PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KELOMPOK INVESTIGASI (GROUP INVESTIGATION) PADA MATA PELAJARAN MENGGAMBAR KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG I TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X SMKN 6 BANDUNG.

(1)

i

Banyak hal yang mempengaruhi terhadap tinggi rendahnya prestasi siswa, diantaranya model pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru. Pada saat ini banyak guru yang dalam proses belajar mengajarnya menggunakan metode konvensional. Guru dalam kegiatan pembelajaran cenderung sangat mendominasi, aktivitas mereka lebih banyak dibandingkan dengan aktivitas siswa. Guru masih banyak yang melaksanakan pembelajaran dengan metode ceramah, tanya jawab dan pemberian tugas secara klasikal, sedangkan siswa hanya mendengar dan mencatat. Hal seperti ini menyebabkan siswa menjadi kurang aktif dan pembelajaran menjadi membosankan. Hal ini juga menyebabkan motivasi belajar, inisiatif untuk bertanya dan mengungkapkan ide jarang dilakukan oleh siswa. Untuk mengatasi masalah tersebut perlu adanya upaya dari guru dalam pengelolaan kelas dengan pembelajaran yang dapat meningkatkan keaktifan siswa yaitu dengan model pembelajaran yang inovatif.

Peneliti mencoba menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation, dengan tujuan sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan prestasi siswa dalam pembelajaran menggambar konstruksi bangunan gedung 1 di SMK Negeri 6Bandung.

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen kuasi karena mencoba perlakuan yaitu pengelolaan kelas dengan model pembelajaran group investigation dalam pembelajaran menggambar konstruksi bangunan gedung 1. Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SMK Negeri 6 Bandung. Sampel dalam penelitian ini dipilih dua kelas, yaitu kelas XI TKK2 sebagai kelas ekperimen menggunakan model pembelajaran group investigation, dan kelas XI TKK1 sebagai kelas kontrol menggunakan pengelolaan kelas dengan model pembelajaran konvensional.

Hasil penelitian menyimpulkan bahwa prestasi siswa kelas XI SMK Negeri 6 Bandung dalam mata pelajaran menggambar konstruksi bangunan gedung 1 yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran group investigation lebih tinggi dibandingkan dengan prestasi belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional pada mata pelajaran menggambar konstruksi bangunan gedung 1, sehingga dapat dikatakan bahwa model pembelajaran group investigation cukup baik terhadap prestasi belajar siswa.

Saran bagi para peneliti yang berminat untuk mengembangkan model pembelajaran, hendaknya mengembangkan penelitian ini sebagai upaya memecahkan masalah yang banyak dihadapi siswa.


(2)

ii

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah Swt. yang telah memberikan rahmat, taufik serta hidayah-Nya sehingga alhamdulillah saya dapat menyelesaikan skripsi ini.

Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada uswah dan qudwah kita Nabi Muhammad SAW, para keluarganya, para sahabatnya dan semoga sampai kepada kita semua, amiin.

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Pendidikan Teknik Sipil Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Universitas Pendidikan Indonesia. Adapun judul yang diambil yaitu “ Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kelompok Investigasi (Group Investigation) Pada Mata Pelajaran Menggambar Konstruksi Bangunan Gedung 1 Terhadap Peningkatan Prestasi belajar Siswa Kelas X SMKN 6 Bandung (Studi Kuasi Eksperimen pada Tahun Pelajaran 2008/2009)

Banyak halangan dan rintangan dalam proses penyusunan skripsi ini, tetapi alhamdulillah dengan bantuan dan dorongan dari berbagai pihak akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. Radjulaini, M.Pd., selaku pembimbing I yang telah banyak membimbing, memberikan arahan, memberi petunjuk, meluangkan waktu dan memberi motivasi dalam penyusunan skripsi ini.

2. Bapak Drs. Budi Kudwadi., MT., selaku pembimbing II yang telah banyak membimbing, memberikan arahan, memberi petunjuk, meluangkan waktu dan memberi motivasi dalam penyusunan skripsi ini, dan juga selaku ketua jurusan Pendidikan Teknik Sipil Universitas Pendidikan Indonesia.

3. Bapak Drs. Rakhmat Yusuf., MT, selaku ketua Program Studi Pendidikan Teknik Sipil Universitas Pendidikan Indonesia

4. Bapak Drs. Supratman Agus.,MT selaku dosen wali Kelas Genap yang telah memberikan bimbingan selama mengikuti perkuliahan

5. Bapak dan Ibu Dosen serta staf Tata Usaha Jurusan Pendidikan Teknik Sipil, terima kasih atas bimbingan, arahan dan saran yang dapat membangkitkan motivasi penulis.

6. Ibu Rini Sundhari S.Pd, selaku guru pelajaran Menggambar Konstruksi Bangunan Gedung 1 di SMK Negeri 6 Bandung.

7. Kedua Orang Tua tercinta yang telah memberikan motivasi, curahan dan limpahan kasih sayang serta do’a kepada penulis hingga terselesaikannya skripsi ini.

8. Dhek Intan, Dhek Mega, Mbak Dilla, Cak Ali beserta Istrinya, ponakan-ponakanku yang lucu-lucu yang selalu memberikan motivasi dan doanya.

9. Reddy Levianto yang selalu setia menunggu, memenemani, memberikan selalu supportnya dan doanya.

10.Ai, santi, Rini, Lia, Rahman, Indra, Tyan, Aep, Asep, Dendi, Iik, Edi, Epenk, Ajat, Ana, Bosh, Evita, Vika, Ita, Ujieuw, Rina, Mia, Miranda, Rere. Poko’e matur suwun sanget. Makasih dukungannya.

11.Bang Ifnul Mubarok Ritonga, makasih bantuan, dan dukungannya.

12.Puji, Faris, Bro, dan miss 11 terutama V3, Nicken, Zeni, Diana, Dan Ajeng yang telah memberikan motivasinya. Trims ya.


(3)

iii 14.Anak kosan Pak Haji Sapri, makasih ya

15.Pihak-pihak lain yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

Terima kasih atas dorongan dan bantuannya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini, semoga amal baik semuanya mendapat balasan dari Allah Swt, aamiin.

Penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, tetapi penulis berharap semoga skripsi ini berguna bagi semua pihak yang memerlukannya.

Bandung, Juli 2009


(4)

iv

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 4

1.3 Pembatasan Masalah... 5

1.4 Rumusan Masalah ... 6

1.5 Penjelasan Instilah Judul ... 6

1.6 Tujuan Penelitian ... 9

1.7 Manfaat Penelitian ... 10

BAB II LANDASANTEORI DAN HIPOTESIS ... 12

2.1Model Pembelajaran ... 12

2.1.1 Pengertian Pembelajaran ... 13

2.1.2 Ciri-ciri Pembelajaran... 13

2.1.3 Pengertian Model Pembelajaran ... 13

2.2Cooperative Learning ... 15

2.3 Kelompok Investigasi (Group Investigation) ... 20

2.3.1 Pengertian Group Investigation ... 20

2.3.2 Langkah-Langkah Group Investigation... 21

2.3.3.Implementasi Group Investigation ... 23

2.4 Model Pembelajaran Konvensional ... 30

2.5 Prestasi Belajar ... 32

2.5.1 Pengertian Belajar... 32

2.5.2 Pengertian Preastasi Belajar ... 34

2.5.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ... 35

2.6 Mata Pelajaran Menggambar Konstruksi Bangunan Gedung ... 41

2.7 Anggapan Dasar ... 42

2.8 Hipotesis ... 43

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 44

3.1 Lokasi Penelitian ... 44

3.2 Metode Penelitian ... 44

3.3 Variabel Peneltian dan Paradigma Penelitian ... 46

3.3.1 Variabel Penelitian ... 46

3.3.2 Paradigma Penelitian ... 47

3.3.3 Alur Penelitian ... 48

3.4 Populasi dan Sampel ... 49

3.4.1 Populasi Penelitian ... 49

3.4.2 Sampel Penelitian ... 51


(5)

v

3.6 Langkah-LangkahPenelitian ... 55

3.7 TeknikAnalisisData ... 57

3.7.1 Uji Normalitas ... 57

3.8 Uji Hipotesis ... 59

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 61

4.1 Hasil Penelitian... 61

4.2 Pembahasan ... 72

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 79

5.1 Kesimpulan ... 79

5.2 Saran ... 80


(6)

vi

Tabel 3.1 Populasi Penelitian ... 50

Tabel 3.2 Kegiatan Siswa Dalam Pembelajaran ... 56

Tabel 4.1 Uji Normalitas Data Pre tes Kelas Kontrol ... 61

Tabel 4.2 Uji Normalitas Data Postes Kelas Kontrol ... 62

Tabel 4.3 Uji Normalitas Data Pretest Kelas Eksperimen ... 63

Tabel 4.4 Uji Normalitas Data postes Kelas Eksperimen ... 64

Tabel 4.5 Hasil ji Normalitas Skor Pretest ... 65

Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Skor Postes ... 66

Tabel 4.7 Jumlah Rangking Kelompok Data Pretes dan Postes ... 67

Tabel 4.8 Statistik Uji – U Kelompok Data Pretes dan Postes ... 68

Tabel 4.9 Statistik Deskriptif Skor Pretes dan Postes KelasEksperimen ... 69


(7)

vii

Gambar 3.1 Paradigma Penelitian ... 47

Gambar 3.2 Alur Penelitian ... 49

Gambar 4.1 Diagram Frekwensi Data Pre tes Kelas Kontrol ... 62

Gambar 4.2 Diagram Frekwensi Data Postes Kelas Kontrol ... 63

Gambar 4.3 Diagram Frekwensi Data Pretes Kelas Eksperimen ... 64

Gambar 4.4 Diagram Frekwwensi Data Postest Kelas Eksperimen ... 65


(8)

viii LAMPIRAN 1

1. Kisi-kisi Instrumen………85

2. Angket……….. 86

LAMPIRAN 2 1. Kisi-kisi Instrumen………89

2. Pre Tes Dan Postes………94

LAMPIRAN 3 1. Skor Mentah………. 104

2. Perhitungan Uji Normalitas Data menggunakan Metode Chi-Square 105 3. Perhitungan Manual Uji U-Mann Whitney………... 108

LAMPIRAN 4 1. SK Pembimbing……… 111

2. Berita Acara Seminar I……… 113

3. Berita Acara Seminar II ………114

4. Surat Pengantar Penelitian……… 115

5. Surat Penelitian……… 116

6. Lembar Bimbingan Skripsi………117

7. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran……… 121

8. Skenario Pembelajaran……… 142

9. Denah Tempat Duduk Siswa…….……….. 149


(9)

1 1.1 Latar Belakang Masalah

Paradigma adalah sebuah teori, perspektif, atau kerangka berpikir yang menentukan bagaimana kita memandang, mengiterpretasikan, dan memahami aspek-aspek kehidupan. Untuk bisa mencapai tujuan dengan benar, kita membutuhkan yang tepat. Jadi, paradigma bisa dikatakan sebagai petunjuk dalam perjalanan kita dalam kehidupan ini.

Paradigma lama dalam dunia pendidikan terhadap belajar mengajar bersumber pada teori tabula rasa John Locke. Locke mengatakan bahwa pikiran seorang anak adalah seperti kertas kosong yang putih bersih dan siap menunggu coretan-coretan gurunya. Dengan kata lain, otak seorang anak adalah ibarat botol kosong yang siap diisi dengan ilmu pengetahuan dan kebijaksanaan guru. Paradigma lama adalah guru memberikan pengetahuan kepada siswa pasif.

Kegiatan belajar mengajar di sekolah tidak hanya memberikan sebatas pengetahuan yang dimiliki siswa tapi bagaimana teori ilmu yang mereka peroleh menjadi kecakapan sepanjang hidup siswa.

Kegiatan belajar mengajar tidak hanya berlandaskan pada teori-teori pembelajaran perilaku, tetapi lebih menekankan pada penerapan prinsip-prinsip belajar dari kognitif (pengetahuan). Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta konsep atau kaidah yang siap diambil dan diingat. Siswa mampu mengkonstruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata. Pengetahuan tumbuh berkembang melalui


(10)

pengalaman. Pemahaman siswa akan berkembang dengan baik dan semakin kuat daya ingatnya, apabila diuji dengan pengalaman baru.

Model pembelajaran cukup banyak yang bisa diterapkan antara lain model induktif, pendekatan Analogi, model STAD, model Jigsaw, model Tematik, dan model Konstruktivisme. Adapula terdapat metode-metode spesialisasi pada tugas. Antara lain group investigation (Kelompok Investigasi), Co-op Co-op, dan Jigsaw II. Pada penelitian ini penulis menerapkan model pembelajaran group investigation dalam merangsang pemahaman siswa terhadap mata pelajaran Menggambar Konstruksi Bangunan Gedung 1.

Relevansi dari teori konsktruksi, siswa secara aktif membangun pengetahuannya sendiri. Salah satu bentuk pembelajaran yang berorientasi pada pendekatan konstruktivisme adalah model pembelajaran koopertif tipe group investigation. Pembelajaran kooperatif tipe group investigation ini dicirikan oleh suatu struktur tugas, tujuan, dan penghargaan kooperatif.

Konsep memahami teori dan gambar merupakan konsep harus dikuasai siswa. Sebab teori sekaligus gambar sangat penting dipahami dan dimengerti oleh siswa. Rendahnya minat baca siswa disebabkan kurang menariknya cara pengajaran yang berisikan tentang teori-teori. Siswa juga memiliki daya kritis yang rendah karena pemahaman terhadap sebuah wacana juga rendah.

Hal diatas yang mendorong penulis mengadakan penelitian terhadap siswa dalam memahami teori dan gambar dengan memakai pembelajaran kooperatif tipe group


(11)

investigation untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap mata pelajaran konstruksi bangunan gedung.

Pembelajaran kooperatif tipe group investigation agar berjalan lebih baik, siswa terlebih dahulu dilatih keterampilan-keterampilan kooperatif sebelum pembelajaran kooperatif tipe group investigation digunakan. Keterampilan kooperatif yang dilatih seperti: mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan, menyampaikan ide atau gagasan, mendengarkan secara aktif, dan tugas.

Pembelajaran kooperatif tipe group investigation, siswa dikelompokkan 5 – 6 orang dengan ketentuan sesuai dengan aturan kelompok koopertif. Dengan demikian para siswa bekerja dalam kelompok kecil untuk memecahkan suatu masalah yang penyelesaiannya lebih dari satu kemungkinan. Agar diskusi kelompok tipe group investigatin bekerja dengan baik, siswa per kelompok diberi tugas yang bertujuan untuk mempermudah memahami materi.

SMK Negeri 6 Bandung merupakan salah satu sekolah yang didirikan menyahuti harapan pemerintah dan masyarakat dalam membentuk siswa yang siap kerja khususnya di daerah Bandung. Sekolah ini mempunyai siswa yang berasal dari latar belakang yang berbeda baik pendidikan orangtua, ekonomi, maupun suku. Berdasarkan uraian di atas, penulis menganggap perlu adanya suatu penelitian mengenai motivasi belajar siswa. Hal ini berguna sebagai dasar pengembangan pengajaran Menggambar Konstruksi Bangunan Gedung 1.


(12)

Dalam penyelesaian studi penulis pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan (FPTK) Universitas Pendidikan Indonesia, Jurusan Pendidikan Teknik Sipil, Program Studi Pendidikan Teknik Sipil, maka penulis membuat judul skripsi: “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kelompok Investigasi (Group Investigation) Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Menggambar Konstruksi Bangunan Gedung 1 Pada Siswa Kelas X SMKN 6 Bandung

1.2 Identifikasi Masalah

Tahap awal untuk pemahaman dan penguasaan masalah, perlu dilakukan identifikasi masalah. Identifikasi masalah dimaksudkan agar suatu objek lebih jelas dalam kaitannya dengan situasi tertentu yang menjadi permasalahan. Berdasarkan pada latar belakang masalah diatas, maka masalah tersebut dapat diidentifikasikan sebagai berikut:

1. Sebagian besar siswa-siswa yang mengikuti pelajaran Menggambar Konstruksi Bangunan Gedung 1 merasa bosan dan jenuh dalam mengikuti pelajaran di dalam kelas,

2. Sebagain besar siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugas Menggambar Konstruksi Bangunan Gedung1,

3. Siswa belum bisa memberanikan diri untuk mengeluarkan pendapat,

4. Proses penerapan model pembelajaran group investigation belum pernah dilaksanakan dalam kegiatan belajar mengajar di SMKN 6 Bandung


(13)

5. Penerapan model pembelajaran group investigation terhadap meningkatnya prestasi belajar siswa dalam kegiatan belajar, mengajar.

1.3 Pembatasan Masalah

Agar suatu penelitian dapat mencapai hasil yang baik, maka penulis perlu membuat batasan atau rumusan masalah secara terperinci. Untuk lebih jelasnya seorang ahli menyatakan:

Semua masalah yang dirumuskan terlalu umum/luas tidak pernah dapat mencapai sebagai masalah penyelidikan, oleh karena tidak akan pernah jelas batasan masalah itu, masalah perlu memenuhi syarat dalam perumusan yang terbatas. Pembatasan bukan saja memudahkan atau menyederhakan masalah bagi penyelidik tetapi juga akan dapat menetapkan lebih dahulu segala sesuatu yang diperlukan pemecahan tenaga, kecakapan, waktu, ongkos, dan lain yang timbul dari masalah tersebut. (Arikunto,1989:45)

Sesuai dengan pendapat di atas, maka yang menjadi batasan dalam penelitian ini sesuai judul skripsi yaitu: “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kelompok Investigasi (Group Investigation) Terhadap Peningkatan Prestasi belajar Mata Pelajaran Menggambar Konstruksi Bangunan Gedung 1 Pada Siswa Kelas X SMKN 6 Bandung, adalah sebagai berikut:

1. Proses penerapan model pembelajaran group investigation yang terjadi dalam kegiatan belajar mengajar,

2. Pengaruh penerapan model pembelajaran group investigation terhadap peningkatan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Menggambar Konstruksi Bangunan Gedung1 pada siswa kelas X SMKN 6 Bandung.


(14)

1.4 Rumusan Masalah

Dalam suatu penelitian terlebih dahulu harus dirumuskan masalah yang akan diteliti secara jelas dengan maksud dan tujuan supaya penelitian menjadi terarah dan mudah dalam menentukan metode apa yang digunakan. Hal ini sesuai dengan pendapat Suharsimi Arikunto (1996:17) yang menyatakan bahwa:

”Agar penelitian dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, maka peneliti harus merumuskan masalahnya, sehingga jelas darimana harus mulai, kemana harus pergi dan dengan apa.”

Berdasarkan uraian identifikasi masalah di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian sebagai berikut: Apakah terdapat perbedaan prestasi belajar Menggambar Konstruksi Bangunan Gedung 1 antara siswa yang pembelajarannya dengan model pembelajaran Group Investigation dan siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran konvensional terhadap prestasi belajar siswa di SMK Negeri 6 Bandung?”

1.5 Penjelasan Istilah Judul

Untuk menghindari timbulnya salah pengertian dan penafsiran dari pembaca dikarenakan banyak istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka perlu didefinisikan secara khusus. Adapun definisi-definisi operasional yang berhubungan dengan judul penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pengaruh

Winarno (1990:39) mengemukakan bahwa: ”Pengaruh merupakan suatu keadaan yang menunjukan keterkaitan antara satu hal dengan lainya, sehingga salah


(15)

satu dipengaruhi oleh hal lainnya atau sebaliknya, baik yang bersifat positif maupun negatif”.

Kata pengaruh dalam penelitian ini adalah pengaruh determinatif, dimana terdapat keterkaitan yang erat anatara cara pemakaian model pembelajaran yang tepat oleh guru terhadap prestasi belajar siswa.

2. Penerapan (penggunaan)

Penerapan adalah suatu proses pelaksanaan suatu kegiatan. Seperti yang diperkuat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi III (2005: 328) kata penerapan mempinyai arti proses, perbuatan, atau cara menerapkan sesuatu”.

3. Model pembelajaran investigasi kelompok (group investigation)

Model group investigation adalah model pembelajaran yang dikembangkan oleh Sharan pada tahun 1992, yang merupakan metode belajar yang lebih menekankan pada kegiatan belajar kelompok, dimana siswa secara aktif melalukan diskusi, kerja sama, saling membantu, dan semua anggota kelompok mempunyai peran tanggung jawab.

Pembelajaran kooperatif tipe kelompok investigasi (group investigation) didasari oleh gagasan John dewey tentang pendidikan, bahwa kelas merupakan cermin masyarakat dan berfungsi sebagai laboratorium untuk belajar tentang kehidupan di dunia nyata yang bertujuan mengkaji masalah-masalah sosial dan antar pribadi. Menurut Winataputra (1992:39) model kelompok investigasi (group investigation) telah digunakan dalam berbagai situasi dan dalam berbagai bidang studi dan berbagai tingkat usia. Pada dasarnya model ini dirancang untuk


(16)

membimbing para siswa mendefinisikan masalah, mengeksplorasi berbagai cakrawala mengenai masalah itu, mengumpulkan data yang relevan, mengembangkan dan mengetes hipotesis.

4. Prestasi Belajar

Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan prestasi merupakan hasil dari proses belajar. Memahami pengertian prestasi belajar secara garis besar harus bertitik tolak kepada pengertian belajar itu sendiri. Untuk itu para ahli mengemukakan pendapatnya yang berbeda-beda sesuai dengan pandangan yang mereka anut. Namun dari pendapat yang berbeda itu dapat kita temukan satu titik persamaan. Sehubungan dengan prestasi belajar, Poerwanto (1986:28) memberikan pengertian prestasi belajar yaitu “hasil yang dicapai oleh seseorang dalam usaha belajar sebagaimana yang dinyatakan dalam raport.”

5. Mata Pelajaran Menggambar Konstruksi BangunanGedung1

Mata Pelajaran menggambar konstruksi bangunan gedung I merupakan salah satu mata pelajaran yang tergolong dalam komponen dasar kejuruan yang diberikan di tingkat I. Pengertian secara umum dari mata pelajaran menggambar konstruksi bangunan gedung I adalah kumpulan bahan kajian yang mengungkapkan tentang perencanaan menggambar pada bangunan sederhana (kurikulum tingkat satuan pendidikan). Materi pelajaran menggambar konstruksi bangunan gedung I yang diajarkan tercantum dalam silabus. Untuk mata pelajaran Menggambar Konstruksi Bangunan Gedung I itu hanya sebagian dari dasar-dasar menggambar dan teori-teori


(17)

umum tentang perencanaan menggambar bangunan saja. Untuk kelanjutan memperdalam materi-materi dalam mata pelajaran menggambar konstruksi bangunan gedung 1 ini akan ada mata pelajaran menggambar konstruksi bangunan gedung 2 yang akan di ajarkan untuk kelas XI nanti. Jika mata pelajaran Menggambar konstruksi bangunan gedung 1 banyak tentang materi-materi yang diajarkan didalamnya, berbeda dengan menggambar konstruksi bangunan gedung 2, yang disini sangat ditekankan pada fokus untuk menggambar. Karena untuk kelas XI sudah mulai penjurusan di bidang keahlian.

1.6 Tujuan Penelitian

Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran tentang penerapan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation (Kelompok Investigasi) dalam meningkatan prestasi belajar mata pelajaran Menggambar Konstruksi Bangunan Gedung 1 siswa SMK Negeri 6 Bandung, sehingga dapat dijadikan pemodelan dalam proses belajar-mengajar yang menumbuhkan kreativitas siswa dalam memahami teori dan gambar.

Di samping tujuan umum di atas, adapun yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui perbedaan kemampuan siswa SMKN 6 Bandung dalam mata pelajaran Menggambar Konstruksi Bangunan Gedung 1 sebelum dan sesudah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation.

2. Untuk mengetahui perbedaan prestasi belajar Menggambar Konstruksi Bangunan Gedung 1 antara siswa yang pembelajarannya menggunakan model


(18)

pembelajaan tipe group investigation dan siswa yang pembelajarannya menggunakan cara model pembelajaran konvensional di SMK Negeri 6 Bandung.

1.7 Manfaat Penelitian

Setiap penelitian ilmiah diharapkan dapat memberikan manfaat, baik bagi penulis sendiri maupun bagi masyarakat. Penelitian ini tentu saja sangat bermanfaat bagi dunia pendidikan, khususnya, bagi orang-orang yang berhubungan dengan masalah pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, karena penelitian ini dapat dipergunakan untuk memperkaya bahan bacaan dan dapat dijadikan input, baik guru, pengelola sekolah, orangtua, pemerintah dalam hal ini Departemen Pendidikan Nasional, dan juga siswa.

Hasil penelitian ini juga diharapkan adalah sebagai berikut:

1. Sebagai bahan kajian tentang pemakaian model-model pembelajaran dalam bidang studi Menggambar Konstruksi Bangunan Gedung 1 yang melibatkan siswa aktif, kritis, dan kreatif.

2. Sebagai bahan pemikiran serta perbandingan untuk meningkatkan hasil belajar siswa, khususnya dalam mata pelajaran Menggambar Konstruksi Bangunan Gedung 1 pada masa yang akan datang.

3. Memberikan pengalaman langsung pada siswa dalam pembelajaran kooperatif tipe group investigation, karena adanya penguatan daya ingat siswa untuk lebih lama pada pikiran mereka terutama untuk memahami teori dan gambar.


(19)

4. Sebagai bahan referensi bagi mahasiswa jurusan Pendidikan Teknik Sipil dalam memilih metode pembelajaran yang akan melaksanakan Program Latihan Profesi (PLP).


(20)

44 BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian

Adapun yang menjadi lokasi penelitian dalam menulis skripsi ini adalah SMK Negeri 6 Bandung. Penulis memilih lokasi tesebut oleh karena alasan-alasan sebagai berikut:

1. Lokasi sekolah yang bersangkutan sekaligus tempat penulis Program Latihan Profesi (PLP) sehingga penulis merasa terpanggil untuk melakukan penelitian di sekolah tersebut.

2. Menurut hemat penulis lokasi yang bersangkutan belum seberapa banyak mendapat perhatian untuk melakukan penelitian, yang akhirnya penulis secara moral merasa terpanggil untuk mengangkat sekolah tersebut ke permukaan agar mendapat tempat di hati pembaca pada umumnya.

3. Untuk pengumpulan data dan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini lebih mudah diperoleh dan terjamin kevalidannya, karena sekolah tersebut tempat penulis Program Latihan Profesi (PLP).

3.2 Metode Penelitian

Metode penelitian adalah suatu cara yang dipergunakan di dalam suatu penelitian untuk mencapai suatu tujuan. Dalam melaksanakan suatu penelitian, seorang peneliti harus menentukan metode apa yang akan dipakai. Karena menyangkut


(21)

langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mengarahkan dan sebagai pedoman dalam kegiatan penelitian.

Dalam penelitian ini akan menggunakan pendekatan kuantitatif, karena dalam penelitian ini merumuskan hipotesis. Hal ini sesuai menurut Sugiyono (2008: 96) yaitu “Penelitian yang merumuskan hipotesis adalah penelitian yang menggunakan mendekatan kuantitatif.

Sugiyono (2008: 14) juga mengatakan bahwa:

Metode penelitian dengan pendekatan kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/ statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasy Experimental Design atau eksperimen semu. Penggunaan eksperimen semu ditujukan untuk mengetahui hubungan sebab akibat dengan cara memberi perlakuan pada kelompok eksperimen dan penyediaan kelompok perbandingan (Nazir, 2003). Pola rancangan eksperimen semu yang digunakan adalah control group pre-test and post-test (Arikunto, 2006) sebagai berikut:

Kelas Pre-test Perlakuan Post-test

Eksperimen O1 X1 O2

Kontrol O3 O4

Keterangan:

O1 & O3 = pre-test pada kelas eksperimen (1) dan kelas control (3)

O2 & O4 = post-test pada kelas eksperimen (2) dan kelas control (4)


(22)

Secara singkat penelitian eksperimen merupakan salah satu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan eksperimen tertentu agar dapat memperbaiki atau meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas secara propesional. Penerapan model eksperimen sangat relevan dalam penelitian ini sesuai dengan permasalahan yang dihadapi oleh banyak tenaga pendidik di masa ini.

Sebelum dilakukan tes terlebih dahulu diberikan penjelasan kepada siswa tentang kerja atau penjelasan tentang menggambar rumah tinggal sederhana dengan metode yang berbeda, yaitu metode pembelajaran kooperatif tipe Kelompok Investigasi (Group Investigation) dan metode konvensional kelas X SMK Negeri 6 Bandung .

3.3 Variabel dan Paradigma Penelitian 3.3.1 Variabel Penelitian

Sugiyono (2008:2) mengemukakan bahwa “Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.” Pada penelitian ini terdapat variabel dibagi menjadi dua kategori utama, yaitu variabel bebas (Independent Variable) dan variabel terikat (dependent variable). Variabel bebas adalah variabel perlakuan atau sengaja dimanipulasi untuk mengetahui intensitasnya atau pengaruhnya terhadap variabel terikat. Variabel terikat adalah variabel yang timbul akibat variabel bebas. Berdasarkan uraian diatas dan sesuai dengan perumusan masalah,


(23)

dapat ditetapkan bahwa: Model Pembelajaran Kelompok Investigasi merupakan variabel bebas (X), sedangkan Prestasi Belajar Pada Mata Diklat Menggambar Konstruksi Bangunan Gedung 1 Siswa SMK Negeri 6 Bandung merupakan variabel terikat (Y)

3.3.2 Paradigma Penelitian

Paradigma atau model penelitian adalah bagan kerangka berfikir yang menunjukkan alur pikir peneliti serta keterkaitan antar variabel yang diteliti. Paradigma penelitian dapat digambarkan secara praktis mengenai hubungan pemakaian model pembelajaran tipe kelompok investigasi (group investigation ) pada mata diklat menggambar konstruksi bangunan gedung 1 dengan prestasi belajar siswa SMKN 6 Bandung

Paradigma penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut:

Gambar 3.1 Paradigma Penelitian Variabel x

Penerapan model pembelajaran group investigation

Variabel y Tingkat prestasi

belajar siswa Penelitian

Saran dan rekomendasi Siswa atau

pesserta didik


(24)

3.3.3 Alur Penelitian

Alur penelitian adalah langkah-langkah yang ditempuh untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. Langkah-langkahnya adalah :

1. Menentukan Kelas kontrol dan ekperimen. Pada penelitian ini, kelas kontrol yang ditetapkan adalah kelas ITKK-1 dan untuk kelas ITKK-2 ditetapkan sebagai kelompok eksperimen

2. Sebelum dimulai pembelajaran, masing-masing kelas diberikan pretest terlebih dulu. Pretest ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan siswa masing-masing pada mata pelajaran menggambar konstruksi bangunan gedung 1.

3. Untuk selanjutnya siswa diberikan perlakuan. Untuk kelas kontrol menggunakan model pembelajaran konvensioal, sedangkan untuk kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran group investigation.

4. Setelah pembelajaran berlangsung selama 3x pertemuan. Maka dilakukan postes untuk mengetahui prestasi belajar siswa pada mata pelajaran menggambar konstruksi bangunan gedung1.

5. Setelah didapatkan hasil postes antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen maka akan dibandingkan antara nilai dari pretest ke postes, dan perbedaan prestasi belajar antara kelompok kontrol yang menggunakan model pembelajaran konvensional, dan


(25)

kelompok eksperimen yang menggunakan model pembelajaran group investigation.

Untuk lebih jelasnya, alur penelitian ini secara umum dapat digambarkan dalam gambar berikut:

Gmabar 3.2 Alur Penelitian

3.4 Populasi Dan Sampel 3.4.1 Populasi Penelitian

Populasi merupakan unsur penting dalam penelitian karena tanpa populasi kita akan mendapatkan data di lapangan sehingga data yang akan kita peroleh tidak akan ada. Data yang dapat diolah dalam bersumber dari sumber subjek penelitian yang berupa manusia, tempat,

KONTROL EKSPERIMEN Penelitian Dilihat : 1.Peningkatan Prestasi masing-masing kelas eksperimen dan kontrol 2.Perbedaan Hasil Prestasi dari Kelas Eksperimen dan Kontrol Siswa Kelas Kontrol Siswa Kelas Experime n Sebelum Pembelaja ran Pretes Prestasi Belajar Siswa Postes Pembelaja ran Model Konvensio nal Prestasi Belajar Siswa Postes Pembelaja ran Model Group Investigati on Sebelum Pembelaja ran Pretes


(26)

konsep dll. Oleh karena itu penetapan populasi dalam penelitian merupakan tahapan penting yang harus dilakukan. Menurut Sugiono (2008:57) mengemukakan bahwa :“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas ; objek / subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulanya”.

Berdasarkan pengertian di atas, maka populasi bukan hanya satu orang tetapi benda-benda lainya, dan populasi juga hanya jumlah yang ada pada objek dan subjek yang diteliti tetapi termasuk di dalamnya karakteristik/ sifat yang dimiliki oleh subjek atau objek tertentu.

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas 1 jurusan teknik bangunan SMK Negeri 6 Bandung tahun ajaran 2008/2009 yang berjumlah 158 siswa, yaitu:

Kelas Jumlah Siswa

I- TGB 1 I- TGB 2 I – TGB 3

I- TKK 1 I- TKK 2

32 35 32 28 31 Tabel 3.1 Populasi Penelitian


(27)

3.4.2 Sampel Penelitian

Sampel adalah sebagian dari populasi yang mewakili seluruh populasi (Nawawi, 2001). Penulis mengambil sampel dengan menggunakan teknik pengmbilan sampel acak, karena peneliti menganggap subjek-subjek dalam populasi ini sama (homogen). Sampel penelitian ini adalah dua kelas yaitu kelas I-TKK1 dengan jumlah siswa 28 dan I-TKK2 dengan siswa 31. Kemudian selanjutnya dari dua kelas ditentukan sebagai kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dengan cara diacak.

3.5 Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian 3.5.1 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah-langkah yang ditempuh dalam mengumpulkan data untuk menjawab permasalahan-permasalahan atau hipotesis penelitian. Moh. Nazir (2003:211) mengemukakan bahwa :

“Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematik dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan”.

Penelitian yang dilakukan untuk memperoleh data yang diperlukan, dengan menggunakan menggunakan angket, pre test, dan post tes. Angket ini digunakan untuk melihat respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran group investigation. Sebagai contoh


(28)

penyusunan angket merupakan usaha penyusunan angket yang sudah distandarisasi, untuk tujuan tertentu dan untk siswa tertentu pula.

Teknik Pretes

Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik Pretes atau tes awal untuk mengetahui seberapa besar kemampuan siswa masing-masing pada mata pelajaran menggambar konstruksi bangunan gedung 1.

Teknik Postes

Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik postes atau tes akhir untuk mengetahui perbedaan kemampuan siswa masing-masing pada mata pelajaran menggambar kostruksi bangunan gedung 1 setelah mendapat perlakuan menggunakan model pembelajaran group investigation dan kemampuan siswa yang mendapat perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran konvensional.

Dalam menyusun alat pengumpulan data yang berupa tes, peneliti menempuh langkah-langkah sebagi berikut:

1) Mempelajari silabus menggambar konstruksi bangunan gedung 1 pada kelas 1 SMK tahun 2008/2009 dan menentukan konsep-konsep formal pada pokok bahasan menggambar rumah tinggal sederhana. 2) Menentukan indikator-indikator dan kisi-kisi instrumen penelitian.


(29)

dan mencegah terjadinya bias instrumen penelitian, selain itu kisi-kisi sangat penting bagi mahasiswa yang sedang menjalani konsultasi dengan dosen pembimbing yang bersangkutan dalam memberikan arahan dan pemantauan terhadap alur dan kerangka berpikir penulis. 3) Menyusun soal-soal berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat, dan telah

mendapatkan persetujuan dari dosen pembimbing dan guru mata pelajaran menggambar konstruksi bangunan gedung 1 yang bersangkutan.

4) Melakukan Pretes atau tes awal menghasilkan nilai siswa

5) Melakukan penelitian untuk kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran group investigation sedangkan kelas kontrol menggunakan model pembelajaran konvensional.

6) Melakukan Postes atau tes akhir maka menghasilkan nili-nilai kemampuan siswa masing-masing.

7) Dan yang terakhir mebarikan angket kepada siswa. 3.5.2 Instrumen Penelitian

Menurut Arikunto (2006:151), “Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematik sehingga lebih mudah diolah.”

Instrumen penelitian merupakan sesuatu yang digunakan untuk menjaring data penelitian yang berupa manusia atau non manusia. Untuk


(30)

penelitian kuantitatif, umumnya instrument penelitian berupa tes terhadap sampel.

Instrumen yang digunakan daam penelitian ini adalah tes tertulis, yaitu tes awal ( pretes ) dan tes akhir ( postes ). Tujuan tes tersebut adalah untuk mengetahui keefektifan pembelajaran menggambar konstruksi bangunan gedung 1 dengan menggunakan model pembelajaran group investigation.

Jenis tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes bentuk objektif tes yang berjumlah 40 soal dalam waktu 50 menit dengan 4 alternatif jawaban yaitu a, b, c, dan d. Setiap soal diberikan bobot yang sama, yang dihitung adalah jawaban yang benar. Tes objektif adalah tes tertulis yang itemnya dapat dijawab dengan memilih jawaban yang sudah tersedia, sehingga siswa menampilkan keseragaman data, baik bagi yang menjawab benar maupun yang menjawab salah (Thoha, 2003).

Selain tes tertulis, dalam penelitian ini juga menggunakan angket. Angket ini sesuai dengan pendapat Suharsimi Arikunto (2006:129) bahwa “kuesioner atau angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui”.


(31)

Ada dua tahap dalam penelitian ini, yaitu : tahap persiapan dan tahap pelaksanaan.

1. Tahap Persiapan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini merupakan persiapan-persiapan sehubungan dengan pelaksanaan penelitian, yaitu mempelajari konsep-konsep materi menggambar rumah tinggal sederhana dan konsep model kelompok investigasi (group investigation) secara mendalam, menyusun program tentang pengelolahan kelas untuk pembelajaran kooperatif tipe kelompok investigasi, dan instrumen penelitian serta memperbanyak instrumen.

2. Tahapan Pelaksanaan

1) Memberikan pre-test yang sama, baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Pemberian soal pre-test bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa.

2) Memberikan perlakuan.

a. Pada kelas kontrol diajarkan pokok bahasan menggambar rumah tinggal sederhana dengan pembelajaran konvensional. b. Pada kelas eksperimen diajarkan pokok bahasan menggambar

rumah tinggal sederhana dengan kelompok investigasi.

3) Memberikan post-test pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Selama kegiatan belajar mengajar peneliti bertindak sebagai pengajar. Sebelum kegiatan pembelajaran dilaksanakan, siswa dibagi


(32)

dalam kelompok dengan jumlah anggota 4 – 6 orang setiap kelompok. Penerapan terdiri atas siklus pembelajaran yang membawa siswa pada suasana kerja sama yang diharapkan.

Adapun cara pembagian kelompok tersebut adalah dengan menetukan jumlah kelompok dengan cara membagi siswa dengan banyaknya kelompok sebanyak 4 – 6 orang setiap kelompok. Dimana setiap kelompok anggotanya didapat dengan cara pengundian. Setelah itu meminta anggota tim bekerja sama mengatur meja dan kursi sesuai dengan kelompok masing-masing.

Kegiatan siswa dalam pembelajaran medel pembelajaran kooperatif tipe kelompok investigasi, yaitu:

TABEL 3.2

Kegiatan Siswa Dalam Pembelajaran

TAHAP KEGIATAN SISWA

1. Siswa mendengarkan pengarahan guru dalam membentuk kelompok 2. Siswa mengatur meja dan kursi sesuai dengan kelompoknya

3.

Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang maksud pembelajaran dan tugas kelompok

4.

Siswa yang ditunjuk sebagai ketua kelompok diberi satu materi tugas oleh guru. Sehingga satu kelompok mendapat tugas satu materi/ tugas yang berbeda dengan kelompok lain.


(33)

kelompok secara kooperatif

6. Siswa menyampaikan pembahasan hasil kelompok masing-masing 7. Siswa mengerjakan tes secara individual

3.7 Teknik Analisis Data

Setelah data hasil belajar kelompok eksperimen dan kontrol diperoleh, maka dilakukan analisis statistik untuk mengetahui perbedaan kelompok tersebut.

Teknik analisis dalam penelitian ini sebagai berikut: 3.7.1 Uji Normalitas

Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah data tersebut berdistribusi normal atau tidak berdistribusi normal. Jika data berdistribusi normal dapat menggunakan statistik parametrik yaitu dengan perhitungan Product Moment Corelation dari Pearson, jika data tidak berdistribusi normal dapat menggunakan perhitungan statistika Korelasi Spearman Rank. Untuk itu sampel yang diperoleh harus diuji coba normalitasnya. Langkah-langkah yang digunakan dalam menguji normalitas distribusi frekuensi berdasarkan chi-square (χ2

) adalah sebagai berikut: 1. Menentukan rentang skor (R)

R = Skor tertinggi – skor terendah

2. Menentukan banyaknya kelas interval dengan menggunakan aturan sturges, yaitu:


(34)

3. Menentukan panjang kelas interval (P) ) ( ) ( elas banyaknyak k range R P= = k skor skormax− min

4. Membuat tabel distribusi frekuensi 5. Menghitung rata-rata (mean)

= fi Xi fi x .

6. Menghitung standar deviasi/ simapangan baku (S)

) 1 ( ) .( 2 − − =

n x xi fi S

7. Membuat tabel distribusi frekwensi untuk harga-harga uji chi kuadrat (χ2), yaitu sebagai berikut:

a. Menentukan batas atas dan batas bawak kelas interval

b. Menghitung nilai baku (Z): Z = S

x xi

c. Menentukan harga baku pada tabel dengan menggunakan daftar F d. Mencari luas tiap kelas interval (L)

e. Menentukan frekuensi harapan (ei) : ei = L x n

f. Menentukan chi square (χ2): χ2 =

− ) ( ) ( ) ( ( ei F ei F oi F

kriterial pengujian adalah jika χ2 hitung ≤ χ2 tabel, maka data distribusi normal pada taraf signifikan α=0,05.


(35)

3.8 Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dimaksudkan untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan pada penelitian ini, diterima atau ditolak. Untuk menguji kebenaran hipotesis yang telah diajukan pada penelitian ini, diterapkan atau ditolak. Untuk menguji kebenaran hipotesis yang telah diajukan maka dapat diuji dengan

1. Mann-Whitney U-test

U-test ini digunakan untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel independen bila datanya berbentuk ordinal. Bila data masih berbentuk interval, sebenarnya dapat menggunakan t-test untuk pengujiannya, tetapi bila asumsi t-test tidak dipenuhi (misalnya data harus normal), maka test ini dapat digunakan.

Rumusan u-test yang digunakan untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel yang berkorelasi dengan rumus :

rumus:

1 1

1 1 2 1

n (n 1)

U n n R

2

+

= + −

dimana

dengan U = Jumlah peringkat

n1 = jumlah sampel pada kelompok eksperimen

n2 = jumlah sampel pada kelompok kontrol

R = Jumlah rangking pada sampel Kriteria pengujian:


(36)

(37)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe group investigation terhadap peningkatan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Konstruksi Bangunan Gedung 1, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Menggambar konstruksi bangunan gedung 1 dengan pembelajaran model group investigation mengalami peningkatan sebesar 57,02% dilihat dari hasil pretes dan postesnya, sementara hasil pembelajaran dengan menggunakan model konvensional, hanya mencapai peningkatan 34,14% dilihat dari hasil pretes dan postesnya. ini menunjukkan adanya perbedaan antara kemampuan siswa SMKN 6 Bandung dalam mata pelajaran menggambar konstruksi bangunan gedung 1 sebelum dan sesudah penerapan model pembelajaran group investigation.

2. Prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Menggambar konstruksi

bangunan gedung 1 dengan pembelajaran model group investigation mencapai nilai rata-rata 79,91. Sementara untuk prestasi belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran konvensional hanya mencapai nilai rata-rata 68,13, sehingga ada perbedaan peningkatan sebesar 14,7%. Ini menunjukkan adanya perbedaan pretasi belajar Menggambar Konstruksi Bangunan Gedung 1 antara siswa yang pembelajarannya menggunakan


(38)

model pembelajaan tipe group investigation dengan siswa yang pembelajarannya menggunakan cara model pembelajaran konvensional.

5.2 SARAN

Berdasarkan hasil kesimpulan tersebut ada beberapa saran yang perlu disampaikan dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Menggambar Konstruksi Bangunan Gedung 1.

a. Model pembelajaran group investigation dalam mata pelajaran menggambar konstruksi bangunan gedung 1 diharapkan menjadi model alternatif yang dapat diaplikasikan, khususnya untuk mata pelajaran Menggambar Konstruksi Bangunan Gedung 1. Dalam model pembelajaran ini diharapkan guru mampu memotivasi siswa dalam mengeluarkan pendapat untuk melengkapi materi pembelajaran yang didiskusikan dengan kelompoknya.

b. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran perlu terus dikembangkan, karena siswa dituntut aktif dalam memperoleh pengetahuan dan pengalaman yang dilakukan sendiri, berfikir kreatif, dan inovatif, sehingga siswa dapat belajar lebih baik dan optimal

c. Sebaiknya guru memberikan simulasi permainan kepada siswa agar siswa tidak merasa jenuh dan lebih bersemangat. Sehingga pelaksanaan group investigation dapat berjalan dengan lancar.

d. Dalam penerapan group investigation, sebaiknya guru memberikan relaksasi kepada siswa yaitu semacam penyegaran tubuh agar mereka tidak tegang dan


(39)

siswa bisa memahami tugas Menggambar Konstruksi Bangunan Gedung 1 dengan baik. Sehingga prestasi mereka dapat meningkat.

e. Para peneliti yang berminat mengembangkan model pembelajaran group investigation, hendaknya dapat dilakukan lebih mendalam ataupun dapat diteliti untuk mata pelajaran yang lainnya sebagai upaya memecahkan masalah yang banyak dihadapi siswa.


(40)

DAFTAR PUSTAKA

Arififin, E.Z. (2000). Dasar-Dasar Penulisan Karangan Ilmiah. Jakarta: Grasindo. Arikunto, Suharsimi. (2006). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Yogyakarta: Bumi

Aksara.

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta. Rineka Cipta.

BSNP. (2006a). Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

BSNP. (2006a). Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Budianingsih, Asri. (2005). Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Depdiknas. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi III. Jakarta: Balai Pustaka. Emzir. (2008). Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif&Kualitatif. Jakarta:

Raja Grafindo Persada.

Gagne, Robert M. (1985). The Conditions of Learning and Theory of Instructions. 4th ed. New York: Holt, Rienhart & Winston.

Hamalik, Oemar. (1999). Kurikulum Dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Hasan, Iqbal. (2008). Analisis Data Penelitian Dengan Statistik. Yogyakarta: Bumi

Aksara.

Http://www.google.com/keyword:group investigation. Http://www.google.com/keyword:group Perstasi Belajar. Http://www.social-science.co.uk.

Isjoni. (2009). Cooperative Learning Efektivitas Pembelajaran Kelompok. Bandung : Alfabeta.

Ibrahim, dkk. (1988).Inovasi Pendidikan. Jakarta: Depdikbud

Johnson, David &Roger Johnson. (1994). Leading the Cooperative School. Edina, MN: Interaction Book Company.

Joyce. B Weil dan Shower B.(2000). Models of Teaching Fourth Edition Massa Chusettes: Allymand and Bacon Publishing Company.


(41)

Kountur, Ronny. (2005). Metode Penelitian untuk Penulisan Skripsi Dan Tesis. Jakarta: PPM.

Nasution, S. (1987). Metode Research.Bandung: Jemmars.

Nazir, Mohammad. (2003). Metode Penelitian. Jakarta: PT. Ghalia Indonesia.

Nur, M. dan Widakardi, P.R.(2000). Pengajaran Berpusat Kepada Siswa Dan Pendekeatan Konstruktivistik Dalam Pengajaran. Surabaya: PSMS Program Pascasarjana UNESA.

Sadiman, Arief. (1990). Media Pendidikan, Pengertian dan Pemanfaatannya. Jakarta: CV Rajawali.

Sharan, Yael & Shlomo Sharan. (1992). Expanding Cooperative Learning Through Group Investigation. New York: Theachers College Pers.

Siegel, Sydney.(1992). Statistik Non Parametrik. Jakarta: Gramedia Slameto. (2001). Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Slavin, Robert E (1995). Cooperative Learning Theory, Research and Practice Massachusett, USA: Allymand & Bacon.

Slavin, Robert E. (2008). Cooprative Learning Teori, Riset, dan Praktik. Bandung: Nusa Media.

Sudjana .(1997). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Rosdakarya

Sudjana, Nana. (2006). Tuntunan Penyusunan Karya Ilmiah (Makalah, Skripsi, Tesis, Desertasi). Bandung: Sinar Baru

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. (2008). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sukardi. (2007). Metodologi Penelitian Pendidikan. Yogyakarta: Bumi Aksara. Sukardi. (2008). Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Operasional. Yogyakarta: Bumi

Aksara.

Surapranata, Sumarna. (2007). Panduan Penulisan Tes Tertulis Implementasi Kurikulum 2004. Bandung: Rosda.


(42)

Syamsu, Yohamir. (2005). Model Pembelajaran. Ciamis: Dinas Pendidikan Kab Ciamis.

Trianto. (2007). Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Turmudi. (2008). Metode StatistikaPendekatam Teoritis Dan Aplikatif. Malang: UIN Malang Press.

Winkel, W.S. (1996). Psikologi Pengajaran. Jakarta: Grasindo UPI. (2008). Pedoman Penilaian Karya Ilmiah.Bandung: UPI.


(1)

79

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe group investigation terhadap peningkatan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Konstruksi Bangunan Gedung 1, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Menggambar konstruksi bangunan gedung 1 dengan pembelajaran model group investigation mengalami peningkatan sebesar 57,02% dilihat dari hasil pretes dan postesnya, sementara hasil pembelajaran dengan menggunakan model konvensional, hanya mencapai peningkatan 34,14% dilihat dari hasil pretes dan postesnya. ini menunjukkan adanya perbedaan antara kemampuan siswa SMKN 6 Bandung dalam mata pelajaran menggambar konstruksi bangunan gedung 1 sebelum dan sesudah penerapan model pembelajaran group investigation.

2. Prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Menggambar konstruksi bangunan gedung 1 dengan pembelajaran model group investigation mencapai nilai rata-rata 79,91. Sementara untuk prestasi belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran konvensional hanya mencapai nilai rata-rata 68,13, sehingga ada perbedaan peningkatan sebesar 14,7%. Ini menunjukkan adanya perbedaan pretasi belajar Menggambar Konstruksi Bangunan Gedung 1 antara siswa yang pembelajarannya menggunakan


(2)

80

model pembelajaan tipe group investigation dengan siswa yang pembelajarannya menggunakan cara model pembelajaran konvensional. 5.2 SARAN

Berdasarkan hasil kesimpulan tersebut ada beberapa saran yang perlu disampaikan dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Menggambar Konstruksi Bangunan Gedung 1.

a. Model pembelajaran group investigation dalam mata pelajaran menggambar konstruksi bangunan gedung 1 diharapkan menjadi model alternatif yang dapat diaplikasikan, khususnya untuk mata pelajaran Menggambar Konstruksi Bangunan Gedung 1. Dalam model pembelajaran ini diharapkan guru mampu memotivasi siswa dalam mengeluarkan pendapat untuk melengkapi materi pembelajaran yang didiskusikan dengan kelompoknya.

b. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran perlu terus dikembangkan, karena siswa dituntut aktif dalam memperoleh pengetahuan dan pengalaman yang dilakukan sendiri, berfikir kreatif, dan inovatif, sehingga siswa dapat belajar lebih baik dan optimal

c. Sebaiknya guru memberikan simulasi permainan kepada siswa agar siswa tidak merasa jenuh dan lebih bersemangat. Sehingga pelaksanaan group investigation dapat berjalan dengan lancar.

d. Dalam penerapan group investigation, sebaiknya guru memberikan relaksasi kepada siswa yaitu semacam penyegaran tubuh agar mereka tidak tegang dan


(3)

81

siswa bisa memahami tugas Menggambar Konstruksi Bangunan Gedung 1 dengan baik. Sehingga prestasi mereka dapat meningkat.

e. Para peneliti yang berminat mengembangkan model pembelajaran group investigation, hendaknya dapat dilakukan lebih mendalam ataupun dapat diteliti untuk mata pelajaran yang lainnya sebagai upaya memecahkan masalah yang banyak dihadapi siswa.


(4)

82

DAFTAR PUSTAKA

Arififin, E.Z. (2000). Dasar-Dasar Penulisan Karangan Ilmiah. Jakarta: Grasindo. Arikunto, Suharsimi. (2006). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Yogyakarta: Bumi

Aksara.

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta. Rineka Cipta.

BSNP. (2006a). Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

BSNP. (2006a). Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Budianingsih, Asri. (2005). Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Depdiknas. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi III. Jakarta: Balai Pustaka. Emzir. (2008). Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif&Kualitatif. Jakarta:

Raja Grafindo Persada.

Gagne, Robert M. (1985). The Conditions of Learning and Theory of Instructions. 4th ed. New York: Holt, Rienhart & Winston.

Hamalik, Oemar. (1999). Kurikulum Dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Hasan, Iqbal. (2008). Analisis Data Penelitian Dengan Statistik. Yogyakarta: Bumi

Aksara.

Http://www.google.com/keyword:group investigation. Http://www.google.com/keyword:group Perstasi Belajar. Http://www.social-science.co.uk.

Isjoni. (2009). Cooperative Learning Efektivitas Pembelajaran Kelompok. Bandung : Alfabeta.

Ibrahim, dkk. (1988).Inovasi Pendidikan. Jakarta: Depdikbud

Johnson, David &Roger Johnson. (1994). Leading the Cooperative School. Edina, MN: Interaction Book Company.

Joyce. B Weil dan Shower B.(2000). Models of Teaching Fourth Edition Massa Chusettes: Allymand and Bacon Publishing Company.


(5)

83

Kountur, Ronny. (2005). Metode Penelitian untuk Penulisan Skripsi Dan Tesis. Jakarta: PPM.

Nasution, S. (1987). Metode Research.Bandung: Jemmars.

Nazir, Mohammad. (2003). Metode Penelitian. Jakarta: PT. Ghalia Indonesia.

Nur, M. dan Widakardi, P.R.(2000). Pengajaran Berpusat Kepada Siswa Dan Pendekeatan Konstruktivistik Dalam Pengajaran. Surabaya: PSMS Program Pascasarjana UNESA.

Sadiman, Arief. (1990). Media Pendidikan, Pengertian dan Pemanfaatannya. Jakarta: CV Rajawali.

Sharan, Yael & Shlomo Sharan. (1992). Expanding Cooperative Learning Through Group Investigation. New York: Theachers College Pers.

Siegel, Sydney.(1992). Statistik Non Parametrik. Jakarta: Gramedia Slameto. (2001). Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Slavin, Robert E (1995). Cooperative Learning Theory, Research and Practice Massachusett, USA: Allymand & Bacon.

Slavin, Robert E. (2008). Cooprative Learning Teori, Riset, dan Praktik. Bandung: Nusa Media.

Sudjana .(1997). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Rosdakarya

Sudjana, Nana. (2006). Tuntunan Penyusunan Karya Ilmiah (Makalah, Skripsi, Tesis, Desertasi). Bandung: Sinar Baru

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. (2008). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sukardi. (2007). Metodologi Penelitian Pendidikan. Yogyakarta: Bumi Aksara. Sukardi. (2008). Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Operasional. Yogyakarta: Bumi

Aksara.

Surapranata, Sumarna. (2007). Panduan Penulisan Tes Tertulis Implementasi Kurikulum 2004. Bandung: Rosda.


(6)

84

Syamsu, Yohamir. (2005). Model Pembelajaran. Ciamis: Dinas Pendidikan Kab Ciamis.

Trianto. (2007). Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Turmudi. (2008). Metode StatistikaPendekatam Teoritis Dan Aplikatif. Malang: UIN Malang Press.

Winkel, W.S. (1996). Psikologi Pengajaran. Jakarta: Grasindo UPI. (2008). Pedoman Penilaian Karya Ilmiah.Bandung: UPI.


Dokumen yang terkait

Pengaruh model pembelajaran kooperatif teknik investigasi kelompok (group investigation) terhadap hasil belajar biologi siswa

0 30 71

Pengaruh Strategi Pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran PAI di SMP N 3 Tangerang Selatan

1 7 202

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION Peningkatan Prestasi Belajar Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas X Teknik Komputer Dan

0 0 17

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INVESTIGASI KELOMPOK (GROUP INVESTIGATION) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI.

0 1 55

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN PKn DENGAN METODE GROUP INVESTIGATION KELAS IV Peningkatan Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran PKN Dengan Metode Group Investigation Kelas IV SD Negeri 2 Gerdu Tahun 2010/2011.

0 0 14

PENGARUH KELENGKAPAN SARANA DAN PRASARANA PEMBELAJARAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA DIKLAT MENGGAMBAR UTILITAS JURUSAN TEKNIK BANGUNAN SMKN 6 BANDUNG.

0 0 44

PENGARUH KETERSEDIAAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN MENGGAMBAR BANGUNAN GEDUNG DI SMKN 1 SUMEDANG.

1 2 42

PENINGKATAN KOMPETENSI MENGGAMBAR PROPORSI TUBUH WANITA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION PADA MATA PELAJARAN MENGGAMBAR BUSANA KELAS X DI SMK NEGERI 1 SEWON.

95 1195 196

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INVESTIGASI KELOMPOK (GROUP INVESTIGATION) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI - repository UPI S PEA 1001575 Title

0 0 5

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) MELALUI PROYEK TERBIMBING DAN EKSPERIMEN TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATERI UNSUR, SENYAWA DAN CAMPURAN PADA SISWA KELAS VII SEMESTER I SMP NEGERI 2 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 20112012

0 0 91