HUBUNGAN PENGGUNAAN MEDIA POWER POINT TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN FIQIH DI SMK MUHAMMADIYAH 1 KALIREJO LAMPUNG TENGAH TAHUN 2017

(1)

Skripsi

Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

dalam Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Oleh

FITRIA FADLILA NPM : 1111010023

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI RADEN INTAN

LAMPUNG

1438 H / 2017 M


(2)

HUBUNGAN PENGGUNAAN MEDIA POWER POINT

TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA

PELAJARAN FIQIH DI SMK MUHAMMADIYAH 1 KALIREJO

LAMPUNG TENGAH TAHUN 2017

Skripsi

Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

dalam Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Oleh

FITRIA FADLILA NPM : 1111010023

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Pembimbing I : Dr. Imam Syafe’i, M.Ag Pembimbing II : Drs. Risgiyanto, M.Pd

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI RADEN INTAN

LAMPUNG

1438 H / 2017 M


(3)

ii Oleh:

FITRIA FADLILA

Penelitian ini dilatar belakangi oleh proses pembelajaran fiqih yang saat ini masih menggunakan media pembelajaran yang kurang sesuai, monoton dan belum mengikuti perkembangan tekhnologi. Padahal media pembelajaran dalam proses kegiatan belajar mengajar adalah salah satu faktor penunjang dalam meningkatkan motivasi belajar siswa. Untuk mewujudkan timbulnya motivasi belajar tersebut, maka penggunaan media pembelajaran menjadi salah satu faktor penting, yang dalam hal ini media tersebut merupakan media power point yang telah diterapkan di SMK Muhammadiyah 1 Kalirejo Lampung Tengah.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan penggunaan media power point terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di SMK Muhammadiyah 1 Kalirejo Lampung Tengah.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian korelasi, dan peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Alat pengumpul data yang penulis gunakan adalah angket sebagai metode utama untuk mengumpulkan data tentang penggunaan media power point dan motivasi belajar siswa, disamping interview dan dokumentasi sebagai metode penunjang atau pelengkap. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 38 siswa dari jumlah populasi 108 siswa kelas XI SMK Muhammadiyah 1 Kalirejo Lampung Tengah.

Dari hasil penelitian tentang penggunaan media power point dan motivasi belajar siswa dapat dikemukakan bahwa analisa korelasi dengan menggunakan Product Moment (rxy) diperoleh r = 0,68. Hal ini menunjukkan bahwa antara penggunaan media power point (variabel X) dengan motivasi belajar siswa (variabel Y) terdapat korelasi yang kuat/tinggi. Adapun kontribusi penggunaan media power point (variabel X) terhadap motivasi belajar siswa (variabel Y) diketahui 46,24% hubungan penggunaan media power point terhadap motivasi belajar siswa. Atau dengan pengertian bahwa pengaruh penggunaan media power point terhadap motivasi belajar siswa sebesar 46,24%, sedangkan sisanya 53,76% dipengaruhi oleh faktor lain.

Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat menjadi masukan atau saran terhadap sekolah, khususnya kepada guru mata pelajaran fiqih untuk meningkatkan penggunaan media power point sebagai salah satu media pembelajaran yang berguna untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dalam melaksanakan kegiatan belajar di kelas maupun di luar kelas.


(4)

(5)

(6)

v

M O T T O







Artinya: “Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.(Q.S. Al-‘Alaq: 4 – 5).


(7)

vi

dan Ibu Siti Asiyah, S.Pd.I, mertuaku Bapak Samsudin dan Ibu Saminah, suamiku tercinta Muhammad Yusuf, S.Pd.I, kakak kandungku Ramadhani Fadly, S.Kom, adik kandungku Ahmad Fadlil Faruqi dan Fadlan Azmy Hamzah, kakak – kakak iparku Siti Hadijah, Indra Jaya, S.E, Suhani, Ahmad Rifa’i, Siti Rohana, Dody Viktor Joan dan adik iparku Nur Syamsiah, S.Sy, keponakan-keponakanku Ibnu Habil Mubarok, Arif Maulana, Nabila Qanita Ramadhani dan Alifah Nadila Humairah yang telah memberikan dukungan, semangat, motivasi, kasih sayang yang tulus yang tiada henti-hentinya serta ikut membantu dalam pembuatan skripsi ini dari awal hingga akhir.


(8)

vii

RIWAYAT HIDUP

Fitria Fadlila dilahirkan di Kalirejo Kabupaten Lampung Tengah Provinsi Lampung pada tanggal 18 Maret 1993. Anak ke dua dari empat bersaudara dari pasangan bapak Drs. Hamzah dan Ibu Siti Asiyah, S.Pd.

Pendidikan sekolah dasar ditempuh di SD Negeri 1 Kalirejo Kecamatan Kalirejo Kabupaten Lampung Tengah yang diselesaikan pada tahun 2005. Kemudian melanjutkan ke sekolah menengah pertama di tempuh di MTs Al-Muhsin Metro Kota Metro yang diselesaikan pada tahun 2008. Sedangkan pendidikan sekolah menengah atas di SMK Muhammadiyah 1 Kalirejo dan diselesaikan pada tahun 2011.

Kemudian pada tahun 2011 meneruskan pendidikan S1 ke Perguruan Tinggi Islam Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Raden Intan Lampung di Provinsi lampung. Penulis juga aktif di organisasi Tapak Suci IAIN Raden Intan Lampung pada periode 2011-2015 di IAIN Raden Intan Lampung.

Kalirejo, 24 Desember 2016 Penulis


(9)

viii

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat taufik, hidayah dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, walaupun mungkin masih banyak terdapat kekurangan dan kelemahan.

Pada kesempatan ini penulis menghaturkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. H. Chairul Anwar, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN Raden Intan Lampung.

2. Bapak Dr. Imam Syafe’i, M.Ag. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama

Islam IAIN Raden Intan Lampung, sekaligus sebagai pembimbing 1 dalam penyusunan skripsi ini.

3. Bapak Drs. Risgiyanto, M.Pd. sebagai pembimbing II dalam penyusunan skripsi ini.

4. Bapak Ismail, S.E.,M.M selaku Kepala Sekolah SMK Muhammadiyah I Kalirejo Lampung Tengah, yang telah memberi izin kepada penulis untuk mengadakan penelitian dan membantu dalam pengumpulan data yang diperlukan untuk penyusunan skripsi ini.

5. Bapak dan Ibu Dosen IAIN Raden Intan Lampung yang telah memberi bekal pengetahuan, kemampuan dan pengalaman yang berguna sebagai penunjang dalam penyusunan skripsi ini.


(10)

ix

6. Keluarga Besar K.H Syaifuddin (Almarhum) dan Ummi Kulsum (Almarhum).

7. Sahabat kecilku hingga sekarang Maziyyatun Niswah dan Via Carollina. 8. Almamater Institut Agama Islam Negeri Raden Intan Lampung.

Semoga amal baik yang telah diberikan itu mendapat balasan yang setimpal disisi Allah SWT.

Kalirejo, 24 Desember 2016 Penulis


(11)

x

ABSTRAK ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

MOTTO ... v

PERSEMBAHAN ... vi

RIWAYAT HIDUP ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN A. Penegasan Judul ... 1

B. Latar Belakang Masalah ... 2

C. Rumusan Masalah ... 11

D. Tujuan Dan Manfaat Penelitian ... 11

1. Tujuan Penelitian ... 11

2. Manfaat Penelitian ... 11

BAB II LANDASAN TEORI A. Media Pembelajaran ... 12

1. Pengertian Media Pembelajaran ... 13

2. Fungsi Media Dalam Proses Belajar Mengajar ... 15


(12)

xi

B. Media Pembelajaran Power Point ... 27

1. Mengenal Menu – menu Power Point ... 28

2. Mengaktifkan Dan Menjalankan Power Point ... 31

C. Motivasi Belajar ... 33

1. Pengertian Motivasi ... 34

2. Fungsi Motivasi ... 36

3. Pengertian Belajar ... 37

4. Tujuan Belajar ... 41

5. Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Belajar ... 45

6. Pentingnya Motivasi Dalam Belajar ... 47

D. Karakteristik Mata Pelajaran Fiqih ... 49

E. Kerangka Berfikir ... 51

F. Hipotesis Penelitian ... 55

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 57

1. Populasi Dan Teknik Pengambilan Sampel ... 58

2. Definisi Operasional Variabel ... 59

B. Metode Pengumpulan Data ... 60

C. Instrumen Penelitian ... 62

D. Teknik Analisis Data ... 62

1. Rumus Uji Validitas ... 62

2. Rumus Uji Reliabilitas ... 63

3. Rumus Product Moment ... 64

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Tentang Lokasi Penelitian ... 66

1. Sejarah Singkat Berdirinya SMK Muhammadiyah 1 Kalirejo Lampung Tengah ... 66

2. Identitas Sekolah ... 68


(13)

xii

8. Sarana Dan Prasarana ... 73

9. Data Variabel Penelitian ... 74

B. Uji Validitas ... 79

C. Uji Reliabilitas ... 85

D. Pengujian Hipotesis ... 91

E. Pembahasan ... 94

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 98

B. Saran ... 98 DAFTAR PUSTAKA


(14)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Motivasi Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Fiqih Kelas XI Akuntansi Di SMK Muhammadiyah 1 Kalirejo Lampung

Tengah ... 8

Tabel 2 Jumlah Siswa Kelas XI SMK Muhammadiyah 1 Kalirejo Tahun 2016 ... 58

Tabel 3 Interprestasi Nialai Koefisien Korelasi “r” Product Moment ... 65

Tabel 4 Data Pendidik (Guru) ... 71

Tabel 5 Data Tenaga Kependidikan ... 72

Tabel 6 Data Siswa ... 73

Tabel 7 Data Sarana Dan Prasarana ... 73

Tabel 8 Data Skor Angket Tentang Penggunaan Media Power Point ... 75

Tabel 9 Distribusi Skor Penggunaan Media Power Point ... 76

Tabel 10 Data Skor Angket Tentang Motivasi Belajar Siswa ... 77

Tabel 11 Distribusi Skor Motivasi Belajar Siswa ... 78

Tabel 12 Uji Validitas Instrumen Angket Variabel X (Penggunaan Media Power Point) 15 Sampel ... 79

Tabel 13 Korelasi Uji Validitas Soal Nomor 1 ... 79

Tabel 14 Uji Validitas Instrumen Angket Variabel Y (Motivasi Belajar Siswa) 15 Sampel ... 82

Tabel 15 Korelasi Uji Validitas Nomor 1 ... 82

Tabel 16 Uji Reliabilitas Angket Penggunaan Media Power Point ... 85

Tabel 17 Uji Reliabilitas Angket Motivasi Belajar Siswa ... 88

Tabel 18 Tabel Kerja Untuk Mencari Korelasi Antara Variabel X Dan Variabel Y ... 91


(15)

(16)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Sampel Penelitian ... 103

Lampiran 2 Uji Validitas Instrumen Angket ... 104

Lampiran 3 Kisi – Kisi Angket ... 132

Lampiran 4 Lembar Angket ... 133

Lampiran 5 Pedoman Interview ... 137

Lampiran 6 Pengesahan Proposal ... 138

Lampiran 7 Pengesahan Skripsi ... 139

Lampiran 8 Permohonan Mengadakan Penelitian ... 140

Lampiran 9 Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian ... 141

Lampiran 10 Materi Pelajaran Fiqih ... 142


(17)

1

A. Penegasan Judul

Sebelum diuraikan lebih lanjut, terlebih dahulu penulis kemukakan tentang pengertian :

a. Media

Media diartikan sebagai perantara atau pengantar pesan pembelajaran dari pengirim ke penerima pesan. Pengirim pesan dalam proses pembelajaran biasa dikenal dengan sebutan guru dan penerima pesannya disebut dengan murid atau siswa.1

b. Power Point

Power point merupakan program aplikasi untuk merancang slide aplikasi. Saat ini hasil perancangan tersebut dapat ditampilkan dalam berbagai bentuk media komunikasi.2

c. Motivasi

Menurut Mc. Donald, motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.3

1

Hidayatullah, Media Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Thariqi Press,

2012),h. 19

2

Osdirwan Osman, Microsoft Power Point Untuk Pemula, (Jakarta: Kriya Pustaka, 2011), h.1

3


(18)

2

d. Belajar

Belajar adalah suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap, dan mengokohkan kepribadian.4

e. Mata Pelajaran Fiqih

Fiqih merupakan pengetahuan tentang keagamaan yang mencakup seluruh ajaran agama, baik berupa akidah (ushuliah) maupun amaliah (furu’iah). Ini berarti fiqih sama dengan pengertian syari’ah islamiyah.5

B. Latar Belakang Masalah

Belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan anak didik. Interaksi yang bernilai edukatif dikarenakan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan, diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelum pengajaran dilakukan. Guru dengan sadar merencanakan kegiatan pengajarannya secara sistematis dengan memanfaatkan segala sesuatunya guna kepentingan pengajaran.

Kegiatan belajar mengajar merupakan suatu kondisi yang dengan sengaja diciptakan. Gurulah yang menciptakannya guna membelajarkan anak didik. Guru yang mengajar dan anak didik yang belajar. Perpaduan dari kedua unsur manusiawi ini maka lahirlah interaksi edukatif dengan memanfaatkan bahan sebagai mediumnya.

4

Suyono dan Hariyanto, Belajar Dan Pembelajaran Teori Dan Konsep Dasar, (Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 2014), h. 9

5


(19)

Di sana semua komponen pengajaran diperankan secara optimal guna mencapai tujuan pengajaran yang telah ditetapkan sebelum pengajaran dilaksanakan.

Sebagian para ahli mengatakan bahwa mengajar merupakan kegiatan menanamkan pengetahuan sebanyak-banyaknya dalam diri anak didik. Yang mana dalam hal ini guru memegang peranan utama, sedangkan siswa tinggal menerima, bersifat pasif.6 Sehingga jelas bahwa yang harus mengaktifkan kegiatan belajar mengajar di kelas adalah guru, dengan metode dan media yang tepat agar siswa termotivasi untuk aktif dalam pembelajaran.

Sebagai seorang guru, sudah sepatutnya menyadari apa yang sebaiknya dilakukan untuk menciptakan kondisi belajar mengajar yang dapat mengantarkan anak didik ke tujuan. Di sini tentu saja tugas guru berusaha menciptakan suasana belajar yang menggairahkan dan menyenangkan bagi semua anak didik. Suasana belajar yang tidak menggairahkan dan menyenangkan bagi anak didik biasanya lebih banyak mendatangkan kegiatan belajar mengajar yang kurang harmonis. Anak didik merasa gelisah ketika duduk berlama-lama di kursi mereka masing-masing. Kondisi seperti ini tentu menjadi kendala yang serius bagi tercapainya tujuan pengajaran.

Harapan yang tidak pernah sirna dan selalu guru tuntut adalah bagaimana bahan pelajaran yang disampaikan guru dapat dikuasai oleh anak didik secara tuntas. Ini merupakan masalah yang cukup sulit yang dirasakan oleh guru. Kesulitan itu dikarenakan anak didik bukan hanya sebagai individu dengan segala keunikannya,

6

Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetya, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: Pustaka Setia, 2005), h. 39.


(20)

4

tetapi mereka juga sebagai makhluk sosial dengan latar belakang yang berlainan. Paling sedikit ada tiga aspek yang membedakan anak didik yang satu dengan yang lainnya, yaitu aspek intelektual, psikologis, dan biologis.7

Di samping itu juga dari pengalaman menunjukkan bahwa tidak semua manusia baik potensi jasmani maupun potensi rohaninya (pikir, karsa, dan rasa) berkembang sebagaimana yang diharapkan. Oleh karena itu lahirlah pemikiran manusia untuk memberikan alternatif pemecahan masalah terhadap perkembangan potensi manusia.8 Alternatif pemecahan masalah itulah yang nanti seharusnya diidentifikasi oleh guru sehingga menemukan titik terang dalam pemecahan masalah yang dihadapi dalam proses pembelajaran.

Setiap materi pelajaran yang disampaikan oleh guru tentu memiliki tingkat kesukaran yang bervariasi. Pada satu sisi ada bahan pelajaran yang tidak memerlukan alat bantu, tetapi di lain pihak ada bahan pelajaran yang sangat memerlukan alat bantu berupa media pengajaran seperti globe, grafik, gambar, video, suara, dan sebagainya. Bahan pelajaran dengan tingkat kesukaran yang tinggi tentu sukar diproses oleh anak didik. Apalagi bagi anak didik yang kurang menyukai bahan pelajaran yang disampaikan itu.

Terlebih lagi jika para peserta didik dihadapkan dengan pendidikan agama, seperti halnya mata pelajaran fiqih pada sekolah-sekolah. Tidak sedikit para siswa

7

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain , Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta,

2002), h. 1.

8


(21)

akan merasa jenuh ketika cara penyampaian yang diberikan oleh guru terasa hambar tanpa adanya variasi metode dan media yang digunakan.

Padahal sekarang ini kita hidup di zaman teknologi yang semakin maju dengan pesatnya, dan setiap aktifitas tak pernah terlepas dari yang namanya teknologi, begitupun dalam dunia pendidikan. Sebagaimana kita ketahui bahwa dampak positif dari kemajuan teknologi sampai kini adalah bersifat fasilitatif (memudahkan). Memudahkan kehidupan manusia yang sehari-hari sibuk dengan berbagai problema yang semakin rumit. Teknologi menawarkan berbagai macam kesantaian dan kesenangan yang semakin luas, memasuki ruang-ruang dan celah-celah kehidupan kita sampai yang remang-remang dan bahkan yang gelap pun dapat dipenetrasi.9

Media power point yang dapat meningkatkan motivasi belajar siswa selama ini dirasa belumditerapkan dengan optimal. Padahal media power point yang berbasis teknologi itu dapat memudahkan sekaligus memfasilitasi dalam kegiatan pembelajaran. Hal itu bisa dilihat ketika penggunaan media Power Point belum diterapkan secara optimal di sekolah-sekolah. Padahal salah satu cara untuk meningkatkan motivasi belajar siswa yaitu dengan pemilihan dan penggunaan media pembelajaran yang tepat. Media power point dirasa sangat tepat untuk mengatasi pembelajaran yang dirasa cukup membosankan bagi para siswa di dalam kelas, karena media ini memberikan informasi secara audio visual sehingga siswa dapat menyerap informasi dengan melihat, mendengar, dan merespon secara langsung

9


(22)

6

karena objek yang ditampilkan terlihat konkret (nyata). Ditambah lagi dengan penyajian/presentasi power point yang variatif karena terdapat aplikasi gambar, animasi, sound, dan video sehingga membuat proses pembelajaran tidak menjenuhkan.

Motivasi adalah suatu kondisi atau status internal (kadang-kadang diartikan sebagai kebutuhan, keinginan, atau hasrat) yang mengarahkan perilaku seseorang untuk aktif bertindak dalam rangka mencapai suatu tujuan. Motivasi juga diartikan sebagai kekuatan, dorongan, kebutuhan, semangat, tekanan, atau mekanisme psikologis yang mendorong seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai prestasi tertentu sesuai dengan apa yang dikehendakinya.

Berdasarkan pengertian motivasi di atas dapat disimpulkan bahwa, motivasi merupakan suatu dorongan yang timbul oleh adanya rangsangan dari dalam maupun dari luar seseorang berkeinginan untuk mengadakan perubahan tingkah laku/aktivitas tertentu lebih baik dari keadaan sebelumnya.

Menurut Sardiman di dalam bukunya yang berjudul interaksi motivasi belajar mengajar bahwa indikator motivasi itu ada pada diri siswa sendiri, diantaranya ialah sebagai berikut:

1. Tekun menghadapi tugas

2. Ulet dalam menghadapi kesulitan 3. Lebih senang bekerja sendiri


(23)

4. Menunjukkan minat dalam belajar10

Keberhasilan proses belajar mengajar dapat dilihat dalam motivasi belajar yang di tunjukkan oleh para siswa pada saat melasanakan kegiatan belajar mengajar. Hal ini dapat dilihat dalam hal:

1. Minat dan perhatian siswa terhadap pelajaran

2. Semangat siswa untuk melakukan tugas-tugas berjalan

3. Tanggung jawab siswa dalam mengerjakan tugas-tugas belajar

4. Reaksi yang ditunjukkan siswa terhadap stimulus yang diberikan guru 5. Rasa senang dan puas dalam mengerjakan tugas yang diberikan11

Berdasarkan hasil pra survey dengan Bapak Muttaqin, S.Pd.I guru mata pelajaran fiqih mengatakan bahwa :

Proses belajar mengajar yang berlangsung di SMK Muhammadiyah 1 Kalirejo Lampung Tengah selama ini masih terpusat kepada penggunaan media pembelajaran yang monoton dan tradisional, serta belum mengikuti perkembangan teknologi elektronik yang ada, sehingga pembelajaran terkesan monoton dan berakibat motivasi belajar siswa rendah. Gejala yang tampak seperti siswa malas mengerjakan tugas, mudah putus asa dalam mengerjakan tugas, kurangnya antusias siswa dalam mengerjakan tugas yang diberikan guru, bolos dalam kegiatan belajar mengajar, dan siswa cenderung acuh, tidak memperhatikan materi pembelajaran yang disampaikan guru.12

Berdasarkan wawancara tersebut jelas bahwa motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Fiqih masih rendah.Untuk menjelaskan tentang motivasi belajar siswa pada pelajaran Fiqih yang diajarkan,maka objek penelitianya itu kelas XI Akuntansi

10

Sardiman, op.cit.,h. 83

11

Nana Sudjana, PenelitianHasil Proses BelajarMengajar, (Bandung: PT RemajaRosdakarya,

2009), h. 61

12


(24)

8

dengan jumlah 29 siswa. Berdasarkan obeservasi pra survey dengan jumlah 29 siswa tersebut, maka penulis paparkan dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 1

Motivasi Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Fiqih kelas XI Akuntansi di SMK Muhammadiyah 1 Kalirejo Lampung Tengah

NO Nama 1 2 3 4

1 ADEK LINDA NOVITA SARI

2 AMELIA NADIA PUTRI

3 ANGGUN RESTU SAPUTRI

4 AYU OKTAVIANI

5 BENI MULYO RAHARJO

6 DESI ANDRA WATI

7 DESI NOVITASARI

8 DIMAS SANDI ELVANDA

9 DINAR MAYLINDA

10 ENGGI PERMATASARI

11 FITRIANI

12 HIBZON MUDATON

13 IDA PURNAMI RAHAYU

14 INDAH SEPTIANA SARI

15 KHOFIFAH INDAR

PARAWANGSA


(25)

17 MERIANA NUR SYAFITRI

18 NILA KURNIA RAHAYU

19 NOVI USRIATIN

20 RIA MELANI

21 RIO RICANDRA

22 SAYU EVASANTI

23 SILVI AULIA

24 TRI HANDAYANI

25 VIVI NURTIANA

26 WIDIA AGUSTINA

27 YULIANTI

28 YUSTIKARANI CITRA SUCI

29 ZAENAL ARIFIN

JUMLAH 10

(34,48%)

8 (27,59%)

9 (31,03%)

11 (37,93%)

Sumber hasil observasi pada tanggal 5 Januari 2016 di SMK Muhammadiyah 1 Kalirejo

Keterangan:

1. Tekun menghadapi tugas

2. Ulet dalam menghadapi kesulitan 3. Lebih senang bekerja sendiri 4. Menunjukkan minat dalam belajar


(26)

10

Dari data obeservasi pra survey tersebut terlihat bahwa motivasi siswa kelas XI Akuntansi SMK Muhammadiyah 1 Kalirejo Lampung Tengah dalam mengikuti pelajaran Fiqih tergolong rendah, terlihat dari siswa yang tekun menghadapi tugas hanya 34,48%atau 10 siswa, ulet dalam menghadapi kesulitan hanya 27,59% atau 8 siswa, lebih senang bekerja sendiri hanya 31,03% atau 9 siswa, dan menunjukkan minat dalam belajar hanya37,93%atau 11 siswa. Sehingga, keseluruhan peserta didik belum termotivasi.

Dalam hal ini, yang menjadi faktor rendahnya motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Fiqih kelas XI Akuntansi di SMK Muhammadiyah 1 Kalirejo Lampung Tengah adalah faktor media pembelajaran. Media Pembelajaran yang digunakan selama ini adalah media pembelajaran yang tradisional, sehingga membuat siswa kurang bersemangat dalam mengikuti pembelajaran.

Terkait dengan permasalahan yang telah penulis paparkan di atas, melihat berbagai kelebihan pada proses pembelajaran dengan menggunakan media power point melalui pra survey dengan guru mata pelajaran fiqih, maka mendorong penulis untuk melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Penggunaan Media Power Point Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran F iqih di SMK Muhammadiyah 1 Kalirejo Lampung Tengah Tahun 2017. Dan obyek penelitian ini penulis lakukan di SMK Muhammadiyah 1 Kalirejo Lampung Tengah.


(27)

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah penulis kemukakan, maka dapat

dirumuskan masalahnya sebagai berikut:“Apakah terdapat hubungan penggunaan

media power point terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di SMK Muhammadiyah 1 Kalirejo Lampung Tengah?”

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan penggunaan media power point terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di SMK Muhammadiyah 1 Kalirejo Lampung Tengah.

2. Manfaat Penelitian

a. Bagi sekolah, penelitian ini dapat memberikan solusi alternatif dari masalah pembelajaran yang ada, guna meningkatkan hasil pembelajaran dan dapat meningkatkan sumber daya manusia.

b. Bagi guru,agar dapat menggunakan media power point dengan tepat dan baik untuk meningkatkan usaha motivasi belajar siswa.

c. Bagi siswa, untuk memberikan inovasi media pembelajaran kepada para siswa, sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar para siswa.

d. Bagi peneliti, untuk mengetahui hubungan penggunaan media power point terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran fiqih, dan diharapkan dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan.


(28)

12

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Media Pembelajaran

Mengingat adanya keberagaman karakteristik sasaran pendidikan yang dalam hal ini adalah siswa dan juga proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru, maka semua karakteristik harus dibangun menjadi satu kesatuan yang utuh untuk memenuhi kebutuhan siswa. Guru bertanggung jawab terhadap pengaturan proses belajar mengajar yang bertujuan untuk mengarahkan penguasaan siswa terhadap kompetensi yang diharapkan.

Dalam konteks pembelajaran sebagai komunikasi, kedudukan media pembelajaran sebagai salah satu kawasan teknologi pembelajaran menjadi penting sebagai perantara dan sumber untuk memberikan kemudahan belajar bagi para siswa. Media pembelajaran yang baik adalah media yang perancangan, pemilihan, dan pemanfaatannya sesuai dengan karakteristik tujuan, karakteristik peserta didik dan karakteristik materi ajar yang dibelajarkan.

Bahkan dalam Undang-Undang nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen, disebutkan bahwa guru sebagai agen pembelajaran dituntut memiliki seperangkat kompetensi kepribadian, kompetensi pedagogik, kompetensi sosial, dan kompetensi


(29)

profesional.1 Kemampuan memahami, merancang, memilih dan menggunakan media pembelajaran sebagai subsistem pembelajaran dan subsistem kompetensi pedagogik merupakan keniscayaan bagi seorang guru sehingga terwujud proses pembelajaran yang interaktif, inspiratif, menantang, menyenangkan, memotivasi siswa berperan aktif, membangun kreativitas dan kemandirian belajar.

Salah satu lingkungan belajar yang sangat berperan dalam memudahkan penguasaan siswa terhadap kompetensi adalah penerapan teknologi dalam penggunaan media pembelajaran. Media pembelajaran sebenarnya merupakan alat bantu yang dapat digunakan oleh guru dalam membantu tugas kependidikannya. Media pembelajaran juga dapat memudahkan pemahaman siswa terhadap kompetensi yang harus dikuasai terhadap materi yang harus dipelajari, yang pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.

Kemampuan guru dalam mengembangkan media pembelajaran merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan siswa dalam mencapai kompetensi yang diharapkan. Beberapa hambatan yang dirasakan oleh para guru berkaitan dengan pengembangan media pembelajaran, salah satunya adanya keterbatasan dalam merancang dan menyusun media pembelajaran serta belum memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai untuk membuat sebuah media.2

1. Pengertian Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media

1Rangkuman Himpunan Peraturan Perundang-Undangan Guru dan Dosen Undang-Undang

RI Nomor 14 Tahun 2005. h. 7.

2

Mulyanta dan Marlon Leong, Tutorial Membangun Multimedia Interaktif Media


(30)

14

adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan.3 Dengan demikian, media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan.

Bila media adalah sumber belajar, maka secara luas media dapat diartikan dengan manusia, benda ataupun peristiwa yang memungkinkan siswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan.4

Dalam proses belajar mengajar kehadiran media mempunyai arti yang cukup penting. Karena dalam kegiatan tersebut ketidak jelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Kerumitan bahan yang akan disampaikan kepada siswa dapat disederhanakan dengan bantuan media. Media dapat mewakili apa yang kurang mampu guru ucapkan melalui kata-kata atau kalimat tertentu. Bahkan keabstrakan bahan dapat dikonkretkan dengan kehadiran media. Dengan demikian, siswa lebih mudah dalam mencerna bahan daripada tanpa bantuan media pembelajaran.

Banyak batasan yang diberikan orang tentang media. Asosiasi Teknologi dan Komunikasi Pendidikan (Association of Education and Communication Technology/AECT) di Amerika, membatasi media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan/informasi. Gagne menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangya untuk belajar.

3

Arief S. Sadiman, et al., Media Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), h. 6.

4

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta,


(31)

Sementara itu Briggs berpendapat bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Contohnya yaitu buku, film, kaset, film bingkai dan lain-lain.

Asosiasi Pendidikan Nasional (National Education Association/NEA) memiliki pengertian yang berbeda. Media adalah bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audio visual serta peralatannya. Media hendaknya dapat dimanipulasi, dapat dilihat, didengar dan dibaca. Apa pun batasan yang diberikan, ada persamaan di antara batasan tersebut yaitu bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.5

Dari beberapa definisi di atas, secara luas media pembelajaran dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa sehingga mendorong terjadinya proses belajar pada diri siswa.

Akhirnya, dapat dipahami bahwa media pembelajaran adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan berupa materi pembelajaran dari guru kepada siswa dengan harapan materi pembelajaran tersebut dapat dicerna oleh siswa dengan mudah guna mencapai tujuan pengajaran.

2. Fungsi Media Dalam Proses Belajar Mengajar

Belajar adalah suatu proses yang kompleks. Setiap orang memiliki karakteristik yang berbeda dan mempunyai ciri-ciri tersendiri yang unik untuk belajar. Upaya dalam kegiatan pembelajaran adalah bagaimana mendorong

5


(32)

16

setiap siswa untuk melakukan aktivitas belajar. Aktivitas tersebut tidak akan terjadi apabila siswa tidak memiliki motivasi untuk belajar. Dalam upaya membangkitkan motivasi belajar, media mempunyai peranan yang besar. Rasa ingin tahu, rasa ingin memahami dan berhasil yang ada dalam diri siswa dapat dimunculkan apabila guru menggunakan media dalam penyajian materi pembelajarannya.

Proses belajar mengajar pada hakekatnya adalah proses komunikasi, yaitu proses penyampaian pesan dari pengantar ke penerima. Pesan tersebut berupa isi atau materi pelajaran yang dituangkan ke dalam simbol-simbol komunikasi baik verbal (kata-kata dan tulisan) maupun non verbal, proses ini dinamakan encoding. Penafsiran simbol-simbol komunikasi tersebut oleh siswa dinamakan decoding. Dalam proses penafsiran tersebut, ada kalanya berhasil, ada kalanya tidak. Kegagalan atau ketidak berhasilan dalam memahami apa yang didengar, dibaca, dilihat atau diamati dalam proses komunikasi dikenal dengan istilah barriers atau noice. Semakin banyak verbalisme semakin abstrak pemahaman yang diterima.6

Setiap materi pelajaran yang disampaikan oleh guru tentu saja memiliki kesukaran yang bervariasi. Pada satu sisi ada bahan pelajaran yang tidak memerlukan alat bantu berupa media, tetapi di lain pihak ada bahan pelajaran yang sangat memerlukan alat bantu berupa media pembelajaran. Bahan pelajaran dengan tingkat kesukaran yang tinggi tentu sukar di proses oleh siswa. Apalagi bagi siswa yang kurang menyukai bahan pelajaran yang disampaikan oleh guru.

Media sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar adalah suatu kenyataan yang tidak dapat dipungkiri. Karena memang gurulah yang menghendakinya untuk membantu tugas guru dalam menyampaikan pesan-pesan dari bahan pelajaran yang diberikan oleh guru kepada siswa. Guru sadar

6


(33)

bahwa tanpa bantuan media, maka bahan pelajaran sukar untuk dicerna dan dipahami oleh setiap siswa, terutama bahan pelajaran yang rumit atau kompleks.7

Sebagai alat bantu, media pembelajaran mempunyai fungsi melicinkan jalan menuju tercapainya tujuan pengajaran. Hal ini dilandasi dengan keyakinan bahwa proses belajar mengajar dengan bantuan media mempertinggi kegiatan belajar siswa dalam tenggang waktu yang cukup lama. Itu berarti kegiatan belajar siswa dengan bantuan media akan menghasilkan proses dan hasil belajar yang lebih baik daripada tanpa bantuan media.

Media pembelajaran juga sebagai salah satu sumber belajar ikut membantu guru dalam memperkaya wawasan siswa. Dengan beraneka macam bentuk dan jenis media pembelajaran yang digunakan oleh guru, maka itu akan menjadi sumber ilmu pengetahuan bagi siswa. Dalam menerangkan suatu benda, guru dapat membawa bendanya secara langsung ke hadapan siswa di kelas. Dengan menghadirkan bendanya seiring dengan penjelasan mengenai benda tersebut, maka benda itu dijadikan sebagai sumber belajar.

Akan tetapi, dalam penggunaan media pembelajaran hendaknya kita tidak menyimpang dari ajaran Islam dan senantiasa berada di bawah kendali (kontrol) iman dan taqwa kepada Allah, sehingga benar-benar dapat merealisasikan tujuan misi Islam diturunkan di dunia yakni dapat memberi rahmat kepada sekalian makhluk-Nya, baik manusia, binatang dan

7


(34)

18

tumbuhan atau benda-benda mati yang terdapat di alam, di planet dan ruang angkasa planet bumi.

Rahmat Lil’Alamin, berarti ilmu-ilmu yang dikuasai dan

dikembangkan oleh manusia tidak diterapkan untuk merusak makhluk-makhluk Allah di bumi, melainkan untuk melestarikan hidup dan eksistensinya demi kesejahteraan hidup bersama.8 Pedoman dasarnya yaitu Firman Allah sebagai berikut:







































Artinya: Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. (Q.S. Al-Qhashas: 77)9

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Brown menunjukkan bahwa penggunaan media gambar dapat merangsang minat dan perhatian siswa, gambar-gambar yang dipilih dan diadaptasi secara tepat dapat membantu siswa memahami dan mengingat isi informasi bahan-bahan verbal yang menyertainya. Demikian juga hasil penelitian Wilbur Schramm menunjukkan bahwa siswa yang telah bermotivasi dapat belajar dari medium apa saja, jika

8

Eneng Muslihah, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Diadit Media, 2010), h. 121.

9


(35)

media itu dipakai menurut kemampuannya dan disesuaikan dengan kebutuhannya.10

Secara umum media pembelajaran mempunyai kegunaan-keguanaan sebagai berikut:

1) Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalis (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka)

2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, seperti:

a. Objek yang terlalu besar, bisa digantikan dengan realita, gambar, film bingkai, film atau model.

b. Objek yang terlalu kecil, bisa dibantu dengan proyektor mikro, film bingkai, film atau gambar.

c. Gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat, dapat dibantu dengan

timelapse atau high-speed photography.

d. Kejadian atau peristiwa yang terjadi di masa lalu bisa ditampilkan lagi lewat rekaman film, video, film bingkai, foto maupun secara verbal. e. Objek yang terlalu kompleks (misalnya mesin-mesin) dapat disajikan

dengan model, diagram dan lain-lain.

f. Konsep yang terlalu luas (gunung berapi, gempa bumi, iklim, dan lain-lain) dapat divisualkan dalam bentuk film, film bingkai, gambar, dan lain-lain.

10


(36)

20

3) Penggunaan media pembelajaran secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif siswa. Dalam hal ini media pembelajaran berguna untuk:

a. Menimbulkan kegairahan belajar.

b. Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara siswa dengan lingkungan dan kenyataan.

c. Memungkinkan siswa belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan dan minatnya.

4) Dengan sifat yang unik pada tiap siswa ditambah lagi dengan lingkungan dan pengalaman yang berbeda, sedangkan kurikulum dan materi pelajaran ditentukan sama untuk setiap siswa, maka guru banyak mengalami kesulitan bilamana semuanya itu harus diatasi sendiri. Hal ini akan lebih sulit bila latar belakang lingkungan guru dengan siswa juga berbeda. Masalah ini dapat diatasi dengan media pembelajaran, yaitu dengan kemampuannya dalam:

a. Memberikan perangsang yang sama. b. Mempersamakan pengalaman. c. Menimbulkan persepsi yang sama.11

3. Jenis Dan Karakteristik Media Pembelajaran

Dengan masuknya berbagai pengaruh ke dalam khazanah pendidikan, seperti ilmu cetak mencetak, tingkah laku (behaviorisme), komunikasi dan

11


(37)

laju perkembangan teknologi elektronik, sehingga media dalam perkembangannya tampil dalam berbagai jenis dan format (modul cetak, film, televisi, film bingkai, film rangkai, program radio, komputer dan sebagainya) masing-masing yang memiliki ciri-ciri dan kemampuannya sendiri.

Berdasarkan perkembangan jenis media pembelajaran yang beraneka ragam dan variatif yang dapat berbentuk media visual, audio, audio visual, multimedia, atau juga media realita yang lainnya, maka karakteristik dan kemampuan masing-masing media perlu diperhatikan oleh pendidik atau guru agar dapat memilih media mana yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan serta karakteristik sasaran (siswa). Karena media pembelajaran tersebut memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.

Jenis dan karakteristik dari masing-masing media dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Media Audio

Media audio yaitu jenis media yang memiliki basis pendengaran. Beberapa contoh dari jenis media ini adalah:

a. Media Kaset Audio

Kelebihan dari media kaset audio adalah: a) Materi tak akan berubah, siap direproduksi.

b) Biaya produksi dan penggandaannya relatif murah.

c) Peralatannya juga paling murah dibanding dengan media audio visual lainnya.


(38)

22

d) Program kaset dapat menyajikan kegiatan di luar sekolah (hasil wawancara, rekaman kegiatan, dll)

e) Rekaman dapat dihapus secara otomatis dan kasetnya dapat dipakai ulang.

f) Penyajian sepenuhnya dikontrol oleh penyaji. Adapun kelemahan media audio adalah:

a) Daya jangkaunya yang terbatas (berbeda dengan radio).

b) Penggandaan dan distribusinya bisa mahal bila sasarannya sedikit. b. Radio

Radio merupakan media audio elektronik yang dapat menangkap suara dan gelombang tertentu, sehingga informasi komunikasi dapat terjangkau oleh masyarakat dan mempunyai nilai praktis edukatif, secara formal maupun nonformal.

Kelebihan media radio yaitu:

a) Siaran dapat menjangkau pendengar dalam waktu singkat. b) Pendengar yang tidak aktif dapat dipersiapkan (partisipasi aktif). c) Menambah ilmu pengetahuan, pengalaman, keterampilan dan

sebagainya.

d) Terjangkau harganya, bersifat ekonomis, praktis (dibawa).

e) Operasinya mudah, dimana saja, kemana pergi dapat informasi dan sudah memasyarakat.


(39)

g) Mengatasi ruang dan waktu.

h) Dapat mengembangkan daya imajinasi yang baik bagi peserta didik.

i) Dapat merangsang partisipasi aktif peserta didik (pendengar). j) Dapat menyajikan pengalaman dunia luar ke dalam kelas. Sedangkan kelemahan atau kekurangan media radio adalah: a) Tidak mampu menciptakan interaksi secara spontan.

b) Siaran mudah terganggu oleh cuaca atau gelombang lainnya. c) Feedback dari pendengar tidak ada.

d) Rendahnya kemampuan memindahkan pesan yang sifatnya rumit, sebab daya tangkap pendengaran manusia lebih rendah dibanding daya penglihatannya.

2) Media Visual

Media visual yaitu jenis media yang memiliki basis penglihatan. Diantara jenis media ini adalah:

a. Media Foto

Media foto memiliki beberapa kelebihan seperti berikut: a) Sifatnya konkrit.

b) Gambar dapat mengatasi ruang dan waktu c) Dapat mengatasi keterbatasan pengamatan. d) Dapat memperjelas suatu masalah.


(40)

24

Sementara kelemahannya adalah:

a) Gambar/foto hanya menekankan persepsi indera mata.

b) Gambar/foto yang terlalu kompleks kurang efektif untuk kegiatan pembelajaran.

c) Ukurannya sangat terbatas untuk kelompok besar. b. Media Sketsa

Sketsa adalah gambar sederhana atau draft kasar yang melukiskan bagian-bagian pokoknya tanpa detail. Kelebihannya adalah dapat menarik perhatian, menghindari verbalisme dan harga dapat disesuaikan, karena media ini dapat dibuat oleh guru sendiri. c. Media Poster

Poster adalah suatu gambar untuk menyampaikan kesan-kesan tertentu dan untuk mempengaruhi serta memotivasi tingkah laku orang yang melihatnya. Syaratnya yaitu sederhana, menyajikan satu ide, berwarna, slogannya ringkas, tulisannya jitu, motif dan desain bervariasi.

d. Media Kartun

Kartun adalah suatu gambar interpretative yang menggunakan simbol-simbol untuk menyampaikan suatu pesan secara cepat dan ringkas terhadap orang, situasi atau kejadian-kejadian.


(41)

e. Media Grafik

Grafik adalah gambar sederhana yang menggunakan titik, garis atau gambar dan simbol-simbol.

f. Media Diagram

Diagram adalah sebagai suatu gambar sederhana yang menggunakan garis-garis dan simbol-simbol untuk menggambarkan struktur dari objek.12

3) Media Audio Visual

Media audio visual yaitu jenis media yang memiliki basis pendengaran dan penglihatan. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena meliputi kedua jenis media yang pertama dan kedua. Media audio visual ini dibagi lagi menjadi dua, yaitu:

a. Audio visual diam, yaitu media yang menampilkan suara dan gambar diam, seperti film bingkai suara (sound slide), film rangkai suara, cetak suara.

b. Audio visual gerak, yaitu media yang dapat menampilkan unsur unsur suara dan gambar yang bergerak seperti film suara dan video-cassette.13

12

Hidayatullah, op.cit., h. 38-41.

13


(42)

26

4) Media Berbasis Komputer

Pada dasarnya komputer tidak mengandung nilai dalam dirinya sendiri, semua sangat tergantung bagaimana manusia merancang, memanfaatkan, dan menerimanya. Kenyataannya komputer dapat memperingan dan telah memberikan manfaat yang luar biasa dalam berbagai aspek kehidupan manusia.

Dalam bidang pendidikan, penggunaan teknologi berbasis komputer merupakan cara untuk menghasilkan atau menyampaikan materi dengan menggunakan sumber-sumber yang berbasis mikroprosesor. Informasi atau materi yang akan disampaikan disimpan dalam bentuk digital, bukan dalam bentuk cetakan. Selain itu, teknologi ini selalu terkait dengan penggunaan layar kaca untuk menyajikan informasi atau materi kepada siswa. Bentuk interaksi yang dapat diaplikasikan melalui media berbasis komputer adalah dalam kegiatan praktek dan latihan, tutorial, permainan, simulasi, penemuan dan pemecahan masalah.

Kemajuan media komputer juga telah memberikan beberapa kelebihan untuk kegiatan produksi audio visual. Pada tahun-tahun belakangan komputer mendapat perhatian besar karena kemampuannya yang dapat digunakan dalam bidang kegiatan pembelajaran. Ditambah dengan teknologi jaringan dan internet, komputer seakan menjadi primadona dalam kegiatan pembelajaran.


(43)

Sebagai contoh pemakaian komputer dalam kegiatan pembelajaran dalam mencapai tujuan kognitif yaitu ketika guru akan mengajarkan tentang konsep-konsep, aturan, prinsip, langkah-langkah, proses dan kalkulasi yang kompleks. Komputer dapat menjelaskan konsep tersebut secara sederhana dengan penggabungan audio dan visual yang dianimasikan. Sehingga cocok untuk kegiatan pembelajaran mandiri. Sementara contoh penggunaan komputer untuk tujuan pembelajaran yang bersifat psikomotorik yaitu proses pembelajaran yang dikemas dalam bentuk games dan simulasi dengan tujuan untuk menciptakan kondisi dunia kerja.

Beberapa contoh program ini antara lain yaitu simulasi pendaratan pesawat, simulasi perang dalam medan yang paling berat dan sebagainya. Sedangkan proses pembelajaran dengan menggunakan komputer untuk tujuan afektif yaitu pada program komputer yang didesain secara tepat dengan memberikan potongan klip suara atau video yang isinya menggugah perasaan. Sehingga dengan model pembelajaran media komputer melalui video klip tersebut dapat meningkatkan sikap dan prilaku siswa.14

B. Media Pembelajaran Power Point

Microsoft power point merupakan program aplikasi untuk merancang slide presentasi. Dimana saat ini hasil perancangan tersebut dapat ditampilkan dalam berbagai bentuk media komunikasi, seperti layar monitor, layar lebar melalui infocus, head proyektor, LCD, dan internet.15 Program aplikasi microsoft power point ini juga

14

Hidayatullah, op.cit., h. 46 – 48.

15


(44)

28

merupakan aplikasi yang paling populer dan paling banyak digunakan untuk merancang presentasi yang menarik dan profesional.

Dengan menggunakan fasilitas-fasilitas yang terdapat pada power point seperti animation effect, slide transition, sound effect dan fasilitas lainnya yang tersedia, maka slide presentasi akan tersaji dengan indah dan menarik. Selain dapat digunakan untuk membuat dan mempresentasikan rencana kerja, laporan kerja, makalah, seminar, maupun promosi hasil produk, ternyata power point juga dapat digunakan sebagai media dalam kegiatan belajar mengajar.

1. Mengenal Menu-Menu Power Point

Microsoft power point merupakan program aplikasi presentasi yang paling populer untuk membuat dan merancang presentasi yang menarik dan profesional. Berikut ini menu-menu yang terdapat pada microsoft power point:

1) Ribbon

Ribbon merupakan tampilan user interface (UI) yang dirancang untuk mempermudah dan mempercepat pembuatan presentasi, diantaranya yaitu:

a. Tab (jendela yang berisi tombol-tombol perintah tertentu) didesain untuk melakukan tugas-tugas tertentu.

b. Grup yang berada pada masing-masing tab digunakan untuk sub-sub tugas tertentu.


(45)

c. Tombol perintah (command button) pada setiap grup digunakan untuk sebuah perintah atau menampilkan menu dari perintah-perintah yang ada.

2) Office Button

Ketika melakukan klik pada office button, maka akan muncul perintah-perintah dasar seperti New, Open, Save, Print, Prepare, Send, Publish dan Close.

3) Fasilitas Quick Access Toolbar

Quick Access Toolbar berisi sekumpulan perintah yang berada di luar tampilan tab. Pengguna dapat menambah tombol-tombol perintah pada quick access toolbar. Selain itu juga dapat memindahkan quick access toolbar dari satu lokasi yang ada (di pojok kiri atas atau di bawah ribbon).

4) Theme dan Quick Style

Theme merupakan kombinasi dari bentuk-bentuk warna, teks, dan efek. Theme dapat diaplikasikan ke beberapa slide yang dipilih atau ke semua slide yang ada. Quick Style merupakan koleksi dari pilihan format yang digunakan untuk memudahkan pengguna dalam memformat objek. 5) Layout Slide

Dengan menggunakan microsoft power point, pengguna lebih leluasa dalam mengatur layout slide. Pengguna dapat membuat kreasi dan mengembangkan layout yang mungkin berisi banyak placeholder, seperti


(46)

30

kotak judul, sub judul, dan teks atau objek seperti grafik, tabel, dan gambar. Dapat pula berbentuk elemen, seperti SmartArt, audio, video, termasuk di dalamnya ukuran, posisi, desain latar belakang, dan skema warna.

6) Grafik SmartArt

Dengan grafik SmartArt, pengguna dapat membuat kreasi ilustrasi yang dapat diedit dengan mudah tanpa bantuan seorang desainer profesional. Pengguna juga dapat menambah daya tarik dengan fasilitas efek visual ke dalam grafik SmartArt, Shape, WordArt, dan grafik, termasuk di dalamnya efek tiga dimensi, shading, reflection, glow, dan lainnya.

7) Efek

Dengan menggunakan microsoft power point, pengguna dapat menambahkan efek-efek seperti shadow, reflection, glow, soft edges, bevel, 3-D rotation to shapes, grafik SmartArt, tabel, teks, dan WordArt dalam dokumen. Pengguna lebih leluasa membuat kreasi efek pada dokumen. Selain itu, dapat membuat dokumen dengan lebih profesional dan mudah untuk memodifikasinya secara langsung dalam power point. 8) Tampilan Teks

Pengguna dapat membuat kreasi presentasi secara profesional dengan banyaknya tampilan teks, termasuk text wrapping, teks dalam banyak kolom, ataupun menjalankan slide secara vertikal ke bawah.


(47)

Pilihan tampilan teks mempersilahkan kepada pengguna untuk memilih berbagai tampilan teks, juga dapat memilih semua huruf kapital atau huruf kecil, huruf bergaris tengah, ataupun huruf bergaris tengah ganda. Pengguna juga dapat menambahkan garis-garis, bayangan, maupun cahaya (glow).

9) Fasilitas Tabel Dan Grafik

Dalam microsoft power point, tabel dan grafik sudah didesain ulang menjadi lebih mudah untuk diedit dan dikembangkan dengan ribbon. Selain itu, pengolahan tabel dan grafik presentasi pada power point sama dengan pengolahan tabel dan grafik pada microsoft excel.16

2. Mengaktifkan Dan Menjalankan Power Point

Sebelum mengaktifkan power point, pastikan bahwa komputer/laptop sudah terinstal microsoft office yang memuat power point. Berikut ini cara mengaktifkan dan menjalankan microsoft power point:

1) Mengaktifkan Power Point

a. Klik tombol Start yang terdapat pada pojok kiri bawah layar monitor. b. Klik All Programs – Microsoft Office – Microsoft Office Power Point. c. Akan tampil slide presentasi baru dengan nama Presentation1 sebagai

nama defaultnya (nama standarnya). Selanjutnya power point siap untuk digunakan.

16


(48)

32

2) Membuat Dokumen Baru

Dengan mengaktifkan power point, maka secara otomatis pengguna telah membuat dokumen baru dengan nama Presentation1. Selanjutnya, untuk membuat dokumen baru lagi, lakukan langkah-langkah berikut:

a. Klik Office Button yang terdapat pada pojok kiri atas. Klik menu New.

b. Klik tombol Create, maka akan muncul slide presentasi dengan nama

Presentation2.

c. Klik pada teks Click to add title dan ketik kalimat yang diinginkan. d. Untuk menulis di slide selanjutnya, klik tab Home, klik tombol New

Slide.

3) Menyimpan Dokumen

Langkah-langkah menyimpan dokumen yang baru dibuat adalah sebagai berikut:

a. Klik Office Button, klik Save As – Power Point Presentation.

b. Maka akan muncul kotak dialog Save As, tentukan lokasi penyimpanan pada kotak pilihan Save in dan ketik nama file pada kotak File Name, lalu klik tombol Save.

4) Membuka Dokumen

Berikut ini cara membuka kembali dokumen yang pernah dibuat sebelumnya:


(49)

b. Muncul kotak dialog Open. Klik nama dokumen yang diinginkan dan klik tombol Open, akan muncul dokumen yang diinginkan.

5) Menutup Dokumen

Berikut ini langkah-langkah menutup dokumen yang sedang aktif: a. Klik Office Button.

b. Klik menu Close. 6) Keluar Dari Power Point

a. Klik Office Button

b. Klik tombol Exit Power Point.17

C. Motivasi Belajar

Pendidikan dan pengajaran adalah suatu proses yang sadar tujuan. Maksudnya tidak lain bahwa kegiatan belajar mengajar merupakan suatu peristiwa yang terikat, terarah pada tujuan dan dilaksanakan untuk mencapai tujuan.18 Dalam kehidupan masyarakat modern, setiap lembaga pendidikan dan pengajaran senantiasa memiliki pedoman umum untuk menentukan tujuan dan hasil akhir.

Belajar yang merupakan proses kegiatan untuk mengubah tingkah laku si subjek belajar, ternyata banyak faktor yang mempengaruhinya. Dari sekian banyak faktor yang berpengaruh itu, secara garis besar dapat dibagi dalam klasifikasi faktor intern (dari dalam) diri si subjek belajar dan faktor ekstern (dari luar) diri si subjek

17

Ibid., h. 11-17.

18


(50)

34

belajar. Dalam hubungannya dengan proses interaksi belajar mengajar yang lebih menitikberatkan pada soal motivasi, maka pembicaraan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi dalam motivasi belajar siswa ini pun perlu untuk ditingkatkan.

1) Pengertian Motivasi

Banyak sekali, bahkan sudah umum orang menyebut dengan “motif” untuk menunjuk mengapa seseorang itu berbuat sesuatu. Kata “motif”, diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Bahkan motif dapat diartikan sebagai suatu kondisi intern (kesiap siagaan).19

Jadi, motif bukanlah hal yang dapat diamati, tetapi adalah hal yang dapat disimpulkan adanya karena sesuatu yang dapat kita saksikan. Tiap aktivitas yang dilakukan oleh seseorang itu didorong oleh sesuatu kekuatan dari dalam diri orang itu, kekuatan pendorong inilah yang kita sebut motif.20

Berawal dari kata motif itu, maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada saat-saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan/mendesak.

Kata Mc. Donald, motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari pengertian yang dikemukakan Mc. Donald ini mengandung tiga elemen penting.

19

Ibid., h. 73.

20


(51)

1) Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu manusia. Perkembangan motivasi akan membawa

beberapa perubahan energi di dalam sistem “neurophysiological” yang ada

pada organisme manusia. Karena menyangkut perubahan energi manusia (walaupun motivasi itu muncul dari dalam diri manusia), penampakkannya akan menyangkut kegiatan fisik manusia.

2) Motivasi ditandai dengan munculnya rasa/feeling, afeksi seseorang. Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan, afeksi dan emosi yang dapat menentukan tingkah laku manusia.

3) Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam hal ini sebenarnya merupakan respons dari suatu aksi, yakni yujuan. Motivasi memang muncul dari dalam diri manusia, tetapi kemunculannya karena terangsang/terdorong oleh adanya unsur lain, dalam hal ini adalah tujuan. Tujuan ini akan menyangkut soal kebutuhan.

Dengan ketiga elemen di atas, maka dapat dikatakan bahwa motivasi itu sebagai sesuatu yang kompleks. Motivasi akan menyebabkan terjadinya suatu perubahan energi yang ada pada diri manusia, sehingga akan bergayut dengan persoalan gejala kejiwaan, perasaan dan juga emosi, untuk kemudian bertindak atau melakukan sesuatu. Semua ini didorong karena adanya tujuan, kebutuhan atau keinginan.21

Sementara M. Ngalim Purwanto di dalam bukunya yang berjudul Psikologi Pendidikan mengatakan, bahwa menurut kebanyakan definisi,

21


(52)

36

motivasi mengandung tiga komponen pokok, yaitu menggerakkan, mengarahkan, dan menopang tingkah laku manusia.

Menggerakkan berarti menimbulkan kekuatan pada individu, memimpin seseorang untuk bertindak dengan cara tertentu. Misalnya kekuatan dalam hal ingatan, respon-respon efektif, dan kecenderungan mendapat kesenangan. Mengarahkan atau menyalurkan tingkah laku, dengan demikian ia menyediakan suatu orientasi tujuan, sehingga tingkah laku individu diarahkan terhadap sesuatu. Menjaga dan menopang tingkah laku, karena lingkungan sekitar juga harus menguatkan (reinforce) intensitas dan arah dorongan-dorongan dan kekuatan-kekuatan individu. 22

Sejalan dengan apa yang telah diuraikan di atas, Hoy dan Miskel dalam buku Educational Administration, mengemukakan bahwa motivasi dapat didefinisikan sebagai kekuatan-kekuatan yang kompleks, dorongan-dorongan, kebutuhan-kebutuhan, pernyataan-pernyataan ketegangan (tension states), atau mekanisme-mekanisme lainnya yang memulai dan menjaga kegiatan-kegiatan yang diinginkan ke arah pencapaian tujuan-tujuan personal.

Sehingga dapat diambil sebuah kesimpulan, bahwa motivasi itu sendiri yaitu suatu usaha yang disadari untuk menggerakkan, mengarahkan, dan menjaga tingkah laku seseorang agar ia terdorong untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu.23

2) Fungsi Motivasi

Dari uraian-uraian di atas, jelaslah kiranya bahwa setiap motivasi itu bertalian erat dengan suatu tujuan dan suatu cita-cita. Makin berharga tujuan itu bagi yang bersangkutan, maka makin kuat pula motivasinya. Sehingga

22

M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002), h. 72.

23


(53)

motivasi itu sangat berguna bagi tindakan/perbuatan seseorang. Fungsi dari motivasi itu diantaranya yaitu:

a. Motivasi mendorong manusia untuk berbuat/bertindak. Motivasi itu berfungsi sebagai penggerak atau sebagai motor yang memberikan energi (kekuatan) kepada seseorang untuk melakukan suatu tugas.

b. Motivasi menentukan arah perbuatan, yaitu ke arah perwujudan suatu tujuan atau cita-cita. Motivasi mencegah penyelewengan dari jalan yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan itu. Makin jelas tujuan itu, makin jelas pula terbentang jalan yang harus ditempuh.

c. Motivasi menyeleksi perbuatan perbuatan kita, artinya menentukan perbuatan-perbuatan mana yang harus dilakukan, yang serasi, guna mencapai tujuan itu dengan menyampingkan perbuatan yang tak bermanfaat bagi tujuan itu.24

Disamping itu, ada juga fungsi-fungsi lainnya. Motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Seseorang melakukan suatu usaha karena adanya motivasi. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik. Dengan kata lain, dengan adanya usaha yang tekun dan terutama didasari adanya motivasi, maka seseorang yang belajar itu akan dapat melahirkan prestasi yang baik. Intensitas motivasi seorang siswa akan sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi belajarnya.25

3) Pengertian Belajar

Siapa pun tidak akan pernah menyangkal bahwa kegiatan belajar mengajar tidak berproses dalam kehampaan, tetapi dengan penuh makna. Di dalamnya terdapat sejumlah norma untuk ditanamkan ke dalam diri setiap pribadi siswa.

Belajar merupakan kegiatan sehari-hari bagi siswa sekolah. Kegiatan belajar tersebut ada yang dilakukan di sekolah, di rumah, dan di tempat lain seperti di museum, perpustakaan, kebun binatang, sawah, sungai atau hutan. Belajar pula merupakan hal yang kompleks, kompleksitas belajar tersebut dapat dipandang dari dua subjek, yaitu dari guru dan siswa. Ditinjau dari segi

24

Ibid., h. 70-71.

25


(54)

38

guru, kegiatan belajar siswa tersebut ada yang tergolong dirancang dalam desain instruksional. Kegiatan belajar yang termasuk rancangan guru, bila siswa belajar di tempat-tempat tersebut untuk mengerjakan tugas-tugas belajar sekolah. Disamping itu ada juga kegiatan belajar yang tidak termasuk rancangan guru, artinya siswa belajar karena keinginannya sendiri.26

Sebagai landasan penguraian mengenai apa yang dimaksud dengan belajar, maka terlebih dahulu akan dikemukakan beberapa definisi belajar dari para ahli.

Hilgard dan Bower, dalam buku Theories of Learning mengemukakan bahwa belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan, atau keadaan-keadaan sesaat seseorang (misalnya kelelahan, pengaruh obat, dan sebagainya).

Gagne, dalam buku The Conditions of Learning mengatakan bahwa belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya berubah dari waktu sebelum ia mengalami situasi itu ke waktu sesudah ia mengalami situasi tadi.

Morgan, dalam buku Introduction to Psychology mengemukakan bahwa belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.

26


(55)

Witherington, dalam buku Educational Psychology mengemukakan bahwa belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari pada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian, atau suatu pengertian.27

Disamping definisi-definisi tersebut, ada beberapa pengertian lain dan cukup banyak, baik yang dilihat secara mikro maupun secara makro, dilihat dalam arti luas maupun terbatas/khusus. Dalam pengertian luas, belajar dapat diartikan sebagai kegiatan psiko-fisik menuju ke perkembangan pribadi seutuhnya. Kemudian dalam arti sempit, belajar dimaksudkan sebagai usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan yang merupakan sebagian kegiatan menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya.

Relevan dengan hal ini, ada pengertian bahwa belajar adalah penambahan pengetahuan. Definisi atau konsep ini dalam praktiknya banyak dianut di sekolah-sekolah. Para guru berusaha memberikan ilmu pengetahuan sebanyak-banyaknya dan siswa giat untuk mengumpulkan/menerimanya. Kemudian muncul banyak pendapat yang mengatakan bahwa belajar itu menghafal. Hal ini terbukti ketika siswa itu akan ujian, mereka akan menghafal terlebih dahulu. Sudah barang tentu pengertian seperti ini secara esensial belum memadai.

Selanjutnya ada yang mendefinisikan bahwa belajar adalah “berubah”. Dalam hal ini yang dimaksudkan belajar berarti usaha mengubah tingkah laku. Jadi belajar akan membawa suatu perubahan pada individu-individu yang

27


(56)

40

belajar. Perubahan tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga berbentuk kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak dan penyesuaian diri. Jelasnya menyangkut segala aspek organisme dan tingkah laku pribadi seseorang. Dengan demikian, dapatlah dikatakan bahwa belajar itu sebagai rangkaian kegiatan jiwa raga, psiko-fisik untuk menuju ke perkembangan pribadi manusia seutuhnya, yang berarti menyangkut unsur cipta, rasa dan karsa, ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.28

Secara umum, belajar boleh dikatakan juga sebagi suatu proses interaksi antara diri manusia dengan lingkungannya, yang mungkin berwujud pribadi, fakta, konsep ataupun teori. Dalam hal ini terkandung suatu maksud bahwa proses interaksi itu adalah:

a. Proses internalisasi dari sesuatu ke dalam diri yang belajar.

b. Dilakukan secara aktif, dengan segenap panca indera ikut berperan.

Proses internalisasi dan dilakukan secara aktif dengan segenap panca indera perlu ada follow up-nya yakni proses “sosialisasi”. Proses sosialisasi dalam hal ini dimaksudkan mensosialisasikan atau menginteraksikan atau menularkan kepada pihak lain. Dalam proses sosialisasi, karena berinteraksi dengan pihak lain sudah barang tentu melahirkan suatu pengalaman. Dari pengalaman yang satu ke pengalaman yang lain, akan menyebabkan proses perubahan pada diri seseorang. Sudah dikatakan sebelumnya bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku. Orang yang tadinya tidak tahu setelah belajar menjadi tahu. Jelasnya, proses belajar senantiasa merupakan perubahan tingkah laku, dan terjadi karena hasil pengalaman. Oleh karena itu, dapat

28


(57)

dikatakan terjadi proses belajar apabila seseorang menunjukkan “tingkah laku yang berbeda”. Sebagai contoh, misalnya orang yang belajar itu dapat membuktikan pengetahuan tentang fakta-fakta baru atau dapat melakukan sesuatu yang sebelumnya ia tidak dapat melakukannya. Jadi belajar menempatkan seseorang dari status abilitas yang satu ke tingkat abilitas yang lain. Mengenai perubahan status abilitas itu, menurut Bloom meliputi tiga ranah/matra, yaitu ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.

Dari definisi-definisi yang dikemukakan di atas, dapat dikemukakan adanya beberapa elemen yang penting yang mencirikan pengertian tentang belajar dan kesimpulan tentang definisi belajar itu sendiri. Yaitu bahwa belajar itu merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan, misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya. Juga belajar itu akan lebih baik jika si subjek belajar itu mengalami atau melakukannya, jadi tidak bersifat verbalistik.

4) Tujuan Belajar

Dalam usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem lingkungan (kondisi) belajar yang lebih kondusif. Hal ini akan berkaitan dengan mengajar. Mengajar diartikan sebagai suatu usaha penciptaan sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar. Sistem lingkungan belajar ini sendiri terdiri atau dipengaruhi oleh berbagai komponen yang masing-masing akan saling mempengaruhi. Komponen-komponen itu misalnya tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, materi yang ingin diajarkan,


(58)

42

guru dan siswa yang memainkan peranan serta dalam hubungan sosial tertentu, jenis kegiatan yang dilakukan serta sarana prasarana belajar mengajar yang tersedia.

Komponen-komponen sistem lingkungan itu saling mempengaruhi secara bervariasi sehingga setiap peristiwa belajar memiliki tujuan-tujuan belajar yang berbeda. Dengan kata lain, untuk mencapai tujuan belajar tertentu harus diciptakan sistem lingkungan belajar yang tertentu pula.

Dan sebagai hamba Allah yang berserah diri kepada-Nya, yang merupakan hamba-Nya yang berilmu pengetahuan dan beriman secara bulat, maka sudah seharusnya tujuan belajar itu hanya untuk mendekatkan diri kepada Allah, sesuai dengan firman-Nya:

























Artinya: “Katakanlah Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. (Q.S.

Al-An’am: 162)29

Mengenai tujuan-tujuan belajar itu sebenarnya sangat banyak dan bervariasi. Tujuan-tujuan belajar yang eksplisit diusahakan untuk dicapai dengan tindakan instruksional, lazim dinamakan dengan instructional effect, yang biasa berbentuk pengetahuan dan keterampilan. Sedangkan tujuan-tujuan yang lebih merupakan hasil sampingan yang tercapai karena siswa menghidupi (to live in) suatu sistem lingkungan belajar tertentu, maka hal itu lazim diberi istilah nurturant effect.30

29

Departemen Agama, op.cit., h. 150.

30


(59)

Sementara Abu Ahmadi dalam buku Strategi Belajar Mengajar, mengatakan bahwa belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan pelatihan, sehingga tujuan kegiatan belajar adalah perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan, sikap, bahkan meliputi segenap aspek pribadi.31

Dari uraian di atas, kalau dirangkum dan ditinjau secara umum, maka tujuan belajar itu ada tiga jenis, diantaranya yaitu:

1) Untuk mendapatkan pengetahuan

Hal ini ditandai dengan kemampuan berfikir. Pengetahuan dan kemampuan berfikir sebagai sesuatu yang tidak dapat dipisahkan. Dengan kata lain, tidak dapat mengembangkan kemampuan berfikir tanpa bahan pengetahuan, sebaliknya kemampuan berfikir akan memperkaya pengetahuan. Tujuan inilah yang memiliki kecenderungan lebih besar perkembangannya di dalam kegiatan belajar. Dalam hal ini peranan guru sebagai pengajar lebih menonjol. Dalam firman Allah SWT :































31

Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetya, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: Pustaka Setia, 2005), h. 17.


(60)

44

Artinya : “Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur. ((Q.S. Al-Nahl : 78)32 2) Penanaman konsep dan keterampilan

Penanaman konsep atau merumuskan konsep, juga memerlukan suatu keterampilan, baik itu soal keterampilan yang bersifat jasmani maupun rohani. Keterampilan memang dapat dididik, yaitu dengan banyak melatih kemampuan. Demikian juga mengungkapkan perasaan melalui bahasa tulis atau lisan, bukan soal kosa kata atau tata bahasa, semua memerlukan banyak latihan. Interaksi yang mengarah pada pencapaian keterampilan itu akan menuruti kaidah-kaidah tertentu dan bukan semata-mata hanya menghafal atau meniru.

3) Pembentukan sikap

Dalam menumbuhkan sikap mental, perilaku dan pribadi anak didik, guru harus lebih bijak dan hati-hati dalam pendekatannya. Untuk itu dibutuhkan kecakapan dalam mengarahkan motivasi dan berfikir dengan tidak lupa menggunakan pribadi guru itu sendiri sebagai contoh atau model.

Pembentukan sikap mental dan perilaku anak didik tidak akan terlepas dari soal penanaman nilai-nilai (transfer of values). Oleh karena itu, guru tidak sekedar pengajar, tetapi betul-betul sebagai pendidik yang

32


(61)

akan memindahkan nilai-nilai itu kepada anak didiknya. Dengan dilandasi nilai-nilai itu, maka siswa akan tumbuh kesadaran dan kemauannya untuk mempraktikkan segala sesuatu yang sudah dipelajarinya.

Jadi pada intinya, tujuan belajar itu adalah untuk mendapatkan pengetahuan, keterampilan dan penanaman sikap mental/nilai-nilai. Dengan pencapaian tujuan belajar tersebut, maka akan menghasilkan hasil belajar yang diharapkan.

Tujuan belajar tersebut pun sejalan dengan tujuan pendidikan nasional yaitu membangun kualitas manusia yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan selalu dapat meningkatkan kebudayaan dengan-Nya sebagai warga negara yang berjiwa pancasila mempunyai semangat dan kesadaran yang tinggi, berbudi pekerti yang luhur dan berkepribadian yang kuat, cerdas, terampil, dapat mengembangkan dan menyuburkan sikap demokrasi, dapat memelihara hubungan yang baik antara sesama manusia dan dengan lingkungannya, sehat jasmani, mampu mengembangkan daya estetik, berkesanggupan untuk membangun diri dan masyarakat.33

5) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar

Telah dikatakan bahwa belajar adalah suatu proses yang menimbulkan terjadinya suatu perubahan atau pembaharuan dalam tingkah laku atau kecakapan. Sampai dimanakah perubahan itu dapat tercapai atau dengan kata lain, berhasil baik atau tidaknya belajar itu tergantung kepada bermacam-macam faktor. Dari sekian banyak faktor yang berpengaruh itu, secara garis besar dapat dibagi menjadi dua faktor, yaitu:

a. Faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri, yang disebut faktor individual.

b. Faktor yang ada di luar individu, yang disebut faktor sosial.

33


(62)

46

Yang termasuk ke dalam faktor individual antara lain yaitu; faktor kematangan/pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi, dan faktor pribadi. Sedangkan yang termasuk faktor sosial antara lain faktor keluarga/keadaan rumah tangga, guru dan cara mengajarnya, alat-alat yang dipergunakan dalam belajar mengajar, lingkungan dan kesempatan yang tersedia, dan motivasi sosial.34

Dalam hubungannya dengan proses interaksi belajar mengajar yang lebih menitik beratkan pada soal motivasi, maka pembicaraan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan belajar ini lebih ditekankan pada pada faktor intern/individual. Faktor intern ini sebenarnya menyangkut faktor-faktor fisiologis dan faktor-faktor psikologis.

Kehadiran faktor-faktor psikologis dalam belajar akan memberikan andil yang cukup penting. Faktor-faktor psikologis akan senantiasa memberikan landasan dan kemudahan dalam upaya mencapai tujuan belajar secara optimal. Sebaliknya, tanpa kehadiran faktor-faktor psikologis, bisa jadi memperlambat proses belajar, bahkan dapat pula menambah kesulitan dalam belajar.

Faktor-faktor psikologis yang dikatakan memiliki peranan penting itu dapat dipandang sebagai cara-cara berfungsinya fikiran siswa dalam hubungannya dengan pemahaman bahan pelajaran, sehingga penguasaan terhadap bahan yang disajikan lebih mudah dan efektif. Dengan demikian, proses belajar mengajar itu akan berhasil baik kalau didukung oleh faktor-faktor psikologis dari siswa.35

34

M. Ngalim Purwanto, op.cit., h. 102.

35


(63)

6) Pentingnya Motivasi Dalam Belajar

Pentingnya menjaga motivasi belajar dan kebutuhan minat dan keinginan siswa pada proses belajar tak dapat dipungkiri. Karena dengan menggerakkan motivasi yang terpendam dan menjaganya dalam kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan siswa, maka akan menjadikan siswa itu lebih giat belajar. Barang siapa yang bekerja berdasarkan motivasi yang kuat, ia tidak akan merasa lelah dan tidak cepat bosan.

Oleh karena itu, guru perlu memelihara motivasi belajar siswa dan semua yang berkaitan dengan motivasi, seperti kebutuhan, keinginan dan lain-lain. Metode dan cara mengajar yang digunakan harus mampu menimbulkan sikap positif belajar dan gemar belajar. Akibatnya timbul keinginan yang meluap-luap untuk menuntut ilmu di kalangan para pelajar, kesabaran yang tak ada taranya dalam menghadapi rintangan dalam menuntut ilmu, sehingga mampu melampaui jarak yang sangat jauh untuk menuntut ilmu dari sumber aslinya.

Secara terperinci, Dimyati dan Mudjiono dalam buku Belajar dan Pembelajaran tentang penringnya motivasi dalam belajar. Dijelaskan bahwa motivasi penting bagi siswa dan guru dalam kegiatan belajar mengajar. Bagi siswa, pentingnya motivasi belajar adalah sebagai berikut:

1) Menyadarkan kedudukan pada awal belajar, proses, dan hasil akhir.

2) Mengiformasikan tentang kekuatan usaha belajar yang dibandingkan dengan teman sebaya.


(1)

Manfaat dari Muzara

ah, Mukhabarah, Musaqah

Mewujudkan

tolong menolong antara pemilik tanah dan

penggarap.

Mengurangi atau mungkin menghilangkan pengangguran.

Memelihara dan meningkatkan kesuburan tanah pertanian.

Usaha pencegahan terhadap terjadinya lahan-lahan kritis.

Memlihara, meningkatkan dan melestarikan keindahan

alam.

D. Kerja Sama Ekonomi dalam Islam


(2)

D. Kerja Sama Ekonomi dalam Islam

4.

Sistem Perbankan yang Islami

Sistem perbankan yang islami maksudnya adalah

sistem yang sesuai dengan ajaran Islam yang

bersumber kepada A-Qur

an dan Hadits.

Bank Islam Adalah lembaga keuangan yang usaha

pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa lain

dalam lau lintas pembayaran, serta peredaran uang

yang pengoperasiannya disesusaikan dengan

prinsip syariat Islam.


(3)

Mesir telah mendirikan bank Islam (Bank Nasional Nasser

tahun 1971).

Dubai, Bank Islam Dubai pada tahun 1975.

Jedah, Saudi arabia,

Islamic Development Bank

yang

didukung oleh 40 Negara Muslim tanggal 20 Oktober 1975

Bank Islam di Indonesia didirikan atas prakarsa Majelis

Ulama Indonesia (MUI) diberi nama Bank Muamalat

Indonesia, mulai beroperasi 1 Mei 1992

D. Kerja Sama Ekonomi dalam Islam

Perkembangan Dunia Perbankan Islam


(4)

5.

Sistem Asuransi yang Islami

Asuransi

menurut bahasa berarti

pertanggungan

(At-Ta’min). Sedangkan menurut istilah

yaitu akad atau

perjanjian antara penanggung (perusahaan asuransi) dan

mempertanggungkan sesuatu (peserta perusahaan

asuransi)

Asuransi muncul kira-kira pada abad ke-14

Ulama fikih sepakat bahwa asuransi dibolehkan

dengan catatan cara kerja sesuai dengan ajaran Islam,

yaitu ditegakkannya prinsip keadilan, dihilangkannya

unsur untung-untungan, perampasan hak dan kezaliman

serta bersih dari riba.


(5)

Prinsip Asuransi Islam

Ta

awun

(saling tolong menolong)

D. Kerja Sama Ekonomi dalam Islam

ِناَوْدُعْلاَو ِمْثِإْا ىَلَع اوُنَواَعَ ت َاَو ىَوْق تلاَو ِرِبْلا ىَلَع اوُنَواَعَ تَو

{

ةدئاملا

:

2

}

dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan)

kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong

dalam berbuat dosa dan pelanggaran.

{Q.S. Al-Maidah:2}


(6)

Lampiran 10

Nilai

Nilai Kritis Koefisien Korelasi (r) Product Moment

Sumber: Suharsimi Arikunto: 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan

Praktek, Jakarta: Rineka Cipta

5% 1% 5% 1% 5% 1%

3 0,997 0,999 27 0,381 0,487 55 0,266 0,345 4 0,950 0,990 28 0,374 0,478 60 0,254 0,330 5 0,878 0,959 29 0,367 0,470 65 0,244 0,317 6 0,811 0,917 30 0,361 0,463 70 0,235 0,306 7 0,754 0,874 31 0,355 0,456 75 0,227 0,296 8 0,707 0,834 32 0,349 0,449 80 0,220 0,286 9 0,666 0,798 33 0,344 0,442 85 0,213 0,278 10 0,632 0,765 34 0,339 0,436 90 0,207 0,270 11 0,602 0,735 35 0,334 0,430 95 0,205 0,263 12 0,576 0,708 36 0,329 0,424 100 0,195 0,256 13 0,533 0,681 37 0,325 0,418 125 0,176 0,230 14 0,532 0,661 38 0,320 0,413 150 0,159 ,0210 15 0,514 0,641 39 0,316 0,408 175 0,148 0,194 16 0,487 0,623 40 0,412 0,403 200 0,138 0,181 17 0,482 0,606 41 0,308 0,398 300 0,113 0,148 18 0,468 0,600 42 0,304 0,393 400 0,098 0,128 19 0,456 0,575 43 0,301 0,389 500 0,088 0,116 20 0,444 0,561 44 0,297 0,384 600 0,080 0,105 21 0,433 0,549 45 0,294 0,380 700 0,074 0,097 22 0,423 0,537 46 0,291 0,376 800 0,091 0,091 23 0,414 0,526 47 0,288 0,372 900 0,086 0,086 24 0,404 0,515 48 0,284 0,368 1000 0,081

25 0,396 0,505 49 0,281 0,364 26 0,388 0,496 50 0,279 0,361

N Taraf Signifikansi N Taraf Signifikansi N Taraf Signifikansi


Dokumen yang terkait

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD MENGGUNAKAN MEDIA POWER POINT TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA PADA KONSEP IKATAN KIMIA (Kuasi Eksperimen di SMA Dharma Karya UT Tangerang Selatan)

0 13 259

PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN POWER POINT DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PKn KELAS VII SMP XAVERIUS PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 7 43

PENGGUNAAN MULTIMEDIA DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AQIDAH KELAS X TKJ Penggunaan Multimedia Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Aqidah Kelas X TKJ SMK Muhammadiyah 3 Surakarta Tahun Pelajaran 20

0 2 12

PENGGUNAAN MULTIMEDIA DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AQIDAH KELAS X TKJ Penggunaan Multimedia Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Aqidah Kelas X TKJ SMK Muhammadiyah 3 Surakarta Tahun Pelajaran 201

1 6 19

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN DEMONSTRASI TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN ENGINE SEPEDA MOTOR DI SMK MUHAMMADIYAH 1 BAMBANGLIPURO BANTUL.

0 0 143

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA POWER POINT TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS X SMA ISLAM BAWARI PONTIANAK

0 0 11

1 PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA POWER POINT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DI SMAN 1 SUNGAI RAYA

0 0 8

PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN MACROMEDIA FLASH DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA PADA MATA PELAJARAN PAI DI SMP MUHAMMADIYAH 2 KALIREJO LAMPUNG TENGAH - Raden Intan Repository

0 2 110

PENGARUH PERSEPSI SISWA DENGAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN TANGGA BERBASIS POWER POINT DAN MINAT BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR PADA MATA PELAJARAN GAMBAR KONSTRUKSI BANGUNAN DI KELAS XI TGB B SMK NEGERI 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2016/2017 -

0 0 16

PENGGUNAAN MEDIA POWER POINT DALAM UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 8 CIREBON - IAIN Syekh Nurjati Cirebon

0 0 24