PERBEDAAN PENGARUH GAYA MENGAJAR LATIHAN DAN RESIPROKAL TERHADAP HASIL BELAJAR SERVIS ATAS BOLAVOLI PADA SISWA PUTRA EKSTRAKURIKULER BOLAVOLI SMP N 1 NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2010 2011

(1)

commit to user

i

PERBEDAAN PENGARUH GAYA MENGAJAR LATIHAN DAN RESIPROKAL TERHADAP HASIL BELAJAR SERVIS ATAS

BOLAVOLI PADA SISWA PUTRA EKSTRAKURIKULER BOLAVOLI SMP N 1 NGEMPLAK KABUPATEN

BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2010/2011

SKRIPSI Oleh:

FREDY BUDI M. K5606032

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2011


(2)

commit to user

ii

PERBEDAAN PENGARUH GAYA MENGAJAR LATIHAN DAN RESIPROKAL TERHADAP HASIL BELAJAR SERVIS ATAS

BOLAVOLI PADA SISWA PUTRA EKSTRAKURIKULER BOLAVOLI SMP N 1 NGEMPLAK KABUPATEN

BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Oleh:

FREDY BUDI M. K.5606032

Skripsi

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Kepelatihan Olahraga

Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

S U R A K A R T A 2011


(3)

commit to user


(4)

commit to user


(5)

commit to user

v

ABSTRAK

Fredy Budi M. PERBEDAAN PENGARUH GAYA MENGAJAR LATIHAN

DAN RESIPROKAL TERHADAP HASIL BELAJAR SERVIS ATAS BOLAVOLI PADA SISWA PUTRA EKSTRAKURIKULER BOLAVOLI SMP N 1 NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2010/2011. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, April 2011.

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui: (1)Perbedaan antara gaya mengajar latihan dan resiprokal terhadap hasil belajar servis atas bolavoli pada siswa putra ekstrakurikuler bolavoli SMP Negeri 1 Ngemplak Kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2010/2011. (2) Pengaruh gaya mengajar yang lebih baik antara latihan dan resiprokal terhadap hasil belajar servis atas bolavoli pada siswa putra ekstrakurikuler bolavoli SMP Negeri 1 Ngemplak Kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2010/2011.

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan rancangan MSOP design. Subjek penelitian ini adalah siswa putra ekstrakurikuler bolavoli SMP N 1

Ngemplak Kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2010/2011 berjumlah 34 siswa.

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes kemampuan servis atas bolavoli dengan tes keterampilan servis atas bolavoli. Teknik analisis data yang digunakan dengan uji t pada taraf signifikansi 5%.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh simpulan sebagai berikut: (1)Ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara gaya mengajar latihan dan resiprokal terhadap hasil belajar servis atas bolavoli pada siswa putra ekstrakurikuler

bolavoli SMP Negeri 1 Ngemplak Kabupaten Boyolali tahun pelajaran

2010/2011, dengan nilai thit 4.010 > ttab 2.120. (2)Pembelajaran servis atas

bolavoli dengan gaya mengajar latihan memiliki pengaruh yang lebih baik terhadap hasil belajar servis atas bolavoli pada siswa putra ekstrakurikuler

bolavoli SMP Negeri 1 Ngemplak Kabupaten Boyolali tahun pelajaran

2010/2011. Pembelajaran servis atas bolavoli dengan gaya mengajar latihan memiliki peningkatan 47.154% > gaya mengajar resiprokal 27.500%.


(6)

commit to user

vi

ABSTRACT

Fredy Budi M. THE DIFFERENCE INFLUENCE OF EXERCISE AND

RECIPROCAL TEACHING MODEL VIEWED THE RESULT OF SERVICE LEARNING IN VOLLEY BALL ESPECIALLY THE BOY STUDENT OF VOLLEY BALL EXTRACURRICULAR IN SMPN 1 NGEMPLAK, BOYOLALI 2010/2011. Thesis, Surakarta: Faculty of Teacher ship and Education, Sebelas Maret University Surakarta, April 2011.

The purpose of this research was aimed to know: (1) The difference influence of exercise and reciprocal teaching model viewed the result of service learning in volley ball especially the boy student of volley ball extracurricular in SMPN 1 Ngemplak, Boyolali 2010/2011. (2) The influence of learning exercise that better one of exercise and reciprocal teaching model viewed the result of service learning in volley ball especially the boy student of volley ball extracurricular in SMPN 1 Ngemplak, Boyolali 2010/2011.

This research used experimental method by using MSOP program design. The subject of this research was the boy student of volley ball extracurricular in SMPN 1 Ngemplak, Boyolali 2010/2011 with 34 students. Data collection technique was used test of volley ball service skill. Data analysis technique was used by using T test with 5% significance.

Based on the result of research was gotten conclusion: (1) there was the difference influence of exercise and reciprocal teaching model viewed the result of service learning in volley ball especially the boy student of volley ball extracurricular in SMPN 1 Ngemplak, Boyolali 2010/2011, T hit score 4.010 > T tab 2.120. (2) Volley ball service learning by using exercise teaching method had better influence to the result of volley ball service of boy student of volley ball extracurricular in SMPN 1 Ngemplak, Boyolali 2010/2011. Volley ball service teaching by using exercise teaching method had enhancement 47.154% > reciprocal teaching model 27.500%.


(7)

commit to user

vii

MOTTO

Allah meninggikan orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.

(Terjemahan Q.S. Al Mujadalah:11)

Tidak ada simpanan yang lebih berguna daripada ilmu, tidak ada sesuatu yang lebih terhormat daripada adab dan tidak ada kawan yang lebih bagus

daripada akal. (Al Imam Al Mawardi)

Jangan pernah menyerah, jangan pernah putus asa, melainkan bangkitlah dan hadapi tantangan hidup itu dengan positif. Berjuang untuk mengatasinya, maka

Tuhan membantu di samping kita. (Carlyle Thomas)

Percaya kepada diri kita sendiri adalah rahasia utama untuk mencapai sukses. (Emerson)


(8)

commit to user

viii

PERSEMBAHAN

Skripsi ini dipersembahkan kepada :

 Bapak dan Ibu tercinta dengan

segala kasih sayangnya.

 Adik-adikku tersayang

 Keluarga besar Ku yang telah

memotivasi dalam hidupku

 Teman-teman yang selalu ada

untukku

 Teman-teman angkatan 2006

 Keluarga besar JPOK FKIP UNS

tercinta

 Sportsmart


(9)

commit to user

ix

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah Nya, sehingga dapat diselesaikan penulisan skripsi ini.

Disadari bahwa penulisan skripsi ini banyak mengalami hambatan, tetapi berkat bantuan dari beberapa pihak maka hambatan tersebut dapat diatasi. Oleh karena itu dalam kesempatan ini disampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat:

a. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

b. Drs. H. Agus Margono, M.Kes., Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan

Kesehatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

c. Drs. Bambang Wijanarko, M.Kes., Ketua Program Pendidikan Kepelatihan

Olahraga Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

d. Drs. H. Agustiyanto, M.Pd sebagai pembimbing I dan Slamet Widodo, S.Pd,

M.Or sebagai pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi.

e. Bapak dan Ibu Dosen JPOK FKIP UNS Surakarta yang secara tulus

memberikan ilmu dan masukan-masukan kepada penulis.

f. Kepala sekolah & Guru Penjas SMP N 1 Ngemplak yang telah memberikan

ijin untuk mengadakan penelitian.

g. Siswa- siswa SMP N 1 Ngemplak yang telah membantu penelitian.

h. Semua pihak yang telah membantu terlaksananya penelitian ini.

Semoga amal baik tersebut mendapat imbalan. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi para pembaca. Surakarta, April 2011


(10)

commit to user

x

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ... i

PENGAJUAN ... ii

PERSETUJUAN ... iii

PENGESAHAN ... iv

ABSTRAK ... v

MOTTO ... vi

PERSEMBAHAN ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Pembatasan Masalah ... 5

D. Perumusan Masalah ... 5

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II LANDASAN TEORI ... 7

A. Tinjauan Pustaka ... 7

1. Permainan Bolavoli ... 7

a. Teknik Dasar Permainan Bolavoli ... 8

b. Teknik Servis Bolavoli ... 12

2. Teknik Servis Atas Bolavoli ... 13

a. Pengertian Servis Atas Dalam Permainan Bolavoli ... 13

b. Peranan Servis Atas Dalam Permainan Bolavoli ... 14


(11)

commit to user

xi

a. Hakikat Pembelajaran ... 15

b. Unsur-Unsur Pembelajaran ... 17

c. Pembelajaran yang Efektif ... 18

d. Kompetensi yang Harus Dimiliki Seorang Guru ... 19

e. Pembelajaran yang Sukses ... 20

4. Gaya mengajar ... 22

a. Pengertian Gaya Mengajar ... 22

b. Macam-Macam Gaya Mengajar ... 23

c. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Servis Atas Bolavoli .... 24

5. Pembelajaran Servis Atas Dengan Gaya Latihan ... 25

a. Pelaksanaan Pembelajaran Servis Atas dengan Gaya Latihan ... 26

b. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Servis Atas dengan Gaya Latihan ... 27

6. Pembelajaran Servis Atas dengan Gaya Resiprokal ... 28

a. Pelaksanaan Pembelajaran Servis Atas dengan Gaya Resiprokal ... 29

b. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Servis Atas dengan Gaya Resiprokal ... 30

B. Kerangka Berpikir ... 31

C. Hipotesis ... 34

BAB III METODE PENELITIAN ... 35

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 35

B. Subjek Penelitian ... 35

C. Teknik Pengumpulan Data ... 35

D. Metode dan Rancangan Penelitian ... 35

E. Teknik Analisis Data ... 37

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 41

A. Deskripsi Data ... 41

B. Pengujian Persyaratan Analisis ... 42


(12)

commit to user

xii

2. Uji Homogenitas ... 43

C. Pengujian Hipotesis ... 43

1. Uji Perbedaan Sebelum Diberi Perlakuan ... 43

2. Uji Perbedaan Sesudah Diberi Perlakuan ... 44

D. Pembahasan Hasil Analisis Data ... 47

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ... 50

A. Simpulan ... 50

B. Implikasi ... 50

C. Saran ... 51

DAFTAR PUSTAKA ... 52


(13)

commit to user

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Gerakan Servis Tangan Atas ... 14

Gambar 2. Rancangan Penelitian ... 36


(14)

commit to user

xiv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Anatomi Gaya Latihan ... 25

Tabel 2. Proses Pembelajaran Servis Atas Gaya Latihan ... 26

Tabel 3. Anatomi Gaya Resiprokal ... 29

Tabel 4. Diskripsi Data Tes Awal dan Tes Akhir Hasil Belajar Servis Atas Bolavoli Pada Kelompok 1 dan Kelompok 2. . 41

Tabel 5. Ringkasan Hasil Uji Reliabilitas ... 41

Tabel 6. Tabel Range Kategori Reliabilitas ... 42

Tabel 7. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data. ... 42

Tabel 8. Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Data ... 43

Tabel 9. Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Tes Awal Pada Kelompok 1 dan Kelompok 2... 44

Tabel 10. Rangkuman Uji Perbedaan Hasil Tes Awal dan Tes Akhir pada Kelompok 1 ... 44

Tabel 11. Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Tes Awal dan Tes Akhir pada Kelompok 2 ... 45

Tabel 12. Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Tes Akhir Antara Kelompok 1 dan Kelompok 2... 45

Tabel 13. Rangkuman Hasil Penghitungan Nilai Perbedaan Peningkatan Hasil Belajar Servis Atas Bolavoli antara Kelompok 1 dan kelompok 2 ... 46


(15)

commit to user

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Data hasil tes awal servis atas bolavoli pada siswa putra

ekstrakurikuler bolavoli SMP Negeri 1 Ngemplak

Kabupaten Boyolali tahun ajaran 2010/2011 ... 55

Lampiran 2. Data hasil tes akhir servis atas bolavoli pada siswa

putra ekstrakurikuler bolavoli SMP Negeri 1 Ngemplak

Kabupaten Boyolali tahun ajaran 2010/2011 ... 56

Lampiran 3. Rekapitulasi hasil tes awal dan tes akhir servis atas

bolavoli pada siswa putra ekstrakurikuler bolavoli SMP Negeri 1 Ngemplak Kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2010/2011. ... 57

Lampiran 4. Data hasil tes awal servis atas bolavoli pada siswa putra

ekstrakurikuler bolavoli SMP Negeri 1 Ngemplak Kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2010/2011 berdasarkan urutan rangking. ... 58

Lampiran 5. Pemasangan subyek penelitian berdasarkan hasil tes

awal servis atas bolavoli ... 59

Lampiran 6. Rekapitulasi hasil tes awal dan tes akhir prestasi servis

atas bolavoli pada kelompok 1 (kelompok gaya mengajar latihan). ... 60

Lampiran 7. Rekapitulasi hasil tes awal dan tes akhir prestasi servis

atas bolavoli pada kelompok 2 (kelompok gaya mengajar resiprokal). ... 61

Lampiran 8. Tabel kerja untuk menghitung korelasi antara belahan

ganjil (Y1) dan belahan genap (Y2) hasil tes awal servis

atas bolavoli. ... 62 Lampiran 9. Tabel kerja untuk menghitung korelasi antara belahan

ganjil (Y1) dan belahan genap (Y2) hasil tes akhir servis

atas bolavoli. ... 64


(16)

commit to user

xvi

Lampiran 11. Uji normalitas data pada kelompok 2 ... 67

Lampiran 12. Tabel kerja untuk menghitung nilai homogenitas antara hasil tes awal servis atas bolavoli pada kelompok 1 dan kelompok 2. ... 68

Lampiran 13. Tabel kerja untuk menghitung nilai perbedaan antara hasil tes awal servis atas bolavoli pada kelompok 1 dan kelompok 2. ... 70

Lampiran 14. Tabel kerja untuk menghitung nilai perbedaan antara hasil tes awal dan tes akhir servis atas bolavoli pada kelompok 1. ... 72

Lampiran 15. Tabel kerja untuk menghitung nilai perbedaan antara hasil tes awal dan tes akhir servis atas bolavoli pada kelompok 2. ... 74

Lampiran 16. Tabel kerja untuk menghitung nilai perbedaan antara hasil tes akhir servis atas bolavoli pada kelompok 1 dan kelompok 2. ... 76

Lampiran 17. Program Pembelajaran Servis Atas Gaya Mengajar Latihan ... 79

Lampiran 18. Program Pembelajaran Servis Atas Gaya Mengajar Resiprokal ... 84

Lampiran 19. Petunjuk Pelaksanaan Tes ... 89

Lampiran 20. Panduan Blangko Observer ... 91


(17)

commit to user BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Permainan bolavoli merupakan salah satu cabang olahraga permainan

beregu, yang dimainkan dua regu yang masing–masing regu terdiri dari enam

pemain. Saat ini telah berkembang menjadi salah satu cabang olahraga yang digemari diseluruh lapisan masyarakat. Permainan bolavoli ini dilakukan oleh

semua lapisan masyarakat, dari anak–anak sampai orang dewasa, laki – laki dan

perempuan, masyarakat kota ataupun masyarakat desa. Salah satu faktor permainan bolavoli dapat cepat berkembang adalah murahnya biaya. Tujuan permainan yang bersifat rekreatif untuk mengisi waktu luang atau sebagai selingan setelah bekerja dan untuk menjaga kesegaran jasmani. Kemudian adanya perkembangan untuk meningkatkan prestasi diri, mengharumkan nama daerah, bangsa dan negaranya. Seperti yang di ungkapkan oleh Suharno HP (1985: 9)

bahwa” Ciri–ciri permainan bolavoli pada sekarang ini tidak hanya merupakan olah raga yang bersifat rekreasi sekedar alat untuk meningkatkan kesegaran

jasmani saja, tetapi telah menuntut kualitas prestasi yang setinggi-tingginya.”

Bolavoli merupakan salah satu cabang olahraga permainan yang berkembang pesat di Indonesia dan diajarkan di sekolah-sekolah baik Sekolah Dasar (SD) SMP dan SMA atau SMK. Upaya meningkatkan keterampilan bermain bola voli para siswa harus menguasai teknik dasar bermain bolavoli.

Soedarwo, Sunardi dan Agus Margono (1997: 6) menyatakan, “Teknik dasar

bolavoli harus betul-betul dikuasai terlebih dahulu guna dapat mengembangkan

mutu prestasi permainan bolavoli”. Macam-macam teknik dasar bermain bolavoli

yang harus dikuasai antara lain service, passing, smash dan block.

Sebagai dasar untuk bermain bolavoli dengan baik, maka diperlukan penguasaan teknik dasar secara baik dan benar. Dalam permainan bolavoli sendiri terdapat beberapa teknik dasar yang harus dikuasai yaitu : passing, servis, smash,

set-uper (umpan ) dan blok (bendungan). Berdasarkan beberapa bentuk teknik

dasar dalam bermain bolavoli tersebut, salah satunya adalah servis. Teknik servis


(18)

commit to user

2 sendiri terbagi menjadi dua macam, yaitu : (1) servis tangan atas dan (2) servis tangan bawah.

Servis merupakan salah satu teknik dasar bolavoli yang mempunyai peran

penting dalam permainan bolavoli. Sistem penilaian bolavoli relly point

mengakibatkan servis memiliki fungsi yang sangat penting. Servis khususnya servis atas tidak lagi sebagai tanda dimulainya permainan, tetapi sebagai serangan pertama bagi regu yang mendapat kesempatan melakukan servis. Suharno HP

(1985: 19) menyatakan bahwa : “Selain sebagai pukulan awal untuk memulai

suatu permainan, servis juga berkembang menjadi suatu teknik yang dapat digunakan dalam suatu penyerangan”. Sebagai serangan, maka servis atas dapat dilakukan dengan berbagai macam cara untuk mempersulit jalannya bola, sehingga lawan sulit untuk menerimanya. Upaya membelajarkan servis atas bolavoli, maka unsur-unsur dalam pembelajaran harus diperhatikan dan dilaksanakan dengan baik dan benar agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Metode-metode pembelajaran yang tepat akan dapat mengurangi kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh seorang pemain. Seperti yang dikemukakan oleh Suharno HP (1985 : 12)

penguasaan teknik dasar permainan bolavoli harus benar–benar diperhatikan

sebab teknik dasar dalam permainan bolavoli merupakan salah satu unsur yang turut menentukan menang atau kalahnya suatu regu dalam satu permainan, disamping kondisi fisik, taktik, dan mental, teknik dasar

permainan bolavoli harus benar–benar dipelajari terlebih dahulu guna dapat

mengembangkan mutu prestasi dalam permainan bolavoli.

Kaitannya dengan metode pembelajaran, seorang guru dapat menerapkan berbagai macam cara, salah satunya gaya mengajar. Muhammad Ali (2004: 57)

menyatakan, “Aneka ragam perilaku guru mengajar bila ditelusuri akan diperoleh

gambaran tentang pola umum interaksi antara guru, isi atau bahan pelajaran dan siswa. Pola umum interaksi guru, isi atau bahan pelajaran dan siswa diistilahkan

dengan gaya mengajar atau teaching style”.

Gaya mengajar merupakan bagian dalam metode pembelajaran. Pembuatan keputusan pada awal pembelajaran tentang gaya mengajar yang dilakukan seorang guru sangatlah penting untuk mencapai pembelajaran yang


(19)

commit to user

sukses. Husdarta dan Yudha M. Saputra (2000: 28-32) mengklasifikasikan gaya

mengajar menjadi tujuh macam yaitu, “(1) Gaya mengajar komando, (2) Gaya mengajar praktek/latihan, (3) Gaya mengajar resiprocal, (4) Gaya mengajar

inklusi, (5) Gaya mengajar eksplorasi, (6) Gaya mengajar guided discovery (7)

Gaya mengajar divergent production”.

Berdasarkan fungsinya, gaya mengajar merupakan suatu cara untuk memberi kemudahan dalam penguasaan tugas ajar. Oleh karenanya, seorang guru harus memiliki kemampuan dalam menyajikan bahan pelajaran, sehingga siswa tertarik dan terjadi interaksi positif antara guru dan siswa. Banyaknya macam gaya mengajar, seorang guru harus cermat dan tepat dalam memilihnya agar tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dapat dicapai secara optimal.

Berdasarkan pengamatan dilapangan, diketahui bahwa kemampuan servis atas pada siswa putra ekstrakurikuler bolavoli SMP Negeri 1 Ngemplak Kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2010/2011 masih rendah, banyak diantara mereka yang belum mampu melakukan servis atas secara baik. Terlihat dalam pengambilan nilai pada kegiatan ektrakurikuler hasilnya sangat rendah, sehingga tujuan pembelajaran belum dapat tercapai secara optimal. Sarana dan prasarana pembelajaran pendidikan jasmani yang kurang merupakan kendala yang menghambat dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani. Lapangan bolavoli yang hanya 1 buah dan jumlah bola yang tidak sebanding dengan jumlah siswa merupakan faktor yang menyulitkan, sehingga siswa lebih cenderung kurang bergerak.

Berangkat dari sini, maka perlu adanya suatu upaya dalam memberikan suatu masukan bagi sistem pembelajaran khususnya pada pembelajaran bolavoli SMP Negeri I Ngemplak Kabupaten Boyolali, dalam memberikan suatu pendekatan gaya mengajar yang tepat guna meningkatkan kemampuan penguasaan teknik dasar servis atas pada permainan bolavoli sehingga proses pembelajaran dapat mencapai tujuan. Berbagai metode maupun bentuk gaya mengajar yang dapat digunakan dalam upaya membantu meningkatkan kemampuan servis atas diantaranya adalah dengan menggunakan pendekatan gaya mengajar latihan dan resiprokal. Dari kedua gaya mengajar tersebut


(20)

masing-commit to user

4 masing memiliki karakteristik yang berbeda dan belum diketahui gaya mengajar yang lebih baik serta efektif untuk meningkatkan hasil belajar servis atas pada siswa putra ekstrakurikuler bolavoli SMP Negeri 1 Ngemplak Kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2010/2011. Untuk mengetahui perbedaan dari kedua gaya mengajar tersebut maka perlu diadakannya suatu penelitian.

Berdasarkan penjelasan-penjelasan tersebut di atas, maka perlu diadakannya suatu penelitian untuk mengetahui perbedaan pengaruh dari kedua gaya mengajar (latihan dan resiprokal) terhadap peningkatan kemampuan servis atas permainan bolavoli. Bertolak dari latar belakang yang telah diuraikan diatas

maka dalam penelitian ini mengambil judul “Perbedaan Pengaruh Gaya Mengajar

Latihan dan Resiprokal Terhadap Hasil Belajar Servis Atas Bolavoli Pada Siswa Putra Ekstrakurikuler Bolavoli SMP Negeri 1 Ngemplak Kabupaten Boyolali

Tahun Pelajaran 2010/2011.”

B. IdentifikasiMasalah

Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut :

1. Banyak kendala dan permasalahan yang dihadapi dalam kegiatan belajar

mengajar Penjaskes di SMP Negeri 1 Ngemplak Kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2010/2011

2. Kurangnya kemampuan penguasaan teknik dasar servis atas pada siswa putra

ekstrakurikuler bolavoli SMP Negeri 1 Ngemplak Kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2010/2011

3. Perlunya usaha untuk meningkatkan kemampuan penguasaan teknik dasar

servis atas pada siswa putra ekstrakurikuler bolavoli SMP Negeri 1 Ngemplak Kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2010/2011

4. Belum diketahui pengaruh gaya mengajar latihan dan resiprokal terhadap

hasil belajar servis atas bolavoli pada siswa putra ekstrakurikuler bolavoli SMP Negeri 1 Ngemplak Kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2010/2011


(21)

commit to user

5. Kemampuan servis atas bolavoli pada siswa putra ekstrakurikuler bolavoli

SMP Negeri 1 Ngemplak Kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2010/2011 belum teruji

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah yang telah dikemukakan diatas, dan agar dalam penelitian ini tidak terlalu luas jangkauannya maka perlu ada pembatasan masalah sebagai berikut :

1. Pengaruh gaya mengajar latihan dan resiprokal terhadap hasil belajar servis

atas bolavoli pada siswa putra ekstrakurikuler bolavoli SMP Negeri 1 Ngemplak Kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2010/2011

2. Hasil belajar servis atas bolavoli pada siswa putra ekstrakurikuler bolavoli

SMP Negeri 1 Ngemplak Kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2010/2011

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah yang telah dikemukakan maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

1. Adakah perbedaan pengaruh antara gaya mengajar latihan dan resiprokal

terhadap hasil belajar servis atas bolavoli pada siswa putra ekstrakurikuler bolavoli SMP Negeri 1 Ngemplak Kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2010/2011?

2. Manakah yang lebih baik pengaruh antara gaya mengajar latihan dan

resiprokal terhadap hasil belajar servis atas bolavoli pada siswa putra ekstrakurikuler bolavoli SMP Negeri 1 Ngemplak Kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2010/2011?


(22)

commit to user

6

E. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai pada penelitian ini adalah untuk mengetahui :

1. Perbedaan pengaruh antara gaya mengajar latihan dan resiprokal terhadap

hasil belajar servis atas bolavoli pada siswa putra ekstrakurikuler bolavoli SMP Negeri 1 Ngemplak Kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2010/2011

2. Pengaruh gaya mengajar yang lebih baik antara latihan dan resiprokal

terhadap hasil belajar servis atas bolavoli pada siswa putra ekstrakurikuler bolavoli SMP Negeri 1 Ngemplak Kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2010/2011

F. Manfaat Penelitian

Masalah dalam penelitian ini penting untuk diteliti dengan harapan dapat memberi manfaat antara lain:

1. Dapat meningkatkan kemampuan servis atas bolavoli siswa yang dijadikan

obyek penelitian

2. Dapat dijadikan sebagai masukan dan pedoman bagi guru penjaskes di SMP

Negeri 1 Ngemplak Kabupaten Boyolali pentingnya peranan gaya mengajar untuk meningkatkan penguasaan teknik bolavoli khususnya servis atas bolavoli

3. Dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi penelitian tentang karya


(23)

commit to user BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Permainan Bolavoli

Permainan bolavoli merupakan cabang olahraga yang dapat dimainkan oleh anak-anak sampai orang dewasa, baik laki-laki maupun perempuan. Seperti

yang dikemukakan oleh M. Yunus (1992:1) bahwa ”permainan bolavoli dapat

dilakukan oleh semua lapisan masyarakat, dari anak-anak sampai orang dewasa,

laki-laki maupun perempuan, baik masyrakat kota sampai pada masyarakat desa.”

Sebagai olahraga yang sering dipertandingkan, bolavoli dapat dimainkan di lapangan terbuka (out door) maupun di tapangan tertutup (in door). Karena makin berkembangnya olahraga ini, bolavoli dapat dimainkan di pantai yang kita kenal dengan bolavoli pantai. Sebagai aturan dasar, bola boleh dipantulkan dengan seluruh anggota badan.

Pada dasarnya permainan bolavoli itu adalah permainan tim atau regu, meskipun sekarang sudah mulai dikembangkan permainan bolavoli dua lawan dua dan satu lawan satu yang lebih mengarah kepada tujuan rekreasi seperti voli pantai yang mulai berkembang akhir-akhir ini. Aturan dasar lainnya, bola boleh dimainkan/dipantulkan dengan temannya secara bergantian tiga kali berturut-turut sebelum diseberangkan ke daerah lawan. Pada awalnya ide dasar permainan bolavoli adalah memasukan bola ke daerah lawan melewati suatu rintangan berupa tali atau net dan berusaha memenangkan permainan dengan mematikan bola itu di daerah lawan. Memvoli artinya memainkan/memantulkan bola sebelum bola jatuh atau sebelum menyentuh lantai.

Sebagai olahraga pendidikan bolavoli berguna dalam pemeliharaan kesegaran jasmani dan juga berperan dalam pembentukan kerja sama siswa. Sebagai mana seperti cabang-cabang olahraga yang lain, bolavoli juga dapat digunakan untuk pembinaan sportifitas dan pengembangan sifat-sifat positif lainnya. Semangat bertanding dan pembentukan mental dapat dikembangkan melalui - antar kelompok, antar kelas dan antar sekotah sehingga permainan ini


(24)

commit to user

8 telah menjadi suatu cabang olahraga yang secara teratur dilakukan di sekolah-sekolah. Sekolah telah dilengkapi kurikulum pendidikan jasmani yang didalamnya dimuat pembelajaran olahraga yang secara teratur dilakukan di sekolah-sekolah.

Saat ini permainan bolavoli yang digunakan sudah mengacu pada peraturan internasional, bahwa permainan bolavoli adalah olahraga beregu, dimainkan dua regu di setiap lapangan dengan dipisahkan oleh net. Tujuan dari permainan ini adalah melewatkan bola di atas net agar dapat jatuh menyentuh lantai daerah lawan dan mencegah agar bola yang sama (dilewatkan) tidak tersentuh lantai dalam lapangan sendiri. Di setiap regu bola dapat dimainkan tiga kali pantulan untuk dikembalikan bola itu (kecuali dalam perkenaan bendungan). Permainan bola di udara (rally) berlangsung secara teratur sampai bola tersebut tersentuh lantai atau bola keluar atau satu regu mengembalikan bola secara sempurna dan pukulan bola oleh server melewati di atas net ke daerah lawan.

”Dalam permainan bolavoli hanya regu yang menang satu rally permainan

diperoleh satu angka, hingga salah satu regu menang dalam dengan terlebih dahulu dikumpulkan minimal dua puluh lima angka dan untuk set penentuan lima

belas angka.” (PBVSl, 2001:23).

Oleh karena itu untuk mendapatkan hasil yang optimal, maka dalam kegiatan pelatihan perlu memperhatikan berbagai komponen yang menunjang.

Menurut M. Yunus (1992:61) bahwa :” guna meningkatkan kemampuan bermain

bolavoli perlu ditingkatkan unsur-unsur yang meliputi : kondisi fisik, teknik,

taktik, kematangan mental, kerja sama dan pengalaman dalam bertanding.”

a. Teknik Dasar Permainan Bolavoli

Permainan bolavoli termasuk jenis permainan yang memerlukankan latihan yang teratur dan terarah, karena permainan bolavoli mengandung berbagai macam unsur gerak. Seperti yang dikemukakan oleh Suharno HP (1985:12)

bahwa dalam bermain bolavoli secara baik dan berprestsi sangat memerlukan penguasaan teknik-teknik dasar secara sempurna dan baik. Teknik dasar dalam permainan bolavoli adalah suatu proses melahirkan keaktifan jasmani dan pembuktian suatu praktek dengan sebaik mungkin untuk menyelesaikan tugas yang pasti dalam permainan bolavoli.


(25)

commit to user

Teknik dasar dalam permainan bolavoli dapat diartikan sebagai cara yang mendasar yang efektif dan efisien sesuai dengan peraturan permainan yang berlaku untuk mencapai hasil yang optimal.

Seperti cabang olahraga yang lain, permainan bolavoli memerlukan teknik dasar yang harus dikuasai dengan baik dan benar. Teknik adalah proses melahirkan dan pembuktian dalam praktek dengan sebaik mungkin untuk

menyelesaikan tugas yang pasti dalam permainan bolavoli. ”Teknik dasar adalah

cara melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu secara efektif dan efesien

sesuai dengan peraturan yang berlaku untuk mencapai hasil yang optimal”

M.Yunus (1992:68). Sedangkan yang dimaksud dengan teknik dasar permainan bolavoli adalah suatu proses melahirkan keaktifan jasmani dan pembuktian suatu praktek dengan sebaik mungkin untuk menyelesaikan tugas yang pasti dalam cabang permainan bolavoli, Suharno HP( 1985:14).

Teknik dasar bolavoli harus dipelajari terlebih dahulu guna pengembangan mutu prestasi pembinaan bolavoli. Penguasaan teknik dasar bolavoli merupakan salah satu unsur yang turut menentukan menang atau kalahnya suatu regu dalam permainan disamping unsur-unsur kondisi fisik dan mental,Suharno HP(1985:15). Teknik dasar tersebut harus benar-benar dikuasai terlebih dahuiu, sehingga dapat mengembangkan mutu permainan. Namun keterampilan teknik saja belum dapat mengembangkan permainan untuk penguasaan teknik yang benar perlu diterapkan suatu taktik. Taktik adalah suatu siasat yang diperlukan dalam bolavoli untuk mencari kemenangan secara sportif. Jadi untuk dapat mengembangkan dan memenangkan bolavoli diperlukan teknik dan taktik yang benar. Teknik dasar permainan bolavoli selalu berkembang sesuai dengan perkembangan pengetahuan dan teknologi dan ilmu-ilmu yang lain. Teknik dasar permainan bolavoli menurut Soedarwo dkk (1997 : 7) adalah sebagai berikut :

a). Passing

(1) Teknik pass atas

(2) Teknik pass bawah


(26)

commit to user

10

b). Smash

(1) Smash normal

(2) Semi smash

(3) Push smash

c). Servis

(1) Servis tangan bawah

(2) Servis tangan atas.

(a). Tennis servis (b). Floating (c). Cekis

d). Block / Bendungan

(1) Block tunggal

(2) Block berlawanan

Teknik-teknik dalam permainan bolavoli menurut M. Yunus (1992 : 68) meliputi : (1) servis, (2) pas, (3) umpan, (4) smas, dan (5) bendungan. Lebih lanjut berikut ini dijelaskan secara mendalam tentang teknik-teknik dasar permainan bolavoli tersebut.

1) Servis

Pada umumnya servis hanya merupakan pukulan pembukaan untuk memulai suatu permainan sesuai dengan kemajuan permainan, teknik servis saat ini hanya sebagai permukaan permainan, tapi jika ditinjau dari sudut taktik sudah merupakan suatu serangan awal untuk mendapatkan nilai agar suatu regu berhasil

meraih kemenangan. Menurut M. Yunus (1992:68-69), ”servis merupakan salah

satu teknik dalam permainan bolavoli. Pada mulanya servis hanya merupakan pukulan awal untuk dimulainya suatu permainan, tetapi jika ditinjau dari sudut taktik sudah merupakan suatu serangan awal untuk diperoleh nilai agar suatu regu

bcrhasil diraih kemenangan.” Pendapat serupa juga dinyatakan Soedarwo, dkk

(1997 : 2) bahwa ”mulanya servis hanya dipandang sebagai pukulan permulaan

saja, cara melempar bola untuk memulai permainan namun sekarang berkembang

dalam bentuk penyerangan.”

Karena kedudukannya begitu penting maka para pelatih selalu berusaha menciptakan bentuk teknik servis yang dapat menyukarkan lawan dan mendapat nilai.


(27)

commit to user

2) Passing

Menurut Suharno HP (1985:29), passing dalam permainan bolavoli adalah usaha maupun upaya seorang pemain dengan menggunakan suatu teknik tertentu yang tujuannya adalah mengoperkan bola yang dimainkannya itu kepada teman seregunya untuk dimainkan di lapangan sendiri. Menurut Soedarwo dkk (1997 : 12) passing adalah mengoperkan bola kepada teman sendiri dalam satu regu dengan suatu teknik tertentu sebagai langkah awal dalam menyusun pola serangan kepada regu lawan.

Dapat disimpulkan bahwa passing adalah awal sentuhan bola dan merupakan usaha seorang pemain untuk memainkan bola yang datang pada daerahnya dengan mempergunakan cara tertentu, untuk dimainkan oleh teman seregunya yang biasanya adalah pengumpan untuk diumpankan kepada smasher sebagai serangan ke regu lawan.

3) Umpan (set-up)

Umpan adalah menyajikan bola kepada teman dalam satu regu, yang kemudian diharapkan bola tersebut dapat diserangkan ke daerah lawan dalam bentuk smash. Teknik mengumpan pada dasarnya sama dengan teknik passing. Letak perbedaannya hanya pada tujuan dan kurve jalannya bola. Umpan yang baik harus memenuhi beberapa persyaratan, yakni :

a) Bola harus melambung di atas jaring dengan tenang di daerah serang

lapangan sendiri.

b) Bola harus berada di atas jaring jaring dengan ketinggian yang cukup

agar dapat di smash oleh Smasher.

c) Jarak umpan dengan net sesuai dengan tipe serangan yang diinginkan.

Pada umpan normal jarak bola dengan net berkisar 20-50 cm (Suharno HP.,1985:19-20).

4) Smash/spike

Smash adalah tindakan memukul bola yang lurus ke bawah sehingga bola akan bergerak dengan cepat dan menukik melewati atas jaring menuju ke lapangan lawan dan akan sulit menerimanya. Penguasaan teknik dasar smash dalam permainan bolavoli sangat penting, keberhasilan suatu regu dalam memenangkan bolavoli banyak ditentukan oleh smash. Sebab smash merupakan cara termudah untuk memenangkan angka, seperti yang dikemukakan Dieter


(28)

commit to user

12

Beutelstahl (2005:23),”kalau pemain hendak memenangkan bolavoli, mereka

harus meguasai teknik smash yang sempurna. Dalam permainan bolavoli smash berguna sebagai alat penyerangan yang paling mematikan seperti yang dikatakan oleh M. Yunus (1992:108), smash merupakan pukulan yang utama dalam penyerangan dalam usaha mencapai kemenangan. Oleh karena itu setiap pemain dalam satu team harus benar-benar mengusai smash dengan baik, karena smash merupakan serangan utama.

5) Bendungan/Block

Bendungan adalah tindakan membentuk benteng pertahanan untuk menangkis serangan lawan. dan dapat dikatakan bahwa block merupakan pertahanan pertama dari serangan dengan cara membendung smash tersebut di depan jaring (M. Yunus, 1992:119).

Dari kelima teknik tersebut di atas, penulis bermaksud mengadakan penelitian tentang servis. Sebab dewasa ini servis bukan sekedar tanda dimulainya tetapi juga telah menjadi suatu serangan yang pertama kali bagi suatu regu (M. Yunus, 1992:69).

b. Teknik Servis Bolavoli

Variasi servis bolavoli ada bermacam-macam, di mana masing-masing memiliki nama, sifat dan teknik sendiri-sendiri. Bertolak dari pentingnya

kedudukan servis diciptakan bermacam-macam teknik dan variasi servis. ”Teknik

dasar servis dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu (1) menurut posisi bola

terhadap badan dan (2) menurut putaran bola.” (M.Yunus 1992:69-71).

Menurut posisi bola terhadap badan, teknik dasar servis dapat dibedakan menjadi : 1) Servis tangan bawah (underhand service) terdiri dari : back spin, oud side spin, in side spin, cutting underhand service, dan floating underhand, 2)

servis dari samping (side arm service) terdiri dari : cutting side arm service dan

floating side arm service, 3) servis dari atas (Overhead service) terdiri dari : tennis service, floating service, slide floating overhand service (overhand change up service), jumping service, overhand round house service (hook service atau cekis


(29)

commit to user

service), dan honggaria overhand service. Menurut putaran bola servis dapat dibedakan menjadi : top spin, back spin,out suk' spin dm flood.

Pondasi dasar yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan teknik servis atas adalah sikap badan dan pandangan, lambungan bola keatas harus sesuai dengan kebutuhan, saat kapan harus memukul bola. Kemudian menurut Suharno

HP. (1985:12)” secara umum ada dua macam pukulan servis yang di kenal dan

sering dimainkan yaitu servis tangan bawah dan servis tangan atas.”

2. Teknik Servis Atas Bolavoli

a. Pengertian Servis Atas dalam Permainan Bolavoli

Servis atas (overhead service) adalah servis dengan awalan melemparkan bola ke atas seperlunya, kemudian server tetap dengan berdiri atau melompat untuk memukul bola dengan ayunan tangan perkenaan bola dari atas (menurut Barbara L Viera&Bonnie Jill Ferguson, 1996 :28). Servis ini merupakan servis yang sangat cepat dan biasanya selalu digunakan dalam permainan bolavoli dibandingkan dengan penggunaan servis bawah.

Bagi pemain yang sedang dalam taraf belajar teknik dasar bolavoli, seperti siswa kelas VII dan VIII SMP mempelajari teknik dasar servis atas sangat cocok karena servis ini merupakan servis yang sangat cepat serta sedikit lebih sulit penguasaannya dan lebih membutuhkan tenaga yang besar dibandingkan dengan teknik servis bawah.

Pelaksananaan dari servis tangan atas ini adalah sebagai berikut :

1) Sikap permulaan :

Berdiri di daerah servis menghadap ke lapangan, bagi yang tidak kidal kaki kiri berada di depan dan bagi yang kidal sebaliknya. Bola dipegang pada tangan kiri, tangan kanan boleh menggenggam atau dengan telapak tangan terbuka, lutut agak ditekuk dan berat badan berada di tengah.

2) Gerakan pelaksanaan :

Bola dilambungkan keatas setinggi 10 sampai 20 cm diatas depan kepala, pada saat yang bersamaan tangan kanan ditarik ke belakang melewati samping kepala, kemudian diayunkan kearah depan atas dan mengenai bagian belakang


(30)

commit to user

14 tengah bola. Lengan di luruskan dan telapak tangan atau genggaman tangan ditegangkan sedangkan arah bola melambung (parabola).

3) Gerak lanjutan :

Setelah memukul bola diikuti dengan memindahkan berat badan ke depan, dengan melangkahkan kaki kanan ke depan dan segera masuk ke dalam lapangan untuk mengambil posisi dengan sikap kembali, Untuk jelasnya lihat gambar 4, urutan-urutan pelaksanaan melakukan servis atas.

Gambar. 1 Gerakan Servis Tangan Atas (M. Yunus, 1992:74)

b. Peranan Servis Atas dalam Permainan Bolavoli

Servis dalam permainan bolavoli merupakan suatu pukulan yang digunakan untuk memulai setelah bola mati. Servis atas yang cepat, keras dan terarah dapat dijadikan sebagai senjata yang ampuh dalam melakukan serangan yang pertama. Sehingga pukulan servis atas dapat memberikan manfaat yang cukup besar dalam menghasilkan point atau angka di dalam permainan. Selanjutnya tidak jarang bahwa servis atas yang terarah akan mendapatkan kemenangan dalam pertandingan. M. Yunus (1992:68-69) menyatakan bahwa

”ditinjau dari sudut taktik servis sudah merupakan suatu serangan awal untuk

memperoleh nilai agar suatu regu berhasil meraih kemenangan.” Pendapat serupa

juga dinyatakan Beutelstahl (2005:9), bahwa ”mulanya servis hanya dipandang

sebagai pukulan permulaan saja, cara melempar bola untuk memulai permainan. Tetapi servis saat kemudian berkembangan menjadi suatu senjata yang ampuh


(31)

commit to user

Berdasarakan pendapat tersebut diatas servis atas merupakan salah satu teknik penyerangan yang sangat tepat. Servis sendiri adalah pukulan bola yang dilakukan dari daerah belakang garis lapangan melalui net ke daerah lawan. Pukulan servis dilakukan pada permulaan dan setelah terjadinya suatu kesalahan.

Suharno HP (1985:14), menyatakan” bahwa pukulan servis dapat berupa serangan

bila bola dipukul dengan keras dan terarah.” Mengingat begitu pentingnya servis

dalam permainan bolavoli saat ini khususnya sejak diberlakukan sitem relly point, maka khususnya dalam melakukan servis atas harus dilakukan dengan baik dan sempurna oleh semua pemain, karena kesalahan pemain mengakibatkan pertambahan angka dari lawan dan uniknya lagi setiap pemain harus melakukan servis atas ini.

3. Pembelajaran

Pembelajaran adalah suatu proses yang sistematis secara berulang-ulang atau ajeg dengan selalu memberikan peningkatan materi pembelajaran. Dengan pembelajaran yang sistematis melalui pengulangan tersebut akan menyebabkan mekanisme susunan saraf bertambah baik. Hasil nyata dari pembelajaran ini adalah gerakan-gerakan otomatis yang tidak terlalu membutuhkan konsentrasi pusat-pusat saraf, sehingga gerakan otomatis yang terjadi akan mengurangi gerakan tambahan yang berarti penghematan tenaga.

a. Hakikat Pembelajaran

Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan antara guru dan

siswa. Syaiful Sagala (2005: 61) menyatakan, “Pembelajaran merupakan proses

komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik,

sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau murid”. Menurut Sukintaka

(2004: 55) bahwa, “Pembelajaran mengandung pengertian, bagaimana para guru

mengajarkan sesuatu kepada peserta didik, tetapi di samping itu juga terjadi

peristiwa bagaimana peserta didik mempelajarinya”. Sedangkan M. Sobry Sutikno (2009: 32) menyatakan:


(32)

commit to user

16 Pembelajaran adalah segala upaya yang dilakukan guru (pendidik) agar terjadi proses belajar pada diri siswa. Secara implisit, di dalam pembelajaran ada dua kegiatan memilih, menetapkan dan mengembangkan metode untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan. Pembelajaran lebih menekankan pada cara-cara untuk mencapai tujuan dan berkaitan dengan bagaimana cara mengorganisasikan materi pelajaran dan mengelola pembelajaran.

Berdasarkan pengertian pembelajaran yang dikemukakan tiga ahli tersebut dapat disimpulkan, pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan dua pihak dimana salah satu pihak sebagai pengajar (guru/pendidik) dan pihak kedua orang yang belajar (siswa). Dalam proses pembelajaran, telah mengubah peran guru dan siswa. M. Sobry Sutikno (2009: 33-34) menyatakan:

1) Peran guru telah berubah dari:

a) Sebagai penyampai pengetahuan, sumber utama informasi, ahli materi

dan sumber segala jawaban, menjadi sebagai fasilitator pembelajaran, pelatih, kolabolator dan mitra belajar.

b) Dari mengendalikan dan mengarahkan semua aspek pembelajaran,

menjadi lebih banyak memberikan alternatif dan tanggung jawab kepada setiap siswa dalam proses pembelajaran.

2) Peran siswa dalam pembelajaran telah mengalami perubahan, yaitu:

a) Dari penerima informasi yang pasif menjadi partisipan aktif dalam

proses pembelajaran.

b) Dari mengungkapkan kembali pengetahuan menjadi menghasilkan

dan berbagi pengetahuan.

c) Dari pembelajaran sebagai aktivitas individual menjadi pembelajaran

berkolaboratif dengan siswa lain.

Dalam kegiatan pembelajaran siswa lebih dominan atau berperan aktif. Siswa harus selalu berpartisipasi aktif, menghasilkan berbagai macam pengatahuan dan harus mampu bekerjasama dengan siswa lainnya. Sedangkan guru bertindak sebagai fasilitator, motivator dan katalisator. Selain itu juga, seorang guru harus lebih banyak memberikan alternatif dan tanggung jawab kepada siswa.


(33)

commit to user

b. Unsur-Unsur Pembelajaran

Dalam kegiatan pembelajaran melibatkan beberapa unsur atau komponen.

M. Sobry Sutikno (2009: 35-40) menyatakan, “Komponen pembelajaran meliputi

beberapa aspek yaitu: “(1) Tujuan pembelajaran, (2) materi pelajaran, (3) kegiatan pembelajaran, (4) metode, (5) media, (6) sumber belajar dan, (7) evaluasi”.

Pendapat lain dikemukan H.J. Gino dkk., (1998: 30) beberapa komponen dalam suatu kegiatan pembelajaran yaitu:

1) Siswa adalah seseorang yang bertindak sebagai pencari, penerima dan

menyimpan isi pelajaran yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan.

2) Guru adalah seseorang yang bertindak sebagai pengelola kegiatan belajar

mengajar, katalisator belajar mengajar, dan peranan lainnya yang memungkinkan berlangsungnya kegiatan belajar mengajar yang efektif.

3) Tujuan yakni, pernyataan tentang perubahan perilaku yang diinginkan

terjadi pada siswa setelah mengikuti belajar mengajar. Perubahan periklaku tersebut mencakup perubahan kognitif, psikomotor dan afektif.

4) Isi pelajaran yakni, segala informasi berupa fakta, prinsip dan konsep yang

diperlukan untuk mencapai tujuan.

5) Metode yakni, cara yang teratur untuk memberikan kesempatan kepada

siswa untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan siswa untuk mencapai tujuan.

6) Media yakni, bahan pengajaran dengan atau tanpa peralatan yang

digunakan untuk menyajikan informasi kepada siswa agar dapat mencapai tujuan.

7) Evaluasi yakni, cara tertentu yang digunakan untuk menilai suatu proses

dan hasilnya. Evaluasi dilakukan terhadap seluruh komponen kegiatan belajar mengajar dan sekaligus memberikan balikan bagi setiap komponen belajar mengajar.

Komponen-komponen yang harus dipenuhi dalam kegiatan pembelajaran pada dasarnya mencakup tujuh komponen utama. Ketujuh komponen dalam kegiatan pembelajaran yaitu: siswa, guru, tujuan, isi pelajaran, metode, media dan evaluasi. Dari ketujuh komponen tersebut saling berkaitan antara satu dengan lainnya. Tujuan pembelajaran akan tercapai dengan baik, jika komponen-komponen tersebut terpenuhi dalam kegiatan pembelajaran.


(34)

commit to user

18

c. Pembelajaran yang Efektif

Dalam kegiatan pembelajaran siswa menghendaki hasil belajar yang efektif bagi dirinya. Untuk itu guru dituntut dapat membantu siswanya, sehingga pada waktu mengajar dapat dilakukan dengan efektif. Menurut Rusli Lutan (1988: 38) efektivitas pengajaran meliputi beberapa unsur yaitu: “(1) Pemanfaatan waktu aktif berlatih, (2) Lingkungan yang efektif, (3) Karakteristik guru dan siswa, (4)

Pengelolaan umpan balik”. Sedangkan Wina Sanjaya (2006: 32-33) menyatakan, beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam prose pembelajaran agar berlangsung efektif yaitu:

1) Proses pembelajaran harus memberikan peluang kepada siswa agar mereka

secara langsung dapat berpartisipasi dalam proses pembelajaran. Dengan demikian guru harus bertindak sebagai pengelola proses belajar, bukan bertindak sebagai sumber belajar.

2) Guru perlu memberikan kesempatan pada siswa untuk merefleksi apa yang

telah dilakukan. Dengan demikian pembelajaran bukan hanya mendorong siswa untuk melakukan tindakan saja, tetapi menghayati berbagai tindakan yang telah dilakukannya. Hal ini sangat penting baik untuk pembentukan sikap, maupun untuk mencermati berbagai kelemahan dan kekurangan atas segala tindaknnya.

3) Proses pembelajaran harus mempertimbangkan perbedaan individual. Hal

ini didasarkan pada suatu asumsi bahwa tidak ada manusia yang sama baik dalam minat, bakat maupun kemampuannya. Pembelajaran harus memberikan kesempatan agar siswa dapat berkembang sesuai dengan bakat dan kemampuannya. Dengan demikian siswa yang lambat tidak merasa tergusur oleh siswa yang cepat, sebaliknya siswa yang cepat tidak merasa terhambat oleh yang lambat belajar.

4) Proses pembelajaran harus dapat memupuk kemandirian di samping kerja

sama. Artinya guru dituntut mampu menyediakan pengalaman belajar yang memungkinkan siswa dapat mandiri dan bekerja sama dengan orang lain.

5) Proses pembelajaran harus terjadi dalam iklim yang kondusif baik iklim

sosial maupun iklim psikologis. Siswa akan belajar dengan baik, manakala terbebas dari berbagai tekanan, baik tekanan sosial maupun tekanan psikologis. Melalui iklim belajar yang demikian diharapkan siswa akan berkembang secara optimal sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.

6) Proses pembelajaran yang dikelola guru harus dapat mengembangkan

kreativitas, rasa ingin tahu. Hal ini hanya mungkin terjadi manakala guru tidak menempatkan posisi siswa sebagai objek belajar, tetapi sebagai subjek belajar. Untuk itulah guru harus mendorong agar siswa aktif untuk belajar melalui proses mencari dan mengobservasi.


(35)

commit to user

Efektifitas pembelajaran sangat tergantung pada siswa. Dalam pelaksanaan pembelajaran siswa harus bertindak aktif, memiliki kreativitas dan kemandirian. Disisi lain, seorang guru bertugas mengelola proses pengajaran berupa aktivitas merencanakan dan mengorganisasikan semua aspek kegiatan, tidak saja susunan pengalaman atau tugas-tugas ajar, tetapi juga penciptaan kondisi lingkungan belajar yang efektif. Husdarta & Yudah M. Saputra (2000: 4) menyatakan:

Tugas utama guru adalah untuk menciptakan iklim atau atmosfir supaya proses belajar terjadi di kelas atau lapangan. Ciri utama terjadinya proses belajar adalah siswa dapat secara aktif ikut terlibat di dalam proses pembelajaran. Para guru harus selalu berupaya agar para siswa dimotivasi untuk lebih berperan. Walau demikian guru tetap berfungsi sebagai pengelola proses belajar dan pembelajaran.

Menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif adalah sangat penting. Dengan iklim pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan akan membawa siswa terlibat aktif dalam pembelajaran. Untuk itu seorang guru harus memiliki beberapa kemampuan dalam menyampaikan tugas ajar agar tujuan mengajar dapat berhasil.

d. Kompetensi yang Harus Dimiliki Seorang Guru

Tanggung jawab dalam mengembangkan profesi guru pada dasarnya merupakan tuntutan dan panggilan untuk selalu mencintai, menghargai, menjaga dan meningkatkan tugas dan tanggung jawab profesinya. Seorang guru harus sadar bahwa tugas dan tanggung jawabnya tidak bisa dilakukan oleh orang lain dan dalam melaksanakan tugasnya harus bersungguh-sungguh. Seorang guru dituntut agar selalu meningkatkan pengetahuannya, kemampuan dalam rangka pelaksanaan tugas profesinya. Seorang guru harus peka terhadap perubahan-perubahan yang terjadi, khususnya dalam bidang pendidikan dan pengajaran, dan pada masyarakat pada umumnya. Guru harus dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga dalam pelaksanaan pengajaran sesuai dengan tuntutan perkembangan jaman.

Meningkatkan kemampuan dan pengetahuan diberbagai bidang merupakan keharus bagi seorang guru. Untuk itu seorang guru harus memiliki beberapa


(36)

commit to user

20 kompetensi. Nana Sudjana (2005: 18) menyatakan, kompetensi yang harus dimiliki seorang guru di antaranya:

1) Kompetensi dibidang kognitif. Artinya kemampuan intelektual seperti

pengetahuan mata pelajaran, pengetahuan mengani cara mengajar, pengetahuan mengenai belajar dan tingkah laku individu, pengetahuan tentang bimbingan penyuluhan, pengetahuan tentang adminitrasi kelas, pengetahuan tentang cara menilai hasil belajar siswa, pengetahuan tentang kemasyarakatan serta pengetahuan umum lainnya.

2) Kompetensi bidang sikap. Artinya kesiapan dan kesediaan guru terhadap

berbagai hal yang berkenaan dengan tugas dan profesinya. Misalnya sikap menghargai pekerjaannya, mencintai dan memiliki perasaan senang terhadap mata pelajaran yang dibinanya, sikap toleransi terhadap sesama teman profesinya, memiliki kemauan yang keras untuk meningkatkan hasil pekerjaannya.

3) Kompetensi perilaku/performance. Artinya kemampuan guru dalam

berbagai keterampilan/perilaku, seperti keterampilan mengajar,

membimbing, menilai, menggunakan alat bantu pengajaran, bergaul dan berkomunikasi dengan siswa, keterampilan menumbuhkan semangat belajar para siswa, keterampilan menyusun persiapan atau perencanaan mengajar, keterampilan melaksanakan adminitrasi kelas dan lain-lain. Perbedaan dengan komptensi kognitif terletak pada sifatnya. Kalau kompetensi kognitif berkenaan dengan aspek teori atau pengetahuannya, pada kompetensi perilaku yang diutamakan adalah praktik atau keterampilan melaksanakannya.

Pada dasarnya kompetensi yang harus dimiliki seorang guru mencakup tiga aspek yaitu, kompetensi kogitif, kompetensi sikap dan kompetensi perilaku

atau performance. Dari ketiga kompetensi tersebut tidak berdiri sendiri, tetapi

saling berhubungan dan saling mempengaruhi satu sama lainnya. Dari ketiga kompetensi tersebut, kompetensi guru yang banyak berhubungan dengan usaha meningkatkan proses dan hasil belajar dikelompokkan ke dalam empat

kemampuan yaitu: “(1) Merencanakan program belajar mengajar, (2)

melaksanakan dan memimpin, (3) menilai kemajuan proses belajar mengajar, (4) menguasai bahan pelajaran dalam pengertian menguasai bidang studi atau mata pelajaran yang dipegangnya/dibinaannya (Nana Sudjana, 2005: 19).

e. Pembelajaran yang Sukses

Mencapai hasil belajar yang maksimal yaitu terjadinya peningkatan kemampuan atau keterampilan pada diri siwa sangat didambakan baik dari pihak


(37)

commit to user

guru maupun siswa. Namun untuk menentukan indikator bagaimanakah pembelajaran dapat dikatakan sukses atau berhasil tidaklah mudah. Untuk mencapai pembelajaran yang sukses, maka perlu penerapan desain sistem pembelajaran yang baik dan tepat. Menurut Heinich dkk (2005) yang dikutip Benny A. Pribadi (2009: 19-21) mengemukakan, perspektif pembelajaran sukses yang terdiri atas beberapa kriteria, yaitu:

1) Peran aktif siswa (active participation)

Proses belajar akan berlangsung efektif, jika siswa terlibat secara aktif dalam tugas-tugas yang bermakna, dan berinteraksi dengan materi pelajaran secara intensif. Keterlibatan mental siswa dalam melakukan proses belajar akan memperbesar kemungkinan terjadinya proses belajar dalam diri seseorang.

2) Latihan (practice)

Latihan yang dilakukan dalam berbagai konteks dapat memperbaiki tingkat daya ingat atau retensi. Latihan juga dapat memperbaiki kemampuan siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang baru dipelajari. Tugas-tugas belajar berupa pemberian latihan akan dapat meningkatkan penguasaan siswa terhadap pengetahuan dan keterampilan yang dipelajari.

3) Perbedaan individual (individual differences)

Setiap individu memiliki karakteristik unik yang membedakannya dari individu yang lain. Setiap individu memiliki potensi yang perlu dikembangkan secara optimal. Dalam hal ini, tugas guru atau instruktur adalah mengembangkan potensi yang dimiliki oleh individu seoptimal mungkin melalui proses pembelajaran yang berkualitas.

4) Umpan balik (feedback)

Umpan balik sangat diperlukan oleh siswa untuk mengetahui kemampuan dalam mempelajari materi pelajaran yang benar. Umpan balik dapat diberikan dalam bentuk pengetahuan tentang hasil belajar (learning outcomes) yang telah dicapai siswa setelah menempuh program dan aktivitas pembelajaran. Informasi dan pengetahuan tentang hasil belajar akan memacu seseorang untuk berprestasi lebih baik lagi.

5) Konteks nyata (realitic context)

Siswa perlu mempelajari materi pelajaran yang berisi pengetahuan dan keterampilan yang dapat diterapkan dalam sebuah situasi yang nyata. Siswa yang mengetahui kegunaan pengetahuan dan keterampilan yang dipelajari akan memiliki motivasi tinggi untuk mencapai tujuan pembelajaran.

6) Interaksi sosial (social interaction)

Interaksi sosial sangat diperlukan oleh siswa agar dapat memperoleh dukungan sosial dalam belajar. Interaksi yang berkesinambungan dengan sejawat atau sesama siswa memungkinkan siswa untuk melakukan konfirmasi terhadap pengetahuan dan keterampilan yang sedang dipelajari.


(38)

commit to user

22

Berdasarkan pendapat tersebut menunjukkan, pembelajaran yang sukses apabila siswa berperan aktif, diberikan latihan, memahami perbedaan individu, adanya umpan balik, ada konmteks yang nyata dan adanya interaksi sosial antar siswa. Untuk mencapai pembelajaran yang sukses, maka hal-hal seperti di atas harus diperhatikan dalam kegiatan pembelajaran.

4. Gaya Mengajar

a. Pengertian Gaya Mengajar

Keberhasilan penggunanaan gaya mengajar yang dilakukan guru akan selalu bergantung pada gaya siswa belajar. Gaya belajar dan mengajar merupakan dua hal yang perlu di dalam melangsungkan proses belajar mengajar. Gaya belajar

merupakan kepribadian atau personality dan kesanggupan siswa untuk terlibat

dalam proses belajar. Sedangkan gaya mengajar merupakan strategi guru untuk menyampaikan tugas ajar kepada siswa agar siswa aktif mengikuti tugas ajar yang diberikan.

Pemakaian istilah gaya mengajar (teaching style) sering ganti berganti dengan istilah strategi mengajar (teaching strategy) yang pengertiannya dianggap sama yakni siasat untuk menggiatkan partisipasi siswa untuk melaksanakan tugas-tugas ajar (Rusli Lutan, 2000: 29). Pada prinsipnya gaya mengajar bertujuan untuk mengaktifkan siswa dalam menjalankan tugas-tugas ajar dari guru. Berkaitan dengan gaya mengajar Srijono Brotosuroyo, Sunardi dan M. Furqon

(1994: 250) menyatakan, “Gaya mengajar didefinisikan dengan keputusan -keputusan yang dibuat oleh guru dan dibuat oleh siswa di dalam episode atau

peristiwa belajar yang diberikan”. Menurut Husdarta & Yudah M. Saputra (2000: 21) bahwa, “Gaya mengajar merupakan interaksi yang dilakukan oleh guru

dengan siswa dalam proses belajar mengajar agar materi yang disajikan dapat

diserap oleh siswa”.

Gaya mengajar pada dasarnya merupakan seperangkat keputusan yang diambil dalam pelaksanaan proses pengajaran. Baik guru maupun siswa memiliki kemungkinan untuk membuat keputusan dalam proses pengajaran. Perbedaan


(39)

commit to user

antara satu gaya dengan gaya lainnya ditentukan oleh besarnya pengalihan keputusan dari guru kepada siswanya. Pada sisi lain dapat dilihat gaya mengajar yang semua keputusannya dibuat oleh guru, tetapi ada juga gaya mengajar siswa juga dapat mengambil keputusan.

Kecenderungan yang terjadi dalam proses pengajaran adanya kesadaran bahwa pengajaran sebaiknya jangan terlalu didominasi oleh keputusan guru. Tetapi harus secara proporsional memberikan kesempatan kepada siswa dalam membuat keputusan yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan dan penilaian pelaksanaannya.

b. Macam-Macam Gaya Mengajar

Pada dasarnya gaya mengajar bersifat kontinu terdiri dari 11 gaya, yang masing-masing gaya memilki kelebihan sekaligus memiliki kelemahan. Untuk memanfaatkan kelebihan dari setiap gaya mengajar guru harus mampu menggunakan gaya yang bervariasi dalam pembelajarannya. Artinya, ketika guru mengajar harus mengkombinasikan gaya mengajar yang berbeda-beda, untuk mencari kemungkinan terbaik serta mencari kesesuaian dengan gaya belajar siswa. Menurut Moston yang dikutip Agus Mahendra (2000: 108-117) mengklasifikasikan gaya mengajar menjadi 11 macam yaitu :

1) Gaya komando

2) Gaya latihan (Practice style)

3) Gaya perbalasan (Reciprokal style)

4) Gaya menilai (Self-check style)

5) Gaya latihan (Latihan style)

6) Gaya penemuan terbimbing (guided discovery)

7) Gaya penemuan kovergen (Covergent discovery style)

8) Gaya produksi (Divergen production)

9) Gaya program rancangan siswa (Leaner’s individual designed program)

10)Gaya inisiatif (Learner initiated)

11)Gaya mengajar diri (Self teaching)

Kesebelas gaya mengajar tersebut penting untuk diperhatikan dan dikuasai seorang guru dalam proses pembelajaran. Seorang guru dapat mengkombinasikan atara gaya yang satu dengan lainnya menurut kebutuhannya. Hal ini karena, tidak ada satu gaya mengajar yang dianggap paling berhasil karena bergantung pada


(40)

commit to user

24 situasi. Seperti dikemukakan Mulyani Sumantri dan Johar Permana (2001 : 45) alasan digunakannya beberapa macam gaya mengajar dalam proses pembelajaran

yaitu , “(1) untuk mendorong terciptanya suasana belajar yang mengajarkan siswa

untuk belajar, (2) agar guru dan siswa sama-sama termotivasi dan giat

melaksanakan tugas masing-masing”

Pada dasarnya mengkombinasikan antara gaya mengajar satu dengan gaya mengajar lainnya bertujuan untuk mendorong terciptanya suasana belajar yang kondusif. Selain itu juga, antara guru dan siswa termotivasi untuk melaksanakan tugasnya masing. Proses belajar mengajar yang kondusif dan masing-masing mampu melaksanakan tugasnya dengan baik, maka akan diperoleh hasil belajar yang optimal.

c. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Servis Atas Bolavoli

Servis atas merupakan salah satu bentuk keterampilan yang memiliki beberapa unsur gerakan yang dalam pelaksanaannya harus dikoordinasikan secara baik dan harmonis. Untuk menguasai gerakan servis atas dengan baik, maka harus berlatih secara sistematis dan teratur dengan mengulang-ulang gerakan dengan frekuensi sebanyak-banyaknya. Dalam hal ini Suharno HP (1985:22) menyatakan

bahwa ”untuk mengotomatiskan penguasaan unsur gerak fisik, teknik, taktik dan keterampilan yang benar atlet harus melakukan latihan berulang-ulang dengan

frekuensi sebanyak-banyaknya.” Agar tugas ajar dari guru dapat dilakukan dengan

baik, maka harus mampu menyajikan materi pelajaran secara runtut dan benar. Hal ini karena, penyajian materi pelajaran yang baik akan berpengaruh terhadap kemampuan siswa untuk menyerap atau menguasai tugas ajar yang diberikan. Menurut PBVSI (2001:67) dijelaskan bahwa metode umum pembelajaran keterampilan olahraga secara metodis dapat diurutkan sebagai berikut :

1) Memberikan gambaran pengertian yang benar melalui penjelasan lisan

(informasi verbal).

2) Memberikan contoh atau demonstrasi yang benar antara lain dengan :

a) Contoh langsung dari pelatih atau guru.

b) Contoh dari siswa yang dianggap baik.

c) Contoh dengan gambar seri/foto.


(41)

commit to user

3) Siswa disuruh melakukan gerakan dengan formasi-formasi yang

ditentukan oleh guru.

4) Guru mengkoreksi dan membetulkan kesalahan-kesalahan baik bersifat

perorangan maupun kelompok.

5) Siswa disuruh mengulang kembali sebanyak mungkin untuk mencapai

gerakan otomatis yang benar.

6) Guru mengevaluasi terhadap hasil yang sudah dapat dicapai pada saat itu.

Tata urutan mengajar keterampilan olahraga termasuk servis bawah bolavoli tersebut penting untuk dipahami dan diperhatikan oleh guru. Pembelajaran keterampilan yang ditata dengan metode yang tepat akan diperoleh hasil belajar yang optimal.

5. Pembelajaran Servis Atas dengan Gaya Latihan

Gaya latihan merupakan peralihan beberapa keputusan selama pertemuan berlangsung yang dipindahkan dari guru kepada siswa. Dalam gaya latihan siswa diberikan waktu untuk melaksanakan tugas secara perorangan dan guru memberi umpan balik kepada semua siswa secara perorangan. Mosston (1994:18)

mengemukakan bahwa “ gaya latihan adalah pelimpahan keputusan tertentu dari

guru kepada siswa dalam tugas-tugas latihan yang telah didemonstrasikan

sebelumnya.” Selanjutnya peran guru dalam gaya latihan ini adalah :

a. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bekerja sendiri

b. Memberi balikan secara individual

c. Meningkatkan interaksi kepada individu

d. Memberi kesempatan kepada siswa dalam penyesuaian diri

Gaya latihan memberikan realitas baru, menawarkan kondisi baru dalam pembelajaran untuk pencapaian tujuan yang berbeda-beda. Anatomi gaya latihan dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1. Anatomi Gaya Latihan

TAHAP PELAKU

Pre-impact Guru

Impact Murid

Post-impact Guru

(Moston, 1994 : 23)

Peran guru pada saat sebelum proses pelaksanaan (pre-impact) membuat


(42)

commit to user

26

tugas untuk dilakukan oleh murid. Pada saat proses pelaksanaan (impact) murid

melakukan latihan sesuai dengan kertas tugas, peran guru menjadi fasilitator. Pada

saat setelah proses pelaksanaan (post-impact) guru melakukan evaluasi dan

memberikan umpan balik.

a. Pelaksanaan Pembelajaran Servis Atas dengan Gaya Latihan

Bertolak dari kesimpulan pendekatan latihan tersebut di atas, maka

pembelajaran servis atas dengan pendekatan latihan yaitu dengan menjelaskan

teknik gerakan servis atas. Selanjutnya guru memberikan kertas tugas kepada siswa untuk melaksanakan tugas tersebut. Kerangka kerja pendekatan latihan yang diterapkan terangkum dalam tabel sebagai berikut :

Tabel 2. Proses Pembelajaran Servis Atas Gaya Latihan

Teknik Proses Pembelajaran

1. Sikap Permulaan

2. Gerak Pelaksanaan

3. Gerak Lanjutan

a.Guru memberikan menjelaskan

tentang pokok bahasan servis atas.

b. Guru membuat keputusan mengenai

penyampaian tugas

c.Siswa mendengarkan dan

memahami penjelasan dari guru

a.Siswa mulai melakukan tugasnya.

b.Siswa membuat keputusan selama

kegiatan berlangsung mengenai

sikap, postur, tempat, urutan

pelaksanaan tugas, waktu untuk memulai dan berhenti, membuat adanya pertanyaan-pertanyaan.

c.Guru sebagai fasilitator

a.Guru mengevaluasi secara

keseluruhan .

b.Guru memberikan umpan balik

untuk semua siswa secara individu Berdasarkan kerangka pembelajaran servis atas tersebut, guru bertugas membuat perencanaan pembelajaran, yang bisa diwujudkan dalam kertas tugas untuk meningkatkan efisiensi gaya latihan. Kertas tugas dapat didesain untuk ditempelkan dinding atau dibuat untuk masing-masing siswa. Fungsi kertas tugas itu sendiri adalah :


(43)

commit to user

1) Untuk membantu siswa mengingat apa yang harus dilakukan dan

bagaimana melakukannya.

2) Mengurangi pengulangan penjelasan dari guru

3) Mengajari siswa tentang bagaimana mengikuti tanggungjawab tertulis

untuk menyelasikan tugas-tugas.

4) Untuk mencatat kemajuan siswa dalam penilaian mandiri

Adapun desain kertas tugas berisi tentang keterangan yang diperlukan mengenai apa yanag harus dilakukan dan bagaimana melakukannya dengan berfokus pada tugas, guru memberikan arah atas hasil yang dapat diketahui dan dapat dilihat oleh siswa pada lembaran tugas

Keaktifan siswa melakukan tugas ajar sangat dituntut dalam pendekatan

latihan. Seperti dikemukakan Soedarwo dkk (1997:39) bahwa” keaktifan sendiri

dari pihak siswa merupakan kunci utama penguasaan dan pemantapan gerak.”

Kelangsungan proses latihan pada tahap berikutnya ialah penguasaan teknik yang ideal. Hal ini tergantung pada inisiatif dan self-activity dari pihak siswa itu sendiri. Sedangkan guru bertugas mengarahkan penguasaan gerak, melakukan koreksi dan evaluasi setiap terjadi kesalahan teknik adalah penting terhindar dari pola gerakan yang saiah dari teknik yang dipelajari. Seperti dikemukakan Sugiyanto (1993:372)

bahwa” setiap pelaksanaan latihan perlu selalu mengoreksi agar perhatian tertuju

pada kebenaran gerak.”

b. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Servis Atas dengan Gaya

Latihan

Pada prinsipnya pembelajaran servis atas dengan pendekatan latihan merupakan bentuk pembelajaran yang menekankan pada penguasaan unsur teknik servis atas yang baik dan benar. Dalam pelaksanaannya bagian-bagian teknik servis atas dipelajari atau dilatihkan secara berulang-ulang. Berdasarkan pengertian dan pelaksanaan pembelajaran servis atas dengan pendekatan latihan yang telah dikemukakan di atas dapat diidentifikasikan kelebihan dan kelemahannya. Berikut kelebihan pembelajaran servis atas dengan pendekatan latihan yang diantara lain :


(44)

commit to user

28

1) Siswa dapat mengerti dan menguasai teknik-teknik servis atas dengan baik

dan benar.

2) Siswa memperagakan atau mempraktekkan teknik servis atas dengan baik

dan benar.

3) Ketegasan dan ketrampilan siswa meningkat atau lebih tinggi dari apa

yang telah dipelajari.

Sedangkan kelemahan pembelajaran servis atas dengan pendekatan latihan antara lain :

1) Dapat menimbulkan rasa bosan, karena harus mengulung-ulang gerakan

yang sama secara terus menerus dan menunggu giliran untuk melakukan tugas ajar.

2) Hasrat gerak siswa tidak terpenuhi karena pembelajaran harus dilakukan

secara runtut.

3) Siswa kurang memahami relevasinya teknik yang dipelajari terhadap

situasi permainan yang sesungguhnya.

6. Pembelajaran Servis Atas dengan Gaya Resiprokal

Gaya resiprokal adalah cara penyampaian pembelajaran dengan mengalihkan sebagian keputusan atau tugas dari guru kepada siswa. Menurut

Mosston (1994:23), dalam gaya pembelajaran ini sebagian keputusan berkenaan

dengan kegiatan pembelajaran bergeser dari guru kepada siswa. Siswa dalam hal

ini diberitanggung jawab yang lebih banyak, yakni membuat beberapa keputusan

berkenaan dengan pelaksanaan tugas dan memberikan umpan balik kepada temannya. Hal ini dipertegas Yusuf Adisasmita (1997:28), yang menyatakan

bahwa ”dalam gaya pembelajaran resiprokal, tanggung jawab memberikan umpan

balik bergeser dari guru kepada teman sebaya”. Pergeseran peranan ini

memungkinkan terjadinya: (1) peningkatan interaksi sosial antara teman sebaya; dan (2) pemberian umpan balik secara langsung Informasi yang menyebabkan perbaikan, disebut umpan balik negatif sedangkan informasi yang justru memantapkan keterampilannya disebut umpan balik positif. Dengan demikian


(45)

commit to user

yang dimaksud dengan gaya pembelajaran resiprokal dalam penelitian ini adalah, cara penyampaian pembelajaran yang ditujukan untuk meningkatkan kemampuan gerak siswa dengan mengalihkan beberapa keputusan berkenaan dengan kegiatan pembelajaran dari guru kepada siswa. Keputusan tersebut meliputi pelaksanaan tugas gerak serta penyampaian umpan balik oleh rekan pasangannya. Siswa dalam hal ini diberi tanggung jawab yang lebih banyak, yakni berkenaan dengan pelaksanaan tugas gerak, dan memberikan umpan balik kepada teman sebaya.

Strategi pembelajaran yang dalam pendekatan mengajarnya memberikan suatu tugas kepada siswa untuk berpasangan dalam berlatih, secara bergantian bertukar peran sebagai pelaku dan sebagai pengamat dalam memberikan penilaian formatif atau feedback pasangannya dengan mengacu kepada tujuan instruksional yang telah ditetapkan oleh gurunya. Anatomi gaya resiprokal dapat dilihat dalam tabel berikut :

Tabel 3. Anatomi Gaya Resiprokal

TAHAP PELAKU

Pre-impact Guru

Impact Murid – Observer

Post-impact Murid – Observer (Moston, 1994 : 23)

Pada pembelajaran gaya resiprokal ini, siswa belajar dengan cara berpasangan dan saling memberikan umpan balik, berdasarkan kriteria yang disediakan oleh pengajar. Tugas guru membuat kertas tugas yang dapat dilakukan oleh murid dengan cara berpasangan. Kertas tugas berisi bentuk-bentuk latihan (untuk pelaku) dan form pengamatan (untuk observer).

a. Pelaksanaan Pembelajaran Servis Atas dengan Gaya Resiprokal

Pelaksanaan mengajar servis atas dengan gaya resiprokal yaitu, tugas pertama guru menjelaskan teknik servis atas dari gerakan mengambil bola, mengatur posisi badan, memukul bola, dan mengarahkan bola ke sasaran. Setelah teknik servis atas dijelaskan, selanjutnya guru mendemonstrasikan atau memberikan contoh gerakan servis atas yang baik dan benar. Pada kesempatan


(46)

commit to user

30 tersebut siswa harus menerima atau merespon penjelasan dari guru dan selanjutnya melakukan tugas ajar dari guru sesuai dengan contoh yang diterimanya.

Selanjutnya guru membagi siswa dalam kelompok berpasangan dan berikutnya memberikan kertas tugas latihan kepada siswa (pelaku) dan kertas pengamatan pada siswa yang satunya (observer). Siswa diberi kesempatan seluas-luasnya melakukan tugas ajar yang diberikan oleh guru. Kreativitas dan inisiatif siswa dapat berkembang dalam gaya resiprokal. Dalam gaya mengajar resiprokal siswa dituntut mandiri dan menggali kemampuannya sendiri. Gaya mengajar

resiprokal memungkinkan siswa untuk berlomba-lomba menunjukkan

kemampuannya. Rasa percaya diri akan timbul dengan sendirinya apabila siswa dapat melakukan tugas ajar dari guru dengan baik. Pada saat setelah proses

pelaksanaan (post-impact) siswa (observer) melakukan evaluasi dan memberikan

umpan balik kepada temannya.

Peranan guru dalam gaya mengajar resiprokal yaitu bertindak sebagai motivator dan memberikan jawaban atas pertanyaan dari siswa. Yusuf Adisasmita, 1997 : 56) menyatakan prinsip gaya mengajar resiprokal adalah :

1) Dalam penerapan gaya resiprokal tidak berarti guru tidak aktif. Dalam

praktek, ia berkeliling memberikan dorongan, dan menjawab pertanyaan yang dikemukakan secara perorangan

2) Guru memusatkan perhatiannya untuk memotivasi siswa dan memberikan

kesempatan kepada siswa agar mandiri, dan kemudian semakin mandiri sesuai dengan perkembangan anak.

Kemandirian dan kebebasan mengresiprokalkan tugas ajar dari guru merupakan hal yang diutamakan dalam gaya mengajar resiprokal. Tugas guru hanya memberikan dorongan dan menjawab atas pertanyaan atau kesulitan yang dihadapi siswa.

b. Kelebihan dan Kelemahan Mengajar Servis Atas dengan Gaya Resiprokal

Penekanan gaya mengajar resiprokal adalah kebebasan siswa melakukan tugas gerak dari guru. Siswa mendapat kesempatan seluas-luasnya untuk mengembangkan kemampuannya. Berdasarakan hal tersebut gaya mengajar


(1)

commit to user

kelompok. Adapun nilai perbedaan peningkatan kemampuan servis atas bolavoli dalam persen pada kelompok 1 dan kelompok 2 sebagai berikut:

Tabel 13. Rangkuman Hasil Penghitungan Nilai Perbedaan Peningkatan Hasil Belajar Servis Atas Bolavoli antara Kelompok 1 dan kelompok 2.

Berdasarkan hasil penghitungan persentase peningkatan hasil belajar servis atas bolavoli diketahui bahwa kelompok 1 memiliki peningkatan kemampuan servis atas bolavoli sebesar 47.154%. Sedangkan kelompok 2 memiliki peningkatan kemampuan servis atas bolavoli sebesar 27.500%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kelompok 1 memiliki persentase peningkatan kemampuan servis atas bolavoli yang lebih besar dari pada kelompok 2.

D. Pembahasan Hasil Analisis Data

1. Perbedaan Pengaruh Gaya Mengajar Latihan dan Resiprokal Terhadap

Hasil Belajar Servis Atas Bolavoli Pada Siswa Putra Ekstrakurikuler Bolavoli SMP N 1 Ngemplak Tahun Peljaran 2010/2011.

Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan sebelum diberi perlakuan, diperoleh nilai t antara tes awal pada kelompok 1 dan kelompok 2 = 1.000, sedangkan ttabel = 2.120. Ternyata thit < ttabel yang berarti hipotesis nol diterima. Dengan demikian kelompok 1 dan kelompok 2 sebelum diberi perlakuan dalam keadaan seimbang atau tidak terdapat perbedaan kemampuan servis atas bolavoli. Hal ini artinya, antara kelompok 1 dan kelompok 2 berangkat dari titik tolak tingkat kemampuan servis atas bolavoli yang sama. Apabila setelah diberi perlakuan terdapat perbedaan, hal ini karena adanya perbedaan perlakuan yang diberikan.

Kelompok N Mean

Pretest

Mean Posttest

Mean Different

Persentase Peningkatan

Kelompok 1 17 7.235 10.647 3.412 47.154%


(2)

commit to user

47 Dalam pelaksanaan gaya mengajar latihan bagian-bagian teknik servis atas dipelajari atau dilatihkan secara berulang-ulang. Siswa dapat mengerti, menguasai, memperagakan atau mempraktekkan teknik servis atas dengan baik dan benar. Ketegasan dan ketrampilan siswa meningkat atau lebih tinggi dari apa yang telah dipelajari. Sehingga teknik-teknik servis atas yang dipelajari secara berulang-ulang terjadi otomatisasi gerakan servis atas. Berdasarkan hasil pengujian perbedaan tes awal dan tes akhir pada kelompok 1 diperoleh nilai sebesar = 8.286 sedangkan ttabel =2.120, ternyata thitung > ttabel5% yang berarti hipotesis nol ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil tes awal dan tes akhir pada kelompok 1. Hal ini artinya, kelompok 1 memiliki peningkatan kemampuan servis atas bolavoli yang disebabkan oleh pendekatan pembelajaran servis atas bolavoli yang diberikan, yaitu pembelajaran servis atas bolavoli dengan gaya mengajar latihan.

Gaya mengajar resiprokal dapat meningkatkan kemampuan gerak siswa dengan mengalihkan beberapa keputusan berkenaan dengan kegiatan pembelajaran dari guru kepada siswa. Keputusan tersebut meliputi pelaksanaan tugas gerak serta penyampaian umpan balik oleh rekan pasangannya. Guru hanya bertindak sebagai motivator dan bertugas memberi jawaban atas pertanyaan dari siswa. Kebebasan bergerak tanpa ada penekanan-penekanan khusus dari guru merupakan hal yang ditekankan pada gaya mengajar resiprokal. Berdasarkan hasil pengujian perbedaan tes awal dan tes akhir pada kelompok 2 diperoleh nilai sebesar = 6.410 sedangkan ttabel = 2.120 ternyata thitung > ttabel5%, yang berarti hipotesis nol ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil tes awal dan tes akhir pada kelompok 2. Hal ini artinya, kelompok 2 memiliki peningkatan kemampuan servis atas bolavoli yang disebabkan oleh pembelajaran yang diberikan, yaitu pembelajaran servis atas bolavoli dengan gaya mengajar resiprokal.

Perbedaan karakteristik dari gaya mengajar latihan dan resiprokal tersebut memberikan pengaruh yang berbeda terhadap hasil belajar servis atas bolavoli. Perbedaan perlakuan yang diberikan kepada siswa menimbulkan respon yang berbeda pula. Berdasarkan hasil pengujian perbedaan yang dilakukan pada data


(3)

commit to user

tes akhir antara kelompok 1 dan kelompok 2 diperoleh hasil thitung sebesar 4.010 sedangkan ttabel pada taraf signifikansi 5% sebesar 2.120 ternyata thitung > ttabel5%. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara tes akhir pada kelompok 1 dan tes akhir pada kelompok 2. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan, ada perbedaan pengaruh antara gaya mengajar servis atas bolavoli pada siswa putra ekstrakurikuler bolavoli SMP Negeri 1 Ngemplak tahun pelajaran 2010/2011, dapat diterima kebenaranya.


(4)

commit to user

49

2. Gaya mengajar latihan memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap

hasil belajar servis atas bolavoli pada pada siswa putra ekstrakurikuler bolavoli SMP Negeri 1 Ngemplak Kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2010/2011.

Gaya mengajar latihan memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap peningkatan kemampuan servis atas yang dilakukan oleh siswa. Karena pada gaya mengajar latihan kesalahan-kesalahan dan tingkat-tingkat kesulitan dalam melakukan servis atas akan termonitor dengan baik oleh seorang guru. Dalam gaya latihan siswa diberikan waktu untuk melaksanakan tugas secara perorangan dan guru memberi umpan balik kepada semua siswa secara perorangan. Pada prinsipnya pembelajaran servis atas dengan pendekatan latihan merupakan bentuk pembelajaran yang menekankan pada penguasaan unsur teknik servis atas yang baik dan benar. Dalam pelaksanaannya bagian-bagian teknik servis atas dipelajari atau dilatihkan secara berulang-ulang. Siswa dapat mengerti, menguasai, memperagakan atau mempraktekkan teknik servis atas dengan baik dan benar. Ketegasan dan ketrampilan siswa meningkat atau lebih tinggi dari apa yang telah dipelajari. Sehingga teknik-teknik servis atas yang dipelajari secara berulang-ulang akan terjadi otomatisasi gerakan servis atas.

Berdasarkan hasil penghitungan persentase peningkatan kemampuan servis atas bolavoli diketahui bahwa, kelompok 1 memiliki nilai persentase peningkatan kemampuan servis atas bolavoli sebesar 47.154%. Sedangkan kelompok 2 memiliki peningkatan kemampuan servis atas bolavoli sebesar 27.500%. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan, pembelajaran servis atas bolavoli dengan gaya latihan lebih baik pengaruhnya terhadap hasil belajar servis atas bolavoli pada siswa putra ekstrakurikuler bolavoli SMP Negeri 1 Ngemplak tahun pelajaran 2010/2011, dapat diterima kebenarannya.


(5)

commit to user

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis data yang telah dilakukan, ternyata hipotesis yang diajukan tidak dapat diterima. Dengan demikian dapat diperoleh simpulan sebagai berikut:

1. Ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara gaya mengajar latihan dan resiprokal terhadap hasil belajar servis atas bolavoli pada siswa putra ekstrakurikuler bolavoli SMP Negeri 1 Ngemplak Kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2010/2011, dengan nilai thit 4.010 > ttab 2.120.

2. Pembelajaran servis atas bolavoli dengan gaya mengajar latihan memiliki pengaruh yang lebih baik terhadap hasil belajar servis atas bolavoli pada siswa putra ekstrakurikuler bolavoli SMP Negeri 1 Ngemplak Boyolali tahun pelajaran 2010/2011. Pembelajaran servis atas bolavoli dengan gaya mengajar latihan memiliki peningkatan 47.154% > gaya mengajar resiprokal 27.500%.

B. Implikasi

Implikasi teoritik dari hasil penelitian ini adalah, dampak dari pendekatan gaya mengajar latihan dan resiprokal dalam meningkatkan kemampuan servis atas dalam permainan bolavoli yang telah dilaksanakan, bahwa sampel dalam penelitian ini semakin baik dan benar dalam melakukan servis atas dalam permainan bolavoli.

Hasil penelitian ini juga dapat dijadikan dasar pertimbangan untuk memilih bentuk pembelajaran yang tepat, khususnya untuk meningkatkan kemampuan servis atas bolavoli.


(6)

commit to user

51

C. Saran

Sehubungan dengan simpulan yang telah diambil dan implikasi yang ditimbulkan, maka kepada para guru penjaskes di SMP Negeri 1 Ngemplak Boyolali disarankan hal-hal sebagai berikut:

1. Dalam upaya meningkatkan kemampuan servis atas bolavoli, dapat

menerapkan pembelajaran servis dengan gaya mengajar latihan dan resiprokal, sehingga akan diperoleh hasil belajar yang optimal.

2. Diharapkan para guru pendidikan jasmani senantiasa menambah

pengetahuannya tentang pembelajaran servis atas bolavoli dengan membaca buku-buku dan artikel-artikel mengenai macam-macam gaya mengajar untuk pembelajaran servis atas bolavoli.

3. Kepada para guru pendidikan jasmani diharapkan dapat mempelajari,

memahami dan menerapkan gaya mengajar lainnya, tidak hanya monoton menggunakan satu gaya mengajar dalam proses pembelajaran.

4. Kepada para siswa diharapkan untuk meningkatkan kemampuan servis atas bolavoli dapat menerapkan pembelajaran servis atas dengan gaya mengajar latihan dan resiprokal.


Dokumen yang terkait

PERBEDAAN PENGARUH GAYA MENGAJAR KOMANDO DAN GAYA MENGAJAR EKSPLORASI TERHADAP KEMAMPUAN PASING ATAS BOLAVOLI PADA SISWA PUTRA KELAS X SMA NEGERI 8 KOTA SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009 2010

0 9 52

PERBEDAAN PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL DAN GAYA INKLUSI TERHADAP HASIL BELAJAR SERVIS ATAS DALAM PERMAINAN BOLAVOLI PADA SISWA PUTRA KELAS VII SMP N 1 KARANGGEDE TAHUN AJARAN 2009

6 148 75

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN SERVIS ATAS ANTARA JARAK DAN TINGGI NET BERTAHAP TERHADAP KETEPATAN SERVIS ATAS BOLAVOLI PADA SISWA PUTRA EKSTRAKURIKULER SMP NEGERI 1 SIDOHARJO KABUPATEN SRAGEN TAHUN A

0 8 60

PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI MATA TANGAN TERHADAP HASIL BELAJAR SERVIS ATAS BOLAVOLI PADA SISWA PUTRA KELAS VII SMP NEGERI 2 NGUTER KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2009 2010

0 24 73

Perbedaan Hasil Latihan Servis Atas Topspin antara Jarak Bertahap dan Jarak Tetap Terhadap Hasil Latihan Servis Permainan Bolavoli pada Siswa Putra Eksrtakurikuler SMA N 1 Polokarto.

0 0 1

Perbedaan pengaruh latihan servis bawah jarak tetap dan jarak bertahap terhadap ketepatan servis bawah permainan bolavoli pada siswa ekstrakurikuler bolavoli putri sma negeri gondangrejo tahun ajaran 2016/2017.

0 0 2

PERBEDAAN PENGARUH GAYA MENGAJAR INDIVIDUAL DAN RESIPROKAL TERHADAP HASIL BELAJAR PASSING BAWAH BOLAVOLI PADA SISWA EKSTRAKURIKULER BOLAVOLI SMP NEGERI 04 KARANGANYAR KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2015/2016.

0 0 17

PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN LATIHAN KONTINYU DAN INTERVAL TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN SMASH NORMAL BOLAVOLI PADA SISWA PUTRI EKSTRAKURIKULER BOLAVOLI SMK NEGERI 1 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2014/2015.

0 0 18

UPAYA MENINGKATAN HASIL BELAJAR PASSING ATAS BOLAVOLI DENGAN PENERAPAN PENDEKATAN GAYA MENGAJAR RESIPROKAL PADA SISWA KELAS VIIIA SMP MUHAMMADIYAH 1 KEBUMEN TAHUN PELAJARAN 2011/2012.

0 0 17

PENGARUH METODE PART AND WHOLE TERHADAP HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR SERVIS BAWAH BOLAVOLI PADA EKSTRAKURIKULER BOLAVOLI DI SMP N 4 PACITAN.

1 1 104