Potensi kawasan pengging sebagai atraksi wisata minat khusus andalan kabupaten Boyolali noor

(1)

commit to user

i

POTENSI KAWASAN PENGGING SEBAGAI ATRAKSI WISATA

MINAT KHUSUS ANDALAN KABUPATEN BOYOLALI

LAPORAN TUGAS AKHIR

Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Ahli Madya pada Program Studi Diploma III Usaha Perjalanan Wisata

NOOR FADLILA MURTI SUJIYONO C 9409039

D III USAHA PERJALANAN WISATA

FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA


(2)

commit to user


(3)

commit to user

iii


(4)

commit to user

iv MOTTO

Tetap tersenyumlah, walaupun hakekatnya hatimu sedang. Senyumanmu adalah semangat hidupku.

Semua kenangan bersamamu tidak akan pernah aku lupakan.


(5)

commit to user

v

PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan kepada : Orangtua,, ketiga kakak dan keluarga besar yang selalu menyayangiku, mendukung dan mendoakanku.


(6)

commit to user

vi

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbilalamin Puji dan syukur kepada Allah SWT, atas berkat, rahmat serta karuniaNya yang telah melindungi dan membimbing sehingga dapat menyelesaikan penulisan Tugas Akhir ini.

Laporan Tugas Akhir ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk menyelesaikan studi bagi mahasiswa Program Diploma III Usaha Perjalanan Wisata Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari tanpa adanya bantuan dari beberapa pihak, Tugas Akhir ini tidak mungkin dapat terselesaikan dengan lancar dan baik. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terimakasih dan penghargaan kepada semua pihak yang telah membantu, terutama kepada :

1. Drs. Riyadi Santosa M.Ed, Ph.D selaku dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Dra. Isnaini WW, M. Pd., selaku Ketua Program Diploma III Usaha Perjalanan Wisata Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberi petunjuk dan saran-saran serta pengarahan yang sangat berharga sehingga selesainya penulisan Tugas Akhir ini.

3. Drs. Suharyana M.Pd selaku sekertaris Program Diploma III Usaha Perjalanan Pariwisata, yang memberi petuah bijak dan semangat dalam penulisan Tugas Ahkir ini.


(7)

commit to user

vii

4. Dra. Sri Wahyuningsih, M.Hum selaku pembimbing utama yang telah memberi koreksi, dan masukan, yang sangat berharga bagi penulis. Sehingga bisa menyelesaikan Tugas Ahkir ini.

5. Dra. Sawitri Pri Prabawati, M.Pd sebagai dosen penguji kedua terima kasih atas koreksi dan pengesahan Tugas Ahkir ini.

6. Segenap Dosen Pengajar Program Diploma III Usaha Perjalanan Wisata Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ilmunya.

7. Petugas Tata Usaha dan Lab. Tour Usaha Perjalanan Wisata Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta.

8. Orangtua , kakak dan keluarga besar yang selalu mendukung dan mendoakanku. 9. Siti Marfuah yang menjadi inspirasiku, mendukung, memotivasi dan memberikan

semangat dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

10.Nia Fuziah Amini, Rela Rasta Adityana, dan Imam Widyo Saputro yang telah membantu melakukan penelitian.

11.Teman-teman Prodi Diploma III Usaha Perjalanan Wisata Angkatan 2009 yang telah membantu dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

12.Bapak Sri Waliyanto Isprayitno S.Sos,M.SI kepala UPT Pengging dan seluruh karyawan Kawasan Wisata Pengging yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk meneliti dan mencari data-data guna melengkapi Tugas Akhir ini. 13.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu


(8)

commit to user

viii

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan Tugas Akhir masih belum sempurna, oleh karena itu semua kekurangan, kritik, dan saran dari pembaca akan diterima dengan senang hati demi penyempurnaan tulisan ini.

Akhirnya penulis berharap semoga Laporan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat.

Surakarta, Juni 2012


(9)

commit to user

ix ABSTRAK

Noor Fadlila Murti Sujiyono. 2012. C9409039. Potensi Kawasan Pengging Sebagai Atraksi Wisata Minat Khusus Andalan Kabupaten Boyolali. Program Diploma III Usaha Perjalanan Wisata Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta

Laporan Tugas Akhir ini mengkaji tentang kawasan wisata Pengging dengan tujuan penulisan untuk mengetahui bagaimana sejarah Pengging, potensi dan daya tarik yang dimiliki di kawasan obyek wisata Pengging, dan peran masyarakat sekitar obyek wisata Pengging.

Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah dengan cara melakukan observasi secara langsung di kawasan wisata Pengging, melakukan wawancara dengan beberapa informan yang dapat memberikan data – data yang akurat serta menggunakan studi dokumen untuk mendapatkan data yang dibutuhkan setelah data dikumpulkan diadakan analisis data.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa potensi yang dimiki kawasan wisata Pengging Kabupaten Boyolali mempunyai pesona wisata alam dengan air melimpah yang berpotensi untuk dijadikan obyek wisata alam dan budaya karena memiliki hubungan yang erat dengan kerajaan Surakarta. Kawasan wisata Pengging memiliki tempat obyek wisata yaitu Umbul Pengging ( Tirto Marto ), Umbul Sungsang, Umbul Sewu, Makam R. Ng. Yosodipuro dan Makam Ki Ageng Kebo Kenanga. Sedangkan atraksi budaya yang dimiliki kawasan wisata Pengging yaitu : Padusan pada menjelang hari Ramadhan, Sebaran Apem Keong Emas dilakukan pada pertengahan bulan Sapar, ritual kungkum pada setiap malam Jumat Pahing, Sanggaran Janur pada setiap malam Jumat Pahing,

Dalam melakukan pengembangan kawasan wisata Pengging setiap pengelola masing – masing obyek wisata telah melakukan promosi lewat media cetak dan elektonik serta memperbaiki fasilitas – fasilitas yang ada disetiap obyek wisata Pengging. Sedangkan peran masyarakat sekitar kawasan wisata Pengging, masyarakat dapat menyediakan jasa atau fasilitas yang belum ada di setiap obyak wisata. Sebagai contoh masyarakat menyediakan jasa angkutan yang berupa kendaraan tradisional yaitu andong dan ojek, membuka warung makan, membuka lahan parkir dan penitipan sepeda motor serta menyediakan penginapan untuk para wisatawan yang akan bermalam.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah potensi kawasan wisata Pengging yang dimiliki sangat besar untuk dikembangkan sebagai obyek wisata andalan Kabupaten Boyolali, sehingga diharapkan jumlah kunjungan wisatawan akan terus mengalami peningkatan.


(10)

commit to user

x DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBNG ... ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN ... iii

MOTTO ... iv

PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

ABSTRAK ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian... 5

E. Kajian Pustaka ... 7

F. Metode Penelitian ... 12

G. Sistematika Penulisan Laporan ... 15

BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN BOYOLALI DAN SEJARAH PENGGING ... 16

A. Letak Geografis Kabupaten Boyolali ... 16

B. Sejarah Pengging ... 22

BAB III KAWASAN WISATA PENGGING ... 32 A. Obyek Wisata Pemandian ( Umbul ) di Kawasan Wisata Pengging 32


(11)

commit to user

xi

1. Pemandian Umbul Pengging Tirto Marto ... 32

2. Umbul Sungsang ... 39

3. Umbul Sewu ... 42

B. Obyek Wisata Ziarah ( makam ) di Kawasan Wisata Pengging .... 47

1. Makam Raden Ngabei Yosodipuro ... 47

2. Makam Ki Ageng Kebo Kenongo ... 51

C. Analisis 4 A Kawasan Wisata Pengging ... 54

1. Aksesibilitas ... 54

2. Amenitas ... 55

3. Aktivitas ... 61

a. Aktivitas Wisatawan ... 61

b. Aktivitas Masyarakat ... 62

4. Atraksi Wisata Minat Khusus ... 63

D. Peran Masyarakat Dalam Pengelolaan Kawasan Wisata Pengging 73 BAB IV PENUTUP ... 76

A. Kesimpulan ... 76

B. Saran ... 77

DAFTAR PUSTAKA ... 78


(12)

commit to user

xii DAFTAR TABEL


(13)

commit to user

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Informan ... 80

Lampiran 2 Surat Ijin Penelitian ... 83

Lampiran 3 Data Kunjungan Obyek Wisata Kabupaten Boyolali 2011 – 2012 84 Lampiran 4 Peta Kabupaten Boyolali dan Kawasan Wisata Pengging... 86

Lampiran 5 Struktur Organisasi Umbul Sungsang dan Umbul Sewu... 91

Lampiran 6 Gambar Kawasan Wisata Pengging ... 92

Lampiran 7 Gambar Umbul Pengging Tirto Marto ... 94

Lampiran 8 Gambar Umbul Sungsang ... 97

Lampiran 9 Gambar Umbul Sewu ... 99

Lampiran 10 Gambar Makam Yosodipuro ... 102

Lampiran 11Gambar Makam Kebo Kenanga ... 105


(14)

commit to user WISATA MINAT KHUSUS ANDALAN

KABUPATEN BOYOLALI

Noor Fadlila Murti Sujiyono1 Dra. Sri Wahyuningsih, M.Hum2

ABSTRAK

2012. Program Diploma III Usaha Perjalanan Wisata Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta

Laporan Tugas Akhir ini mengkaji tentang kawasan wisata Pengging dengan tujuan penulisan untuk mengetahui bagaimana sejarah Pengging, potensi dan daya tarik yang dimiliki di kawasan obyek wisata Pengging, dan peran masyarakat sekitar obyek wisata Pengging.

Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah dengan cara melakukan observasi secara langsung di kawasan wisata Pengging, melakukan wawancara dengan beberapa informan yang dapat memberikan data – data yang akurat serta menggunakan studi dokumen untuk mendapatkan data yang dibutuhkan setelah data dikumpulkan diadakan analisis data.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa potensi yang dimiki kawasan wisata Pengging Kabupaten Boyolali mempunyai pesona wisata alam dengan air melimpah yang berpotensi untuk dijadikan obyek wisata alam dan budaya karena memiliki hubungan yang erat dengan kerajaan Surakarta. Kawasan wisata Pengging memiliki tempat obyek wisata yaitu Umbul Pengging ( Tirto Marto ), Umbul Sungsang, Umbul Sewu, Makam R. Ng. Yosodipuro dan Makam Ki Ageng Kebo Kenanga. Sedangkan atraksi budaya yang dimiliki kawasan wisata Pengging yaitu : Padusan pada menjelang hari Ramadhan, Sebaran Apem Keong Emas dilakukan pada

1

Mahasiswa Jurusan D III Usaha Perjalanan Wisata Dengan NIM C9409039

2

Dosen Pembimbing

Pahing, Sanggaran Janur pada setiap malam Jumat Pahing,

Dalam melakukan pengembangan kawasan wisata Pengging setiap pengelola masing – masing obyek wisata telah melakukan promosi lewat media cetak dan elektonik serta memperbaiki fasilitas – fasilitas yang ada disetiap obyek wisata Pengging. Sedangkan peran masyarakat sekitar kawasan wisata Pengging, masyarakat dapat menyediakan jasa atau fasilitas yang belum ada di setiap obyak wisata. Sebagai contoh masyarakat menyediakan jasa angkutan yang berupa kendaraan tradisional yaitu andong dan ojek, membuka warung makan, membuka lahan parkir dan penitipan sepeda motor serta menyediakan penginapan untuk para wisatawan yang akan bermalam.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah potensi kawasan wisata Pengging yang dimiliki sangat besar untuk dikembangkan sebagai obyek wisata andalan Kabupaten Boyolali, sehingga diharapkan jumlah kunjungan wisatawan akan terus mengalami peningkatan.


(15)

commit to user POTENTIAL AREAS PENGGING AS LEADING

TOURIST ATTRACTIONS SPECIAL INTEREST BOYOLALI

Noor Fadlila Murti Sujiyono1 Dra. Sri Wahyuningsih, M.Hum2

ABSTRACT

2012. Diploma III Program Business Travel Literature and the Arts Faculty of the Sebelas Maret SurakartaUniversity

This final report examines about Pengging tourist area with the aim of writing to find out how Pengging history, potential and attraction held in the area attractions Penging, and the role of communities around the attractions Pengging.

The method used in data collection is to observe directly in the tourist area Pengging, conducted interviews with several informants who can provide the data - the data is accurate and uses the study of documents to obtain the required data after the data analysis of data collected are held.

The results showed that the potential dimiki Pengging Boyolali tourist area has the charm of nature with abundant water that has the potential to be a natural and cultural tourism because it has a close relationship with the kingdom of Surakarta. Pengging have tourist areas where tourism is Pengging Bannerman (Tirto Marto), Breech Bannerman, Bannerman Sewu, Tomb R. Ng. Yosodipuro and Ki Ageng Kebo Boxwood Cemetery. While the cultural attractions held Pengging tourist areas namely: Padusan on the day of Ramadan, the Golden Conch Distribution apem conducted in mid-Sapar, kungkum ritual every Friday night at Pahing, Sanggaran Janur Pahing on Friday nights.

1

Mahasiswa Jurusan D III Usaha Perjalanan Wisata Dengan NIM C9409039

2

Dosen Pembimbing

Pengging each individual - each has made tourism promotion through print and electronic media as well as improving facilities - facilities that exist in every society the role of tourism Pengging.Sedangkan Pengging around the tourist area, the community can provide a service or facility that does not exist in every tourist obyak. For example, providing public transport services in the form of a traditional vehicle that is buggy and a motorcycle taxi, opened the diner, open parking lots and bike care and provide lodging for the tourists who will spend the night. The conclusion of this study is the potential tourist areas are extremely large Pengging to be developed as a mainstay attractions Boyolali, so the expected number of tourist arrivals will continue to increase.


(16)

commit to user BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pariwisata sekarang ini sudah merupakan suatu tuntutan hidup dalam zaman modern ini. Permintaan orang-orang untuk melakukan perjalanan wisata, dari tahun ke tahun terus meningkat. itu terjadi tidak saja dihampir setiap negara di dunia ini, tetapi juga di dalam negeri sendiri, yang alam dan seni budayanya sangat menarik. Peningkatan permintaan tersebut dapat dilihat dari angka kunjungan wisata domestik yang semakin bertambah dari tahun ke tahun. Fenomena tersebut telah menjadi fenomene global dan telah merasuk hingga ke skala regional .

Peningkatan kebutuhan orang-orang untuk melakukan wisata tersebut mengakibatkan permintaan terhadap keragaman jenis wisata, kelengkapan fasilitas dan sarana prasarana wisata, serta kemudahan mengakses atraksi – atraksi wisata yang diminati. Keragaman jenis wisata bisa jadi merupakan variabel pokok yang menjadi daya tarik utama bagi calon wisatawan. Betapa tidak, kejenuhan akan rutinitas hidup sehari-hari, tuntutan waktu yang terbatas, serta pertimbangan efesiensi ekonomi memuat calon – calon wisatawan tersebut berusaha mencari produk – produk wisata alternatif yamg mampu memenuhi hasrat akan kepuasan , kenyamanan, petualangan, rekreasi, memberi banyak pengalaman baru, dan tentu saja mudah, murah dan praktis.

Salah satu produk wisata alternatif yang cukup digemari saat ini adalah atraksi wisata minat khusus. Wisata minat khusus tersebut dapat berupa kegiatan –


(17)

commit to user

kegiatan olahraga alam bebas, seperti, arum jeram, panjat tebing, mountain hiking, dan sebagainya, dapat juga berupa kegiatan bersama di alam bebas (outbound) seperti berkemah, dan sebagainya.

Akhir-akhir ini banyak wisatawan yang lebih memilih mengunjungi obyek wisata alam dan budaya. Keanekaragaman budaya juga sangat diminati oleh para wisatawan, maka tidak heran jika potensi ini menarik untuk dikembangkan ( Disparbud Kabupaten Boyolali : Laporan Akhir Pembuatan Buku Petunjuk Potensi Pariwisata Boyolali. Boyolali. 2011 ).

Tingginya minat dan keinginan wisatawan akan sebuah obyek dan daya tarik wisata yang ada didalamnya diharapkan dapat memberikan manfaat dan daya tarik tersendiri bagi wisatawan atau pengunjung. Oleh karena itu kebutuhan wisatawan akan sebuah obyek dan daya tarik wisatawan tersebut di atas masih belum bisa memenuhi kebutuhan dan keinginan wisatawan. Kebutuhan akan sebuah obyek dan daya tarik wisata yang berbeda dalam hal ini menarik dan memberikan kesan tesebut dapat diwujudkan dengan mengembangkan potensi dan daya tarik wisata yang sudah ada.

Obyek dan daya wisata adalah suatu bentuk atau aktifitas dan fasilitas yang berhubungan, yang dapat menarik wisatawan atau pengunjung untuk datang kesuatu daerah atau tempat tertentu. Daya tarik yang belum dikembangkan semata - mata merupakan sumber daya potensial. Salah satu pengembangan obyek dan daya tarik wisata misalnya dengan melestarikan suatu obyek wisata alam dengan potensi budaya yang ada.


(18)

commit to user

Kabupaten Boyolali mempunyai daya tarik obyek pariwisata yang beraneka ragam, dengan unsur keindahan alam dan budaya yang unik dan menarik. Kabupaten Boyolali mempunyai peninggalan – peninggalan kebudayaan yang dijadikan sebagai daya tarik pariwisata yang dapat mendatangkan pariwisata. Kabupaten Boyolali menyimpan pesona pariwisata alam yaitu obyek wisata Tlatar, Arga Merapi – Merbabu, dan obyek wisata Selo, sedangkan wisata budaya yaitu kawasan wisata Pengging, Makam Gunung Tugel, dan Makam Pantaran, serta wisata buatan yaitu Waduk Cengklik, Waduk Bade dan Wana Wisata Telawa.

Salah satu obyek wisata alam dan budaya yang dimiliki yakni kawasan wisata Pengging yang berada di Kabupaten Boyolali. Kabupaten Boyolali termasuk dalam sub daerah tujuan wisata ( sub DTW ) yang ada di Jawa Tengah. Boyolali memiliki udara yang segar karena terletek diantara Gunung Merapi dan Gunung Merbabu, yang berada di Kabupaten Boyolali. Kota Boyolali berjarak 25 kilometer dari kota Surakarta ( Solo ), dan merupakan bagian kawasan wisata SSB ( Solo – Selo – Borobudur ). Boyolali dikenal sebagai kota “Susu” dan mempunyai moto Boyolali Tersenyum ( tertib, elok, rapi, sehat, nyaman, untuk masyarakat ). Pandangan

matapun tak lepas dari patung “Sapi Perah”, karena Kabupaten Boyolali merupakan

sentra produksi minuman susu segar, sehingga dikenal sebagai kota susu.

Tempat wisata yang ada di Kabupaten Boyolali yang merupakan ekowisata adalah Obyek wisata Pengging. Pengging merupakan sebuah desa yang berada di Kabupaten Boyolali yang memiliki tempat rekreasi yang berpotensi menjadi atraksi wisata minat khusus. Tidak hanya atraksi wisata minat khusus tetapi potensi atraksi


(19)

commit to user

budaya yang terdapat di Pengging perlu digali guna mendukung pariwisata di wilayah Kabupaten Boyolali. Daerah Pengging merupakan daerah yang memiliki potensi untuk pengembangan kawasan pariwisata Kabupaten Boyolali, banyak budaya-budaya dan ritual-ritual yang berpotensi di daerah Pengging,

Pemerintah Kabupaten Boyolali menangkap peluang di atas sebagai sebuah prospek wisata yang menjanjikan bagi pembangunan wisata di Kabupaten Boyolali. Selain potensi – potensi wisata yang telah ada sebelumnya Kabupaten Boyolali memiliki wisata lain yang belum diolah dan dikelola secara optimal, yaitu kawasan objek wisata Pengging. Tempat ini menyajikan tempat pemandian Umbul Pengging, Umbul Sunggsang, makam Raden Ngabei Yosodipuro, Makam Ki Ageng Kebo Kenanga selain itu berdekatan dengan Umbul Sewu yang merupakan wahana baru di kawasan obyek wisata Pengging.

Atraksi wisata yang berhubungan dengan budaya dan tradisi yang terdapat di Pengging yaitu ritual kungkum pada malam Jumat Pahing di Umbul Sungsang dan Umbul Pengging Tirto Marto, Ziarah dan Sanggaran Janur di makam Raden Ngabei Yosodipuro dan makam Kebo Kenanga, padusan yang dilakukan menjelang bulan puasa, sebaran apem kukus keong emas pada bulan sapar. Meskipun tradisi ini bersifat ritual namun di dalam acara ini terdapat hal – hal yang menarik bagi wisatawan. Bagi yang percaya ritual tersebut dianggap membawa manfaat tertentu.

Dari latar belakang di atas maka judul yang diambil untuk laporan Tugas Akhir adalah “Potensi Kawasan Pengging Sebagai Atraksi Wisata Minat Khusus Andalan Kabupaten Boyolali”.


(20)

commit to user B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana latar belakang Pengging yang menjadi daya tarik wisata minat khusus?

2. Potensi apa saja yang menjadi daya tarik wisata minat khusus kawasan Pengging?

3. Bagaimana peran serta masyarakat dalam pengelolaan kawasan wisata Pengging tersebut ?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui latar belakang Pengging menjadi daya tarik wisata minat

khusus.

2. Mengetahui potensi wisata minat khusus kawasan wisata Pengging.

3. Mengetahui peran serta masyarakat dalam pengelolaan kawasan wisata Pengging.

D. Manfaat Penelitian

Dengan pelaksanaan penelitian ini maka penulis berharap semoga dari penelitian dapat bermanfaat. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :


(21)

commit to user 1. Manfaat Praktis

a. Memberikan gambaran kepada masyarakat dan pembaca mengenai obyek wisata Pengging sebagai obyek wisata minat khusus.

b. Memberikan wawasan mengenai sejarah dan budaya Pengging.

c. Agar masyarakat mengetahui potensi yang menjadi daya tarik obyek wisata Pengging.

d. Agar masyarakat mempunyai rasa memiliki dan dapat berperan serta dalam menjaga serta melestarikan obyek wisata Pengging.

e. Menambah motivasi masyarakat untuk melakukan kegiatan wisata.

2. Manfaat Teoritis

a. Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan dunia pariwisata

b. Memberiakn pengetahuan tentang potensi , keunggulan dan daya tarik objek wisata Pengging

c. Mengembangkan dan mempromosikan obyek wisata Pengging sebagai obyak wisata minat khusus.

3. Manfaat akademik

a. Menambah ilmu pengetahuan tentang dunia periwisata dalam rangka pengembangan diri untuk mencapai puncak sukses.

b. Menambah wawasan dan pengalaman bagi penulis dan kepada pembaca yang berikan informasi kepada yang pembaca mengenai obyek wisata Pengging.


(22)

commit to user E. Kajian Pustaka 1. Pariwisata

Pengertian pariwisata adalah perjalanan untuk bersenag – senang.

Sedangkan definisi pariwisata di dalam “Ensiklopedia Nasional Indonesia” dikatakan bahwa periwisata atau tuorism merupakan kegiatan perjalanan seseorang atau serombongan orang dari tempat tinggal asal ke suatu tempat di kota lain atau suatu negara.

Secara umum pariwisata adalah semua kegiatan dan urusan yang ada kaitannya dengan perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, baik pihak pemerintah, swasta, maupun masyarakat. Sedangkan secara khusus kepariwisataan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata yang termasuk pengusaha obyek dan daya tarik wisata serta usaha – usaha yang berhubungan dengan penyelenggaraan pariwisata. Secara teknis periwisata merupakan rangkain kegiatan yang dilakukan oleh manusia baik secara perorangan maupun kelompok di dalam wilayah negara sendiri.

Sedikitnya ada empat kriteria suatu perjalanan dapat disebut sebagai perjalanan pariwisata, yaitu :

a. Perjalanan itu tujuannya semata – mata untuk bersenang – senang.

b. Perjalanan itu harus dilakukan dari suatu tempat ( di mana orang itu tinggal berdiam ) ke tempat lain ( yang bukan kota atau negara di mana ia biasanya tinggal ).


(23)

commit to user

d. Perjalanan tidak dikaitkan dengan mencari nafkah di tempat yang dikunjungi dan orang melakukan perjalanan itu semata – mata sebagai konsuman di tempat yang dikunjunggi ( H Oka A. Yoeti, 2001 : 9 ).

2. Wisata Minat Khusus.

Pariwisata minat khusus mempunyai kaitan dengan adventure atau petualangan. Dalam pariwisata petualangan, wisatawan secara fisik mengeluarkan dan menguras tenaga dan ada unsur tantangan yang harus dilakukan. Kadang-kadang bahkan ada bahaya yang harus dihadapi. Bentuk adventuring tourism ini, antara lain safari di daerah terpencil, trekking, hiking, pendakian gunung, rafting di sungai, penelusuran gua (caving) dan berperahu. Berburu dan memancing di laut dapat dikategorikan sebagai bentuk pariwisata minat khusus dan pariwisata petualangan.

Wisata minat khusus dan wisata petualangan tidak memerlukan fasilitas yang mahal dan pengembangan infrastruktur dalam skala besar. Oleh banyak penulis, wisata minat khusus diberikan banyak istilah seperti perjalanan aktif dan memberi pengalaman baru, perjalanan ke pedalaman untuk bertemu masyarakat terasing atau wisata sosial, wisata pendidikan, berwisata yang berbasis alam atau wisata yang bertujuan untuk pelestarian.

Wisatawan minat khusus (special interest) merupakan wisatawan yang memiliki pemilihan atau permintaan khusus diluar minat wisatawan umum lainnya. Wisatawan ini memiliki ciri – ciri sebagai berikut :


(24)

commit to user

a. Wisata minat khusus yang dimiliki seharusnya diminati hanya berkaitan dengan latar pekerjaan , hobi dan intelektualitas wisatawan dan sumber – sumber yang masih ada diwilayah wisata.

b. Minat khusus populer di Indonesia termasuk pengembangan industri, perkebunan dan geologi di Bandung, pertanian dan botani di Bogor, kesenian dan sejarah di Yogyakarta, kebudayaan di Tana Toraja dan daerah – daerah lainnya, flora dan fauna di Taman Nasional, kerajinan tangan di berbagai Propinsi.

c. Minat khusus ini mengalami perubahan – perubahan dari waktu ke waktu yang dipengaruhi oleh trend yang saat ini sedang terjadi.

d. Penyelenggaraan wisata minat khusus membutuhkan perencanaan khusus yang melibatkan pemandu wisata yag terlatih dan memiliki pemahaman yang mendalam mengenai obyek dan daya tarik wisata minat khusus yang hendak dituju.

e. Biaya perjalanan untuk wisata minat khusus ini cenderung mahal dan memakan waktu lama untuk menetap di daerah tujuan wisata ( Happy Marpaung, 2002 : 52 ).

3. Potensi

Potensi adalah kemampuan yang mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan berdasar kekuatan, kemampuan, kesanggupan daya ( Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1995 : 784 ). Potensi di daerah tujuan wisata dipengaruhi adanya 4 aspek, yag dikenal dengan istilah 4 A, meliputi :


(25)

commit to user a. Atraksi

Atraksi merupakan daya tarik wisata yang dapat dinikmati oleh wisatawan di tempat tujuan yang merupakan sasaran para wisatawan yang datang berkunjung.

b. Aksesibilitas ( Kemudahan )

Aksesibilitas merupakan sarana yang memberikan kemudahan mencapai daerah tujuan wisata, tempat tersebut mudah dijangkau, sarana yang diperlukan wisatawan mudah ditemukan.

c. Amenitas

Tersedianya fasilitas pendukung seperti : penginapan, restauran, hiburan, transportasi lokal, alat komunikasi, fasilitas perbankan, fasilitas kesehatan, dan lain sebagainya.

d. Aktivitas

Aktivitas adalah kegiatan yang dapat di lakukan oleh wisatawan selama di daerah tujuan wisata.

4. Wisata Budaya

Wisata budaya adalah suatu gerakan atau kegiatan yang dirasakan oleh adanya obyek – obyek wisata dalam wujud hasil seni budaya, seperti adat istiadat, upacara agama, tata hidup masyarakat, peninggalan sejarah, hasil seni, kerajinan – kerajinan rakyat ( Darmaji, 1989 : 28 ).

Wisata budaya biasanya dilakukan karena keingin tahuan para wisatawan untuk mengetahui secara lebih jelas dan dekat suatu budaya yang dimiliki oleh


(26)

commit to user

suatu daerah atau suatu negara. Pengertian wisatawan budaya adalah orang yang melakukan perjalanan karena adanya motivasi atau adanya daya tarik seni dan budaya pada suatu tempat atau daerah tertentu ( Oka A. Yoeti, 1989 : 144 ).

5. Hubungan Pariwisata dengan Kebudayaan.

Kebudayaan bangsa salah satu kebudayaan yang timbul sebagai buah usaha budi daya masyarakat Indonesia , kebudayaan lama dan asli yang terdapat pada bangsa ini serta usaha kebudayaan yang harus menuju arah kemajuan, budaya, persatuan, dengan tidak menolak bahan – bahan baru yang dapat memperkembangkan atau memperkaya kebudayaan bangsa sendiri, serta dapat mempertinggi derajad bangsa Indonesia ( Musanef, 1996 : 19 ).

Obyek wisata yang luas di Indonesia merupakan salah satu potensi yang harus dikembangkan dan dimanfaatkan sebagai penunjang peningkatan pembangunan dan kesejahteraan rakyat, pemanfaatan obyek wisata budaya haruslah tetap memperhatikan upaya perlindungan dan pelestarian. Sesungguhnya kebudayaan sebagai milik masyarakat suatu negara adalah merupakan menifestasi dan pengucapan karya kreasi yang spiritual dan artistik manusia yang membentuk masyarakat negeri ini menjadi sasaran utama, sehinngga menimbulkan perasaan seseorang ingin mengetahui akan negeri tersebut. Setelah kita menyikapi pengertian di atas hendaknya hubungan antara kebudayaan dan pariwisata tidak saja ditinjau dari segi hubungan antara wisatawan dengan benda – benda melainkan juga dari sudut kegunaan pariwisata itu sendiri hubungannya dengan


(27)

commit to user

kebudayaan yang sedang hidup dan berkembang dalam masyarakat ( Nyoman S. Pendit, 1986 : 25 ).

6. Atraksi Wisata

Atraksi adalah daya tarik wisatawan liburan. Atraksi yang diidentifikasi yaitu sumber daya alam, sumber daya manusia, budaya, yang perlu dikembangkan untuk menjadi atraksi wisata. Tanpa atraksi wisata, tidak aka nada peristiwa, bagian utama lain tidak akan diperlukan ( Kusudianto Hadinoto, 1996 :34 ).

7. Wisata Ziarah

Wisata ziarah ( wisata pilgrim ) adalah jenis wisata yang dikaikan dengan agama, kepercayaan ataupun adat istiadat dalam masyarakat. Wisata ziarah dilakukan baik perseorangan atau rombongan dengan berkunjung ke tempat – tempat suci, makam – makam orang suci atau orang terkenal dan pimpinan yang diagungkan. Tujuannya adalah untuk mendapatkan restu, berkah, kebahagiaan dan ketentraman ( A. Hari Karyoto, 1997:19 ).

F. Metode Penelitian 1. Lokasi penelitian

Kawasan Wisata Pengging yang terletak di Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali. 12 km dari kota Boyolali dan 25 km dari kota Surakarta,


(28)

commit to user 2. Obyek yang diteliti

Potensi kawasan Pengging sebagai atraksi wisata minat khusus andalan Kabupaten Boyolali.

3. Teknik pengumpulan data. a. Observasi.

Observasi adalah termasuk cara mengupulkan data yang utama dalam penelitian. Observasi biasanya menyangkut situasi sosial suatu sosial tersebut berlangsung, manusia – manusia pelaku (actor) yang menduduki status atau posisi tertentu, kegiatan atau aktifitas para pelaku pada lokasi atau tempat berlangsunya situasi sosial tersebut. (Kusmayadi dan Endar Sugiarto, 2000 : 153)

Dalam penelitian observasi yang di lakukan secara langsung mengenai obyek wisata Pengging, untuk memperoleh data mengenai sejarah Pengging, obyek wisata yang ada di kawasan pengging, potensi wisata minat khusus kawasan wisata Pengging serta peran serta masyarakat dalam pengelolaan kawasan wisata Pengging.

b. Wawancara.

Wawancara personal merupakan cara yang jauh lebih fleksibel daripada survey surat maupun survey telepon karena pewawancara dapat menyesuaikan diri dengan keadaan responden. Metode wawancara personal dapat disebut sebagai cara terbaik untuk mengontrol sample dibandingkan dengan teknik survey lainnya (Wardiyanto,2006 : 31)


(29)

commit to user

Dalam penelitian ini wawancara dengan mengajukan beberapa pertanyaan kepada setiap pengelola obyek wisata Pengging, wisatawan di kawasan wisata Pengging serta wawancara kepada pegawai Dinas Periwisata dan Kebudayaan Kabupaten Boyolali.

c. Studi Pustaka.

Studi pustaka di gunakan untuk memperoleh data yang lebih akurat melalui buku – buku yang berhubungan dengan laporan ini. Pengumpulan data, info dan referensi dilakukan di perpustakaan ( Laboratorium Tour D3 Usaha Perjalanan Wisata ) Universitas sebelas Maret Surakarta, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Boyolali.

d. Studi Dokumen dan Arsip.

Studi dokumen dan arsip adalah metode mengumpulkan data yang ditujukan untuk memperoleh data secara langsung dari tempat penelitian meliputi laporan – laporan yang relevan, foto – foto, dan data yang relevan untuk penelitian seperti data pengunjung obyek wisata di Kabupaten Boyolali

4. Analisis Data

Menganalisis data – data yang telah dikumpulkan sehingga data terangkum jelas dan dimanfaatkan untuk menjawab pertanyaan yang diajukan pada rumusan masalah. Analisis yang digunakan adalah analisa deskriptif kualitatif. Analisa deskriptif kualitatif adalah penelitian yang berusaha mendiskriptifkan atau menggambarkan atau melukiskan fenomena atau hubungan antar fenomena yang di teliti dengan sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta


(30)

commit to user

– fakta, sifat – sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki (Kusmayadi dan Endar Sugiarto,2000:29).

Pengumpulan data yang di dapat dari hasil penelitin dengan memberikan gambaran menurut apa adanya sesuai dengan kenyataan pada waktu penelitian, dengan berusaha merekam dan mendeskripsikan kembali serta menganalisis kondisi yang berkaitan dengan kawasan wisata Pengging.

G. Sistematika Penulisan Laporan

Sistematika ini merupakan garis besar dari masalah yang akan dibahas lebih lanjut, kemudian disusun secara urut dan sederhana. Adapun sistematika penulisan Tugas Akhir ini adalah :

BAB I merupakan pendahuluan yang menguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kajian pustaka, metode penulisan, dan sistematika penulisan.

BAB II menjelaskan tentang gambaran umum Kabupaten Boyolali, dan sejarah Pengging.

BAB III menguraikan tentang hasil penelitian mencangkup obyek – obyek wisata yang tedapat di kawasan wisata Pengging, potensi kawasan wisata Pengging dilihat dari konsep 4 – A , makna mitos tradisi dan ritual di kawasan wisata Pengging, serta peran masyarakat dalam mengelola kawasan wisata Pengging.

BAAB IV merupakan bab penutup dari laporan yang disusun berisi kesimpulan dan saran.


(31)

commit to user BAB II

GAMBARAN UMUM KABUPATEN BOYOLALI

DAN SEJARAH PENGGING

A. Letak Geografis Kabupaten Boyolali.

Kabupaten Boyolali memiliki luas wilayah kurang lebih 101.510,20 Ha, atau kurang 4,5 % dari luas Propinsi Jawa Tengah. Wilayah Boyolali terletak antara 110°

22’ BT - 110° 50’ BT dan 7° 36’ LS - 7° 71’ LS . Jarak bentang wilayah dari Barat ke Timur 48 km dan dari Utara ke Selatan sejauh 54 km, sebelah Timur dan Selatan merupakan daerah rendah, sedangkan sebelah Utara dan Barat merupakan daerah pegunungan. Adapun batas – batas administrasi Kabupaten Boyolali sebagai berikut : a. Sebelah Utara : Kabupaten Grobogan dan Kabupaten Semarang

b. Sebelah Timur : Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Sragen dan Kabupaten Sukoharjo.

c. Sebelah Selatan : Kabupaten Klaten dan Daerah Istimewa Yogyakarta.

d. Sebelah Barat : Kabupaten Magelang dan Kabupaten Semarang.

Kabupaten Boyolali merupakan salah satu Kabupaten dari 35 Kabupaten atau Kota di Propinsi Jawa Tengah. Secara administrasi Kabupaten Boyolali terdiri dari 19 Kecamatan yang terbagi menjadi 261 desa dan 6 Kalurahan ( Disparbud Kabupaten Boyolali : Laporan Akhir Pembuatan Buku Petunjuk Potensi Pariwisata Boyolali. 2011 ).


(32)

commit to user Tabel 1

Luas Wilayah Kecamatan di Kabupaten Boyolali

No Kecamatan Luas (km²) Presentase

1 Selo 56.078 5,52

2 Ampel 90.391 8,90

3 Cepogo 52.998 5,22

4 Musuk 65.041 6,41

5 Boyolali 26.251 2,56

6 Mojisongo 43.411 4,27

7 Teras 29.936 2,95

8 Sawit 17.233 1,70

9 Banyudono 25.379 2,50

10 Sambi 46.495 4,58

11 Ngeplak 38.527 3,80

12 Nogosari 55.084 5,43

13 Simo 48.08 4,73

14 Karanggede 41.756 4,11

15 Klego 51.877 5,11

16 Andong 54.528 5,37

17 Kemusu 99.084 9,76

18 Wonosegoro 92.998 9,16

19 Juwangi 79.994 7,88

Jumlah 1.015,101 100,00

( Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Boyolali : Laporan Akhir Studi Perencanaan Pengembangan Kawasan Waduk Cengklik Ngempak. 2011 ).


(33)

commit to user

Dari seluruh Desa dan Kalurahan yang ada, 267 Desa atau Kalurahan merupakan Desa yang berada di dataran rendah atau sekitar 83 % dari seluruh Desa atau Kalurahan dan selebihnya merupakan Desa di dataran tinggi. Kabupaten Boyolali yang memiliki luas wilayah sebesar 101.510,20 Ha, dimana luas terbesar adalah Kecamatan Kemusu dan luas terkecil adalah Kecamatan Sawit. Kawasan wisata Pengging berada di Kecamatan Banyudono dengan luas wilayah 25.379 km². Luas di wilayah Kabupaten Boyolali terdiri atas :

1. Tanah sawah : 23.287,4945 Ha ( 23,0 % ) 2. Taah kering : 56.186,0830 Ha ( 55,3 % ) 3. Tanah lain : 22.036,5190 Ha ( 21,7 % )

Melihat keadaan alam Kabupaten Boyolali yang sebagian besar merupakan daerah yang bergelombang, maka sebagian besar daerah Kabupaten Boyolali merupakan derah pertanian lahan kering yang potensial. Berdasarkan topografi dapat ditunjukkan pada ketinggian suatu wilayah dari permukaan laut ( DPL ), secara topografi Kabupaten Boyolali terletak pada ketinggian 75 m di atas permukaan air laut, dan daerah perbukitan terletak pada ketinggian 1500 m di atas permukaan air laut. Lebih jelasnya pembagian topografi di Kabupaten Boyolali sebagai berikut: 1. 75 – 400 m DPL : Meliputi wilayah Kecamatan Teras, Banyudono, Sawit, Mojosongo, Ngemplak, Simo, Kemusu, Karanggede, dan Boyolali.

2. 400 – 700 m DPL : Meliputi wilayah Kecamatan Musuk, Ampel, dan Cepogo.


(34)

commit to user

3. 700 – 1000 m DPL : Meliputi wilayah Kecamatan Musuk, Ampel, dan Cepogo.

4. 1000 – 1300 m DPL : Meliputi wilayah Kecamatan Selo, Ampel, dan Cepogo.

5. 1300 – 1500 m DPL : Meliputi wilayah Kecamatan Selo. Struktur tanah wilayah Kabupaten Boyolali terdiri atas :

1. Bagian Timur Laut (Kecamatan Karanggede dan Simo) pada umumnya terdiri dari tanah lempung.

2. Bagian Tenggara (Kecamatan Sawit dan Banyudono) struktur tanahnya adalah tanah galian.

3. Bagian Barat Laut (Kecanatan Musuk dan Cepogo) struktur tanahnya berpasir. 4. Bagian Utara sepanjang perbatasan Kabupaten Boyolali dengan Kabupaten

Grobogan struktur tanahnya berupa tanah kapur.

Boyolali mempunyai curah hujan 1.500 – 2000 mm/ th ( bio iklim lembab ) dengan bulan kering 3 – 4 bulan meliputi Kecamatan Teras, Banyudono, Sawit, dan Musuk. Sementara curah hujan lebih dari 2000 mm/th ( bio iklim sangat lembab ) dengan bulan kering 2 – 4 bulan, meliputi Kecamatan Selo, Ampel, Cepogo, Sambi, Ngemplak, Nogosari, Simo, Karanggede, Klego, Andong, Kemusu, Wonosegoro, dan Kecamatan Juwangi.

Secara umum wilayah Kabupaten Boyolali terbagi menjadi empat relief daratan,yaitu: 1. Lereng Gunung Merbabu.

Membentang ke arah Timur, meliputi sebagian besar Kecamatan Ampel. 2. Lereng Gunung Merapi ( dari puncak ke kaki gunung ).


(35)

commit to user

Membentang ke arah Timur, meliputi sebagian besar Kecamatan Selo, Kecamatan Musuk dan Kecamatan Cepogo.

3. Dataran rendah.

Merupakan daerah terendah di Kabupaten Boyolali meliputi, Kecamatan Boyolali, Mojosongo, Teras, Banyudono, Sawit, Sambi, Nogosari, dan Kecamatan Ngemplak.

4. Daerah Berbukit.

Daerah sekitar Pegunungan Kendeng, meliputi Kecamatan Simo, Wonosegoro, Klego, Andong, Kemusu, dan Juwangi.

Sungai – sungai besar yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian dan keperluan penduduk adalah sebagai berikut :

1. Sungai serang mengalir dari Gunung Merbabu ke arah Timur melalui Kecamatan Karanggede, Wonosegoro, dan Kemusu.

2. Sungai Cemoro mengalir dari Gunung Merbabu melalui Kecamatan Simo dan Nogosari.

3. Sungai Pape mengalir dari Gunung Merbabu melalui Kecamatan Mojosongo, Teras, Banyudono, serta Ngemplak.

4. Sungai Gandul mengalir dari Gunung Merbabu melaliu kecamatan Musuk, Boyolali, Teras dan Sawit.

Di samping sungai – sungai tersebut mempunyai beberapa waduk yaitu, waduk Cengklik di Kecamatan Ngemplak, waduk Bade di Kecamatan Klego dan waduk Kedungombo. Juga terdapat sumber air dangkal di Tlatar Kebonbimo


(36)

commit to user

Kecamatan Boyolali, Nepen di Kecamatan Teras dan Pengging di Kecamatan Banyudono.

Kabupaten Boyolali ( bahasa Jawa : Boyolali, arti harafiah : “lupa dari

marabahaya” ). Boyolali dikenal sebagai kota susu dan mempunyai moto

pembangunan “BOYOLALI TERSENYUM” ( Tertip, Elok, Rapiu, Sehat, Nyaman, Untuk, Masyarakat ) adalah salah satu daerah tujuan wisata di Jawa Tengah yang terletak di kaki Gunung Merapi dan Gunung Merbabu sehingga memiliki pemandangan yang indah dan suasan khas pegunungan yang sejuk. Hal tersebut sangat mendukung potensi wisata yang di miliki Kabupaten Boyolali. Selain daerah tujuan wisata yang menarik dan beragam Boyolali juga memiliki produk andalan yaitu susu sapi segar. Hal ini berkaitan dengan hewan yang menjadi icont Kabupaten Boyolali yaitu sapi perah.

Boyolali menatap masa depan dengan penuh optimisme, karena banyak sektor yang berpotensi diantaranya sektor pariwisata. Sektor pariwisata ini merupakan salah

satu strategi andalan pembangunan perekonomian di Kabupaten Boyolali. Dengan “

Tembung Manis dan Ulet Pandang “, Boyolali mengemas obyek wisata dalam satu paket wisata.

Perkembangan sektor pariwisata di Kabupaten Boyolali cenderung mengalami peningkatan pada dua tahun terakhir. Meskipun peningkatan sektor periwisata belum sesuai dengan target, Dinas Periwisata dan Kebudayaan Kabupaten Boyolali. Kenaikan tersebut sekitar 4,75%. Hal tersebut terlihat dari jumlah kunjungan wisatawan ke Boyolali yang pada tahun 2008 mencapai 334.631 wisatawan dan


(37)

commit to user

348.731 wisatawan pada tahun 2009 ( Data Kunjungan Wisatawan Nusantara di Obyek Wisata Jawa Tengah Tahun 2011).

Dalam hal ini, kawasan wisata Pengging turut menyumbang 80.167 wisatawan yang berkunjung selama tahun 2011. Hal tersebut semakin menegaskan bahwa kawasan wisata Pengging mempunyai potensi yang besar untuk dijadikan obyek wisata andalan Kabupaten Boyolali ( Disparbud Kabupaten Boyolali :Laporan Akhir Pembuatan Buku Petunjuk Potensi Pariwisata Boyolali. 2011).

B. Sejarah Pengging 1. Asal Mula Pengging.

Menurut buku Pustaka Raja, hasil karya pujangga besar Ranggawarsito III yang hidup pada tahun 1802 – 1875 dalam buku menyebutkan adanya suatu yang bernama Pengging, dan didirikan oleh Prabu Kusumo Wicitro pada awal tahun Surya 902/1026 Masehi. Negara tersebut bernama Negara Witaraga. Karena cerita-cerita dalam buku ini (buku Pustaka Raja) belum dikenal masyarakat luas pada waktu itu.

Dalam cerita rakyat terdapat pula nama Pengging, misalnya cerita tentang Candi Prambanan, yang menceritakan candi tersebut ciptaan seorang anak Raja Pengging yang bernama Bandung Bondowoso. Meskipun cerita ini hanya merupakan dongeng sebelum bobok atau tidur anak – anak kecil, tetapi cerita ini membuktikan bahwa Negara Pengging dahulu benar-benar ada.


(38)

commit to user

Pengging mulai tercantum dalam sejarah baru semenjak negara Majapahit mengalami kemunduran dan akhirnya tenggelam sama sekali. Kemunduran ini akibat masuknya Islam pada waktu itu, yang dibawa oleh kaum pedagang. Dan Islam masuk Majapahit begitu pesat dan penyebarannya mulai dari pedesaan sampai ke kota raja.

Pada waktu itu Pengging termasuk dalam wilayah kekuasaan Majapahit yang dikepalai oleh seorang Adipati. Daerah Kabupaten kurang lebih hanya seluas karesidenan di Jawa sekarang sedang wewenang seorang Adipati jauh lebih luas dari pada seorang Gubernur sekarang ini. Adipati Pengging pada waktu itu adalah Hadayaningrat ke VIII, isteri beliau putra Prabu Brawijaya V Raja Majapahit yang bernama Ratu Pembayun.

Dalam masa jayanya Adipati Hadayaningrat ke VIII, bersama Adipati Ponorogo Batara Katong mengadakan musyawarah untuk mengatasi keadaan tentang datangnya tamu-tamu asing yang mengganggu ketentraman masyarakat dan untuk menyerang Demak dengan maksud mendahuluinya, sebelum menyerang Majapahit.

Perlu diketahui Bahwa Adipati Demak dan Adipati Ponorogo Batara Katong masih bersaudara kakak dan adik adalah putra Prabu Brawijaya V Majapahit.

Rencana penyerangan ini ternyata diketahui oleh Prabu Brawijaya V dan mengutus kedua prajurit untuk datang ke Pengging dengan membawa surat yang bermaksud agar rencana penyerangan ke Demak dibatalkan. Setelah membaca surat yang dibawa kedua prajurit Majapahit dan tahu maksudnya, maka Adipati


(39)

commit to user

Ponorogo batara katong kembali ke Ponorogo, sedang situasi masih dalam keadaan yang pergolakan Adipati Handayaningrat VIII wafat dan jenazahnya dimakamkan di Dukuh Malangan, Kalurahan Dukuh Kecamatan Banyudono sekarang. Dan merupkan seorang Adipati Pengging yang pertama kali memeluk agama Islam, sedang para adipati sebelumnya memeluk agama Hindu, maka dukuh Malangan merupakan satu-satunya makam Adipati Pengging yang beraga Islam.

Adipati Handayaningrat mempunyai dua putra yaitu Raden Kebokenongo dan Kebokanigo. Raden Kebokenongo inilah yang menggantikan Adipati Handayaningrat ke VIII, dan gelarnya Handayaningrat ke XI, tetapi ia terkenal dengan sebutan Kyai Kebokenongo.

Setelah kerajaan Majapahit jatuh, kedaulatan dipegang oleh Adipati Demak (Raden Patah) yang kemudian bergelar dengan sebutan Sultan Syah Akbar. Tetapi Adipati Pengging tidak mau mengakui berdirinya Kasultanan Demak Bintoro. Menurut riwayat dan cerita yang ada Kyai Kebokenongo atau Handayaningrat XI, diminta meninggalkan Pengging dan dilaporkan kepada Sultan Demak Bintoro, bahwa Kyai Kebokenongo telah meninggal, sedangkan makamnya berada di Dukuh Gedong yang sekarang termasuk wilayah Kalurahan Jembungan Kecamatan Banyudono.

Kyai Ageng Kebokenongo hanya meninggalkan seorang putra yang masih kecil bernama Mas Karebet. Satu-satunya orang yang berhak menggantikan sebagai Adipati Pengging ialah Kyai Kebokenongo, tetapi beliau sudah dahulu meninggalkan tempat/daerah Pengging. Sehingga Pengging terpaksa kosong tidak


(40)

commit to user

mempunyai Adipati. Sepeninggalnya Kyai ageng Kebokenongo, Mas Karebet diasuh oleh Nyai Ageng Hadipurwo di desa Tingkir. Setelah dewasa, ia berguru kepada Syech Abdurrachman di Sala. Setelah merasa cukup ilmunya ia pergi ke Demak melamar pekerjaan menjadi seorang prajurit, yang akhirnya diangkat menjadi Senopati ( Disparbud Kabupaten Boyolali : Selayang Pandang Boyolali. 1997 ).

2. Nama Pengging Dilupakan Oleh Masyarakat

Semenjak ibu kota Kadipaten Pengging pindah ke Pajang meskipun resminya masih derah Pengging. Pada umumnya orang menyebut daerah Pajang, sehinnga nama Pengging sudah Lazim , sehingga nama Pengging sudah lazim apabila dilupakan orang dan disebut – sebut lagi dalam percaturan hanya sebagai daerah biasa atau daerah perdikan. Dengan tenggelamnya nama Pengging dari percaturan masyarakat luas, mengakibatkan banyak orang hanya mengakui adanya hanya Kasultanan Pajang di bawah pemerintah Sukltan Hadiwijaya setelah dirinya dapat mengalahkan Arya Penangsang dan menghapus Kasultanan Bintara. Kemudian Pajang dinyatakan menjadi Kasultanan.

Semua pusaka yang ada di Bintara yang berasal dari Majapahit sewaktu kalah perang dengan Demak Bimtara. Sementara Demak Bintara sendiri dikembalikan menjadi daerah Kadipaten Prawata. Selama dalam kancah perang saudara ini nama Pengging benar – benar ditelan keadaan.

Ketika Sultan Pajang mengalahkan Adipati Jipang Arya Penegsang mendapat bantuan sepenuhnya dari Kyai Ageng Pemanahan dan Puteranya Bagus


(41)

commit to user

Danar atau Raden Sutawijaya. Untuk membalas jasanya, Kyai Ageng Pamanahan diangkat menjadi Adipati Mataram, sedangkan Bagus Danar atau Raden Sutawijaya sendiri diangkat menjadi panglima merangkap perdana mentri atau Patih, karena waktu itu rumah Patih terletak di sebelah utara pasar dan memang sudah manjadi tradisi sampai sekarang, maka Mas Ngabei Sutawijaya terkenal dengan nama mas Ngabei Loring Pasar. Tak lama kemudian Kyai Ageng Pamanahan menyerahkan kekuasaannya kepada anaknya Raden Sutawijaya, setelah menjabat Adipati menggantikan ayahnya dan terkenal dengan sebutan Panembahan Senopati Ing Ngalaga.

Sejak Panembahan Senopati Menjabat sebagai Adipati Mataram, berkeinginan memisahkan diri dari Kasultanan Pajang. Secara perlahan – lahan mengadakan penyerangan dengan cara halus, sehingga tindakannya tidak terlalu menyolok di mata Sultan Hadiwijaya, tetapi maksud ini diketahui oleh Sultan Pajang ketika Panembahan Senopati menggagalkan hukuman patian Senopati. Melihat kejadian ini Sultan Pajang mengambil tindakn tegas terhadap Panembahan Senopati, ternyata tentara Mantaram lebih kuat dari pada tentara Pajang. Masih dalam pergolakan Sultan Hadiwijaya wafat, kedudukan digantikan oleh puteranya yang bernama Pangeran Benawa yang merasa sudah tidak sanggup mempertahankan kedudukannya, menyerah kedaulatan kepada Panembahan Senopati.

Penyeraha benda – benda upacara dan pusaka diterima, tetapi Pangeran Benawa diminta tetap menjadi Sultan Pajang. Langkah berikutnya yahg diambil Panembahan Senopati yaitu mengalahkan Demak , dengan berbagai cara akhirnya


(42)

commit to user

Demak Bintarapun dapat dikalahkan. Dengan kemenangan tersebut nama Mataram dan Panembahan Senopati semakin terkenal, sekaligus merubah kasultana Pajang dikembalikan menjadi daerah Kadipaten. Semasa jayanya Panembahan senopati manambah patalnya nama Pengging atau kadipaten Pengging dalam percaturan raja dan masyarakan luas.

Panembahan Senopati semasa jayanya secara terus – menerusn malakuan atau berperang melawan Adipati yang dulu tunduk kepada Pajang , kebanyakan masih keturunan Sultan Trenggana, sehingga mereka tidak mau begitu saja tunduk kepada Panembahan Senopati yang bukan keturunan Sultan Demak. Namun demikian tentara Mataram setiap berperang selalu mendapat kemenangan, hal bbelum selesai. Oleh karena itu beliau belum pernah menyatakan sebagai raja besar atau sebagai Sultan, baru setelah sampai pada cucu beliau yang bernama Raden Masrangsang menggunakan nama yang bergelar Sultan Agung Anyokrokusumo.

Kasultana Pajang dihapus dan dikembaliakan kedudukanya sebagai Kadipaten, dan dalam waktu yang singkat berangsur – angsur Kadipaten Pajang dihapus oleh Mataram. Dengan terhapusnya Pajang dari percaturan raja ( Kerajaan ), nama Pengging mulai dikenal lagi ( Disparbud Kab. Boyolali : Selayang Pandang Boyolali. 1997 ).

3. Nama Pengging di Kenal Lagi oleh Masyarakat Sekitar.

Pengging dikenal lagi pada awal abad ke XVIII ( 18 ), lewat kepndaian puttera – puteranya di bidang kasusasteraan. semua ini dikarenakan adanya


(43)

commit to user

pemindahan ibu kota Mataram ke Kartosuro, sedangkan di Penging telah berdiri Pondok Pesantren yang diasuh oleh Kyai Kalifah Syarif dari Begelen. Di pondok tersebut terdapat santri dari Palembang bernama Zainal Abidin. Berkat ketekunan dalam beribadat dan kesabarannya dalam melakukan sesuatu yang sangat penting demi kepentingan orang banyak, melihat kepribadiannya Kyai Syarif sangat tertarik dan akhirnya dikawinkan dengan puterinya yang bernama Siti Maryam.

Pada suatu ketika pemerintah kraton Kartosuro menerima pengaduan soal perdata, semua hakim kraton tidak dapat member keputusan, terpaksa kraton mengadakan sayembara untuk mendapatkan hakim yang dapat menyelesaikan atau member keputusan soal perdata yang ada. Dari sekian banyak peserta yang mengikuti salah seorang adalah Zainal Abidin dan ternyata dapat menyelesaikan dengan baik. Sebagai hadiahnya Zainal Abidin dijadikan pegawai Kraton Kartosuro ( Disparbud Kabupaten Boyolali : Selayang Pandang Boyolali. 1997 ).

Lama kelamaan latar belakang Zainal Abidin diketahui oleh pihak kraton , bahwa sesungguhnya Kyai Zainal Abidin adalah Bupati Pekalongan bernama Tumenggung Padmonegoro yang telah lama hilang dalam peperangan. Oleh karena iti Kyai Zainal Abidin diagkat menjadi Bupati Jaksa di Kartosuro bernama Tumenggung Padmonegoro yang berdarah keturunan Sultan Hadiwijaya, dan juga keturunan Susuhuna Mangkurat di Mataram yang di makamkan di Tegal Arum. Maka dari itu setelah wafat Kyai ZainalAbidin atau Tumenggung Padmonegoro dimakamkan di desa Gedong berdekatan dengan makam Kyai Kebokenongo.

Almarhum Tumenggung Padmonegoro mempunyai dua orang putera yaitu Raden Ngabei Yosodipuro I dan Yosodipuron II, kemudian berganti nama


(44)

commit to user

menjadi Raden Tumenggung Padmonegoro II. Kakak adik ini adalah sarjana dalam bidang kesusasteraan Jawa, dan telah berjasa menyusun buku – buku berbahasa Jawa dengan sajak atau tembang yang tersusun indah dalam bahas Jawa. Karena penyusunnya dalam waktu yang besamaan, gaya bahasanya sama, sehingga sangat sulit untuk membedakan buku ciptaan Raden Ngabei Yosodipuro I dan Yosodipuron II. Selain menulis peristiwa – peristiwa yang sedang terjadi sebagai dokumentasi seperti dalam bukunya yang diberi judul : Babad Giyanti, Babad Prayut, Babad Pakepung dan masih banyak lagi hasil karyannya, mereka juga berhasil menterjemahkan buku – buku berbahas Melayu misalnya : Hikayat Amir Hamsyah, Kitab Mahkota Raja. Kita wajib berterima kasih atas jasa – jasanya, dan dapat mengetahui maksud dan isi dari buku – buku tersebut. Tetapi yang lebih penting kita dapat menambah pengetahuan mengenal keindahan bahasa yang ada.

Setelah wafat kedua – duanya dimakamkan di Ngaliyan sekarang termasuk wilayah kalurahan Bendan, Kecamatan Banyudono. Hingga sekarang ini makm tersebut selalu ramai dikunjungi para peziarah dari berbagai daerah, terutama pada malam Jumat Pahing. Sebab hari tersebut adalah hari kelahiran almarhum Raden Ngabei Yosodipuro I ( Disparbud Kabupaten Boyolali : Selayang Pandang Boyolali. 1997).

Sil – silah Kyai Yosodipiro 1. Kyai Kholifan Syarif.

2. Siti Maryam kawin dengan Zaenal Abidin ( Pradata Kartosuro ). 3. Bagus Subuh ( R. Ng. Yosodipuro I ) Pujangga Surakarta.


(45)

commit to user

4. R.T. Sastronegoro ( R. Ng. Yosodipiro II ) Pujangga Surakarta. 5. R. Ng. Atmowarsito.

6. Bagus Burhan ( R. Ng. Ronggowarsito ) Pujagga Surakarta. ( Disparbud Kab. Boyolali : Sejarah Pengging. 2001 ).

4. Pembangunan Kembali Pesanggrahan Pengging oleh Sri Pakubuwana ke IX. Pada abad ke XIX, Sri Pakubuwana ke IX sering berkunjung ke Pengging. Kedatangan beliau ke Pengging untuk berziarah dan beristirahat. Selama di Pengging beliau bermalam di rumah orang Belanda yang bernama Van Zaaten, seorang pimpinan perusahaan perkebunan yang berkedudukan di Pengging.

Hal sermacam itu diraskan merepotkan tuan rumah, maka Sri Pakubuwana

IX mambangun pasangrahan yang diberi nama “Pesanggrahan Ngeksi Purna”, letaknya di sebelah selatan masjid. Untuk melengkapi Pengging sebagai tempat rekreasi dan peristirahatan oleh Sri Pakubuwana IX dibagun pula masjid Karangduwet, menurut cerita didirika oleh almarhum Raden Tumenggung Padmonegoro pada waktu masih bernama Kyai Zainal Abidin. Pembangunan masjid ini baru dapat diselesaikan pada tahun 1908 dan diberi nama masjid Ciptomulyo. Pada waktu peresmiannya Sri Pakubuwana IX berkenan menghadiri dan mengikuti sholat Jumat tujuh kali berturut – turut.

Makam Ngaliyan yang terletak di belakang masjid Ciptomulyo adalah makamnya Raden Ngabei Yosodipuro , Raden Tumenggung Hamongprojo dan pejabat maupun para bengsawan. Tempat makam tersebut juga dibangun dan diberi nama Astana Luhur. Di muka masjid didirikan sebuah madrasah yang


(46)

commit to user

diberi nama Nambaul Ulum, sekarang telah diurusi Dinas Pendidikan Agama dirubah menjadi Madrassh Ibtidaiyah.

Pasar Pengging yang terletak di Desa Taman, kemudian dipindahkan di muka pesanggrahan sebelah selatan Madrasah. Di sebelah selatan pesanggrahan dibangun kolam atau pemandian. Satu kolam untuk keluarga Sri Pakubuwana dan yang lainnya untuk pemandian umum. Disekitar kolam dibangun taman yang sangat indah dan diberi beberapa binatang yang dipelihara oleh pengikut Sri Pakubuwana pada waktu itu.

Demikianlah usaha – usaha yang dirintis Sri Pakubuwana ke IX pada awal abad ke XX di Pengging yang sekarang dilanjutkan pembangunannya oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Boyolali . Tempat – tempat pemandian yang ada dipugar kembali menjadi lebih bagus ( Disparbud Kabupaten Boyolali : Selayang Pandang Boyolali.1997 ).


(47)

commit to user BAB III

KAWASAN WISATA PENGGING

A. Obyek Wisata Pemandian ( Umbul ) di Kawasan Wisata Pengging 1. Pemandian Umbul Pengging ( Tirto Marto ).

Tirto marto berasal dari bahasa Jawa, Tirto yang artinya air atau umbul dan Marto yang berarti jernih, jadi Tirto Marto beratri air jernih. Obyek wisata umbul Pengging terletak di desa Dukuh, Kecamatan Banyudono. Kabupaten Boyolali, 12 km dari kota Boyolali dan 17 km dari kota Surakarta, dengan luas 1.5 Ha, yang merupakan milik PEMDA Boyolali. Sejak abad ke 20 Pemandian Umbul Pengging dikelola oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Boyolali, tetapi mulai awal bulan Januari 2012 pengelolaan Umbul Pengging diserahkan kepada pihak ke 3 yaitu di bawah pengelolaan CV. Win – Win yang mengontrak Umbul Pengging selama 3 tahun masa percobaan, berkisar Rp. 272.000.000 per tahun.

Pemerintah Kabupaten Boyolali menyerahka kepada pihak ke 3, karena dengan hal itu akan menguntungkan pemerintah Kabupaten Boyolali yang setiap tahunnya mendapat pendapatan sebesar Rp. 272.000.000. Pendapatan tersebut dapat digunakan untuk memperbaiki perekonomian Kabupaten Boyolali. Harga retribusi di Umbul Pengging yang menentukan juga pemerintah Kabupaten Boyolali walaupun pengelolaannya sudah diserahkan kepada pihak ke 3. ( Wawancara dengan bapak Agus Purwanto Disparbud 7 Mei 2012 ).


(48)

commit to user

Di kawasan Pengging terdapat beberapa pemandian yaitu Umbul Pengging, Umbul Sungsang, dan pemandian buatan Umbul Sewu. Pemandian ini pada zaman dahulu hanya dipergunakan raja – raja dan keluarganya dari Kasunanan Surakarta yang dilengkapi tempat beristirahat didekatnya. Umbul Pengging ini masih dipergunakan untuk keluarga Keraton Kasunanan Surakarta hingga sekarang. Apabila keluarga kraton mau berkunjung biasanya menghubungi pihak pengelola Umbul Pengging untuk dibukakan pintu masuk Umbul Pengging, biasanya pada pukul 04.00 pagi. Keluarga keraton Kasunanan Surakarta biasanya menggunakan Pemandian Umbul Ngabean.

Umbul Pengging ( Tirto Marto ) buka setiap hari dari jam 5.30 pagi hingga jam 5 sore. Pada hari Jumat Pahing dibuka sampai tengah malam setelah ritual kungkum selesai. Retribusi masuk umbul Pengging Rp. 3.000 per orang. Setiap hari Sabtu dan Minggu banyak wisatawan yang berkunjung. Pada malam Jumat Pahing banyak wisatawan yang melakukan ritual kungkum, baik dari dalam kota maupun luar kota Boyolali. Kunjungan yang paling ramai hingga mencapai puluhan ribu pengunjung jatuh pada hari padusan menjelang bulan puasa atau bulan Ramadhan yaitu pada tanggal 29 dan 30 Ruwah.

Padusan berasal dari kata “ adus “ ( mandi ) merupakan sebuah upacara tradisional penduduk daerah Surakarta dan sekitarnya, untuk mandi guna mensucikan diri sebelum melakukan ibadah puasa. Upacara ini cukup banyak mandapatkan perhatian yang besar dari penggunjung yang berasal dari luar daerah Boyolali antara lain dari Kartosuro, Surakarta, Klaten, Sukoharjo dan sekitarnya ( Disparbud Kabupaten Boyolali : Selayang Pandang Boyolali. 1997 ).


(49)

commit to user

a. Fasilitas Obyek Wisata Pemandian Umbul Pengging.

Kawasan objek wisata Umbul Pengging terdapat beberapa fasilitas yang dimanfaatkan dan di nikmati oleh para pengunjung antara lain :

1) Tiga buah kolam pemandian dengan air alami (berasal dari umbul) meliputi :

a) Umbul Penganten.

Umbul ini adalah suatu kolam pemandian yang berpagar tembok dengan ukuran 24 m, panjang 1,40 m dan 1,80 m, yang di lengkapi dengan bangunan-bangunan ruang tunggu, ruang ganti pakaian, WC dan kamar mandi. Umbul Penganten mempunyai kedalaman 2 meter, tetapi disekeliling tepi hanya berkedalaman 1,5 meter dengan di lengkapi pengaman berupa pegangan. Umbul ini pada dasar berupa kerikil – kerikil sehingga kealamian dari Umbul ini masih terjaga. Di umbul ini terdapat 1 sumber mata air. Di bagian sudut sebelah Timur di buat agak dangkal selebar 3 meter × 5 meter untuk di pergunakan anak – anak yang belum dapat berenang.

Adapun nama Umbul Penganten menurut sejarahnya adalah sebagai berikut : Pada jaman dahulu pemandian ini terdapat 2 buah umbul yang pada saat kunjungan Sri Paduka Susuhunan Paku Buwono

X di “Sabda” atau di cipta menjadi satu dan ternyata benar-benar menjadi satu. Karena dua umbul menjadi satu, maka dapat di ibaratkan sebagai sepasang mempelai yang hidup rukun menjadi satu. Sehingga akhirnya umbul tersebut sampai sekarang di kenal dengan nama


(50)

commit to user

Umbul Penganten. Retribusi masuk Umbul Penganten Rp. 1000.-, pemungut retribusi dari Umbul ini adalah masyarakat setempat. Umbul Temanten setiap hari Jumat di bersihkan dari pecahan kaca dan lumut – lumut dan dikuras agar bersih.

b) Umbul Ngabean.

Umbul ini adalah suatu kolam pemandian berpagar tembok kedalaman 1,50 m, di lengkapi dengan aula, panggung, ruang ganti pakaian serta WC dan kamar mandi. Kolam ini pada jaman Sri Paduka Susuhunan Paku Buwono X khusus hanya dipergunakan mandi para keluarga Raja Kasunanan Surakarta. Untuk menjaga ketertiban dan keamanan serta kebersihan juga keindahan oleh Raja ditugaskan seorang berpangkat atau berkedudukan Ngabehi sebagai penjaganya. Yang akhirnya, umbul tersebut sampai sekarang disebut dengan Umbul Ngabean. Retribusi masuk Rp.2.000. Setiap hari Selasa Umbul Ngaben di bersihkan agar terjaga kebersihannya.

c) Umbul Dudo.

Umbul ini adalah suatu kolam pemandian yang berpagar tembok dengan ukuran lebar 8 m, panjang 12 m, dengan kedalaman 0,7 m yang di dalamnya terdapat sebuah batu yoni yang terbalik. Adapun Umbul dudo ini menurut cerita sejarah adalah sebagai berikut : Dulu pemandian berpagar tembok ini di ketemukan seekor kura-kura


(51)

commit to user

(bulus bahasa Jawa) yang cukup besar dengan jenis kelamin jantan. Oleh karena itu maka atas di ketemukan hanya seekor kura-kura jantan di umbul tersebut sampai sekarang disebut Umbul Dudo. Pada masa masih dikelola Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Boyolali di Umbul Dudo tidak di tarik retribusi masuk, tetapi setelah pengelola diserahkan kepada pihak ke 3 di pungut retribusi sebesar Rp. 1.000 per orang. Umbul Dudo apabila di sekitar kolam terlihat kotor maka pihak pengelola akan segera membersihkannya.

2) Pemancingan dan Lesehan Win.- Win.

Pemancingan dan lesehan win – win yang menyediakan berbagai ikan air tawar seperti lele, kakap, gurame, nila, bawal. Dinamakan Win - Win karena merupakan salah satu nama pemilik dari tempat ini. Di pemancingan dan lesehan win – win terdapat beberapa gazebo yang dapat dimanfaatkan bagi para pengunjung untuk beristirahat, memancing dan memesan beranaka macam menu yang disediakan di Win – Win .

3) Dua buah kolam ikan yang di manfaatkan sebagai arena pemancingan untuk umum.

Kolam ikan kecil berukuran lebar 14 m, panjang 35 m, dengan kedalaman air 0,08 m. Sedangkan kolam ikan besar berukuran lebar 45 m, panjang 65 m, dengan kedalaman 2 m, yang sumber airnya dari aliran pelimpahan Umbul Temanten dan Umbul Dudo.


(52)

commit to user

Kolam ini di sediakan untuk umum dan sebagai tempat rekreasi pemancingan dan ternyata setiap harinya cukup ramai lebih-lebih pada hari Minggu. Tempat memancing ini berada di dalam Lesehan Win – Win.

4) Panggung kesenian terbuka ( Ampitheater ).

Panggung ini berukuran 7 x 7 m, terletak. dan dekat mushola. Di objek wisata ini pada hari-hari tertentu di sajikan atraksi kesenian daerah berupa Orkes Melayu, Band, pentas seni kesenian tradisional, dangdut dan lain sebagainya bermaksud untuk dapat selalu memberikan hiburan kepada para pengunjung yaitu pada menjelang bulan Ramadhan pada acara Padusan.

5) Area bermain anak-anak.

Di kawasan Umbul Pengging ini disediakan area bermain anak, yang luasnya 100 m. Di area bermain anak ini terdapat berbagai permainan yang dapat di manfaatkan untuk anak – anak yaitu seluncuran, ayunan dan bola lingkar. Letaknya dekat umbul Ngabean.

6) Tempat parkir kendaraan bermotor roda 2 dan 4.

Di Umbul Tirto Marto terdapat beberapa area tempat parkir. Yang pertama berada didekat Umbul Temanten yang dapat menampung motor dan mobil yang merupakan tempat parkir utama setelah jalan masuk Umbul Tirto Marto dengan area tempat parkir yang luas dan rindang


(53)

commit to user

karena di tempat parkir ini banyak pepohonan yang besar. Tarif untuk sepeda motor Rp. 1.000, Mobil Rp. 2.000, dan mini bus Rp.5.000.

Yang kedua berada didekat Pemancingan dan lesehan Win – win juga dapat menampung sepeda motor dan mobil tetapi area ini tidak terlalu luas. Yang ketiga berada didekat Umbul Ngabean hanya dapat menampung sepeda motor saja. Keamanan kendaraan pengunjung juga dijamin dengan pengawasan dari petugas parkir yang dikelola oleh masyarakat sekitar.

7) Warung makan.

Di dalam lokasi Umbul Pengging tersedia beberapa warung makan yang menyediakan masakan khas setempat seperti pecel lele dan belut goreng. Diantaranya warung makan mbak Rani dengan harga sewa Rp. 50.000 perbulan, Bu Ranto Rp. 22.000 perbulan, Bu Codiwiryo Rp. 22.000 perbulan, Mbak Inten Rp. 22.000 perbulan.

8) Mushola dan tempat peristirahatan .

Lokasi umbul Pengging menyediakan fasilitas Mushola bagi umat muslim dan tempat untuk beristirahat setelah lelah malakukan aktivitas di Umbul Pengging. Laknya di dekat Umbul Penganten dan panggung terbuka.


(54)

commit to user 9) Kolam renang anak.

Di sebelah Timur warung makan mbak Rani terdapat kolam renang anak-anak dengan tarif Rp. 3.000 per anak. Dangan luas 13 × 6 meter, dengan kedalaman kolam 0,80 meter kolam renang anak di bersihkan 2 kali sehari, karena kolam ini merupakan kolam buatan.

b) Pengelola Umbul Pengging Tirto Marto.

Umbul Pengging ( Tirto Marto ) sejak awal tahun 2012 dikelola oleh CV. Win – win dengan masa percobaan kontrak selama 3 tahun senilai Rp. 272.000.000 per tahun. Tanah Umbul Pengging ( Tirto Marto ) merupakan milik pemerintah Boyolali yang dahulu dikelola oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Boyolali dan sekarang telah di serahkan kepada pihak ke 3 di bawah pengelolaan swasta yaitu CV. Win – win. Direktur CV. Win – Win adalah bapak Bagyo yang merupakan pemilik radio Bima Sakti di Boyolali. Pengawas pemandian Umbul Pengging yaitu bapak Wardoyo dan dibantu beberapa staf pemungut retribusi.

2. Umbul Sungsang.

Umbul Sunggsang berada di luar kawasan pemandian Umbul Pengging. ±100 meter sebelah Utara Umbul Pengging. Terletak di desa Bendan, Kecamatan Banyudono, biasanya tempat ini untuk ritual kungkum yaitu berendam dalam air sambil menunggu hasil dari sanggaran di makam Yosodipuro. Setiap malam


(55)

commit to user

Jumat Pahing banyak wisatawan yang melakukan ritual kungkum di Umbul Sungsang. Retribusi umbul masuk di kawasan wisata Umbul Sungsang sebesar Rp. 2.400,- dan untuk parkir Rp. 1.000,- . Umbul Sungsang dibersihkan kolamnya dan dikuras satu minggu sekali.

a. Fasilitas yang tersedia di Umbul Sungsang 1) Tiga buah kolam pemandian.

a) Umbul Laki – Laki .

Umbul laki – laki di sebut laki – laki karena sumber air di umbul ini seperti air yang memancur, dengan luas 20× 20 meter dengan kedalaman 120 meter, tempat ini dikhususkan untuk para laki

– laki.

b) Umbul Plempeng ( Wanita ).

Umbul plempeng disebut juga umbul wanita karena sumber air yang muncul seperti air yang menyebar, luas umbul ini 15 × 15 meter dengan kedalaman 120 meter, dikhususkan untuk para wanita.

c) Umbul Sungsang.

Umbul sunggsang merupakan sungai yang menjadi titik temu antara umbul Laki – laki dan perempuan. Kedua aliran umbul ini akan dialirka ke Umbul Sungsang ( Sungai ). Dengan luas 50 × 30 meter.


(56)

commit to user 2) Pendopo Joglo.

Tempat ini merupakan tempat untuk beristirahat bagi para wisatawan yang luasnya 20 × 30 meter. Di temapt ini biasanya di pergunakan wisatawan untuk bersantai dan beristirahat sebelum melakukan ritual kungkum atau setelah berenang.

3) Gasebo.

Di kawasan Umbul Sungsang disediakan 2 buah gazebo denagn ukuran 5 × 5 meter yang dapat digunakan para wisatawan untuk beristirahat atau menikmati suasana Umbul Sungsang.

4) Warung makan.

Di Umbul Sunggsang terdapat 5 warung makan yang merupakan milik masyarakat setempat, yag menyediakan beraneka jajanan seperti somay, hek, makanan ringan, minuman ringan dan lain sebagainya.

5) Kamar mandi.

Setelah para wisatawan berenang, para wisatawan dapat membilas di kamar mandi yang sudah disediakan di Umbul Sungsang.

6) Air terjun.

Di Umbul Sungsang terdapat air terjun buatan yang berukuran 10 meter dengan aliran air yang cukup derasdan jernih.


(57)

commit to user 7) Sungai

Di belakang umbul ini terdapat sungai yang dapat di gunakan untuk berenang dan di manfaatkan masyarakat sekitar untuk mencuci pakaian. ( Wawancara dengan kepala UPT Pengging Bapak Sri Waliyanto Isprayitno S.Sos,M.SI ).

b. Pengelola Umbul Sungsang.

Umbul Sungsang dikelola oleh Dinas Periwisata dan Kebudayaan Boyolali, kepala UPT Pengging Bapak Sri Waliyanto Isprayitno S.Sos,M.SI dibantu 3 orang staff.

3. Umbul Sewu

Umbul Sewu terletak di desa Bukur Ireng, Kalurahan Bendan Kecamatan Banyudono Kabupaten Boyolali. Umbul Sewu merupakan obyek wisata buatan yang ada di kawasan wisata Pengging. Umbul Sewu Pengging merupakan suatu restauran yang dilengkapi dengan kolam renang. Umbul Sewu resmi dibuka pada tahun 2007 memasuki bulan ke tiga. Umbul Sewu berdiri di atas tanah seluas 6000 meter persegi. Asal mula nam Umbul Sewu berawal ketika Umbul sewu ini sedang dibangun. Ketika di bangun, di lokasi Umbul Sewu terdapat kolam yang awalnya digunakan sebagai kolam ikan. Di dalam kolam ini terdapat banyak sumber mata air. Sumber mata air ini mengeluatkan air yang jernih dan tidak pernah surut meskipun musim kemarau.


(58)

commit to user

Di lokasi lain juga di temukan sumber mata air yang cukup besar. Sehinnga munculnya mata air ini menyulitkan pihak pengelola dalam proses pembangunan, akhirnya mata air tersebut di alihkan dengan menutup sebagian mata air akan tetapi ait yang mengalir dari mata air tersebut di alirkan melalui pipa – pipa yang di pasang oleh pihak pengelola.

Awal mula tempat Umbu Sewu adalah bekas gedung bioskop dan kolam pemancingan yang terbengkalai. Di bawah PT. Umbul Sewu maka dibangunlah lahan tersebut manjadi restauran, kolam renang dan pemancingan.

Dalam masyarakat Jawa kata “ sewu “ atau “ ewu “ atau “ ewon “ merupakan penjelasan dari sesuatu yang jumlahnya sangat banyak. Kata Umbul sendiri berarti mata air. Sehingga pihak pengelola memberikan nama Umbul Sewu yang berarti mata air yang banyak.

Untuk masuk ke lokasi Umbul Sewu, tiap pengunjung hanya dipungut biaya Rp. 5.000. Para pengunjung yang masuk ke lokasi Umbul Sewu tidak diperkenankan membawa makanan dan minuman ke dalam, dikarenakan pihak pengelola telah menyediakan makanan dan minuman di dalam lokasi Umbul Sewu.

a. Fasilitas yang tersedia di Umbul Sewu. 1) Kolam renang .

Di obyek wisata Umbul Sewu terdapat dua jenis kolam renang. Yang pertama merupakan kolam renang yang dipergunakan bagi penggunjung dewasa, meskipun juga dapat dipakai pengunjung anak –


(59)

commit to user

anak. Akan tetapi diwajibkan bagi anak – anak menggunakan peralatan renang seperti pelampung, ban renang, dan sejenisnya untuk lebih menjamin keamanan dan keselamatan saat berada di kolam renang. Hal tersebut dikarenakan ke dalaman kolam renang yang mencapai 125 centimeter. Kolam renang tersebut berukuran 17 meter × 45 meter, dengan kedalaman mulai dari 115 centimeter sampai 125 centimeter semakin ke Timur tinggi kedalaman semakin tinggi. Kolam renang ini juga rutin untuk dipakai berlatih renang.

Yang kedua adalah kolam renang anak letaknya di sebelah kolam renang dewasa. Di kolam renang ini terdapat juga waterslide akan tetapi tidak setinggi waterslide yang berada di kolam renang dewasa. Kolam renang anak – anak mempunyai kedalaman 50 centimeter sehingga aman digunakan untuk anak – anak. Kolam renang anak ini berukuran 7 meter × 20 meter.

Bagian paling Selatan di sebelah kolam renang anak – anak terdapat sebuah kolam wahana permainan air. Kolam ini hanya memiliki kedalaman 25 centimeter. Dengan kondisi kolam yang dangkal sangat di mungkinkan anak – anak kecil dapat bermain air dengan resiko yang cukup rendah. Di kolam permainan air ini juga di sediakan beberapa terowongan yang berbentuk menyerupai binatang yang dapat melengkapi keceriaan anak – anak selama bermain di kolam. Dari ketiga kolam renang yang ada di Umbu Sewu setiap pagi dan sore hari dibersihkan agar terjaga kebersihan airnya.


(60)

commit to user 2) Restoran.

Di dalam Umbul Sewu terdapat restoran yang menyajikan berbagai menu masakan dengan cita rasa yang nikmat dengan 20 menu makanan, 10 menu tambahan, 5 macam sambal dan 20 menu minuman yang bisa dinikmati oleh para pengunjung. Akan tetapi yang menjadi menu andalan dari Umbul Sewu Resto adalah menu ikan bakar dan ikan goreng.

3) Gedung pertemuan.

Gedung pertemuan ini memanfaatkan bangunan bekas gedung bioskop yang sudah tersedia sejak Umbul Sewu mulai dibangun. Biasanya gedung tersebut di gunakan untuk menerima tamu dalam jumlah banyak, sehingga harus menggunakan tempat yang luas untuk menjamu tamu yang berkunjung, biasanya dari kalangan anak sekolah yang sedang berlibur, dari berbagai intansi pemerintah dan perusahaan. Gedung tersebut mampu menampung kurang lebih 500 orang, dengan pintu masuk gedung yang langsung manghadap ke kolam renang, maka depan pintu masuk gedung tersebut sering digunakan sebagai tempat pementasan musik karena di lokasi Umbul Sewu belum memiliki fasilitas panggung hiburan.

4) Gazebo dan rumah apung.

Keberadaan gazebo dan rumah apung dimaksudkan untuk menanmbah fasilitas bagi pengunjung yang digunakan untuk istirahat para pengunjung sekaligus memesan beberapa menu yang di sediakan oleh


(61)

commit to user

restoran Umbul Sewu. Gazebo dan rumah apung tersedia dalam beberapa ukuran, dari yang berukuran kecil, sedang, hingga berukuran besar. Untuk mempermudah dalam pelayanan, gazebo dan rumah apung tersebut diberi nama pada masing – masing gazebo dan rumah apung , antara lain : Anggrek 1 dan 2, tulip 1 dan 2, Teratai 1 dan 2, Kenanga 1 sampai dengan 7, Dahlia 1 sampai dengan 4, Aster 1 sampai dengan 4, Melati 1 dan 2, Rosela 1 sampai dengan 10, serta Mawar sehingga jumlah yang ada sebanyak 16 buah, 3 buah rumah apung besar dan 13 gazebo kecil.

5) Kolam ikan.

Untuk lebih memberikan kesan alami pihak pengelola juga menyediakan kolam ikan yang diletakkan di bawah gazebo dan rumah apung. Di dalam kolam tersebut terdapat lebih dari 1000 ekor ikan dengan berbagai jenis ikan yang dimasak di restoran Umbul Sewu dapat di pastikan ikan yang benar – benar segar. Para pengunjung juga dapat langsung memberi makan ikan – ikan yang ada di kolam tersebut.

6) Tempat parkir.

Di Umbul Sewu disediakan lahan parkir yang cukup luas lebih dari 250 unit sepeda motor dan hampir 50 unit mobil mampu ditampung di lahan parkir tersebut. Keamanan kendaraan pengunjung juga dijamin dengan pengawasan lebih dari 5 orang petugas perkir yang ada.


(1)

commit to user

73

kukus keong emas, mempercayai apabila dimakan maka akan dan disembuhkan dari segala penyakit.

Kawasan wisata Pengging terdapat 2 makam yaitu Yosodipuro dan Kebo Kenanga yang setiap malm Jumat dan khususnya pada malam Jumat Pahing dikunjungi banyak wisatawan yang berziarah. Masyarakat percaya apabila berzirah di makam Yosodipuro dan Kebo kenanga maka akan mendapat berkah lahir dan batin. Di makam Yosodipuro juga terdapat tradisi sanggaran yang dianggap masyarakat dapat menolong dari permasalan hidup.

Dari semua tradisi dan ritual di kawasan wisata Pengging menjadi pariwisawa minat khusus yang dapat mendatangkan wisatawan. Tradisi dan ritual tersebut tidak lepas dari kepercayaan masyarakat yang sudah melekat sejak zaman dahulu hingga sekarang. Pemerintah Kabupaten Boyolali melestarikan tradisi dan kebudayaan di Kawasan wisata Pengging agar pariwisata di Kabupaten Boyolali maningkat.

D. Peranan Masyarakat Dalam Pengelolaan Obyek Wisata Pengging.

Partisipasi masyarakat merupakan suatu proses kegiatan yang dilakukan oleh perorangan maupun secara berkelompok atau masyarakat. Warga lokal mempunyai peran yang sangat penting dalam menunjang pembangunan pariwisata. Peran serta warga lokal dalam memelihara sumber daya alam dan budaya yang dimiliki merupakan andil yang besar dan berpotensi menjadi daya tarik wisata.


(2)

commit to user

Harapan kedepan keterlibatan peran serta masyarakat dalam pengembangan pariwisata dengan pola pemgembangan pariwisata berbasis masyarakat adalah agar keuntungan dari usaha pariwisata dapat lebih banyak diterima langsung dan dinikmati oleh masyarakat, untuk mencapai harapan ini dapat kita terapkan sistem rotasi dalam penyediaan jasa pariwisata, artinya sebelum pengunjung datang masyarakat telah mendapatkan informasi tentang kunjungan tersebut, sehingga dapat dilakukan pengaturan pembagian penyediaan jasa kepada pengunjung atau wisatawan seperti penginapan, penyediaan makanan, pemandu dan sebagainya sehingga seluruh masyarakat memperoleh tambahan, tentu pengaturan semua ini harus dikelola dengan baik dengan melibatkan unsur masyarakat yang berkepentingan.

Masyarakat merupakan salah satu pilar utama dalam pengembangan pariwisata, karena pada dasarnya pilar pariwisata itu terdiri dari pertama pemerintah, kedua swasta dan ketiga masyarakat, yang sering disebut tiga pilar utama pariwisata. Misalnya, setelah pemerintah mengeluarkan kebijakan mengenai pengembangan pariwisata, kemudian pihak swasta yang secara professional menyediakan jasa pelayanan bagi pengembangan pariwisata tersebut, maka tugas masyarakat adalah selain senantiasa membangkitkan kesadaran tentang pentingnya pariwisata juga menumbuh kembangkan kreatifitas yang melahirkan berbagai kreasi segar yang mengundang perhatian untuk kemudian menjadi daya pikat pariwisata.

Di kawasan obyek wisata Pengging peran masyarakat sangat dibutuhkan. Masyarakat dapat menyediakan jasa atau fasilitas yang belum ada disetiap obyek wisata. Sebagai contoh masyarakat menyediakan jasa angkutan yang berupa kendaraan tradisional yaitu andong dan ojek. Dimana jasa angkutan ini dapat


(3)

commit to user

75

dimanfaatkan oleh para wisatawan untuk mempermudah wisatawan dalam mengunjungi tempat yang dituju. Akomodasi berupa penginapan disediakan oleh masyarakat sekitar agar para wisatwan yang ingin menikmati obyek wisata Pingging lebih lama dapat menginap di hotel yang berdekatan.

Masyarakat sekitar tidak hanya menyediakan jasa seperti, jasa tranportasi

akomadi tetapi masyarakat juga menyediakan warung – warung makan baik di dalam

obyek wisata maupun di luar obyek wisata. Selain menyediakan fasilitas – fasilitas seperti akomodasi, transportasi, warung makan, masyarakat juga ikut berperan dalam melestarikan sumber daya alam yang ada. Selain ikut andil dalam merawat menjaga dan melestarikan seumber daya alam dan budaya yang ada, masyarakat juga ikut

peran dalam mengembangkan obyek wisata. Disetiap masing – masing obyek

kebanyakan karyawan berasal dari daerah sekitar obyek wisata Pengging. Maka peran masyarakat Pengging diperlukan guna untuk meningkatkan periwisata di Pengging.


(4)

commit to user

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kawasan wisata Pengging yang terletak 15 km sebelah Timur yang Kota Boyolali yang berada di Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali dan memiliki hubungan erat dengan kerajaan Surakarta. Kawasan wisata Pengging merupakan kawasan wisata yang berpotensi yang dijadikan obyek wisata andalan Kabupaten Boyolali. Hal tersebut dapat dilihat jumlah kunjungan wisatawan yang mengunjungi wisata Pengging. Peran serta setiap pengelola obyek wisata dalam memberikan pelayanan terhadap wsiatawan dengan menyedikan fasilitas yang diperlukan wisatawan. Kawasan wisata Pengging merupakan wisata minat khusus yang tidak lepas dari budaya dan kepercayaan masyarakat sekitar yang menjadi daya tarik

wisata. Pengging mempunyai sejarah yang meninggalkan peninggalan – peninggalan

di Pengging yang dijadikan obyek wisata. Kawasan wisata Pengging mempunyai tempat wisata yang menarik untuk di kunjungi yaitu, umbul Tirti Marto, Umbul Sungsang, Umbul Sewu, Makam R. Ng. Yosodipuro, dan Makam Ki Ageng Kebo Kenanga.

Pada setiap hari libur kawasan wisata Pengging dikunjungi banyak para wisatawan. Biasanya para wisatawan berkunjung dengan keluarga untuk berenang, memancing, makan bersama, ada juga dengan pasangan mereka atau dengan teman. Pada hari – hari tertentu misalnya pada malam Jumat Pahing, pada bulan Suro, dan menjelag bulan Ramadhan kawasan wisata Pengging sangat ramai dikunjungi para


(5)

commit to user

77

wisatawan karena pada hari itu terdapat atraksi budaya yang merupakan kepercayaan masyarakan Boyolali dan sekitarnya.

Artaksi wisata minat khusus yang menjadi tradisi yaitu padusan, ritual kungkum, sebaran apem keong emas, Sanggaran dan ziarah. Dari semua tradisi dan ritual di kawasan wisata Pengging menjadi pariwisawa minat khusus yang dapat mendatangkan wisatawan. tradisi dan ritual tersebut tidak lepas dari kepercayaan masyarakat yang sudah melekat sejak zaman dahulu hingga sekarang. Pemerintah Kabupatn Boyolali melestarikan tradisi dan kebudayaan di Kawasan wisata Pengging agar pariwisata di Kabupaten Boyoali maningkat.

Peran masyarakat dalam melestarikan sumber daya alam, budaya dan penambahan jasa wisata dapat meningkatkan pengelolaan kawasan wisata Pengging. Masyarakan tidak hanya ikut andil dalam menyediakan jasa pendukung pariwisata, tetapi masyarakat juga dapat berperan serta sebagai wisatawan yang menikmati kawasan wisata Pengging.

B. Saran

Pelayanan yang baik untuk para pengunjung agar menjadi prioritas utama bagi pihak pengelola disetiap obyek wisata di Pengging. Hal tersebut dikarenakan pelayaanan menjadi sesuatu yang penting dalam meningkatkan kepercayaan wisatawan untuk berkunjung kembali. Perawatan terhadap fasilitas – fasilitas yang ada penting untuk menjaga keindahan, kerapian di lokasi kawasan wisata Pengging. Kebersihan disekitar obyek wisata perlu ditingkatkan agar wisatawan yang berkunjung betah untuk lama berada di obyek wisata Pengging.


(6)

commit to user

Kerajasa dengan biro perjalanan wisata untuk mendatangkan para wisatawan, dan membuat paket wisata yang terdiri dari beberapa tempat wisata yang ada di Kabupaten Boyolali. Dari beberapa obyek wisata tersebut dijadikan satu dalam satu paket wisata yang dapat ditawarkan kepada calon wisatawan.

Meningkatkan kesadaran akan lingkungan hidup dengan menjaga , melestarikan dari seluruh pihak yang terlibat dalam dunia pariwisata mulai dari pihak pengelola karyawan, masyarakat . dan wisatawan karena obyek wisata Pengging berkaitan dengan budaya, tradisi dan kepercayaan masyarakat sekitar.