Kompetensi profesional guru fisika studi kasus terkait dengan materi gerak parabola kelas XI IPA SMA Pangudi Luhur Sedayu Yogyakarta tahun ajaran 2012 2013

(1)

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU FISIKA

STUDI KASUS TERKAIT DENGAN MATERI GERAK

PARABOLA KELAS XI IPA SMA PANGUDI LUHUR SEDAYU

YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

Oleh : Nama : Yeni Farida NIM : 081424026

Program Studi Pendidikan Fisika

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta


(2)

i

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU FISIKA

STUDI KASUS TERKAIT DENGAN MATERI GERAK

PARABOLA KELAS XI IPA SMA PANGUDI LUHUR SEDAYU

YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

Oleh : Nama : Yeni Farida NIM : 081424026

Program Studi Pendidikan Fisika

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta


(3)

(4)

(5)

iv

Sukses tak akan datang bagi mereka yang hanya

menunggu dan tidak berbuat apa-apa, melainkan

akan datang kepada mereka yang selalu berusaha

mewujudkan mimpinya”

Skripsi ini kupersembahkan kepada:

Tuhan Yesus Penopangku

Bunda Maria Penuntunku

Keluargaku Tercinta


(6)

(7)

(8)

vii ABSTRAK

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU FISIKA

STUDI KASUS TERKAIT DENGAN MATERI GERAK

PARABOLA KELAS XI IPASMA PANGUDI LUHUR SEDAYU

YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013

Yeni Farida NIM : 081424026 Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2013

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kompetensi profesional guru khususnya terkait dengan materi gerak parabola. Subjek penelitian ini adalah guru fisika SMA Pangudi Luhur Sedayu Yogyakarta. Jenis penelitian ini adalah menggunakan penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian ini dilakukan sebanyak dua kali pertemuan. Data penelitian ini diambil melalui video rekaman, wawancara dan fieldnote.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam menyampaikan materi gerak parabola guru memiliki kompetensi profesional, yaitu 1) menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan, 2) mengetahui standar kompetensi dan kompetensi dasar, 3) mengembangkan materi gerak parabola secara kreatif, 4) mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif, 5) memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri. Guru menguasai materi gerak parabola dengan baik, ini terlihat ketika guru mengajar, guru tidak terpaku pada buku panduan atau catatan-catatan lainya, materi yang disampaikan betul secara keilmuan dan sesuai dengan yang ada pada buku panduan, penjelasan materi dilakukan dengan sangat mendalam, dan dalam merumuskan


(9)

persamaan-viii

persamaan selalu disertai dengan penjelasan yang sangat membantu siswa memahami materi.


(10)

ix

ABSTRACT

PROFESSIONAL COMPETENCE OF PHYSICS TEACHER

CASE STUDIES RELATED TO THE SUBJECT MOTION

PARABOLIC CLASS XI IPA HIGH SCHOOLPANGUDI

LUHUR SEDAYU YOGYAKARTA ACADEMIC YEAR

2012/2013

Yeni Farida NIM : 081424026 Sanata Dharma University

Yogyakarta 2013

The aim of this study was to understand the professional competence of teachers particularly in relation to the parabolic motion subject. The subject of the study was physics teacher of Pangudi Luhur High School in Sedayu Yogyakarta. This study was using descriptive qualitative method. This research was done in two meetings. The study data was taken via video footage, interviews and fieldnotes.

The results showed that the teacher has the professional competence in teaching the parabolic motion subject, is like 1) to master the material, structure, concepts, and scientific mindset, 2) determine standards of competence and basic competences, 3) developing creative materials parabolic motion, 4) develop professionalism in a sustainable manner by taking action reflective, 5) use information technology and communication to communicate and develop themselves. The teacher mastered the teaching the parabolic motion, It was seen when the teacher was teaching, the teacher was not only focus on guide books or other notes. The subject presented scientifically correct and according with the material in the guide books. The teacher could explain the subject in detail, and explain the equations clearly, so it can help the students in understanding the subject.


(11)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Allah Bapa dan bunda Maria atas segala kasih, berkat, rahmat, dan penyertaanNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi dengan judul “Kompetensi Profesional Guru Fisika Studi Kasus Terkait Dengan Materi Gerak Parabola Kelas XI IPA SMA Pangusi Luhur Sedayu Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013” dengan baik.

Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan, Program Studi Pendidikan Fisika.

Penulis menyadari bahwa penelitian dan penulisan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik karena bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D. selaku dosen pembimbing yang telah dengan setia dan sabar memberikan bimbingan, pengarahan, dan masukan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

2. Br. Agustinus Mujiya S.Pd, FIC. selaku kepala sekolah SMA Pangudi Luhur Sedayu Yogyakarta, yang telah berkenan memberikan ijin dan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian.

3. Bapak Purwonggo selaku guru fisika SMA Pangudi Luhur Sedayu Yogyakarta, atas segala bantuan dan dukungan selama penulis melaksanakan penelitian.

4. Siswa-siswi kelas XI IPA2 SMA Pangudi Luhur Sedayu Yogyakarta, terima kasih atas kerjasamanya.

5. Para dosen penguji skripsi atas saran guna penyempurnaan penulisan skripsi ini.

6. Pak Sugeng, mbak Heni, dan mas Arif di sekretariat JPMIPA atas segala bantuannya.


(12)

xi

7. Kedua orang tuaku, adikku ( Irwandi dan Angel ), dan semua keluarga besar atas kerja kerasnya, dukungan materi dan spiritual, atas kasih dan doanya selalu.

8. Sahabat-sahabatku di Power Rangers, Berta yang bersedia membantu dalam melaksanakan penelitian, Siska dan Laras yang memberikan ide dan mengantarkan penulis ke sekolah untuk meminta ijin penelitian, Astrid dan Incez atas semangat dan dukungannya. LUPH YOU GUYS !!!! Muah.

9. Teman-teman P.Fis angkatan 2008, terima kasih atas dukungan dan kebersamaannya selama masa-masa kuliah.

10.Teman-temanku yang lain : teman-teman FKPMKS, kost Flamboyan 217, terima kasih atas kerjasama dan pengalaman-pengalaman indah selama ini. 11.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam skripsi ini, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Semoga skrispi ini dapat berguna bagi para pembaca sekalian.

Yogyakarta, 31 Juli 2013


(13)

xii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... v

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH... vi

ABSTRAK... vii

ABSTRACT... ix

KATA PENGANTAR... x

DAFTAR ISI... xii

DAFTAR GRAFIK DAN TABEL... xiv

DAFTAR GAMBAR... xv

DAFTAR LAMPIRAN... xvi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1

B. Identifikasi Masalah... 4

C. Pembatasan Masalah... 4

D. Perumusan Masalah... 4

E. Batasan Istilah... 5


(14)

xiii

G. Manfaat Penelitian... 5

BAB II LANDASAN TEORI A. Kompetensi... 7

B. Kompetensi Guru... 8

C. Kompetensi profesional Guru... 10

1. Kompetensi Profesional... 10

2. Kompetensi Profesional Guru Fisika Tentang Materi Gerak Parabola... 12

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian... 25

B. Tempat Penelitian... 25

C. Subjek dan Objek Penelitian... 25

D. Instrumen Penelitian... 26

E. Metode dan Analisis Data... 27

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Penelitian... 29

B. Hasil Penelitian... 31

C. Analisis Data dan Pembahasan... 33

D. Keterbatasan Penelitian... 51

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 53

B. Saran... 54


(15)

xiv

DAFTAR GRAFIK DAN TABEL

DAFTAR GRAFIK

Grafik 2.1 Lintasan Perpaduan antara GLB dengan GLBB... 15

DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Tabel Nilai x dan y untuk Beberapa Nilai t... 15

Tabel 3.1 Tabel Rencana Wawancara... 26

Tabel 4,1 Jadwal Pengambilan Data... 30


(16)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Sketsa Gerak Parabola... 16

Gambar 4.1 Guru Membuat Sketsa Gerak Parabola... 34

Gambar 4.2 Penguraian Persamaan Kecepaan dan Posisi... 35

Gambar 4.3 Waktu yang diperlukan Untuk Mencapai Puncak... 36

Gambar 4.4 Titik Puncak... 36

Gambar 4.5 Waktu yang diperlukan Mencapai Jarak Maksimum... 37


(17)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Keterangan... 57

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)... 58

Lampiran 3.1 Transkip Data Video... 63

Lampiran 3.2 Transkip Data Wawancara... 79

Lampiran 3.3 Fieldnote... 84


(18)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, pemerintah membuat peraturan yang tertuang dalam Undang-undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas)didalam Bab I pasal 1 (1) dinyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Dalam hal ini, tentunya diperlukan adanya pendidik yang profesional yakni guru-guru disekolah dasar dan menengah dan dosen di perguruan-perguruan tinggi sebagaimana yang tersirat dalam Bab XI pasal 39 (2) UU Sisdiknas tersebut diatas.

Disamping itu pendidikan juga diatur dalam Undang-undang Republik Indonesia No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, menurut Undang-undang tersebut tugas utama guru adalah: mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik. Kedudukan guru sebagai tenaga profesional berfungsi untuk meningkatkan harkat dan martabat bangsa. Peran guru sebagai agen pembalajaran, juga berfungsi untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional. Pendidikan banyak tergantung pada


(19)

mutu guru dalam membimbing proses belajar mengajar. Sejak lama orang berusaha untuk mencari jalan peningkatan mutu metode/strategi mengajar.

Dalam perspektif kebijakan nasional, pemerintah telah merumuskan empat jenis kompetensi guru, sebagaimana tercantum dalam penjelasan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, yaitu: kompetensi pedagogis, kepribadian, sosial, dan profesional (Jejen Musfah, 2011 : 30).

Dalam hubungannya dengan strategi pembelajaran, penulis melihat bahwa kompetensi profesional sangat berkaitan dengan strategi pembelajaran yang akan digunakan. Untuk menjadi guru yang profesional, salah satu aspek yang harus dipenuhi adalah mampu menguasai materi atau bahan ajar dengan baik. Apabila guru tidak menguasai bahan ajar dengan baik, maka materi ajar tidak dapat disampaikan dengan baik pula dan tentunya akan terjadi miskonsepsi terhadap siswa.

Guru yang menguasai bahan ajar dengan baik akan mampu menerapkan strategi pembelajaran yang baik dalam pembelajaran. Maksudnya adalah guru yang menguasai bahan ajar dengan baik akan mengetahui apa saja yang harus dilakukan dalam menyampaikan materi, bagaimana menyampaikan materi dengan baik, apa saja yang harus diperhatikan, bisa mengelola pembelajaran, mengetahui kapan akan melakukan evaluasi pembelajaran (contoh soal, soal latihan, dan ulangan), mengetahui seperti apa tingkat kesulitan soal yang harus diberikan kepada siswa.


(20)

Guru dituntut untuk menggunakan strategi pembelajaran kontekstual dan memberikan kegiatan yang bervariasi sehingga dapat melayani perbedaan individual siswa, mengaktifkan siswa dan guru, mendorong berkembangnya kemampuan baru, responsif, menimbulkan jalinan kegiatan belajar mengajar di sekolah, serta rumah dan lingkungan masyarakat. Pada akhirnya siswa memiliki motivasi tinggi untuk belajar.

Gerak parabola merupakan salah satu materi yang cukup sulit, tetapi sebenarnya prinsipnya sederhana. Jika guru mengetahui konsep penting apa yang harus disampaikan kepada siswa dengan baik, sebenarnya materi gerak parabola bukan materi yang sulit. Namun terkadang, meskipun guru sudah menyampaikan konsep penting disertai dengan contoh-contoh yang seringkali siswa alami sekalipun, tetap saja sebagian besar siswa akan sulit memahami apabila siswa sendiri tidak berminat dan termotivasi dalam mengikuti proses pembelajaran. Jadi, kembali lagi kepada guru. Apa yang bisa dan harus guru lakukan agar siswa mau dan termotivasi mengikuti pembelajaran, dan pastinya siswa paham dan mengerti atau bahkan menguasai materi yang mereka pelajari.

Dari latar belakang diatas, penulis ingin melakukan penelitian mengenai bagaimana kompetensi profesional guru studi kasus yang terkait dengan materi gerak parabola kelas XI IPA SMA Pangudi Luhur Sedayu Yogyakarta.


(21)

B. Identifikasi Masalah

1. Guru fisika di SMA Pangudi Luhur Sedayu ini hanya satu orang.

2. Guru mengajar mata pelajaran fisika untuk kelas X, kelas XI IPA1 dan IPA2, serta kelas XII IPA1 dan IPA2.

3. Guru menggunakan metode mengajar ceramah aktif yaitu diskusi kelas berupa tanya jawab.

4. Media yang digunakan guru dalam menyampaikan materi adalah papan tulis (whiteboard).

5. Proses pembelajaran terorganisir cukup baik, meskipun kondisi kelas sedikit ramai dan tidak semua siswa memperhatikan guru.

6. Persis di depan kelas terdapat lapangan basket yang sering digunakan para siswa untuk mata pelajaran olahraga, sehingga keramaian diluar kelas sangat mengganggu proses pembelajaran.

C. Pembatasan Masalah

Dalam penelitian ini, peneliti mau melihat bagaimana kompetensi profesional guru tentang materi Gerak Parabola siswa SMA kelas XI IPA Pangudi Luhur Sedayu.

D. Perumusan Masalah


(22)

E. Batasan Istilah 1. Kompetensi 2. Kompetensi Guru

3. Kompetensi Profesional Guru 4. Kompetensi Profesional Guru Fisika

F. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui :

Bagaimana kompetensi profesional guru tentang materi gerak parabola ?

G. Manfaat Penelitian

1. Bagi guru yang bersangkutan

Mengampu mata pelajaran fisika untuk banyak kelas memang tidak mudah. Terutama dalam hal menerapkan strategi pembelajaran. Untuk metode dan media pembelajaran yang akan digunakan, kebanyakan guru pada posisi ini memang lebih memilih metode dan media yang tidak memerlukan persiapan ekstra dan menyita waktu banyak.

Dari penelitian ini diharapkan guru dapat lebih bijak dalam menerapkan strategi pembelajaran khususnya. Proses pembelajaran dengan suasana kelas yang berbeda akan sangat disukai siswa. Jadi, sesekali guru perlu memikirkan strategi pembelajaran yang berbeda untuk diterapkan secara khusus pada metode maupun media yang akan digunakan.


(23)

2. Bagi Universitas

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah koleksi referensi perpustakaan dan dapat digunakan oleh pihak-pihak lain yang membutuhkan sebagai bacaan dan pengembangan ide selanjutnya, terutama untuk para calon guru.

3. Bagi Peneliti

Sebagai calon guru, diharapkan hasil penelitian dapat menambah pengetahuan tentang dunia pendidikan secara khusus dalam pelaksanaan proses pembelajaran dan kelak bisa menjadi seorang guru yang profesional sehingga dapat membantu perkembangan mutu pendidikan di Indonesia.


(24)

7

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kompetensi

Spencer dan Spencer dalam Hamzah B. Uno (2007: 63) dalam

http://eprints.uny.ac.id, mengatakan bahwa kompetensi merupakan karakteristik yang menonjol bagi seseorang dan menjadi cara-cara berperilaku dan berfikir dalam segala situasi, dan berlangsung dalam periode waktu yang lama. Dari pendapat tersebut dapat dipahami bahwa kompetensi menunjuk pada kinerja seseorang dalam suatu pekerjaan yang bisa dilihat dari pikiran, sikap, dan perilaku. Lebih lanjut Spencer dan Spencer dalam Hamzah B. Uno (2007: 63), membagi lima karakteristik kompetensi yaitu sebagai Berikut :

1. Motif, yaitu sesuatu yang orang pikirkan dan inginkan yang menyebabkan sesuatu.

2. Sifat, yaitu karakteritik fisik tanggapan konsisten terhadap situasi. 3. Konsep diri, yaitu sikap, nilai, dan image dari seseorang.

4. Pengetahuan, yaitu informasi yang dimiliki seseorang dalam bidang tertentu.

5. Ketrampilan, yaitu kemampuan untuk melakukan tugas-tugas yang berkaitan dengan fisik dan mental.


(25)

Menurut Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (http://eprints.uny.ac.id), kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, ketrampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.

Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa kompetensi merupakan seperangkat penguasaan kemampuan, ketrampilan, nilai, dan sikap yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai guru yang bersumber dari pendidikan, pelatihan, dan pengalamannya sehingga dapat menjalankan tugas mengajarnya secara profesional.

B. Kompetensi Guru

Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (WJS. Purwadarminta, 1982: 162) kompetensi berarti kekuasaan (kewenangan) untuk menentukan suatu hal. Pengertian dasar kompetensi (competency) kemampuan atau kecakapan. Kompetensi merupakan perilaku guru yang rasional untuk mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kompetensi merupakan kemampuan dan kewenangan guru dalam melaksanakan kewajiban-kewajiban secara bertanggung jawab dan layak.

Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 74 Tahun 2008 tentang guru, pada pasal 2 dikatakan bahwa kompetensi merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai, dan diaktualisasikan oleh guru dalam melaksanakan tugas


(26)

keprofesionalan. Kompetensi guru itu sendiri sebagaimana yang dimaksudkan pada ayat (1) meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.

Menurut Lefrancois dalam Jamal Ma’mur Asmani (2009: 37-38), kompetensi merupakan kapasitas untuk melakukan sesuatu yang dihasilkan dari proses belajar. Selama proses belajar, stiumulus akan bergabung dengan isi memori dan menyebabkan terjadinya perubahan kapasitas untuk melakukan sesuatu. Apabila individu sukses mempelajari cara melakukan satu pekerjaan yang kompleks dari sebelumnya, maka pada diri individu tersebut terjadi perubahan kompetensi. Perubahan kompetensi tidak akan tampak apabila selanjutnya tidak ada kepentingan atau kesempatan untuk melakukannya.

Kompetensi merupakan satu kesatuan yang utuh yang menggambarkan potensi, pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dinilai yang terkait dengan profesi tertentu berkenaan dengan bagian-bagian yang dapat diaktualisasikan dan diwujudkan dalam bentuk tindakan atau kinerja untuk menjalankan profesi tertentu (Jamal Ma’mur Asmani, 2009:38)

Menurut Bahtiar Malingi dalam Jamal Ma’mur Asmani (2009:42), sesuai undang-undang RI no 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen, guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada


(27)

pendidikan usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

Kompetensi guru merupakan perpaduan antara kemampuan personal, keilmuan, teknologi, sosial, dan spiritual yang secara kaffah membentuk standar kompetensi standar profesi guru, yang mencakup penguasaan materi, pamahaman terhadap peserta didik, pembelajaran yang mendidik, pengembangan pribadi, dan profesionalisme (Nanang Hanifah & Cucu Suhana, 2009:162)

Dari beberapa pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa kompetensi guru merupakan keahlian, kemampuan personal, sosial, potensi, pengetahuan dan sikap seorang guru dalam bidang pendidikan yang dinilai terkait dengan profesi yang dapat diaktualisasikan dan diwujudkan dalam bentuk tindakan atau kinerja sebagai seorang guru.

C. Kompetensi Profesional guru

1. Kompetensi Profesional

Seorang guru harus menjadi orang yang spesial, namun lebih baik lagi jika menjadi spesial bagi semua siswanya. Guru harus merupakan kumpulan orang-orag yang pintar di bidangnya masing-masing dan juga dewasa dalam bersikap. Namun yang lebih penting lagi adalah bagaimana caranya guru tersebut dapat menularkan kepintarannya dan kedewasaannya tersebut kepada siswa di kelas. Sebab guru adalah jembatan bagi lahirnya anak-anak cerdas dan dewasa di masa mendatang.


(28)

Kompetensi profesional merupakan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam mencakup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran disekolah dan substansi keilmuannya secara filosofis. Kompetensi ini juga disebut dengan penguasaan sumber bahan ajar atau sering disebut dengan bidang studi keahlian. Dalam standar nasional pendidikan, penjelasan pasal 28 ayat 3 butir (c) dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi profesional adalah penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang diterapkan dalam

standar nasional pendidikan (Jamal Ma’mur Asmani, 2009:157).

Dalam peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 16 tahun 2007 tentang kompetensi guru, dimana kompetensi guru terdiri atas empat kompetensi, yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Dalam kompetensi profesional, ada beberapa kompetensi yang perlu dimiliki dan diperhatikan oleh guru, yaitu sebagai berikut:

1. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.

2. Mengetahui standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran atau bidang pengembangan yang diampu.

3. Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif. 4. Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan


(29)

5. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri.

Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 74 Tahun 2008 tentang guru, kompetensi profesional sebagaimana yang dimaksudkan pada ayat (2) merupakan kemampuan guru dalam menguasai pengetahuan bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni dan budaya yang diampunya yang sekurang-kurangnya meliputi penguasaan :

a. Materi pelajaran secara luas dan mendalam sesuai dengan standar isi program satuan pendidikan, mata pelajaran,dan/atau kelompok mata pelajaran yang akan diampu.

b. Konsep dan metode disiplin keilmuan, teknologi, atau seni yang relevan yang secara konseptual menaungi atau koheren dengan satuan program pendidikan, mata pelajaran, dan/atau kelompok mata pelajaran yang diampu.

Dari beberapa pernyataan diatas, dapat disimpulkan bahwa kompetensi profesional guru merupakan kemampuan guru dalam menguasai materi atau bahan ajar yang diampu.

2. Kompetensi Profesional Guru F isika Tentang Materi Gerak Parabola

Kata “profesional” berasal dari kata sifat yang berarti pencaharian dan sebagai kata bendaberarti orang yang mempunyai keahlian seperti guru, dokter, hakim, dan sebagainya. Dengan kata lain pekerjaan yang bersifat profesional adalah pekerjaan yang dapat dilakukan oleh mreka


(30)

yang secara khusus dipersiapkan untuk itu dan bukan pekerjaan yang dilakukan oleh mereka yang karena tidak dapat memperoleh pekerjaan lain (Nana Sudjana dalam Usman, 1995:14). Dengan demikian, guru profesional adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga ia mampu melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai seorang guru. Atau dengan kata lain, guru profesional adalah orang yang terdidik dan terlatih dengan baik, serta memiliki pengalaman yang kaya dalam bidangnya (Agus F. Tamyong dalam Usman, 1995:15). Jadi, guru fisika yang profesional adalah guru yang sudah terdidik dan terlatih serta yang memiliki keahlian khusus dan pengetahuan yang luas dalam bidang fisika.

Untuk menjadi guru fisika yang sungguh bermutu dan profesional, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dan dilatih oleh guru secara terus menerus, antara lain:

1. Penguasaan materi gerak parabola

Guru fisika harus menguasai bahan yang akan diajarkan sehingga tidak menyebabkan miskonsepsi pada siswa. Maka guru fisika harus terus mengembangkan diri dengan mempelajari bahan fisika. Ada baiknya juga mengembangkan bahan yang lebih tinggi setingkat universitas, sehingga dapat mengajarkan dengan lebih luas dan tidak picik.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh guru dalam menyampaikan materi gerak parabola, yaitu:


(31)

a. Materi gerak parabola

Perpaduan antara gerak lurus beraturan dengan gerak lurus berubah beraturan akan menghasilkan gerak parabola.

Perpaduan antara gerak lurus beraturan dengan gerak lurus berubah beraturan tersebut yang dapat menghasilkan gerak parabola bisa juga terjadi pada gerak dalam bidang horizontal dan gerak dalam bidang vertikal.

Gerak dalam Bidang Horizontal

Pada perpaduan antara gerak lurus beraturan dengan gerak lurus berubah beraturan dalam bidang horizontal, akan dibahas lagi kasus perahu yang menyeberangi sebuah sungai. Dalam hal ini perahu bergerak dipercepat dengan percepatan a. Misalnya, perahu bergerak dari keadaan diam tanpa kecepatan awal ( 0 = 0 ) dan mengalami percepatan a = 2 m/s2, maka nilai x dan y untuk kecepatan arus sungai a = 3 m/s2 adalah seperti pada garfik 2.1 dan tabel 2.1 dibawah ini


(32)

Grafik 2.1 Lintasan Perpaduan antara GLB dengan GLBB

Waktu t (s) 0 1 2 3 4 5

Jarak pada arah horizontal

x = at (m) 0 3 6 9 12 15

Jarak pada arah vertikal

y = at2 (m) 0 1 4 9 16 25

Tabel 2.1 Nilai x dan y untuk beberapa nilai t

Gerak dalam Bidang Vertikal

Pada perpaduan antara gerak lurus beraturan dengan gerak lurus berubah beraturan dalam bidang vertikal, sepertinya pada bidang horizontal, juga akan menghasilkan gerak parabola. Gerak parabola yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari adalah perpaduan gerak lurus beraturan arah horizontal dan perpaduan gerak lurus berubah beraturan arah vertikal dengan besar percepatan a = g. Gerak parabola dalam bidang vertikal ini secara umum disebut gerak peluru, 20

25

15 10 5

3 6 9 12 15

0 y


(33)

sedangkan gerak parabola lain sebenarnya adalah bagian dari gerak peluru ini. Tentunya, gerak parabola lain dapat diselesaikan dengan pendekatan gerak peluru, hanya bergantung pada kondisi awal dan syarat batas lainnya.

Gambar dibawah ini menunjukkan lintasan sebuah benda yang dilempar keatas dengan sudut elevasi

α

pada kecepatan awal 0. Pada sumbu x, benda bergerak dengan kecepatan konstan (GLB), sedangkan pada sumbu y percepatan konstan (GLBB), dalam hal ini percepatan gravitasi g. Gambar 2.1 α α 0 y x 0y 0x H R x y = 0x y x

x = 0x

y = - 0y = - 0


(34)

1. Pada sumbu x

Berlaku GLB, sehingga kecepatannya kontan yaitu sebesar :

a. x = 0x cos

α

(konstan) b. x = 0x x t = 0 cos

α

x t 2. Pada sumbu y

Pada sumbu y kecepatan awal adalah 0y = sin

α

,

kecepatan pada saat t adalah y, percepatan a = -g ( negative berarti arahnya kebawah ), maka :

a. y = 0y - gt = 0 sin

α

- gt

b. y = 0yt - gt2 = 0 sin

α

t - gt2

Gerak pada sumbu y adalah GLBB, kecepatan pada sumbu y yang semula sebesar 0 terus berkurang karena diperlambat oleh percepatan gravitasi g hingga suatu saat bernilai nol (dipuncak) kemudian berbalik menuju kebawah (tanah).

Untuk Kecepatan Benda Setiap Saat ( ) :

Gerak dalam arah mendatar (GLB) x = 0x =cos

α

Gerak dalam arah vertikal (GLBB) y = 0y - gt = 0 sin

α

- gt


(35)

Maka, = dengan arah terhadap sumbu x adalah θ :

θ = arc tan

Posisi Benda Setiap Saat

Gerak dalam arah mendatar (GLB) x = 0x x t = 0 cos

α

x t

Gerak dalam arah vertikal (GLBB) y = 0yt - gt2 = 0 sin

α

t - gt2 besar perpindahan, R =

arah perpindahan, θ = arc tan

Ketinggian Maksimum

Pada saat benda mencapai ketinggian maksimum, kecepatan arah vertikal sama dengan nol.

y = 0

0 sin

α

– gt = 0 0 sin

α

= gt tH =

tH = waktu yang diperlukan untuk mencapai ketinggian maksimum. Substitusikan nilai tH kepersamaan posisi untuk gerak arah vertikal :


(36)

y = 0 sin

α

t - gt2

H = ( 0 sin

α)(

)- g

=

(

) -

(

)

H =

(

),  Ketinggian Maksimum

Jangkauan Jarak

Jangkauan jarak dapat dihitung dengan meninjau bahwa bahwa posisi vertikal benda adalah nol.

y = ( 0 sin

α

)

t - gt2 0 = 0 sin

α

t - gt2 gt2 = 0 sin

α

t

tR =

tR = waktu yang diperlukan untuk mencapai jarak jangkauan (waktu mengudara). Substitusikan nilai tR ke persamaan posisi benda setiap saat untuk gerak dalam arah horizontal, sehingga diperoleh :

x = ( 0 cos

α

) t

R = ( 0 cos

α

)( ) R =


(37)

Menurut rumus trigonometri 2 sin

α

cos

α

= sin 2

α

, sehingga :

R = ,  Jarak Jangkauan.

b. Konsep

Gerak parabola merupakan perpaduan antara gerak lurus beraturan (GLB) dan gerak lurus berubah beraturan(GLBB). Gerak peluru adalah gerak dua dimensi, di mana melibatkan sumbu horisontal dan vertikal. Jadi gerak parabola merupakan superposisi atau gabungan dari gerak horisontal dan vertikal. Kita sebut bidang gerak peluru sebagai bidang koordinat xy, dengan sumbu x horisontal dan sumbu y vertikal. Percepatan gravitasi hanya bekerja pada arah vertikal, gravitasi tidak mempengaruhi gerak benda pada arah horisontal.

Percepatan pada komponen x adalah nol (gerak peluru hanya dipengaruhi oleh gaya gravitasi, namun pada arah horisontal atau komponen x, gravitasi tidak bekerja). Percepatan pada komponen y atau arah vertikal bernilai tetap (g = gravitasi) dan bernilai negatif /‐g (percepatan gravitasi pada gerak vertikal bernilai negatif, karena arah gravitasi selalu ke bawah alias ke pusat bumi). Gerak horisontal (sumbu x) kita analisis dengan


(38)

Gerak Lurus Beraturan, sedangkan Gerak Vertikal (sumbu y) dianalisis dengan Gerak Jatuh Bebas.

c. Struktur materi

d. Pola pikir keilmuan

Gerak parabola merupakan perpaduan antara gerak lurus beraturan (GLB) dan gerak lurus berubah beraturan(GLBB). Gerak peluru adalah gerak dua dimensi, di mana melibatkan sumbu horisontal dan vertikal.

Gerak lurus beraturan (GLB) memiliki kecepatan kostan artinya kecepatan awal dan akhir benda adalah sama, sedangkan pada gerak lurus berubah beraturan (GLBB) memiliki percepatan konstan dan kecepatan yang selalu berubah.

Gerak Parabola

GLB (pengertian)

GLBB (pengertian)

Kecepatan, jarak, dan perpindahan.

Kecepatan, jarak, posisi, dan percepatan.


(39)

2. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar a. Standar kompetensi

Menganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan benda titik.

b. Kompetensi dasar

Menganalisis gerak lurus, gerak melingkar dan gerak parabola dengan menggunakan vektor.

3. Mengembangkan materi pembelajaran secara kreatif

Pengembangan materi pembelajaran juga dapat dilihat dari media dan metode pembelajaran yang digunakan. Media yang digunakan apakah tertulis atau menggunakan media elektronik, seperti laptop, viewer, dan lain sebagainya. Sedangkan metode, dalam menyampaikan materi guru menggunakan metode mengajar yang beragam atau hanya satu metode untuk keseluruhan proses pembelajaran, seperti metode ceramah, diskusi, tanya jawab, metode demonstrasi dan eksperimen, dan masih banyak lagi.

4. Mengembangkan keprofesionalan

Peningkatan kompetensi guru disekolah dalam proses belajar mengajar selain tanggungjawab pimpinan lembaga, para guru juga dituntut melakukan upaya-upaya meningkatkan keprofesionalannya.


(40)

Upaya meningkatkan keprofesionalan guru dapat dilakukan dengan cara, antara lain (http://lib.uin-malang.ac.id/thesis):

a. Mengikuti penataran guru

Penataran dilakukan berkaitan dengan kesempatan bagi guru-guru untuk berkembang secara profesional untuk meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar. Mengingat tugas rutin di dalam melaksanakan aktivitas-aktivitas mendidik dan mengajar, maka guru perlu untuk menambah ide-ide baru melalui kegiatan penataran.

b. Mengikuti musyawarah guru mata pelajaran (MGMP)

Seorang guru dalam melaksanakan tugasnya, sudah pasti akan menjumpai permasalahan-permasalahan yang harus dicari pemecahannya. Permasalahan ini mungkin datang dari pihak luar atau mungkin dari teman sejawat, yang hal ini perlu dengan segera untuk mencari pemecahannya, misalnya melalui MGMP yaitu: guru dalam mata pelajaran berkumpul bersama untuk mempelajari atau membahas masalah dalam proses belajar mengajar.

Adapun MGMP ini bertujuan untuk menyatukan terhadap kekurangan konsep makna dan fungsi pendidikan serta pemecahannya terhadap kekurangan yang ada. Disamping itu juga untuk mendorong guru melakukan tugas dengan baik, sehingga mampu membawa mereka kearah peningkatan kompetensinya.


(41)

c. Mengikuti kursus

Mengikuti kursus merupakan suatu kegiatan untuk membantu guru dalam mengembangkan pengetahuan sesuai dengan keahliannya masing-masing. Dengan mengikuti kursus, guru diarahkan ke dalam dua hal, pertama sebagai penyegaran dan kedua sebagai upaya peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan mengubah sikap tertentu.

Penyegaran berarti bahwa guru telah mendapatkan pengetahuan disiplin ilmu tertentu, dan penyegaran disini mengupayakan kembali untuk mengingat, meningkatkan dan mengembangkan disiplin ilmu yang dimilikinya.

5. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk mengembangkan diri

Sebagai tambahan pengetahuan keilmuan, seorang guru tidak cukup mempelajari atau mendalami dari buku-buku pustaka yang ada, melainkan memerlukan media tambahan sebagai pendukung atau bekal dalam proses belajar mengajar.

Salah satu media yang cukup membantu dalam meningkatkan profesionalisme guru dalam proses belajar mengajar adalah media cetak dan media elektronik. Hal ini akan membawa pemikiran-pemikiran baru dan wawasan-wawasan baru bagi seorang guru dalam pengajaran.


(42)

Peningkatan kompetensi melalui media ini bisa diupayakan oleh sekolah, dengan menempatkan media elektronik dan media cetak di sekolah. Melalui media ini guru tidak hanya mengandalkan dari pustaka yang ia miliki, melainkan dapat memberikan perubahan kearah pengingkatan pengetahuan dan peningkatan keterampilan (http://lib.uin-malang.ac.id/thesis).

Dari keseluruhan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kompetensi profesional seorang guru fisika khususnya terkait dengan materi gerak parabola meliputi, antara lain:

1. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran fisika secara khusus pada materi gerak parabola.

2. Mengetahui standar kompetensi dan kompetensi dasar yang berkaitan dengan materi gerak parabola.

3. Mengembangkan materi gerak parabola secara kreatif.

4. Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif.

5. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri, secara khusus pada materi gerak parabola.


(43)

26

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan adalah penelitian kualitatif deskriptif, yaitu penelitian yang menekankan pada keadaan sebenarnya, dan berusaha mengungkap fenomena-fenomena yang ada dalam keadaan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap pengaruh kompetensi profesional guru terhadap strategi pembelajaran yang digunakan guru dalam proses belajar mengajar fisika kelas XI IPA 2 SMA Pangudi Luhur Sedayu pada materi pokok gerak parabola.

B. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada kelas XI IPA di SMA Pangudi Luhur Sedayu Yogyakarta.

C. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah satu orang guru yang mengajar fisika kelas XI IPA 2 SMA Pangudi Luhur Sedayu, sedangkan objek penelitiannya adalah kompetensi profesional guru dan strategi pembelajaran yang digunakan dalam proses belajar mengajar fisika pada materi pokok gerak parabola.


(44)

D. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini proses pembelajaran dilakukan oleh subjek penelitian. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi proses pembelajaran pada kelas XI IPA yang dilakukan dengan perekaman video dengan menggunakan handy-cam. Selain menggunakan handy-cam, peneliti juga menggunakan alat perekam lain berupa Handphone (perekam suara) yang berfungsi merekam hasil wawancara dengan siswa. Peneliti juga menggunakan fieldnote yang diperoleh dari hasil pengamatan secara langsung. Fieldnote ini berisi catatan-catatan tentang pembelajaran. Untuk mendukung data mengenai strategi pembelajaran (metode mengajar) yang dilakukan subjek, peneliti melakukan wawancara dengan guru.Wawancara yang digunakan adalah wawancara terpimpin yaitu wawancara yang dilakukan pewawancara dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang dirangkum pada tabel 3.1

Tabel 3.1

Tabel Rencana Wawancara No Pertanyaan Wawancara

1 Menurut bapak, dalam materi gerak parabola konsep apa yang penting/ pokok untuk diajarkan kepada siswa ?

2 Dalam gerak satu dimensi, perbedaan antara gerak lurus dan gerak parabola itu apa pak ?

3 Dalam materi gerak parabola, apakah ada konsep yang paling sulit ? yang mana ?

4 Prinsip yang ada didalam gerak parabola apakah juga terdapat didalam topik lain? pada topik apa ? dimana ?

5 Kira – kira siswa merasa kesulitan dalam mengerjakan soal pada level apa (mudah, sedang, sulit) ?


(45)

E. Metode Analisis Data

Beberapa hal yang dilakukan dalam menganalisis data adalah : 1. Rekaman video, rekaman suara

a. Transkrip data

Transkip ini berupa penyajian kembali segala sesuatu yang tampak dari hasil rekaman video dan dilengkapi dengan hasil rekaman suara agar ebih jelas dan lengkap serta hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti (observer). Transkip data dalam bentuk tulisan yang berisi pelaksanaan belajar mengajar.

b. Analisis data

Menganalisis data yang diperoleh sesuai dengan apa yang terjadi, dialami, dan yang terekam pada saat penelitian. Analisis data ini akan membantu penulis dalam melakukan pembahasan mengenai topik penelitian.

2. Wawancara

Wawancara dilakukan untuk mendukung data metode-metode yang dilakukan guru selama mengajar. Beberapa hal yang dilakukan untuk menganalisis data adalah :

a. Transkrip hasil wawancara dengan Guru

Transkip hasil wawancara dengan guru ini berguna sekali dalam membahas hasil penelitian. Data wawancara ini membantu memperkuat data yang diambil melalui rekaman/video.


(46)

b. Analisis

Dalam menganalisis data rekaman/video hasil penelitian, data wawancara ini akan membantu memperjelas maksud dari cara mengajar, metode, penyampaian materi, konsep penting pada materi yang harus disampaikan, hingga soal-soal yang diberikan. Pada wawancara ini guru akan secara langsung mengungkapkan mengapa guru memilih cara mengajar yang demikian.


(47)

30

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA Pangudi Luhur Sedayu Yogyakarta. SMA Pangudi Luhur Sedayu Yogyakarta merupakan salah satu Sekolah Menengah Atas yang berada di bawah naungan Yayasan Pangudi Luhur. SMA Pangudi Luhur sedayu ini terletak di Jl. Wates km 12 Sedayu, Bantul Yogyakarta. Gedung sekolahnya berada sekitar 1 km ke utara dari jalan raya wates. Lokasi sekolah termasuk terpencil, jauh dari keramaian pemukiman (pasar dan perumahan), dan keramaian dari kendaraan-kendaraan yang lalu lalang karena terletak dipinggiran sawah. Hanya saja, sekolah ini tidak jauh dari rel kereta api sehingga proses pembelajaran akan sedikit terganggu ketika ada kereta yang lewat.

Dalam penelitian ini peneliti mengamati satu guru fisika yaitu guru sebagai partisipan peneliti. Guru sudah mengajar fisika kurang lebih 17 tahun. Sebelumnya beliau mengajar di SMP Pangudi Luhur Klaten yaitu dari tahun 1995-2005. Selanjutnya beliau minta pindah ke SMA Pangudi Luhur Sedayu (2005-sekarang) dikarenakan kediamannya berada di Jogjakarta dan merasa terlalu jauh jika harus mengajar di Klaten.

Saat ini guru mengajar 3 level kelas yaitu kelas X, kelas XI dan kelas XII. Ini dikarenakan disekolah tersebut beliau adalah satu-satunya guru fisika.


(48)

Penelitian ini dilakukan saat guru mengajar di kelas XI IPA yaitu XI IPA 2. Materi yang disampaikan adalah mengenai materi Gerak Parabola. Penelitian dilakukan pada 2 kali pertemuan. Selama 2 kali pertemuan tersebut guru hanya maenyampaikan materi di ruang kelas. Guru menggunakan metode ceramah yang disertai dengan tanya jawab.

Penelitian ini dilakukan sesuai dengan jadwal pelajaran fisika yang sudah diatur oleh sekolah yang bersangkutan. Sehingga peneliti hanya mengikuti jadwal sekolah. Waktu observasi dan penelitian secara lengkap dapat dilihat dalam tabel 4.1 berikut :

Tabel 4.1

Jadwal Pengambilan Data Nama

Sekolah

Pengambilan Data Observasi Data Video

(Rekaman) Wawancara SMA Pangudi

Luhur Sedayu Yogjakarta

Rabu

(8 Agustus 2012)

Selasa

(14 Agustus 2012)

1 September 2012

Rabu

(15 Agustus 2012)

Penelitian ini dilakukan dengan cara merekam proses pembelajaran menggunakan video. Sebelum melakuka penelitian, peneliti terlebih dahulu melakukan observasi (1 kali). Hanya 1 kali melakukan observasi dikarenakan, ketika peneliti datang kesekolah tersebut ternyata materi yang disampaikan sudah mau masuk pada materi gerak parabola (di pertemuan berikutnya). Observasi bertujuan agar peneliti dapat mengetahui kondisi kelas dan mengenal siswanya, sehingga siswa tidak canggung dan terbiasa dengan kehadiran peneliti di dalam kelas. Observasi ini dilakukan untuk melihat


(49)

kondisi dan suasana pembelajaran di kelas tanpa merekam proses pembelajaran.

Pada saat melakukan observasi, peneliti membuat catatan lapangan (field note) mengenai garis besar kondisi kelas (siswa, guru dan ruang kelas itu sendiri). Field note tersebut juga digunakan sebagai pedoman untuk menentukan kategori data penelitian mengenai penguasaan materi dan strategi pembelajaran yang digunakan guru saat mengajar. Penelitian mengenai proses pembelajaran di SMA Pangudi Luhur Sedayu Yogyakarta dilakukan sebanyak 2 kali pertemuan.

B. Hasil Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kompetensi profesional guru dan strategi pembelajaran yang digunakan dalam melaksanakan proses pembelajaran. Kompetensi profesional guru itu sendiri mencakup penguasaan materi, struktur, konsep, pola pikir kelimuan, standar kompetensi dan kompetensi dasar, mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif, mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif, dan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri.

Penelitian ini mengacu pada kompetensi guru yaitu kompetensi profesional guru, secara khusus penelitian ini mengambil topik bagaimana kompetensi profesional guru fisika dan strategi pembelajaran yang


(50)

digunakan sehingga konsep yang terkait dalam pembelajaran dapat dipahami dan diserap oleh sebagian besar siswa. Hal ini mencakup secara khusus dalam penguasaan materi ajar, contoh, dan ilustrasi yang paling efektif terkait dengan bahan ajar tertentu. Data penelitian yang diperoleh berupa :

Tabel 4.2

Bentuk Data Penelitian

Bentuk data penelitian Keterangan

Field note Field note merupakan catatan lapangan yang dibuat ketika melakukan observasi. Tujuannya untuk mendokumentasikan data – data yang diperoleh di lapangan. Field note ini digunakan sebagai pedoman untuk menentukan kategori data mengenai penguasaan materi dan strategi yang digunakan oleh guru saat menyampaikan materi.

Data video (rekaman) Rekaman video merupakan data utama yang digunakan oleh peneliti. Dari rekaman data video dapat dilihat bagaimana penguasaan materi dan strategi yang digunakan dalam pembelajaran. Data video ini disajikan kembali dalam bentuk transkripsi.

Data wawancara Wawancara dilakukan untuk mengungkap hal – hal yang mendukung hasil rekaman dan untuk memngungkapkan hal – hal yang muncul dalam rekaman video termasuk alasan guru memilih bentuk strategi pembelajaran untuk menyampaikan materi.

Penelitian ini dilakukan sebanyak 2 kali pertemuan berturut – turut dikelas XI IPA 2 yang meliputi :

1. Materi yang disampaikan adalah mengenai gerak parabola


(51)

Untuk transkip data video dan data wawancara dapat dilihat pada LAMPIRAN 3.

C. Analisis Data dan Pembahasan

Dalam penelitian ini, peneliti tidak membuat penilaian terhadap cara mengajar guru atau membuat kesimpulan bahwa guru yang bersangkutan merupakan guru yang profesional atau tidak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kompetensi profesional guru dan strategi pembelajaran yang digunakan dalam proses belajar mengajar. Maksudnya adalah, apakah guru yang profesional juga akan menerapkan strategi pembelajaran yang baik pula. Peneliti tidak terlibat dalam proses pembelajaran atau pun dalam menyiapkan proses pembelajaran. Pembelajaran murni disiapkan oleh guru.

Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui bagaimana kompetensi profesional guru tentang materi gerak parabola. Kompetensi profesional guru memiliki beberapa kompetensi yang harus diperhatikan, diantaranya yang paling yang harus diperhatikan adalah menguasai materi, struktur, konsep, pola pikir mengenai materi yang diajarkan, standar kompetensi dan kompetensi dasar, mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif, mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif, dan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri.

Analisis dan pembahasan mengenai kompetensi profesional guru adalah sebagai berikut :


(52)

1. Penguasaan Materi

a. Materi gerak parabola

Sebagai seorang guru fisika dituntut untuk menguasai materi-materi fisika yang diajarkan, secara khusus pada materi-materi gerak parabola. Dalam hasil penelitian ini, guru menguasai materi gerak parabola dengan baik. Ketika guru menyampaikan materi gerak parabola ini, tidak ada satupun bahasan yang terlupakan. Jadi semua cakupan yang ada dalam materi gerak parabola dijelaskan secara runtut dan rapi.

Mengawali penyampaian materi, guru terlebih dahulu menggambar sktesa gerak parabola.

Gambar 4.1 Guru Membuat Sketsa Gerak Parabola

Kutipan penyampaian materi yang dilakukan oleh guru pada materi gerak parabola adalah sebagai berikut :


(53)

Kecepatan dan posisi benda setiap saat Pada sumbu x : x = 0x cos

α

(konstan) Pada sumbu y : y = 0y - gt = 0 sin

α

– gt Pada sumbu x : x = 0x t = 0 cos

α

t

Pada sumbu y : y = 0yt - gt2 = 0 sin

α

t - gt2

Gambar 4.2 Penguraian Pers. Kecepatan dan Posisi

Ketinggian maksimum

Pada titik puncak (ketinggian maksimum) kecepatan pada arah vertikal adalah nol.

y = 0 0 sin

α

– gt = 0 0 sin

α

= gt

t =

waktu yang diperlukan untuk mencapai tinggi maksimum.


(54)

Gambar 4.3 Waktu yang diperlukan Untuk Mencapai Puncak Untuk menentukan tinggi maksimumnya, substitusikan nilai tH kepersamaan posisi untuk arah vertikal (sumbu y) :

y = 0 sin

α

t - gt2

ym = ( 0 sin

α)(

)- g

=

(

) -

(

)

ym =

(

)  Tinggi Maksimum


(55)

Jarak jangkauan maksimum

Jarak jangkauan dapat dihitung dengan meninjau bahwa posisi benda pada arah vertikal (sumbu y) adalah nol.

y = ( 0 sin

α

)

t - gt2 0 = 0 sin

α

t - gt2 gt2 = 0 sin

α

t

t =

waktu yang diperlukan untuk

mencapai jarak jangkauan

maksimum

Gambar 4.5 Waktu yang diperlukan Mencapai Jarak Maks substitusikan nilai t kepersamaan posisi benda pada arah horizontal (sumbu x), sehingga :

x = ( 0 cos

α

) t


(56)

R =

Guru : Menurut rumus trigonometri 2 sin

α cos α

= sin2

α

,

sehingga :

R = Jarak jangkauan maksimum

Gambar 4.6 Jarak Maksimum

Dilihat dari kutipan-kutipan di atas bahwa penyampaian materi gerak parabola yang dilakukan oleh guru sesuai dengan urutan materi yang ada di buku panduan yang digunakan dan keseluruhan


(57)

materi disampaikan dengan baik oleh guru tanpa ada yang terlewatkan.

Dalam menyampaikan materi gerak parabola tidak terlihat bahwa guru selalu terpaku pada buku panduan ataupun catatan lainya. Guru sesekali memperhatikan buku hanya ketika menunggu siswa selesai mencatat materi yang sudah disampaikan. Keseluruhan materi yang disampaikan betul secara keilmuan dan jika dilihat kesesuaiannya dengan buku panduan. Guru juga menjelaskan materi gerak parabola secara mendalam, dimana setiap rumusan-rumusan yang dijelaskan disertai dengan beberapa penjelasan dan guru selalu melibatkan siswa untuk merumuskan persamaa-persamaan dengan melakukan tanya jawab dengan siswa.

Sebagian kutipan mengenai penjelasan materi gerak parabola adalah sebagai berikut (Lainnya dapat dilihat di lampiran):

Guru : gerak parabola biasa juga disebut sebagai gerak peluru, atau gerak bola yang dilempar. Secara konsep fisika, untuk peluru yang ditembakkan akan membentuk sudut

yang kita beri nama sudut alpha (α). Arah peluru pada

sumbu y maka kecepatannya kita sebut sebagai vy, dan

peluru pada arah mendatar yaitu pada sumbu x kita sebut sebagai vx. Ketika peluru berada dipuncak tertinggi,

kecepatannya adalah ??

Siswa: “nol”

Guru : iya benar. Karena tidak akan naik lagi. Kemudian suatu saat akan mencapai tanah. Ketika mencapai tanah ketinggiannya berarti berapa ??


(58)

Guru : besaran yang digunakan adalah : Kecepatan peluru pada sumbu x : vx = vocos α

Kecepatan peluru pada sumbu y : vy = vosin α – gt

Keterangan :

vo = kecepatan awal

α = sudut yang dibentuk ketika peluru ditembakkan

g = percepatan gravitasi t = waktu

Kemudian tingginya adalah :

y = vo sinα t - gt2, ini merupakan tinggi peluru yang

dicapai.

Untuk jarak mendatar yang dicapai : x = vx t

dimana vx itu apa ??

Siswa: “vocosα t”

Guru : iya, maka : x = vocosα t

nah sekarang pertanyannya, kapan peluru mencapai titik tertinggi?

ketika mencapai titik tertinggi, kecepatannya berapa ?

Siswa : “nol”

Guru : kecepatannya kearah ?


(59)

b. Konsep penting

Sebagai seorang guru fisika, dalam menyampaikan materi sebaiknya guru mengerti dan paham konsep-konsep penting apa saja dan seperti apa yang harus disampaikan kepada siswa agar tidak terjadi miskonsepsi terhadap materi yang diajarkan, dan juga dapat membuat siswa lebih mudah memahami materi.

Penyampaian konsep penting pada materi gerak parabola, guru memulainya dari sketsa gambar gerak parabola itu sendiri. Gambar ini akan sangat membantu siswa dalam berimajinasi mengenai gerak parabola. Guru beranggapan bahwa salah satu kesulitan siswa memahami materi fisika adalah sulit berimajinasi. Karena memang kebanyakan siswa tidak terlalu suka berimajinasi mengenai fisika sehingga menyebabkan siswa sulit dalam memahami konsep-konsep penting yang merupakan hal paling utama untuk mengerti dan menguasai pelajaran fisika dengan baik.

Rangkuman kutipan mengenai konsep penting pada materi gerak parabola yang disampaikan oleh guru kepada siswa adalah sebagai berikut :

Gerak parabola identik dengan sudut elevasi yang sering

dinamakan sebagai sudut α atau β. Benda yang mengalami gerak

parabola, akan bergerak pada dua arah yaitu arah pada sumbu x dan arah pada sumbu y, yang juga menyebabkan benda mengalami kecepatan pada sumbu x yang disebut vx, dan kecepatan pada sumbu

y yang disebut vy. Ketika benda mencapai puncak tertinggi, nilai vy

= 0 karena pada saat berada di puncak tertinggi, benda tidak akan naik lagi (diam) sebelum akhirnya bergerak turun. Setelah bergerak turun, benda akan kembali mecapai tanah dimana tinggi benda y =


(60)

0. Waktu yang diperlukan benda untuk kembali mencapai tanah adalah dua kalinya waktu benda mencapai titik puncak.”

Konsep-konsep tersebut juga dijelaskan guru beserta dengan persamaan-persamaan yang digunakan pada materi gerak parabola. Namun, secara spesifik guru tidak menjelaskan konsep mengenai gerak lurus beraturan (GLB) dan gerak lurus berubah beraturan (GLBB). Dalam penyampaiannya, guru langsung membahas bagaimana kecepatan, jarak, perpindahan, yang dialami oleh benda/peluru. Guru beranggapan bahwa, konsep tersebut seharusnya sudah diketahui oleh siswa pada materi fisika sebelumnya, jadi siswa tidak perlu lagi dijelaskan kembali bagaimana GLB dan GLBBnya. Kutipan pernyataan guru dalam wawancara adalah sebagai berikut :

Sebenarnya jika siswa sudah menguasai GLB dan GLBB tidak begitu masalah dalam mempelajari gerak parabola. Terkadang siswa melupakan Gerak Lurus Berubah Beraturan, artinya karena apa kemudian itu di anggap baru ya baru padahal kan tidak. Dalam parabola hanya itu saja sebenarnya, tetapi ketika siswa tidak menguasai sebelumnya ya pasti sulit. Maka dalam fisika itu saya sering pesan sama siswa bahwa terlewat satu saja materi dalam satu pertemuan ya pasti susah. Gerak parabola, jika siswa dari awal tidak mengikuti maka seter usnya juga akan susah. Saya berharap dalam mempelajari gerak parabola dari awal hingga akhir ya mengikuti dengan benar sebelum ganti materi baru.

c. Struktur materi

Urutan penyampaian materi meliputi pendahuluan, penyajian, dan penutup. Pendahuluan terdiri atas penjelasan singkat tentang isi pembelajaran, penjelasan relevansi isi pelajaran baru dengan


(61)

pengalaman siswa (appersepsi), dan latihan. Penutup terdiri atas tes formatif dan umpan balik, serta tindak lanjut.

Berikut ini akan dijabarkan urutan penyampaian materi gerak parabola, yaitu:

1. Pendahuluan

Penjelasan singkat

Sebelum memulai pembelajaran, guru sedikit menjelaskan tentang materi yang akan disampaikan.

Guru : Hari ini akan membahas materi baru yaitu gerak parabola. Apakah ada yang tahu seperti apa gerak parabola itu ?

Siswa : Tahu pak, seperti bentuk parabola (sambil memperagakan bentuk parabola). (sebagian siswa)

Guru : Iya benar, yang membedakannya adalah bentuk lengkungannya. Kalau parabola lengkungannya menghadap ke atas, tetapi untuk gerak parabola yang akan kita bahas bentuk lengkungannya kearah bawah. Ada yang suka main basket ??

Siswa: Ada pak

Guru : Nah, contohnya itu seperti ketika kalian melempar bola basket ke ring. Selain itu, ketika peluru ditembakkan.

Penjelasan isi materi yang diajarkan a. Pertemuan I (2 jam pelajaran)

Mengawali penjelasan materi, terlebih dahulu guru menggambarkan sketsa gerak parabola untuk mempermudah dalam menyampaikan dan siswa dapat lebih memahami materi dengan baik. Penjelasan mengenai isi


(62)

materi gerak parabola seperti yang tertera pada penjabaran materi diatas.

Guru selalu melibatkan siswa dalam menjelaskan materi, seperti menganalisa (kecepatan, posisi, waktu yang ditempuh benda) dan melakukan penurunan rumus/persamaan-persamaan secara matematis.

b. Pertemuan II (1 jam pelajaran)

Pada pertemuan kedua ini, guru tidak lagi menjelaskan materi gerak parabola secara detail lagi karena sudah diselesaikan pada pertemuan sebelumnya. Tatap muka kali ini dimanfaatkan guru untuk membahas soal-soal latihan yang sudah diberikan dan beberapa tambahan soal lainnya. Latihan

Selesai menjelaskan materi gerak parabola, untuk memantabkan pemahaman siswa, guru memberikan beberapa contoh soal. Guru tidak meminta siswa secara khusus dalam membahas contoh soal, namun guru mengajak siswa menyelesaikannya bersama-sama dengan melakukan tanya jawab/diskusi kelas.


(63)

Penutup a. Pertemuan I

Diakhir proses pembelajaran, guru memberikan beberapa soal latihan untuk dikerjakan dirumah dan akan dibahas pada pertemuan berikutnya.

b. Pertemuan II

Diakhir pertemuan ini, guru tidak lagi memberikan soal latihan kepada siswa karena soal-soal yang sudah dibahas dirasa sudah cukup membuat siswa memahami materi lebih baik.

Urutan penyampaian materi dilakukan guru dengan sangat baik. Penyampaian materi tidak dilakukan terburu-buru masuk pada materi dan konsep, namun mengawalinya guru sedikit menjelaskan mengenai materi yang akan dibahas dan mengajak siswa mencari beberapa contoh yang berkaitan dengan materi gerak parabola yang mungkin dialami dalam kehidupan sehari-hari.

Materi disampaikan sesuai dengan urutan yang ada pada buku panduan yang digunakan. Penyampaian materi berjalan cukup lancar, tanpa mnemukan banyak kendala terutama pada siswa sendiri.


(64)

Merangkum keseluruhan materi yang telah disampaikan, guru mengajak siswa membahas beberapa contoh soal sesuai dengan materi yang telah disampaikan. Di akhir pembelajaran, guru memberi beberapa latihan soal kepada siswa untuk dikerjakan dirumah.

Latihan-latihan soal tingkat kesulitannya bervariasi. Ini dimaksudkan agar siswa terlatih dan tidak terpaku pada jenis soal tertentu yang relatif sama, sehingga ketika dihadapkan pada soal yang sedikit rumit siswa dapat menyelesaikannya dengan baik terutama untuk siswa yang kemampuan pemahamannya kurang.

Misalnya ada 3 soal, maka 1 soal itu akan dibuat agak sulit diperuntukkan anak yang cerdas). Artinya apa, kalau 3 soal maka 2 soal yakin akan dikuasai oleh semua siswa, 1 soal untuk membedakan. Karena apa, jika semua soal saya beri mudah maka anak anak yang pandai malah cenderung meremehkan. Untuk itu diberi 1 soal untuk membedakan”.

Secara keseluruhan, struktur materi gerak parabola yang disampaikan oleh guru adalah sebagai berikut:

Gerak Parabola

Sumbu x: kecepatan, posisi benda setiap saat, jarak jangkauan

Sumbu y: kecepatan, posisi, ketinggian maksimum


(65)

Struktur materi tersebut disampaikan oleh guru sesuai dengan urutan materi yang terdapat didalam buku panduan yang digunakan.

d. Pola pikir yang diterapkan

Pola pikir keilmuan pada materi gerak parabola yang disampaikan guru kepada siswa adalah sebagai berikut:

Gerak parabola merupakan perpaduan antara gerak lurus beraturan (GLB) dan gerak lurus berubah beraturan(GLBB). RPP

Guru : gerak parabola biasa juga disebut sebagai gerak peluru, atau gerak bola yang dilempar. Secara konsep fisika, untuk peluru yang ditembakkan akan membentuk sudut yang kita beri nama sudut

alpha (α). Arah peluru pada sumbu y maka kecepatannya kita sebut

sebagai vy, dan peluru pada arah mendatar yaitu pada sumbu x kita

sebut sebagai vx”.

Memasuki materi, guru mengawalinya dengan pola pikir keilmuan seperti kutipan diatas. Persamaan-persamaan yang digunakan dalam gerak parabola baik itu pada gerak lurus beraturan (GLB) dan gerak lurus berubah beraturan (GLBB) diselesaikan oleh guru bersama siswa dengan melakukan tanya jawab.

Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa guru menguasai materi gerak parabola dengan baik. Dimana, ketika mengajar guru tidak berpaku pada buku panduan atau catatan-catatan lainya, materi yang disampaikan betul secara keilmuan dan sesuai dengan yang ada pada buku panduan, penjelasan materi dilakukan dengan sangat mendalam, dan dalam


(66)

merumuskan persamaan-persamaan selalu disertai dengan penjelasan yang sangat membantu siswa memahami materi.

2. Standar kompetensi dan kompetensi dasar

Sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dirancang oleh guru, standar kompetensi dan kompetensi dasarnya adalah sebagai berikut :

Standar kompetensi

Menganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan benda titik.

Kompetensi dasar

Menganalisis gerak lurus, gerak melingkar dan gerak parabola dengan menggunakan vektor.

3. Mengembangkan materi pembelajaran secara kreatif

Dalam upaya mengembangkan materi pembelajaran secara kreatif, diawal pembelajaran sebelum memasuki materi gerak parabola terlebih dahulu guru mengajak siswa untuk menemukan apapun yang pernah dialami siswa dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan gerak parabola. Artinya bahwa, guru ingin siswa menyadari dan mengetahui bahwa gerak parabola ternyata mungkin terjadi didalam kehidupan sehari-hari.

Pengembangan materi secara kreatif ini hanya terlihat di awal materi saja dan tidak terlihat ketika guru menjelaskan materi, baik itu dalam


(67)

penyampaian konsep, penurunan rumus secara matematis, maupun di akhir pembelajaran. Selain itu, di dalam RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) juga belum terlihat ada pengembangan materi yang dilakukan oleh guru misalnya dengan mmberikan beberapa contoh mengenai gerak parabola pada aplikasi lainnya.

Guru hanya menggunakan metode mengajar berupa ceramah aktif, yaitu berupa tanya jawab. Maksudnya adalah dalam menyampaikan materi dan melakukan penurunan rumus-rumus, guru selalu mengajak siswa untuk terlibat aktif dengan melakukan tanya jawab. Untuk media, guru juga hanya menggunakan media papan tulis (WhiteBoard) selama proses pembelajaran berlangsung.

4. Mengembangkan keprofesionalan

Sebagai upaya pengembangan keprofesionalan guru dilakukan dengan mengikuti musyawarah guru mata pelajaran (MGMP). Kegiatan MGMP ini selalu diikuti oleh guru yang bertujuan untuk mengembangkan keprofesionalan yang dimiliki.

Di SMA Pangudi Luhur Sedayu ini mewajibkan guru-guru mengikuti kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan peningkatan keprofesionalannya, seperti penataran, musyawarah guru mata pelajaran (MGMP), dan lain sebagainya. Ini terlihat ketika dalam pelaksanaan penelitian beberapa sumber mengatakan bahwa ada beberapa guru mata pelajaran yang tidak hadir karena mengikuti MGMP dan penataran diluar


(68)

kota. Artinya bahwa, sekolah sangat memfasilitiasi dan mendukung guru untuk mengembangkan keprofesionalan mereka.

5. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk

mengembangkan diri

Dalam meningkatkan pengetahuan, guru diharapkan bisa memanfaatkan berbagai macam media yang mendukung, seperti halnya media elektronik dan media cetak. Dengan menggunakan media elektronik, guru dapat menambah wawasan dan referensi dari berbagai sumber yang ada di internet. Sama halnya dengan media cetak yang berupa macam-macam buku pedoman yang dapat dibaca. Untuk media cetak ini sendiri diharapkan bahwa sekolah perlu memperhatikannya, yaitu dengan mengadakan berbagai macam buku atau bahan bacaan lain yang dapat menambah pengetahuan guru.

Pemanfaatan teknologi informasi ini terutama media elektronik belum terlihat ketika melaksanakan penelitian. Selain itu, tidak terlihat pula guru menggunakan berbagai macam buku panduan disaat mengajar, artinya guru hanya menggunakan satu buku sebagai pegangan dan sebagai sumber pengajaran.

Pada bagian ini, peneliti tidak menanyakan secara detail kepada guru mengenai pemnafaatan berbagai media teknologi informasi dan komunikasi yang digunakan sebagai upaya meningkatkan pengetahuan guru baik pengetahuan dalam pengembangan materi ajar secara kreatif maupun pengetahuan guru mengenai metode dan media pembelajaran


(69)

yang akan digunakan dalam proses pembelajaran guna menciptakan suasana dan kondisi kelas yang menyenangkan.

D. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yang dijumpai oleh peneliti dalam pelaksanaannya :

1. Pertemuan I

Pada pertemuan ini, ada beberapa hal yang menjadi keterbatasan dalam penelitian, yaitu :

Pengambilan data

Pengambilan data tidak maksimal dikarenakan handy-cam

mengalami masalah yaitu baterainya habis. Sehingga selanjutnya, proses perekaman menggunakan camera digital. Namun, pengambilan data menggunakan camera digital juga tidak maksimal karena baterainya habis sebelum proses pembelajaran berakhir. Akhirnya, penulis menggunakan fieldnote guna melengkapi data.

Proses pembelajaran

Proses pembelajaran berjalan dengan lancar, hanya saja sedikit terganggu karena suara keributan diluar kelas. Disamping kelas terdapat lapangan basket yang selalu digunakan siswa kelas lain untuk pelajaran olahraga. Sehingga suara ramai diluar kelas mengganggu proses pembelajaran dimana penulis dan siswa tidak


(70)

dapat mendengar penjelasan guru dengan baik, dan hasil rekaman kurang jelas terdengar akibatnya penulis mengalami kesulitan dalam mentrnskip data penelitian.

2. Pertemuan II

Pada pertemuan kedua ini, kendala yang dialami penulis dalam pengambilan data terletak pada proses pembelajarannya. Seperti pada pertemuan sebelumnya, hasil rekaman data yang diperoleh kurang jelas terdengar, akibatnya penulis mengalami kesulitan dalam mentranskip data penelitian.


(71)

54

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa data video, wawancara dan field note mengenai kompetensi profesional guru fisika dan strategi pembelajaran yang digunakannya dalam proses mengajar, studi kasus terkait dengan materi gerak parabola kelas XI IPA SMA Pangudi Luhur Sedayu Yogyakarta, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Untuk menjadi guru fisika yang profesional khususnya terkait dengan materi gerak parabola, ada beberapa hal penting yang harus dimiliki yaitu antara lain:

a. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran fisika secara khusus pada materi gerak parabola.

b. Mengetahui standar kompetensi dan kompetensi dasar yang berkaitan dengan materi gerak parabola.

c. Mengembangkan materi gerak parabola secara kreatif.

d. Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif.

e. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri, secara khusus pada materi gerak parabola.


(72)

2. Guru bisa dikatakan menguasai materi gerak parabola dengan baik, dimana ketika mengajar guru tidak terpaku pada buku panduan atau catatan-catatan lainya, materi yang disampaikan betul secara keilmuan dan sesuai dengan yang ada pada buku panduan, penjelasan materi dilakukan dengan sangat mendalam, dan dalam merumuskan persamaan-persamaan selalu disertai dengan penjelasan yang sangat membantu siswa memahami materi.

3. Secara keseluruhan dari beberapa kriteria guru yang profesional, guru sangat baik dalam penguasaan materi gerak parabola, namun dalam pengembangan materi pembelajaran secara kreatif dan pemanfaatan media teknologi informasi dan komunikasi, guru belum terlihat maksimal.

B. Saran

Dari hasil penelitian yang diperoleh maka penulis menyarankan :

1. Sebaiknya guru perlu memikirkan bagaimana mengembangkan pembelajaran secara kreatif agar siswa dapat memahami materi dengan baik sehingga bukan hanya pemahaman materi sebatas yang ada pada buku acuan, melainkan mampu menerapkannya pada aplikasi-aplikasi lainnya yang berkaitan dengan materi gerak parabola.

2. Guru juga perlu memikirkan kembali metode mengajar apa yang sesuai untuk digunakan dalam menyampaikan materi yang diajarkan, serta media apa yang akan digunakan supaya dapat membantu siswa untuk lebih aktif dan antusias mengikuti pembelajaran, dan dapat memahami materi


(73)

dengan baik. Kebanyakan siswa akan mudah merasa bosan jika pembelajaran yang dilakukan guru terlalu monoton.

3. Guru diharapkan untuk memanfaatkan berbagai media teknologi informasi dan komunikasi yang dapat membantu meningkatkan pengetahuan, secara khusus peningkatan pengetahuan mengenai materi ajar yang diampu. Salah satu media yang cukup membantu dalam meningkatkan profesionalisme guru dalam proses belajar mengajar adalah media cetak dan media elektronik. Hal ini akan membawa pemikiran-pemikiran baru dan wawasan-wawasan baru bagi seorang guru dalam pengajaran.


(74)

57

Daftar Pustaka

Spencer dan Spencer. http://eprints.uny.ac.id/8535/3/BAB%202%20-%2005401241036.pdf Diakses pada tanggal 01 juli 2013

Asmani Jamal Ma’amur. 2009. Kompetensi Guru Menyenangkan dan Profesional. Yogyakarta : Power Books

Nanang Hanifah, Cucu Suhana. 2009. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung : PT Refika Aditama

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 16 Tahun 2007 Tentang Kompetensi Guru.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 74 Tahun 2008 Tentang Guru. Usman, Moh. Uzer. 1995. Menjadi Guru Profesional. Bandung : PT Remaja

Rosdakarya Bandung.

Nailun Naja. http://lib.uin-malang.ac.id/thesis/chapter_ii/07110154-nailun-naja.ps. diakses pada tanggal 01 juli 2013


(75)

LAMPIRAN 1


(76)

(77)

LAMPIRAN 2

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP)


(78)

(79)

(80)

(81)

(82)

(83)

LAMPIRAN 3

3.1 Transkip Data Video

3.2 Transkip Data Wawancara

3.3 Fieldnote


(84)

Lampiran 3.1

Transkip Data Video Pertemuan I :

Diawal pembelajaran, guru secara singkat menyampaikan kembali materi yang akan dipelajari.. Namun, sebelum menjelaskan guru bertanya mengenai gerak parabola apakah ada yang tahu seperti apa gerak parabola itu.

Guru : Apakah ada yang tahu seperti apa gerak parabola itu ?

Siswa : Tahu pak, seperti bentuk parabola (sambil memperagakan bentuk parabola). (sebagian siswa)

Guru : Iya benar, yang membedakannya adalah bentuk lengkungannya. Kalau parabola lengkungannya menghadap ke atas, tetapi untuk gerak parabola yang akan kita bahas bentuk lengkungannya kearah bawah.

Selanjutnya guru memberikan beberapa contoh kejadian dalam kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan gerak parabola, diantaranya adalah ketika melempar bola basket ke ring, peluru yang ditembakkan, dan lain sebagainya. Sehingga dengan adanya contoh yang disampaikan sedikit membantu siswa untuk berimajinasi sesuai dengan


(85)

sketsa gambar tentang gerak parabola yang sudah di gambarkan pada papan tulis.

Guru : gerak parabola biasa juga disebut sebagai gerak peluru, atau gerak bola yang dilempar. Secara konsep fisika, untuk peluru yang ditembakkan akan membentuk sudut yang kita beri nama

sudut alpha (α). Arah peluru pada sumbu y maka kecepatannya

kita sebut sebagai vy, dan peluru pada arah mendatar yaitu pada sumbu x kita sebut sebagai vx. Ketika peluru berada dipuncak tertinggi, kecepatannya adalah ??

Siswa : “nol”

Guru : iya benar. Karena tidak akan naik lagi. Kemudian suatu saat akan mencapai tanah. Ketika mencapai tanah ketinggiannya berarti berapa ??

Siswa : “nol”

Guru : besaran yang digunakan adalah : Kecepatan peluru pada sumbu x :

vx = vocos α

Kecepatan peluru pada sumbu y :

vy = vosin α – gt


(86)

Keterangan :

vo = kecepatan awal

α = sudut yang dibentuk ketika peluru ditembakkan

g = percepatan gravitasi

t = waktu

Kemudian tingginya adalah :

y = vosinα t - gt2, ini merupakan tinggi peluru yang dicapai.

Untuk jarak mendatar yang dicapai :

x = vx t

dimana vx itu apa ??

Siswa : “vocosα t” Guru : iya, maka :

x = vocosα t

nah sekarang pertanyannya, kapan peluru mencapai titik tertinggi?

ketika mencapai titik tertinggi, kecepatannya berapa ?


(87)

Guru : kecepatannya kearah ? Siswa : “ sumbu y”

Guru : sumbu y, dimna vy = 0. Padahal vy adalah ? Siswa : vy = vosin α – gt ( bersama-sama dengan guru ) Guru : maka,

vy = vosin α – gt

0 = vosin α – gt

gt = vosinα

t = ; waktu yang dibutuhkan peluru untuk mencapai puncak tertinggi.

Pertanyaan selanjutnya adalah kapan peluru akan mencapai tanah? jika kita memperhatikan gambar tersebut, ketika mencapai tanah berarti logikanya apa ? apanya yang nol ?

Siswa : y nya pak yang nol (salah satu siswa) Siswa : Hmmm,, anu pak,,, ? ( siswa yang lain) Guru : ketinggiannya


(88)

Guru : ketinggiannya itu boleh dilambangkan dengan y atau boleh juga dilambangkan dengan h. Dan dimana :

y = vosinα t - gt2, karena mencapai tanah y = 0, maka :

Guru dan siswa : 0 = vosinα t - gt2

gt2 = vosinα t

t2 =

t = ; ini merupakan waktu yang diperlukan peluru untuk mencapai tanah.

Guru : berarti dapat dilihat bahwa, dimana waktu yang dibutuhkan untuk mencapai puncak tertinggi adalah t = , maka ketika mencapai tanah waktunya adalah ?

Siswa : “dua” ( salah satu siswa ) Guru : berapa kalinya ?

Siswa : “dua kalinya”.

Guru : “iya, waktu yang diperlukan untuk mencapai tanah adalah 2 kali


(89)

Setelah menjelaskan sebagian materi tersebut, kembali guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencatat persamaan yang sudah dijabarkan dipapan tulis (dalam beberapa menit).

Siswa : pak, yang sinα t itu gimana pak ? apakah sudutnya it diubah kedalam bentuk sin lalu hasilnya baru dikalikan t ?

Guru : iya, sudutnya diubah dulu kedalam bentuk sin, baru setelah itu dikalikan t.

Beberapa saat kemudian, ketika siswa dirasa sudah selesai mencatat guru pun menulis kembali lanjutan materi dipapan tulis sebelum dijelaskan.

Guru : nah sekarang mari kita lihat, bagaimanakah posisi peluru dipuncak tertinggi ? pada puncak tertinggi, ketinggian peluru adalah ?

Siswa : “ y = vosinα t - gt2 ”

Guru : iya, sedangkan waktu yang ditempuh untuk mencapai titik tertinggi adalah?

Siswa : “t = ”

Guru : maka dapat kita substitusikan, sehingga :


(90)

y = - g

y = -

y =

Guru : karena posisi, maka dapat disebut juga sebagai :

ym =

Siswa : pak, kok yang didepannya itu hilang ? ( salah satu siswa)

Siswa : Kan udah dikurangi. 1 – = toh ?? ( belum sempat guru menjawab, siswa yang lain pun langsung menjawab )

Siswa : ou iya ya.. heheee (salah satu siswa yang tadi)

Guru : ini baru pada posisi y. Nah, jika ditanya koordinat berarti koordinat itu adalah x,y. Maka sekarang kita akan mencari koordinat x nya.

Koordinatnya x nya berarti, x sama dengan apa ? Siswa : “ x = sin .... “ ( salah satu siswa)

Siswa : “ x = cosα t” ( siswa yang lain)


(91)

Siswa : “ 2 vo...”

Guru : waktu pada saat disini ? ( menggambarkan kembali saat peluru berada pada pucak tertinggi)

Siswa : ou iya,, t = ( beberapa siswa)

Guru : maka dapat kita substitusikan.

Siswa : x = vocosα ( bersama-sama dengan guru )

Guru : sehingga (bersama dengan siswa) :

x = , ini adalah posisi benda pada sumbu x.

Berarti jika ditanyakan posisi benda pada posisi tertinggi adalah ?

Siswa : “ x,y “ ( secara serempak )

Guru : tidak boleh “ y,x “. Karena dalam koordinat itu selalu x terlebih dahulu baru kemudian y ( dalam koordinat titik).

Siswa : berarti dicari masing-masing dulu ya pak ?? ( salah satu siswa ) Guru : iya, dicari x dan y nya terlebih dahulu.

Sebelum memberikan soal latihan guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mencatat persamaan – persamaan yang sudah dituliskan dipapan tulis. Beberapa menit kemudian, guru memberikan soal dengan


(92)

cara mendiktekannya. Selanjutnya guru memberi waktu kepada siswa untuk mengerjakan soal tersebut.

Setelah dirasa siswa sudah selesai mengerjakan soal latihan, guru mengajak siswa membahas soal tersebut bersama-sama. Dimulai dengan menanyakan kepada siswa apa saja yang diketahui dari soal tersebut.

Pada menit-menit terakhir pembelajaran, guru meminta siswa untuk membuka buku pada halaman 35, dan menyebutkan no soal 19, 20, dan 21. Soal-soal tersebut dijadikan tugas yang harus dikerjakan siswa dirumah, dan akan dibahas pada pertemuan berikutnya.

Pertemuan II

Pertemuan sebelumnya pada akhir pelajaran, guru memberi siswa beberapa soal untuk dikerjakan di rumah. Pada pertemuan kali ini, guru mengisi waktu hanya untuk membahas soal-soal tersebut. Ini dikarenakan, pada hari ini pelajaran fisika hanya 1 jam. Sehingga guru benar-benar memanfaatkan waktu tersebut untuk membahas soal sebanyak-banyaknya selama waktu yang ada.

Guru : Apakah ada kesulitan dalam mengerjakan soal-soal yang kemarin di berikan ? ( sambil mendekati beberapa siswa ).


(93)

Guru : Baik, mari sekarang kita bahas soal latihan bersama-sama. Kita mulai dari soal yang pertama. Apa saja yang diketahui pada soal no 19 ?

Siswa : v0= 60 m/s, α = 530, t = 1 sekon, dan percepatan gravitasi (g) = 10 m/s2. (secara bersama-sama).

Guru : Lalu dari soal tersebut apa yang ditanyakan ? Siswa : Posisi benda pak.

Guru : Berarti apa yang harus kita cari ? (menggambar bentuk gerak benda setelah ditembakkan)

Siswa : Posisi benda pada sumbu x dan y pak.

Guru : Iya, maka kita harus mencari satu per satu terlebih dahulu. Untuk posisi persamaan pada sumbu x, masih ingat persamaannya ?

Siswa : Masih pak. Guru : Apa ?

Siswa : “ x = v0cos α t

Guru : Maka dari yang sudah diketahui, kita masukan ke persamaan untuk posisi pada sumbu x. Selanjutnya, kita akan mencari posisi benda pada sumbu y yang persamaannya adalah y = vo


(94)

sinα t - gt2. Maka kita dapat masukkan besaran-besaran yang sudah diketahui kedalam persamaan untuk posisi pada sumbu y. Sehingga akan didapatkan posisi benda pada sumbu x, berapa ? (menulis dipapan tulis)

Siswa : 36 meter pak

Guru : Posisi pada sumbu y berapa ? Siswa : 43 meter pak.

Guru : berarti kita sudah mendapatkan posisi benda tersebut, yaitu ? Siswa : Pada posisi 36,43 meter pak.

Guru : Iya benar.

Sebelum melanjutkan pembahasan pada soal berikutnya, guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mencatat terlebih dahulu. Beberapa menit kemudian, guru kembali mengajak siswa membahas soal berikutnya.

Guru : Pada soal yang kedua ini apa saja yang diketahui ? Siswa : v0 pak.

Guru : Yang akan kita cari apa ? (sambil menggambar ilustrasi gambar pada soal)


(1)

(2)

99

3. Proses Pembelajaran pada Pertemuan II

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(3)

(4)

101

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(5)

(6)

103

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


Dokumen yang terkait

Kompetensi profesional guru fisika : studi kasus terkait dengan materi gerak parabola kelas XI IPA SMA Pangudi Luhur Sedayu Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013.

0 2 3

Peningkatan kemampuan membaca kritis dengan metode inkuiri pada siswa kelas XI IPS 2 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013.

0 0 171

Pemanfaatan model pembelajaran kooperatif tipe Number Heads Together pada pembelajaran materi peluang di kelas XI IPS 1 SMA Pangudi Luhur Sedayu tahun ajaran 2012/2013.

0 0 242

Pengaruh kemampuan berbahasa, kemampuan matematis dan penguasaan konsep fisika terhadap kemampuan mengerjakan soal fisika pada bahasan kinematika di kelas XI IPA SMA Pangudi Luhur Sedayu dan kelas XI IPA 2 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta.

0 0 153

Perbedaan persepsi guru terhadap pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi : studi kasus pada guru SMA Stella Duce 2 Yogyakarta dan SMA Pangudi Luhur Sedayu.

0 0 145

Tingkat persepsi pacaran yang sehat menurut siswa-siswi kelas XI SMA Pangudi Luhur Sedayu Yogyakarta tahun ajaran 2006/2007 - USD Repository

0 0 108

DESKRIPSI KONSEP DIRI PARA SISWA KELAS XI SMA PANGUDI LUHUR SEDAYU YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 20082009 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN

0 0 170

EFEKTIVITAS METODE EKSPERIMEN TERBIMBING DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA KELAS XI DI SMA PANGUDI LUHUR SEDAYU DALAM PEMBELAJARAN FISIKA PADA MATERI FLUIDA STATIS

0 1 152

PENGARUH KEMAMPUAN BERBAHASA, KEMAMPUAN MATEMATIS DAN PENGUASAAN KONSEP FISIKA TERHADAP KEMAMPUAN MENGERJAKAN SOAL FISIKA PADA BAHASAN KINEMATIKA DI KELAS XI IPA SMA PANGUDI LUHUR SEDAYU DAN KELAS XI IPA 2 SMA PANGUDI LUHUR YOGYAKARTA

0 1 151

Pemanfaatan model pembelajaran kooperatif tipe Number Heads Together pada pembelajaran materi peluang di kelas XI IPS 1 SMA Pangudi Luhur Sedayu tahun ajaran 2012/2013 - USD Repository

0 0 240