Silabus dan RPP Bahasa Sunda SMK Kelas X, XI, XII.rar

(1)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

( RPP )

Nama sekolah Mata Pelajaran

Kelas /

Semester Program

Alokasi Waktu Standar

Kompetensi Kompetensi Dasar

Indikator

karakater bangsa

: : : : : : : :

:

SMK Plus Assuyuthiyyah Bahasa Sunda

X / 1

Semua program keahlian

4 x 45 menit (2 kali pertemuan)

10.1 Mampu menyimak untuk memahami dan menanggapi wacana lisan yang berupa pidato dan siaran radio/televisi.

10.1.1

Menyimak bahasa dan isi pidato (biantara)

Dapat mencatat pokok-pokok isi pidato.

Dapat menyimak pidato dengan penuh konsentrasi.

Dapat menyusun isi pidato dengan bahasa sendiri

Disiplin

Tanggngjawab

Semangat kebangsaan

Peduli Lingkungan A. TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah menyelasaikan pembelajaran pada pertemuan ini, peserta didik diharapkan dapat menyimak, memahami, dan menanggapi wacana lisan yang berupa pidato modeling atau melalui kaset/radio/televisi, yang berkaitan dengan bahasa dan isi pidato

B. MATERI AJAR

Pidato dalam berbagai situasi. C. METODE PEMBELAJARAN

Pendekatan kompetensi komunikatif dengan teknik cermah dan penugasan D. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Pertemuan 1

Kegiatan Awal (10 menit)

 Guru menegur sapa, dan mengabsen.

 Guru mengadakan apersepsi dan memotivasi siswa untuk belajar lebih giat.

 Guru menyuruh siswa menyimak isi rekaman percakapan (bisa berupa teks yang dibacakan siswa, atau hasil rekaman dari kaset/radio/televisi) yang diperdengarkan kepadanya.

Kegiatan Inti (70 menit)

 Dengan latihan menyimak rekaman yang diperdengarkan, siswa diajak mencatat pokok-pokok isi pidato

 Dengan praktek, siswa diajak untuk menceritakan kembali isi pokok-pokok pidato yang disimaknya

 Dengan praktek, siswa diajak untuk menampilkan teks pidato yang dibuatnya


(2)

 Dengan bimbingan guru, siswa, diminta untuk menyimpulkan isi rekaman pidato yang disimaknya serta komentarnya terhadap isis pidato yang disimaknya.

 Siswa dan guru melakukan refleksi  Guru memberikan tugas rumah (PR)  Pertemuan 2

Pembukaan (10 menit)

 Guru melakukan apersepsi agar senantiasa siap dan bersunggu-sungguh dlm belajar.

 Guru mengintruksikan siswa untuk membuka kembali materi pembelajaran pidato.

Kegiatan Inti (70 menit, mengembangkan dan menerapkan)  Dengan latihan, siswa diajak untuk membuat teks pidato dengan

bahasa sendiri

 Dengan mengerjakan tugas latihan soal-soal pda buku LKS dan buku penunjang lainnya

Penutup

 Guru menyimpulkan materi pembelajaran dan hasil yang diperoleh.  Pos tés.

 Menjelaskan materi pembelajaran pertemuan selanjutnya.  Menutup kegiatan pembelajaran

E. Alat, Bahan dan sumber belajar  Gentra Basa, Dr.H.Dingding Hoerudin, M.Pd  Kamus Basa Sunda

 Kumpulan teks Biantara F. Penilaian

Evaluasi selama kegiatan belajar mengajar dilakukan pada saat proses belajar mengajar bermodeling, dengan format penilaian yang telah disediakan.

Jenis Tagihan : Tugas individual dan kelompok Penilaian Proses

Nama Siswa/Kelompok : ... Kelas : ...

FORMAT PENILAIAN PIDATO (BIANTARA)

Sasaran Aspek Kriteria Skala

Bahasa a. Lafal Jelas 5-10

b. Intonasi (tekanan, jeda, dan

irama) Tepat 5-10

c. Struktur bahasa Baku 5-10

d. Pilihan kata Kena 5-10

Isi a. Hubungan isi dengan

topik/judul Sesuai 5-10

b. Pengembangan isi Lengkap 5-10

c. Pemahaman isi Paham 5-10

Teknik/gaya a. Penyajian bahan Baik, lancar 5-10 b. Susunan hubungan antar Lancar, 5-10


(3)

paragraf lantang

c. Tampilan Sopan 5-10

Jumlah 50 -100

Mengetahui, Kepala Sekolah

ASEP DARJAT WM, S.Pd., MM

Cianjur, ... ... 2013

Guru Mata Pelajaran

LAILA MARIA FAZARINA ARIEF, S.Pd

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

( RPP )

Nama sekolah Mata Pelajaran

Kelas /

Semester Program

Alokasi Waktu Standar

Kompetensi Kompetensi Dasar

Indikator

karakater bangsa

: : : : : : : :

:

SMK Plus Assuyuthiyyah Bahasa Sunda

X / 1

Semua program keahlian

4 x 45 menit (2 kali pertemuan)

10.1 Mampu menyimak untuk memahami dan menanggapi wacana lisan yang berupa pidato dan siaran radio/televisi.

10.1.2 Menyimak bahasa dan isi Siaran Radio

Dapat mencatat kata yang sukar yang digunakan penyiar radio pada satu topik siaran.

Dapat mengomentari basa Sunda yang digunakan penyiar radio

Dapat melaporkan isi siaran radio yang relevan dengan pendidikan remaja

Disiplin

Tanggngjawab

Semangat kebangsaan

Peduli Lingkungan A. TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah menyelasaikan pembelajaran pada pertemuan ini, peserta didik diharapkan dapat menyimak, memahami, dan menanggapi wacana lisan yang berupa siaran di media elektronik modeling atau melalui kaset/radio/televisi, yang berkaitan dengan bahasa dan isi siaran

B. MATERI AJAR Siaran radio/televisi

C. METODE PEMBELAJARAN


(4)

D. KEGIATAN PEMBELAJARANPertemuan 1

Kegiatan Awal (10 menit)

 Guru menegur sapa, dan mengabsen.

 Guru mengadakan apersepsi dan memotivasi siswa untuk belajar lebih giat.

 Guru menyuruh siswa menyimak isi rekaman siaran radio/televisi (bisa berupa teks yang dibacakan siswa, atau hasil rekaman) yang diperdengarkan kepadanya.

Kegiatan Inti (70 menit)

 Siswa mennyimak Siaran radio

 Siwa memahami hal-hal penting berkaitan dengan bahasa dan isi siaran

 Siswa menerapkan istilah-istilah kepenyiaran dalam kalimat

Kegiatan Akhir (10 menit)

 Dengan bimbingan guru, siswa, diminta untuk menyimpulkan isi dan bahasa siaran

 Siswa dan guru melakukan refleksi  Guru memberikan tugas rumah (PR)  Pertemuan 2

Pembukaan (10 menit)

 Guru melakukan apersepsi agar senantiasa siap dan bersunggu-sungguh dalam belajar.

 Guru mengintruksikan siswa untuk membuka kembali materi pembelajaran siaran Radio.

Kegiatan Inti (70 menit, mengembangkan dan menerapkan)  Siswa membacakan siaran radio yang dibuatnya

 Siswa memberikan penilaian/tanggapan pekerjaan temannya

 Siswa memperbaiki strktur bahasa dan kalimat siaran radio yang dibuatnya

Penutup

 Guru menyimpulkan materi pembelajaran dan hasil yang diperoleh.  Postés.

 Menjelaskan materi pelbelajaran pertemuan selanjutnya.  Menutup kegiatan pembelajaran

E. Alat, Bahan dan sumber belajar

 Gentra Basa, Dr.H.Dingding Hoerudin, M.Pd  Kamus Basa Sunda

 Teks dan rekaman siaran radio F. Penilaian

Evaluasi selama kegiatan belajar mengajar dilakukan pada saat proses belajar mengajar bermodeling, dengan format penilaian yang telah disediakan.


(5)

Penilaian Proses

Nama Siswa/Kelompok : ... Kelas : ...

FORMAT PENILAIAN SIARAN RADIO/TELEVISI

Sasaran Aspek Kriteria Skala

Bahasa a. Lafal Jelas 5-10

b. Intonasi (tekanan, jeda, dan irama)

Tepat 5-10

c. Struktur bahasa Baku 5-10

d. Pilihan kata Kena 5-10

Isi a. Hubungan isi dengan topik/judul

Sesuai 5-10 b. Pengembangan isi Lengkap 5-10

c. Pemahaman isi Paham 5-10

Teknik/gaya a. Penyajian bahan Baik, lancar 5-10 b. Susunan hubungan antar

paragraf

Lancar, lantang

5-10

c. Tampilan Sopan 5-10

Jumlah 50 -100

Mengetahui, Kepala Sekolah

ASEP DARJAT WM, S.Pd., MM

Cianjur, ... ... 2013

Guru Mata Pelajaran

LAILA MARIA FAZARINA ARIEF, S.Pd

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

( RPP )

Nama sekolah Mata Pelajaran

Kelas /

Semester Program

Alokasi Waktu Standar

Kompetensi

Kompetensi Dasar

Indikator

: : : : : :

: :

:

SMK Plus Assuyuthiyyah Bahasa Sunda

X / 1

Semua program keahlian

4 x 45 menit (2 kali pertemuan)

10.2 Mampu berbicara untuk mengungkapkan pikiran, perasaan, dan keinginan dalam menceritakan pengalaman, berpidato, bercerita, bercakapa-cakap, dan berdiskusi kelompok.

10.2.1

Menceritakan pengalaman

Dapat menceritakan pengalaman dengan baik dan menarik.


(6)

karakater bangsa

baik.

Dapat mengoreksi kalimat-kalimat cerita pengalaman

Disiplin

Tanggngjawab

Semangat kebangsaan

Peduli Lingkungan A. TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah menyelasaikan pembelajaran pada pertemuan ini, peserta didik diharapkan dapat karangan menceritakan pengalaman dengan menggunakana kalimat-kalimat yang jelas dan santun, serta berpenampilan baik, dalam mengakhiri dan memperbaiki penceritaan

B. MATERI AJAR Cerita pengalaman

C. METODE PEMBELAJARAN

Pendekatan kompetensi komunikatif dengan teknik cermah dan peraktek D. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Pertemuan 1

Kegiatan Awal (10 menit)

 Guru menegur sapa, mengabsen, dan memimpin siswa untuk berdo’a

 Guru mengadakan apersepsi dan memotivasi siswa untuk belajar.  Guru mengkondisikan siswa untuk menyimak contoh cerita

pengalaman pengalaman.  Kegiatan Inti (70 menit)

 Dengan latihan, siswa diajak menyimak materi tentang karangan pangalaman

 Dengan bimbingan guru siswa menyusun kerangka karangan pengalaman

 Dengan praktek siswa, diajak menyampaikan pembukaan, isi dan penutup karangan pengalaman dengan menggunakan bahasa yang jelas dan santun

 Dengan mengerjakan tugas latihan pada buku LKS dan buku penunjang lainnya

Kegiatan Akhir (10 menit)

 Dengan bimbingan guru, siswa, diminta untuk menyimpulkan isi dan bahasa siaran

 Siswa dan guru melakukan refleksi  Guru memberikan tugas rumah (PR)  Pertemuan 2

Pembukaan (10 menit)

 Tegur sapa, mengabsen, dan memimpin siswa untuk berdo’a

 Guru melakukan apersepsi terhadap materi ajar yang telah diterima sebelumnya

 Guru mengintruksikan siswa untuk menghapal cerita pengalaman yang telah ditulisnya


(7)

Kegiatan Inti (70 menit, mengembangkan dan menerapkan)  Dengan praktek siswa, diajak menyampaikan cerita pengalaman

yang telah dikerjakannya

 Dengan berdiskusi siswa saling mengomentari bahasa dan hikmah cerita pengalaman temannya

 Dengan mengerjakan tugas latihan pada buku LKS dan buku penunjang lainnya

Penutup (10 menit)

 Guru menyimpulkan materi pembelajaran dan hasil yang diperoleh siswa.

 Postés.

 Menjelaskan materi pembelajaran pertemuan selanjutnya.  Menutup kegiatan pembelajaran

E. Alat, Bahan dan sumber belajar

 Gentra Basa, Dr.H.Dingding Hoerudin, M.Pd  Kamus Basa Sunda

 Contoh cerita pengalaman  Undak-usuk Basa Sunda F. Penilaian

Evaluasi selama kegiatan belajar mengajar dilakukan pada saat proses belajar mengajar bermodeling, dengan format penilaian yang telah disediakan.

Jenis Tagihan : Tugas, praktek individual

FORMAT PENILAIAN KARANGAN Nama : ...

Kelas : ... No

. Aspek yang dinilai

Skor Jumlah

4 3 2 1

1. Isi/gagasan yang dikemukakan yang dikemukakan (content)

2. Organisasi isi (form)

3. Tata bahasa/pola kalimat (grammar)

4. Gaya (pilihan struktur kata dan leksikon/style)

5. Tata tulis dan ejaan (mechanics) Keterangan:

Skor maksimal = 20:2 = 10 Maksimal (10:2 = 5) Skor:

4 Isi, organisasi isi, tata bahasa, gaya, tata tulis dan ejaan sangat baik 3 Isi, organisasi isi, tata bahasa, gaya, tata tulis dan ejaan baik

2 Isi, organisasi isi, tata bahasa, gaya, tata tulis dan ejaan cukup 1 Isi, organisasi isi, tata bahasa, gaya, tata tulis dan ejaan kurang baik

Mengetahui, Kepala Sekolah

Cianjur, ... ... 2013


(8)

ASEP DARJAT WM, S.Pd., MM

Guru Mata Pelajaran

LAILA MARIA FAZARINA ARIEF, S.Pd

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

( RPP )

Nama sekolah Mata Pelajaran

Kelas /

Semester Program

Alokasi Waktu Standar

Kompetensi

Kompetensi Dasar

Indikator

karakater bangsa

: : : : : :

: :

:

SMK Plus Assuyuthiyyah Bahasa Sunda

X / 1

Semua program keahlian

4 x 45 menit (2 kali pertemuan)

10.3 Mampu membaca untuk memahami dan menanggapi wacana yang berupa sejarah lokal/cerita babad, puisi, dan berita dari surat kabar/majalah/media elektronik

10.3.3

Membaca berita (warta) dari surat kabar/majalah/media elektronik

Dapat menceritakan pengalaman dengan baik dan menarik.

Dapat menampilkan cerita pengalaman dengan baik.

Dapat mengoreksi kalimat-kalimat cerita pengalaman

Disiplin

Tanggngjawab

Semangat kebangsaan

Peduli Lingkungan A. TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah menyelasaikan pembelajaran pada pertemuan ini, peserta didik diharapkan dapat memahami berita (warta) dengan lafal dan intonasi yang baik, menceritakan ringkasannya, memahami isinya, dan menanggapinya atas berbagai aspek.

B. MATERI AJAR Berita

C. METODE PEMBELAJARAN

Pendekatan kompetensi komunikatif dengan teknik diskusi informasi dan praktek

D. KEGIATAN PEMBELAJARANPertemuan 1

Kegiatan Awal (10 menit)

 Guru menegur sapa, mengabsen, dan memimpin siswa untuk berdo’a


(9)

Kegiatan Inti (70 menit)

 Siswa menyimak model membaca berita dari media masa

 Siwa membaca wacana berita dalam dengan teliti agar mendapatkan isi

 Siswa menyebutkan dan menyimpulkan wacana berita.  Kegiatan Akhir (10 menit)

 Dengan bimbingan guru, siswa, diminta untuk menyimpulkan isi dan bahasa berita

 Siswa dan guru melakukan refleksi  Guru memberikan tugas rumah (PR)  Pertemuan 2

Pembukaan (10 menit)

 Tegur sapa, mengabsen, dan memimpin siswa untuk berdo’a

 Guru melakukan apersepsi terhadap materi ajar yang telah diterima sebelumnya

Kegiatan Inti (70 menit, mengembangkan dan menerapkan)  Siswa membaca berita bergantian dengan suara dan intonasi yang

tepat

 Siswa menilai dan mengomentari gaya dan cara teman dalam membaca berita

 Siswa ngalengkepan kalimah nepi ka jadi kalimah nu merenah

 Dengan mengerjakan tugas latihan pada buku LKS dan buku penunjang lainnya

Penutup (10 menit)

 Guru menyimpulkan materi pembelajaran dan hasil yang diperoleh siswa.

 Postés.

 Menjelaskan materi pembelajaran pertemuan selanjutnya.  Menutup kegiatan pembelajaran

E. Alat, Bahan dan sumber belajar

 Gentra Basa, Dr.H.Dingding Hoerudin, M.Pd  Kamus Basa Sunda

 Wacan berita(warta) tulis, audio, dan video  Undak-usuk Basa Sunda

F. Penilaian

Evaluasi selama kegiatan belajar mengajar dilakukan pada saat proses belajar mengajar bermodeling, dengan format penilaian yang telah disediakan.

Jenis Tagihan : Tugas, praktek individual

FORMAT PENILAIAN MEMBACA BERITA Nama : ...

Kelas : ... No


(10)

1. Artikulasi 20

2. Intonasi 20

3. Ketepatan 20

4. Tempo (randegan) 20

5. Ejaan 20

Jumlah 100

Mengetahui, Kepala Sekolah

ASEP DARJAT WM, S.Pd., MM

Cianjur, ... ... 2013

Guru Mata Pelajaran

LAILA MARIA FAZARINA ARIEF, S.Pd

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

( RPP )

Nama sekolah Mata Pelajaran

Kelas /

Semester Program

Alokasi Waktu Standar

Kompetensi

Kompetensi Dasar

Indikator

karakater bangsa

: : : : : :

: :

:

SMK Plus Assuyuthiyyah Bahasa Sunda

X / 1

Semua program keahlian

4 x 45 menit (2 kali pertemuan)

10.4 Mampu menulis untuk mengungkapkan pikiran, perasaan, dan keinginan dalam bentuk terjemaahan, menggunakan aksara Sunda, serta menulis surat, dan biograf

10.4.3

Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan keinginan dalam bentuk biograf (riwayat hidup)

Dapat mengemukakan riwayat hidup tokoh secara

kronologis.

Dapat menilai tokoh dengan kriteria yang tepat.

Dapat mengkonsepkan tulisan dalam kerangka

karangan.

Dapat menuliskan karangan biograf dengan menggunakan bahasa dan kalimat yang baikDisiplin

Tanggungjawab

Semangat kebangsaan

Peduli LingkunganKreatif


(11)

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah menyelasaikan pembelajaran pada pertemuan ini, peserta didik diharapkan dapat mengambil hikmah, meneladani tokoh yang ditulis dalam biografi.

B. MATERI AJAR

Biografi dan Autobiografi C. METODE PEMBELAJARAN

Pendekatan kompetensi komunikatif dengan teknik diskusi informasi dan peraktek

D. KEGIATAN PEMBELAJARANPertemuan 1

Kegiatan Awal (10 menit)

 Guru menegur sapa, mengabsen, dan memimpin siswa untuk berdo’a

 Guru mengadakan apersepsi dan memotivasi siswa untuk belajar.  Kegiatan Inti (70 menit)

 Dengan penuh penuh keseriusan siswa diajak untuk mendapatkan sipat-sipat keteladanan dari biografi tokoh Sunda/Jawa Barat

 Dengan berdiskusi, siswa diajak menjelaskan pentingnya tokoh tersebut dibahas

 Dengan mengerjakan latihan soal-soal pada buku LKS dan buku penunjang lainnya

Kegiatan Akhir (10 menit)

 Dengan bimbingan guru, siswa, diminta untuk menyimpulkan hal penting dari biografi tokoh yang dibaca

 Siswa dan guru melakukan refleksi  Guru memberikan tugas rumah (PR)  Pertemuan 2

Pembukaan (10 menit)

 Tegur sapa, mengabsen, dan memimpin siswa untuk berdo’a

 Guru melakukan apersepsi terhadap materi ajar yang telah diterima sebelumnya

Kegiatan Inti (70 menit, mengembangkan dan menerapkan)  Dengan Tanya jawab,siswa diajak memilih tokoh dengan criteria

yang sesuai dan peristiwa-peristiwa penting dari kehidupan tokoh  Dengan latihan, siswa diajak menceritakan (naratif) riwayat tokokh

secara kronologis

 Dengan mengerjakan latihan soal-soal pada buku LKS dan buku penunjang lainnya

Penutup (10 menit)

 Bersama siswa guru menyimpulkan biografi tokoh yang ditulis  Guru menyimpulkan materi pembelajaran

 Postés.

 Menjelaskan materi pembelajaran pertemuan selanjutnya.  Menutup kegiatan pembelajaran


(12)

E. Alat, Bahan dan sumber belajar

 Gentra Basa, Dr.H.Dingding Hoerudin, M.Pd  Kamus Basa Sunda

 Biografi tokoh (riwayat hirup )  Undak-usuk Basa Sunda F. Penilaian

Evaluasi selama kegiatan belajar mengajar dilakukan pada saat proses belajar mengajar bermodeling, dengan format penilaian yang telah disediakan.

Jenis Tagihan : Tugas dan latihan

FORMAT PENILAIAN MENULIS BIOGRAFI (RIWAYAT HIRUP) Nama : ...

Kelas : ... No

. Aspek yang dinilai

Skor

Siswa Siswa siswa Siswa

1. Diksi 50-100

2. Ejahan 50-100

3. Tata kalimah 50-100

4. Sistematika 50-100

5. Eusi 50-100

Jumlah 500/5=100

Keterangan :

1. Skor 350-500 (baik sekali) 2. Skor 250-349 (baik)

3. Skor 150-249 (cukup) 4. Skor < 150 (kurang)

Mengetahui, Kepala Sekolah

ASEP DARJAT WM, S.Pd., MM

Cianjur, ... ... 2013

Guru Mata Pelajaran

LAILA MARIA FAZARINA ARIEF, S.Pd

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

( RPP )

Nama sekolah Mata Pelajaran

Kelas /

Semester Program

Alokasi Waktu : : : : : :

SMK Plus Assuyuthiyyah Bahasa Sunda

X / 1

Semua program keahlian

4 x 45 menit (2 kali pertemuan)


(13)

Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar

Indikator

karakater bangsa

: :

:

pikiran, perasaan dan keinginan dalam menceritakan pengalaman, pidato, bercerita, bercakap-cakap dan berdiskusi kelompok

10.2.4 Mampu berbicara untuk mengungkapkan pikiran, perasaan dan keinginan dalam berdiskusi kelompok.

Dapat menentukan topik yang akan didiskusikan

Dapat mengemukakan materi diskusi

Dapat mengemukakan persetujuan/penolakan terhadap pendapat teman diskusi.

Dapat memperbaiki pemakaian bahasa teman yang kurang baik.

Dapat menangkap pembicaraan teman yang baik.

Dapat berbicara dengan bahasa yang baik dan

santun.

Disiplin

Tanggngjawab

Semangat kebangsaan

Peduli Lingkungan

Kreatif

Komunikatif

Berpatriot A. TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah menyelasaikan pembelajaran pada pertemuan ini, peserta didik diharapkan dapat mempresentasikan masalah, menanggapi secara santun, dan ilmiah

B. MATERI AJAR

Diskusi Kelompok/Sawala C. METODE PEMBELAJARAN

Pendekatan kompetensi komunikatif dengan teknik diskusi informasi dan peraktek

D. KEGIATAN PEMBELAJARANPertemuan 1

Kegiatan Awal (10 menit)

 Guru menegur sapa, mengabsen, dan memimpin siswa untuk berdo’a

 Guru mengadakan apersepsi dan memotivasi siswa untuk belajar.  Kegiatan Inti (70 menit)

 Siswa mengenal dan memahami istilah-istilah penting dalam diskusi/sawala

 Siswa menentukan topik diskusi/sawala kelompok masing-masing  Siswa setiap kelompok mempersiapkan garis besar bahasan  Kegiatan Akhir (10 menit)

 Dengan bimbingan guru, siswa, diminta untuk menyimpulkan hal penting dari materi ajar mengenai manfaat pentingnya berdiskusi  Guru menegaskan kesimpulan pembelajaran

 Guru memberikan gambaran materi ajar pertemuan selanjutnya  Guru menutup kegiatan pembelajaran


(14)

Pertemuan 2

Pembukaan (10 menit)

 Tegur sapa, mengabsen, dan memimpin siswa untuk berdo’a

 Guru melakukan apersepsi terhadap materi ajar yang telah diterima sebelumnya

Kegiatan Inti (70 menit, mengembangkan dan menerapkan)  Siswa memperaktekan diskusi/sawala denagan topik yang telah

dipersiapkan oleh masing-masing kelompok

 Siswa menanggapi isi dan bahasa bahasan setiap kelompok

 Dengan mengerjakan latihan soal-soal pada buku LKS dan buku penunjang lainnya

Penutup (10 menit)

 Bersama siswa guru menyimpulkan hasil presentasi/diskusi setiap kelompok

 Guru menyimpulkan materi pembelajaran  Postés.

 Menjelaskan materi pembelajaran pertemuan selanjutnya.  Menutup kegiatan pembelajaran

E. Alat, Bahan dan sumber belajar

 Gentra Basa, Dr.H.Dingding Hoerudin, M.Pd  Kamus Basa Sunda

 Itilah organisasi

Undak-usuk Basa Sunda F. Penilaian

Evaluasi selama kegiatan belajar mengajar dilakukan pada saat proses belajar mengajar bermodeling, dengan format penilaian yang telah disediakan.

Jenis Tagihan : Tugas, peraktek, dan latihan

FORMAT PENILAIAN DISKUSI (SAWALA)

No .

Wasta/Sis wa

ASPEK PENILAIAN

Tota l nilai

Pr es en ta si Sike

p Keaktifan Pangaweruh

Kamampu h Ngébréhk

eun Kamanda

ng

Gawé Bare

ng

Keterang:

1. Skor 350-500 (baik sekali) 2. Skor 250-349 (baik)

3. Skor 150-249 (cukup) 4. Skor < 150 (kurang)


(15)

Kepala Sekolah

ASEP DARJAT WM, S.Pd., MM

2013

Guru Mata Pelajaran

LAILA MARIA FAZARINA ARIEF, S.Pd

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

( RPP )

Nama sekolah Mata Pelajaran

Kelas /

Semester Program

Alokasi Waktu Standar

Kompetensi

Kompetensi Dasar

Indikator

karakater bangsa

: : : : : :

: :

:

SMK Plus Assuyuthiyyah Bahasa Sunda

X / 1

Semua program keahlian

4 x 45 menit (2 kali pertemuan)

10.3 Mampu membaca untuk memahami dan menanggapi wacana yang berupa sejarah lokal/cerita babad, puisi dan berita dari surat kabar/majalah/media elektronik

10.3.3

Mampu membaca untuk memahami dan menanggapi wacana yang berupa puisi /sajak

Dapat menentukan sajak yang akan dibacakan

Dapat melakukan pembacaan sajak dengan baik

Dapat menerangkan teknik pembacaan sejak

Disiplin

Tanggngjawab

Semangat kebangsaan

Peduli Lingkungan

Kreatif

Komunikatif

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah menyelasaikan pembelajaran pada pertemuan ini, peserta didik diharapkan dapat membaca sajak dengan lafal, tekanan, intonasi, penjiwaan isi yang tepat, penampilan dan improvisasi yang baik, dan mengelompokkan puisi berdasarkan tema, serta menanggapi berbagai unsur sajak.

B. MATERI AJAR Puisi/Sajak

C. METODE PEMBELAJARAN

Pendekatan kompetensi komunikatif dengan teknik ceramah dan peraktek D. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Pertemuan 1

Kegiatan Awal (10 menit)

 Guru menegur sapa, mengabsen, dan memimpin siswa untuk berdo’a

 Guru mengadakan apersepsi dan memotivasi siswa untuk belajar.  Kegiatan Inti (70 menit)


(16)

 Dengan menyimak siswa mendalami teknik pembacaan sajak Sunda  Dengan praktek, siswa diajak membacakan sajak dengan

penampilan dan improvisasi yang baik  Kegiatan Akhir (10 menit)

 Guru menegaskan kesimpulan pembelajaran

 Guru memberikan gambaran materi ajar pertemuan selanjutnya  Guru menutup kegiatan pembelajaran

Pertemuan 2

Pembukaan (10 menit)

 Tegur sapa, mengabsen, dan memimpin siswa untuk berdo’a

 Guru melakukan apersepsi terhadap materi ajar yang telah diterima sebelumnya

Kegiatan Inti (70 menit, mengembangkan dan menerapkan)  Dengan diskusi, siswa diajak menganalisis sajak

 Dengan latihan, siswa diajak menulis sajak sederhana dengan cara memilih kata-kata yg tepat

 Dengan mengerjakan latihan soal-soal pada buku LKS dan buku penunjang lainnya

Penutup (10 menit)

 Bersama siswa guru menyimpulkan pembacaan sajak/puisi  Guru menyimpulkan materi pembelajaran

 Postés.

 Menjelaskan materi pembelajaran pertemuan selanjutnya.  Menutup kegiatan pembelajaran

E. Alat, Bahan dan sumber belajar

 Gentra Basa, Dr.H.Dingding Hoerudin, M.Pd  Kamus Basa Sunda

 Internet

 Buku kumpulab sajak Sunda  Undak-usuk Basa Sunda F. Penilaian

Evaluasi selama kegiatan belajar mengajar dilakukan pada saat proses belajar mengajar bermodeling, dengan format penilaian yang telah disediakan.

Jenis Tagihan : Tugas, peraktek, dan latihan FORMAT PENILAIAN MACA SAJAK SUNDA

No Wasta Téhnik Ajén skor/AjénJumlah

Maca

Pasemon/ra

ut Sora

Gestur/rigi g

Siswa 10-25 10-25 10-25 10-25 100

Keterang:

1. Skor 90-100 ( baik sekali ) 2. Skor 80-89 (baik )


(17)

4. Skor < 73 ( kurang )

Mengetahui, Kepala Sekolah

ASEP DARJAT WM, S.Pd., MM

Cianjur, ... ... 2013

Guru Mata Pelajaran

LAILA MARIA FAZARINA ARIEF, S.Pd

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

( RPP )

Nama sekolah Mata Pelajaran

Kelas /

Semester Program

Alokasi Waktu Standar

Kompetensi

Kompetensi Dasar

Indikator

karakater bangsa

: : : : : :

: :

:

SMK Plus Assuyuthiyyah Bahasa Sunda

X / 1

Semua program keahlian

4 x 45 menit (2 kali pertemuan)

10.2 Mampu berbicara untuk mengungkapkan pikiran, perasaan dan keinginan dalam menceritakan pengalaman, pidato, bercerita, bercakap-cakap dan berdiskusi kelompok

10.2.3 Mampu berbicara untuk mengungkapkan pikiran, perasaan dan keinginan dalam bercerita(ngadongéng)

Dapat membedakan jenis dongeng

Dapat menentukan jenis dongeng yang akan diceritakan

Dapat menggambarkan watak tokoh dalam dongéng

Disiplin

Tanggngjawab

Semangat kebangsaan

Peduli Lingkungan

Kreatif

Komunikatif A. TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah menyelasaikan pembelajaran pada pertemuan ini, peserta didik diharapkan dapat menggambarkan tokoh, mengambil hikmah, dan mencintai budaya Sunda

B. MATERI AJAR Ngadongéng


(18)

C. METODE PEMBELAJARAN

Pendekatan modeling dengan teknik ceramah dan peraktek D. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Pertemuan 1

Kegiatan Awal (10 menit)

 Guru menegur sapa, mengabsen, dan memimpin siswa untuk berdo’a

 Guru mengadakan apersepsi dan memotivasi siswa untuk belajar.  Kegiatan Inti (70 menit)

 Dengan tanya jawab, siswa diajak untuk menyimak materi tentang dongeng

 Dengan tanya jawab, memilih jenis dongeng yang akan diceritakan  Dengan praktek, siswa diajak menceritakan dongeng di depan kelas  Kegiatan Akhir (10 menit)

 Guru menegaskan kesimpulan pembelajaran mengenai berceritra  Guru menegaskan hasil pembelajaran

 Guru memberi tugas untuk pembelajan selanjutnya  Guru menutup proses pembelajaran

Pertemuan 2

Pembukaan (10 menit)

 Tegur sapa, mengabsen, dan memimpin siswa untuk berdo’a

 Guru melakukan apersepsi terhadap materi ajar yang telah diterima sebelumnya

Kegiatan Inti (70 menit, mengembangkan dan menerapkan)  Dengan praktek, siswa diajak menceritakan dongeng di depan kelas  Dengan latihan, siswa diajak menganalisis dongeng berdasarkan

unsu-unsurnya

 Dengan mengerjakan latihan soal-soal pada buku LKS an buku penunjang lainnyayang baik

Penutup (10 menit)

 Bersama siswa guru menyimpulkan pesan moral dongéng  Guru menyimpulkan materi pembelajaran

 Postés.

 Menjelaskan materi pembelajaran pertemuan selanjutnya.  Menutup kegiatan pembelajaran

E. Alat, Bahan dan sumber belajar

 Gentra Basa, Dr.H.Dingding Hoerudin, M.Pd

 Kamus Basa Sunda  Internet

 Buku kumpulan dongéng Sunda  Internet

Undak-usuk Basa Sunda

F. Penilaian

Evaluasi selama kegiatan belajar mengajar dilakukan pada saat proses belajar mengajar bermodeling, dengan format penilaian yang telah disediakan.

Jenis Tagihan : Tugas, peraktek, dan latihan Penilaian Proses


(19)

Kelas : ...

FORMAT PENILAIAN BERCERITERA (NGADONGENG)

Sasaran Aspek Kriteria Skala

Bahasa a. Lafal Jelas 5-10

b. Intonasi (tekanan, jeda, dan

irama) Tepat 5-10

c. Struktur bahasa Baku 5-10

d. Pilihan kata Kena 5-10

Isi a. Hubungan isi dengan topik/judul Sesuai 5-10

b. Pengembangan isi Lengkap 5-10

c. Pemahaman isi Paham 5-10

Teknik/gaya a. Penyajian bahan Baik, lancar 5-10 b. Susunan hubungan antar paragraf Lancar,

lantang 5-10

c. Tampilan Sopan 5-10

Jumlah 50

-100 Keterangan:

1. Skor 90-100 ( baik sekali )

2. Skor 80-89 (baik ) 3. Skor 73-79 ( cukup )4. Skor < 73 ( kurang )

Mengetahui, Kepala Sekolah

ASEP DARJAT WM, S.Pd., MM

Cianjur, ... ... 2013

Guru Mata Pelajaran

LAILA MARIA FAZARINA ARIEF, S.Pd

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

( RPP )

Nama sekolah Mata Pelajaran

Kelas /

Semester Program

Alokasi Waktu Standar

Kompetensi

Kompetensi Dasar

: : : : : :

: :

SMK Plus Assuyuthiyyah Bahasa Sunda

X / 1

Semua program keahlian

4 x 45 menit (2 kali pertemuan)

10.4 Mampu menulis untuk mengungkapkan pikiran, perasaan, dan keinginan dalam bentuk terjemahan, menggunakan aksara Sunda, serta menulis surat, dan biograf

10.4.3

Mampu menulis untuk mengungkapkan pikiran, perasaan, dan keinginan dalam bentuk Menulis Berbagai Surat


(20)

Indikator

karakater bangsa

:

baik.

Dapat membedakan surat pribadi dan surat dinas

Dapat menulis surat dengan bahasa yang baik dan

santun

Disiplin

Tanggngjawab

Semangat kebangsaan

Peduli Lingkungan

Kreatif

Komunikatif A. TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah menyelasaikan pembelajaran pada pertemuan ini, peserta didik diharapkan dapat menulis terbiasa menggunakan bahasa yang santun dalam membuat surat

B. MATERI AJAR

Surat pribadi dan surat dinas C. METODE PEMBELAJARAN

Pendekatan modeling dengan teknik ceramah dan simulasi D. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Pertemuan 1

Kegiatan Awal (10 menit)

 Guru menegur sapa, mengabsen, dan memimpin siswa untuk berdo’a

 Guru mengadakan apersepsi dan memotivasi siswa untuk belajar.  Kegiatan Inti (70 menit)

 Siswa mengidentifikasi untuk memahami tentang jenis maupun struktur surat.

 Siswa menuliskan pembukaan surat  Siswa menuliskan isi surat

 Siswa menuliskan penutup surat  Kegiatan Akhir (10 menit)

 Guru menegaskan kesimpulan pembelajaran surat-menyurat  Guru menegaskan hasil pembelajaran

 Guru memberi tugas untuk pembelajan selanjutnya  Guru menutup proses pembelajaran

Pertemuan 2

Pembukaan (10 menit)

 Tegur sapa, mengabsen, dan memimpin siswa untuk berdo’a

 Guru melakukan apersepsi terhadap materi ajar yang telah diterima sebelumnya

Kegiatan Inti (70 menit )

 Siswa menulis bagian-bagian surat dengan menggunakan bahasa Sunda yang baik.

 Dengan mengerjakan latihan soal-soal pada buku LKS dan buku penunjang lainnya


(21)

Penutup (10 menit)

 Guru menegaskan tentang hasil pembelajaran surat  Postés.

 Menjelaskan materi pembelajaran pertemuan selanjutnya.  Menutup kegiatan pembelajaran

E. Alat, Bahan dan sumber belajar

 Gentra Basa, Dr.H.Dingding Hoerudin, M.Pd  Kamus Basa Sunda

 Koleksi surat bahasa Indonesia dan bahasa Sunda  Internet

Undak-usuk Basa Sunda F. Penilaian

Evaluasi selama kegiatan belajar mengajar dilakukan pada saat proses belajar mengajar bermodeling, dengan format penilaian yang telah disediakan.

Jenis Tagihan : Tugas, peraktek, dan latihan Penilaian Proses

Nama Siswa/Kelompok : ... Kelas : ...

FORMAT PENILAIAN MENULIS SURAT

Sasaran Aspek Kriteria Skala

Bahasa Diksi/pilihan kecap

Hade 5-10

Pas 5-10

Basajan 5-10

Teu keuna 5-10

Isi Mekarkeun eusi

Rancagé 5-10

Basajan 5-10

Gejed 5-10

Teknik/gaya Struktur/topografi

Luyu 5-10

Sedeng 5-10

Mancaura 5-10

Jumlah 50 -100

Keterangan:

1. Skor 90-100 ( baik sekali )

2. Skor 80-89 (baik ) 3. Skor 73-79 ( cukup )4. Skor < 73 ( kurang )

Mengetahui, Kepala Sekolah

ASEP DARJAT WM, S.Pd., MM

Cianjur, ... ... 2013

Guru Mata Pelajaran

LAILA MARIA FAZARINA ARIEF, S.Pd


(22)

( RPP )

Nama sekolah

Mata Pelajaran

Kelas /

Semester Program

Alokasi Waktu Standar

Kompetensi

Kompetensi Dasar

Indikator

karakater bangsa

: : : : : :

: :

:

SMK Plus Assuyuthiyyah Bahasa Sunda

X / 1

Semua program keahlian

4 x 45 menit (2 kali pertemuan)

10.4 Mampu menulis untuk mengungkapkan pikiran, perasaan, dan keinginan dalam bentuk terjemahan, menggunakan aksara Sunda, serta menulis surat, dan biograf

10.4.2

Mampu menulis untuk mengungkapkan pikiran, perasaan, dan keinginan dalam bentuk Aksara Sunda

Dapat menggunakan aksara Sunda dengan lancar.

Dapat mengubah tulisan aksara latin ke dalam

aksara Sunda.

Dapat menerapkan penggunaan aksara sunda dalam kehidupan sehari-hari

Disiplin

Tanggngjawab

Semangat kebangsaan

Peduli Lingkungan

Kreatif

Komunikatif A. TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah menyelasaikan pembelajaran pada pertemuan ini, peserta didik diharapkan dapat menulis dan mencintai aksara Sunda.

B. MATERI AJAR

Aksara Sunda (Unicode dan Kaganga ) C. METODE PEMBELAJARAN

Pendekatan modeling dengan teknik ceramah dan peraktek D. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Pertemuan 1

Kegiatan Awal (10 menit)

 Guru menegur sapa, mengabsen, dan memimpin siswa untuk berdo’a

 Guru mengadakan apersepsi dan memotivasi siswa untuk belajar.  Kegiatan Inti (70 menit)

 Dengan Ceramah, siswa diajak memperhatikan keterangan guru tentang aksara Sunda Kaganga

 Dengan Latihan, siswa diajak menulis dan membaca aksara sunda kaganga

 Dengan latihan, siwa menyalin kaligrafi aksara Sunda  Kegiatan Akhir (10 menit)

 Guru menegaskan kesimpulan pembelajaran bentuk aksara Sunda  Guru menegaskan hasil pembelajaran


(23)

 Guru menutup proses pembelajaran  Pertemuan 2

Pembukaan (10 menit)

 Tegur sapa, mengabsen, dan memimpin siswa untuk berdo’a

 Guru melakukan apersepsi terhadap materi ajar yang telah diterima sebelumnya

Kegiatan Inti (70 menit )

 Dengan latihan, siswa diajak mengubah teks beraksara latin kedalam aksara Sunda Kaganga

 Dengan mengerjakan latihan soal-soal pada buku LKS dan buku penunjang lainnya

Penutup (10 menit)

 Guru menyimpulkan materi pembelajaran  Postés.

 Menjelaskan materi pembelajaran pertemuan selanjutnya.  Menutup kegiatan pembelajaran

E. Alat, Bahan dan sumber belajar

 Gentra Basa, Dr.H.Dingding Hoerudin, M.Pd  Kamus Basa Sunda

 Buku Panduan Menulis Aksara Sunda  Internet

 Kaligrafi Aksara Sunda  Undak-usuk Basa Sunda F. Penilaian

Evaluasi selama kegiatan belajar mengajar dilakukan pada saat proses belajar mengajar bermodeling, dengan format penilaian yang telah disediakan.

Jenis Tagihan : Tugas, peraktek, dan latihan

Mengetahui, Kepala Sekolah

ASEP DARJAT WM, S.Pd., MM

Cianjur, ... ... 2013

Guru Mata Pelajaran

LAILA MARIA FAZARINA ARIEF, S.Pd


(24)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

( RPP )

Nama sekolah Mata Pelajaran

Kelas /

Semester Program

Alokasi Waktu Standar

Kompetensi

Kompetensi Dasar

Indikator

karakater bangsa

: : : : : :

: :

:

SMK Plus Assuyuthiyyah Bahasa Sunda

X / 1

Semua program keahlian

4 x 45 menit (2 kali pertemuan)

10.2 Mampu berbicara untuk mengungkapkan pikiran, perasaan dan keinginan dalam menceritakan pengalaman, pidato, bercerita, bercakap-cakap dan berdiskusi kelompok.

10.2.4

Mampu berbicara untuk mengungkapkan pikiran, perasaan dan keinginan dalam Bercakap-cakap (maguneman)

Dapat berbicara dengan bahasa yang baik dan santun.

Dapat menangkap pembicaraan teman yang baik.

Dapat memperbaiki pemakaian bahasa teman

yang kurang baik.

Disiplin

Tanggngjawab

Semangat kebangsaan

Peduli Lingkungan

Kreatif

Komunikatif

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah menyelasaikan pembelajaran pada pertemuan ini, peserta didik diharapkan dapat berbahasa dan beretika Sunda.

B. MATERI AJAR

Paguneman/Bercakap-cakap C. METODE PEMBELAJARAN

Pendekatan modeling dengan teknik ceramah dan mulasi D. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Pertemuan 1


(25)

 Guru menegur sapa, mengabsen, dan memimpin siswa untuk berdo’a

 Guru mengadakan apersepsi dan memotivasi siswa untuk belajar.  Kegiatan Inti (70 menit)

 Siswa menangkap pembicaraan teman dengan baik.  Siswa bercakap-cakap secara berpasangan/kelompok  Kegiatan Akhir (10 menit)

 Guru menegaskan kesimpulan pembelajaran paguneman  Guru menegaskan hasil pembelajaran

 Guru memberi tugas untuk pembelajan selanjutnya  Guru menutup proses pembelajaran

Pertemuan 2

Pembukaan (10 menit)

 Tegur sapa, mengabsen, dan memimpin siswa untuk berdo’a

 Guru melakukan apersepsi terhadap materi ajar yang telah diterima sebelumnya

Kegiatan Inti (70 menit )

 Siswa memperbaiki pemakaian bahasa teman yang kurang baik.  Siswa memperbaiki ekspresi dan sikap bicara teman yang kurang

tepat

 Dengan mengerjakan latihan soal-soal pada buku LKS dan buku penunjang lainnya

Penutup (10 menit)

 Guru menyimpulkan materi pembelajaran  Postés.

 Menjelaskan materi pembelajaran pertemuan selanjutnya.  Menutup kegiatan pembelajaran

E. Alat, Bahan dan sumber belajar

 Gentra Basa, Dr.H.Dingding Hoerudin, M.Pd  Kamus Basa Sunda

 Internet

Undak-usuk Basa Sunda F. Penilaian

Evaluasi selama kegiatan belajar mengajar dilakukan pada saat proses belajar mengajar bermodeling, dengan format penilaian yang telah disediakan.

Jenis Tagihan : Tugas, simulasi, dan latihan Penilaian Proses

Nama Siswa/Kelompok : ... Kelas : ...

FORMAT PENILAIAN BERCAKAP-CAKAP/PAGUNEMAN

Sasaran Aspek Kriteria Skala

Bahasa Undak-usuk basa Sunda

leses 5-10


(26)

Kasar 5-10

Kasar pisan 5-10

Isi Mekarkeun

eusi/muatan RancagéBasajan 5-105-10

Gejed 5-10

Gaya Sikep awak waktu

nyarita sopanKurang sopan 5-105-10

Teu sopan 5-10

Jumlah 50 -100

Keterangan:

1. Skor 90-100 ( baik sekali )

2. Skor 80-89 (baik ) 3. Skor 73-79 ( cukup )4. Skor < 73 ( kurang )

Mengetahui, Kepala Sekolah

ASEP DARJAT WM, S.Pd., MM

Cianjur, ... ... 2013

Guru Mata Pelajaran

LAILA MARIA FAZARINA ARIEF, S.Pd

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

( RPP )

Nama sekolah Mata Pelajaran

Kelas /

Semester Program

Alokasi Waktu Standar

Kompetensi

Kompetensi Dasar

Indikator

karakater bangsa

: : : : : :

: :

:

SMK Plus Assuyuthiyyah Bahasa Sunda

X / 1

Semua program keahlian

4 x 45 menit (2 kali pertemuan)

10.4 Mampu menulis untuk mengungkapkan pikiran, perasaan, dan keinginan dalam bentuk terjemahan, menggunakan aksara Sunda, serta menulis surat, dan biograf

10.4.1

Mampu menulis untuk mengungkapkan pikiran, perasaan, dan keinginan dlm bentuk Menerjemahkan ke dalam bahasa Sunda

Dapat menentukan teks berbahasa Indonesia untuk diterjemahkan.

Dapat mengubah teks berbahasa Indonesia ke dalam bahasa Sunda

Dapat menggunakan padanan kata yang tepat.

Disiplin

Tanggngjawab

Semangat kebangsaan

Peduli Lingkungan

Kreatif


(27)

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah menyelasaikan pembelajaran pada pertemuan ini, peserta didik diharapkan dapat terbiasa menulis dalam bahasa Sunda.

B. MATERI AJAR Menerjemahkan

C. METODE PEMBELAJARAN

Pendekatan modeling dengan teknik ceramah dan mulasi D. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Pertemuan 1

Kegiatan Awal (10 menit)

 Guru menegur sapa, mengabsen, dan memimpin siswa untuk berdo’a

 Guru mengadakan apersepsi dan memotivasi siswa untuk belajar.  Kegiatan Inti (70 menit)

 Dengan menerjemahkan, siswa diajak memilih menggunakan padanan kata dengan tepat.

 Dengan latihan, siswa diajak menerjemahkan teks berbahasa Indonesia dengan memperhatikan pesan dan bahasa

Kegiatan Akhir (10 menit)

 Guru menegaskan kesimpulan pembelajaran tarjamahan

 Guru menegaskan hasil pembelajaran

 Guru memberi tugas untuk pembelajan selanjutnya  Guru menutup proses pembelajaran

Pertemuan 2

Pembukaan (10 menit)

 Tegur sapa, mengabsen, dan memimpin siswa untuk berdo’a

 Guru melakukan apersepsi terhadap materi ajar yang telah diterima sebelumnya

Kegiatan Inti (70 menit )

 Siswa memperbaiki pemakaian bahasa terjemahan

 Dengan mengerjakan latihan soal-soal yg terdapat pada buku LKS dan buku penunjang lainnya

Penutup (10 menit)

 Guru menyimpulkan materi pembelajaran  Postés.

 Menjelaskan materi pembelajaran pertemuan selanjutnya.  Menutup kegiatan pembelajaran

E. Alat, Bahan dan sumber belajar

Kamus Basa Sunda-Indonesia, Budi Rahayu Tamsyah  Wacan berbahasa indonesia

 Internet

Undak-usuk Basa Sunda F. Penilaian


(28)

Evaluasi selama kegiatan belajar mengajar dilakukan pada saat proses belajar mengajar bermodeling, dengan format penilaian yang telah disediakan.

Jenis Tagihan : Tugas, dan latihan Penilaian Proses

Nama Siswa/Kelompok : ... Kelas : ...

FORMAT PENILAIAN TERJEMAHAN

Sasaran Aspek Kriteria Skala

Bahasa Undak-usuk basa

Sunda LesesLoma 5-105-10

Kasar 5-10

Kasar pisan 5-10

Isi Mekarkeun

eusi/muatan RancagéBasajan 5-105-10

Gejed 5-10

Gaya Tata Kalimah Luyu 5-10

Kurang 5-10

Teu luyu 5-10

Jumlah 50 -100

Keterangan:

1. Skor 90-100 ( baik sekali )

2. Skor 80-89 (baik ) 3.4. Skor 73-79 ( cukup )Skor < 73 ( kurang )

Mengetahui, Kepala Sekolah

ASEP DARJAT WM, S.Pd., MM

Cianjur, ... ... 2013

Guru Mata Pelajaran

LAILA MARIA FAZARINA ARIEF, S.Pd

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

( RPP )

Nama sekolah Mata Pelajaran

Kelas /

Semester Program

Alokasi Waktu Standar

Kompetensi

Kompetensi

: : : : : :

: :

SMK Plus Assuyuthiyyah Bahasa Sunda

X / 1

Semua program keahlian

4 x 45 menit (2 kali pertemuan)

10.3 Mampu membaca untuk memahami dan menanggapi wacana yang berupa sejarah lokal/cerita babad, puisi dan berita dari surat kabar/majalah/media elektronik

10.3.1

Mampu membaca untuk memahami dan menanggapi wacana yang berupa sejarah


(29)

Dasar Indikator

karakater bangsa

:

lokal/cerita babad,

Dapat mengemukakan isi wacana/cerita.

Dapat menjelaskan aspek-aspek sejarah

lokal/babad

Dapat menyimpulkan isi wacana.

Disiplin

Tanggngjawab

Semangat kebangsaan

Peduli Lingkungan

Kreatif

Komunikatif

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah menyelasaikan pembelajaran pada pertemuan ini, peserta didik diharapkan dapat mengenal cerita raksyat dan kearifan lokal

B. MATERI AJAR

Dongeng sejarah/Babad, C. METODE PEMBELAJARAN

Pendekatan kompetensi komunikatif dengan teknik ceramah dan penugasan obsevasi pustaka

D. KEGIATAN PEMBELAJARANPertemuan 1

Kegiatan Awal (10 menit)

 Guru menegur sapa, mengabsen, dan memimpin siswa untuk berdo’a

 Guru mengadakan apersepsi dan memotivasi siswa untuk belajar.  Kegiatan Inti (70 menit)

 Dengan membaca, siswa diajak memahami sejarah local/Carita babad

 Dengan berceramah, siswa diajak memperhatikan keterangan guru tentang sejarah local/cerita babad

Akhir (10 menit)

 Guru menegaskan kesimpulan pembelajaran dongeng sejarah/babad/pamuk

 Guru menegaskan hasil pembelajaran

 Guru memberi tugas untuk pembelajan selanjutnya  Guru menutup proses pembelajaran

Pertemuan 2

Pembukaan (10 menit)

 Tegur sapa, mengabsen, dan memimpin siswa untuk berdo’a

 Guru melakukan apersepsi terhadap materi ajar yang telah diterima sebelumnya

Kegiatan Inti (70 menit )

 Siwa melakukan obsevasi pustaka


(30)

 Dengan mengerjakan latihan soal-soal yg terdapat pada buku LKS dan buku penunjang lainnya

Penutup (10 menit)

 Guru menyimpulkan materi pembelajaran  Postés.

 Menjelaskan materi pembelajaran pertemuan selanjutnya.  Menutup kegiatan pembelajaran

E. Alat, Bahan dan sumber belajar

Kamus Basa Sunda-Indonesia, Budi Rahayu Tamsyah  Wacan berbahasa indonesia

 Internet

Undak-usuk Basa Sunda F. Penilaian

Evaluasi selama kegiatan belajar mengajar dilakukan pada saat proses belajar mengajar bermodeling, dengan format penilaian yang telah disediakan.

Jenis Tagihan : Tugas, latihan, dan obsevasi pustaka

Mengetahui, Kepala Sekolah

ASEP DARJAT WM, S.Pd., MM

Cianjur, ... ... 2013

Guru Mata Pelajaran

LAILA MARIA FAZARINA ARIEF, S.Pd


(31)

RPP1

(LAMPIRAN LEMBAR KERJA SISWA) LATIHAN UJI KOMPETĔNSI Béré tanda cakra (x) dina jawaban nu bener!

1. Bapa Kapala Sakola sareng réngréngan guru anu ku sim kuring dipihormat. Bapa sinareng Ibu Déwan Sakola nu dipihormat

Ketua OSIS sareng réngrénganana, ogé réréncangan sadaya anu sami-sami lenggah...

Wacana di luhur téh mangrupa ... a. Salam Pembuka

b. Salam Panutup c. Eusi Biantarad. Penutup Biantara 2. Assalamu’alaikum Wr. Wb. dina biantara mangrupa ...

a. Salam Pembuka

b. Salam Panutup c. Eusi Biantarad. Penutup Biantara 3. Wasalamu’alaikum Wr. Wb. dina biantara mangrupa ....

a. Salam Pembuka

b. Salam Panutup c. Eusi Biantarad. Penutup Biantara

4. “Ibu miwah bapa anu sami lenggah, hadirin anu sami linggih, nu ku sim kuring dipiasih tur dipiajrih”, dina biantara mangrupa ....

a. Salam Pembuka

b. Salam Panutup c. Eusi Biantarad. Penutup Biantara

5. Kapalay saban jalma upami dititénan moal aya béntenna. Manahoréng geuning ari dina kanyataannana mah henteu gampang, namung meryogikeun tarékah anu dirojong ku karancagéan anu panceg luyu sareng adeg-adeg ugeran kahirupan urang. Seug komo dina mangsa kiwari lakuning hirup urang munggran nété kana hambalan nincak alam kasajagatan tempat ngaplak ngamparna dunya anu sakieu lega, ku pangaruh kamekaran budaya jaman. Anu tangtos pangrobéda kana kahirupan langkung nerekabna ku pangaruh budaya hirup.

Wacana di luhur téh mangrupa ... a. Salam Pembuka

b. Salam Panutup c. Eusi Biantarad. Penutup Biantara

6. Sakitu anu kapihatur, tutus langkung kepang halang, bobo sapanon carang sapakan, hapunten anu kasuhun. Mugia sanaos mung alakadarna, aya mangpaat kanggo urang sadayana.

Wacana di luhur téh mangrupa ... a. Salam Pembuka

b. Salam Panutup c. Eusi Biantarad. Penutup Biantara 7. “ ... hadirin anu sami linggih....” Linggih lemesna tina kecap ....

a. Araya b. Diuk c. Dating d. Indit

8. “...hadirin anu sami linggih ...” Kecap hadirin asalna tina basa ...

a. Jawa b. Arab c. Indonesia d. Walanda

9. “...urang sami-sami namperkeun ati sanubari kana murah asihna Gusti Nu Mahasuci....”. Nu biasa sok ditamperkeun mah ....


(32)

10.“...anu murbawisésa alam mayapada katut ...”. Nu murbawisésa téh nyaéta....

a. Gusti Allah b. Jalma Sakti c. Raja d. Nu Kumawasa 11.“...anu murbawisésa alam mayapada katut ...”. Nu dimaksud alam

mayapada...

a. Alam Dunya b. Aherat c. Sawarga d. Naraka 12.“Urang dipasihan pirang-pirang kani’matan, hartina urang téh kudu ....”

a. Solat b. Ibadah c. Takwa d. Sukuran

13.“Lamun urang ngahariring dangding biasana sok dipirig ku ....”

a. Wayang b. Degung c. Cianjuran d. Kacapi Suling 14.“..., umumna urang sadayana ulah .... dina milih pergaulan”.

a. Akur b. Sabilulungan c. Caliweura d. Kapahung 15.Anu mibanda tanggung jawab dina nyingkahan narkoba téh nyaéta, ...

a. Kulawarga b. Ulama c. Aparat d. Barudak 16.Anu kaasup aparat pamaréntahan nyaéta ...

a. Pulisi b. Dokter c. Guru d. RT/RW

17.“...hayu urang babarengan papuntang-puntang...” Nu biasana sok dipuntangan ....

a. Awak b. Suku c. Siku d. Leungeun

18.“....lampah siga nu owah....” Nu owah téh hartina ....

a. Nu Gering b. Nu Cageur c. Nu Gelo d. Nu Miskin 19.“Napsu nu matak kaduhung, badan anu katempuhan...”. Ngarah henteu kitu,

hartina napsu téh ku urang kudu ...

a. Dijaga b. Dipiceun c. Dileungitkeun d. Dipeper 20....

Saninten buah saninten, saninten di parapatan. Hapunten abdi hapunten bilih aya kalepan.

Neda agung cukup lumur, neda jembar pangampura .... Wacana di luhur téh mangrupa ...

a. Salam Pembuka


(33)

ALAT PERAGA: Teks Biantara 1:

TARÉKAH NYINGKAHAN NARKOBA Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Ibu miwah bapa anu sami lenggah, hadirin anu sami linggih nu ku sim kuring dipiasih tur dipiajrih.

Sateuacanna sim kuring ngabaladah medar tutungkusan kolbu luyu sareng téma anu baris didugikeun nya éta: “Tarékah Nyingkahan Narkoba”, bawiraos asa teu aya lepatna upami dina lolongkrang ayeuna, urang sami-sami namperkeun ati sanubari kana murah asihna Gusti Nu Mahasuci, anu murbawisésa alam mayapada katut sanés kanten mahluk ciptaannana. Margi mung ku pangersa Mantenna urang tiasa nampi pirang-pirang kabagjaan sareng kani’matan dunya, utamina nikmat Islam sareng nikmat iman.

Hadirin anu sami linggih, nu ku sim kuring dipiasih.

Kapalay saban jalma upami dititénan moal aya béntenna. Manahoréng geuning ari dina kanyataannana mah henteu gampil, namung meryogikeun tarékah anu dirojong ku karancagéan anu panceg luyu sareng adeg-adeg ugeran kahirupan urang. Seug komo di mangsa kiwari lakuning hirup urang munggaran nété kana hambalan nincak alam kasajagatan tempat ngaplak ngamparna dunya anu sakieu legana, ku pangaruh kamekaran budaya jaman. Anu tangtos pangrobéda kana kahirupan téh langkung nerekabna ku pangaruh budaya hirup, naha nu aya di lingkungan urang atanapi pangaruh ti bangsa deungeun.

Balukarna luyu sareng kanyataan, tos seueur rumaja urang anu tinggurawil kana jungkrang kahinaan, alatan teu asak jeujeuhan sareng gampil kapangaruhan. Pangaruh budaya deungeun kana kahirupan Ki Sunda tos karaos héabna, utamina di sabudeureun kahirupan nonoman harepan bangsa. Buktosna tos seueur rumaja urang, anu ngaraos asa ginding upami tos tiasa ngahariring lagu asing, ti batan kedah ngahariring dangding nu dipirig ku kacapi suling. Ku kirangna wiwaha dina ngasuh lakuna nu mung sapanyeupahan, seueur milampah tuangeun sareng leueuteun anu matak marudah sarta jiwa owah, lali ka purwadumadi anu langkung dipikawanoh ku sebatan “Narkoba/Narkotik”.

Enggoning urang hirup kumbuh, hususna para rumaja, umumna urang sadayana, ulah caliweura dina milih pergaulan. Malihan mah kedah “sadom araning baraja, sakundang araning geni”, margi seueur pisan pangaruh négatip nu nyosok ka tatar Sunda.

Hal ieu mah langkung parna balukarna margi mangrupi bibit buit tumuwuhna rupi-rupi berewit dina rupining widang kahirupan. Hanjakalna téh nu karituna anu gampil tumerap kana sawatara adat, sipat, tur tabéat nonoman Sunda ayeuna. Naha teu tiasa anu saéna anu ditiron téh? Naha teu tiasa urang upami niron kana laku lampah bangsa deungeun dina kapinteranna? Ku naon geuning nonoman


(34)

Sunda kiwari bet seueur anu tos kapangaruhan ku hal-hal anu negatip. Sok sanajan teu sadayana nonoman Suda mibanda kalakuan anu sapetos kitu. Seueur kénéh para nonoman Sunda anu saraé ahlak kalakuanana, anu saé budi basana, ogé saé dina préstasina.

Kanggo insan nu mibanda pikir rangkepan mah, tangtosna ku ningal galagat nerekabna obat sétan nu matak siga édan, matak hariwang sareng haringhang, matak cilaka saumur-umur, ngagebruskeun diri urang kana jalan kahinaan tur kamasakatan. Ku kituna, kedah énggal ngaronjatkeun tarékah dina nyegahna, anu didadasaran ku paheuyeuk-heuyeuk leungeun, papuntang-puntang panangan, samiuk sabilulungan, di antara kulawarga, masarakat, sakola, ulama, sareng aparat pamaréntah sanésna, anu tetep miharep katengtreman sareng katingtriman dina ngambah kahirupan boh di alam dunya, atanapi engké di alam ahérat.

Atuh para nonoman nyalira kedah tiasa numuwuhkeun kasabaran sareng kasadaran dina meruhkeun lajuning laku nu dikawasa ku hawa napsu. Malah geuning aya paribasa napsu nu matak kaduhung, badan anu katempuhan, nu pihartoseunana upama urang teu tiasa nahan hawa napsu, tangtu ahirna bakal kaduhung, da ahirna urang cilaka. Margi alatan mirucaan maké atawa ngagunakeun narkoba, balukarna bakal parna, di antawisna:

(1) diri lali ka purwadumadi,

(2) lampah marudah siga nu owah, (3) raga lara alatan lebet panjara,

(4) panalar hamo motékar, sarumpeg tur leuir pikir, (5) hirup henteu hurip, diri beberewit tur ririwit.

Mun geus kitu, jadi linglung kapahung, tuluy bingung ngagugunung teu manggih tungtung. Jalma anu narkoba, balukarna sok ngarempak sara, aturan agama jeung darigama. Tungtungna hirupna katalangsara, dunya ahérat sangsara salalawasna.

Urang ulah ngan sakadar ngudag kabagjaan dunya lantaran hamo langgengna. Ayeuna ngagandeuang bari ngahaleuang, siga nu taya masalah, saha nu apal jaga mah asup naraka. Dinten ieu bisa ngahariring, dinten énjing kumareumbing. Kiwari sugih mukti, saha nu uninga énjingna dipapag pati. Namung, prung geura padungdung, prak singkahan narkoba. Ti kiwari urang tékadkeun dina ati sanubari, ti ayeuna urang hontal dunya bagja jeung ahératna.

Sakitu anu kapihatur, tutus langkung kepang halang, bobo sapanon carang sapakan, hapunten anu kasuhun. Mugia sanaos mung alakadarna, aya mangpaatna kanggo urang sadayana.

Wassalamualaikum Wr. Wb. Teks Biantara 2:

MIARA SARENG NGAMUMULÉ BASA SUNDA Assalamualaikum Wr. Wb.

Alhamdulillahi robbil alamin, wabihi nastainu ala umuri dunya waddin, washolatu wassalamu ala asrofil ambiai walmursalin wa’ala alihi washohbihi ajmain. Amma ba’du.

Tos sakedahna pisan dina wanci ieu urang munajat ka Alloh SWT., anu parantos ngusik malikkeun urang saban waktos, siang kalayan wengi. Ogé pas pisan lamun dina ieu saat urang masarahkeun puja ka Gusti urang sadaya, anu


(35)

parantos maparin jatah yuswa ka urang sadaya ti kawit gubragna ka alam dunya dugi ka jajapna engke ka yaumil jaja.

Para wargi sadaya hormateun sim kuring, malati lingsirna ati, angsana ligar ku mangsa. Hamo lingsir upami sanés ku wanci, hamo ligar upama sanés ku mangsa. Wancina sareng mangsana, urang tiasa patepung lawung, patepang raray. Para sepuh, sesepuh, tur nu dipisepuh, kalih ingkang wargi sadayana, sateuacanna sim kuring neraskeun ieu biantara, ti payun neda tawakup anu kasuhun, boh bilih sim kuring kurang tata titi, duduga peryoga, langkung saur bahé carék, rumaos sim kuring mah sanés pujangga nu mahér ngararangkén carita, sareng sanés jalmi nu pinter ngalarapkeunana.

Tah dina kasempetan ieu sim kuring badé ngabantun jejer biantara “Perluna Ngamumulé Basa Sunda”.

Basa téh minangka jandéla dunya. Ciri tina jati diri manusa nu ngancik di hiji nagri. Kitu deui basa Sunda, anu mangrupa salah sahiji bagian tina budaya di Indonésia. Basa nu mibanda kaéndahan nu sampurna. Sanés mung sakadar kanggo gunem catur wungkul. Namung ogé mangrupa bahasa batin nu tiasa mangaruhan kana unggal jalma nu nganggona. Matak tengtrem kana ati sanubari, kanggo urang nu ngaregepkeunana. Tos janten pasipatan urang Pasundan nu handap asor, soméah hadé ka sémah, tur daréhdéh téh kumargi pangaruh basa sadidintenna.

Namung hanjakal pisan dina jaman kiwari, sawatara nonoman Sunda tos ampir hilap kana basa warisan ti para karuhun. Teu sadar upama laun-laun mah basa, nu kapungkur mah dipikareueus sarta diagul-agul téh, bakal ilang tanpa karana tina kahirupan tatar Sunda. Seueur para nonoman Sunda, nu kirang ngahargaan kana basana sorangan. Atanapi teu tiasa ngalarapkeunana. Saupami urang nengetan paripolah, bangsa urang ayeuna, nonoman Sunda kiwari. Boh dina sasauran atanapi dina tingkah polahna, sok matak manghariwangkeun. Margi sigana téh parantos tebih tina ajén-inajén bangsa urang, komo upama ditilik tina ajén-inajén karuhun urang mah nyatana Ki Sunda. Hal sapertos kituna, sigana arang langka aya nu maliré, margi aranjeunna gé sami poékkeun kumaha tapak lacak paripolah Ki Sunda nu samistina. Mangga urang galih sareng émutan ku urang sadaya, seueur kénéh nonoman Sunda, sélér suku Sunda, anu dumukna ogé di tatar Sunda, namung masih teu tiasa kanggo ngalarapkeun basa Sunda nu bener tur merenah. Upamana waé dina ngalarapkeun kecap pun. Ngalarapkeun kecap pun masih kénéh aya nu pagentos, nu kedahna pun adi namung naha bet dilarapkeun janten pun rai.

Mungkin waé hal ieu téh balukar tina kirangna panyaring kana majuna élmu pangaweruh sarta rinéka jaman. Contona waé tiasa diétang ku ramo seueurna ‘média cetak’ anu ngaluarkeun buku atikan atanapi buku sanésna dina basa Sunda. Kitu deui, dina ‘média éléktronika’. Jarang pisan pintonan nu luyu sareng larapna basa Sunda nu bener tur merenah.

Di sagédéngeun éta, atikan perkawis basa Sunda di paguron atanapi di sakola-sakola kacida kirangna, upama ku urang dibandingkeun sareng pangajaran basa sanésna. Lian ti waktosna nu samporét, seueur guruna gé nu kirang parigel dina ngatik para siswana, supados tiasa ngagunakeun basa Sunda nu bener larapna. Atanapi ngajaga sareng miara basa sunda.

Komo kiwari mah kapan di sakola-sakola ‘menengah atas atanapi kejuruan’ mah (di Jawa Barat), basa Sunda téh teu diwulangkeun. badé kumaha atuh tiasana basa sunda téh mekar?


(36)

Hadirin, hormateun sim kuring, kadang sok aya sepuh nu tulén urang Sunda, dina kahirupan sadidintenna (ngadidik para putrana), sok ngaraos lingsem upami kedah nganggo basa Sunda téh. Malihan ka para putrana, dina komunikasi téh kadang nganggo basa Sunda gé nu garihal, kasar karaosna. Atuh badé kumaha urang ngadidik para putra téh supados tiasa ngagunakeun basa Sunda nu saé?

Miara sareng ngamumulé basa Sunda téh kacida peryogina. Utamina dina komunikasi sadidinten. Sawadina upama di sakola-sakola, di lingkung tatar Sunda, ngawajibkeun ka para siswana dina sadinten téh kanggo ngagunakeun basa Sunda. Ulah “English Day” waé anu populér téh. Tapi di sakola-sakola téh, ti ngawitan Taman Kanak-Kanak dugi ka paguron luhur di tatar Sunda aya istilah “Sundanese Day”. Diwajibkeun para siswa téh kanggo ngagunakeun basa Sunda nu luyu sareng aturan. Sigana téh upami dikitukeun mah, para siswa téh bakal kahudang ati sanubarina kanggo miara sareng ngamumulé basa sorangan. Apal kana ajén-inajén kasundaan. Sim kuring umajak ka sakumna dulur-dulur anu aya di tatar Sunda, hayu urang paheuyeuk-heuyeuk leungeun, sasarengan miara sareng ngamumulé basa Sunda. Badé ku saha deui atuh basa Sunda téh dipiara sareng dimumuléna, upami sanés ku urang sorangan? Mangga geura arémutan.

Hadirin hormateun sim kuring, sakitu nu kapihatur. Nu dikedalkeun tadi téh mangrupa bangbaluh nu nyangkaruk dina haté salami ieu. Hapunten anu kasuhun, boh bilih dina cumarios tadi téh pondok nyogok, panjang nyugak, mugi agung nya paralun, neda jembar pangampura. Hatur nuhun kana sagala perhatosanana. Wasalamua’alikum warohmatullohi wabarokatuh.


(1)

RPP1

(LAMPIRAN LEMBAR KERJA SISWA) LATIHAN UJI KOMPETĔNSI Béré tanda cakra (x) dina jawaban nu bener!

1. Bapa Kapala Sakola sareng réngréngan guru anu ku sim kuring dipihormat. Bapa sinareng Ibu Déwan Sakola nu dipihormat

Ketua OSIS sareng réngrénganana, ogé réréncangan sadaya anu sami-sami lenggah...

Wacana di luhur téh mangrupa ... a. Salam Pembuka

b. Salam Panutup c. Eusi Biantarad. Penutup Biantara 2. Assalamu’alaikum Wr. Wb. dina biantara mangrupa ...

a. Salam Pembuka

b. Salam Panutup c. Eusi Biantarad. Penutup Biantara 3. Wasalamu’alaikum Wr. Wb. dina biantara mangrupa ....

a. Salam Pembuka

b. Salam Panutup c. Eusi Biantarad. Penutup Biantara

4. “Ibu miwah bapa anu sami lenggah, hadirin anu sami linggih, nu ku sim kuring dipiasih tur dipiajrih”, dina biantara mangrupa ....

a. Salam Pembuka

b. Salam Panutup c. Eusi Biantarad. Penutup Biantara

5. Kapalay saban jalma upami dititénan moal aya béntenna. Manahoréng geuning ari dina kanyataannana mah henteu gampang, namung meryogikeun tarékah anu dirojong ku karancagéan anu panceg luyu sareng adeg-adeg ugeran kahirupan urang. Seug komo dina mangsa kiwari lakuning hirup urang munggran nété kana hambalan nincak alam kasajagatan tempat ngaplak ngamparna dunya anu sakieu lega, ku pangaruh kamekaran budaya jaman. Anu tangtos pangrobéda kana kahirupan langkung nerekabna ku pangaruh budaya hirup.

Wacana di luhur téh mangrupa ... a. Salam Pembuka

b. Salam Panutup c. Eusi Biantarad. Penutup Biantara

6. Sakitu anu kapihatur, tutus langkung kepang halang, bobo sapanon carang sapakan, hapunten anu kasuhun. Mugia sanaos mung alakadarna, aya mangpaat kanggo urang sadayana.

Wacana di luhur téh mangrupa ... a. Salam Pembuka

b. Salam Panutup c. Eusi Biantarad. Penutup Biantara 7. “ ... hadirin anu sami linggih....” Linggih lemesna tina kecap ....

a. Araya b. Diuk c. Dating d. Indit

8. “...hadirin anu sami linggih ...” Kecap hadirin asalna tina basa ...

a. Jawa b. Arab c. Indonesia d. Walanda 9. “...urang sami-sami namperkeun ati sanubari kana murah asihna Gusti Nu

Mahasuci....”. Nu biasa sok ditamperkeun mah ....


(2)

10.“...anu murbawisésa alam mayapada katut ...”. Nu murbawisésa téh nyaéta....

a. Gusti Allah b. Jalma Sakti c. Raja d. Nu Kumawasa 11.“...anu murbawisésa alam mayapada katut ...”. Nu dimaksud alam

mayapada...

a. Alam Dunya b. Aherat c. Sawarga d. Naraka 12.“Urang dipasihan pirang-pirang kani’matan, hartina urang téh kudu ....”

a. Solat b. Ibadah c. Takwa d. Sukuran 13.“Lamun urang ngahariring dangding biasana sok dipirig ku ....”

a. Wayang b. Degung c. Cianjuran d. Kacapi Suling 14.“..., umumna urang sadayana ulah .... dina milih pergaulan”.

a. Akur b. Sabilulungan c. Caliweura d. Kapahung 15.Anu mibanda tanggung jawab dina nyingkahan narkoba téh nyaéta, ...

a. Kulawarga b. Ulama c. Aparat d. Barudak 16.Anu kaasup aparat pamaréntahan nyaéta ...

a. Pulisi b. Dokter c. Guru d. RT/RW

17.“...hayu urang babarengan papuntang-puntang...” Nu biasana sok dipuntangan ....

a. Awak b. Suku c. Siku d. Leungeun

18.“....lampah siga nu owah....” Nu owah téh hartina ....

a. Nu Gering b. Nu Cageur c. Nu Gelo d. Nu Miskin 19.“Napsu nu matak kaduhung, badan anu katempuhan...”. Ngarah henteu kitu,

hartina napsu téh ku urang kudu ...

a. Dijaga b. Dipiceun c. Dileungitkeun d. Dipeper 20....

Saninten buah saninten, saninten di parapatan. Hapunten abdi hapunten bilih aya kalepan.

Neda agung cukup lumur, neda jembar pangampura .... Wacana di luhur téh mangrupa ...

a. Salam Pembuka


(3)

ALAT PERAGA: Teks Biantara 1:

TARÉKAH NYINGKAHAN NARKOBA Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Ibu miwah bapa anu sami lenggah, hadirin anu sami linggih nu ku sim kuring dipiasih tur dipiajrih.

Sateuacanna sim kuring ngabaladah medar tutungkusan kolbu luyu sareng téma anu baris didugikeun nya éta: “Tarékah Nyingkahan Narkoba”, bawiraos asa teu aya lepatna upami dina lolongkrang ayeuna, urang sami-sami namperkeun ati sanubari kana murah asihna Gusti Nu Mahasuci, anu murbawisésa alam mayapada katut sanés kanten mahluk ciptaannana. Margi mung ku pangersa Mantenna urang tiasa nampi pirang-pirang kabagjaan sareng kani’matan dunya, utamina nikmat Islam sareng nikmat iman.

Hadirin anu sami linggih, nu ku sim kuring dipiasih.

Kapalay saban jalma upami dititénan moal aya béntenna. Manahoréng geuning ari dina kanyataannana mah henteu gampil, namung meryogikeun tarékah anu dirojong ku karancagéan anu panceg luyu sareng adeg-adeg ugeran kahirupan urang. Seug komo di mangsa kiwari lakuning hirup urang munggaran nété kana hambalan nincak alam kasajagatan tempat ngaplak ngamparna dunya anu sakieu legana, ku pangaruh kamekaran budaya jaman. Anu tangtos pangrobéda kana kahirupan téh langkung nerekabna ku pangaruh budaya hirup, naha nu aya di lingkungan urang atanapi pangaruh ti bangsa deungeun.

Balukarna luyu sareng kanyataan, tos seueur rumaja urang anu tinggurawil kana jungkrang kahinaan, alatan teu asak jeujeuhan sareng gampil kapangaruhan. Pangaruh budaya deungeun kana kahirupan Ki Sunda tos karaos héabna, utamina di sabudeureun kahirupan nonoman harepan bangsa. Buktosna tos seueur rumaja urang, anu ngaraos asa ginding upami tos tiasa ngahariring lagu asing, ti batan kedah ngahariring dangding nu dipirig ku kacapi suling. Ku kirangna wiwaha dina ngasuh lakuna nu mung sapanyeupahan, seueur milampah tuangeun sareng leueuteun anu matak marudah sarta jiwa owah, lali ka purwadumadi anu langkung dipikawanoh ku sebatan “Narkoba/Narkotik”.

Enggoning urang hirup kumbuh, hususna para rumaja, umumna urang sadayana, ulah caliweura dina milih pergaulan. Malihan mah kedah “sadom araning baraja, sakundang araning geni”, margi seueur pisan pangaruh négatip nu nyosok ka tatar Sunda.

Hal ieu mah langkung parna balukarna margi mangrupi bibit buit tumuwuhna rupi-rupi berewit dina rupining widang kahirupan. Hanjakalna téh nu karituna anu gampil tumerap kana sawatara adat, sipat, tur tabéat nonoman Sunda ayeuna. Naha teu tiasa anu saéna anu ditiron téh? Naha teu tiasa urang upami niron kana laku lampah bangsa deungeun dina kapinteranna? Ku naon geuning nonoman


(4)

Sunda kiwari bet seueur anu tos kapangaruhan ku hal-hal anu negatip. Sok sanajan teu sadayana nonoman Suda mibanda kalakuan anu sapetos kitu. Seueur kénéh para nonoman Sunda anu saraé ahlak kalakuanana, anu saé budi basana, ogé saé dina préstasina.

Kanggo insan nu mibanda pikir rangkepan mah, tangtosna ku ningal galagat nerekabna obat sétan nu matak siga édan, matak hariwang sareng haringhang, matak cilaka saumur-umur, ngagebruskeun diri urang kana jalan kahinaan tur kamasakatan. Ku kituna, kedah énggal ngaronjatkeun tarékah dina nyegahna, anu didadasaran ku paheuyeuk-heuyeuk leungeun, papuntang-puntang panangan, samiuk sabilulungan, di antara kulawarga, masarakat, sakola, ulama, sareng aparat pamaréntah sanésna, anu tetep miharep katengtreman sareng katingtriman dina ngambah kahirupan boh di alam dunya, atanapi engké di alam ahérat.

Atuh para nonoman nyalira kedah tiasa numuwuhkeun kasabaran sareng kasadaran dina meruhkeun lajuning laku nu dikawasa ku hawa napsu. Malah geuning aya paribasa napsu nu matak kaduhung, badan anu katempuhan, nu pihartoseunana upama urang teu tiasa nahan hawa napsu, tangtu ahirna bakal kaduhung, da ahirna urang cilaka. Margi alatan mirucaan maké atawa ngagunakeun narkoba, balukarna bakal parna, di antawisna:

(1) diri lali ka purwadumadi,

(2) lampah marudah siga nu owah, (3) raga lara alatan lebet panjara,

(4) panalar hamo motékar, sarumpeg tur leuir pikir, (5) hirup henteu hurip, diri beberewit tur ririwit.

Mun geus kitu, jadi linglung kapahung, tuluy bingung ngagugunung teu manggih tungtung. Jalma anu narkoba, balukarna sok ngarempak sara, aturan agama jeung darigama. Tungtungna hirupna katalangsara, dunya ahérat sangsara salalawasna.

Urang ulah ngan sakadar ngudag kabagjaan dunya lantaran hamo langgengna. Ayeuna ngagandeuang bari ngahaleuang, siga nu taya masalah, saha nu apal jaga mah asup naraka. Dinten ieu bisa ngahariring, dinten énjing kumareumbing. Kiwari sugih mukti, saha nu uninga énjingna dipapag pati. Namung, prung geura padungdung, prak singkahan narkoba. Ti kiwari urang tékadkeun dina ati sanubari, ti ayeuna urang hontal dunya bagja jeung ahératna.

Sakitu anu kapihatur, tutus langkung kepang halang, bobo sapanon carang sapakan, hapunten anu kasuhun. Mugia sanaos mung alakadarna, aya mangpaatna kanggo urang sadayana.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Teks Biantara 2:

MIARA SARENG NGAMUMULÉ BASA SUNDA Assalamualaikum Wr. Wb.

Alhamdulillahi robbil alamin, wabihi nastainu ala umuri dunya waddin, washolatu wassalamu ala asrofil ambiai walmursalin wa’ala alihi washohbihi ajmain. Amma ba’du.

Tos sakedahna pisan dina wanci ieu urang munajat ka Alloh SWT., anu parantos ngusik malikkeun urang saban waktos, siang kalayan wengi. Ogé pas pisan lamun dina ieu saat urang masarahkeun puja ka Gusti urang sadaya, anu


(5)

parantos maparin jatah yuswa ka urang sadaya ti kawit gubragna ka alam dunya dugi ka jajapna engke ka yaumil jaja.

Para wargi sadaya hormateun sim kuring, malati lingsirna ati, angsana ligar ku mangsa. Hamo lingsir upami sanés ku wanci, hamo ligar upama sanés ku mangsa. Wancina sareng mangsana, urang tiasa patepung lawung, patepang raray. Para sepuh, sesepuh, tur nu dipisepuh, kalih ingkang wargi sadayana, sateuacanna sim kuring neraskeun ieu biantara, ti payun neda tawakup anu kasuhun, boh bilih sim kuring kurang tata titi, duduga peryoga, langkung saur bahé carék, rumaos sim kuring mah sanés pujangga nu mahér ngararangkén carita, sareng sanés jalmi nu pinter ngalarapkeunana.

Tah dina kasempetan ieu sim kuring badé ngabantun jejer biantara “Perluna Ngamumulé Basa Sunda”.

Basa téh minangka jandéla dunya. Ciri tina jati diri manusa nu ngancik di hiji nagri. Kitu deui basa Sunda, anu mangrupa salah sahiji bagian tina budaya di Indonésia. Basa nu mibanda kaéndahan nu sampurna. Sanés mung sakadar kanggo gunem catur wungkul. Namung ogé mangrupa bahasa batin nu tiasa mangaruhan kana unggal jalma nu nganggona. Matak tengtrem kana ati sanubari, kanggo urang nu ngaregepkeunana. Tos janten pasipatan urang Pasundan nu handap asor, soméah hadé ka sémah, tur daréhdéh téh kumargi pangaruh basa sadidintenna.

Namung hanjakal pisan dina jaman kiwari, sawatara nonoman Sunda tos ampir hilap kana basa warisan ti para karuhun. Teu sadar upama laun-laun mah basa, nu kapungkur mah dipikareueus sarta diagul-agul téh, bakal ilang tanpa karana tina kahirupan tatar Sunda. Seueur para nonoman Sunda, nu kirang ngahargaan kana basana sorangan. Atanapi teu tiasa ngalarapkeunana. Saupami urang nengetan paripolah, bangsa urang ayeuna, nonoman Sunda kiwari. Boh dina sasauran atanapi dina tingkah polahna, sok matak manghariwangkeun. Margi sigana téh parantos tebih tina ajén-inajén bangsa urang, komo upama ditilik tina ajén-inajén karuhun urang mah nyatana Ki Sunda. Hal sapertos kituna, sigana arang langka aya nu maliré, margi aranjeunna gé sami poékkeun kumaha tapak lacak paripolah Ki Sunda nu samistina. Mangga urang galih sareng émutan ku urang sadaya, seueur kénéh nonoman Sunda, sélér suku Sunda, anu dumukna ogé di tatar Sunda, namung masih teu tiasa kanggo ngalarapkeun basa Sunda nu bener tur merenah. Upamana waé dina ngalarapkeun kecap pun. Ngalarapkeun kecap pun masih kénéh aya nu pagentos, nu kedahna pun adi namung naha bet dilarapkeun janten pun rai.

Mungkin waé hal ieu téh balukar tina kirangna panyaring kana majuna élmu pangaweruh sarta rinéka jaman. Contona waé tiasa diétang ku ramo seueurna ‘média cetak’ anu ngaluarkeun buku atikan atanapi buku sanésna dina basa Sunda. Kitu deui, dina ‘média éléktronika’. Jarang pisan pintonan nu luyu sareng larapna basa Sunda nu bener tur merenah.

Di sagédéngeun éta, atikan perkawis basa Sunda di paguron atanapi di sakola-sakola kacida kirangna, upama ku urang dibandingkeun sareng pangajaran basa sanésna. Lian ti waktosna nu samporét, seueur guruna gé nu kirang parigel dina ngatik para siswana, supados tiasa ngagunakeun basa Sunda nu bener larapna. Atanapi ngajaga sareng miara basa sunda.

Komo kiwari mah kapan di sakola-sakola ‘menengah atas atanapi kejuruan’ mah (di Jawa Barat), basa Sunda téh teu diwulangkeun. badé kumaha atuh tiasana basa sunda téh mekar?


(6)

Hadirin, hormateun sim kuring, kadang sok aya sepuh nu tulén urang Sunda, dina kahirupan sadidintenna (ngadidik para putrana), sok ngaraos lingsem upami kedah nganggo basa Sunda téh. Malihan ka para putrana, dina komunikasi téh kadang nganggo basa Sunda gé nu garihal, kasar karaosna. Atuh badé kumaha urang ngadidik para putra téh supados tiasa ngagunakeun basa Sunda nu saé?

Miara sareng ngamumulé basa Sunda téh kacida peryogina. Utamina dina komunikasi sadidinten. Sawadina upama di sakola-sakola, di lingkung tatar Sunda, ngawajibkeun ka para siswana dina sadinten téh kanggo ngagunakeun basa Sunda. Ulah “English Day” waé anu populér téh. Tapi di sakola-sakola téh, ti ngawitan Taman Kanak-Kanak dugi ka paguron luhur di tatar Sunda aya istilah “Sundanese Day”. Diwajibkeun para siswa téh kanggo ngagunakeun basa Sunda nu luyu sareng aturan. Sigana téh upami dikitukeun mah, para siswa téh bakal kahudang ati sanubarina kanggo miara sareng ngamumulé basa sorangan. Apal kana ajén-inajén kasundaan. Sim kuring umajak ka sakumna dulur-dulur anu aya di tatar Sunda, hayu urang paheuyeuk-heuyeuk leungeun, sasarengan miara sareng ngamumulé basa Sunda. Badé ku saha deui atuh basa Sunda téh dipiara sareng dimumuléna, upami sanés ku urang sorangan? Mangga geura arémutan.

Hadirin hormateun sim kuring, sakitu nu kapihatur. Nu dikedalkeun tadi téh mangrupa bangbaluh nu nyangkaruk dina haté salami ieu. Hapunten anu kasuhun, boh bilih dina cumarios tadi téh pondok nyogok, panjang nyugak, mugi agung nya paralun, neda jembar pangampura. Hatur nuhun kana sagala perhatosanana. Wasalamua’alikum warohmatullohi wabarokatuh.