ProdukHukum BankIndonesia

(1)

KAJI AN EKON OM I REGI ON AL

Pr ov in si Su m a t e r a Se la t a n

Kantor Bank Indonesia Palembang

Tr iw ulan I I - 2010


(2)

Halaman ini sengaja dikosongkan

This page is intentionally blank


(3)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syuk ur ke hadirat Tuhan Yang M aha Esa k arena berkat rahmat dan karunia-Nya ” Kajian Ekonomi Regional Provinsi Sumat era Selatan Triw ulan II 2010” dapat dipublik asik an. Buk u ini menyajik an berbagai inf ormasi mengenai perkembangan beberapa indik at or perek onomian daerah k hususnya bidang monet er, perbankan, sist em pembayaran, dan keuangan daerah, yang selain digunak an unt uk memenuhi kebut uhan int ernal Bank Indonesia juga sebagai bahan inf ormasi bagi pihak ek st ernal.

Selanjut nya kami mengucapkan t erima kasih k epada berbagai pihak yang t elah memberik an dat a dan inf ormasi yang diperlukan bagi penyusunan buk u in i. Harapan k ami, hubungan k erja sama yang baik selama ini dapat t erus berlanjut dan dit ingkatk an lagi pada masa yang akan datang. Kami juga mengharapkan masukan dari berbagai pihak guna lebih meningkat kan kualit as buk u k ajian ini sehingga dapat memberik an manf aat yang lebih besar bagi pihak -pihak yang berkepent ingan.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa senant iasa melimpahk an berkah dan karunia-Nya sert a kemudahan kepada k ita semua dalam upaya menyumbangk an pemik iran dalam pengembangan ek onomi regional k hususnya dan pengembangan ek onomi nasional pada umumnya.

Palembang, Agust us 2010

Tt d

Endoong Abdul Gani Pemimpin


(4)

Halam an ini sengaja dikosongkan


(5)

Daf t ar Isi

iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI iii

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR GRAFIK ix

IND IKATOR EKONOM I xiii

RINGKASAN EKSEKUTIF 1

BAB 1 PERKEMBANGAN EKONOM I M AKRO REGIONAL 7

1.1. Perk embangan Ekonomi M akro Regional Sisi Sek t oral Secara

Tahunan 7

Suplemen 1 ACFTA; JANGKA PENDEK AM AN, JANGKA PANJA NG AN CAMAN 9

Suplemen 2 DAM PAK ACFTA TERHADAP SEKTOR UNGGULAN ZONA

SUM BAGSEL 13

1.2. Perk embangan Ekonomi M akro Regional Sisi Sek t oral Secara

Triw ulanan 17

1.3. Perk embangan Ek onomi M akro Regional Sisi Penggunaan

Secara Tahunan 24

1.4. Perk embangan Ek onomi M akro Regional Sisi Penggunaan

Secara Triw ulanan 25

1.5. St ruk t ur Ek onomi 26

1.6. Perk embangan Ekspor Impor 28

1.6.1. Perkembangan Ek spor 28

1.6.2. Perkembangan Impor 30

Suplemen 3 FAKTOR SIKLIKAL PENGARUHI KENA IKAN OPTIM ISME KONSUM EN

PALEM BANG 32

BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI PALEM BANG 37


(6)

2.2. Inflasi Bu lanan 41

Suplemen 4 METODE DISAGREGASI INFLASI KOTA PALEM BANG: CORE,

VOLATILE FOODS, DAN ADM INISTERED PRICES 46

Suplemen 5 SURVEI PEM ANTAUAN HARGA TRIWULAN II 2010 48

BAB 3 PERKEMBANGAN PERBANKAN D AERAH 53

3.1. Kondisi Umum 53

3.2. Kelembagaan 54

3.3. Penghimpunan Dana Pihak Ket iga (DPK) 54

3.3.1. Penghimpunan DPK 54

3.3.2. Penghimpunan DPK M enurut Kabupaten/Kot a 55

3.4. Penyaluran Kredit /Pembiayaan 56

3.4.1. Penyaluran Kredit /Pembiayaan Secara Sektoral 56

3.4.2. Penyaluran Kredit /Pembiayaan M enurut Penggunaan 58

3.4.3. Penyaluran Kredit /Pembiayaan M enurut Kabupat en 59

3.4.4. Penyaluran Kredit /Pembiayaan Usaha M ikro Kecil

M enengah (MKM ) 61

3.5. Perk embangan Suk u Bunga Bank Umum Konvensional di

Sumatera Selat an 62

3.5.1. Perkembangan Suku Bunga Simpanan 62

3.5.2. Perkembangan Suku Bunga Pinjaman 63

3.5.3. Perkembangan Spread Suku Bunga 64

3.6. Kualit as Penyaluran Kredit /Pembiayaan 64

3.7. Rent abilit as Perbankan 66

3.8. Kelonggaran Tarik 66

3.9. Risik o Lik uid it as 67

3.10. Perk embangan Bank Umum Syariah 67

3.11. Perk embangan Bank Perkredit an Rak yat 69

BAB 4 PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH 71

4.1. APBD Perubahan Tahun 2010 71


(7)

Daf t ar Isi

v

4.3. Realisasi Dana Bagi Hasil (DBH) Tahun 2009 74

4.4. Realisasi Penerimaan Pajak Sumatera Selat an 75

BAB 5 PERKEMBANGAN SISTEM PEM BAYARAN 77

5.1. Perk embangan Kliring dan Real Tim e Gross Set t lem ent (RTGS) 77

5.2. Perk embangan Perkasan 79

5.3. Perk embangan Kas Tit ipan Lubuk Linggau 81

Suplemen 6 UANG LOGAM RP1.000 DAN UANG KERTAS RP10.000 DESAIN

BARU RESM I DILU NCURK AN 83

BAB 6 PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN DAERAH D AN

KESEJAHTERAAN 85

6.1. Ketenagakerjaan 85

6.2. Pengangguran 87

6.3. Tingk at Kemisk inan 88

6.4. Nilai Tuk ar Pet ani 90

6.5. Indek s Pembangunan Manusia (IPM ) 92

6.6. Upah M inimum Provinsi (UM P) Sumsel Tahun 2010 92

6.7. Rasio Gini Provinsi Sumat era Selatan 93

BAB 7 OUTLOOK PERTUM BUHAN EKONOM I DAN INFLASI DAERAH 95

7.1. Pert umbuhan Ek onomi 95

7.2. Inflasi 98

7.3. Perbankan 100


(8)

Halam an ini sengaja dikosongkan


(9)

Daf t ar Tabel

vii

D A FTA R TABEL

Tabel 1.1 Laju Pert umbuhan Tahunan (yoy) Sekt oral PDRB Provinsi Sumat era

Selatan ADHK 2000 (% ) 8

Tabel 1.2 Laju Pert umbuhan Triwulanan (qt q) Sek t oral PDRB Provinsi Sumat era

Selatan ADHK 2000 (% ) 17

Tabel 1.3 Realisasi Luas Tanam (LT) dan Luas Panen (LP) Provinsi Sumat era

Selatan (dalam Ha) 19

Tabel 1.4 Pert umbuhan Ek onomi Tahunan (yoy) Provinsi Sumat era Selat an

ADHK 2000 menurut Penggunaan Tahun 2009-2010 (% ) 24

Tabel 1.5 Pert umbuhan Ek onomi Triw ulanan (qt q) Provinsi Sumat era Selat an

ADHK 2000 menurut Penggunaan Tahun 2009-2010 (% ) 26

Tabel 1.6 St ruk t ur Ek onomi Sek t oral Provinsi Sumat era Selatan (% ) 27

Tabel 1.7 St ruk t ur Ek onomi Penggunaan Provinsi Sumat era Selatan (% ) 27

Tabel 1.8 Perk embangan Nilai Ek spor Komoditas Ut ama Provinsi Sumat era

Selatan (USD) 28

Tabel 1.9 Perk embangan Bulanan Nilai Ek spor Komodit as Ut ama Provinsi

Sumatera Selat an (USD Juta) 28

Tabel 1.10 Perk embangan Nilai Impor Komoditas Pilihan Provinsi Sumat era

Selatan (USD) 30

Tabel 1.11 Perk embangan Bulanan Nilai Impor Komodit as Pilihan Provinsi

Sumatera Selat an (USD Juta) 30

Tabel 2.1 St at ist ik a Desk ript if Inf lasi Tahunan Palembang dan Nasional, Januari

2003 – Juni 2010 41

Tabel 3.1 Pert umbuhan DPK Perbankan per Kabupaten/Kota di Provinsi

Sumatera Selat an (dalam Rp Juta) 56

Tabel 3.2 Perk embangan Kredit Sek t oral Provinsi Sumatera Selatan (Rp Juta) 57

Tabel 3.3 Perk embangan Penyaluran Kredit /Pembiayaan Perbankan per

Wilayah di Provinsi Sumat era Selatan (dalam Rp Juta) 60

Tabel 3.4 Indik at or Kinerja Perbankan t erkait Laba Triw ulan II 2010 66

Tabel 3.5 Perk embangan Bank Umum Syariah di Sumatera Selatan (Rp Jut a) 68

Tabel 4.1 Realisasi APBD Sumsel Semest er I 2010 (Rp M iliar) 72

Tabel 4.2 Realisasi APBD Sumsel Semest er I 2009 dan Semester I 2010

(Rp M iliar) 73

Tabel 4.3 Realisasi DBH Provinsi Sumsel 2009 M enurut Kab/Kot a (Rupiah) 75

Tabel 5.1 Perputaran Cek dan Bilyet Giro Kosong Provinsi Sumatera Selat an 79


(10)

Tabel 5.3 Perk embangan Kas Tit ipan Lubuk Linggau (Rp M iliar) 81

Tabel 6.1 Penduduk Usia 15 Tahun k e At as Yang Bekerja Menurut Lapangan

Pekerjaan Ut ama, Februari 2008 - Februari 2010 85

Tabel 6.2 Penduduk Usia 15 Tahun k e At as Yang Bekerja Menurut St at us

Pekerjaan, Februari 2008 - Februari 2010 86

Tabel 6.3 Penduduk Usia 15 Tahun k e Atas M enurut Kegiatan, Februari 2008 -

Februari 2010 87

Tabel 6.4 Jumlah dan Persentase Penduduk M isk in Sumat era Selatan Tahun

1993-2010 88

Tabel 6.5 Garis Kemisk inan, Jumlah dan Persentase Penduduk Misk in Menurut

Daerah, M aret 2008 – Maret 2010 89

Tabel 6.6 Garis Kemisk inan Makanan dan Buk an M ak anan di Sumsel Menurut

Daerah, M aret 2009 – Maret 2010 90

Tabel 6.7 Rat a-rata Indeks Konsumsi Rumah Tangga Petani di Sumat era

Selatan 91

Tabel 6.8 Rat a-rata Indek s Biaya Produk si dan Penambahan M odal Petani 91

Tabel 6.9 IPM 2007-2008 M enurut Provinsi 92

Tabel 6.10 UM P Sumsel Tahun 2010 92

Tabel 6.11 Rasio Gini 2007-2009 Menurut Provinsi 93

Tabel 7.1 Resume Leading Economic Indicat or Provinsi Sumsel Triw ulan II 2010 96

Tabel 7.2 Proporsi Ek spor Sumatera Selatan dan Proyek si Pert umbuhan

Ek onomi Negara Tujuan Tahun 2010 (dalam persent ase) 98


(11)

Daftar Grafik

ix

DAFTAR GRAFIK

Graf ik 1.1 PDRB dan Laju Pert umbuhan Tahunan PDRB Provinsi Sumsel ADHK

2000 7

Graf ik 1.2 Perk embangan Jumlah Pelanggan dan Penjualan Air Bersih 12

Graf ik 1.3 Perk embangan Lif t ing Minyak Bumi Provinsi Sumsel 12

Graf ik 1.4 PDRB dan Laju Pert umbuhan Triw ulanan PDRB Provinsi Sumsel ADHK

2000 17

Graf ik 1.5 Kont ribusi Sekt or Ekonomi PDRB Provinsi Sumat era Selat an

Triw ulan II 2010 18

Graf ik 1.6 Perk embangan Curah Hujan di Sumat era Selatan 18

Graf ik 1.7 Perk embangan Harga Tandan Buah Segar di Sumat era Selatan 18

Graf ik 1.8 Perk embangan Konsumsi Semen 19

Graf ik 1.9 Perk embangan Harga Karet di Pasar Internasional 20

Graf ik 1.10 Perk embangan Harga CPO di Pasar Int ernasional 20

Graf ik 1.11 Perk embangan Pendaftaran Kendaraan Bermot or 21

Graf ik 1.12 Perk embangan Tingk at Penghunian Kamar dan Jumlah Wisat awan 21

Graf ik 1.13 Perk embangan Penumpang Angk ut an Udara 22

Graf ik 1.14 Perk embangan Penumpang Angk ut an Laut Pelabuhan Boom Baru

Provinsi Sumsel 22

Graf ik 1.15 Perk embangan Harga Bat u Bara di Pasar Int ernasional 22

Graf ik 1.16 Perk embangan Harga Minyak Bumi di Pasar Internasional 22

Graf ik 1.17 Perk embangan Penjualan LPG 23

Graf ik 1.18 Perk embangan Konsumsi List rik Tot al dan Sek tor Rumah Tangga 23

Graf ik 1.19 Perk embangan Konsumsi List rik Sek t or Sosial dan Pemerint ah 23

Graf ik 1.20 Perk embangan Konsumsi List rik Sek t or Bisnis dan Indust ri 23

Graf ik 1.21 Perk embangan Indek s Ket epatan Wakt u Pembelian (Konsumsi)

Barang Tahan Lama 24

Graf ik 1.22 Perk embangan Konsumsi BBM di Provinsi Sumsel 25

Graf ik 1.23 Perk embangan Nilai Tukar Rupiah Terhadap US Dollar 25

Graf ik 1.24 St ruk t ur Ek onomi Provinsi Sumat era Selatan 26

Graf ik 1.25 Perk embangan Nilai Ek spor Provinsi Sumat era Selatan 29

Graf ik 1.26 Perk embangan Volume Ek spor Provinsi Sumat era Selatan 29

Graf ik 1.27 Perk embangan Ek spor Provinsi Sumat era Selatan Berdasark an


(12)

Graf ik 1.28 Pangsa Ek spor Provinsi Sumat era Selatan Berdasark an Negara Tujuan

Mar 10 - Mei 10 29

Graf ik 1.29 Perk embangan Nilai Impor Provinsi Sumat era Selatan 31

Graf ik 1.30 Perk embangan Volume Impor Provinsi Sumat era Selatan 31

Graf ik 1.31 Perk embangan Impor Provinsi Sumat era Selat an Berdasark an Negara

Asal 31

Graf ik 1.32 Pangsa Impor Provinsi Sumat era Selat an Berdasark an Negara Asal

Mar 10 - Mei 10 31

Graf ik 2.1 Perk embangan Inf lasi Tahunan Palembang 37

Graf ik 2.2 Inf lasi Tahunan Kot a Palembang per Kelompok Pengeluaran

Triw ulan II 2010 37

Graf ik 2.3 Perk embangan Harga Komoditas St rategis di Pasar Int ernasional 38

Graf ik 2.4 Perk embangan Inf lasi Tahunan per Kelompok Barang dan Jasa di

Palembang 39

Graf ik 2.5 Disagregasi Inf lasi Tahunan: Core, Volat ile Foods, Administ ered

Prices 40

Graf ik 2.6 Perbandingan Inf lasi Tahunan Palembang dan Nasional 41

Graf ik 2.7 Perk embangan Inf lasi Bulanan Palembang 41

Graf ik 2.8 Perk embangan Inf lasi Bulanan Palembang per Kelompok Barang dan

Jasa 42

Graf ik 2.9 Disagregasi Inf lasi Bu lanan: Core, Volatile Foods, Administ ered Prices 40

Graf ik 2.10 Inf lasi Bulan Juni 20 10 per Sub Kelompok pada Kelompok Bahan

Makanan di Palembang 43

Graf ik 2.11 Event Analysis Inf lasi Kot a Palembang Juni 2009 - Juni 2010 44

Graf ik 2.12 Perbandingan Inf lasi Bulanan dan Ekspek tasi Harga Konsumen 3

Bulan YAD 44

Graf ik 2.13 Perbandingan Inf lasi Bulanan Palembang dan Nasional 44

Graf ik 3.1 Perk embangan Aset , DPK, dan Kredit Perbank an Provinsi Sumat era

Selatan 53

Graf ik 3.2 Jumlah Kant or Bank dan ATM di Provinsi Sumat era Selat an 54

Graf ik 3.3 Pert umbuhan DPK Perbank an di Provinsi Sumatera Selat an 55

Graf ik 3.4 Komposisi DPK Perbank an Triw ulan II 2010 d i Provinsi Sumat era

Selatan 55

Graf ik 3.5 Pangsa Penyaluran Kredit Sekt oral Provinsi Sumat era Selat an

Triw ulan II 2010 58


(13)

Daftar Grafik

xi

Graf ik 3.7 Pangsa Penyaluran Kredit /Pembiayaan M enurut Penggunaan Provinsi

Sumsel Triw ulan II 2010 59

Graf ik 3.8 Komposisi Penyaluran Kredit Perbankan Provinsi Sumatera Selat an

Triw ulan II 2010 Berdasarkan Wilayah 60

Graf ik 3.9 Penyaluran Kredit M KM Perbankan Provinsi Sumat era Selat an

Menurut Penggunaan 61

Graf ik 3.10 Penyaluran Kredit M KM Menurut Plaf ond Kredit 61

Graf ik 3.11 Perk embangan Suk u Bunga Simpanan Sumat era Selat an 62

Graf ik 3.12 Perk embangan Suk u Bunga Pinjaman Sumat era Selatan 63

Graf ik 3.13 Perk embangan Spread Suk u Bunga Sumat era Selat an 64

Graf ik 3.14 Perk embangan NPL Perbank an Sumatera Selatan 64

Graf ik 3.15 Perk embangan NPL Menurut Kelompok Bank 65

Graf ik 3.16 Komposisi NPL Bank Umum Konvensional M enurut Sek t or Ek onomi

Triw ulan II 2010 65

Graf ik 3.17 Perk embangan Undisbursed Loan Perbank an Sumatera Selatan 66

Graf ik 3.18 Perk embangan Risik o Lik uidit as Perbankan Sumat era Selatan 67

Graf ik 3.19 Perk embangan Aset , DPK, dan Kredit Bank Perk redit an Rak yat di

Provinsi Sumat era Selatan 69

Graf ik 3.20 Perk embangan Rasio Lik uidit as Bank Perk redit an Rakyat di Provinsi

Sumatera Selat an 69

Graf ik 4.1 Perbandingan Komponen Sisi Pendapat an Realisasi APBD Sumsel

Semester I 2010 74

Graf ik 4.2 Perbandingan Komponen Sisi Pengeluaran Realisasi APBD Sumsel

Semester I 2010 74

Graf ik 4.3 Perk embangan Penerimaan PPh Orang Pribadi Sumatera Selatan 76

Graf ik 4.4 Perk embangan Penerimaan PPh Pasal 21 Sumat era Selat an 76

Graf ik 4.5 Perk embangan Penerimaan PBB Sumatera Selat an 76

Graf ik 5.1 Perk embangan Kliring Sumsel 77

Graf ik 5.2 Perk embangan RTGS Sumsel 78

Graf ik 5.3 Perk embangan Perputaran Kliring dan Hari Kerja 78

Graf ik 5.4 Perk embangan Bulanan Perputaran Kliring Sumsel 79

Graf ik 5.5 Perk embangan Jumlah Cek dan Bilyet Giro Kosong Sumsel 79

Graf ik 5.6 Perk embangan Kegiat an Perk asan Sumsel 2009-2010 80

Graf ik 5.7 Perk embangan Penarikan Uang Lusuh oleh KBI Palembang 81

Graf ik 5.8 Perk embangan Bulanan Kas Tit ipan Lubuk Linggau Tahun


(14)

Graf ik 6.1 Indek s Harga yang diterima, Indek s Harga yang dibayar dan Nilai

Tuk ar Petani 90

Graf ik 6.2 Perk embangan Rata-rata Nilai Tuk ar Petani Sumsel dan Harga

Komoditas Unggulan d i Pasar Dunia 91

Graf ik 7.1 Proyek si Pert umbuhan Ek onomi Sumatera Selatan 95


(15)

Indik ator Ek onomi

xiii

INDIKATO R EKONO M I


(16)

(17)

Indik ator Ek onomi

xv Lan ju tan


(18)

Halaman ini sengaja dikosongkan


(19)

II/10

RINGKASAN EKSEKUTIF

Kajian Ekonomi Regional Sumatera Selatan

Abstraksi

Perekonomian Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) pada triw ulan II 2010 tetap bergairah hingga kelompok grass-root.Perek onomian tumbuh relat if t inggi dan mengalami sedik it percepat an dibandingkan periode sebelumnya. Pert umbuhan ek onomi didorong o leh t ingg inya harga komodit as unggulan, k hususnya k aret yang diik ut i oleh ek spansi pasar seiring dengan meningk at nya opt imisme k egiatan usaha dan percepatan realisasi pengeluaran pemerintah. Inf lasi cenderung meningkat seiring lon jak an harga volat ile f oods, w alaupun core inf lation tetap stabil di tingk at yang rendah. Dunia perbankan t umbuh secara meyak inkan bersamaan dengan penurunan suk u bunga yang mengindik asik an berkurangnya risik o perekonomian. M eningk atnya ak t ivit as sist em pembayaran baik t unai maupun non t unai mengk onf irmasi meningk at nya akt ivit as perek onomian. Selain it u, terdapat indik asi bahw a k esejaht eraan masyarak at k hususnya k elompok grass-root mengalami peningk at an.

Pada triw ulan III 2010, perekonomian akan tumbuh dengan beberapa kejutan (shock), termasuk sedikit perubahan struktural. Pert umbuhan ek onomi secara t ahunan akan mengalami percepat an terdorong oleh sek t or k onstruk si walaupun secara agregat terdapat sedik it shock di sisi suplai. Harga k omodit as unggulan yang tetap t inggi bersamaan dengan meningkat nya produk si secara musiman akan memperk uat pert umbuhan ek onomi w alaupun t erdapat perubahan st ruk t ur biaya yang sedik it menghambat ek spansi. Pengeluaran pemerint ah dan investasi diperk irak an terdorong oleh persiapan Sea Games 2011. Tekanan inf lasi dipredik si meningk at seiring adanya lonjak an permint aan pada bulan puasa dan Idul Fit ri, sert a adanya kenaikan Tarif Dasar List rik (TDL) besert a dampak lanjut annya berupa kenaikan harga-harga barang indust ri.Perbank an diperk irakan t umbuh konst an k arena penurunan risik o perek onomian, walaupun terdapat pot ensi penurunan invest asi karena realok asi sumber daya produk si. Frek uensi dan nilai t ransak si tunai maupun non t unai dipredik si akan meningkat didorong oleh permint aan domest ik dan t ransak si ek spor-impor.


(20)

pada triw ulan II 2010 sebesar 5,7% (yoy). Laju pert umbuhan t ersebut t ergolong t inggi dan sedik it meningk at dibandingk an t riw ulan sebelumnya.

Kondisi u saha saat ini pada umumnya dit andai dengan meningk at nya penjualan, t erjadinya ekspansi pasar, maupun opt imisme t erhadap k ondisi usaha dan perekonomian secara umum ke depan. Mesk ipun demik ian, t erdapat beberapa kendala yang membat asi pengembangan usaha ant ara lain f ak tor cuaca yakni curah hujan yang t inggi dibandingkan t ahun sebelumnya yang berdampak pada penurunan k uant itas sert a k ualit as produk si beras dan saw it . Selain it u, t erdapat pula isu lingk ungan t erkait dengan subsek t or perkebunan sawit , namun dampak nya masih t erk ont rol menurut k alangan pengusaha.

Kinerja dunia usaha pada t riw ulan II-2010 menun juk k an peningk atan ke arah yang lebih baik dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, mesk ipun pada subsek t or perik anan pemulihan dari dampak k risis global belum sepenuhnya terjadi. Terus berlanjut nya kecenderungan peningk atan harga k omodit as unggulan t erut ama sawit , meningk at nya permint aan k omodit as, dan meningk at nya ak t ivit as ek onomi secara umum t elah menjadi pendorong meningk at nya perek onomian.

Tingk at Keyak inan Konsumen Palembang pada t riw ulan II 2010 secara umum mengalami peningk atan dibandingk an dengan t riw ulan sebelumnya. Rat a-rat a Indek s Keyak inan Konsumen (IKK) pada t riw ulan II 2 010 mencapai 113,5 0, sement ara indek s rata-rata t riw ulan

sebelumnya sebesar 108,63. Demik ian pu la dengan rat a-rat a Indek s

Keyak inan Ek onomi Saat ini (IKESI) dan Indeks Ek spek tasi Konsumen (IEK) yang juga mengalami peningk at an dengan pencapaian masing-masing sebesar 105,96 dan 121,04.

Harga jual k omodit as unggulan pada triw ulan II 2010 secara umum lebih t inggi dibanding tahun sebelumnya t erut ama unt uk komodit as k aret dan saw it . Di sisi lain, beberapa pelak u bisnis menginf ormasik an bahw a harga jual masih mengalami penurunan dibanding t ahun sebelumnya. Khusus untuk k omodit as padi, k ualit as yang menurun ak ibat t erendam air juga mendorong penurunan harga jual.

Kinerja perek onomian t riw ulan II 2010 berdasarkan k omponen sekt oral dit andai dengan pert umbuhan tahunan t ert inggi pada sek tor List rik , Gas, dan Air Bersih (LGA) yak ni sebesar 19,2% (yoy), namun dengan andil t erhadap laju PDRB yang masih t erbatas yak ni sebesar 1,67% . Adapun sek t or ek onomi yang memberik an andil yang paling t inggi adalah sekt or pertanian yang memberik an sumbangan terhadap laju pert umbuhan ek onomi sebesar 40,79% .


(21)

Ri ngkasan Eksekut i f

 

3

 

 

Berdasarkan st ruk t urnya, PDRB Sumsel masih dit opang oleh sek t or primer yak ni sek t or pert anian serta sek t or pert ambangan dan penggalian dengan pangsa sebesar 42,7% . Pangsa sekt or primer t ersebut sedikit meningk at dibandingk an kondisi triw ulan sebelumnya yang tercat at sebesar 41,8% . Peningk at an pangsa di sek t or primer t erutama didorong penurunan pangsa sek t or pertanian dari sebesar 19,2% menjadi 2 0,8% sebagai dampak membaik nya k inerja subsek t or perkebunan.

Dari sisi penggunaan, w alaupun secara st rukt ural k omponen k onsumsi masih memperlihat kan peran yang dominan pada PDRB Sumsel, namun pangsa k omponen t ersebut diproyek sikan mengalami penurunan menjadi 70,2% dibandingkan pangsa triw ulan sebelumnya yang mencapai 71,8% yang dipengaruhi oleh meningk at nya k ont ribusi k omponen invest asi yang relat if besar.

Inf lasi t ahunan k ot a Palembang pada triw ulan II 2010 sebesar 3,62% (yoy), at au meningkat dibandingkan dengan inf lasi t ahunan pada t riw ulan sebelumnya yang sebesar 2,50% (yoy). Pada triw ulan yang

sama tahun 2009 inf lasi t ahunan mencapai2,92% (yoy). Inf lasi t ahunan

pada triw ulan II 2010 menunjuk k an peningk at an yang disebabk an oleh k enaikan harga beberapa k omodit as pangan ak ibat k urangnya suplai sebelum panen pada k ondisi permint aan yang inelast is. Menurut hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU), t erdapat t ek anan penurunan produksi padi k arena ancaman hama t ik us di salah sat u kecamat an di M usi Raw as. Inf lasi juga d ipengaruhi oleh ek spekt asi masyarakat at as k enaikan TDL pada Juli 2010. Inf lasi t erlihat t erus menerus meningkat w alaupun masih relat if rendah. Pada triwulan II 2010, inf lasi lebih disebabk an oleh pergerak an harga volat ile f oods. Core inf lat ion tercatat

st abil sejak pert engahan 2009 dan sampai Triwulan II 2010 masih bertahan pada t ingkat yang rendah, bahkan cenderung menurun pada

bulan Juni 2010. Inf lasi admin ist ered prices juga tercatat minimal dan

st abil.

Dari hasil Survei Pemantauan Harga (SPH) yang dilakukan KBI Palembang secara mingguan, secara umum terjadi tendensi peningk atan harga

barang/k omodit as sebesar rat a-rat a 11,85% dibandingk an posisi

t riw ulan sebelumnya. Cabe merah, baw ang merah, dan daging ayam mengalami peningk atan harga yang signif ik an.

Secara umum, k inerja perbankan di Provinsi Sumat era Selatan pada t riw ulan II 2010 (M ei 2010) dari beberapa indik ator sepert i t ot al aset , penghimpunan dana dan penyaluran k redit /pembiayaan mengalami peningk at an seiring dengan perbaik an kondisi ek onomi domest ik . Penyaluran kredit kecil mengalami peningk atan t erus-menerus pada


(22)

robust seiring dengan menurunnya risiko sehubungan dengan baik nya

k ondisi perek onomian.

Realisasi fisk al daerah pada semester I 2010 relat if t elah lebih baik dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Beberapa k omponen APBD mengalami realisasi yang lebih cepat , k hususnya Dana Perimbangan dan Belanja Langsung. Hal ini merupakan salah sat u f aktor pendorong pert umbuhan ek onomi pada t riw ulan II 2010.

Akt ivit as kliring mengalami peningkat an dari sisi jumlah w ark at maupun nominal, baik dibandingk an dengan t riwulan ataupun t ahun

sebelumnya. Terjadi peningk atan net-ouf low pada k egiat an perkasan

yang memberikan indik asi meningk at nya ak t ivitas perekonomian. Secara

umum, k ondisi perk asan t erus menunjuk kan peningk atan rata-rata net

-outf low harian dari Rp6,18 miliar pada t riw ulan sebelumnya menjadi

Rp16,36 miliar. Tingginya ak t ivit as sist em pembayaran tunai yang t erjadi pada bulan April 2010 di Lubuk Linggau t idak terlepas dari masih berlangsungnya masa panen t abama.

Rata-rat a biaya produk si dan penambahan modal pet ani mengalami peningk atan ak ibat meningk at nya k onsumsi t erhadap k omponen obat

dan pupuk seiring dimulainya masa t anam. Rata-rata NTP pada t riw ulan

II 2010 t ercat at meningk at dibanding t riwulan sebelumnya. Peningk at an nilai t uk ar pet ani t erutama disebabkan meningk at nya harga komoditas unggulan yang berdampak pada indek s harga yang dit erima pet ani jauh lebih besar daripada pert umbuhan indeks harga yang dibayar pet ani. Pert umbuhan ek onomi provinsi Sumat era Selat an pada t riw ulan III 2010 dipredik si ak an sedik it lebih cepat yang utamanya lebih disebabkan oleh percepatan pembangunan k onstruk si t erkait Sea Games 2011 menyusul t erpilihnya Sumatera Selatan sebagai salah sat u k ot a penyelenggaraan. Fakt or risiko muncu l k arena berubahnya st rukt ur biaya produksi ak ibat

adanya shock k omponen biaya energi ak ibat dinaik kannya Tarif Dasar

Listrik (TDL), sehingga perusahaan dalam jangka pendek masih berada dalam proses realok asi sumber daya. Secara musiman, perekonomian pada triw ulan III 2010 akan t umbuh t inggi k arena meningkat nya hasil produk si komoditas unggulan bersamaan dengan peningk atan harga

k aret secara robust di pasar int ernasional. Pert umbuhan ek onomi

t ahunan (yoy) pada t riwulan III 2010 diperk irak an akan berada pada k isaran 5,9 ± 0,5% . Sedangkan secara t riw ulanan (qt q) pertumbuhan ek onomi diperk irak an ak an t umbuh di kisaran 6,5 ± 0,5% . Namun, laju pert umbuhan t riwulanan dengan penyesuaian musiman dipredik si akan


(23)

Ri ngkasan Eksekut i f

 

5

 

 

Pert umbuhan ek onomi k umulat if 2010 direvisi k e at as dari proyek si sebelumnya menjadi 5,8 ± 1% (yoy).

Proyeksi pert umbuhan ek onomi negara t ujuan ek spor Sumat era Selat an unt uk t ahun 2010 secara umum dit ingk at kan dibandingk an proyek si

sebelumnya, kecuali k aw asan Eropa. Hal ini mengindik asik an pot ensi

peningk at an permintaan yang berimplik asi pada peningkat an ek spor Sumatera Selat an.

Selain it u, k inerja ek spor produk -produk unggulan Sumsel pada t riwulan III 2010 d iperk irakan akan mengalami peningk atan secara triw ulanan yang disebabkan oleh produk si yang memilik i k ecenderungan unt uk meningk at bersamaan dengan harga di pasar internasional yang t et ap t inggi. Namun d i sisi lain, t erdapat beberapa hal yang dapat menurunk an laju pert umbuhan ek spor, antara lain nilai t ukar Rupiah yang cenderung t erus t erapresiasi dan menyebabk an barang ek spor Sumatera Selat an menjadi k urang k ompet it if.

M elalui permint aan domest ik, pert umbuhan ek onomi diperk irak an ak an dipicu oleh beberapa hal, yait u: (1) adanya pot ensi peningk at an pendapatan karena tingginya harga k omodit as k hususnya k aret yang memicu peningk at an k onsumsi, (2) adanya potensi peningk at an invest asi sehubungan dengan persiapan perhelatan ak bar yak ni Sea Games 2011, (3) masih rendahnya t ingk at inf lasi yang dapat mempertahank an daya beli masyarak at . (4) pot ensi peningk at an penyaluran k redit perbank an k arena meningk at nya k egiat an investasi dan baik nya out look perek onomian Indonesia.

M esk ipun demik ian, t erdapat pula potensi yang pat ut diperhat ik an k arena dapat membuat pert umbuhan ek onomi lebih rendah dari perk iraan, yait u: (1) nilai t uk ar Rupiah yang berpot ensi semak in t erapresiasi yang dapat menurunk an net ek spor, (2) k enaikan Tarif Dasar List rik (TDL) yang menambah beban biaya usaha.

Inf lasi t ahunan diperk irakan akan mengalami peningk atan secara moderat , yang didorong oleh ek spek tasi meningkat nya biaya produk si dan perubahan alok asi sumber daya sehubungan dengan k enaik an Tarif Dasar List rik (TDL) pada t riw ulan III 2010. Selain it u, inf lasi pada t riw ulan III 2010 ak an didorong pula oleh ef ek kenaikan permint aan pada perayaan Idul Fit ri 2010. Berdasarkan proyek si dan dengan mempert imbangkan perkembangan harga serta det erminan utama inf lasi di Sumat era Selatan, maka diperk irakan inf lasi t ahunan (yoy) pada t riw ulan III 2010 ak an meningk at menjadi 3,96± 0,5% , sedangk an inf lasi t riw ulanan (qt q) diperk irak an ak an meningk at menjadi 1,90±0,5% .


(24)

bias k e atas ak ibat adanya dampak lanjut an dari k enaik an TDL.

Kinerja perbank an pada triw ulan III 2010 diproyek sik an ak an mengalami peningk atan dibandingk an triw ulan II 2010 dengan t ingkat pert umbuhan yang relat if st abil, baik dari sisi penghimpunan dana pihak k etiga maupun penyaluran kredit . Faktor risik o muncul dari k enaik an TDL yang merubah st rukt ur biaya. Dalam jangka pendek , hal ini dapat memperlambat kegiat an ek spansi usaha atau invest asi k arena faktor

k apit al yang rigid dalam jangka pendek , yang pada ak hirnya ak an

menurunkan permint aan kredit perbankan. Walaupun demik ian,

penyaluran k redit perbank an diperk irakan akan t erdorong k egiat an

invest asi maupun pembangunan t erkait persiapan Sea Games 2011, antara lain melalui pembangunan perumahan, jalan, dan infrast ruktur

penduk ung lainnya. Kemudian, harga komodit as k hususnya karet yang

mengalami peningk atan akan memperbaik i peluang usaha sehingga meningk atkan permintaan kredit .


(25)

Grafik 1.1

PDRB dan Laju Per tumbuhan Tahunan PDRB Provinsi Sumse l ADHK 2 00 0

Sum ber: BPS Provinsi Sum at era Selat an, diolah

PERKEM BANGAN EKONOM I M AKRO

REGIONAL

Laju pert umbuhan ek onomi Sumsel pada triw ulan II 2010 sebesar 5,7% (yoy)

dit opang oleh k enaik an ek spor dan meningkat nya k inerja sekt or indust ri pengolahan.

Kondisi cuaca yang k ondusif dan meningk atnya harga k omodit as unggulan d i pasar

int ernasional menjadi penopang membaik nya k inerja subsek t or perk ebunan.

ACFTA belum mengk haw atirkan dalam jangk a pendek, namun tetap menjadi

ancaman dalam jangka panjang

1.1. Perkembangan Ekonomi M akro Regional Sisi Sektoral Secara Tahunan

Laju pert umbuhan ekonomi Sumat era Selat an (Sumsel) secara tahunan pada triw ulan II 2010 adalah sebesar 5,7% (yoy). Kondisi tersebut mengalami peningk atan dibandingk an dengan pert umbuhan t ahunan pada t riw ulan sebelumnya yang sebesar 5,6% (yoy).

Produk Domestik Regional Brut o (PDRB) Provinsi Sumsel At as Dasar Harga Konst an (ADHK) 2000 pada t riw ulan ini mencapai Rp15,8 t riliun, lebih t inggi dibandingk an PDRB periode yang sama pada t ahun sebelumnya yang tercatat

sebesar Rp14,9 triliun. Tingginya laju

perek onomian di Sumsel t erkonf irmasi oleh survei bisnis yang menunjuk kan kondisi u saha secara umum semakin membaik .

Kondisi perekonomian saat ini dit andai dengan meningk at nya penjualan, terjadinya ek spansi pasar, maupun membaik nya opt imisme pelak u bisnis t erhadap kondisi usaha dan perek onomian secara umum pada masa yang ak an datang. M eskipun demik ian, t erdapat beberapa kendala yang membat asi pengembangan usaha ant ara lain f ak t or cuaca yakni curah hujan yang t inggi d ibandingk an t ahun sebelumnya yang berdampak pada penurunan k uant itas sert a k ualit as produk si beras dan saw it . Selain it u, terdapat isu lingk ungan terkait

BAB 1

 


(26)

Tabel 1. 1

Laju Pertumbuhan Tahunan (yo y) Se ktora l PDRB Provinsi Sumat era Se lat an ADHK 20 00 (%) Lapangan

Usaha

200 9 201 0

II III IV I II Pert anian 2.2 4.2 6.3 9.0 4.6 Pert am bangan

dan Pe nggalian 1.8 2.3 0.8 0.6 1.6 Indust ri

Pengola han 1.8 2.4 5.2 4.5 5.9 LGA 1.3 3.5 10. 4 13. 9 5.5 Banguna n 7.3 8.2 8.7 7.0 8.5 PHR 3.0 2.4 4.4 5.5 6.7 Pengan gkut an

& Komunikasi 15. 0 12. 7 12. 3 12. 5 13. 9 Keu.,

Persew aan & Js. Perusahaan

7.0 6.5 6.6 6.8 7.8

Jasa-jasa 10. 8 9.2 9.5 7.8 8.4 Total PDRB 4.0 4.4 5.3 5.6 5.7

Sum ber : BPS Provinsi Sum atera Selat an, diolah

dengan subsek t or perk ebunan (Lihat Suplemen 1. ACFTA; Jangka Pendek Aman, Jangka

Panjang Ancaman).

Kinerja dunia usaha pada t riw ulan II 2010 menunjuk kan perbaikan dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, mesk ipun pada beberapa sek t or pemulihan dari dampak k risis global belum sepenuhnya t erjadi. Membaik nya k inerja dunia usaha diant aranya disebabkan t erus berlanjut nya peningkat an harga k omodit as unggulan, t erutama k aret dan saw it serta meningk at nya permintaan terhadap k omodit as t ersebut .

Kinerja perek onomian t riw ulan II 201 0 berdasark an komponen sek toral dit andai dengan pertumbuhan tahunan tert inggi pada sektor Pengangk ut an dan Komunik asi yak ni sebesar 13,9% (yoy) namun dengan andil t erhadap laju PDRB yang masih t erbat as yakni sebesar 0,7% . Adapun sektor ek onomi yang memberik an andil yang paling t inggi adalah sek tor indust ri pengolahan yang memberik an sumbangan t erhadap laju pert umbuhan ek onomi sebesar 1,0% .

Sektor pengangkutan dan komunikasi menunjuk kan pert umbuhan tahunan

yang paling t inggi yak ni sebesar 13,2% (yoy). Ek spansif nya k inerja subsekt or k omunik asi diproyek sik an memberi andil yang cuk up besar dalam mendorong peningk at an k inerja sek t or pengangk utan dan k omunik asi dibandingk an t ahun sebelumnya. Di sisi lain, ak t ivitas perek onomian yang lebih baik dibanding t ahun sebelumnya memberi pengaruh posit if t erhadap peningk at an k inerja subsekt or pengangk ut an.


(27)

BAB 1 - Perk embangan Ek onomi Makro Regional

9

ACFTA; JANGKA PENDEK AM AN, JANGKA PANJANG ANCAM AN

Perk embangan usaha di Sumat era Selat an secara umum menunjuk k an k ondisi yang semakin membaik . M embaik nya perek onomian dit unjuk k an dengan meningk at nya penjualan, t erjadinya ek spansi pasar, maupun opt imisme t erhadap k ondisi usaha dan perek onomian secara umum k e depan. Mesk ipun demikian, t erdapat beberapa kendala yang membatasi pengembangan usaha antara lain f ak t or cuaca yak ni curah hujan t inggi yang berdampak pada penurunan kuant itas serta kualit as produk si beras dan sawit . Selain it u, t erdapat isu lingk ungan t erkait dengan subsek t or perk ebunan.

Tingk at penjualan domest ik diperkirakan tet ap membaik seiring dengan meningk at nya ak t ivit as perek onomian yang diduk ung oleh berlanjutnya t ren membaik nya harga

k omodit as unggulan. Selain it u, pelak sanaan event berskala int ernasional sepert i SEA

Games, diharapk an dapat berdampak positif bagi peningk at an kinerja pelak u usaha dan

pada gilirannya akan meningkat kan daya beli masyarak at sert a memperluas lapangan k erja. Penjualan ek spor saat ini secara umum menunjukkan berlanjut nya t ren posit if penjualan

dibanding t ahun sebelumnya t erut ama unt uk k omodit as crumb rubber. Selain it u, peluang

pasar yang masih t erbuk a merupakan f akt or yang k ondusif bagi t erealisasinya ek spansi pasar k omodit as jagung yakni ek spor k e M alaysia dengan pangsa mencapai 35% dan t ingk at harga yang mengunt ungk an.

Harga jual k omodit as unggulan pada t riw ulan II-2010 secara umum lebih t inggi dibanding t ahun sebelumnya terutama unt uk komodit as karet dan saw it . Di sisi lain, beberapa pelak u bisnis menginformasikan bahw a harga jual masih mengalami penurunan dibanding t ahun sebelumnya. Khusus unt uk komoditas padi, k ualitas yang menurun ak ibat t erendam air juga mendorong penurunan harga jual.

Sekt or properti mengalami peningk atan permint aan terutama unt uk rumah t ipe menengah k e bawah. Hal t ersebut disebabkan masih t ingginya permint aan dan ketersediaan lahan. Fak t or yang dirasak an menjadi k endala dalam peningk at an k inerja sekt or bangunan adalah k eengganan sebagian besar bank unt uk menyalurk an k redit dengan bunga bersubsidi, padahal sebagian besar permint aan kredit rumah adalah yang bersubsidi. Selain itu, t ingkat suk u bunga yang berlak u saat ini dirasakan masih cuk up t inggi d i t engah rendahnya BI-rate.

Pelak u usaha mengharapkan agar t ingk at suk u bunga KPR dapat berada pada k isaran mak simal 3% di at as BI-rate.

Permint aan luar negeri juga mengalami peningk at an dibanding t ahun sebelumnya. Di sek t or indust ri pengolahan, ek spor crumb rubber meningkat seiring dengan meningk at nya

permint aan dunia. Hal ini terk ait dengan ek spansi usaha yang dilak ukan oleh pembeli

crumb rubber dari Korea yang membuk a pabrik baru di Cina. Terkait dengan implementasi

perdagangan bebas ASEAN-China, pelak u bisnis menilai bahwa hal t ersebut sangat mengunt ungkan dan berdampak posit if bagi k inerja mereka k arena meningkat nya peluang dan pangsa pasar ek spor.

Su p lem en 1

* ) Diperoleh dari hasil Busi ness Survey yang m erupakan ke giat an pem ant aua n kondisi usaha den gan m ew aw ancarai


(28)

Pemberlak uan perdagangan bebas ASEAN-China (ACFTA) di sat u sisi merupak an peluang unt uk meningk atk an ek spor k omodit as unggulan sepert i karet , namun di sisi lain dapat menjadi ancaman masuk nya produk dari Cina k e dalam negeri ataupun ancaman direbut nya pasar ek spor produk Indonesia. Selain it u, k enaikan harga pupuk yang mulai diberlak ukan pada bulan April lalu, ak an menjadi ancaman bagi pupuk lokal apabila petani ak hirnya lebih t ert arik unt uk menggunakan pupuk dari Cina yang harganya lebih murah dan lebih hemat pemak aiannya. Selain it u, daya saing yang masih rendah t erut ama untuk usaha k ecil dan menengah dibanding Cina menjadi fak t or yang perlu menjadi perhat ian. Bagi pelak u usaha yang bergerak di sekt or perdagangan otomot if , saat ini belum merasak an dampak dari perdagangan bebas t ersebut . Namun, diperk irakan dalam jangka w akt u 5 t ahun mendatang, dengan masuknya barang-barang dari Cina dan ASEAN yang diperkirak an harganya lebih murah akan meningk atk an k egiatan ek onomi dan pada ak hirnya meningkat kan kebut uhan terhadap alat pengangk utan yak ni mobil. Sehingga ak an menjadi peluang bagi pelak u usaha di perdagangan ot omot if unt uk meningk atkan k inerjanya. Sement ara it u, pelak u usaha di bidang dist ribusi con sumer goods, sampai saat

ini belum merasakan dampak negat if perdagangan bebas ASEAN-China. Namun dalam jangk a panjang, merek a memperk irakan bahw a produk Cina dapat menjadi ancaman k arena harga produk yang relat if lebih murah.


(29)

BAB 1 - Perk embangan Ek onomi Makro Regional

1 1

Sektor bangunan dan sektor jasa-jasa masing-masing t umbuh sebesar 8,5%

(yoy) dan 8,4% (yoy). Sebagaimana t erk onf irmasi pada business survey yang dilak ukan

Bank Indonesia, sek t or bangunan (khususnya propert i) t erindik asi mengalami peningk atan

penjualan, t erutama unt uk rumah t ipe menengah ke baw ah. Hal t ersebut disebabkan masih t ingginya t ingk at permint aan dan ketersediaan lahan yang mencuk upi. Namun demik ian, ada beberapa fakt or yang dirasakan menjadi k endala dalam peningk atan k inerja sektor bangunan yang salah sat unya adalah k eengganan sebagian besar bank unt uk menyalurkan k redit bunga bersubsidi, padahal sebagian besar permintaan k redit rumah adalah yang bersubsidi. Sement ara it u, pert umbuhan sek t or jasa-jasa yang lebih t inggi diband ingk an dengan pert umbuhan t ahunan pada triw ulan sebelumnya disebabkan membaik nya perek onomian secara umum, terutama pada sekt or indust ri pengolahan dan sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran (PHR).

Sektor keuangan, persew aan dan jasa perusahaan sert a sekt or Perdagangan,

Hotel, dan Restoran (PHR) pun mengalami pertumbuhan t ahunan yang relat if t inggi.

Sekt or k euangan, persewaan dan jasa perusahaan t umbuh sebesar 7,8% (yoy). Cukup t ingginya k inerja sekt or k euangan t idak terlepas dari perkembangan sek t or perbankan (pembahasan lebih lanjut sekt or ini dibahas pada Bab III Perkembangan Perbank an Daerah). Sement ara it u, meningk at nya k inerja sekt or industri pengolahan sebagai sek t or unggulan Sumsel berdampak langsung pada peningk atan daya beli masyarakat sehingga menyebabk an k inerja sek t or PHR pun mengalami peningk atan. Lebih jauh lagi, k ondisi perek onomian global yang terus membaik t elah meningk atk an permint aan domest ik dan ak t ivit as perekonomian sehingga sekt or PHR mengalami peningk atan sebesar 6,7% (yoy).

Pada triw ulan II 2010 ini sektor industri pengolahan mengalami pert umbuhan

sebesar 5,9% (yoy). Relat if membaiknya k inerja tahunan sekt or indust ri pengolahan t idak t erlepas dari meningkat nya harga k omodit as unggulan di pasar internasional dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Hal t ersebut memberi insentif kepada pelaku bisnis pada sekt or indust ri pengolahan maupun petani perk ebunan (karet dan sawit ) sehingga pada ak hirnya dapat mendorong k inerja sekt or indust ri pengolahan jauh lebih baik dibanding pencapaian t riw ulan sebelumnya.


(30)

Grafik 1.3

Perk embang an Lifting M iny ak Bumi Provinsi Sumsel

Sum ber: Direkt orat Jenderal Minyak dan Gas Bumi, Depart emen Energi dan Sum ber Daya M i neral

Grafik 1.2

Perk embang an Jumlah Pe langgan dan Penju alan Air Bersih

Sum ber : PT PD AM Tirt a M usi

Pert umbuhan ek onomi sektor Listrik,

Gas, dan Air Bersih (LGA) tercatat sebesar 5,5%

(yoy). Selesainya program konversi minyak t anah k e gas menjadi salah sat u pendorong ut ama melambat nya kinerja subsek t or gas k ota. Sementara it u, membaik nya k inerja subsekt or Air Bersih yang diindikasik an dengan bertambahnya jumlah pelanggan PDAM sebesar 25,90% (yoy) dan meningk at nya penjualan air bersih sebesar 10,86% (yoy) menjadi penahan melambat nya sekt or LGA.

Sektor pertanian mengalami perlambat an

pert umbuhan t ahunan yak ni menjadi sebesar 4,6% (yoy) yang disebabk an menurunnya k inerja subsekt or tanaman bahan mak anan (tabama). Berdasarkan hasil survei di beberapa sent ra pertanian diindik asikan t erjadi penurunan produk t ivit as tabama dibandingkan dengan k ondisi pada t ahun sebelumnya yang salah sat unya diak ibat kan panen gadu t ahun ini k urang optimal disebabkan banyak nya serangan hama dan bencana alam sepert i banjir. Sement ara itu, t ingginya harga komoditas k aret dan saw it di pasar int ernasional dibandingk an dengan k ondisi pada tahun sebelumnya memberikan dorongan k epada pet ani perkebunan unt uk lebih produk t if dan memberik an dampak posit if t erhadap t ingginya k inerja subsek t or perkebunan.

Sektor pertambangan dan

penggalian merupak an sek t or ek onomi

yang mengalami pert umbuhan tahunan paling rendah yak ni sebesar 1,6% (yoy) namun relat if lebih baik dibandingk an k inerja tahunan pada t riw ulan sebelumnya yang t ercatat sebesar 0,6% (yoy). Berdasarkan pemantauan pada beberapa perusahaan yang bergerak di sek t or ini, menguat nya harga minyak bumi dan bat u bara t idak diiringi dengan peningk at an jumlah produk si yang signif ik an sehingga menyebabkan k inerja sekt or pert ambangan belum opt imal.


(31)

BAB 1 - Perk embangan Ek onomi Makro Regional

1 3

DAM PAK ACFTA TERHADAP SEKTO R UNGGULAN ZO NA SUMBAGSEL

Analisis ini didasark an at as hasil quick survey “ Dampak Perdagangan Bebas ACFTA

t erhadap Kinerja Perusahaan” . Responden t erdiri at as 3 sekt or (pert anian, industri, perdagangan) masing-masing sebanyak 25, 17 dan 14. M ayoritas responden adalah usaha besar dan usaha menengah. Lokasi survei adalah empat provinsi d i Sumbagsel (Sumat era Selatan, Lampung, Bengk ulu, dan Bangk a Belit ung) dengan dist ribusi awal set iap provinsi sesuai dengan proporsi PDRB sek t oral.

Rat a-rat a pangsa domest ik responden mencapai 77,05% dengan negara t ujuan ek spor ut ama Eropa, ASEAN, dan China. Mayorit as responden memilik i badan huk um PT yang t elah berdiri lebih dari 10 t ahun. Tujuan penjualan utama adalah perseorangan dan perusahaan lain. Adapun ju mlah responden yang t ujuan penjualan ut amanya ek spor adalah sebesar 13,08% .

M ayorit as responden berpendapat bahwa ACFTA t idak berdampak signif ik an. Sebanyak 35,6% responden berpendapat bahwa ACFTA akan mengunt ungkan. Responden yang berpendapat ACFTA ak an merugik an hanya sebesar 18,6% responden.

Berdasarkan sek t or, mayorit as responden di sek t or pertanian dan sek t or indust ri berpendapat bahwa ACFTA t idak berdampak signif ik an. Responden sek t or pert anian t erlihat lebih opt imis d ibandingk an sek tor indust ri maupun perdagangan. Adapun ek spekt asi responden sek tor perdagangan at as dampak ACFTA cuk up beragam. Berdasarkan hal t ersebut , sek t or pert anian diperkirakan sebagai sekt or yang berprospek posit if t erk ait adanya ACFTA.

M ayorit as responden (48,8% ) berpendapat bahw a dampak ACFTA adalah sedang, sebanyak 41,6% responden berpendapat bahwa dampak ACFTA ringan, sement ara responden yang berpendapat ACFTA berdampak berat hanya sebanyak 9,8% responden.

Su plem en 2

Grafik 1

Dampak Perd agangan Bebas ACFTA menurut Sektor

Tabel 1

Pengaruh M asukny a Ba rang dar i ASEAN-China terhadap Indik ator Kin erj a Perusahaan

perubahan (% )*

Omset 0.38

Profit 0.00

Kas 0.22

Produksi 1.22

Stok 0.91

Kapasitas 1.22

Tenaga Kerj a -1.96


(32)

M enurut hasil quick survey, masuk nya barang dari ASEAN dan Cina relat if t idak

berpengaruh signif ik an t erhadap omset , keunt ungan, arus k as, produk si, persediaan, ut ilisasi, dan tenaga kerja. Hal ini dapat terjadi karena meningk at nya ak t ivit as ek onomi dan perdagangan pasca masuk nya barang dari ASEAN dan Cina. Walaupun demik ian, variasi pada sampel cuk up t inggi.

Walaupun rata-rata tert imbang menunjuk kan bahw a pengaruh masuknya barang dari ASEAN-China akan menurunkan penggunaan t enaga k erja, namun dampak nya relat if kecil

dan variasi ant ar sampel t inggi yang d isebabk an oleh adanya dua sampel outlier. Pada

umumnya, responden menyat ak an bahw a t idak merasakan dampak tersebut t erhadap penggunaan tenaga kerja.

Perbedaan perubahan indik at or k inerja antar sek tor hanya terjadi secara signif ik an pada

perubahan omset yang dik onf irmasi oleh uji Chi-Square unt uk pert anyaan non parametrik

unt uk pengaruh masuk nya barang dari ASEAN Cina (naik /t urun/st abil).

M enurut sk ala usaha, t erdapat perbedaan pengaruh masuk nya barang dari ASEAN dan China pada beberapa indik ator k inerja perusahaan, yait u omset , keunt ungan, dan t enaga k erja. Sk ala usaha yang lebih besar lebih mampu menjaga omset dan k eunt ungannya t et ap st abil at au meningk at . Sebalik nya, usaha yang bersk ala lebih k ecil cenderung mengalami penurunan omset dan k eunt ungan k et ik a barang-barang dari ASEAN dan China masuk . Tenaga k erja pada usaha k ecil cenderung menurun setelah masuknya barang-barang dari ASEAN dan China.

Tabel 2

Pengaruh M asukny a Ba rang dar i ASEAN-China terhadap Indik ator Kinerja Perusaha an, menurut Omset p er Bulan


(33)

BAB 1 - Perk embangan Ek onomi Makro Regional

1 5

Berdasarkan pengolahan data, biaya bahan bak u, biaya bunga, biaya tenaga kerja dan biaya lainnya tidak berbeda signif ik an ant ara k ondisi sebelum ACFTA dan sesudah ACFTA.

Unt uk menghadapi meningkat nya persaingan dari berlak unya perdagangan bebas ACFTA, mayorit as responden belum merealisasik an langk ah at aupun kebijak an tertent u. Persiapan yang paling banyak dilak uk an adalah melak uk an invest asi, k hususnya dalam meningk atk an k apasitas produk si (43,3% responden). Disamping it u, perusahaan juga melak uk an penyesuaian harga (38,5% ) dan ju ga merubah strategi pemasarannya langsung k epada k onsumen (38,9% ).

Pada masa yang akan dat ang, mayorit as responden (90,2% ) t idak merencanak an pengurangan t enaga k erja. Begit upun pada masing-masing sekt or yang diamati. Namun, secara relat if sek t or indust ri merupakan sek t or yang paling mungk in mengurangi t enaga k erjanya dibandingk an dua sek t or lainnya.

Tabel 3

Langkah d an Keb ija kan untuk M enghadapi ACFTA

Tabel 3

Rencana Pengurangan Tenag a Kerj a Sektor Usaha Ya Tidak Pertani an 8.3% 91. 7%

Industri 14. 3% 85. 7%

Perdag angan 7.7% 92. 3%


(34)

Terk ait dengan kebijak an pemerint ah unt uk mendorong k egiatan usaha, mayoritas responden mengingink an agar pemerint ah mempermudah ak ses kredit bank , membangun inf rastrukt ur, meningk atk an kepast ian pasokan energi, melonggark an kebijakan perdagangan, dan mempermudah proses perolehan SNI.

Sebagian besar responden (73,6% ) merasa opt imis dengan k ondisi usaha pada masa yang ak an datang dengan adanya ACFTA, 11,3% sangat opt imis. Sement ara responden yang k urang opt imis hanya sebesar 15,1% .

Gambar 1 .


(35)

BAB 1 - Perk embangan Ek onomi Makro Regional

1 7

Tabel 1. 2

Laju Pertumbuhan Triwul anan (qtq) Se ktora l PDRB Provinsi Sumat era Se lat an ADHK 20 00 (% ) Lapangan Usaha

200 9 201 0 II III IV I II Pert anian 9.8 18. 2 (18. 9) 3.6 5.4 Pert am bangan

dan Pe nggalian 0.8 1.4 (0.7 ) (0.9) 2.0 Indust ri

Pengola han 3.5 4.9 (2.2 ) (1.7) 4.6 LGA 0.8 3.4 5.3 3.9 1.1 Bang una n 3.6 4.6 1.7 (2.9) 4.8 PHR 1.9 5.3 (2.0 ) 0.2 3.0 Pengan gkut an &

Kom unikasi 1.4 4.8 4.7 1.0 2.6 Keu., Persewaan &

Jasa Perusahaan 0.4 2.3 0.3 3.6 0.7 Jasa-jasa 3.2 2.6 1.4 0.4 3.9 Total PDRB 3.5 6.5 (4.4) 0.2 3.6

Sumber : BPS Provinsi Sumat era Selat an, diolah

Grafik 1.4

PDRB dan Laju Per tumbuhan Tr iw ulan an PDRB Provinsi Sumse l ADHK 2 000

Sum ber: BPS Provinsi Sumat era Selatan, diolah

1.2. Perkembangan Ekonomi M akro Regional Sisi Sektoral Secara Triw ulanan Perek onomian Sumsel secara t riw ulanan mengalami peningk at an sebesar 3,6% (qtq). Pert umbuhan t riw ulanan dimak sud mengalami perbaikan dibandingk an t riw ulan sebelumnya yang mencatatk an

k inerja triw ulanan sebesar 0,3% (qt q). Selain fak t or sik lik al yak ni t riw ulan II masih t erjadi panen t abama di beberapa w ilayah, meningk at nya harga k omodit as primer dan k ondisi cuaca yang k ondusif t elah mendorong k inerja perek onomian t erus meningkat .

Sesuai dengan sik lusnya,

k inerja perek onomian pada t riw ulan II 2010 dit andai dengan pert umbuhan posit if di seluruh sek t or perek onomian. Kinerja sek t or pertanian dipredik si mengalami pert umbuhan paling t ingg i seiring semak in

membaik nya harga k omodit as primer dan cuaca yang k ondusif bagi subsekt or perkebunan karet dan sawit . Andil sek t or pertanian t erhadap laju pert umbuhan t riw ulanan pun diperkirak an relat if besar yakni sebesar 28,81% .

Sekt or lainnya yang mengalami laju pert umbuhan cuk up t inggi diant aranya adalah sek t or bangunan dan sek t or indust ri pengolahan yang t umbuh pada k isaran 4 hingga 5 % (qt q). Adapun sek t or ek onomi yang

mengalami pert umbuhan t riw ulanan paling rendah adalah sek t or keuangan, persewaan dan jasa perusahaan dengan laju pert umbuhan ek onomi t riwulanan di bawah 1% (qt q).


(36)

Grafik 1.7

Perk embang an Harga Tand an Buah Segar di Sumatera Se latan

Sum ber: Dinas Perkebu nan Provinsi Sumat era Selat an, diolah Dari segi k ont ribusi, sek tor pertambangan dan penggalian masih merupakan penyumbang PDRB yang paling besar dengan pangsa sebesar 22,2% . Kont ribusi sek t or pertambangan dan penggalian mengalami penurunan set elah pada triw ulan sebelumnya t ercatat memberi sumbangan sebesar 22,6% . Adapun k ont ribusi sek tor pertanian diproyek sikan meningkat dengan sumbangan sebesar 19,5% .

Kinerja sektor pertanian mengalami pertumbuhan sebesar 5,4% (qt q). Kondisi

t ersebut lebih baik dibandingk an kinerja pada triw ulan sebelumnya yang mengalami pert umbuhan triw ulanan sebesar 3,6% (qt q). Rendahnya curah hujan dibandingk an t riw ulan sebelumnya berdampak posit if terhadap produk t ivitas subsek t or t anaman perkebunan (terut ama k aret ) dan menjadi pendorong ut ama meningk at nya k inerja sektor pertanian. Hal ini pun semakin didukung oleh t erus membaik nya harga komodit as primer, baik di pasar int ernasional maupun domest ik.

Grafik 1.6

Perkembang an Curah Hujan di Sumat era Se lat an

Sum ber: St asiun Klim at ologi Ke nt en

Grafik 1.5

Kontribusi Se ktor Ekonomi PDRB Provinsi Sum ate ra Sel atan Triwul an I I 201 0


(37)

BAB 1 - Perk embangan Ek onomi Makro Regional

1 9

Grafik 1.8

Perkembang an Konsumsi Sem en

Sum ber : Asosiasi Sem en In do nesia, diolah

Dari sub sekt or tabama, selesainya masa panen raya menyebabkan produk si subsekt or tersebut mengalami penurunan cuk up tajam. Hal tersebut t erk onf irmasi oleh dat a dari Dinas Tanaman Pangan dan Hort ik ult ura Provinsi Sumsel yang menunjuk kan t erjadinya penurunan luas panen padi sebesar 58,11% (qt q).

Kondisi sektor bangunan mengalami pert umbuhan sebesar 4,8% (qt q), k inerja

t ersebut jauh lebih t in ggi dibandingk an dengan kinerja pada t riw ulan sebelumnya yang mengalami k ont rak si sebesar 2,9% (qt q).

Walaupun berdasarkan k egiatan survei bisnis diperoleh inf ormasi bahw a permint aan propert i unt uk perumahan t ipe menengah ke bawah masih meningk at , pemberlak uan pajak at as k elebihan luas t anah yang berlak u sejak bulan M aret lalu, sedik it banyak mempengaruhi minat k onsumen t erhadap

perumahan. Sementara it u,

mengkonf irmasi arah pert umbuhan sekt or propert i, data Asosiasi Semen Indonesia menunjuk k an terjadi peningkatan penjualan semen sebesar 21,40% (qt q).

Tabel 1. 3

Realisasi Lu as Tan am (LT) dan Lu as Pan en (LP) Provinsi Sumater a Sel atan (da lam H a)


(38)

Kinerja sektor industri pengolahan pada triwulan ini mengalami perbaikan dibandingk an k ondisi pada triw ulan sebelumnya yang mengalami k ont rak si pertumbuhan t riw ulanan sebesar 1,7% (qtq). Berdasarkan hasil Survei Kegiat an Dunia Usaha, w alaupun k ondisi cuaca sangat k ondusif dalam mendorong t erjaganya k et ersediaan bahan bak u, para

pelak u indust ri pada subsektor indust ri pengolahan non migas (khususnya crumb rubber)

mengalami k esulit an dalam penyediaan bahan bak u yang berk ualit as. Namun demik ian, k inerja sek t or tersebut cuk up t ert olong dengan membaik nya permint aan ek spor dan harga di pasar int ernasional yang t erus menguat .

Rat a-rat a harga karet di pasar internasional pada t riw ulan ini mencapai USD370,28

cent /k g at au mengalami peningk at an sebesar 11,41% dibandingkan rata-rata harga pada

t riw ulan sebelumnya yang tercat at sebesar USD332,36 cent /k g. Sementara it u rata-rata

harga CPO dunia t ercatat sebesar USD781,46/met rik t on atau mengalami peningk atan sebesar 2,55% dibandingk an dengan rata-rata harga pada t riw ulan sebelumnya.

Laju pert umbuhan sektor jasa-jasa sebagai penunjang perek onomian t idak t erpaut

jauh dibandingk an kinerja sek t or indust ri pengolahan yak ni mengalami pertumbuhan t riw ulanan sebesar 3,9% (qtq), relat if lebih baik dibandingk an triw ulan sebelumnya yang mengalami pert umbuhan t riwulanan sebesar 0,4% (qt q). Selain sek t or indust ri pengolahan,

sek t or lainnya yang mendukung peningk atan k inerja sekt or jasa-jasa adalah sek t or PHR yang juga ditengarai mengalami peningk at an relat if lebih t inggi d ibandingk an k ondisi t riw ulan sebelumnya.

Grafik 1.9

Perk embang an Harga Kar et di Pasar Intern asional

Sum ber: Bloom berg

Grafik 1.1 0 Perk embang an Harga CPO

di Pasar Intern asional


(39)

BAB 1 - Perk embangan Ek onomi Makro Regional

2 1

Grafik 1.1 2

Perk embang an Tingkat Penghunian Kamar dan Jumlah W isataw an

Sum ber: BPS Provinsi Sum at era Selat an

Grafik 1.1 1

Perk embang an Pendafta ran Kendar aan Bermotor

Sumber: Dispenda Pr ovinsi Sum at era Selat an

Kinerja sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran (PHR) mengalami

pert umbuhan sebesar 3,0% (qt q) sebagai dampak meningk at nya k onsumsi masyarakat t erutama di subsek t or perdagangan besar & eceran. Kondisi t ersebut terk onf irmasi oleh dat a pendaf taran kendaraan baru dari Dispenda Provinsi Sumat era Selat an yang menunjuk k an bahw a pendaft aran mobil baru mengalami peningk at an sebesar 19,16% (qt q) dan pendaf t aran mot or mengalami peningk atan sebesar 27,88% (qtq). Tidak berbeda dengan subsek t or perdagangan, k inerja subsek t or perhotelan pun diperkirakan mengalami peningk at an yang dit andai dengan meningkat nya sewa kamar dan ruang pert emuan.

Sektor pengangkutan dan komunikasi pada t riw ulan ini mengalami

pert umbuhan triw ulanan sebesar 2,6% (qt q), lebih baik dibandingkan k inerja yang dit orehk an pada t riwulan lalu yang mencapai 1,0% (qt q). Tarif k omunik asi seluler yang semakin murah dan permint aan k onsumen yang tetap tinggi diyak ini mampu menjaga k inerja subsekt or k omunik asi. Pada subsektor pengangk utan, beberapa k egiat an nasional yang diselenggarak an di Sumsel dan masa liburan sekolah diyak ini telah mendorong pert umbuhan subsekt or ini. Dat a dari PT. Angk asa Pura II dan dari PT. Pelindo masih menunjuk k an t ingk at ak t ivit as pengangk ut an yang cuk up t inggi dan mengalami peningk at an dibandingk an triw ulan sebelumnya, terutama unt uk penumpang domest ik .


(40)

M embaik nya harga-harga k omodit as unggulan di pasar int ernasional cukup

membant u sekt or pert ambangan dan penggalian. Kinerja sektor pertambangan dan

penggalian tercat at mengalami pert umbuhan sebesar 2,0% (qt q) diband ingk an t riw ulan

sebelumnya. Kinerja sekt or ini pada t riw ulan sebelumnya mengalami k ont rak si

pert umbuhan sebesar 0,9% (qt q). Hasil mon itoring pada beberapa pelaku usaha

menunjuk k an bahw a stagnannya kapasit as produk si yang dialami pelak u usaha serta t ingginya harga bahan bak u masih merupakan penyebab k urang opt imalnya produk t ivitas subsekt or pertambangan. Rata-rat a harga bat u bara di pasar int ernasional pada t riw ulan ini t ercatat di level USD62,90/met rik t on atau mengalami peningk atan sebesar 7,89% (qt q) dibandingk an posisi t riw ulan sebelumnya.

Grafik 1.1 4

Perk embang an Penumpang Angkutan Laut Pel abuhan Boom Baru Provinsi Sumsel

Sum ber : PT. Pelin do Boom Baru , diolah

Grafik 1.1 3

Perk embangan Penumpang Angkutan Uda ra

Sum ber : PT. Angkasa Pura II, diolah

Grafik 1.1 5

Perk embang an Harga Batu Ba ra di Pasar Intern asional

Sum ber: Blo om berg

Grafik 1.1 6

Perk embang an Harga M inya k Bumi di Pasar Intern asional


(41)

BAB 1 - Perk embangan Ek onomi Makro Regional

2 3

Sektor listrik, gas, dan air bersih (LGA) t umbuh sebesar 1,1% (qt q) atau

mengalami perlambatan dibandingk an dengan k inerja t riw ulan sebelumnya yang mencapai 3,9% (qt q). Salah satu indikat ornya tercermin dari data penjualan Liquid Pet roleum Gas (LPG) yang menunjuk kan penurunan. Program konversi minyak tanah ke LPG cukup t erganggu dengan isu keamanan penggunaan tabung LPG uk uran 3k g sehingga t erjadi penurunan k onsumsi LPG ukuran t ersebut . Di sisi lain, dat a k onsumsi list rik dari PT PLN Wilayah Sumatera Selatan, Jambi, dan Bengk ulu (WS2JB) yang menunjuk kan terjadinya peningk at an konsumsi list rik dibandingk an triw ulan sebelumnya.

Sektor keuangan, persew aan, dan jasa perusahaan t ercatat mengalami laju

pert umbuhan t riw ulanan paling rendah yak ni sebesar 0,7% (qt q). Kondisi t ersebut jauh lebih rendah dibandingk an pencapaian triw ulan sebelumnya yang mencat at kan laju pert umbuhan t riw ulanan sebesar 3,6% (qt q).

Grafik 1.1 7 Perkembang an Penjualan LPG

Sumber : PT. Pert am ina UPM S II

Grafik 1.1 8

Perk embang an Konsumsi Listrik Total dan Se ktor Rumah Tangg a

Sum ber : PT. PLN WS2JB

Grafik 1.1 9

Perkembang an Konsumsi Listrik Se ktor Sosia l dan Pemerint ah

Sum ber : PT. PLN W S2JB

Grafik 1.2 0

Perk embang an Konsumsi Listrik Se ktor Bisnis dan Industri


(42)

Grafik 1.2 1

Perk embang an Inde ks Ketepat an Wa ktu Pembel ian (Konsumsi) Barang Tahan Lama

Sum ber : Survei Konsum en K BI Palem bang

1.3. Perkembangan Ekonomi M akro Regional Sisi Penggunaan Secara Tahunan Pada sisi penggunaan, pert umbuhan ek onomi t riwulan II 2010 secara tahunan didominasi

oleh konsumsi, t erut ama k onsumsi rumah tangga.Pert umbuhan k onsumsi adalah sebesar

4,3% (yoy), mengalami percepat an apabila dibandingk an dengan pert umbuhan t riw ulan sebelumnya yang mencapai 3,5% (yoy).

Tabel 1. 4

Pertumbuhan Ekonomi Tahunan (yoy) Pro vinsi Sum ater a Sel atan ADHK 200 0 menurut Pengguna an Tahun 2 009 –2 01 0 (%)

Sum ber : BPS Provinsi Sum at era Selat an, diolah

Pert umbuhan k onsumsi rumah t angga diproyek sikan sebesar 5,7% (yoy) sedangkan k onsumsi lembaga swasta nirlaba dan k onsumsi pemerintah masing-masing diproyek sikan

mengalami pert umbuhan negat if sebesar 14,6% (yoy) dan 3,0% (yoy).

M elambat nya k inerja k onsumsi rumah t angga dibandingk an t riw ulan sebelumnya juga t erk onfirmasi oleh penurunan Indek s Ketepatan Wak t u Pembelian (Konsumsi) Barang Tahan Lama pada Survei Konsumen yang dilak uk an KBI Palembang.

Sement ara itu dari sisi perdagangan int ernasional, k egiat an ek spor diproyek sik an mengalami peningk at an sebesar 21,1% (yoy), mengalami ak selerasi dibandingk an dengan k ondisi pada t riwulan sebelumnya yang t umbuh sebesar 6,0% (yoy). Sement ara it u, impor juga diperkirak an mencatat pert umbuhan t ahunan sebesar 14,3% (yoy), namun mengalami perlambatan dibandingk an dengan k inerja t ahunan pada t riw ulan sebelumnya yang mencapai 12,9% (yoy).


(43)

BAB 1 - Perk embangan Ek onomi Makro Regional

2 5

Grafik 1.2 2

Perk embang an Konsumsi BBM di Provinsi Sumsel

Sum ber : Pert am ina UPM S II Palem ban g

Grafik 1.2 3

Perk embang an Nila i Tu kar Rupi ah Terhad ap US Doll ar

Sum ber : W ebsit e Ba nk Ind onesia, diola h

1.4. Perkembangan Ekonomi M akro Regional Sisi Penggunaan Secara Triw ulanan

Komponen PDRB Penggunaan yang mengalami pert umbuhan triw ulanan paling t inggi adalah k onsumsi pemerint ah dengan pert umbuhan sebesar 11,7% (qt q). Kondisi t ersebut beberapa diantaranya merupakan dampak mulai direalisasik annya beberapa pengeluaran rut in pemerintah dan juga investasi pemerint ah (proyek pembangunan).

Konsumsi secara tot al hanya mengalami pert umbuhan sebesar 1,7% (qt q). Namun demik ian, k ondisi t ersebut lebih baik dibandin gkan k inerja triwulan sebelumnya yang mengalami k ont rak si sebesar 3.6% (qt q). Komponen k onsumsi memberik an andil sebesar 1,2% , diatas andil komponen invest asi yang sebesar 0,7% . Sement ara it u, k onsumsi lembaga sw ast a nirlaba sedik it meningk at dibandingk an t riw ulan sebelumnya.

Ek spor mengalami pert umbuhan pada k isaran 11,2% (qt q), mengalami peningk at an tajam dibandingk an k inerja t riw ulan sebelumnya yang mengalami k ontraksi sebesar 6,9% . Meningk at nya ek spor dibandingk an triwulan sebelumnya lebih banyak disebabk an oleh f ak t or meningkat nya

harga k omodit as unggulan di pasar domest ik maupun int ernasional. Sement ara it u, nilai Rupiah yang t erus menguat t erhadap US Dollar diyak ini t elah mendorong k inerja impor Sumsel. Penguatan nilai Rupiah dalam kurun w akt u sat u t ahun t erak hir rata-rata meningk at sebesar 4,7% set iap t riw ulannya.


(44)

Tabel 1. 5

Pertumbuhan Ekonomi Triw ul anan (qtq) Pro vinsi Sum ater a Sel atan ADHK 200 0 menurut Pengguna an Tahun 2 009 –2 01 0 (%)

Sum ber : BPS Provinsi Sum atera Selat an

1.5. Struktur Ekonomi

Berdasarkan strukturnya, PDRB Sumsel masih dit opang oleh sektor primer yak ni sektor

pertanian serta sek t or pert ambangan dan penggalian dengan pangsa sebesar 41,7% . Pangsa sekt or primer tersebut relat if sedik it menurun dibandingk an k ondisi t riw ulan sebelumnya. Penurunan pangsa di sek t or primer t erut ama didorong penurunan pangsa sek t or pertambangan dari sebesar 22,6% menjadi 22,2% .

Sektor sekunder diproyek sik an

sedik it mengalami peningk atan pangsa dari t riw ulan sebelumnya, yak ni menjadi sebesar 25,6% . Pangsa subsek t or indust ri pengolahan dan subsek t or bangunan diperk irakan mengalami peningk atan dibandingk an t riwulan sebelumnya yakni masing-masing menjadi sebesar 17,2% dan 8,0% . Sement ara subsekt or LGA diperk irakan t idak mengalami perubahan yak ni t et ap sebesar 0,5% .

Pangsa sektor tersier sedik it menurun dari sebesar 32,9% pada triw ulan

sebelumnya menjadi 32,7% . Hal tersebut t erut ama disebabk an t erjadinya penurunan pangsa hampir pada semua subsekt or pembent uk nya kecuali subsek t or pengangk ut an dan k omunik asi sert a subsekt or jasa-Jasa.

Grafik 1.2 4

Struktur Ekonomi Prov insi Sumat era Selat an


(45)

BAB 1 - Perk embangan Ek onomi Makro Regional

2 7

Dari sisi penggunaan, w alaupun secara st rukt ural k omponen k onsumsi masih

memperlihat kan peran yang dominan pada PDRB Sumsel, namun pangsa komponen t ersebut mengalami penurunan menjadi 70,7% dibandingkan pangsa t riwulan sebelumnya yang mencapai 71,7% .

M eningk at nya k ontribusi k omponen ek spor yang relat if besar cuk up berdampak pada peningkatan k ont ribusi k omponen ek st ernal menjadi 7,5% dari pangsa t riw ulan sebelumnya yang sebesar 5,2% . Sebagai k onsekuensinya, k omponen int ernal tercatat mengalami penurunan k ont ribusi dibandingkan k ondisi t riwulan sebelumnya yak ni menjadi sebesar 93,5% .

Tabel 1. 7

Struktur Ekonomi Pengguna an Pro vinsi Sum atera Sel atan (% )

Sum ber : BPS Provinsi Sum at era Selat an, diola h

Tabel 1. 6

Struktur Ekonomi Se ktora l Pro vinsi Sum ater a Sel atan (%)


(46)

Tabel 1. 8

Perk embang an Nilai Ekspor Komoditas Utam a Provinsi Sumat era Se lat an (USD)

Sum ber : Direkt orat St at ist ik Ekonom i dan M onet er Ba nk In do nesia

1.6. Perkembangan Ekspor Impor 1.6.1. Perkembangan Ekspor

Nilai ekspor selama t iga bulan t erak hir (M aret - Mei 2010) tercatat sebesar USD745,25 juta, meningk at sebesar 138,28% (yoy) dibandingk an nilai ekspor pada periode yang sama t ahun sebelumnya yang sebesar USD312,76 jut a. Dibandingk an dengan t riw ulan sebelumnya, nilai ek spor t ercat at meningkat sebesar 50,55% (qt q) dari sebesar USD495,01 jut a. Berdasarkan k omodit as, pangsa nilai ekspor t erbesar masih dido minasi oleh komod itas k aret dengan pangsa sebesar 86,61% .

Nilai ek spor Sumsel t ahun 2010 sampai dengan bulan M ei 2010 (yt d) t ercatat sebesar USD1.011,00 jut a atau meningk at sebesar 91,21% (yoy) dibandingk an dengan posisi yang sama pada tahun sebelumnya yang tercatat sebesar USD528,75 jut a.

Tabel 1. 9

Perk embang an Bulanan Nilai Ekspor Komoditas Utama Provinsi Sumat era Sel atan (USD Juta)

Sum ber : Direkt orat St at ist ik Ekonom i dan M onet er Ba nk In do nesia

Berdasarkan volume, ek spor pada periode Maret - Mei 2010 t ercat at sebesar 566,63 ribu t on, meningk at sebesar 16,61% (yoy) dibandingk an periode yang sama t ahun sebelumnya yang t ercat at sebesar 485,91 ribu ton. Sement ara dibandingk an t riw ulan sebelumnya mengalami peningk atan sebesar 3,91% (qt q) dari sebesar 545,31 ribu t on.

May Jun Ju l Aug Sep Oct Nov Dec Jan Feb Mar Apr May Total Ekspor 116.96123.93 139.07 142.89 111.12 186.09 149.16 229.26 74.38 250.16191.37 240.32 254.77

Kare t 86.55 78.82 97.03 85.54 73.65 91.82108.82 59.06149.97 224.74162.39 213.46 207.29 Batu ba ra 3.47 4.35 6.11 5.86 3.84 6.07 2.89 3.02 3.73 1.97 1.46 4.17 4.72 Sa w it 20.24 10.86 13.02 28.44 16.13 36.24 23.97 54.70 5.40 16.36 8.20 9.74 25.70 Lai n- lai n 13.67 22.94 22.90 23.04 17.49 34.97 30.48 21.58 6.18 10.65 15.77 12.94 17.06

2010 2009


(47)

BAB 1 - Perk embangan Ek onomi Makro Regional

2 9

Volume ek spor Sumsel t ahun 2010 sampai dengan bulan Mei 201 0 t ercatat sebesar 838,67 ribu t on at au menurun sebesar 1,74% (yoy) dibandingk an periode yang sama t ahun sebelumnya yang t ercat at sebesar 853,55 ribu t on.

Berdasarkan negara t ujuan ek spor, ek spor ke Amerika Serik at mengalami peningk at an pada t riw ulan ini dengan pangsa sebesar 24,69% , lebih t ingg i diband ingkan t riw ulan sebelumnya yang hanya mencapai 23,82% . Sementara ekspor k e Cina mengalami

penurunan pangsa dari sebesar 26,13% pada t riw ulan sebelumnya menjadi 18,13% .

Grafik 1.2 5 Perk embangan Nila i Ekspor

Provinsi Sumate ra Selatan

Sumber : Direkt orat St atist ik Ekonom i dan M onet er Bank Indo nesia

Grafik 1.2 6

Perk embang an Volum e Ekspor Provinsi Sumate ra Selatan

Sumber : Direkt orat St atist ik Ekonom i dan M onet er Bank Indo nesia

Grafik 1.2 7

Perkembang an Ekspor Provinsi Sumat era Se lat an Berdasark an Nega ra Tujuan

Sum ber : Direkt orat St at ist ik Ekonom i dan M onet er Bank In do nesia

Grafik 1.2 8

Pangsa Ekspor Prov insi Sumat era Selat an Berd asark an Negara Tujuan M ar 1 0-M ei 1 0

Sum ber : Direkt orat St at ist ik Ekonom i dan M onet er Bank In do nesia


(48)

Tabel 1. 11

Perk embang an Bulanan Nilai Impor Komodi tas Pi lihan Prov insi Sumat era Selat an (USD Juta)

Sum ber : Direkt orat St at ist ik Ekonom i dan M onet er Ba nk In donesia

1.6.2. Perkembangan Impor

Nilai impor periode Maret - Mei 2010 tercatat sebesar USD129,92 jut a, meningkat sebesar 132,69% (yoy) dibandingk an periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar USD59,05 jut a. Dibandingk an dengan t riw ulan sebelumnya terjadi peningk at an nilai impor sebesar 120,02% (qt q) dari sebesar USD59,05 jut a. Peningk atan nilai impor secara t riw ulanan ini t erk ait dengan meningk at nya impor mesin indust ri yang banyak digunakan dalam menunjang k egiatan sekt or pert ambangan dan indust ri pengolahan.

Nilai impor Sumsel tahun 2010 sampai dengan bulan Mei 2010 (yt d) t ercatat sebesar USD167,19 jut a, meningk at sebesar 101,13% (yoy) dibandingk an dengan posisi yang sama pada t ahun sebelumnya yang t ercat at sebesar USD83,13 jut a.

Volume impor pada periode ini t ercat at sebesar 116,69 ribu t on at au meningkat sebesar 108,18% (yoy) dibandingk an periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 56,05 ribu t on. Apabila dibandingk an dengan t riwulan sebelumnya, volume impor t ercatat mengalami peningk at an sebesar 93,09% (qt q) dari sebesar 60,43 ribu t on.

Tabel 1. 10

Perk embang an Nila i Impor Komoditas Pilihan Prov insi Suma ter a Selat an (USD)


(49)

BAB 1 - Perk embangan Ek onomi Makro Regional

3 1

Pangsa negara asal impor t erbesar pada periode ini masih d idom inasi negara Cina yak ni sebesar 60,07% , k emudian disusul oleh negara Amerika Serikat dengan pangsa sebesar 13,42% , dan negara M alaysia dengan pangsa sebesar 2,39% , Sement ara it u, pangsa negara asal impor t erbesar selama t ahun 2010 hingga Mei 2010 adalah negara Cina dengan pangsa sebesar 55,34% .

Grafik 1.3 1

Perkembang an Impor Provinsi Sumat era Selat an Berdasark an Nega ra Asal

Sumber : Direkt orat St atist ik Ekonom i dan M onet er Bank In do nesia

Grafik 1.3 2

Pangsa Impor Provinsi Sumat era Se lat an Berd asark an Negara Asal M ar 1 0-M ei 1 0

Sum ber : Direkt orat St at ist ik Ekonom i dan M onet er Bank In do nesia

Grafik 1.2 9 Perk embang an Nilai Impor Provinsi Sum ate ra Sel atan

Sum ber : Direkt orat St at ist ik Ekonom i dan M onet er Bank In do nesia

Grafik 1.3 0

Perk embangan Volume Impor Provinsi Sum ate ra Sel atan

Sum ber : Direkt orat St at ist ik Ekonom i dan M onet er Bank In do nesia


(1)

BAB 7 - Outlook Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Daerah  

 

101 

 

Tabel 7.3

Prediksi Beberapa Indikator Perekonomian pada Triwulan III 2010

Indikator Prediksi Faktor penyebab

Ekspor Moderat Harga komoditas dunia khususnya karet berada pada level yang cukup tinggi, namun Rupiah yang cenderung terapresiasi dapat membuat barang ekspor kurang kompetitif di pasar internasional. Impor Meningkat Pendapatan per kapita yang meningkat, nilai Rupiah yang

terapresiasi, dan implementasi AC-FTA.

Pertumbuhan Meningkat Potensi peningkatan pengeluaran pemerintah, walaupun terdapat hambatan dari sisi produksi terkait kenaikan biaya energi Inflasi Meningkat Bulan puasa dan Idul Fitri, kenaikan harga barang konstruksi,

ekspektasi kenaikan harga komoditas pangan, antisipasi kenaikan TDL, nilai Rupiah yang terapresiasi menurunkan biaya bahan baku impor

Pengangguran Menurun Meningkatnya produksi komoditas unggulan secara musiman Investasi Meningkat Membaiknya outlook perekonomian Indonesia dan adanya

rencana pembangunan terkait persiapan Sea Games 2011. Namun di sisi lain, terdapat perubahan alokasi sumber daya yang memperlambat investasi

Konsumsi domestik Moderat Kenaikan permintaan pada bulan puasa dan Idul Fitri, namun sedikit terhambat oleh kenaikan harga-harga

Kredit perbankan Moderat Risiko perekonomian menurun, namun terdapat perubahan alokasi sumber daya yang memperlambat investasi

*Prediksi mempertimbangkan kondisi terkini, ekspektasi, dan karakteristik siklikal secara relatif terhadap keadaan normal

                       


(2)

BAB 7 - Outlook Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Daerah  

102     

 

                         

Halaman ini sengaja dikosongkan

This page is intentionally blank  


(3)

DAFTAR ISTILAH

Mtm Month to month. Perbandingan antara data satu bulan dengan bulan sebelumnya

Qtq Quarter to quarter perbandingan antara data satu triwulan dengan triwulan

sebelumnya

Yoy Year on year. Perbandingan antara data satu tahun dengan tahun sebelumnya

Share Of Growth Kontribusi suatu sektor ekonomi terhadap total pertumbuhan PDRB

Investasi Kegiatan meningkatkan nilai tambah suatu kegiatan suatu kegiatan produksi melalui

peningkatan modal Sektor ekonomi

dominan

Sektor ekonomi yang mempunyai nilai tambah besar sehingga mempunyai pengaruh dominan pada pembentukan PDRB secara keseluruhan

Migas Minyak dan Gas. Merupakan kelompok sektor industri yang mencakup industri minyak

dan gas

Omzet Nilai penjualan bruto yang diperoleh dari satu kali proses produksi

Share effect Kontribusi pangsa sektor atau subsektor terhadap total PDRB

Indeks Keyakinan Konsumen (IKK)

Indeks yang menunjukan level keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini dan ekspektasi kondisi ekonomi enam bulan mendatang. Dengan skala 1-100

Indeks Harga Konsumen (IHK)

Sebuah indeks yang merupakan ukuran perubahan rata-rata harga barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat pada suatu periode tertentu

Indeks Kondisi Ekonomi

Salah satu pembentuk IKK. Indeks yang menunjukan level keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini, dengan skala 1-100

Indeks Ekspektasi Konsumen

Salah satu pembentuk IKK. Indeks yang menunjukan level keyakinan konsumen terhadap ekspektasi kondisi ekonomi saat ini, dengan skala 1-100

Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Pendapatan yang diperoleh dari aktifitas ekonomi suatu daerah seperti hasil pajak daerah, retribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah

Dana Perimbangan Sumber pendapatan daerah yang berasal dari APBN untuk mendukung pelaksanaan

kewenangan pemerintah daerah dalam mencapai tujuan pemberian otonomi daerah. Indeks

Pembangunan Manusia

Ukuran kualitas pembangunan manusia, yang diukur melalui pencapaian rata-rata 3 hal kualitas hidup, yaitu pendidikan, kesehatan, daya beli

APBD Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, Rencana keuangan tahunan pemerintah

daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh pemerintah yang dibahas dan disetujui bersama oleh pemerintah daerah dan DPR, dan ditetapkan dengan peraturan daerah

Andil inflasi Sumbangan perkembangan harga suatu komoditas/kelompok barang/kota terhadap

tingkat inflasi secara keseluruhan

Bobot inflasi Besaran yang menunjukan pengaruh suatu komoditas, terhadap tingkat inflasi secara

keseluruhan, yang diperhitungkan dengan melihat tingkat konsumsi masyarakat terhadap komoditas tersebut

Ekspor Dalah keseluruhan barang yang keluar dari suatu wilayah/daerah baik yang bersifat

komersil maupun bukan komersil.

Impor Seluruh barang yang masuk suatu wilayah/daerah baik yang bersifat komersil maupun


(4)

PDRB atas dasar harga berlaku

Penjumlahan nilai tambah bruto (NTB) yang mencakup seluruh komponen faktor pendapatan yaitu gaji, bunga, sewa tanah, keuntungan, penyusutan dan pajak tak langsung dari seluruh sektor perekonomian

PDRB atas dasar harga konstan

Merupakan perhitungan PDRB yang didasarkan atas produk yang dihasilkan menggunakan harga tahun tertentu sebagai dasar perhitungannya

Bank Pemerintah Bank-bank yang sebelum program rekapitalisasi merupakan bank milik pemerintah

(persero) yaitu terdiri dari bank Mandiri, BNI, BTN dan BRI Dana Pihak Ketiga

(DPK)

Simpanan masyarakat yang ada di perbankan terdiri dari giro, tabungan, dan deposito

Loan to Deposits Ratio (LDR)

Rasio antara kredit yang diberikan oleh perbankan terhadap jumlah dana pihak ketiga yang dihimpun

Cash inflows Jumlah aliran kas yang masuk ke kantor Bank Indonesia yang berasal dari perbankan

dalam periode tertentu

Cash Outflows Jumlah aliran kas keluar dari kantor Bank Indonesia kepada perbankan dalam periode

tertentu

Net Cashflows Selisih bersih antara jumlah cash inflows dan cash outflows pada periode yang sama

terdiri dari Netcash Outflows bila terjadi cash outflows lebih tinggi dibandingkan cash inflows, dan Netcash inflows bila terjadi sebaliknya

Aktiva Produktif Penanaman atau penempatan yang dilakukan oleh bank dengan tujuan menghasilkan

penghasilan/pendapatan bagi bank, seperti penyaluran kredit, penempatan pada antar bank, penanaman pada Sertifikat Bank Indonesia(SBI), dan surat-surat berharga lainnya.

Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR)

Pembobotan terhadap aktiva yang dimiliki oleh bamk berdasarkan risiko dari masing-masing aktiva. Semakin kecil risiko suatu aktiva, semakin kecil bobot risikonya. Misalnya kredit yang diberikan kepada pemerintah mempunyai bobot yang lebih rendah dibandingkan dengan kredit yang diberikan kepada perorangan

Kualitas Kredit Penggolongan kredit berdasarkan prospek usaha, kinerja debitur dan kelancaran

pembayaran bunga dan pokok. Kredit digolongkan menjadi 5 kualitas yaitu lancar, Dalam Perhatian Khusus (DPK), Kurang Lancar, Diragukan dan Macet

Capital Adequacy Ratio (CAR)

Rasio antara modal (modal inti dan modalpelengkap) terhadap Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR)

Financing to Deposit Ratio (FDR)

Rasio antara pembiayaan yang diberikan oleh bank syariah terhadap dana yang diterima. Konsep ini sama dengan konsep LDR pada bank umum konvensional

Inflasi Kenaikan harga barang secara umum dan terus menerus (persistent)

Kliring Pertukaran warkat atau Data Keuangan Elektronik (DKE) antar peserta kliring baik atas

nama peserta maupun atas nama nasabah peserta yang perhitungannya diselesaikan pada waktu tertentu

Kliring Debet Kegiatan kliring untuk transfer debet antar bank yang disertai dengan penyampaian

fisik warkat debet seperti cek, bilyet giro, nota debet kepada penyelenggara kliring lokal (unit kerja di Bank Indonesia atau bank yang memperoleh persetujuan Bank Indonesia sebagai penyelenggara kliring lokal) dan hasil perhitungan akhir kliring debet dikirim ke Sistem Sentral Kliring (unit kerja yang menagani SKNBI di KP Bank Indonesia) untuk diperhitungkan secara nasional


(5)

Non Performing Loans/Financing (NPLs/Ls)

Kredit atau pembiayaan yang termasuk dalam kualitas kurang lancar, diragukan dan macet.

Penyisihan

Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP)

Suatu pencadangan untuk mengantisipasi kerugia yang mungkin timbul dari tidak tertagihnya kredit yang diberikan oleh bank. Besaran PPAP ditentukan dari kualitas kredit. Semakin buruk kualitas kredit, semakin besar PPAP yang dibentuk, misalnya, PPAP untuk kredit yang tergolong Kurang Lancar adalah 15 % dari jumlah Kredit Kurang Lancar (setelah dikurangi agunan), sedangkan untuk kedit Macet, PPAP yang harus dibentuk adalah 100% dari totsl kredit macet (setelah dikurangi agunan)

Rasio Non Performing Loans/Financing (NPLs/Fs)

Rasio kredit/pembiayaan yang tergolong NPLs/Fs terhadap total kredit/pembiayaan. Rasio ini juga sering disebut rasio NPLs/Fs, gross. Semakin rendah rasio NPLs/Fs, semakin baik kondisi bank ybs.

Rasio Non Performing Loans (NPLs) – NET

Rasio kredit yang tergolong NPLs, setelah dikurangi pembentukan penyisihan penghapusan Aktiva Produktif (PPAP), terhadap total kredit

Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (BI RTGS)

Proses penyelesaian akhir transaksi pembayaran yang dilakukan seketika (real time) dengan mendebet maupun mengkredit rekening peserta pada saat bersamaan sesuai perintah pembayaran dan penerimaan pembayaran.

Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKN-BI) Industri Pekerja Pekerja Dibayar Pekerja Tidak Dibayar

I n p u t

Output

Nilai Tambah/Value

Added

Produktivitas

Tingkat Efisiensi

Sistem kliring bank Indonesia yang meliputi kliring debet dan kliring kredit yang penyelesaian akhirnya dilakukan secara nasional.

Suatu kegiatan yang mengubah barang dasar menjadi barang jadi/setengah jadi dan atau barang yang kurang nilainya, menjadi yang lebih tinggi nilainya termasuk kegiatan jasa industri, pekerjaan perakitan (assembling) dari bagian suatu industri.

Orang yang biasanya bekerja diperusahaan/usaha tersebut.

Oorang yang biasanya bekerja diperusahaan/usaha dengan mendapatkan upah/gaji dan tunjangan-tunjangan lainnya baik berupa uang maupun barang.

Pekerja pemilik dan pekerja keluarga yang ikut aktif dalam pengelolaan perusahaan tetapi tidak mendapatkan upah/gaji, tidak termasuk mereka yang bekerja kurang dari 1/3 jam kerja yang biasa di perusahaan.

Biaya antara yang dikeluarkan dalam kegiatan proses produksi/proses industri yang berupa bahan baku, bahan bakar, barang lainnya diluar bahan baku/penolong, jasa industri, sewa gedung dan biaya jasa non industri lainnya.

Nilai keluaran yang dihasilkan dari kegiatan proses produksi/proses industri yang berupa nilai barang yang dihasilkan, tenaga listrik yang dijual, jasa industri yang diterima, keuntungan jual beli, pertambahan stok barang setengah jadi dan penerimaan-penerimaan lainnya.

Selisih nilai output dengan nilai input atau biasa disebut dengan nilai tambah menurut harga pasar.

Rasio antara nilai out put dengan jumlah tenaga kerja baik yang dibayar maupun yang tidak dibayar.


(6)

         

Intensitas Tenaga Kerja

Gross Margin

Usaha

Perusahaan

Perusahaan Industri

Jasa Industri

Suatu rasio antara biaya upah/gaji yang dikeluarkan untuk tenaga kerja terhadap nilai tambah.

Persentase value added dikurangi biaya tenaga kerja dibagi output.

Kegiatan yang menghasilkan barang/jasa dengan tujuan sebagian atau seluruh hasilnya untuk dijual/ditukar dan atau menunjang kehidupan dan menanggung resiko.

Suatu unit usaha yang diselenggarakan/ dikelola secara komersil yaitu yang menghasilkan barang dan jasa sehomogen mungkin, umumnya terletak pada satu lokasi dan mempunyai catatan administrasi tersendiri mengenai produksi, bahan baku, pekerja dan sebagainya yang digunakan dalam proses produksi.

Diklasifikasikan menjadi empat kategori berdasarkan jumlah tenaga kerja tanpa memperhatikan penggunaan mesin maupun nilai dari aset yang dimiliki.

Kegiatan dari suatu usaha yang melayani sebagian proses industri suatu usaha industri atas dasar kontrak atau balas jasa ( fee ).