Peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa melalui pemakaian alat peraga manipulatif untuk menghitung luas permukaan dan volume kubus serta balok pada siswa kelas VIII A SMP Negeri 3 Tulang Bawang Udik Lampung tahun ajaran 2015/2016.

(1)

ABSTRAK

Adventa Eklesiawati. 2016. Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Melalui Pemakaian Alat Peraga Manipulatif untuk Menghitung Luas Permukaan dan Volume Kubus serta Balok pada Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 3 Tulanng Bawang Udik Lampung Tahun Ajaran 2015/2016. Skripsi. Program Studi Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sanata Dharma. Yogyakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa melalui alat peraga dalam menghitung luas permukaan dan volume kubus serta balok. Hal ini dilakukan berdasarkan hasil observasi pada siswa kelas VIII A SMP Negeri 3 Tulang Bawang Udik, didapat nilai rata-rata kelas belum mencapai KKM yaitu 58 dan sikap serta motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran tergolong rendah yang terlihat dari aktivitas siswa di kelas.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah Penelitian Tindakan Kelas dengan subyek penelitian siswa kelas VIII A SMP Negeri 3 Tulang Bawang Udik sebanyak 33 siswa. Penelitian ini memuat 2 siklus di dalamnya dengan target motivasi pada siklus 1 dan siklus 2 ialah motivasi siswa dalam kategori cukup dan tinggi, sedangkan pada hasil belajar yaitu nilai KKM kelas pada siklus 1 ialah 65 dan siklus 2 ialah 75.

Hasil penelitian dengan menggunakan alat peraga didapatkan hasil belajar dan motivasi siswa mengalami peningkatan. Peningkatan hasil belajar aspek kognitif terlihat dari presentase ketuntasan kelas pada kondisi awal yaitu sebesar 9%, siklus I sebesar 45, 45% dan pada siklus II meningkat menjadi yaitu sebesar 87,87%, sedangkan peningkatan nilai rata-rata kelas dari kondisi awal 58,00 Siklus I 71,67 pada siklus II 76,39. Hasil motivasi pada siklus I sebanyak 24,24% siswa memiliki kategori sangat tinggi kemudian pada siklus II meningkat sebesar 84,85%, sedangkan dalam kategori tinggi menjadi 15,15%. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan alat peraga motivasi dan hasil belajar siswa kelas VIII A SMP Negeri 3 Tulang Bawang Udik meningkat.

Kata kunci : alat peraga, hasil belajar , luas permukaan dan volume, kubus dan balok, motivasi


(2)

ABSTRACT

Adventa Eklesiawati. 2016. The Increased Motivation and Students Learning Outcome Through The Use of Props Manipulated to Calculate Surface Area and Volume of Cube and Bar at Class VIII A SMP Negeri 3 Tulang Bawang Udik Lampung School Year 2015/2016. Departement of Maathematics and Science Education. The Faculty of Education and Teacher Training. Sanata Dharma University. Yogyakarta.

The purposed this research is to improve the motivation and student’s learning outcome through the property to calculate the surface area and volume of a cube and cuboid.It is found that the median for the class is only 58 and has not fulfilled the passing grade. Besides, the motivation of each student is still lack seeing from their behavior in class.

This research is using research method. The subject for the research is 33 students from that class VIII A SMP Negeri 3 Tulang Bawang Udik.

Using the property, some improvement in the learning outcome and motivation of the students are found. The improvement of learning outcome in cognitive aspect is shown from the percentage of students who fulfilled the passing grade which is from 9% to 87,87%, while the improvement of nilai rata is from 58,00 to 76,00. In affective aspect, there is an improvement of the high category from 66,67% to 100%. The improvement in the students motivation is from 24,24 to 84.85%, while in high category is up to 15,15%. Based on the research, it is concluded that using the property can improve the motivation and the learning outcomes of the students in class VIII A SMP Negeri 3 Tulang Bawang Udik.

Key words: property , learning outcomes, surface area and volume, cube and cuboid, motivation.


(3)

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMAKAIAN ALAT PERAGA MANIPULATIF UNTUK MENGHITUNG

LUAS PERMUKAAN DAN VOLUME KUBUS SERTA BALOK PADA SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 3 TULANG BAWANG UDIK

LAMPUNG TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika

Oleh :

ADVENTA EKLESIAWATI NIM : 121414005

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(4)

i

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMAKAIAN ALAT PERAGA MANIPULATIF UNTUK MENGHITUNG

LUAS PERMUKAAN DAN VOLUME KUBUS SERTA BALOK PADA SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 3 TULANG BAWANG UDIK

LAMPUNG TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika

Oleh :

ADVENTA EKLESIAWATI NIM : 121414005

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(5)

(6)

(7)

iv

PERSEMBAHAN

Ku persembahkan karya ini untuk :

Yesus Kristus yang telah mendampingi dalam setiap langkah dan usahaku Kedua Orang Tuaku Bapak Suratno dan Ibu Sudarwati yang selalu memberikan

rasa cinta, semangat, dan doa

Keluarga besarku yang terus mendukung dan mendoakan

Sahabat-sahabat Pendidikan Matematika 2012 yang memberikan semangat dan pengalaman yang luar biasa


(8)

v MOTTO

“Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apapun di bawah langit ada waktunya (Pengkotbah 3:1)”

“Tuhan melihat lrbih jauh daripada apa yang kita lihat sekarang. Kembalilah, fokuslah pada Tuhan. Mintalah pimpinan Tuhan dan biarkan kehendak Tuhan sajalah yang jadi, jangan pernah melaksanakan kehendak kita (Gerry Kislewi)” “Untuk memiliki mata yang cantik lihatlah kebaikan dalam diri oranglain, untuk memiliki perkataan yang indah perkatakanlah kebaikan, dan untuk keanggunan


(9)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 24 Agustus 2016 Penulis

Adventa Eklesiawati


(10)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma Nama : Adventa Eklesiawati

Nomor Mahasiswa : 121414005

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMAKAIAN ALAT PERAGA MANIPULATIF UNTUK MENGHITUNG LUAS PERMUKAAN DAN VOLUME KUBUS SERTA BALOK PADA SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 3 TULANG BAWANG UDIK LAMPUNG TAHUN AJARAN 2015/2016.

Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya. Dibuat di : Yogyakarta

Pada tanggal : 24 Agustus 2016 Yang menyatakan


(11)

viii ABSTRAK

Adventa Eklesiawati. 2016. Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Melalui Pemakaian Alat Peraga Manipulatif untuk Menghitung Luas Permukaan dan Volume Kubus serta Balok pada Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 3 Tulanng Bawang Udik Lampung Tahun Ajaran 2015/2016. Skripsi. Program Studi Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sanata Dharma. Yogyakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa melalui alat peraga dalam menghitung luas permukaan dan volume kubus serta balok. Hal ini dilakukan berdasarkan hasil observasi pada siswa kelas VIII A SMP Negeri 3 Tulang Bawang Udik, didapat nilai rata-rata kelas belum mencapai KKM yaitu 58 dan sikap serta motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran tergolong rendah yang terlihat dari aktivitas siswa di kelas.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah Penelitian Tindakan Kelas dengan subyek penelitian siswa kelas VIII A SMP Negeri 3 Tulang Bawang Udik sebanyak 33 siswa. Penelitian ini memuat 2 siklus di dalamnya dengan target motivasi pada siklus 1 dan siklus 2 ialah motivasi siswa dalam kategori cukup dan tinggi, sedangkan pada hasil belajar yaitu nilai KKM kelas pada siklus 1 ialah 65 dan siklus 2 ialah 75.

Hasil penelitian dengan menggunakan alat peraga didapatkan hasil belajar dan motivasi siswa mengalami peningkatan. Peningkatan hasil belajar aspek kognitif terlihat dari presentase ketuntasan kelas pada kondisi awal yaitu sebesar 9%, siklus I sebesar 45, 45% dan pada siklus II meningkat menjadi yaitu sebesar 87,87%, sedangkan peningkatan nilai rata-rata kelas dari kondisi awal 58,00 Siklus I 71,67 pada siklus II 76,39. Hasil motivasi pada siklus I sebanyak 24,24% siswa memiliki kategori sangat tinggi kemudian pada siklus II meningkat sebesar 84,85%, sedangkan dalam kategori tinggi menjadi 15,15%. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan alat peraga motivasi dan hasil belajar siswa kelas VIII A SMP Negeri 3 Tulang Bawang Udik meningkat.

Kata kunci : alat peraga, hasil belajar , luas permukaan dan volume, kubus dan balok, motivasi


(12)

ix ABSTRACT

Adventa Eklesiawati. 2016. The Increased Motivation and Students Learning Outcome Through The Use of Props Manipulated to Calculate Surface Area and Volume of Cube and Bar at Class VIII A SMP Negeri 3 Tulang Bawang Udik Lampung School Year 2015/2016. Departement of Maathematics and Science Education. The Faculty of Education and Teacher Training. Sanata Dharma University. Yogyakarta.

The purposed this research is to improve the motivation and student’s learning outcome through the property to calculate the surface area and volume of a cube and cuboid.It is found that the median for the class is only 58 and has not fulfilled the passing grade. Besides, the motivation of each student is still lack seeing from their behavior in class.

This research is using research method. The subject for the research is 33 students from that class VIII A SMP Negeri 3 Tulang Bawang Udik.

Using the property, some improvement in the learning outcome and motivation of the students are found. The improvement of learning outcome in cognitive aspect is shown from the percentage of students who fulfilled the passing grade which is from 9% to 87,87%, while the improvement of nilai rata is from 58,00 to 76,00. In affective aspect, there is an improvement of the high category from 66,67% to 100%. The improvement in the students motivation is from 24,24 to 84.85%, while in high category is up to 15,15%. Based on the research, it is concluded that using the property can improve the motivation and the learning outcomes of the students in class VIII A SMP Negeri 3 Tulang Bawang Udik.

Key words: property , learning outcomes, surface area and volume, cube and cuboid, motivation.


(13)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah memberi berkat, rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Melalui Pemakaian Alat Peraga Manipulatif untuk Menghitung Luas Permukaan dan Volume Kubbus serta Balok pada Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 3 Tulang Bawang Udik Lampung Tahun Ajaran 2015/2016 ”.

Skripsi ini diselesaikan untuk memenuhi syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada program studi Pendidikan Matematika Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penulis menyadari bahwa selama menyelesaikan skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan, dukungan, dan peran serta pihak-pihak yang telah memberikan bantuan baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu penulis mengucapkan trimakasih kepada :

1. Bapak Rohandi, Ph. D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan Universitas Sanata Dharma.

2. Bapak Dr. Marcellinus Andy Rudhito, S.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.

3. Bapak Dr. Hongki Julie, M.Si selaku Ketua Prodi Pendidikan Matematika. 4. Bapak Febi Sanjaya, M.Sc selaku dosen pembimbing yang telah memberi

bimbingan dan arahan dalam rangka penyelesaian skripsi ini.

5. Segenap dosen dan karyawan program studi pendidikan matematika yang dengan tulus dan sabar membagikan ilmu dan membimbing penulis. 6. Bapak Sugiman, S.Pd selaku guru bidang studi Matematika SMP Negeri 3

Tulang Bawang Udik Lampung, atas bantuannya selama proses penelitian berlangsung.

7. Siswa kelas VIII A SMP Negeri 3 Tulang Bawang Udik Lampung atas kerjasama dan partisipasi penuhnya dalam penelitian yang telah dilakukan.


(14)

8. Kedua orang tua tercinta, Bapak Suratno dan Ibu Sudarwati yang senantiasa mendoakan, mendukung, dan mengarahkan penulis serta sebagai sumber motivasi utama peneliti dalam menyelesaikan skripsi. 9. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang

telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan semua pihak yang berkepentingan.


(15)

xii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.... ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING.. ... ii

HALAMAN PENGESAHAN.. ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO... ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Batasan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian... 6

E. Manfaat Penelitian... 6

F. Batasan Istilah ... 7

G. Sistematika Penulisan ... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 11

A. Belajar ... 11

B. Pembelajaran ... 13

C. Media Pembelajaran ... 13

D. Alat Peraga ... 18


(16)

F. Alat Peraga Manipulatif ... 29

G. Motivasi ... 35

H. Hasil Belajar ... 41

I. Penelitian yang Relevan ... 52

J. Kerangka Berpikir ... 53

K. Hipotesis ... 54

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 55

A. Jenis Penelitian ... 55

B. Rencana Penelitian ... 55

C. Rancangan Tindakan ... 56

D. Instrumen Penelitian ... 64

E. Metode Analisis Data ... 70

F. Indikator Keberhasilan ... 73

G. Personalia ... 74

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 75

B. Deskripsi dan Hasil Penelitian ... 75

B. Pembahasan ... 91

C. Kelemahan dalam Penelitian ... 103

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 105

A. Kesimpulan... 105

B. Saran ... 105

DAFTAR PUSTAKA ... 107


(17)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Cara Pengukuran Hasil Belajar ... 51

Tabel 3.1. Rancangan Tindakan Persiklus ... 56

Tabel 3.2. Kriteria Keberhasilan PTK ... 64

Tabel 3.3. Jenis dan Cara Pengumpulan Data ... 65

Tabel 3.3. Kisi-Kisi Kuisioner Motivasi Belajar Awal ... 67

Tabel 3.4. Kisi-Kisi Kuisioner Motivasi Belajar Akhir ... 67

Tabel 3.5. Kisi-Kisi Hasil Pre-Test ... 69

Tabel 3.6. Kisi-Kisi Hasil Post-Test 1 ... 70

Tabel 3.7. Kisi-Kisi Hasil Post-Test 2 ... 70

Tabel 3.8. Panduan Pemberian Skor Kuisioner ... 72

Tabel 3.9. Kriteria Motivasi Belajar ... 73

Tabel 3.10. Indikator Keberhasilan ... 74

Tabel 4.1. Hasil Analisis Nilai Pre-Test Siswa Kelas VIII A ... 81

Tabel 4.2. Hasil Analisis Nilai Post-Test Siswa Kelas VIII A ... 82

Tabel 4.3. Hasil Analisis Motivasi Belajar Awal Siswa Kelas VIII A ... 83

Tabel 4.4. Hasil Analisi Post-Test Siklus II Kelas VIII A ... 89


(18)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kubus ... 20

Gambar 2.2 Jaring-jaring Kubus ... 22

Gambar 2.3 Kubus ... 23

Gambar 2.4 Jaring-jaring Kubus ... 23

Gambar 2.5 Kubus Satuan ... 24

Gambar 2.6 Kubus yang Sebagaian Diisi Kubus Satuan ... 24

Gambar 2.7 Kubus yang Terisi Penuh ... 24

Gambar 2.8 Balok ... 25

Gambar 2.9 Jaring-jaring Balok ... 27

Gambar 2.10 Balok ... 27

Gambar 2.11 Jaring-jaring Balok ... 27

Gambar 2.12 Kubus Satuan ... 28

Gambar 2.13 Balok yang Sebagian Diisi Kubus Satuan ... 28

Gambar 2.14 Balok yang Terisi Penuh ... 28

Gambar 2.15 Kerangka Berpikir ... 53

Gambar 3.1. Desain PTK Model Kemmis dan Mc Taggart ... 57

Gambar 4.1. Para Siswa Sedang Memanfaatkan Buku Sebagai Referensi ... 77

Gambar 4.2. Siswa Sedang Melakukan Kegiatan Presentasi ... 79

Gambar 4.3. Suasana Pembelajaran Siklus II ... 88

Gambar 4.4. Hasil Analisis Motivasi Belajar Kelas VIII A ... 92

Gambar 4.5. Ketuntasan Klasikal Siklus I dan Siklus II ... 96

Gambar 4.6. Rata-rata Kelas VIII A ... 97

Gambar 4.7.Hasil Belajar Kognitif Kondisi Awal dan Siklus II ... 99


(19)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Permohonan Ijin Observasi ... 111

Lampiran 2. Penerimaan Ijin Observasi ... 112

Lampiran 3. Surat Keterangan Observasi ... 113

Lampiran 4. Surat Ijin Penelitian ... 114

Lampiran 5. Surat Keterangan Penelitian ... 115

Lampiran 6. Silabus ... 116

Lampiran 7. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 121

Lampiran 8. Lembar Diskusi Siswa ... 135

Lampiran 9. Sampel Lembar Diskusi Siswa ... 147

Lampiran 10. Soal Pre-Test dan Post-Test ... 155

Lampiran 11. Pembagian Kelompok Siklus I dan Siklus II ... 164

Lampiran 12. Daftar Kehadiran Siswa Kelas VIIIA ... 165

Lampiran 13 Analisis Hasil Kuisioner Motivasi Belajar ... 167

Lampiran 14. Sampel Kuisioner Awal ... 169

Lampiran 15. Sampel Kuisioner Akhir ... 172

Lampiran 16. Nilai Hasil Belajar Aspek Kognitif Siswa Kelas VIII A ... 176

Lampiran 17. Analisis Hasil Belajar Aspek Kognitif ... 178

Lampiran 18. Sampel Hasil Post-Test 1 ... 182

Lampiran 19. Sample Hasil Post Test 2 ... 186


(20)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan sangat dibutuhkan oleh setiap orang dimanapun mereka berada baik di daerah perkotaan maupun pedesaan. Ini dikarenakan dengan pendidikan seseorang diharapkan dapat mengalami perubahan kearah yang lebih baik. Hal ini sesuai dengan arti penting sebuah pendidikan di dalam UU No.20 Tahun 2003 yang berbunyi, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara. Untuk mencapai tujuan pendidikan seseorang harus mengalami suatu proses yang dinamakan belajar.

Menurut Winkel (2004:56) belajar merupakan suatu proses perubahan dari belum mampu ke arah yang sudah mampu, dan proses perubahan itu terjadi selama jangka waktu teretentu. Seseorang dikatakan sudah belajar ketika dia sudah mengalami perubahan yang biasanya diukur melalui hasil belajar. Baik tidaknya hasil belajar yang telah dicapai seseorang dipengaruhi oleh banyak faktor, baik faktor internal maupun faktor eksternal. Menurut Winkel (1983:23-42) faktor-faktor pada pihak siswa (internal) meliputi : taraf


(21)

intelegensi, motivasi belajar, perasaan, sikap, minat, keadaan sosio-ekonomis, keadaan sosio-kultural, dan keadaan fisik.

SMP Negeri 3 Tulang Bawang Udik terletak di kampung Way Sido Kecamatan Tulang Bawang Udik, Kabupaten Tulang Bawang Barat, Lampung. SMP Negeri 3 Tulang Bawang Udik terletak diperbatasan antara Lampung Utara dengan Kabupaten Tulang Bawang Barat. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru matematika di SMP Negeri 3 Tulang Bawang Udik, Lampung didapatkan bahwa hasil belajar siswa kelas VIII A masih tergolong rendah yang ditinjau dari hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika berdasarkan daftar nilai. Hasil belajar siswa yang mencapai KKM hanya 5 siswa dari 35 siswa, sedangkan sisanya belum mencapai KKM. Hasil tersebut tidak memenuhi kriteria ketuntasan minimal yang diharapkan yaitu dengan nilai minimal 75. Ketidaktuntasan belajar siswa dikarenakan kurangnya motivasi siswa yang rendah dalam mempelajari mata pelajaran matematika. Hal ini disebabkan karena faktor lingkungan yang tidak mendukung seperti orangtua yang tidak memotivasi siswa untuk belajar.

Berdasarkan observasi yang telah dilaksanakan pada tanggal 20 Januari 2016, didapatkan bahwa penyampaian materi oleh guru yang kurang bervarasi. Guru cenderung menggunakan metode pembelajaran yang dipakai oleh guru ialah metode ceramah dan monoton sehingga siswa kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran. Selain itu, terlihat ketika guru memberikan beberapa soal, siswa tidak mengerjakan soal tersebut. Saat guru menanyakan kesulitan yang dialami, tidak ada siswa yang bertanya. Begitu pula saat guru menyuruh


(22)

mereka maju untuk mengerjakan soal tidak ada siswa yang mau untuk maju mengerjakan. Ketika guru menegur siswa, teguran tersebut hanya sekedar teguran seperti angin lalu atau teguran yang dilontarkan selalu di respon dengan kurang baik. Selain itu juga mereka tidak pernah mengerjakan Pekerjaan Rumah (PR), ketika guru menanyakan alasannya mereka selalu menjawab tidak bisa.

Setelah mengkaji dari wawancara dengan guru, dan berdasarkan observasi yang telah dilakukan, diketahui ada beberapa faktor yang menyebabkan siswa kurang berminat dalam mengikuti proses pembelajaran. Faktor tersebut ialah rendahnya kemauan siswa untuk berusaha menyelesaiakan soal matematika. Dengan kata lain motivasi dalam belajar Matematika rendah. Motivasi merupakan suatu penggerak siswa untuk mencapai keberhasilan belajar. Indikator keberhasilan belajar adalah tercapainya tujuan pembelajaran oleh siswa. Sedangkan tujuan pembelajaran akan tercapai apabila mengoptimalkan kegiatan belajar siswa sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh masing-masing siswa. Peningkatan hasil belajar dapat dilakukan dengan cara memotivasi siswa baik motivasi dari diri siswa sendiri maupun dari luar siswa. Salah satu cara untuk meningkatkan motivasi adalah dengan metode pembelajaran yang bervariatif. Banyak metode yang dapat merangsang siswa agar aktif dan antusias dalam proses pembelajaran, sebagai contoh penggunaan alat peraga.


(23)

Alat peraga merupakan alat bantu dalam mengajar agar efektif (Nasution, 1985:95). Alat peraga sebagai media pembelajaran diharapkan siswa dapat memperoleh pengetahuan dari apa yang siswa lihat dan lakukan, sehingga siswa senang, terangsang, kemudian tertarik dan bersikap positif (Rusffendi,1997: 227-228).

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul “PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMAKAIAN ALAT PERAGA MANIPULATIF UNTUK MENGHITUNG LUAS PERMUKAAN DAN VOLUME KUBUS SERTA BALOK PADA SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 3 TULANG BAWANG UDIK LAMPUNG

TAHUN AJARAN 2015/2016”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, permasalahan penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah dengan menggunakan alat peraga dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas VIII A SMP N 3 Tulang Bawang Udik dalam materi luas permukaan dan volume kubus serta balok?

2. Apakah dengan menggunakan alat peraga dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII A SMP N 3 Tulang Bawang Udik dalam materi luas permukaan dan volume kubus serta balok?


(24)

C. Batasan Masalah

Agar pengkajian masalah penelitian yang akan dilaksanakan tidak terlalu luas maka diperlukan suatu baatasan masalah. Batasan masalah tersebut sebagai berikut :

1. Subyek dalam penelitian yang akan dilaksanakan ini ialah kelas VIII A SMP N 3 Tulang Bawang Udik, Lampung. Hal ini dipilih karena motivasi dan hasil belajar siswa paling rendah.

2. Obyek penelitian yang akan dilaksanakan sebagai berikut : a. Materi Pokok

Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah bangun ruang sisi datar pada Kompetensi Dasar 5.3 Menghitung Luas permukaan dan volume pada kubus serta balok.

b. Alat Peraga

Pada penelitian ini digunakan alat peraga sebagai media pembelajaran untuk menghitung luas permukaan serta volume pada bangun kubus dan balok.

c. Motivasi

Motivasi yang akan diukur dalam penelitian ini ialah motivasi belajar siswa dalam proses pembelajaran. Motivasi ini mencakup keinginan belajar, kesiapan, ketertarikan, keseriusan, serta partisipasi siswa. Motivasi siswa akan diukur dengan menggunakan kuisioner pembelajaran yang akan dilaksanakan pada awal dan akhir.


(25)

d. Hasil Belajar

Hasil belajar yang akan digunakan peneliti yaitu penilaian kognitif. Penilaian kognitif akan diukur dengan hasil post-test setiap akhir pembelajaran.

D. Tujuan

Tujuan dari penelitian ini ialah :

1. Untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar siswa kelas VIII A SMP N 3 Tulang Bawang Udik dalam materi luas permukaan dan volume kubus serta balok

2. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa kelas VIII A SMP N 3 Tulang Bawang Udik dalam materi luas permukaan dan volume kubus serta balok.

E. Manfaat 1. Bagi Guru

Manfaat penelitian ini bagi guru ialah guru mendapatkan suatu variasi model pembelajaran matematika dalam proses pembelajaran salah satunya dengan menggunakan alat peraga sebagai media pembelajaran.

2. Bagi Siswa

Manfaat penelitian ini bagi siswa ialah siswa dapat termotivasi dalam pembelajaran matematika, dan hasil belajar siswa dapat meningkat, serta


(26)

siswa juga dapat belajar untuk bekerja sama dengan teman sebaya dalam satu tim.

3. Bagi Peneliti

Manfaat penelitian ini bagi peneliti ialah menambah pengetahuan dan pengalaman dalam menyelesaikan suatu kendala yang dialami oleh siswa dalam belajar matematika dengan menggunakan metode yang asyik dan menarik dengan menggunakan alat peraga sebagai media pembelajaran.

F. Batasan Istilah

1. Belajar dan Pembelajaran

Belajar merupakan proses perubahan individu dari yang belum mampu kearah yang sudah mampu baik yang menyangkut pada kognitif, afektif dan psikomotorik dalam jangka waktu tertentu. Menurut Suprijono (2009:5) tujuan belajar yang eksplisit diusahakan untuk dicapai dengan tindakan instruksional, lazim dinamakan instructional effects, yang biasa berbentuk pengetahuan dan keterampilan. Sementara, tujuan belajar sebagai hasil yang menyertai tujuan belajar instruksional lazim disebut nurturant effects. Pembelajaran merupakan membelajarakan siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan. Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh siswa (Sagala, 2014:61).


(27)

2. Media Pembelajaran

Media pembelajaran merupakan penyalur informasi dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Manfaat media pembelajaran antara lain dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi, dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak, mengatasi keterbatasan indera, ruang dan waktu serta memberikan kesamaan pengalaman.

3. Alat Peraga

Menurut Sudjana (2009) alat peraga pendidikan merupakan suatu alat yang diserap oleh mata dan telinga dengan tujuan membantu guru agar proses mengajar siswa lebih efektif dan efisien. Jadi, alat peraga merupakan media perantara atau alat bantu dalam proses pembelajaran agar efektif dan efisien. Fungsi alat peraga sendiri yaitu anak akan lebih gembira dalam mengikuti pembelajaran, mudah memahami dan mengerti matematika dalam bentuk abstrak dan siswa akan menyadari adanya hubungan antara pembelajaran dengan benda-benda disekitar.

4. Alat Peraga Manipulatif

Benda manitif adalah suatu benda yang dimanipulasi oleh guru yang artinya dapat diraba, dipegang, dipindahkan dan diotak-atik atau dipasang, dilepas dan lain-lain (TIM MKPBM Jurusan Pendidikan Matematika, 2001: 205). Setiap tingkatan manipulatif menolong sisiwa untuk mengemangkan pemahaman siswa dalam kegiatan pembelajaran.


(28)

5. Motivasi

Kata “motif” dapat diartikan sebagai upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Berawal dari kata motif maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak (Sardiman, 2007: 73). Motivasi adalah proses umum dimana perilaku dimulai dan diarahkan kepada tujuan. Dari pengertian-pengertian menurut para ahli motivasi merupakan suatu upaya perubahan energi dalam diri seseorang untuk mencapai tujuan. Fungsi motivasi antara lain: sebagai pendorong manusia untuk berbuat, menyeleksi perbuatan, dan menyeleksi perbuatan.

6. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan (Suprijono, 2009:5). Menurut Dr. Nana Sudjana hasil belajar siswa adalah perubahan tingkah laku. Hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan. Jenis-jenis hasil belajar menurut Bloom dalam Mustaqim (2008) membedakan menjadi 3 ranah (domain), yaitu ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Khusus pada ranah kognitif, Anderson dan Krathwohl dalam Gunawan dkk (2013) merevisi taksonomi Bloom yang sudah lama digunakan menjadi mengingat (remember). Memahami/mengerti (understand), menerapkan (apply), menganalisis (analyze), mengevaluasi (evaluate), dan menciptakan (create).


(29)

G. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan tugas akhir ini meliputi pendahuluan, Tinjauan Pustaka, Metodelogi Penelitian, Hasil Penelitian dan Pembahasan, dan Penutup.

Bab I Pendahuluan, berisi Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Batasan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Batasan Istilah, dan Sistematika Penulisan.

Bab II Tinjauan Pustaka berisi Belajar, Pembelajaran, Media Pembelajaran, Alat Peraga, Motivasi, Hasil Belajar, Luas Permukaan dan Volume Kubus serta Balok, Penelitian yang Relevan, Kerangka berpikir, dan Hipotesis.

Bab III Metodelogi Penelitian berisi Jenis Penelitian, Rencana Penelitian, Rancangan Penelitian, Instrumen Penelitian, Metode Analisis Data, Indikator Keberhasilan, dan Personalia.

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan berisi Deskripsi dan Hasil Penelitian, Pembahasan, dan Kelemahan dalam Penelitian.


(30)

11 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Belajar

a) Pengertian Belajar

Belajar atau leraning merupakan fokus utama dalam psikologi pendidikan (Ghufron dan Isnawita, 2013: 4). Menurut Winkel (2004:56) belajar merupakan suatu proses perubahan dari belum mampu ke arah yang sudah mampu, dan proses perubahan itu terjadi selama jangka waktu teretentu. Menurut Djamarah (2011:13) belajar merupakan serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan proses perubahan individu dari yang belum mampu ke arah yang sudah mampu baik yang menyangkut pada kognitif, afektif dan psikomotorik dalam jangka waktu tertentu.

b) Prinsip Belajar

Prinsip belajar sangat diperlukan dalam proses belajar. Menurut Suprijono (2009:4) prinsip-prinsip belajar antara lain:

a. Prinsip Belajar adalah Perubahan Perilaku

Terdapat ciri-ciri dalam perubahan perilaku sebagai hasil belajar. Ciri-ciri tersebut antara lain:


(31)

1) Sebagai hasil tindakan rasional instrumental yaitu perubahan yang disadari.

2) Kontinu atau berkesinambungan dengan perilaku lainnya. 3) Fungsional atau bermanfaat sebagai bekal hidup.

4) Positif atau berakumulasi.

5) Aktif atau sebagai usaha yang direncanakan dan dilakukan. 6) Permanen atau tetap.

7) Bertujuan dan terarah.

8) Mencakup keseluruhan potensi kemanusiaan. b. Belajar merupakan suatu proses

Belajar terjadi karena didorong kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai. Belajar adalah proses sistematik yang dinamis, konstruktif, dan organik. Belajar merupakan kesatuan fungsional dari berbagai komponen belajar.

c. Belajar merupakan pengalaman

Pengalaman pada dasarnya adalah hasil dari interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya.

c) Tujuan Belajar

Menurut Suprijono (2009:5) tujuan belajar yang eksplisit diusahakan untuk dicapai dengan tindakan instruksional, lazim dinamakan instructional effects, yang biasa berbentuk pengetahuan dan keterampilan.

Sementara, tujuan belajar sebagai hasil yang menyertai tujuan belajar instruksional lazim disebut nurturant effects. Bentuknya berupa,


(32)

kemampuan berpikir kritis dan kreatif, sikap terbuka dan demokratis, menerima orang lain, dan sebagainya. Tujuan ini merupakan konsekuensi logis dari peserta didik “menghidupi” (live in) suatu sistem lingkungan belajar tertentu.

B. Pembelajaran

Pembelajaran merupakan membelajarakan siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan. Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh siswa (Sagala, 2014:61).

C. Media Pembelajaraan

1. Pengertian Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti “Perantara” atau “Penyalur”. Menurut Rostina Sundayana (2013:4) media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan. Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, fotografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual dan verbal.


(33)

2. Fungsi Media Pembelajaran

Levied an Lenz (dalam Cecep Kustandi dan Bambang Sutjipto 2011: 19-20), mengemukakan empat fungsi media khususnya media visual, yaitu:

a. Fungsi atensi media visual merupakan inti, yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pembelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran.

b. Fungsi afektif media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika belajar.

c. Fungsi afektif media visual terlihat dari temuan-temuan penelitian yang mengungkapkan lambang visual atau gambar memperlancar tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkadung dalam gambar.

d. Fungsi kompensatoris media visual yang memberikan konteks untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali.

Menurut Cecep dan Bambang (2011:23) menyimpulkan manfaat praktis dari penggunaan media pembelajaran di dalam proses belajar mengajar, antara lain:

a. Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar serta meningkatkan proses dan hasil belajar.


(34)

b. Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara siswa dan lingkungannya, dan kemungkinan siswa untuk belajar sendiri-sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya.

c. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan waktu.

d. Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka serta memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan guru, masyarakat, dan lingkungannya.

3. Ciri-ciri Media Pembelajaran

Menurut Gerlach dan Erly (dalam Cecep dan Bambang 2011:17), tiga ciri media pendidikan antara lain:

a. Ciri Fiksatif, ciri ini menggambarkan kemampuan merekam, menyimpan, melestartikan dan merekontruksi suatu peristiwa atau obyek seperti fotografi, video tape, dan lain lain.

b. Ciri manipulatif yaitu dimana suatu kejadian yang memakan waktu berhari-hari dapat disajikan pada siswa dalam waktu dua atau tiga menit dengan teknik pengambilan gambar time lapse recording.

c. Ciri distributif yaitu suatu ciri dimana dimungkinkannya suatu objek ditransformasikan melalui ruang, dan secara bersamaan kejadian


(35)

tersebut disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan stimulus pengalaman yang relatif lama mengenai kejadian inti.

4. Klasifikasi dan Macam-macam Media Pembelajaran

Menurut Wina Sanjaya (2006:172), media pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi beberapa klasifikasi antara lain:

a. Berdasarkan sifatnya, media dapat dibagi ke dalam:

1) Media auditif, yaitu media yang hanya dapat didengar saja, atau media yang hanya memiliki unsur suara, seperti radio dan rekaman suara.

2) Media visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat saja, tidak megandung unsur suara seperti foto, gambar, dan lain-lain.

3) Media audiovisual, yaitu jenis media selain mengandung unsur suara juga mengandung unsur gambar yang bisa dilihat, seperti rekaman video, slide suara, dan lain-lain.

b. Dilihat dari kemampuan jangkauannya, media dapat pula dibagi ke dalam :

1) Media yang memiliki daya liput yang luas dan serentak seperti radio dan televisi.

2) Media yang mempunyai daya liput yang terbatas oleh ruang dan waktu seperti film slide, film, video, dan lain-lain.

c. Dilihat dari cara atau teknik pemakaiannya, media dapat dibagi ke dalam :


(36)

1) Media yang diproyeksikan seperti film, slide, film strip, dan lain-lain. Jenis media ini memerlukan alat proyeksi.

2) Media yang tidak diproyeksikan seperti gambar, foto, lukisan, radio, dan lain-lain.

5. Prinsip-prinsip Penggunaan Media Pembelajaran

Dalam penggunaan media pembelajaran ada beberapa prinsip-prinsip yang harus diperhatikan. Menurut Wina Sanjaya (2006:173) ada sejumlah prinsip yang harus diperhatikan, antara lain:

a. Media yang akan digunakan oleh guru harus sesuai dan diarahkan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Media tidak digunakan sebagai alat hiburan, atau tidak semata-mata dimanfaatkan untuk mempermudah guru menyampaikan materi, akan tetapi benar-benar untuk membantu siswa belajar sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

b. Media yang akan digunakan harus sesuai dengan pembelajaran. Setiap materi pembelajaran memiliki kekhasan dan kekompleksan. Media yang digunakan harus sesuai dengan kompleksitas materi.

c. Media pembelajaran harus sesuai dengan minat, kebutuhan, dan kondisi siswa-siswa yang memiliki kemampuan mendengar yang kurang baik, akan sulit memahami pelajaran manakala yang kurang baik, akan sulit memahami pelajaran manakala digunakan media yang auditif demikian sebaliknya. Oleh karena itu, guru perlu memperhatikan setiap kemampuan dan gaya tersebut.


(37)

d. Media yang akan digunakan harus memperhatikan efektivitas dan efisien.

e. Media yang digunakan harus sesuai dengan kemampuan guru dalam mengoperasikannya. Dalam hal ini guru sebaiknya mempelajari dahulu bagaimana mengoperasikan dan memanfaatkan media yang akan digunakan agar guru tidak mengalami kesalahan yang akan menimbulkan kesulitan pada siswa saat belajar.

D. Alat Peraga

1. Pengertian Alat Peraga

Alat peraga merupakan salah satu media pembelajaran yang sering digunakan dalam proses pembelajaran. Menurut Nasution (1985: 95) alat peraga pendidikan adalah alat bantu dalam mengajar agar efektif, sedangkan menurut menurut Sudjana (2009) alat peraga pendidikan merupakan suatu alat yang diserap oleh mata dan telinga dengan tujuan membantu guru agar proses mengajar siswa lebih efektif dan efisien. Jadi, alat peraga merupakan media perantara atau alat bantu dalam proses pembelajaran agar efektif dan efisien.

2. Fungsi Alat Peraga

Menurut Ruseffendi (1997: 227-228) beberapa fungsi dari penggunaan alat peraga dalam pembelajaran matematika adalah sebagai berikut:

a. Dengan adanya alat peraga, anak-anak akan lebih banyak mengikuti pelajaran matematika dengan gembira, sehingga minatnya dalam


(38)

mempelajari matematika semakin besar. Anak senang, terangsang, kemudian tertarik dan bersikap positif terhadap pembelajaran matematika.

b. Dengan disajikan konsep abstrak matematika dalam bentuk konkret, maka siswa pada tingkat-tingkat yang lebih rendah akan lebih mudah memahami dan mengerti.

c. Anak akan menyadari adanya hubungan antara pembelajaran dengan benda-benda yang ada di sekitarnya, atau antara ilmu dengan alam sekitar dan masyarakat.

d. Konsep-konsep abstrak yang tersajikan dalam bentuk konkret, yaitu dalam bentuk model matematika dapat disajikan objek penelitian dan dapat pula dijadikan alat untuk penelitian ide-ide baru dan relasi-relasi baru.

3. Persyaratan Alat Peraga

Menurut Ruseffendi (1997: 227-228), beberapa persyaratan yang harus dimiliki alat peraga antara lain:

a. Tahan lama

b. Bentuk dan warnanya menarik c. Sederhana dan mudah dikelola

d. Ukurannya sesuai (seimbang) dengan fisik anak

e. Dapat menyajikan konsep matematika baik dalam bentuk real, gambar, atau diagram.


(39)

g. Dapat menjelaskan konsep matematika dan bukan sebaliknya

h. Peragaan itu supaya menjadi dasar bagi tumbuhnya konsep berpikir abstrak bagi siswa

i. Menjadikan siswa belajar aktif dan mandiri dengan memanipulasi alat peraga

j. Bila mungkin alat peraga tersebuh bisa berfaedah lipat (banyak).

E. Luas Permukaan dan Volum Kubus serta Balok

Menurut Ved Dudeja dan Madhai (2014: 167) bangun ruang sisi datar merupakan bangun raung yang hanya memiliki sisi datar saja seperti kubus, balok, limas, dan prisma. Bidang pembentuk bangun ruang disebut dengan bidang sisi atau sisi. Perpotongan antara dua sisi bangun ruang disebut rusuk. Pertemuan dua garis atau lebih disebut dengan titik sudut.

1. Kubus

Menurut Sukino dan Wilson (2006: 303) kubus adalah sebuah bangun ruang beraturan yang dibentuk oleh enam buah persegi yang bentuk dan ukurannya sama.

a. Unsur-unsur Kubus 1) Sisi

Sisi kubus merupakan suatu bidang persegi (permukaan kubus) yang membatasi bangun ruang kubus. Kubus terdiri

A B

C D

F G E

H


(40)

dari enam sisi yang bentuk dan ukuran sama. Pada gambar 2.1 sisi kubusnya ialah ABCD, BCGF, CDHG, ADHE, ABFE, dan AFGH.

2) Rusuk

Rusuk kubus adalah ruas garis yang merupakan perpotongan dua bidang sisi pada sebuah kubus. Rusuk kubus terdiri dari 12 buah, terlihat pada gambar 2.1 ialah AB, BC, CD, DA, EF, FG, GH, HE, AE, BF, CG, dan DH.

3) Titik Sudut Kubus

Titik sudut kubus adalah titik pertemuan dari tiga titik rusuk kubus yang berdekatan. Titik sudut pada kubus ABCD.EFGH ada 8 buah seperti gambar 2.1. Titik sudut tersebut antara lain A, B, C, D, E, F, G, dan H.

4) Diagonal Sisi Kubus

Diagonal sisi kubus merupakan diagonal yang terdapat pada sisi kubus. Kubus memiliki 12 diagonal sisi yaitu AF, BE, H, DG, AC, BD, EG, FH, AH, DE, BG, dan CF.

5) Bidang Diagonal Kubus

Bidang diagonal kubus merupakan bidang di dalam kubus yang dibuat melalui dua abuah rusuk yang saling sejajar tetapi tidak terletak pada satu sisi. Sebuah kubuas memiliki 6 buah bidang diagonal.


(41)

Diagonal ruang kubus merupakan ruas garis yang menghubungkan dua titik sudut tidak sebidang yang saling berhadapan. Pada gambar 2.1 diagonal ruang kubus antara lain AG, BH, CE, dan DF.

b. Jaring-jaring kubus

Jaring-jaring kubus adalah rangkaian sisi-sisi kubus yang jika direntangkan akan terbentuk sebuah bangun datar seperti gambar 2.2 di bawah ini.

2.2 Jaring-jaring Kubus

c. Luas Permukaan Kubus

Luas merupakan ukuran besarnya daerah. Luas permukaan ialah jumlah total luas sisi.

Perhatikan kubus dan jaring-jaring pada gambar 2.3 dan 2.4. Jaring-jaring kubus merupakan rentangan dari permukaan kubus, sehingga untuk menghitung luas permukaan kubus sama dengan menghitung luas jaring-jaringnya.


(42)

Gambar 2.3 Kubus Gambar 2.4 Jaring-jaring Kubus

Gambar 2.1 adalah gambar kubus ABCD.EFGH dengan rusuk sama dengan s dan gambar 2.2 merupakan jaring-jaring kubus. Jaring-jaring kubus merupakan rentangan dari permukaan kubus sedemikian sehingga setiap sisi bersekutu dengan sisi lain. Untuk menghitung luas permukaan kubus sama dengan menghitung luas jaring-jaringnya seperti berikut:

Maka luas permukaan kubus = satuan luas

Karena permukaan kubus terdiri dari enam persegi yang kongruen, maka luas permukaan kubus dengan panjang rusuk adalah s adalah Luas = 6 x luas persegi = 6s

A B

C D

F G E

H

L1=(

L2=(

L6=(

L4=(

L3=(

L5=(


(43)

d. Volume Kubus

Pada gambar 2.5, tampak kubus satuan, yaitu kubus yang memiliki panjang rusuk 1 satuan panjang. Untuk menyusun kubus dengan panjang rusuk 1 diperlukan 1 kubus satuan. Jika panjang rusuk 2 satuan panjang diperlukan 8 kubus satuan.

Pada gambar 2.6 untuk menyusun kubus dengan panjang sisi 3 satuan panjang diperlukan 27 kubus satuan dan 2.7 tampak kubus yang memiliki rusuk 3 satuan panjang. Jika panjang rusuk 4 satuan diperlukan 64 kubus satuan

Sehingga jika suatu kubus memiliki panjang rusuk dirumuskan sebagai berikut.

( Dengan = volume kubus

= panjang rusuk/ sisi kubus

Gambar 2.5

Gambar 2.6 Gambar 2.7

3 3

3

1 1 1


(44)

2. Balok

Balok merupakan bangun ruang eraturan yang dibentuk oleh tiga pasang persegi panjang yang masing-masingnya mempunyai bentuk dan ukuran sama (Sukino dan Wilson, 2006: 308).

a. Unsur-unsur balok 1) Sisi

Balok mempunyai tiga buah sisi, yang masing-masing pasang berbentuk persegi panjang yang sama bentuk dan ukurannya. Tiga pasang sisi tersebut yang terlihat pada gambar 2.8 ialah ABCD dan EFGH, ABFE dan DCGH, ADHE dan BCGF.

2) Rusuk

Sebuah balok memiliki 12 rusuk. Rusuk-rusuk tersebut dalam tiga bagian yang masing-masing terdiri atas empat rusuk yang sejajar dan sama panjang. Bagian pertama terdiri atas rusuk-rusuk terpanjang, yaitu AB, DC, EF, dan HG. Bagian ini sebut dengan panjang balok. Bagian kedua terdiri atas rusk-rusuk tegak, yaitu AE, BF, CG, dan DH, bagian ini disebut tinggi balok. Bagian ketiga terdiri atas rusuk-rusuk miring, yaitu AD, BC, EH, dan FG, bagian ini disebut lebar balok. Gambar 2.8 Balok


(45)

3) Titik Sudut

Titik sudut balok adalah titik pertemuan dari tiga titik rusuk kubus yang berdekatan. Titik sudut pada balok ABCD.EFGH ada 8 buah seperti gambar 2.8. Titik sudut tersebut antara lain A, B, C, D, E, F, G, dan H.

4) Diagonal Sisi Balok

Diagonal sisi balok merupakan diagonal yang terdapat pada sisi balok. Balok memiliki 12 diagonal sisi yaitu AF, BE, H, DG, AC, BD, EG, FH, AH, DE, BG, dan CF.

5) Bidang Diagonal Balok

Bidang diagonal balok merupakan bidang di dalam kubus yang dibuat melalui dua abuah rusuk yang saling sejajar tetapi tidak terletak pada satu sisi. Sebuah balok memiliki 6 buah bidang diagonal.

6) Diagonal Ruang Balok

Diagonal ruang balok merupakan ruas garis yang menghubungkan dua titik sudut tidak sebidang yang saling berhadapan. Pada gambar 2.8 diagonal ruang kubus antara lain AG, BH, CE, dan DF.

b. Jaring-jaring balok

Jaring-jaring kubus merupakan rentangan dari permukaan balok sedemikian sehingga setiap sisi bersekutu dengan sisi lain.


(46)

Gambar 2.9 Jaring-jaring Balok c. Luas Permukaan Balok

Gambar 2.10 Balok Gambar 2.11 Jaring-jaring Balok

Gambar 2.3 adalah gambar balok ABCD.EFGH dengan ukuran panjang sama dengan p, lebar sama dengan l dan tinggi sama dengan t. Gambar 2.4 merupakan jaring-jaring balok.

Jaring-jaring balok merupakan rentangan dari permukaan balok. Sehingga untuk menghitung luas permukaan balok sama dengan menghitung luas jaring-jaringnya.Balok terdiri atas tiga pasang persegi panjang yang sepasang sisi-sisinya saling kongruen yaitu sisi alas dan atas, sisi depan dan belakang, serta sisi kanan dan bawah. Luas ketiga pasang sisi tersebut adalah:


(47)

1) Luas Sisi atas (L4) dan bawah (L6) ( ( 2) Luas Sisi depan (L2) dan belakang (L5) ( ( 3) Luas Sisi kanan (L1) dan kiri (L2) ( (

Sehingga luas permukaan balok adalah jumlah luas ketiga pasang sisi tersebut ialah: Luas = 2pl + 2pt + 2lt = 2(pl + pt + lt)

d. Volume Balok

Pada gambar 2.8, tampak kubus satuan, yaitu kubus yang memiliki panjang rusuk 1 satuan panjang. Volume kubus satuan ( satuan volume = 1 satuan volume.

Dengan menggunakan kubus satuan, langkah awal hitung isi kubus pada gambar 2.10, didapat 45 satuan kubus. Kemudian susun kembali kubus dengan kubus satuan dengan susunan tampak pada gambar 2.9

Gambar 2.13 Gambar 2.14

5 3

3

Gambar 2.12 1 1 1

p p

l l t t t t

p p p

l

L2= p x l l

L3= l x t

l

L5= p x l l

L4= p x t L6= p x t


(48)

sehingga tampak balok yang memiliki panjang 5 satuan panjang, lebar 3 satuan panjang, dan tinggi 3 satuan panjang, sehingga diperoleh

atau volume balok merupakan luas sisi alas dikali tinggi atau perkalian panjang, lebar, dan tinggi dengan satuan yang sesuai. Apabila suatu balok panjangnya , lebarnya , tingginya , dan volumenya satuan volume (satuan isi), maka volume balok itu dirumuskan sebagai berikut.

Dengan = volume balok

= panjang balok

= lebar balok

= tinggi balok

F. Alat Peraga Manipulatif

1. Pengertian Alat Peraga Manipulatif

Benda manitif adalah suatu benda yang dimanipulasi oleh guru yang artinya dapat diraba, dipegang, dipindahkan dan diotak-atik atau dipasang, dilepas dan lain-lain (TIM MKPBM Jurusan Pendidikan Matematika, 2001: 205). Setiap tingkatan manipulatif menolong sisiwa untuk mengembangkan pemahaman siswa dalam kegiatan pembelajaran.


(49)

Manipulasi juga dapat menyajikan ide secara visual dan membantu siswa untuk memahami pembelajaran.

2. Alat Peraga Manipulatif untuk Topik Luas Permukaan dan Volume Kubus serta Balok.

Alat peraga manipulatif yang digunakan pada topik luas permukaan dan volume kubus serta balok ialah jaring-jaring kubus dan balok untuk menghitung luas permukaan serta kubus satuan untuk menghitung volume.

a. Jaring-jaring

Jaring-jaring kubus adalah rangkaian sisi-sisi kubus yang jika direntangkan akan terbentuk sebuah bangun datar. Jaring-jaring dapat digunakan untuk menghitung luas permukaan bangun ruang sisi datar seperti pada kubus dan balok. Jaring-jaring dibuat dengan menggunakan kertas asturo yang berwarna dengan ukuran sesuai keinginan. Langkah-langkah dalam menggunakannya menurut Rostina ( 2015: 52-53) ialah sebagai berikut:

1) Luas Permukaan Kubus a) Siapkan sebuah kubus

b) Kemudian amati kubus tersebut dan buka kubus akan tampak sebuah jaring-jaring seperti dibawah ini:

A B

C D

F G E

H

1 2


(50)

c) Amati setiap sisi kubus kubus, dan apa bentuk dari sisi kubus tersebut! Sisi kubus tersebut berbentuk persegi dengan banyak sisi 6 buah.

d) Amati luas masing-masing sisinya dan bagaimana mendapatkan luasnya! Luas masing-masing sisi ialah . e) Dengan mengaitkan apa yang sudah didapatkan, dapat

disimpulkan bahwa luas permukaan kubus ialah . 2) Luas Permukaan Balok

a) Siapkan sebuah balok

b) Amati setiap sisi kubus dan apa bentuk setiap sisinya! Setiap sisinya berbentuk persegi panjang.

c) Kemudian amati sisi yang kongruen dan tentukan berapa pasang sisi yang kongruen serta luasnya! Tiga pasang sisi yang kongruen dan luasnya ialah .

d) Kemudian buka balok tersebut dan akan membentuk jaring-jaring balok sebagai berikut:

Sisi Kiri

Sisi Belakang Sisi

Kanan Sisi Bawah Sisi Depan Sisi Atas


(51)

5) Sehingga didapat tiga pasang sisi yang kongruen ialah sebagai berikut:

Luas Sisi atas dan bawah ( ( Luas Sisi depan dan belakang ( ( Luas Sisi kanan dan ( (

6) Sehingga luas permukaan balok adalah jumlah luas ketiga pasang sisi tersebut ialah: Luas = 2pl + 2pt + 2lt = 2(pl + pt + lt)

b. Kubus Satuan

Kubus satuan merupakan kubus yang memiliki ukuran 1 satuan panjang. Kubus satuan digunakan untuk menghitung volume dari kubus dan balok. Volume bangun tersebut ialah banyaknya kubus satuan yang tepat mengisi penuh bangun kubus dan balok. Kubus satuan terbuat dari kertas asturo yang berwarna dengaan ukuran sesuai dengan keinginan. Langkah-langkah menemukan volume dengan menggunakan kubus satuan menurut Martini (2011: 175-177) ialah sebagai berikut:

1) Volume balok

a) Sediakan kubus satuan dan kubus besar (kubus 1)

b) Isi kubus besar dengan kubus satuan hingga terisi penuh. c) Lakukan hal yang sama untuk kubus 2, kubus 3, dan kubus


(52)

d) Volume = isi

Model Balok

Panjang Lebar Tinggi Banyak

Kubus

2 satuan 1 satuan 1 satuan 2

3 satuan 2 satuan 1 satuan 6

4 satuan 2 satuan 1 satuan 8

1 satuan 1 satuan 3 satuan 3

Pada percobaan 1, panjang balok 2 satuan, lebar 1 satuan , dan tinggi 1satuan memerlukan kubus satuan sebanyak 1 buah. Pada percobaan 2, panjang balok 3 satuan, lebar 2 satuan, tinggi 1 satuan memerlukan kubus satuan sebanyak 6 buah. Pada percobaan 3, panjang balok 4 satuan, lebar 2 satuan dan tinggi 1 satuan diperlukan 8 kubus satuan. Sehingga jika suatu kubus memiliki panjang rusuk dirumuskan sebagai berikut.

Dengan = volume kubus = lebar


(53)

= panjang = tinggi

2) Volume kubus

a) Sediakan kubus satuan dan kubus besar (kubus 1)

b) Isi kubus besar dengan kubus satuan hingga terisi penuh. c) Lakukan hal yang sama untuk kubus 2, kubus 3, dan kubus

4.

d) Volume = isi

Satuan kubus yang

rusuk-rusuk Panjang Lebar Tinggi

Banyak kubus kecil

1 1 1 1

2 2 2 8

3 3 3 27

Kubus merupakan balok istimewa karena memiliki panjang, lebar dan tinggi yang sama. Percobaan 1 tampak kubus satuan, yaitu kubus yang memiliki panjang rusuk 1 satuan panjang. Untuk menyusun kubus dengan panjang rusuk 1 diperlukan 1 kubus satuan. Jika panjang rusuk 2 satuan panjang diperlukan 8 kubus satuan.Kubus dengan panjang sisi 3 satuan panjang diperlukan 27 kubus satuan Jika panjang rusuk 4 satuan diperlukan 64 kubus satuan


(54)

Sehingga jika suatu kubus memiliki panjang rusuk dirumuskan sebagai berikut.

( Dengan = volume kubus

= panjang rusuk/ sisi kubus

G. Motivasi

1. Pengertian Motivasi

Kata “motif” dapat diartikan sebagai upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Berawal dari kata motif maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak (Sardiman, 2007: 73). Menurut Mc. Donald (dalam Djamarah, 2011:148) motivations is a energy change within the person characterized by affective arousal

and anticipatory goal reactions. Motivasi adalah suatu perubahan energi di dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Menurut Anita E.Woolfolk motivation is general process by which behavior is initiated and directed toward a goal. Motivasi adalah proses umum

dimana perilaku dimulai dan diarahkan kepada tujuan. Dari pengertian-pengertian menurut para ahli motivasi merupakan suatu upaya perubahan energi dalam diri seseorang untuk mencapai tujuan. 2. Fungsi Motivasi


(55)

Menurut Sardiman (2007) ada tiga fungsi motivasi. Tiga fungsi motivasi antara lain :

a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi seperti halnya seorang pendidik memberikan sesuatu hal yang menimbulkan munculnya rasa penasaran dan ingin tahu siswa. Rasa itu akan menimbulkan motivasi di dalam diri siswa untuk mencari tahu tentang suatu itu. Oleh karena itu, motivasi sebagai motor penggerak dari setiap kegiatan yang dikerjakan serta mempengaruhi sikap yang harus dilakukan.

b. Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai. Dalam hal ini siswa mulai menentukan arahnya dalam belajar mulai dari membedah nilai-nilai yang ada. Sehingga motivasi yang mereka miliki memberikan arah apa yang harus mereka kerjakan sesuai dengan tujuan.

c. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.

3. Macam-macam Motivasi

Dalam proses belajar mengajar, motivasi intrinsik maupun motivasi ekstrinsik sangat diperlukan untuk mendorong siswa. Peranan motivasi instrinsik cukup besar dalam membimbing siswa dalam belajar. Biasanya


(56)

seorang guru memanfaatkan motivasi ekstrinsik untuk meningkatkan minat siswa agar lebih bersemangat meski terkadang tidak tepat (Djamarah, 2011:158).

Selain itu, guru juga mempunyai cara lain untuk meningkatkan motivasi siswanya. Cara-cara tersebut antara lain:

a. Memberi Angka

Angka merupakan alat motivasi yang cukup untuk memberikan rangsangan kepada siswa untuk mempertahankan atau bahkan lebih meningkatkan prestasi. Namun, angka bukanlah hasil belajar yang sejati karena hasil belajar hanya menyentuh aspek kognitifnya saja sehingga perlu adanya penilaianya dari aspek afektifnya sehingga akan membuat siswa yang lain yang mempunyai kemampuan yang kurang dari yang lain bisa termotivasi (Djamarah, 2011:160).

b. Hadiah

Hadiah adalah sesuatu yang diberikan kepada oranglain baik berupa benda maupun yang lain. Hadiah biasanya memberikan motivasi yang besar bagi siswa apalagi saat kenaikan kelas. Ketika siswa mengetahui akan mendapatkan hadiah mereka akan termotivasi untuk mendapatkannya (Djamarah, 2011:159).

c. Saingan/kompetisi

Saingan atau kompetisi dapat digunakan sebagai alat untuk mendorong siswa dalam belajar baik individu maupun kelompok dapat


(57)

meningkatkan prestasi. Ini juga akan mengakibatkan proses belajar mengajar menjadi aktif (Sardiman, 2007:93).

d. Ego-Involvement

Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras dengan mempertaruhkan harga diri, adalah sebagai salah satu bentuk motivasi yang cukup penting. Usaha yang dikerjakan dalam penyelesaian tugas adalah simbol dari kebanggaan dan harga diri (Sardiman, 2007:93).

e. Memberi Ulangan

Ulangan bisa dijadikan sebagia alat motivasi. Biasanya jika siswa mengetahui bahwa akan diadakan ulangan siswa akan termotivasi untuk belajar agar mendapatkan nilai yang baik. Oleh karena itu, ulangan strategi yang cukup baik untuk memotivasi siswa dalam belajar (Djamarah, 2011:163).

f. Mengetahui Hasil

Dengan mengetahui hasil pekerjaan, apalagi kalau terjadi kemajuan, akan mendorong siswa untuk lebih giat belajar. Semakin siswa tahu akan hasil yang didapat meningkat makan motivasi pada dirinya akan meningkat (Sardiman, 2007:94).

g. Pujian

Setiap orang pasti senang untuk dipuji terlebih para siswa. Pujian yang diberikan akan membesarkan jiwa mereka dan bergairah untuk


(58)

melakukan sesuatu. Namun, pujian harus diberikan secara merata agar tidak timbul rasa kecemburuan antara satu dengan yang lain (Djamarah, 2011:164).

h. Hukuman

Hukuman dianggap dibagai sesuatu yang negatif, akan tetapi kalau diberikan secara tepat dan bijak dapat menjadi alat motivasi. Oleh karena itu, penggunaan hukuman haruslah digunakan dengan sebaik-baiknya (Sardiman, 2007:94).

i. Hasrat untuk Belajar

Hasrat untuk belajar merupaakn potensi yang tersedia di dalam diri siswa. Potensi ini harus ditumbuh suburkan dengan menyediakan lingkungan belajar yang menyenangkan dan kreatif. Oleh karena itu, perlunya motivasi ekstrinsik didalamnya agar hasrat untuk belajar itu menjelma menjadi perilaku belajar (Djamarah, 2011:166).

j. Minat

Motivasi muncul karena adanya minat, begitu juga minat sehingga tepatlah kalau minat sebagai alat motivasi yang pokok. Hal ini akan memperlancar proses belajar. Ada beberapa cara untuk membangkitkan minat, antara lain:

1) Membangkitkan adanya suatu kebutuhan.

2) Menghubungkan dengan persoalan pengalaman yang lampau. 3) Memberi kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik. 4) Menggunakan berbagai macam bentuk pengajaran.


(59)

4. Upaya untuk Meningkatkan Motivasi

Menurut De Decce dan Grawford (dalam Djamarah, 2011:169) ada empat guru sebagai pengajar yang berhubungan dengan cara memelihara pemeliharaan dan meningkatkan motivasi belajar siswa antara lain:

a. Menggairahkan anak didik b. Memberikan harapan realistis c. Memberikan insentif

d. Mengarahkan perilaku anak didik. 5. Indikator Motivasi Belajar

Dalam kamus besar bahasa indonesia, indikator adalah alat pemantau (sesuatu) yang dapat memberikan petunjuk atau keterangan (Depdikbud, 1991). Ada beberapa indikator siswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi, hal ini dapat dikenali melalui proses belajar di kelas maupun di rumah. Indikator motivasi menurut Slameto (2010) adalah:

a. Rasa suka atau rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.

b. Keseriusan dalam melakukan aktivitas di kelas

c. Adanya kesiapan siswa untuk mengikuti pelajaran di kelas

d. Penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri

e. Partisipasi siswa dalam suatu aktivitas

Indikator motivasi belajar siswa menurut Sudjana (2012) dapat di klasifikasikan sebagai berikut:


(60)

a. Perhatian siswa terhadap pelajaran

b. Semangat siswa untuk melakukan tugas-tugas belajarnya

c. Tanggung jawab siswa dalam melakukan tugas-tugas belajaranya d. Reaksi yang di tunjukan siswa terhadap stimulus yang diberikan guru e. Rasa senang dan puas dalam mengerjakan tugas yang diberikan f. Penguasaan siswa terhadap materi yang diberikan

Fokus dalam penelitian ini menggunakan dua macam motivasi yaitu motivasi intrinsik dan ekstrinsik. Indikator yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Penguasaan siswa terhadap materi yang diberikan b. Kesiapan siswa untuk mengikuti pelajaran di kelas

c. Rasa suka atau ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh

d. Keseriusan siswa dalam melakukan aktivitas pelajaran di kelas e. Partisipasi siswa dalam suatu aktivitas

H. Hasil Belajar

1. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan (Suprijono, 2009:5). Menurut Dr. Nana Sudjana hasil belajar siswa adalah perubahan tingkah laku. Oleh karena itu, hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan .


(61)

2. Jenis-jenis Hasil Belajar

Jenis-jenis hasil belajar menurut Bloom dalam Mustaqim (2008) membedakan menjadi 3 ranah (domain), yaitu ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Khusus pada ranah kognitif, Anderson dan Krathwohl dalam Gunawan dkk (2013) merevisi taksonomi Bloom yang sudah lama digunakan menjadi mengingat (remember). Memahami/mengerti (understand), menerapkan (apply), menganalisis (analyze), mengevaluasi (evaluate), dan menciptakan (create).

a. Ranah Kognitif

1) Mengingat (Remember)

Mengingat merupakan usaha mendapatkan kembali pengetahuan dari memori atau ingatan yang telah lampau, baik yang baru saja didapatkan maupun yang sudah lama didapatkan. Mengingat merupakan dimensi yang berperan penting daam proses pembelajaran yang bermakna (maningful learning) dan pemecahan masalah (problem solving). Kemampuan ini dimanfaatkan untuk menyelesaikan berbagai permasalahan yang jauh lebih kompleks. Mengingat meliputi mengenali (recognition) dan memanggil kembali (recalling).

2) Memahami/mengerti (Understand)

Memahami/mengerti berkaitan dengan membangun sebuah pengertian dari berbagai sumber seperti pesan, bacaan dan


(62)

komunikasi. Memahami/mengerti berkaitan dengan aktivitas mengklasifikasikan (classification) dan membandingkan (comparing).

3) Menerapkan (Apply)

Menerapkan menunjuk pada proses kognitif memanfaatkan atau mempergunakan suatu prosedur untuk melaksanakan percobaan atau menyelesaikan permasalahan. Menerapkan berkaitan dengan dimensi pengetahuan prosedural (procedural knowledge). Menerapkan meliputi kegiatan menjalankan prosedur

(executing) dan mengimplementsikan (implementing).

4) Menganalisis (Analyze)

Menganalisis merupakan memecahkan suatu permasalahan dengan memisahkan tiap-tiap bagian dari permasalahan dan mencari keterkaitan dari tiap-tiap bagian tersebut dan mencari tahu bagaimana keterkaitan tersebut dapat menimbulkan permasalahan. Mengalisis berkaitan dengan proses kognitif memberi atribut (attributeing) dan mengorganisasikan (organizing).

5) Mengevaluasi (Evaluate)

Evaluasi berkaitan dengan proses kognitif memberikan penilian berdasarkan kriteria dan standar yang sudah ada. Kriteria yang biasanya digunakan adalah kualitas, efektivitas, efisiensi, dan konsistensi. Kriteria atau standar ini dapat pula ditentukan sendiri


(63)

Soleh siswa. Standar ini dapat berupa kuantitatif maupun kualitatif serta dapat ditentukan sendiri oleh siswa. Evaluasi meliputi mengecek (checking) dan mengkritisi (critiquing). Mengecek mengarah pada kegiatan pengujian hal-hal yang tidak konsisten atau kegagalan dari suatu operasi atau produk. Mengkritisi berkaitan erat dengan berpikir kritis.

6) Menciptakan (Create)

Menciptakan sangat berkaitan erat dengan pengalaman belajar siswa pada pertemuan sebelumnya. Meskipun menciptakan mengarah pada proses berpikir kreatif, namun tidak secara total berpengaruh pada kemampuan siswa untuk menciptakan. Menciptakan di sini mengarahkan siswa untuk dapat melaksanakan dan menghasilkan karya yang dapat dibuat oleh semua siswa. Menciptakan meliputi menggeneralisasikan (generating) dan memproduksi (producing). Menggeneralisasikan merupakan kegiatan mempresentasikan permasalahan dan penemuan aternatif hipotesis yang diperlukan. Memproduksi mengarah pada perencanaan untuk menyelesaikan permasalahan yang diberikan. b. Ranah afektif

1) Menyimak

Proses menyimak meliputi taraf sadar memperhatikan, kesediaan menerima, dan memperhatikan secara seektif/terkontrol.


(64)

2) Merespon

Hal ini meliputi manut (memperoleh sikap responsif, bersedia merespon atas pilihan sendiri dan merasa puas dalam merespon. 3) Menghargai

Hal ini mencangkup menerima nilai, mendambakan nilai dan merasa wajib mengabdi pada nilai.

4) Mengorganisasi nilai

Meliputi mengkonseptualisasi nilai dan organisasi sistem niai. 5) Mewatak

Yaitu memberlakukan secara umum seperangkat niai, menjujung tinggi dan memperjuangkan niai.

Ranah afektif menurut Sudjana (2011), ada beberapa jenis kategori ranah afektif sebagai hasil belajar. Kategorinya dimulai dari tingkat yang dasar atau sederhana sampai tingkat yang kompleks.

1) Receiving (penerimaan), yakni semacam kepekan dalam menerima rangsangan (stimulasi) dari luar yang datang kepada siswa dalam bentuk masalah, situasi, gejala, dll. Dalam tipe ini termasuk kesadaraan, keinginan untuk menerima stimulus, control, dan seleksi gejala atau rangsangan dari luar.

2) Responding (jawaban), yakni reksi yang diberikan oleh seseorang terhadap stimulasi yang datang dari luar. Hal ini mencangkup


(65)

ketepatan reaksi, perasaan, kepuasan, dalam menjawab stimulus dari luar yang datang kepada dirinya.

3) Valuing (penilaian) berkenaan dengan nilai dan kepercayaan terhadap gejala atau stimulus tadi. Dalam evaluasi ini termasuk di dalamnya kesediaan menerima nilai, latar belakang, atau pengalaman untuk menerima nilai dan kesepakatan terhadap nilai tersebut.

4) Organization (pengorganisasian), yakni pengembangan dari nilai ke dalam satu sistem organisasi, termasuk hubungan satu nilai dengan nilai lain, pemantapan, dan prioritas nilai yang telah dimilikinya. Yang termasuk ke dalam orginisasi ialah konsep tentang nilai, organisasi sistem nilai, dll.

5) Karakteristik nilai atau internalisasi nilai, yakni keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya. Kedalamannya termasuk keseluruhan nilai dan karakteristiknya.

Fokus hasil belajar ranah afektif pada penelitian ini adalah pada tingkatan kategori receiving (penerimaan), responding (jawaban), valuing (penilaian) dan orgnization (pengorganisasian).

c. Ranah psikomotor 1) Mengindra

Hal ini bisa berbentuk mendengarkan, melihat, meraba, mencecap dan membau.


(66)

2) Bertindak secara terpimpin

Meliputi gerakan menirukan, dan mencoba melakukan tindakan. 3) Bertindak secara kompleks

Ini adaah taraf mahir, dan gerak/keterampilan sudah disertai berbagai improvisasi.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Menurut Nasution dalam Djamarah (2011:176), faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar antara lain:

a. Faktor Lingkungan

Lingkungan merupakan bagian dari kehidupan siswa. Dalam lingkungan siswa hidup dan berinteraksi dalam mata rantai kehidupan. Saling ketergantungan antara lingkungan biotik dan abiotik tidak dapat dihindari. Selama hidup siswa tidak bisa menghindarkan diri dari lingkungan alami dan lingkuangan sosial budaya. Lingkungan alami merupakan lingkungan yang masih asri dengan berbagai tanaman dan pepohonan yang masih asri. Lingkungan alami sangat diperlukan karena agar tercipta suasana belajar yang nyaman. Selain itu, manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri dan saling menggantungkan satu sama lain sehingga terciptanya interaksi sosial. Interaksi sosial terjadi baik di lingkungan sekolah maupun di luar karena bagaimanapun siswa harus mematuhi norma-norma, nilai-nilai yang ada di lingkungan sosial. Kedua hal tersebut baik lingkungan


(67)

alami dan lingkungan sosial selalu ada untuk mendapatkan suatu kenyamanan

b. Faktor Instrumental

Setiap sekolah mempunyai tujuan yang akan dicapai. Dalam rangka untuk memperlancar diperlukan seperangkat kelengkapan dalam berbagai bentuk dan jenisnya. Faktor di dalamnya antara lain: kurikulum, program, sarana dan fasilitas, serta guru.

Kurikulum sangat mempengaruhi hasil belajar karena kurikulum dipakai guru untuk merancanakn program pengajaran. Kurikulum adalah a plan for learning yang merupakan substansial dalam pendidikan karena kurikulum sangat mempengaruh hasil belajar siswa.

Setiap sekolah mempunyai program pendidikan. Program tersebut dijadikan sebagai acuan untuk meningkatkan kualitas belajar mengajar. Keberhasilan pendidikan di sekolah tergantung dari baik tidaknya program yang dirancang oleh sekolah tersebut.

Sarana mempunyai arti penting dalam pendidikan seperti gedung sekolah yang nyaman tidak bolong, tidak rapuh, dan lain-lain. Selain itu, fasilitas juga sangat penting dalam proses pembelajaran. Fasilitas mengajar merupakan kelengkapan mengajar guru yang harus dimiliki sekolah seperti buku pegangan guru dan buku penunjang. Sarana dan fasilitas sangat diperlukan dalam kegiatan belajar mengajar agar


(68)

mendapatkan hasil belajar yang baik karena siswa akan merasa nyaman.

Guru merupakan unsur manusia dalam pendidikan. Dalam proses belajar mengajar harus ada guru dan siswa agar proses belajar dapat berjalan. Guru sangat dibutuhkan untuk mentransfer ilmu kepada siswa. Transfer ilmu akan berlangsung dengan baik dan lancar ketika guru dapat mengajar dengan baik sehingga hasil belajar siswa juga baik.

c. Faktor Fisiologis

Kondisi fisiologis pada umumnya sangat berpengaruh terhadap kemampuan belajar seseorang. Orang yang dalam keadaan segar jasmaninya akan berlainan belajarnya dari orang-orang yang dalam keadaan lelah.

d. Faktor Psikologis

Belajar pada hakikatnya adalah proses psikologi. Oleh karena itu, semua keadaan dan fungsi psikologis tentu saja mempengaruhi belajar seseorang. Itu berarti belajar bukanlah berdiri sendiri, terlepas dari faktor lain yakni faktor luar dan dalam. Kedua faktor tersebut harus seimbang, sehingga minat, kecerdasan, bakat, motivasi, dan kemampuan-kemampuan kognitif merupakan faktor psikologis yang utama.


(69)

Minat adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Minat yang besar merupakan suatu modal yang besar untuk siswa mendapatkan sesuatu hasil belajar yang baik. Minat tidak dapat dipaksakan karena jika siswa sudah tidak minat jika dipaksakan hasilnyapun tidak akan memuaskan.

Kecerdasan merupakan salah satu faktor psikologis yang sangat mempengaruhi hasil belajar siswa. Setiap siswa memiliki tingkat kecerdasan yang berbeda-beda antara satu dengan yang lain, namun kecerdasan mempunyai peranan penting dalam menentukan hasil belajar siswa.

Setiap orang memiliki bakatnya masing-masing, namun bakat itu masih perlu dikembangkan dan dilatih. Ada faktor yang mempengaruhi bakat dapat berkembang yaitu diri sendiri dan lingkungannya. Lingkungan yang ramah dan kreatif dapat mengembangkan bakatnya, namun karena tidak adanya hasrat untuk melatih dan mengembangkan bakatnya maka bakatnya tidak akan berkembang sebaliknya jika dia mempunyai hasrat untuk berlatih maka bakatnya akan berkembang.

Motivasi atau dorongan sangat diperlukan untuk melakukan sesuatu. Kuat lemahnya motivasi belajar seseorang turut mempengaruhi hasil belajar. Jika seseorang mendapat motivasi yang tepat, maka lepaslah tenaga yang luar biasa, sehingga dia akan termotivasi dan mendapatkan hasil yang baik.


(70)

Kemampuan kognitif merupakan salah satu dari tujuan pendidikan. Ada tiga kemampuan yang harus dikuasai jembatan untuk sampai pada penguasaan kemampuan kognitif, yaitu persepsi, mengingat, dan berpikir. Kemampuan kognitif haruslah dikembangkan melalui belajar sehingga mendapatkan hasil belajar yang baik.

4. Cara Mengukur Hasil Belajar

Menurut Makmun (2007: 167) ada beberapa indikator dan cara pengukuran hasil belajar dapat dilihat pada tabel 2.1 dibawah ini.

Tabel 2.1 Cara Pengukuran Hasil Belajar

Jenis Hasil Belajar

Indikator-Indikator Cara Pengukuran

A. Kognitif Hafalan/ Ingatan Dapat menyebutkan/ menunjukkan lagi Pertanyaan/tugas/ Tes Pengertian/ Pemahaman Dapat menjelaskan/

mendefinisikan dengan kata-kata sendiri Pertanyaan/ persoalan/ tes/tugas Aplikasi/ Pengunaan

Dapat memberikan contoh/menggunakan dengan tepat/memecahkan masalah

Tugas/persoalan/tes

Analisis Dapat menguraikan/ Mengklasifikasi

Tugas/persoalan/tes Evaluasi Dapat menginterpretasikan/

memberikan kritik/memberikan pertimbangan/penilaian

Tugas/persoalan/tes

Menciptakan Dapat melaksanakan dan menghasilkan karya yang dibuat oleh siswa

Tugas/persoalan/tes

B. Afektif

Penerimaan Bersikap

menerima/menyetujui atau sebaliknya

Pertanyaan/tes/ skala sikap

Sambutan Bersedia

terlibat/partisipasi/memanfaat kan atau sebaliknya


(71)

Jenis Hasil Belajar

Indikator-Indikator Cara Pengukuran

Penghargaan/ Apresiasi Memandang penting/bernilai/berfaedah/in dah/harmonis/kagum atau Sebaliknya

Skala penilaian/tu-gas ekspresif/proyektor

Internalisasi/ Pendalaman

Mengakui/mempercayai/mey akinkan atau sebaliknya

Skala sikap/tugas ekspresif/proyekto

Karakterisasi/ Penghayatan

Melembagakan/membiasa-kan/menjelmakan dalam pribadi dan prilakunya sehari-hari Observasi/tugas ekspresif/proyektif C. Psikomotorik Ketram-pilan bergerak/ Bertin-dak

Koordinasi mata, tangan dan kaki

Tugas/observasi/tes tindakan

Ketram-pilan ekspresi verbal dan non verbal

Gerak, mimik, ucapan Tugas/obser-vasi tes/tindakan

I. Penelitian yang Relevan

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan kajian penelitian yang dilakukan oleh peneliti lain terhadap penggunaan alat peraga dalam pembelajaran matematika , yakni penelitian yang dilakukan oleh Virlina dan Sumardi (2013) yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar Matematika pada Materi Pecahan dengan Media Alat Peraga Matematika Bagi siswa Kelas VII B SMP Negeri 2 Gatak Tahun Ajaran 2012/2013”. Hasil ketuntasan belajar siswa secara klasikal sebelum tindakan 18,75% dan setelah tindakan sebesar 81,3%.


(72)

J. Kerangka Berpikir

Berdasarkan dari kajian pustaka di atas, motivasi hasil belajar memiliki hubungan dengan model pembelajaran yang digunakan oleh guru. Model pembelajaran yang guru lakukan dengan ceramah akan berbeda dengan model pembelajaran yang menggunakan alat peraga sebagai media pembelajaran. Penelitian akan dilaksanakan dengan menerapkan alat peraga sebagai media pembelajaran. Diukur berdasarkan pada motivasi dan hasil belajar siswa yaitu aspek afektif dan aspek kognitif. Diharapkan dengan menggunkan alat peraga tersebut dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang materi luas permukaaan dan volume pada kubus serta balok. Berdasarkan kerangka pemikiran tersebut, dapat dituangkan dalam bagan sebagai berikut :

Gambar 2.15. Kerangka Berpikir Sebab Masalah:

1. Tingkat pemahaman siswa masih kurang 2. Motivasi siswa

masih kurang dalam pelajaran

Alat peraga sebagai media pembelajaran

Motivasi Siswa

1. Pembelajaran yang membawa konsep inovatif

2. Pembelajaran yang menekankan keaktifan siswa

Kelebihan : rasa percaya diri menjadi lebih tinggi, memperbaiki kehadiran, penerimaan terhadap individu menjadi lebih besar, perilaku menggangu menjadi lebih kecil. Konflik antara pribadi berkurang, pemahaman yang lebih mendalam, meningkatkan

kebaikan budi, kepekaan, dan toleransi, serta hasil belajar lebih tinggi.

1. Siswa dapat belajar bertanggung jawab dan bekerja sama dalam tim 2. Dapat meningkatkan pemahaman dan

keaktifan siswa Aspek Afektif Aspek Kognitif Hasil Belajar Matematika


(73)

K. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka berpikir di atas, hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini yaitu:

1. Penggunaan alat peraga sebagai media pembelajaran dapat meningkatkan motivasi siswa kelas VIII SMP N 3 Tulang Bawang Udik dalam materi luas permukaan dan volume pada bangun kubus serta balok.

2. Penggunaan alat peraga sebagai media pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII SMP N 3 Tulang Bawang Udik dalam materi luas permukaan dan volume pada bangun kubus serta balok.


(74)

55 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian yang akan peneliti gunakan ialah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kualitas pembelajaran di kelas, sehingga hasil belajar siswa dapat ditingkatkan (Daryanto, 2011:3). Penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki kualitas pembelajaran dengan sasaran akhir ialah memperbaiki hasil belajar dan meningkatkan kualitas pembelajaran.

B. Rencana Penelitian 1. Subyek Penelitian

Subyek dalam penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti ialah siswa-siswi kelas VIII SMP Negeri 3 Tulang Bawang Udik Lampung yang terdiri dari 33 siswa.

2. Obyek Penelitian

Obyek dalam penelitan yang akan dilakukan ialah motivasi dan hasil belajar siswa-siswi kelas VIII SMP Negeri 3 Tulang Bawang Udik Lampung yang terdiri dari 33 siswa.


(75)

3. Tempat Penelitian

Penilitian yang akan peneliti lakukan bertempat di SMP Negeri 3 Tulang Bawang Udik, yang beralamat di Waysido , Kecamatan Tulang Bawang udik, Kabupaten Tulang Bawang Barat, Lampung.

4. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada tangga; 2-18 Maret 2016.

C. Rancangan Tindakan

Penelitian ini dirancang untuk dilakukan dalam 2 siklus menggunakan model penelitian tindakan kelas Kemmis dan Mc Taggart, setiap siklus penelitian meliputi beberapa tahapan berulang meliputi tahap-tahap: Perencanaan (Planning), Pelaksanaan (Acting), Pemantauan (Observasing), Refleksi (Reflecting). Hasil refleksi digunakan untuk mengetahui tingkat perubahan yang terjadi dan tingkat pencapaian indikator-indikator yang telah ditetapkan, berikut rancangan persiklus:

Tabel 3.1. Rancangan Tindakan Persiklus Kondisi

Awal

Siklus I Siklus II

Materi

Luas permukaan kubus dan balok

Volume kubus dan balok

Indikator yang akan dikembangkan

- Motivasi belajar siswa - Hasil belajar siswa

- Motivasi belajar siswa - Hasil

belajar siswa

Treatment Alat peraga

berupa

jaring-Alat peraga berupa kubus


(76)

Kondisi Awal

Siklus I Siklus II jaring kubus

dan balok

satuan

Desain PTK Model Kemmis dan Mc Taggart disajikan dalam gambar 3.1.

Gambar 3.1. Desain PTK Model Kemmis dan Mc Taggart (Taniredja,2011)

Next Refleksi

Perencanaan

pelaksanaan & Observasi

Refleksi

Siklus II Perencanaa

n

pelaksanaan & Observasi Siklus I


(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

Lampiran 20. Dokumentasi Penelitian


(6)

Dokumen yang terkait

Analisa pengaruh hasil belajar matematika terhadap kemampuan menyelesaikan soal-soal fisika|b:Studi pengaruh hasil belajar pokok bahasan getaran pada siswa kelas 2 semester III di SLTP Negeri 3 Jember tahun ajaran 2002/2003

0 11 80

Analisa pengaruh hasil belajar matematika terhadap kemampuan menyelesaikan soal-soal fisika: Studi pengaruh hasil belajar pokok bahasan getaran pada siswa kelas 2 semester III di SLTP Negeri 3 Jember tahun ajaran 2002/200

0 13 80

Hubungan antara persepsi dan motivasi belajar fisika dengan hasil belajar fisika pokok bahasan energi siswa kelas 1 cawu III SLTP Negeri 3 Jember tahun ajaran 2001/2002

0 4 69

Penerapan metode diskusi untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar IPS pada siswa kelas IV MI pangkalan Kota Sukabumi

4 11 221

Pengaruh penggunaan alat peraga dakon terhadap hasil belajar matematika siswa

4 25 161

Perbandingan hasil belajar siswa dan siswa kelas VIII pada pelajaran agama di MTS Jamiat Kheir Jakarta Pusat

0 17 114

Hubungan antara komunikasi orang tua dan siswa dengan prestasi belajar siswa : studi penelitian pada siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Pamulang

0 5 94

Peningkatan motivasi belajar siswa melalui media audio visual pada mata pelajaran PKN siswa kelas II MI Al-Husna Ciledug Tahun pelajaran 2013/2014

3 12 126

Hubungan motivasi belajar dan gaya belajar siswa dengan prestasi belajar matematika siswa mts Islamiyah Medan tahun ajaran 2017/2018 - Repository UIN Sumatera Utara

4 24 150

Meningkatkan kemampuan memecahkan masalah dan hasil belajar siswa melalui pokok bahasan pesawat sederhana di SMP Negeri-4 kelas VIII semester II Palangka Raya tahun ajaran 2015/2016 - Digital Library IAIN Palangka Raya

1 1 185