Lihat Dokumen 2

(1)

LAMPIRAN : PERATURAN SEKRETARIS UTAMA BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA

NOMOR : PER.01/SU/IV/2015 TANGGAL : 10 APRIL 2015

TENTANG : RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT UTAMA BNP2TKI TAHUN 2015 -2019

RENCANA STRATEGIS

SEKRETARIAT UTAMA BNP2TKI TAHUN 2015 – 2019

BAB I

PENDAHULUAN

A. Kondisi Umum

Program dan kegiatan bidang penempatan dan perlindungan TKI diarahkan pada upaya penciptaan lapangan kerja yang sebesar-besarnya; meningkatkan kompetensi tenaga kerja; meningkatkan pelayanan penempatan TKI; menjaga agar tenaga kerja yang bekerja tetap bekerja serta meningkat perlindungan dan kesejahteraannya; mencegah pemutusan hubungan kerja serta menyelesaikan kasus secara berkeadilan dan berkepastian hukum.

Dalam kondisi obyektif yang demikian Sekretariat Utama dituntut mampu menunjang, memperlancar serta mengembangkan tugas dan fungsinya, sehingga permasalahan dan bebas tugas dalam menangani TKI dapat ditangani secara baik. Disisi lain Sekretaris Utama dapat memfasilitasi dan mendukung administrasi dan teknis dari unit kerja lain di lingkungan BNP2TKI sehingga mampu memenuhi kebutuhan setiap unit teknis pengguna dan pihak terkait yang dari waktu ke waktu semakin meningkat, serta berkesinambungan.

Disamping kondisi-kondisi tersebut diatas dengan permasalahan-permasalahan yang belum dapat diatasi, sebenarnya dari sisi kelembagaan, sistim, goodwill dari Sekretariat Utama cukup kuat untuk segera menata kelembagaan, penanganan umum dan pelayanan pegawai agar lebih tertib dan berdisiplin.


(2)

B. Potensi dan Permasalahan

Disamping kondisi-kondisi tersebut diatas dengan permasalahan-permasalahan yang belum dapat diatasi, sebenarnya dari sisi kelembagaan, sistim, goodwill dari Sekretariat Utama cukup kuat untuk segera menata kelembagaan, penaganan umum dan pelayanan pegawai agar lebih tertib dan berdisiplin.

Kondisi internal dan eksternal yang cukup mempengaruhi pelayanan pegawai sesuai dengan analisa SWOT sebagai berikut :

1. Kekuatan:

a. Deklarasi penandatanganan Zona Integritas tanggal 20 Januari 2014 oleh seluruh Pejabat BNP2TKI disaksikan Menpan, KPK dan Ombusmand sebagai wujud komitmen dimulainya pembangunan Zona Integritas wilayah Bebas Korupsi dan wilayah Birokrasi Bersih Melayani;

b. Wujud dari pembangunan Zona Integritas tersebut telah dilaksanakan secara sungguh-sungguh :

1) Peraturan Ka. Badan tentang Gratifikasi; 2) Peraturan Ka. Badan tentang WBS;

3) Peraturan Ka. Badan tentang Benturan Kepentingan; 4) Peraturan Ka. Badan tentang Pembangunan Unit

Pelayanan Publik (UPP) yang dimulai tahun 2014 pada 7 titik (1 Pusat, 6 BP3TKI) dan dilanjutkan tahun 2015 untuk seluruh BP3TKI/UPT-P3TKI/LP3TKI sebagai UPP yang menjalankan prinsip-prinsip pelayanan publik yang terbaik.

c. Dipilihnya BNP2TKI sebagai satu-satunya K/L yang dijadikan Piloting Capabilitas Reviu dari Tim Quality Assurance – Reformasi Birokrasi Nasional tahun 2014, dengan hasil berupa saran dan rekomendasi perbaikan bagi kelembagaan BNP2TKI, meliputi :

1) Pengelolaan SDM (Perencanaan Karir dan pengembangan Kompetensi);

2) Pengendalian Sistem dan Prosedur; 3) Penyusunan Rencana dan Strategis; 4) Pengelolaan Perubahan;


(3)

d. Dukungan perangkat Peraturan Kepala BNP2TKI Nomor PER.10/KA/IV/2012 tanggal 20 April 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia;

e. Adanya komitmen pimpinan dalam bentuk perjanjian kinerja dilingkungan Sekretariat Utama BNP2TKI;

f. Tersebarnya Kelembagaan/Unit Pelaksana Teknis di seluruh Propinsi di Indonesia untuk melakukan pelayanan terhadap TKI;

g. Mendapat Predikat WTP secara berturut-turut sejak tahun 2008 dari Badan Pemeriksa Keuangan terhadap akuntabilitas keuangan BNP2TKI;

h. Pembangunan Online system untuk mendukung pelayanan penempatan dan perlindungan TKI di 436 Kab/Kota;

i. Perencanaan program dan anggaran yang tepat waktu dan menjawab persoalan.

j. Tersedianya system pengendalian internal, kode etik pegawai dan system pengawasan keuangan;

k. Keterbukaan Informasi Publik pada BNP2TKI dengan telah terbentuknya PPID dalam mendukung UU RI No 14 Tahun 2008.

2. Kelemahan :

a. Belum lengkapnya system, mekanisme dan prosedur dalam implementasi tugas pokok dan fungsi;

b. Belum optimalnya monitoring dan evaluasi dalam pencapaian kinerja;

c. Belum terstandarnya sarana dan prasarana kantor dalam Unit Pelayanan Publik;

d. Dukungan alokasi dana yang kecil dan belum dapat memenuhi target RPJM dan Renstra;

3. Peluang :

a. Perbaikan Tata kelola TKI

1) Pembenahan infrastruktur pemerintah dalam mendorong layanan dan perlindungan kepada TKI; a) Penyediaan infrastruktur layanan dan pengaduan


(4)

Penyediaan sarana informasi dan saluran

pengaduan bagi masyarakat dalam bentuk Whistle Blower System (WBS) di BNP2TKI yang dapat

diakses masyarakat secara online;

b) Pengaturan layanan terhadap TKI yang tidak membedakan dengan penumpang lain melalui pembenahan peraturan terkait;

c) Terlaksananya penghapusan terminal khusus TKI diawali dengan pembubaran/ Pengosongan area BPK TKI Selapajang.

2) Pembenahan Infrastruktur Bandara untuk menunjang perlindungan terhadap TKI.

a) Penyediaan informasi secara terbuka yang

memudahkan bagi TKI yang akan kembali dari luar negeri;

Publikasi informasi menyangkut prosedur proses kepulangan yang perlu dijalani TKI baik saat keberangkatan dari luar negeri maupun saat tiba di bandara dan transportasi menuju daerah asal secara aman dan murah melalui website BNP2TKI; b) Peningkatan kualitas layanan bandar udara untuk

kemudahan dan keamanan TKI kembali ke tempat asal;

c) Penyediaan Helpdesk/Crisis Center di Bandara kedatangan Internasional seluruh Indonesia di bawah koordinasi AP I dan II dengan BP3TKI/UPT-P3TKI di wilayah kerjanya.

b. Membentuk Unit Kerja Pengendalian, Pengawasan, Pelaksanaan, Penempatan dan Perlindungan TKI (UKP5TKI) ;

c. Diterbitkannya SOP tentang Standarisasi kantor pelayanan penempatan dan perlindungan TKI;

d. Partisipasi Pemda Kab/kota dalam mengimplementasi system;

e. Melakukan Reformasi Struktur Kelembagaan baik di tingkat pusat maupun daerah;


(5)

f. Membangun Image Building Komunikasi Kelembagaan dengan melakukan :

1) Memperkuat organisasi dan personil di bidang kehumasan;

2) Menciptakan pengertian publik yang lebih baik tentang BNP2TKI;

3) Menceritakan kebijakan dan hasil-hasil pembangunan oleh BNP2TKI kepada publik;

4) Menjalin kemitraan dengan berbagai media (media relation) dalam mempublikasikan kegiatan institusi (dalam hal ini BNP2TKI), baik melalui media cetak maupun media elektronik;

5) Mengakomodir dan mengantisipasi keinginan masyarakat/publik untuk memperoleh informasi.

4. Permasalahan/Kendala

Beberapa permasalahan Tata kelola TKI pada tahun 2014 adalah sebagai berikut :

a. Pembenahan Infrastruktur Pemerintah dalam mendorong layanan dan perlindungan kepada TKI;

b. Pembenahan Infrastruktur Bandara untuk menunjang perlindungan terhadap TKI.

c. Reformasi Struktur Kelembagaan baik di tingkat pusat maupun daerah di lingkungan BNP2TKI

Pengelolaan penempatan dan perlindungan TKI oleh pemerintah harus didasarkan pada filosofis dan visi membangun untuk kemanfaatan, sebagai mana tertuang di dalam Tap MPR No. XI/MPR/1998 Tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas KKN, dan atau Undang-undang No. 28 Tahun 1999 Tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas KKN, yang memberikan imperative pada tujuh azas umum penyelenggaraan Negara, yakni: (a) Kepastian hukum, (b) Tertib penyelenggaraan, (c) Kepentingan umum, (d) Keterbukaan, (e) Proporsionalitas, (f) Profesionalitas, dan (g) Akuntabilitas. Untuk itulah maka kedepan diperlukan


(6)

Reformasi Struktur Kelembagaan baik di tingkat pusat maupun daerah sebagai pelaksana penempatan dan perlindungan TKI, dengan struktur yang lebih flekibel sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan. Salah satunya adalah penguatan eselonisasi unit-unit pelaksana teknis pusat (UPT Pusat) di daerah, agar koordinasi dan kerjasama pelaksanaan penempatan dan perlindungan TKI mampunyai jangkauan pelayanan yang lebih luas.

d. Kehadiran BNP2TKI belum dirasakan manfaatnya oleh masyarakat, image ini harus dirubah.

Perkembangan teknologi informasi telah melahirkan perkembangan yang cukup pesat pada media masa cetak dan elektronik. Menjamurnya berbagai media masa dan derasnya arus informasi yang menerpa masyarakat belum merupakan jaminan akan memberi pencerahan kepada masyarakat, bahkan dalam beberapa kasus justru membuat bingung masyarakat. Sementara itu muncul pendapat bahwa dengan berkembangnya teknologi informasi, maka informasi diserahkan kepada masyarakat dan tidak lagi diurus oleh pemerintah. Peran pemerintah lebih di titik beratkan hanya sebagai pembuat kebijakan, regulasi dan fasilitasi. OLeh karenanya kehadiran BNP2TKI belum dirasakan manfaatnya oleh masyarakat, image ini harus dirubah!.

C. Hasil yang telah dicapai Tahun 2010-2014

Hasil yang telah dicapai selama kurun waktu 2010 - 2014 sebagaimana diamanatkan dalam Renstra Sekretariat Utama Tahun 2010-2014 adalah sebagai berikut :

1. Penyusunan Rencana, Program dan Anggaran, Administrasi Kerjasama serta Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan;

a. Penganggaran

Dalam kurun waktu tahun 2010 s.d 2014 telah disusun program/kegiatan dan realisasi anggaran sebagai berikut :


(7)

NO. TAHUN PAGU (Rp.) REALISASI(Rp.) % 1. 2010 253.519.140.000,- 227.000.231.706,- 89,54 2. 2011 423.705.787.000,- 376.493.011.130,- 88,86 3. 2012 266.430.203.000,- 248.473.038.381,- 93,26 4. 2013 392.729.845.000,- 372.899.462.538,- 91,15 5. 2014 411.868.115.000,- 329.494.492.000,- 80.00

Jumlah 1.748.253.090.0

00,-1.554.360.235.

755,- 88,90 Dari total Pagu Anggaran tahun 2010 s.d 2014 sebesar Rp.1.748.253.090.000,-, Dengan realisasi Anggaran sebesar Rp.1.554.360.235.755,- atau 88,90%.

Tabel

Realisasi Penempatan Tahun 2010 s.d 2014

NO .

TAHU N

TARGET

REALISAS I

% TERHADAP

RPJMN RKP RPJMN RKP

1. 2010 500.000 500.000 575.804 115,16 115,1

6

2. 2011 600.000 600.000 586.802 97,80 97,80

3. 2012 700.000 524.750 494.609 70,65 94,25

4. 2013 800.00

0

600.00

0 512.168 64,02 85,36


(8)

0 0

Jumlah 3.500.0

00

2.792.4

50 2.599.255 74,26 93,08

Dengan memperhatikan pagu anggaran BNP2TKI tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 menunjukan bahwa pagu BNP2TKI rata-rata hanya lebih kurang 300 Milyar Rupiah, dilain pihak target prioritas nasional sebagaimana diamanatkan dalam RPJM 2010 – 2014 pelayanan penempatan dan perlindungan TKI sebanyak 3,5 juta terealisr sebanyak 2.599.255 orang atau 74,26%, bila disesuaikan dengan RKP sebanyak 2.792.450 orang maka terealisir sebesar 93,08%

b. Penerapan Manajemen Berbasis Kinerja

Penerapan sistem manajemen berbasis kinerja pada instansi pemerintah dimaksudkan untuk memastikan proses perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, monitoring dan evaluasi dan pelaporan kinerja dilaksanakan secara konsisten, sejalan dengan tugas dan fungsi BNP2TKI, berbasis pada kinerja dan diorientasikan pada peningkatkan kinerja secara optimal, upaya tersebut diarahkan untuk membangun sistem dan kelembagaan manajemen kinerja. Selain itu juga diarahkan pada peningkatan kapasitas implementasinya melalui fasilitasi dan asistensi, penyempurnaan evaluasi akuntabilitas kinerja birokrasi baik substansi maupun cakupan penilaian pada seluruh unit di BNP2TKI baik pusat dan daerah.

Akuntabilitas kinerja adalah suatu kondisi dimana Kementerian/Lembaga telah merubah orientasinya dari yang biasanya berorientasi kepada anggaran (input) atau kegiatan (output) semata, menjadi berorientasi kepada hasil (outcome), maka BNP2TKI mulai merencanakan hasil atau outcome yang memberikan manfaat nyata bagi


(9)

masyarakat dan mengukur capaian serta melaporkan kinerjanya secara periodik sebagai bentuk akuntabilitas pada masyarakat.

Hasil evaluasi memperlihatkan kemajuan yang berarti dalam implementasi manajemen kinerja dan makin meningkatnya nilai akuntabilitas kinerja di lingkungan BNP2TKI yang memperoleh nilai baik dengan kategori CC terus meningkat (tahun 2011 nilainya 56,32, tahun 2012 nilainya 58,21, tahun 2013 nilainya 60,10 dan tahun 2014 nilainya 60,28), yang berarti bahwa BNP2TKI telah memiliki akuntabilitas kinerja yang baik, taat kebijakan, mengimplementasikan budaya kinerja, hasil kinerjanya optimal, dan memiliki sistem informasi manajemen kinerja untuk pertanggungjawaban.

Implementasi manajemen kinerja merupakan bagian untuk mewujudkan manajemen BNP2TKI yang efektif, transparan, akuntabel, dan berorientasi pada hasil. Oleh karena itu BNP2TKI, ke depannya akan meningkatkan sinergi, sinkronisasi, dan integrasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) dengan sistem perencanaan pembangunan, sistem penganggaran, dan adanya sanksi yang tegas bagi pimpinan di lingkungan BNP2TKI baik pusat maupun daerah yang tidak menerapkan akuntabilitas kinerja secara konsisten. Sesuai dengan target peningkatan hasil penilaian akuntabilitas kinerja, BNP2TKI telah melakukan berbagai upaya perbaikan setiap tahapan perencanaan kinerja, evaluasi kinerja, pelaporan kinerja, penilaian kinerja dengan harapan terdapat peningkatan hasil penilaian menjadi B+ dan bahkan bila dimungkinkan bisa mencapai nilai A.

c. Meningkatkan Kerjasama dengan Perguruan tinggi dan Lembaga pendidikann untuk Perluasan Kesempatan Kerja.

Permasalahan yang terjadi pada TKI semakin meningkat dan animo masyarakat untuk bekerja ke luar negeri juga semakin meningkat maka dengan kerjasama sama melalui


(10)

untuk mencegah dan mengatasi permasalahan-permasalahan TKI ke depan. BNP2TKI juga telah melaksanakan nota kesepahaman (MoU) dengan unit terkait antara lain:

1) BNP2TKI dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 2) Kepala BNP2TKI dengan Citilink Air

3) Kepala BNP2TKI dengan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan (Poltekkes Kemenkes) Banjarmasin

4) BNP2TKI dengan Cargill Meat Solutions Canada

5) BNP2TKI dengan Ella World Wide Service Inc. Canada

6) BNP2TKI dengan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan (Poltekkes Kemenkes) Semarang

7) BNP2TKI dengan Yayasan Ngudia Husada Madura

8) BNP2TKI dan Tim Penjamin Kualitas (Quality Assurance) Reformasi Birokrasi Nasional (TQA-RBN)

9) Kepala BNP2TKI dan PT. Jobs DB Indonesia 10)Kepala BNP2TKI dan PT. Bank BNI Syariah 11)BNP2TKI dengan Politeknik Caltek Riau

12)BNP2TKI dengan Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia 13)BNP2TKI dengan Politeknik Akamigas

14)BNP2TKI dengan POLTEKKES Bengkulu 15)BNP2TKI dengan POLTEKKES Aceh

d. Sistem Pelaporan Berbasis Web

Dalam rangka meningkatkan pelayanan penempatan dan perlindungan TKI luar negeri, diperlukan suatu mekanisme kontrol terhadap kegiatan-kegiatan yang sudah ditetapkan sehingga progres capaian kegiatan yang sudah dilakukan oleh Unit Kerja di BNP2TKI dapat dilihat kinerja atau hasilnya. Salah satu bentuk mekanisme kontrol kegiatan yang bisa dilakukan adalah dengan bantuan alat bantu “tools” aplikasi sistem informasi. Pembuatan Aplikasi Sistem Pelaporan Berbasis Web (SPBW) adalah kegiatan yang dimaksudkan sebagai alat bantu pelaporan yang dilakukan melalui sistem aplikasi dan dapat memonitor kinerja unit kerja.


(11)

Diharapkan dengan dibangunnya Sistem Aplikasi Sistem Pelaporan Berbasis Web (SPBW) semua mekanisme pelaporan tugas di masing-masing Unit Kerja organisasi di BNP2TKI yang meliputi LP3TKI, BP3TKI, Unit Eselon II, Unit Eselon I dan Kepala BNP2TKI dapat dilakukan dengan cepat, tepat dan hasilnya dapat secara otomatis dilaporkan ke Kepala BNP2TKI.

Pelaporan itu sendiri terdiri dari Laporan Pelaksanaan Tugas yang bersifat bulanan, triwulan semester dan tahunan serta laporan Khusus yang dilaporkan sesuai dengan kebutuhan dari masing-masing unit kerja di lingkungan BNP2TKI.

Dengan adanya Sistem Pelaporan Berbasis Web (SPBW) sebagai tools/alat bantu dalam rangka evaluasi dan monitoring kegiatan di lingkungan BNP2TKI diharapkan evaluasi dan mnitoring kegiatan semakin mudah, cepat, dan lebih baik.

2. Penguatan Kelembagaan (Organisasi), Pengembangan SDM dan Pembinaan Administrasi Pengelolaan Kepegawaian

a. Re-organisasi kelembagaan BNP2TKI.

Telah dilakukan perubahan dan penambahan unit Eselon II menjadi 18 Eselon II dan Eselon III menjadi 71 Eselon III, sehingga struktur organisasinya menjadi Eselon I (1), II (18), III (71), dan IV (200). Yang tersebar di 27 provinsi yang terdiri dari BNP2TKI, 19 BP3TKI, BPKTKI Selapajang, 5 Loka-P3TKI dan 15 P4TKI.

b. Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM)

Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) pegawai

pada BNP2TKI difokuskan pada penyusunan

peraturan perundang-undangan yang mengatur

manajemen kepegawaian, dan penerapan manajemen kepegawaian berbasis merit. Yang ditekankan pada penataan jumlah dan distribusi PNS, penyempurnaan sistem rekruitmen, seleksi dan promosi, peningkatan


(12)

kompetensi SDM Aparatur melalui pendidikan dan pelatihan (Diklat), pengembangan dan pemanfaatan assessment center, dan perbaikan kesejahteraan pegawai. BNP2TKI telah melakukan penataan jumlah pegawai pada seluruh instansi pemerintah pusat maupun daerah, melalui rekruitmen CPNS dan pengangkatan tenaga honorer menjadi PNS sesuai kebutuhan birokrasi. Jumlah CPNS yang direkrut dan ditempatkan sesuai dengan formasi.

Dalam penguatan SDM telah dilaksanakan penambahan pegawai sebanyak 280 orang (tahun 2010 sebanyak 153 orang, tahun 2011 sebanyak 104 orang, tahun 2012 sebanyak 23 orang dan Tahun 2013 sebanyak 39 orang); Ke depan, proses perencanaan kepegawaian harus dilakukan dengan berbasis jabatan dan beban kerja, sehingga kualitas dan kuantitas pegawai selalu sesuai dengan kebutuhan riil organisasi. Disamping itu, seluruh unit harus melaksanakan analisis jabatan secara periodik dan berkesinambungan. Seleksi dan promosi yang transparan, kompetitif, dan berbasis merit akan terus diperkuat pelaksanaannya.

Pelaksanaan Diklat PNS diarahkan untuk mengisi kesenjangan antara kompetensi jabatan yang dipersyaratkan dengan kompetensi pegawai yang ada, terutama untuk diklat teknis dan fungsional. Dalam rangka terus meningkatkan kapasitas pengawai BNP2TKI dalam menghadapi kompleksitas pelayanan penempatan dan perlindungan, juga telah dirintis kerjasama Diklat dengan Pusdiklat Kementerian Luar Negeri yang bertujuan untuk memberi bekal ilmu dan teknis Diplomasi dan kecepatan pelayanan kasus WNI/TKI, dan dalam jangka panjang menyiapkan tenaga muda, handal dan berintegritas dalam mengemban penempatan pegawai dalam pembantuan tugas ketenagakerjaan luar negeri yang terkait dengan di bidang tugas BNP2TKI.


(13)

c. Dekalarasi dan Penandatanganan Zona Integritas di Lingkungan BNP2TKI.

Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) berupaya terus meningkatkan pelayanan prima kepada TKI dan stakeholder terkait. Kegiatan yang diselenggarakan oleh Sekretariat Utama bertujuan untuk meberikan pelayanan prima yang diwujudkan dengan komitmen untuk menjalankan pemerintahan yang bersih, akuntabel dan transparan ini

telah diwujudkan dalam bentuk Deklarasi

penandatanganan Zona Integritas tanggal 20 Januari 2014, oleh seluruh Pejabat BNP2TKI disaksikan Menpan, KPK dan Ombudsman RI sebagai wujud komitmen dimulainya pembangunan Zona Integritas wilayah Bebas Korupsi dan wilayah Birokrasi Bersih Melayani.

d. Peningkatan kualitas pelayanan publik

Sebagai bentuk percepatan pembangunan Zona Integritas dalam Pelaksanaan RB di BNP2TKI juga telah dicanangkan 7 (tujuh) Titik prioritas Tahun 2014 peningkatan kualitas Pelayanan Publik, meliputi

1) BP3TKI Jakarta, dengan wilayah kerja DKI Jakarta dan pelayanan keberangkatan TKI yang sebagian besar melalui Bandara Soekarno Hatta;

2) BP3TKI Bandung dengan Wilayah Provinsi Jawa Barat, didukung dengan pos untuk mendekatkan pelayanan ke masyarakat pelayanan di tingkat Kabupaten spt P4TKI Bekasi dan P4TKI Cirebon, serta P4TKI Sukabumi;

3) BP3TKI Jogjakarta dengan wilayah pelayanan Provinsi DI Jogjakarta;

4) BP3TKI Semarang dengan wilayah kerja pelayanan provinsi Jawa Tengah dan didukung Pos untuk mendekatkan pelayanan ke masyarakat di Kabupaten Seperti P4TKI Cilacap dan Rencana P4TKI Pemalang.

5) BP3TKI Mataram dengan wilayah pelayanan Provinsi NTB;


(14)

6) BP3TKI Tanjungpinang dengan wilayah pelayanan Provinsi Kepulauan Riau, pelayanan di wilayah ini sangat prioritas mengingat Batam dan Tanjung Pinang menjadi titik rawan pemberangkatan TKI secara Non Prosedural;

7) Unit Pelayan Publik (UPP) di BNP2TKI Pusat yang merupakan penggabungan pelayanan penempatan dan perlindungan berupa layanan penempatan (SIP, G to G Korea, Jepang) dan Pelayanan Crisis Center, Informasi Pasar Kerja Luar Negeri/JobsInfo, dan PPID serta Unit Pengaduan Pelayanan.

e. Pembenahan infrastruktur pemerintah guna mendorong layanan dan perlindungan TKI

Dalam rangka pembenahan infrastruktur pemerintah dalam mendorong layanan dan perlindungan TKI perlu penyediaan infrastruktur layanan dan pengaduan TKI secara online berupa penyediaan sarana informasi dan saluran pengaduan masyarakat dalam bentuk Whistle Blower System (WBS) di BNP2TKI. Dalam hal ini sudah terbentuk Tim Penyusun Pengelola WBS dengan SK Kepala BNP2TKI dan sudah tersusun desain WBS untuk implementasi di BNP2TKI.

f. Optimalisasi keberadaan helpdesk layanan informasi TKI.

Dari hasil rekomendasi KPK dan UKP4 pembubaran pelayanan TKI yang ada di BPKTKI Selapajang maka diperlukan optimalisasi keberadaan helpdesk layanan informasi TKI yang terintegrasi menyangkut layanan CTKI di dalam negeri (diembarkasi/debarkasi) dan layanan TKI di luar negeri (di KBRI). Untuk helpdesk telah tersusun rencana kerja penyediaan helpdesk terintegrasi di bandara soetta yaitu penyediaan tempat helpdesk oleh Angkasa Pura dan penyediaan helpdesk layanan informasi/hotline yang terintegrasi oleh BNP2TKI dan sudah beroperasi sejak tanggal 1 Oktober.


(15)

Pembenahan infrastruktur Bandara soetta untuk menunjang perlindungan terhadap TKI yang dilakukan oleh BNP2TKI berupa publikasi informasi menyangkut prosedur proses kepulangan yang perlu dijalani TKI baik saat keberangkatan dari Luar Negeri maupun saat tiba di bandara dan transportasi menuju daerah asal secara aman dan murah melalui website BNP2TKI.

3. Administrasi Keuangan, Tata Usaha Pimpinan, Kerumahtanggaan, Dukungan Sarana dan Prasarana Kerja

a. Opini BPK dengan Predikat WTP

Dalam bidang pertanggungjawaban keuangan telah mendapatkan predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK RI selama 5 tahun berturut-turut (tahun 2008, 2009, 2010, 2011 dan 2012). untuk Tahun 2013 BNP2TKI mendapat opini WDP. Dalam kaitan ini, telah dilakukan langkah- langkah pengelolaan keuangan sebagai upaya untuk mencapai target kinerja menuju WTP.

b. Pengelolaan Barang Milik Negara

Laporan Barang Pengguna Tahun Anggaran 2014 merupakan laporan yang mencakup seluruh aspek BMN yang ditatausahakan dan dikelola oleh Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) per 31 Desember 2014, mencakup persediaan Aset Tetap dan Aset Lainnya.

Sampai dengan Semester I Tahun 2014 (Per 30 Juni 2014) Nilai BMN yang disajikan pada laporan keuangan BNP2TKI semester I Tahun Anggaran 2014 ini adalah sebesar Rp.180.843.489.951,- , terjadi penurunan nilai BMN sebesar Rp.14.134.710.996,- bila dibandingkan dengan nilai BMN per 31 Desember 2013 sebesar Rp. 194.978.200.947,-. Penurunan Nilai BMN tersebut disebabkan karena penyusunan asset. Nilai BMN BNP2TKI per 31 Desember 2014 masih dalam proses revieu dan audit BPK. Laporan BMN ini disusun menggunakan sistem aplikasi sebagai alat


(16)

bantu guna mempermudah dalam melakukan Penatausahaan BMN.

4. Perumusan Peraturan Perundang- Undangan, Bantuan Hukum, Publikasi dan Humas

a. Menyempurnakan Regulasi dan Memperkuat Kelembagaan Penyelenggaraan Penempatan CTKI/TKI

1) Menyempurnakan dan memperbaiki kebijakan asuransi CTKI/TKI dengan menciptakan transparansi prosedur pemilihan perusahaan;

2) Menyempurnakan peraturan perlindungan pekerja, antara lain dengan meratifikasi konvensi buruh migran dan keluarganya yang sudah ditandatangani perjanjiannya pada tahun 2004, dan menyempurnakan UU No. 39 Tahun 2004 Tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja ke Luar Negeri, dengan penekanan aspek perlindungan

b. Keterbukaan Informasi Publik

Dengan lahirnya Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik secara historis dilatar belakangi oleh bergulirnya reformasi dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Reformasi yang sudah berumur satu dasawarsa telah membawa perubahan dalam sistem pemerintahan negara. Reformasi ditandai dengan adanya tuntutan tata kelola kepemerintahan yang baik (Good Governance) yang mensyaratkan adanya akuntabilitas, transparasi dan partisipasi masyarakat dalam setiap proses terjadinya kebijakan publik.

Dengan adanya transparansi, secara perlahan akan terjadi penguatan akuntabilitas dan profesionalisme serta integritas pegawai BNP2TKI. Tersirat Maksud tersebut di atas bahwa ketersediaan instrumen pendukung pengelolaan informasi dan dokumentasi merupakan kebutuhan yang mutlak menjadi perhatian penting bagi setiap Badan Publik dan perlu dipersiapkan dalam kegiatan pra-implementasi Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008.


(17)

dalam kaitan tersebut pengelolaan informasi mempedomani regulasi :

1) Pengelolaan Informasi Dan Dokumentasi di lingkungan BNP2TKI dilaksanakan berdasarkan Keputusan Kepala BNP2TKI Nomor : KEP.56/KA/VIII/2011 tentang Pembentukan Organisasi dan Penunjukan Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi;

2) Dalam pengelolaan Informasi dan dokumentasi diperlukan adanya pedoman kerja sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Kepala Badan Nasional Penempatan Dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia Nomor : PER.16/KA/XII/2011 Tentang Pedoman Kerja Pengelolaan Informasi Dan Dokumentasi Di Lingkungan Badan Nasional Penempatan Dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia.

3) Sejak dicanangkannya Undang-undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik yang mulai berlaku berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2010, mendorong BNP2TKI untuk terus meningkatkan transparansi dan membentuk perangkat pelayanan informasi publik. BNP2TKI menunjuk Biro Humas sebagai Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID). Melalui pelayanan informasi publik ini masyarakat bisa mendapatkan informasi mengenai penempatan dan perlindungan TKI, proses mencari kerja di luar negeri, laporan keuangan, tanggung jawab sosial BNP2TKI, dan informasi terkait lainnya.

Pelayanan Informasi Publik BNP2TKI

Kantornya di BNP2TKI Jl. MT. Haryono Kav. 52, Jakarta Selatan

Telp : 021 7994031 Facs : 021 7994031

Website : ppid.bnp2tki.go.id Email : humas@bnp2tki .go.id

Dalam rangka penguatan akan pencapaian Undang-Undang No 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (KIP) dalam kaitannya dengan pelaksanaan Instruksi


(18)

Presiden RI Nomor 2 tahun 2014 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi, maka BNP2TKI telah menjalankan Rencana Aksi PPK tersebut dengan melaksanakan setiap aktivitas yang diperjanjikan dalam rencana aksi yang dipantau oleh UKP-PPP dan Menteri PPN/Kepala Bapenas, berupa :Pencegahan dan Pengamanan TKI Non Prosedural dan Rencana Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi, dengan 3 Sub Renaksi berupa percepatan PPID, Pengadaan barang dan jasa serta pengelolaan BMN.

5. Penelitian, Pengembangan Sistem Informasi dan Data a. Peningkatan Kualitas Pelayanan melalui “online

system“ yang mencakup:

1) Sistem Informasi Pasar Kerja Luar Negeri (www.infokerja-bnp2tki.org ),sistem ini untuk dimanfaatkan masyarakat pencari kerja ke luar negeri, dapat mendaftar baik secara online maupun melalui BP3TKI, Disnaker Provinsi, Kabupaten/Kota dan lembaga pendidikan yang telah bekerjasama dengan BNP2TKI serta dalam sistem ini Pencaker dapat mengakses informasi peluang kerja ke luar negeri yang sudah tersedia;

2) Sistem Pelayanan Penempatan TKI SISKOTKLN (http://siskotkln.bnp2tki.go.id), sistem ini dirancang untuk entri data secara online diawali dari Disnaker Kabupatan/Kota. Entri data ini oleh lembaga penempatan lainnya seperti sarana kesehatan,BLK-LN,LUK asuransi dll. Sistem ini dapat mengurangi pemalsuan identitas TKI serta dokumen-dokumen lain yang dipersyaratkan harus dimiliki TKI sebelum ditempatkan bekerja di luar negeri dan memudahkan mencari data dan informasi TKI. Operasionalisasi sistem ini melalui kegiatan sosialisasi di Provinsi Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan,Sumatera Utara, Kepulauan Riau dan Lampung;


(19)

3) Sistem Pendataan dan Pelayanan Kepulangan TKI (http.//sipendaki.bnp2tki.go.id), sistem ini di operasikan dibeberapa embarkasi seperti Balai Pelayanan Kepulangan TKI Selapajang, Bandara Soekarno Hatta, Bandara Adi Sumarmo-Solo, Bandara Separang-Mataram, Bandara Husein Sastranegara-Bandung; Pintu Perbatasan-Entikong (Kalbar), Pelabuhan Laut Tunon Taka-Nunukan (Kaltim), Pelabuhan Laut Sri Bintang Pura-Tanjung Pinang (Kepulauan Riau), manfaatnya data TKI yang pulang dapat diakses secara online oleh pihak pihak yang berkepentingan yang telah mendapat user id dan password dari BNP2TKI;

4) Sistem Pelayanan Pengaduan Permasalahan TKI atau

Crisis Center (http.//halotki.bnp2tki.go.id), sistem ini masih terbatas dan dioperasikan di kantor BNP2TKI Jln, MT Haryono Kav.51 Jakarta Selatan, namun ke depan diharapkan dapat diakses dan dioperasikan di BP3TKI/LP3TKI seluruh Indonesia serta stakeholder

terkait dengan penempatan dan perlindungan TKI termasuk Disnaker Provinsi, Kabupaten/Kota di lingkungan Pemda Provinsi Kalimantan Selatan;

5) Data Center BNP2TKI

Untuk mendukung kelancaran pelayanan sistem Pelayanan Penempatan dan Perlindungan diseluruh lintas sektor dan stakeholder, BNP2TKI telah membangun Data Center yang sudah memenuhi standar internasional yang dipersyaratkan yaitu TIA-942 tier 1 (Telecommunications Industry Association).

6) Integrasi Penempatan & Perlindungan TKI yang sudah berjalan dengan K/L, Perwakilan RI dan Disnaker Prop/Kab/Kota;

a) Integrasi dengan SIAK Ditjen Dukcapil-Kemendagri untuk Pemanfaatan NIK sebagai basis data Penempatan dan Perlindungan TKI (P2TKI). Sejak 5 Februari 2014 Sistem BNP2TKI sudah terintegrasi dengan SIAK


(20)

b) Integrasi dengan SIMKIM Ditjen Imigrasi-Kemenhumham untuk pemanfaatan data Paspor, Keberangkatan dan Kepulangan TKI. Sejak Mei 2014 Sistem BNP2TKI sudah terintegrasi dengan SIMKIM. c) Integrasi dengan Perwakilan RI yaitu; KDEI Taiwan,

KJRI Hongkong, KJRI Jeddah dan KBRI Singapura untuk pemanfaatan data Job Order (JO) dan Perjanjian Kerja (PK) serta dalam proses dengan KBRI/KJRI Malaysia

d) Integrasi dengan 33 Disnaker Prop dan 438 Disnaker Kab/Kota dalam proses Registrasi CTKI, BA Rekrut, dan Rekom Paspor sejak tahun 2011

e) Integrasi Penempatan & Perlindungan TKI dengan Stakeholder

f) Integrasi dengan Lembaga Penempatan (543 PPTKIS) g) Integrasi dengan Lembaga Pendukung Penempatan (102 Sarkes, 308 BLKLN, 7 LSP, 3 Konsorsium Asuransi)

7) Untuk mewujudkan kesepahaman, semangat dan komitmen bersama dalam pelaksanaan kebijakan penempatan dan perlindungan TKI di luar negeri Kegiatan integrasi tersebut meliputi :

a) Mapping Data Agensi dan Data PPTKIS dengan data SISKOTKLN;

b) Web Service sudah siap untuk dipergunakan dan sudah terkoneksi dengan database;

c) Integrasi data yang ditampilkan, antara lain :

 Integrasi data Job Order

 Integrasi data Employment Contract  Integrasi data Blacklist Agensi

 Penambahan Fitur Pencarian Data TKI di Sistem

Informasi KJRI

 Penambahan Fitur Kedatangan TKI di Sistem

Informasi KJRI

 Memprovide data untuk Entry data Employment

Contract di KJRI berdasarkan Nomor Paspor dari SISKOTKLN


(21)

d) Akses data dari hasil integrasi sistem tersebut dapat dimanfaatkan oleh kedua belah pihak (Konsulat Hong Kong SAR, KDEI Taipei dan BNP2TKI) dalam memberikan pelayanan penempatan dan perlindungan TKI.

8) Mengintegrasikan System BNP2TKI layanan LPSE ;

a) Dukungan pelaksanaan pengadaan barang/jasa berupa Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE);

b) Terbentuknya Data Warehouse HYPERLINK "http://dw.bnp2tki.org" http://dw.bnp2tki.org.

9) Sistem Tata Naskah Dinas Elektronik (TNDE)

a) Melakukan Kegiatan Pembuatan Aplikasi TNDE

b) Melakukan Sosialisasi dan Pelatihan Aplikasi TNDE di lingkungan BNP2TKI

c) Melakukan kegiatan pengadaan perangkat pendukung Aplikasi TNDE

d) Dukungan teknis dan Advice pengembangan sistem dan pelayanan

10) Memperkuat Sumberdaya tenaga IT

Sumber Daya Sebuah IT di BNP2TKI menjadi sumber keunggulan kompetitif karena bersifat langka, khusus, bernilai, berharga, langka, dan sulit untuk meniru atau pengganti.

BNP2TKI mengembangkan sumber daya IT yang spesifik, dan kemudian memperbarui ini untuk menanggapi perubahan lingkungan. Dan juga BNP2TKI mengembangkan kemampuan dinamis untuk beradaptasi dengan perubahan lingkungan.

Strategi yang sukses tergantung pada organisasi yang memiliki kemampuan strategis untuk tampil di tingkat yang diperlukan untuk sukses. Jika sumber daya dikendalikan dengan tidak baik, sumber daya ini tidak akan memungkinkan untuk memilih dan menerapkan strategi dengan mengeksploitasi kemungkinan ancaman dari luar atau menetralisirnya. Maka dari itu


(22)

tipologi sumber daya IT yang bisa diterapkan di BNP2TKI dibagi menjadi 3 bagian yaitu :

a) Infrastruktur : banyak komponen infrastruktur IT (seperti perangkat keras komputer dan perangkat lunak).

b) Keterampilan teknis : keterampilan teknis IT adalah keterampilan teknologi tepat guna diperbarui, yang berkaitan dengan sistem baik hardware dan software yang dipegang oleh pegawai BNP2TKI

c) Pengembangan IT : Mengacu pada kemampuan untuk mengembangkan atau bereksperimen dengan teknologi baru.

Untuk menjawab tantangan tugas diatas maka disusunlah Renstra Sekretariat Utama Tahun 2015 s/d 2019 yang menjadi acuan dan pedoman bagi seluruh aparat di lingkungan Sekretariat Utama. Diharapkan renstra Sestama ini dapat dijadikan pedoman dan rambu-rambu pelaksanaan tugas dan fungsi setiap unit kerja eselon II di lingkungan Sekretariat Utama dengan selalu berorientasi kepada asas manfaat bagi kepentingan organisasi dan masyarakat secara luas.

D. Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan disusunnya Renstra Sekretariat Utama Tahun 2015 s/d 2019 ini adalah sebagai panduan guna dijadikan pedoman dan acuan bersama dalam melakukan koordinasi pelaksanaan tugas serta pemberian dukungan administrasi dan kelembagaan BNP2TKI secara lebih efektif, efisien dan akuntabel. Adapun tujuan yang akan dicapai dari penyusunan Renstra Sekretariat Utama Tahun 2015-2019 adalah sebagai berikut :

1. Memberikan arah kebijakan pelaksanaan penempatan dan perlindungan TKI selama kurun waktu 2015-2019 agar penempatan dan perlindungan TKI dapat berjalan secara efektif, efisien, terukur, konsisten, terintegrasi, melembaga dan berkelanjutan.;


(23)

2. Meningkatkan kualitas koordinasi antar instansi pemerinah di pusat dan daerah dalam penempatan dan perlindungan TKI dengan mengutamakan kepentingan bangsa dan TKI, baik pada tahap perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan pengawasannya

3. Tersedianya gambaran kegiatan pokok perencanaan, dukungan personil, sarana dan prasarana, anggaran, hukum, pendataan dan penelitian masing-masing unit kerja eselon II di lingkungan Sekretariat Utama BNP2TKI dalam pelaksanaan tugas kepemerintahan di bidang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia;

4. Tersedianya bahan dalam melakukan pemantauan dan evaluasi serta alat pengendalian pelaksanaan tugas Sekretariat Utama BNP2TKI;

5. Tersedianya bahan dan tolok ukur dalam penilaian pencapaian hasil pelaksanaan tugas secara terukur dan akuntabel dalam pelaksanaan tugas Sekretariat Utama BNP2TKI;

6. Membangun data/informasi tentang potensi kesempatan kerja di luar negeri dan data/informasi lainnya yang terintegrasi antar instansi dan akurat (relevan, komprehensif, terkini, dan dapat diakses para pihak).

C. Dasar Pelaksanaan Kegiatan

Penyusunan dan pelaksanaan Renstra Sekretariat Utama BNP2TKI Tahun 2015-2019 ini, mengacu dan berpedoman kepada peraturan perundang-undangan yang berlaku, sebagai berikut:

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;

3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;

4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri;


(24)

5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2004 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga;

6. Peraturan Pemerintah R.I. Nomor 39 Tahun 2006, Tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan;

7. Peraturan Presiden R.I. Nomor 81 Tahun 2006 Tentang Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan TKI (BNP2TKI);

8. Peraturan Presiden R.I. Nomor 29 Tahun 2014 Tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;

9. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2004;

10. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;

11. Peraturan Menteri PAN & RB Nomor 53 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;

12. Peraturan Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia Nomor 01/KA/-BNP2TKI/III/2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia, sebagaimana telah dirubah dengan Peraturan Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia Nomor PER.10/KA/IV/2012 tanggal 20 April 2012 ;

13. Peraturan Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia Nomor : PER.10/KA//V/2015 tentang Rencana Strategis Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia Tahun 2015 – 2019;


(25)

BAB II

VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN STRATEGI

A. VISI

Pada Rencana Strategis Sekretraiat Utama BNP2TKI tahun 2015-2019 adalah melaksanakan Misi Presiden pada Kabinet Kerja Tahun 2015-2019 Yaitu :

“TERWUJUDNYA INDONESIA YANG BERDAULAT, MANDIRI DAN BERKEPRIBADIAN BERLANDASKAN

GOTONG ROYONG”

Selaras dengan Visi Presiden tersebut, dalam Rencana Stratgis BNP2TKI terkandung maksud bahwa Visi yang di emban BNP2TKI adalah :

1. CTKI/TKI terlindungi di dalam negeri 2. TKI Tidak terlantar di luar Negeri

3. TKI tidak miskin sengsara saat kembali dari Luar Negeri. Maka Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia bertekad untuk :

““Terwujudnya TKI yang Profesional, Bermartabat dan Sejahtera”.


(26)

“Profesional”, adalah bahwa TKI yang bekerja ke luar negeri memiliki kompetensi dan melaksanakan pekerjaan /job dengan disiplin ilmu yang tinggi.

Bermartabat, berarti bahwa TKI yang memiliki kompetensi, daya saing, gaji, memahami dan mendapat perlindungan hukum, dan menjadikan dirinya bermartabat sebagai tenaga kerja Indonesia di luar negeri.

Sejahtera, bahwa TKI dan keluarganya tidak hanya memperoleh gaji atau pendapatan yang layak sesuai keahliannya, namun juga dapat mensejahterakan dirinya, keluarganya dan bangsa.

Dalam visi tersebut juga terkandung makna bahwa profil TKI ideal yang ingin diwujudkan kedepan adalah: TKI yang secara ideologis memiliki komitmen terhadap nilai-nilai Pancasila; TKI yang secara sosial, politik dan budaya, memiliki karakter pendukung bagi pembangunan nasional untuk meningkatkan kesejahteraan dan menjaga martabat bangsa melalui TKI sebagai warga negara Indonesia (WNI) atau “duta” WNI di luar negeri, yang ditunjukkan dalam bentuk perilaku baik dan kinerja tinggi, serta mampu menjaga hubungan politik dengan negara tempat TKI bekerja. Dengan kata lain, bahwa Terwujudnya TKI yang profesional, bermartabat dan Sejahtera, maka mereka akan memberikan kontribusi yang besar bagi pembentukan karakter bangsa Indonesia (national character building).

B. MISI

Untuk mewujudkan visi tersebut di atas, telah ditetapkan Misi

pada Kabinet Kerja Tahun 2015-2019 yang terkait dengan pelaksanaan kegiatan BNP2TKi yaitu :

1. “Mewujudkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia Yang Tinggi, Maju Dan Sejahtera”

2. “Mewujudkan Bangsa Yang Berdaya Saing”

Selaras dengan misi Presiden tersebut, dalam Rencana Stratgis BNP2TKI terkandung maksud bahwa Misi yang di emban BNP2TKI :


(27)

1. Zero TKI Informal, Seluruh TKI yang dikirimkan ke LN berstatus tercatat sebagai TKI dan dipekerjakan pada sektor formal. Target juga mencakup beralihnya seluruh TKI ilegal yang dipersiapkan kembali menjadi TKI legal pada sektor formal;

2. Pra Keberangkatan TKI rata-rata 1 Bulan, Tersedianya layanan yang cepat dan mudah sejak pengurusan administrasi, pembekalan TKI, persiapan keberangkatan hingga keberangkatan TKI menuju negara penempatan;

3. Dua bulan gaji biaya maksimal TKI, Meminimalkan biaya persiapan dan pemberangkatan yang menjadi beban TKI sehingga menjadi sebesar-besarnya 2 bulan gaji TKI bersangkutan;

4. Remitansi TKI Meningkat 3 kali lipat, Meningkatkan nilai pengiriman uang TKI dari negara penempatan menjadi 3 x lipat dari nilai saat ini sebesar Rp. 70 Triliun/Tahun;

5. Perlindungan utuh di 4 (empat) Tahapan, TKI mendapatkan jaminan dan akses perlindungan sejak di tahap pra-keberangkatan, masa bekerja, kepulangan hingga tahap pemberdayaan;

6. TKI Purna jalani 5 solusi mandiri, TKI yang kembali ke tanah air mendapatkan beragam fasilitas dan layanan berupa (i) pelatihan, (ii) dukungan finansial, dan (iii) pendampingan usaha, untuk menjadikannya sebagai wirausaha mandiri serta (iv) pelatihan dan (v) lapangan pekerjaan bagi yang akan bekerja di perusahaan.

C. TUJUAN

Adapun Tujuan dalam Rencana Startegis Sekretariat Utama BNP2TKI tahun 2015 – 2019 adalah sebagai berikut :

1. Pengarusutamaan tata kelola pemerintah yang baik;

D. SASARAN STRATEGIS

Sasaran Strategis Sekretariat Utama adalah Suatu Outcome yang akan dicapai/dihasilkan secara nyata oleh Sekretariat Utama dalam jangka waktu lima tahun Rencana Strategis.


(28)

Adapun Sasaran Strategis yang tertuang dalam Rencana Strategis Sekretariat Utama tahun 2015-2019 terdiri dari :

1. Sasaran Strategis Sekretariat Utama

Terdapat 6 (enam) Sasaran Strategis yang diemban oleh Sekretariat Utama BNP2TKI terdiri dari :

a. Tersusunnya Perencanaan yang aplikatif dan meningkatnya kualitas Akuntabilitas Kinerja BNP2TKI; b. Pelayanan Terpadu, Profesional dan Bertanggungjawab

dalam pelaksanaan reformasi birokrasi;

c. Terselenggaranya Pengelolaan keuangan dan Barang milik Negara yang tertib, efisien, efektif, transparan dan akuntabel;

d. Diterbitkannya kebijakan yang komprehensif dan aplikatif sesuai kebutuhan / dinamika organisasi dan meningkatnya Citra terbaik untuk lembaga BNP2TKI; e. Terselenggaranya layanan system informasi P2TKI

secara terpadu dan kajian Litbang sebagai masukan kebijakan;

f. Meningkatnya Profesionalitas dan akuntabilitas Aparatur

Pengawas Internal Pemerintah (APIP) dan

terimplementasinya SPIP

Adapun Indikator Kinerja Utamanya adlah

a. Prosentase perencanaan anggaran terhadap realisasi pelaksanaan anggaran;

b. Penilaian AKIP oleh Kementerian PAN dan RB;

c. Prosentase Layanan Terpadu Satu Pintu (LTSP) di BP3TKI/LP3TKI/P4TKI yang mudah, murah dan cepat; d. Nilai Capaian Reformasi Birokrasi BNP2TKI menuju tukin

100%;

e. Opini BPK atas laporan keuangan;

f. Persentase peraturan perundang-undangan dan tingkat kekosongan hukum yang dihasilkan;

g. Opini Publik terhadap lembaga BNP2TKI;

h. Persentase lembaga yang terintegrasi Sistem Pelayanan P2TKI dalam tata kelola TKI, termasuk transaksi non tunai;


(29)

i. Prosentase rekomendasi hasil kajian yang menjadi kebijakan;

j. Tingkat Kapabilitas APIP;

k. Tingkat Kematangan Implementasi SPIP;

Untuk lebih jelasnya Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama Sekretariat Utama dapat dilihat pada tabel 1 sebagai berikut :

Tabel 1

SASARAN STRATEGIS DAN INDIKATOR KINERJA UTAMA SEKRETARIAT UTAMA BNP2TKI TAHUN 2015-2019

SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA

Tersusunnya Perencanaan

yang aplikatif dan

meningkatnya kualitas

Akuntabilitas Kinerja

BNP2TKI;

Prosentase perencanaan

anggaran terhadap realisasi pelaksanaan anggaran

Penilaian AKIP oleh Kementerian PAN dan RB

Pelayanan Terpadu,

Profesional dan

Bertanggungjawab dalam

pelaksanaan reformasi

birokrasi

Prosentase Layanan Terpadu Satu Pintu (LTSP) di BP3TKI/LP3TKI/P4TKI yang mudah, murah dan cepat Nilai Capaian Reformasi Birokrasi BNP2TKI menuju tukin 100%

Terselenggaranya

Pengelolaan keuangan dan Barang milik Negara yang tertib, efisien, efektif, transparan dan akuntabel

Opini BPK atas laporan keuangan

Diterbitkannya kebijakan yang komprehensif dan aplikatif sesuai kebutuhan / dinamika organisasi dan meningkatnya Citra terbaik untuk lembaga BNP2TKI

Persentase peraturan

perundang-undangan dan tingkat kekosongan hukum yang dihasilkan

Opini Publik terhadap lembaga BNP2TKI

Terselenggaranya layanan


(30)

secara terpadu dan kajian Litbang sebagai masukan kebijakan

Pelayanan P2TKI dalam tata

kelola TKI, termasuk

transaksi non tunai

Prosentase rekomendasi hasil

kajian yang menjadi

kebijakan Meningkatnya

Profesionalitas dan

akuntabilitas Aparatur

Pengawas Internal

Pemerintah (APIP) dan terimplementasinya SPIP

Tingkat Kapabilitas APIP Tingkat Kematangan Implementasi SPIP

2. Sasaran Strategis Biro Perencanaan dan Administrasi Kerjasama Tahun 2015-2019

Terdapat 1 (satu) Sasaran Strategis dengan 4 (empat) Indikator Kinerja yang diemban oleh Biro Perencanaan dan Administrasi Kerjasama terdiri dari :

a. Sasaran Strategis

Meningkatnya Kualitas Penyusunan Rencana Program dan Anggaran, Pelayanan Administrasi Kerjasama, serta Hasil Monitoring, Evaluasi dan Laporan

b. Indikator Kinerja Utama

1) Prosentase perencanaan anggaran terhadap realisasi pelaksanaan anggaran;

2) Fasilitasi Layanan Administrasi Kerjasama Dalam dan Luar Negeri;

3) Terlaksananya Pelaporan Berbasis Web secara tertib dan akuntabel;

4) Peningkatan Penilaian Kualitas AKIP

Untuk lebih jelasnya Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama Biro Perencanaan dan Administrasi Kerjasama dapat dilihat pada tabel 2


(31)

BIRO PERENCANAAN DAN ADMINISTRASI KERJASAMA TAHUN 2015-2019

SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA

Meningkatnya Kualitas

Penyusunan Rencana

Program dan Anggaran,

Pelayanan Administrasi

Kerjasama, serta Hasil Monitoring, Evaluasi dan Laporan.

Prosentase perencanaan

anggaran terhadap realisasi pelaksanaan anggaran

Fasilitasi Layanan

Administrasi Kerjasama

Dalam dan Luar Negeri

Terlaksananya Pelaporan

Berbasis Web secara tertib dan akuntabel

Peningkatan Penilaian

Kualitas AKIP

3. Sasaran Strategis Biro Organisasi dan Kepegawaian Tahun 2015-2019

Terdapat 1 (satu) Sasaran Strategis dengan 5 (lima) Indikator Kinerja yang diemban oleh Biro Organisasi dan Kepegawaian terdiri dari :

a. Sasaran Strategis

Terwujudnya Organisasi, Perencanaan dan

Pengembangan Pegawai serta Pengelolaan Administrasi Kepegawaian yang Tepat Fungsi

b. Indikator Kinerja Utama

1) Peningkatan nilai Capaian Reformasi Birokrasi BNP2TKI;

2) Penguatan dan Pengembangan Kelembagaan Berbasis Pelayanan Publik di UPTP;

3) Jumlah Pembangunan Zona Integritas (WBK dan WBBM);

4) Peningkatan Jumlah SDM yang Profesional, Handal dalam Pelayanan Publik dan penguatan sdm BNP2TKI diperwakilan

5) Prosentase terintegrasinya aplikasi system Informasi Kepegawaian (ASIK) dengan BP3TKI


(32)

Untuk lebih jelasnya Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama Biro Organisasi dan Kepegawaian dapat dilihat pada tabel 3 sebagai berikut

Tabel 3

SASARAN STRATEGIS DAN INDIKATOR KINERJA UTAMA BIRO ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN TAHUN

2015-2019

SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA

Terwujudnya Organisasi, Perencanaan dan

Pengembangan Pegawai serta Pengelolaan

Administrasi

Kepegawaian yang Tepat Fungsi

Peningkatan nilai Capaian Reformasi Birokrasi BNP2TKI Penguatan dan Pengembangan

Kelembagaan Berbasis

Pelayanan Publik di UPTP

Jumlah Pembangunan Zona Integritas (WBK dan WBBM) Peningkatan Jumlah SDM yang Profesional, Handal dalam

Pelayanan Publik dan

penguatan sdm BNP2TKI diperwakilan

Prosentase terintegrasinya aplikasi system Informasi Kepegawaian (ASIK) dengan BP3TKI

4. Sasaran Strategis Biro Keuangan dan Umum Tahun 2015-2019

Terdapat 1 (satu) Sasaran Strategis dengan 3 (tiga) Indikator Kinerja yang diemban oleh Biro Keuangan dan Umum terdiri dari :

a. Sasaran Strategis

Meningkatnya Pelayanan Administrasi Keuangan, Tata Usaha Pimpinan, Kerumah tanggaan, Dukungan Sarana dan Prasarana Kerja

b. Indikator Kinerja Utama

1) Laporan Keuangan yang Efisien, Efektif, transparan dan Akuntabel;


(33)

3) Tersedianya Sarana dan Prasarana Kerja (Pelayanan Publik).

Untuk lebih jelasnya Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama Biro Keuangan dan Umum dapat dilihat pada tabel 4 sebagai berikut :

Tabel 4

SASARAN STRATEGIS DAN INDIKATOR KINERJA UTAMA BIRO KEUANGAN DAN UMUM TAHUN 2015-2019

SASARAN

STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA

Meningkatnya Pelayanan Administrasi Keuangan, Tata Usaha Pimpinan, Kerumah Tanggaan, Dukungan Sarana dan Prasarana Kerja

Laporan Keuangan yang Efisien, Efektif, transparan dan Akuntabel Jumlah Pelayanan Pembinaan

Pengelolaan Keuangan dan

Dukungan penugasan SDM di perwakilan

Tersedianya Sarana dan Prasarana Kerja (Pelayanan Publik)

5. Sasaran Strategis Biro Hukum dan Hubungan Masyarakat Tahun 2015-2019

Terdapat 1 (satu) Sasaran Strategis dengan 3 (tiga) Indikator Kinerja yang diemban oleh Biro Hukum dan Humas terdiri dari :

c. Sasaran Strategis

Tersedianya Peraturan Perundang-Undangan, dan Meningkatnya Pelayanan Bantuan Hukum, Publikasi dan Kehumasan.

d. Indikator Kinerja Utama

1) Laporan Keuangan yang Efisien, Efektif, transparan dan Akuntabel;

2) Jumlah Pelayanan Pembinaan Pengelolaan Keuangan dan Dukungan penugasan SDM di perwakilan;

3) Tersedianya Sarana dan Prasarana Kerja (Pelayanan Publik).

Untuk lebih jelasnya Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama Biro Hukum dan Hubungan Masyaraka dapat dilihat


(34)

Tabel 5

SASARAN STRATEGIS DAN INDIKATOR KINERJA UTAMA BIRO HUKUM DAN HUBUNGAN MASYARAKAT TAHUN

2015-2019

SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA

Tersedianya Peraturan Perundang-Undangan, dan Meningkatnya Pelayanan Bantuan Hukum, Publikasi dan Kehumasan.

Jumlah Peraturan Perundang-Undangan untuk Mengisi Tingkat Kekosongan Penga turan Hukum

Prosentase publik yang membutuhkan informasi P2TKI melalui PPID

Opini Publik terhadap lembaga BNP2TKI

Prosentase publik yang membutuhkan informasi P2TKI melalui JDIH

Prosentase penyebaran informasi hukum yang berkaitan dengan P2TKI melalui penyuluhan

6. Sasaran Strategis Pusat Penelitian, Pengembangan dan Informasi Tahun 2015-2019

Terdapat 1 (satu) Sasaran Strategis dengan 6 (enam) Indikator Kinerja yang diemban oleh Pusat Penelitian, Pengembangan dan Informasi terdiri dari :

a. Sasaran Strategis

Terumuskannya kebijakan atas dasar rekomendasi hasil pengkaji an/penelitian dan terselenggara nya layanan system informasi P2TKI secara terpadu dan bertanggung jawab.

b. Indikator Kinerja Utama

1) Kajian P2TKI sebagai Masukan Kebijakan;

2) Jumlah lembaga/Perwakilan yang terintegrasi Sistem Pelayanan P2TKI;

3) Persentase lembaga penempatan yang terintegrasi Sistem Non Tunai dalam Tata Kelola TKI;


(35)

4) Tersedianya Penguatan Infra struktur Integrasi Sistem, Pengamanan Database dan Network Operational control (NOC);

5) Prosentase kabupaten/kota yang terintegrasi dalam SISKO TKLN pada pelayanan registrasi CTKI;

6) Pengelolaan dan Penyajian Data P2TKI.

Untuk lebih jelasnya Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama Pusat Penelitian, Pengembangan dan Informasi dapat dilihat pada tabel 6

Tabel 6

SASARAN STRATEGIS DAN INDIKATOR KINERJA UTAMA PUSAT PENELITIAN, PENGEMBANGAN DAN INFORMASI

TAHUN 2015-2019

SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA

Terumuskannya kebijakan atas dasar rekomendasi hasil pengkaji an/penelitian dan Terselenggara nya layanan system informasi P2TKI secara terpadu dan bertanggung jawab

Kajian P2TKI sebagai Masukan Kebijakan

Jumlah lembaga/Perwakilan yang terintegrasi Sistem Pelayanan P2TKI

Persentase lembaga

penempatan yang

terintegrasi Sistem Non Tunai dalam Tata Kelola TKI

Tersedianya Penguatan Infra struktur Integrasi Sistem, Pengamanan Database dan Network Operational control (NOC)

Prosentase kabupaten/kota yang terintegrasi dalam SISKO TKLN pada pelayanan regis trasi CTKI

Pengelolaan dan Penyajian Data P2TKI

7. Sasaran Strategis Inspektorat BNP2TKI Tahun 2015-2019 Terdapat 2 (dua) Sasaran Strategis dengan 11 (sebelas) Indikator Kinerja yang diemban oleh Inspektorat BNP2TKI terdiri dari :


(36)

1) Meningkatnya Kualitas Dukungan Manajemen dan Penyelenggaraan Pengawasan Intern, Akuntabilitas Keuangan, dan Penyelengaraan SPIP;

2) Meningkatnya Kompetensi, Integritas APIP 3) Indikator Kinerja Utama

1) Jumlah Laporan Hasil Audit; 2) Jumlah Laporan Hasil Reviu; 3) Jumlah Laporan Hasil Evaluasi;

4) Jumlah Laporan Hasil Monitoring Tindak Lanjut Pengawasan dan Pengaduan Masyarakat;

5) Jumlah Laporan Hasil Monitoring Tindak Lanjut Pengawasan dan Pengaduan Masyarakat;

6) Jumlah Dokumen Perencanaan 7) Laporan Kinerja;

8) Jumlah Pedoman/ Juknis Pengawasan;

9) Jumlah Laporan Pelatihan di Kantor Sendiri; 10) Jumlah Diklat Teknis Substansi/Workshop; 11) Jumlah Sarana dan Prasarana

Untuk lebih jelasnya Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama Inspektorat BNP2TKI dapat dilihat pada tabel 7 sebagai berikut ;

Tabel 7

SASARAN STRATEGIS DAN INDIKATOR KINERJA UTAMA INSPEKTORAT BNP2TKI TAHUN 2015-2019

SASARAN

STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA

Meningkatnya Kualitas Dukungan Manajemen dan Penyelenggaraan Pengawasan Intern, Akuntabilitas Keuangan, dan Penyelengaraan SPIP.

Jumlah Laporan Hasil Audit Jumlah Laporan Hasil Reviu Jumlah Laporan Hasil Evaluasi

Jumlah Laporan Hasil Monitoring Tindak Lanjut Pengawasan dan Pengaduan Masyarakat

Jumlah Laporan Hasil Monitoring Tindak Lanjut Pengawasan dan Pengaduan Masyarakat.

Jumlah Dokumen Perencanaan Laporan Kinerja

Meningkatnya

Kompetensi, Integritas APIP

Jumlah Pedoman/ Juknis Pengawasan Jumlah Laporan Pelatihan di Kantor Sendiri


(37)

Jumlah Diklat Teknis Substansi/Workshop


(38)

BAB III

ARAH KEBIJAKAN, STRATEGIS, KERANGKA

REGULASI DAN

KERANGKA KELEMBAGAAN

A. ARAH KEBIJAKAN STARTEGI

Untuk mencapai Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran tersebut di atas, maka selama lima tahun kedepan (2015-2019), Arah kebijakan yang akan ditempuh dan Strategi yang akan dijalankan oleh Sekretariat Utama BNP2TKI adalah sebagai berikut :

1. Penyiapan perencanaan yang kreatif, inovatif, rasional dan menjawab persoalan;

2. Melakukan berbagai aspek penilaian kinerja berupa aspek perencanaan, aspek pengukuran kinerja, aspek pelaporan kinerja, aspek evaluasi kinerja dan aspek capaian kinerja; 3. Menyediakan Layanan Terpadu Satu Pintu (LTSP) di

BP3TKI/LP3TKI/P4TKI yang didukung penuh Pemerintah Daerah Prop/Kab/Kota;

4. Perluasan agenda reformasi birokrasi;

5. Penatausahaan keuangan yang tertib dan akuntabel serta Penyediaan sarana dan prasarana pelayanan penempatan dan perlindungan;

6. Penyusunan, penyempurnaan perangkat peraturan dan berperan aktif dalam proses penguatan kewenangan/otoritas kelembagaan serta pengelolaan informasi dan kehumasan; 7. Peningkatan Partisipasi Masyarkat dalam perumusan

kebijakan;

8. Peningkatan keterbukaan informasi dan komunikasi Publik; 9. Peningkatan kualitas pelayanan public;

10. Pembangunan Image Building komunikasi kelembagaan;

11. Pengkajian, penelitian dan pengembangan serta menyediakan sistem informasi dan penyajian data yang akurat;


(39)

12. Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) dapat memberikan

a. Keyakinan yang memadai atas ketaatan, kehematan, efisiensi, dan efektivitas pencapaian tujuan penyelenggaraan tugas dan fungsi instansi pemerintah; b. Memberikan peringatan dini dan meningkatkan efektivitas

manajemen risiko dalam penyelenggaraan tugas dan fungsi instansi pemerintah; dan

c. Memelihara dan meningkatkan kualitas tata kelola penyelenggaraan tugas dan fungsi instansi pemerintah 13. Tersusunnya SOP yang berbasis risiko yang selanjutnya

disosialisasikan untuk dapat diterapkan oleh pimpinan dan pegawai yang terkait dengan pelaksananaan kegiatan sehingga mencapai tingkat kematangan (maturity level) Integrated atau optimized;

B. STRATEGI

Dalam rangka melaksanakan Arah kebijakan Sekretariat Utama BNP2TKI maka Strategi yang dijalankan adalah sebagai berikut : 1. Peningkatan Kualitas Rencana Program dan Anggaran yang

disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat yang nyata (felt need), dijadikan stimulasi terhadap masyarakat, yang berfungsi mendorong timbulnya jawaban (response);

2. Secara periodik melakukan pengukuran kinerja pada setiap kegiatan sehingga capaian kinerja dapat tercapai;

3. Tersedianya roadmap implementasi pengembangan LTSP TKI di seluruh daerah asal TKI;

4. Kesepakatan prinsip bersama K/L dan Kepala Daerah terkait menyangkut integrasi layanan TKI dalam LTSP Daerah berbasis SISKOTKLN;

5. Meningkatnya kapasitas birokrasi melalui:

1. Penyusunan grand design dan road map RB;

2. Penyederhanaan struktur organisasi dan tata kerja;

3. Penyempurnaan SOP Lembaga BNP2TKI;

4. Penerapan SPIP;

5. Akuntabilitas keuangan


(40)

7. Penerapan e-government

8. Manajemen arsip;

9. Penerapan Sakip berbasis IT

10. Penyusunan lakip yang berkualitas

6. Penatausahaan keuangan yang tertib dan akuntabel serta menyediakan sarana dan prasarana pelayanan penempatan dan perlindungan;

7. Menyempurnakan perangkat peraturan dan berperan aktif dalam proses penguatan kewenangan/otoritas kelembagaan serta pengelolaan informasi dan kehumasan;

8. Meningkatan Partisipasi Masyarakat dalam perumusan kebijakan melalui :

1. Forum konsultasi publik;

2. Publikasi informasi program dan kegiatan prioritas;

3. Sistem publikasi yang accessible, interaktif dan mudah dipahami;

9. Meningkatnya keterbukaan informasi dan komunikasi Publik melaluli :

1. Peningkatan pelayanan PPID;

2. Publik awareness campaign;

3. Publikasi proses perencanaan dan penganggaran;

4. Publikasi Laporan keuangan dan Kinerja. 10. Meningkatnya kualitas pelayanan publik melalui :

1. Penyusunan standar pelayanan;

2. Penyusunan SOP Pelayanan;

3. Pendirian LTSP;

4. Unit pengaduan masyarakt berbasis IT;

5. Sistem Pelayanan berbasis

11. Mewujudkan Image Building komunikasi kelembagaan melalui :

1. Menjadi lead operator khusus TKI dengan mengkomunikasikan program terkait TKI kepada kementerian yang bersangkutan;

2. Bekerjasama untuk membuat research dan feasibility study yang terkait dengan TKI hasil akan digunakan untuk pengembangan TKI;


(41)

3. Mengkomunikasikan segala keputusan yang akan dibuat dengan melakukan brainstorming dengan perwakilan TKI baik asosiasi maupun LSM/NGO;

4. Menjadi Self Regulatory Organisation bagi pelaku industri yang melakukan bisnis terkait TKI agar tercipta win-win solution

12. Melakukan pengkajian, penelitian dan pengembangan;

13. Pengembangan sistem informasi yang terintegrasi dengan K/L terkait dan stakeholder secara terpadu dan penyajian data yang akurat;

14. Kebijakan, proses, dan prosedur di APIP telah ditetapkan, didokumentasikan, dan terintegrasi satu sama lain, serta merupakan infrastruktur organisasi;

15. Manajemen serta praktik profesional APIP telah mapan dan seragam diterapkan di seluruh kegiatan pengawasan intern; 16. Kegiatan pengawasan intern mulai diselaraskan dengan tata

kelola dan risiko yang dihadapi;

17. APIP berevolusi dari hanya melakukan kegiatan secara tradisional menjadi mengintegrasikan diri sebagai kesatuan organisasi dan memberikan saran terhadap kinerja dan manajemen risiko;

18. Memfokuskan untuk membangun tim dan kapasitas kegiatan pengawasan intern, independesi serta objektivitas; serta 19. Pelaksanaan kegiatan secara umum telah sesuai dengan

Standar Audit.

20. Memberikan pemahaman kepada pimpinan dan seluruh pegawai tentang strategi penerapan SPIP;

21. Menjadi acuan dalam mengintegrasikan SPIP dalam penyelenggaraan kegiatan;

22. Menjadi basis dalam perencanaan dan penganggaran penyelenggaraan SPIP (Internal Control Plan);

23. Mendorong unit kerja di lingkungan BNP2TKI untuk melakukan percepatan penyelenggaraan SPIP;

24. Mewujudkan implementasi Reformasi Birokrasi di lingkungan BNP2TKI.


(42)

ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI

SEKRETARIAT UTAMA BNP2TKI TAHUN 2015-2019

ARAH KEBIJAKAN REGULASI

Penyiapan perencanaan yang kreatif, inovatif, rasional dan menjawab persoalan

Peningkatan Kualitas Rencana Program dan Anggaran yang disesuaikan dengan kebutuhan masayrakat yang nyata (felt need), dijadikan stimulasi terhadap masyarakat, yang berfungsi mendorong timbulnya jawaban (response)

Melakukan berbagai aspek penilaian kinerja berupa askpek

perencanaan, aspek

pengukuran kinerja, aspek pelaporan kinerja, aspek evaluasi kinerja dan aspek capaian kinerja

Secara periodik melakukan pengukuran kinerja pada setiap kegiatan sehingga capaian kinerja dapat tercapai

Menyediakan Layanan Terpadu Satu Pintu (LTSP) di BP3TKI/LP3TKI/P4TKI yang didukung penuh Pemerintah Daerah Prop/Kab/Kota.

1.Tersedianya roadmap implementasi pengembangan LTSP TKI di seluruh daerah asal TKI

2.Kesepakatan prinsip bersama K/L dan Kepala Daerah terkait menyangkut integrasi layanan TKI dalam LTSP Daerah berbasis SISKOTKLN

Perluasan agenda reformasi

birokrasi Meningkatnya kasitas birokrasi melalui:1. Penyusunan grand design dan road map RB;

2. Penyederhanaan struktur organisasi dan tata kerja;

3. Penyempurnaan SOP Lembaga BNP2TKI;

4. Penerapan SPIP;

5. Akuntabilitas keuangan 6. Penerapan CAT Sistem; 7. Penerapan e-government 8. Manajemen arsip;

9. Penerapan Sakip berbasis IT

10. Penyusunan lakip yang berkualitas penatausahaan keuangan yang

tertib dan akuntabel serta

Penyediaan sarana dan

prasarana pelayanan

penempatan dan perlindungan

penatausahaan keuangan yang tertib dan akuntabel serta menyediakan sarana dan prasarana pelayanan penempatan dan perlindungan

Penyusunan, penyempurnaan perangkat peraturan dan berperan aktif dalam proses penguatan kewenangan/otoritas kelembagaan serta pengelolaan informasi dan kehumasan

Menyempurnakan perangkat peraturan dan berperan aktif dalam proses penguatan kewenangan/otoritas kelembagaan serta pengelolaan informasi dan kehumasan


(43)

ARAH KEBIJAKAN REGULASI Peningkatan Partisipasi

Masyarkat dalam perumusan kebijakan

Meningkatan Partisipasi Masyarkat dalam perumusan kebijakan melalui :

1. Forum konsultasi publik;

2. Publikasi informasi program dan kegiatan prioritas;

3. Sistem publikasi yang accessible, interaktif dan mudah dipahami;

Peningkatan keterbukaan informasi dan komunikasi Publik;

Meningkatnya keterbukaan informasi dan komunikasi Publik melaluli :

1. Peningkatan pelayanan PPID;

2. Publik awareness campaign;

3. Publikasi proses perencanaan dan penganggaran;

4. Publikasi Laporan keuangan dan Kinerja.

Peningkatan kualitas pelayanan publik.

Meningkatnya kualitas pelayanan publik melalui :

1. Penyusunan standar pelayanan;

2. Penyusunan SOP Pelayanan;

3. Pendirian LTSP;

4. Unit pengaduan masyarakt berbasis IT;

5. Sistem Pelayanan berbasis IT; Pembangunan Image Building

komunikasi kelembagaan

Mewujudkan Image Building komunikasi kelembagaan melalui :

1. Menjadi lead operator khusus TKI dengan mengkomunikasikan program terkait TKI kepada kementerian yang bersangkutan;

2. Bekerjasama untuk membuat research dan feasibility study yang terkait dengan TKI hasil akan digunakan untuk pengembangan TKI;

3. Mengkomunikasikan segala

keputusan yang akan dibuat dengan melakukan brainstorming dengan perwakilan TKI baik asosiasi maupun LSM/NGO;

4. Menjadi Self Regulatory

Organisation bagi pelaku industri yang melakukan bisnis terkait TKI agar tercipta win-win solution

Pengkajian, penelitian dan

pengembangan serta

menyediakan sistem informasi dan penyajian data yang akurat

1.Melakukan pengkajian, penelitian dan pengembangan

2.Pengembangan sistem informasi yang terintegrasi dengan K/L terkait dan stakeholder secara terpadu dan penyajian data yang akurat


(44)

ARAH KEBIJAKAN REGULASI Aparat Pengawasan Intern

Pemerintah (APIP) dapat memberikan :

1. Keyakinan yang memadai atas ketaatan, kehematan, efisiensi, dan efektivitas

pencapaian tujuan

penyelenggaraan tugas dan fungsi instansi pemerintah;

2. Peringatan dini dan

meningkatkan efektivitas manajemen risiko dalam penyelenggaraan tugas dan fungsi instansi pemerintah; dan

3. Memelihara dan

meningkatkan kualitas tata kelola penyelenggaraan tugas

dan fungsi instansi

pemerintah

1. Kebijakan, proses, dan prosedur di APIP telah ditetapkan, didokumentasikan, dan terintegrasi satu sama lain, serta merupakan infrastruktur organisasi; 2. Manajemen serta praktik profesional

APIP telah mapan dan seragam diterapkan di seluruh kegiatan pengawasan intern;

3. Kegiatan pengawasan intern mulai diselaraskan dengan tata kelola dan risiko yang dihadapi;

4. APIP berevolusi dari hanya melakukan kegiatan secara tradisional menjadi mengintegrasikan diri sebagai kesatuan organisasi dan memberikan saran terhadap kinerja dan manajemen risiko; 5. Memfokuskan untuk membangun tim dan kapasitas kegiatan pengawasan intern, independesi serta objektivitas; serta

6. Pelaksanaan kegiatan secara umum telah sesuai dengan Standar Audit. Tersusunnya SOP yang berbasis

risiko yang selanjutnya disosialisasikan untuk dapat diterapkan oleh pimpinan dan pegawai yang terkait dengan pelaksananaan kegiatan sehingga mencapai tingkat kematangan (maturity level) Integrated atau optimized

1. Memberikan pemahaman kepada pimpinan dan seluruh pegawai tentang strategi penerapan SPIP;

2. Menjadi acuan dalam mengintegrasikan SPIP dalam penyelenggaraan kegiatan; 3. Menjadi basis dalam perencanaan dan

penganggaran penyelenggaraan SPIP (Internal Control Plan);

4. Mendorong unit kerja di lingkungan BNP2TKI untuk melakukan percepatan penyelenggaraan SPIP;

5. Mewujudkan implementasi Reformasi Birokrasi di lingkungan BNP2TKI.

C. KERANGKA REGULASI.

1. Definisi Kerangka regulasi

Definisi Kerangka regulasi adalah Perencanaan pembentukan regulasi dalam rangka memfasilitasi, mendorong dan mengatur perilaku masyarakat dan penyelenggaraan Negara dalam rangka mencapai tujuan bernegara.

2. Tujuan Kerangka Regulasi

a. Mengarahkan proses perencanaan pembentukan regulasi sesuai kebutuhan pembangunan;

b. Meningkatkan kualitas regulasi dalam rangka mendukung pencapaian prioritas pembangunan;


(45)

c. Meningkatkan efisiensi pengalokasian anggaran untuk keperluan pembentukan regulasi;

3. Prinsip-Prinsip Penyusunan Kerangka Regulasi

a. Penyusunan Kerangka Regulasi dimaksudkan untuk memfasilitasi, mendorong dan mengatur perilaku masyarakat, termasuk swasta dan penyelenggara negara dalam rangka mewujudkan Tujuan Bernegara;

b. Penyusunan Kerangka Regulasi perlu mempertimbangkan dampak, biaya, manfaat dan kerugiannya untuk masyarakat;

c. Penyusunan Kerangka Regulasi perlu mempertimbangkan asas pembentukan dan asas materi peraturan perundang-undangan yang baik;

d. Penyusunan Kerangka Regulasi dalam prosesnya melibatkan stakeholder terkait;

e. Kerangka Regulasi merupakan hasil review atau evaluasi terhadap peraturan yang ada, yang kemudian dilanjutkan melalui proses kajian dan penelitian (analisis dampak, biaya dan manfaat);

f. Kerangka Regulasi Jangka Menengah dan Tahunan dapat berisi arah kerangka regulasi dan/atau kebutuhan regulasi yang diperlukan sejalan dengan kebijakan pembangunan nasional yang tertuang pada RPJMN dan RKP;

g. Kerangka Regulasi yang dicantumkan dalam Renstra K/L berupa arah kerangka regulasi dan/atau kebutuhan regulasi (RUU, Rancangan Inpres atau Rancangan Peraturan pimpinan lembaga)

4. Kerangka Regulasi di Sekretariat Utama BNP2TKI Tahun 2015-2019

Dalam rangka mencapai visi dan misi yang di emban oleh Sekretariat Utama BNP2TKI maka diperlukan kerangka Regulasi yang harus dipersiapkan sejak dini, sehingga pada akhir RPJMN tahun 2019 pencapaiannya dapat terealisir dengan baik dan memuaskan. Matrik Kerangka regulasi dapat dilihat pada lampiran 2.


(46)

1. Tugas dan Fungsi Sekretariat Utama

Berdasarkan Peraturan Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia Nomor 01/KA/-BNP2TKI/III/2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia, sebagaimana telah dirubah dengan Peraturan Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia Nomor PER.10/KA/IV/2012 tanggal 20 April 2012, Kedudukan Tugas dan Fungsi Sekretariat utama adalah sebagai berikut :

a. Kedudukan

Sekretaris Utama adalah unsur pembantu pimpinan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala BNP2TKI. Sekretariat Utama dipimpin oleh Sekretaris Utama.

b. Tugas Sekretaris Utama.

Sekretariat Utama mempunyai tugas mengkoordinasikan serta melaksanakan pembinaan dan pemberian dukungan administrasi, perencanaan, anggaran, organisasi , tatalaksana kepegawaian, umum, hukum, hubungan masyarakat di lingkungan BNP2TKI.

c. Fungsi

Dalam melaksanakan tugas, Sekretariat Utama menyelenggarakan fungsi:

1. Koordinasi kegiatan di lingkungan BNP2TKI;

2. Koordinasi dan penyusunan rencana dan program di lingkungan BNP2TKI;

3. Pembinaan dan pemberian dukungan administrasi yang meliputi ketatausahaan, kepegawaian, keuangan, kerumahtanggaan, arsip dan dokumentasi di lingkungan BNP2TKI ;

4. Pembinaan dan penyelenggaraan organisasi dan tata laksana, kerja sama dan hubungan masyarakat;

5. Koordinasi dan penyusunan peraturan perundang-undangan dan bantuan hukum;

6. Penyelenggaraan pengelolaan barang milik/kekayaan negara sesuai dengan tanggung jawabnya;


(47)

7. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala BNP2TKI.

2. Struktur Organisasi

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Sekretariat Utama memiliki struktur organisasi sebagai berikut :

a. Sekretaris Uitama

b. Kepala Biro Perencanaan dan Administrasi Kerjasama Luar Negeri

c. Kepala Biro Keuangan dan Umum

d. Kepala Biro Hukum dan Hubungan Masyarakat e. Kepala Biro Organisasi dan Kepegawaian

f. Kepala Pusat Penelitian, Pengembangan dan Informasi.

3. Tugas dan Fungsi Eselon II di lingkungan Sekretariat Utama

a. Biro Perencanaan dan Administrasi Kerjasama

Tugas Pokok Biro Perencanaan dan Administrasi Kerjasama adalah melaksanakan koordinasi dan penyusunan rencana program dan anggaran, administrasi kerjasama luar negeri dan dalam negeri serta evaluasi dan pelaporan

Keterangan

Garis Perintah

--- Garis Pembinaan Administratif

SEKRETARIAT UTAMA

BIRO PERENCANAAN DAN ADMIISTRASI KERJASAMA LUAR

NEGERI

BIRO ORGANISASI

DAN KEPEGAWAIAN BIRO KEUANGAN DAN UMUM

BIRO HUKUM DAN HUBUNGAN MASYARAKAT

PUSAT PENELITIAN, PENGAMBANGAN

DAN INFORMASI

STRUKTUR ORGANISASI SEKRETARIAT UTAMA BNP2TKI


(48)

pelaksanaan perencanaan, program dan anggaran serta ketatausahaan biro.

Dalam melaksanakan tugas, Biro Perencanaan dan Administrasi Kerjasama menyelenggarakan fungsí :

1) Koordinasi dan penyusunan perencanaan,

program dan anggaran;

2) Koordinasi dan pelaksanaan administrasi kerjasama luar negeri dan dalam negeri di bidang program dan anggaran;

3) Pelaksanaan evaluasi dan penyusunan

laporan BNP2TKI;

4) Pelaksanaan urusan tatausaha biro;

5) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris Utama.

b. Biro Organisasi dan Kepegawaian

Tugas Pokok Biro Organisasi dan Kepegawaian adalah melaksanakan pembinaan dan penyusunan organisasi dan tatalaksana, perencanaan dan pengembangan pegawai, mutasi, data dan informasi kepegawaian serta ketatausahaan biro.

Dalam melaksanakan tugas, Biro Organisasi dan Kepegawaian menyelenggarakan fungsi :

1) Pembinaan dan penyusunan organisasi dan tatalaksana;

2) Pembinaan dan perencanaan dan pengembangan

kepegawaian;

3) Pembinaan dan pelayanan administrasi, data dan informasi serta mutasi kepegawaian;

4) Pelaksanaan urusan tatausaha biro;

5) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris Utama.

c. Biro Keuangan dan Umum

Tugas Pokok Biro Keuangan dan Umum adalah melaksanakan koordinasi pelaksanaan anggaran, akuntansi dan pelaporan, perbendaharaan, pelayanan ketatausahaan pimpinan dan protokol, kerumahtanggaan,


(49)

Dalam melaksanakan tugas, Biro Keuangan dan Umum menyelenggarakan fungsi :

1) Koordinasi pelaksanaan anggaran;

2) Pelaksanaan pengelolaan akuntansi dan pelaporan serta perbendaharaan;

3) Pengelolaan barang milik negara;

4) Pengelolaan keamanan, ketertiban lingkungan, keprotokolan;

5) Pengelolaan kerumahtanggaan dan perlengkapan; 6) Pelayanan ketatausahaan pimpinan;

7) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris Utama

d. Biro Hukum dan Hubungan Masyarakat

Tugas Pokok Biro Hukum dan Hubungan Masyarakat adalah melaksanakan penelaahan, penyusunan peraturan perundang-undangan, penyuluhan dan konsultasi hukum, serta penyelenggaraan kehumasan.

Dalam melaksanakan tugas, Biro Hukum dan Humas menyelenggarakan fungsi :

1) Penyiapan penelaahan dan penyusunan peraturan perundang-undangan;

2) Penyiapan pelaksanaan konsultasi dan bantuan hukum;

3) Pelaksanaan kehumasan;

4) Pelaksanaan layanan ketatausahaan biro;

5) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris Utama.

e. Pusat Penelitian, Pengembangan dan Informasi

Pusat Penelitian, Pengembangan dan Informasi (Puslitfo), yaitu unsur pendukung pelaksanaan tugas BNP2TKI yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala BNP2KI melalui Sekretaris Utama. Puslitfo dipimpin oleh seorang Kepala Pusat Penelitian dan Pengmbangan.

Pusat Penelitian, Pengembangan dan Informasi mempunyai tugas melaksanakan penelitian dan pengembangan kerja sama dan promosi penempatan dan perlindungan tenaga kerja Indonesia serta pengembangan


(50)

sistem informasi, sumber daya informatika, dan pengumpulan, pengolahan dan penyajian data.

Dalam melaksanakan tugas, Pusat Penelitian, Pengembangan dan Informasi menyelenggarakan fungsi : 1) Penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program

penelitian dan pengembangan serta pengembangan sistem informasi dan pengolahan dan penyajian data di bidang penempatan dan perlindungan tenaga kerja Indonesia;

2) Pelaksanaan penelitian dan pengembangan, pemantauan, evaluasi, publikasi hasil dan pelaporan penelitian dan pengembangan di bidang penempatan dan perlindungan tenaga kerja Indonesia;

3) Pelaksanaan pengembangan sistem informasi, sumber daya informatika, serta pengolahan dan penyajian data bidang penempatan dan perlindungan tenaga kerja Indonesia;

4) Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Pusat.

f. Inspektorat

Inspektorat, yaitu unsur pengawasan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala BNP2TKI dan secara adminsitrasi di koordinir oleh Sekretaris Utama. Inspektorat dipimpin oleh seorang Inspektur.

Dalam melaksanakan tugas Inspektorat

menyelenggarakan fungsi:

1) penyiapan perumusan kebijakan pengawasan intern di lingkungan BNP2TKI;

2) pelaksanaan pengawasan intern terhadap kinerja dan keuangan melalui audit, review, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya;

3) pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu atas penugasan Kepala BNP2TKI;

4) penyusunan laporan hasil pengawasan; dan

5) pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Inspektorat.


(51)

4. Sumber Daya Manusia

Sekretariat Utama BNP2TKI pada tahun 2014 memiliki sumber daya manusia sejumlah 136 orang Pegawai Negeri Sipil (PNS). Jumlah PNS lingkup Sekretariat Utama BNP2TKI berdasarkan unit kerja seperti pada tabel berikut.

TABEL. 1

KOMPOSISI PEGAWAI SEKRETARIAT UTAMA BNP2TKI BERDASARKAN UNIT KERJA

NO UNIT JUMLAH PNS(ORANG)

1. Sekretaris Utama 1

2. Biro Perencanaan dan Adm KLN 21

3. Biro Organisasi dan Kepegawaian 29

4. Biro Keuangan dan umum 46

5. Biro Hukum dan Humas 20

6. Pusat Litbang dan Informasi 19

JUMLAH 136

TABEL. 2

KOMPOSISI PEGAWAI SEKRETARIAT UTAMA BNP2TKI BERDASARKAN GOLONGAN

NO UNIT IV IIIGOLONGANII I JML

1. Sekretaris Utama 1 - - - 1 2. Biro Perencanaan dan Adm KLN 5 15 1 - 21 3. Biro Organisasi dan Kepegawaian 5 24 - - 29 4. Biro Keuangan dan umum 2 38 6 - 46 5. Biro Hukum dan Humas 4 16 - - 20 6. Pusat Litbang dan Informasi 4 15 - - 19 JUMLAH 21 108 7 - 136

TABEL. 3

KOMPOSISI PEGAWAI SEKRETARIAT UTAMA BNP2TKI BERDASARKAN JABATAN

NO UNIT ESELON funJa

g

Sta

f JML I II III IV

1. Sekretaris Utama 1 - - - 1


(1)

RENCANA STRATEGIS BNP2TKI TAHUN 2015 - 2019

BAB V

PENUTUP

Rencana Strategis (Renstra) ini merupakan dokumen perencanaan komprehensif yang memuat Visi, Misi, Tujuan, Sasaran Strategis, Arah Kebijakan dan Strategi, Kerangka Regulasi Kerangka Kelembagaan, Target Kinerja serta Kerangka Pendanaan dalam kurun waktu tahun 2015-2019. Renstra Sekretaris Utama tahun 2015-2019 pada hakekatnya merupakan penjabaran dari Renstra BNP2TKI 2015-2019, khususnya di bidang koordinasi dan dukungan administrasi serta fasilitasi pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (TKI).

Dengan mempertimbangkan kemungkinan terjadinya dinamika

perubahan lingkungan strategis, maka dokumen ini bersifat dinamis,

sehingga dapat disesuaikan dengan perkembangan situasi sosial,

politis dan ekonomis pada masa lima tahun depan. Karena itu Renstra

Sekretariat Utama

ini, dalam implementasinya dari sisi program

tahunan dapat direview secara berkala, untuk diselaraskan dengan

berbagai rencana aksi, kebijakan dan program yang ada, serta

perubahan dan perkembangan baru, sehingga tetap relevan dengan

kebutuhan peluang pasar secara global.

Renstra Sekretaris Utama diharapkan menjadi acuan dalam pelaksanaan kegiatan tingkat Eselon II di lingkungan Sekretariat Utama.

Disadari bahwa Sekretaris Utama BNP2TKI masih menghadapi berbagai keterbatasan dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Oleh karena itu, diperlukan dukungan berbagai pihak, agar seluruh program dan kegiatan yang telah dirumuskan dalam Renstra ini dapat dilaksanakan secara optimal dan berkesinambungan.

Jakarta, April 2015 Sekretariat Utama BNP2TKI


(2)

(3)

RENCANA STRATEGIS BNP2TKI TAHUN 2015 - 2019

LAMPIRAN


(4)

(5)

RENCANA STRATEGIS BNP2TKI TAHUN 2015 - 2019

LAMPIRAN 1

LAMPIRAN 1

MATRIKS RENCANA STRATEGIS

MATRIKS RENCANA STRATEGIS

TAHUN 2015 – 2019

TAHUN 2015 – 2019


(6)