penyamun. Syaikh Abdul Qadir al-Jai- laniy pun ditanya tentang apa yang dimiliki. Beliau menja- wab bahwa ada uang 40 dinar yang dijahit dalam bajunya. Penyamun lalu mengiris jahitan bajunya. Setelah jahitan

Syaikh Abdul Qadir al-Jailaniy menjawab bahwa be- liau telah berjanji kepada ibunya untuk tidak berkata bo- hong pada siapapun dan dalam keadaan bagaimanapun ju-

ga. Mendengar jawaban itu pemimpin penyamun meleleh- kan air mata dan menangis karena merasa selama hidup- nya terus menerus melanggar perintah Tuhannya, semen- tara pemuda yang dirampok tidak berani melanggar janji meski terhadap ibunya.

Pemimpin penyamun menjabat tangan Syaikh Abdul Qadir al-Jailaniy dan berjanji menghentikan pekerjaan yang hina dan jahat. Ia perintahkan anak buahnya untuk mengembalikan semua barang kafilah dan dilanjutkanlah perjalanannya dengan selamat ke Baghdad.

II. BANTAHAN TERHADAP BUKU MANAKIB

A. Pendahuluan

Bab ini berupa ulasan dan pembahasan orang yang tidak setuju dengan manakib dengan tinjauan dalil dari sisi yang menyebabkan ia tidak setuju. Metode pendekatannya banyak dilakukan dari segi syariah, karena pelaksanaan manakib berkaitan dengan syariah agama Islam. Pemba- hasan ini perlu disampaikan agar mereka yang setuju de- ngan manakib mengetahui dalil dan argumentasi yang di- pakai dalam membantah atau menentang pelaksanaan ma- nakib. Dari sisi ini mereka akan mengetahui permasalahan yang sering dijadikan bahan pembicaraan.

Sebagian orang melihat masalah manakib Syaikh Abdul Qadir al-Jailaniy sebagai masalah serius di kalangan umat Islam. Permasalahannya terkait dengan upacara ma- nakib dan isi dari buku manakib. Karena itu sebagian kaum muslimin menentangnya. Beberapa ulama tidak mene- tapkan hukumnya karena menghindari kehebohan yang ba- kal terjadi.

Meski sebagian kalangan ada yang mengecam masalah upacara manakib namun beberapa tokoh agama, kiyai, dan habaib malah menggerakkannya. Karena itu bagian ini mencoba untuk mengulas dari sisi yang tidak setuju dan menentangnya. Pembahasan di bagian ini perlu untuk dipelajari, karena menyangkut masalah hukum syariat.

Sorotan terhadap upacara manakib Syaikh Abdul Qadir al-Jailaniy dari segi hukum syariat tidak ditinjau de- ngan menggunakan al-Quran atau Hadits secara langsung. Hal ini untuk menghindari penafsiran yang bermacam-ma- cam, baik terhadap materi dalil yang dikemukakan maupun sorotan terhadap pribadi kelompok yang menentang sehingga dapat menimbulkan tanggapan yang a priori ter- hadap isi pembahasan. Meski demikian analisisnya dilaku- Sorotan terhadap upacara manakib Syaikh Abdul Qadir al-Jailaniy dari segi hukum syariat tidak ditinjau de- ngan menggunakan al-Quran atau Hadits secara langsung. Hal ini untuk menghindari penafsiran yang bermacam-ma- cam, baik terhadap materi dalil yang dikemukakan maupun sorotan terhadap pribadi kelompok yang menentang sehingga dapat menimbulkan tanggapan yang a priori ter- hadap isi pembahasan. Meski demikian analisisnya dilaku-

Ada sementara orang yang mempertahankan upa- cara manakib dengan menambah dua syahadat dengan kalimat lain secara langsung menggunakan dalil dari al- Quran atau Hadits. Hal ini kurang bijaksana, sebab para pemimpin dan penganjur manakib adalah orang bermadzhab, orang muqallid, dan bukan mujtahid. Dengan menggunakan dalil hukum langsung dari al-Quran dan Hadits berarti mereka telah membuat dua langkah salah meskipun permainannya sejak semula sudah mengalami nasib sial, yaitu:

1. Sebagai orang bermadzhab atau muqallid tidak akan menggunakan dalil mengenai hukum langsung dari al- Quran atau Hadits. Dengan istinbat hukum langsung dari keduanya berarti mereka sudah memasuki bidang ijtihad dan bukan taqlid.