UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHITUNG LUAS BANGUNDATAR MENGGUNAKAN METODE INKUIRI

(1)

commit to user

(Penelitian Tindakan kelas pada Siswa Kelas IV SD Negeri 4 Barenglor Klaten Utara, Klaten Tahun Ajaran 2010/2011)

Oleh :

SUMIYATI

NIM : X1808075

Skripsi

Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Program PJJ ICT PGSD

Jurusan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA


(2)

commit to user

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Program PJJ ICT PGSD Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta pada :

Hari : Senin

Tanggal : 13 Juni 2011

Persetujuan Pembimbing dan Supervisor

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. Retno Winarni, M.Pd. Dra. Hj. Lies Lestari, M.Pd. NIP 19560121198203200 NIP. 19540327 198103 2 001

iii


(3)

commit to user

Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima

untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan

Pada hari : Rabu

Tanggal : 22 Juni 2011

Tim Penguji Skripsi :

Nama Terang Tanda Tangan

Ketua : Dr. Riyadi, M.Si ... Sekretaris : Taufik Lilo Adi Sucipto, S.T, M.T ... Anggota I : Prof. Dr. Retno Winarni, M.Pd ... Anggota II : Dra. Hj. Lies Lestari, M.Pd ...

Disahkan Oleh

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret Dekan

Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd NIP. 19600727 198702 1 001

iiii


(4)

commit to user

LUAS BANGUN DATAR MENGGUNAKAN METODE INKUIRI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 04 BARENGLOR KLATEN UTARA TAHUN PELAJARAN 2010/2011.

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan menghitung luas bangun datar dengan menggunakan metode inkuiri pada siswa kelas IV SD Negeri 4 Barenglor Kabupaten Klaten.

Bentuk Penelitian Tindakan Kelas adalah dua siklus setiap siklus dua pertemuan. Sampel diambil dengan proporsional sejumlah 35 peserta didik. Tekhnik pengumpulan data digunakan tes untuk variabel prestasi belajar matematika . Peneliti menggunakan tekhnik deskriptif, yaitu membuat rata-rata nilai, menghitung presentase, membuat grafik untuk mendeskripsikan data-data, menarik kesimpulan dan mengambil tindakan.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan : (1) pada Siklus I dilaksanakan selama 2 kali pertemuan untuk pertemuan 1 hasil nilai ulangan menunjukkan bahwa dari 35 siswa yang mengikuti tes akhir siklus 1 ada 15 siswa atau 42,85% sudah mencapai belajar tuntas atau mendapatkan nilai di atas KKM dan masih ada 20 siswa atau 57,14% belum mencapai belajar tuntas, dan untuk hasil prestasi belajar yang dicapai siswa pada siklus I pertemuan kedua belum menunjukkan perubahan yang berarti. Nilai prestasi siswa cenderung menurun. (2) Hasil refleksi pada siklus II pertemuan pertama ini menunjukkan bahwa siswa lebih aktif memperhatikan penjelasan guru dan menjawab pertanyaan guru. Siswa yang memperoleh nilai ฀ 60,0 sebanyak 29 siswa dari 35 siswa atau 82,85% menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri yang dilakukan berhasil dengan rata-rata kelas 60,74. Sedangkan Hasil refleksi pada siklus II pertemuan kedua ini menunjukkan sebanyak 33 siswa dari 35 siswa atau 94,28% dengan rata-rata kelas mencapai 84,17, menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri yang dilakukan berhasil.

Kata Kunci : Inkuiri, luas bangun datar. . iiv


(5)

commit to user

“ Biarkan masa depan itu hingga dia datang sendiri, dan jangan terlalu

berkepentingan dengan hari esok. Karena jika anda melakukan terbaik dihari ini

maka hari esok juga akan baik”

- ( La-Tahzan) -

“Allah mencintai seseorang yang apabila mengerjakan sesuatu pekerjaan,

maka ia mengerjakan dengan sempurna”

- ( HR. Baihaqi ) -

“manusia yang paling lemah ialah orang yang tidak mampu

mencari

teman. Namun yang lebih lemah dari itu adalah orang yang mendapatkan

banyak teman tetapi menyia-nyiakannya.” - ( Ali Bin Abu Thalib ) -

“Semoga jalan keluar terbuka, semoga kita bisa mengobati jiwa

kita

dengan doa janganlah engkau berputus asa manakala kecemasan yang

menggemgam jiwa menimpa saat paling dekat dengan jalan keluar adalah

ketika telah terbentur dengan putus asa.


(6)

commit to user

Segala yang pernah dilalui jadikanlah suatu pengalaman, segala yang sedang dilalui adalah kenyataan, dan segala yang akan dilalui adalah harapan dan cita-cita.

Karya ini dipersembahkan kepada :

1. Ayah dan Ibu, mutiara kehidupan Ku 2. Keluargaku terutama anak-anak Ku 3. Rekan-rekan Guru SD N 4 Bareng Lor

Klaten

4. Rekan-rekan PJJ FKIP UNS 2008 5. Almamater


(7)

commit to user

Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT. Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan nikmat dan hidayah-Nya, sehingga dapat

menyelesaikan penulisan Skripsi ini, untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini, namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan yang timbul dapat teratasi. Untuk itu dikesempatan yang berbahagia ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih atas segala bantuannya kepada yang terhormat:

1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah,M.Pd Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Drs. R. Indianto, M.Pd Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Drs. Hadi Mulyono, M.Pd Ketua Studi PGSD dan Program PJJ S1 PGSD

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Drs. Kartono, M.Pd Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

5. Dr. Riyadi, M.Si Pembimbing I yang mengarahkan dan membimbing dengan sabar dan penuh perhatian hingga selesainya skripsi ini. 6. Drs. Usada, M.Pd Pembimbing II yang membimbing hingga selesainya

skripsi ini.

7. Semua pihak yang telah memberi bantuan dalam menyelesaikan proposal

penelitian tindakan kelas ini.

Semoga amal kebaikan semua pihak tersebut mendapatkan imbalan dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan-kekurangan di dalam penyusunan Skripsi ini yang sebenarnya tidak dikehendaki. Akhir kata penulis berharap semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pendidikan dan dapat meningkatkan kualitas pendidikan seperti yang diharapkan


(8)

commit to user

JUDUL ... i

PERSETUJUAN ... ii

PENGESAHAN... iii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... iv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 5 C. Tujuan Penelitian ... 6 D. Manfaat Penelitian ... 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9 A. Kajian Teori ... 9

1. Hakekat kemampuan menghitung luas bangun datar ... 9 a. Pengertian Kemampuan ... 9 b. Pengertian Metode ... 11 c. Proses belajar mengajar matematika ... 12 d. Metode Inkuiri ... 15 e. Pengertian bangun datar ... 20 B. Kerangka Berpikir ... 22

C. Hipotesis Tindakan ... 24

BAB III METODE PENELITIAN ... 25


(9)

commit to user


(10)

commit to user

E. Validitas Data ... 29

F. Tekhnik Analisis Data ... 29 G. Indikator Kinerja / Keberhasilan ... 31 H. Prosedur Penelitian ...

32

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 36

A. Deskripsi Kondisi Awal ... 36

B. Deskripsi perencanaan PTK ... 40

C. Deskripsi Hasil Siklus I ... 42

D. Deskripsi Hasil Siklus II ... 52

E. Pembahasan ... 62

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 64

A. Kesimpulan

... 64 B. Saran

... 65

DAFTAR PUSTAKA ... 67 LAMPIRAN

... 68


(11)

commit to user

Tabel 1. Prosentase nilai matematika sebelum

tindakan... 68 Tabel 2. Prosentase nilai matematika siklus I pertemuan 1 ... 69 Tabel 3. Prosentase nilai matematika siklus I pertemuan 2 ... 70 Tabel 4. Prosentase nilai matematika siklus II pertemuan 1 ... 71 Tabel 5. Prosentase nilai matematika siklus II pertemuan 2

... 72


(12)

commit to user

Grafik 1. Grafik nlai matematika kelas IV Sebelum Tindakan ... 73 Grafik 2. Grafik nlai matematika kelas IV siklus I pertemuan 1... 74 Grafik 3. Grafik nlai matematika kelas IV siklus I pertemuan 2 ... 75 Grafik 4. Grafik nlai matematika kelas IV siklus II pertemuan 1... 76 Grafik 5. Grafik nlai matematika kelas IV siklus II pertemuan 2 ... 77

ixii


(13)

commit to user

1. Absensi siswa di kelas ... 78

2. Nilai formatif siswa ... 79 3. Pendapat siswa

... 82 4. Penilaian kepala sekolah ... 83 5. Penilaian guru teman sejawat ... 84 6. Foto pada proses pembelajaran

... 85 7. Rencana pelaksanaan pembelajaran ... 90 8. Lembar soal ... 92 9. Lembar kerja siswa ... 93 10. Absensi guru di sekolah ... 94 11. Lember observasi guru

... 95


(14)

commit to user

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam paradigma baru tentang pembelajaran siswa dituntut dapat mengkonstruksi pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki sehingga dapat bermakna.Sesuai dengan yang dikemukakan oleh Piaget (Rusefendi,2006:133). Bahwa pengetahuan dibangun dalam pikiran anak melalui proses asimilasi dan akomodasi. Asimilasi merupakan penyerapan informasi baru dalam pikiran sedangkan akomodasi adalah penyusunan kembali struktur pikiran karena adanya informasi baru. Oleh karena itu perlu dikembangkan dan diterapkan suatu pembelajaran matematika yang tidak hanya menstransfer pengetahuan dari guru kepada siswa. Pembelajaran ini hendaknya mengaitkan pengalaman kehidupan nyata siswa dengan materi dan konsep matematika.

Pada kenyataannya Matematika sering dianggap sebagai mata pelajaran yang susah dimengerti, indikasinya dapat diihat dari hasil belajar yang kurang memuaskan. Berdasarkan pengalaman riil dilapangan, proses pembelajaran matematika kurang meningkatkan kreativitas siswa karena sekala ini banyak tenaga pendidik yang hanya menggunakan metode konvensional secara monoton dalam kegiatan dikelas, sehingga suasana terkesan kaku dan didominasi oleh guru. Dengan pembelajaran konvensional siswa tidak dapat mengalami pembelajaaran yang bermakana, serta tidak dapat mengalami sendiri proses pembelajaran sehingga konsep yang diterima tidak dapat berlangsung lama sehingga gagal


(15)

commit to user

2

dalam membekali anak memecahkan masalah dalam kehidupan jangka panjang dan tidak tercapai pembelajaran yang maksimal. Dengan pembelajaran konvensional juga tidak dapat meningkatkan daya nalar siswa yang seharusnya diasah sejak dini agar mereka mampu berfikir kritis terhadap suatu masalah, selain itu juga tidak dapat membuat siswa mampu bekerja sama dalam memecahkan suatu masalah.

Siswa sebagai subjek pendidikan, dituntut supaya aktif dalam belajar mencari informasi dan mengeksplorasi sendiri atau secara berkelompok. Guru hanya berperan sebagai fasilitator dan pembimbing kearah pengoptimalan pencapaian ilmu pengetahuan yang dipelajari. Diharapkan dalam proses pembelajaran siswa mau dan mampu mengemukakan pendapat sesuai dengan apa yang telah dipahami, berinteraksi secara positif antara siswa dengan siswa maupun antara siswa dan guru apabila ada kesulitan. Namun kenyataannya, aktivitas yang ditunjukkan siswa pada pembelajaran masih rendah seperti rendahnya minat siswa belajar kelompok dimana pelaksanaan pembelajaran di lapangan melalui belajar kelompok masih jarang, jika ada dan dilaksanakan motivasi belajar siswa masih rendah. Pada umumnya siswa cenderung pasif, hanya menerima apa yang di sampaikan guru tanpa bisa mengeluarkan pendapat, bertanya, serta menjawab pertanyaan. Jika guru mengajukan pertanyaan, siswa tidak berani menjawab, jika ada dari jumlah siswa 17 hanya 4 - 5 orang siswa saja. Dan jika ada kendala siswa tidak berani bertanya.

Dengan melihat dari hasil evaluasi yang diperoleh pada waktu pelaksanaan tes formatif mata pelajaran Matematika menghitung luas bangun datar, banyak


(16)

commit to user

3

nilai yang kurang memuaskan bagi guru maupun siswa bahkan wali murid. Hal ini menunjukkan bahwa begitu rendahnya tingkat penguasaan materi pelajaran Matematika dari siswa kelas IV SD Negeri 04 Barenglor Klaten Utara. Dari 35 siswa Yang mengikuti evaluasi, hanya ada 10 siswa atau 28,37% yang mampu menguasai materi atau di atas KKM sedangkan sisanya sebanyak 25 siswa atau 71,63 % belum memperoleh nilai yang diharapkan .

Untuk itu penulis sebagai guru kelas tersebut berupaya meningkatkan penguasaan siswa terhadap materi pelajaran tersebut. Guru sebagai pendidik perlu memperbaiki materi pembelajaran dengan perencanaan serta melaksanakan perbaikan pembelajaran dengan cara melakukan Penelitian Tindakan Kelas.

Pada materi menghitung luas bangun datar kebanyakan siswa mudah lupa untuk menuliskan rumus luas bangun datar, ini dikarenakan siswa dalam mendapatkan rumus luas bangun datar hanya diperoleh dengan cara menghapal sesuai dengan apa yang telah dituliskan guru di papan tulis, jadi siswa hanya menghapal rumus tanpa mengalami proses pembelajaran untuk menemukan rumus tersebut sehingga siswa mudah lupa.

Jika hal ini tidak segera diatasi, maka konsep rumus luas bangun datar oleh siswa tidak dapat diingat dalam jangka waktu yang lama. Padahal materi tentang luas bangun datar tetap ada sampai ke sekolah lanjutan bahkan sampai perkuliahan. Hal ini dapat mempengaruhi hasil belajar matematika menjadi rendah.

Oleh karena itu untuk dapat mencapai pembelajaran matematika digunakan suatu strategi yang mengaktifkan siswa untuk belajar. Guru yang ingin


(17)

commit to user

4

maju dan berkembang perlu mempunyai persediaan dan tekhnik-tekhnik pembelajaran yang bermanfaat dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Kemampuan guru dalam metode yang tepat disesuaikan dengan pokok bahasan atau masalah yang dikembangkan dalam kegiatan pembelajaran memungkinkan siswa untuk berperan aktif didalamnya. Dalam menciptakan situasi pembelajaran matematika yang mengharuskan pada kondisi siswa belajar aktif diperlukan suatu metode yang tepat .

Berdasarkan permasalahan di atas maka upaya peningkatan kemampuan menghitung luas bangun datar pada siswa kelas IV SD Negeri 4 Barenglor Klaten Utara merupakan masalah yang harus di tanggulangi. Salah satu metode pembelajaran di duga dapat mengatasi yaitu metode inkuiri. Melalui ini siswa dapat belajar meningkatkan keterlibatan siswa dalam menemukan dan memproses bahan pelajarannya dan suasana yang kondusif untuk mengembangkan pengetahuan, sikap, keaktifan serta keterampilan sosial seperti keterampilan bekerjasama yang bermanfaat bagi kehidupannya di masyarakat .

Metode inkuiri bisa disebut juga metode penemuan. Metode penemuan sangat penting untuk dilakukan siswa pada usia sekolah dasar. Metode inkuiri dapat dirancang penggunannya oleh guru menurut tingkat perkembangan intelektual siswa. Ini dikarenakan siswa memiliki sifat yang aktif, sifat ingin tahu yang besar, terlibat dalam situasi yang utuh dan reflektif terhadap suatu proses dan hasil-hasil yang ditemukan.

Metode inkuiri adalah cara penyajian pelalajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan informasi dengan atau tanpa bantuan


(18)

commit to user

5

guru metode inkuiri melibatkan siswa dalam proses-proses mental dalam proses penemuannya. Metode inkuiri memungkinkan siswa menemukan informasi-informasi yang diperlukan untuk mencapai tujuan belajarnya.

Dengan metode Inkuiri peneliti berusaha memperbaiki proses pembelajaran dengan melibatkan siswa secara langsung untuk menemukan sendiri rumus-rumus luas bangun datar. Dengan menemukan sendiri, pembelajaran menjadi lebih bermakna. Siswa mengalami sendiri untuk menemukan rumus luas bangun datar sehingga pemahaman konsep siswa terhadap rumus luas bangun datar akan bertahan lama.

Berdasarkan uraian di atas, maka dilakukan penelitian untuk upaya meningkatkan kemampuan menghitung luas bangun datar menggunakan metode nkuiri, Terhadap hasil belajar MTK siswa kelas IV di SD Negeri 04 Barenglor Klaten Utara tahun pelajaran 2010/2011.

Berdasarkan uraian diatas maka, penelitian ini berjudul “Upaya

meningkatkan kemampuan menghitung luas bangun datar menggunakan metode inkuiri pada siswa kelas IV SD Negeri 04 Barenglor Klaten Utara

tahun pelajaran 2010/2011”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan fakta-fakta yang ada di SD Negeri 04 Barenglor, Apakah penggunaan metode inkuiri dapat meningkatkan kemampuan menghitung luas bangun datar pada siswa kelas IV SD Negeri 4 Barenglor, Klaten Utara, Tahun Ajaran 2010/2011?


(19)

commit to user

6

Rumusan Masalah penelitian secara khusus adalah :

1. Apakah penggunaan metode inkuiri dapat meningkatkan kemampuan menghitung luas bangun datar pada siswa kelas IV SD Negeri 4 Barenglor, Kabupaten Klaten ?

2. Bagaimana bentuk rancangan pembelajaran dengan metode inkuiri untuk meningkatkan kemampuan menghitung luas bangun datar pada siswa kelas IV SD Negeri 4 Barenglor, Kabupaten Klaten ?

3. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran dengan metode inkuiri untuk meningkatkan kemampuan menghitung luas bangun datar pada siswa kelas IV SD Negeri 4 Barenglor, Kabupaten Klaten ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan umum penelitian ini adalah untuk Meningkatkan kemampuan menghitung luas bangun datar menggunakan metode inkuiri pada siswa kelas IV SDN 4 Barenglor, Klaten Utara.

Adapun tujuan penelitian tindakan kelas secara khusus adalah untuk :

1. Mendeskripsikan bentuk rancangan pembelajaran dengan metode inkuiri untuk meningkatkan kemampuan menghitung luas bangun datar pada siswa kelas IV SD Negeri 4 Barenglor, Kabupaten Klaten .

2. Mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran dengan metode inkuiri untuk meningkatkan kemampuan menghitung luas bangun datar pada siswa kelas IV SD Negeri 4 Barenglor, Kabupaten Klaten ?


(20)

commit to user

7

3. Meningkatkan kemampuan menghitung luas bangun datar pada siswa dengan metode inkuiri di kelas IV SD Negeri 4 Barenglor, Kabupaten Klaten.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Bagi Siswa

a. Menngkatkan kemampuan terhadap konsep rumus luas bangun datar. b. Dapat mengurangi beban siswa yang mengalami kesulitan dalam

menghitung luas bangun datar dengan metode inkuiri.

c. Meningkatakan pemahaman siswa terhadap pelajaran matematika

d. Motivasi dan daya tarik siswa terhadap mata pelajaran matematika dapat meningkat.

2. Manfaat Bagi Guru

a. Memperbaiki pembelajaran matematika yang dikelolanya.

b. Meningkatkan profesionalisme guru dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan metode inkuiri.

c. Sebagai motivasi untuk meningkatkan ketrampilan memilih strategi pembelajaran yang bervariasi yang dapat memperbaiki sistem pembelajaran sehingga memberikan layanan yang terbaik bagi siswa. d. Dapat lebih menciptakan suasana lingkungan kelas yang saling

menghargai nilai-nilai ilmiah dan termotivasi untuk mengadakan penelitian sederhana yang bermanfaat bagi perbaikan dalam proses pembelajaran dan meningkatkan kemampuan guru mata pelajaran.


(21)

commit to user

8

e. Dapat menambah wawasan pengetahuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran serta mengubah pola dan sikap guru dalam mengajar yang semula berperan sebagai pemberi informasi menjadi berperan sebagai fasilitator dan mediator yang dinamis.

3. Manfaat Bagi Sekolah

a. Untuk memperbaiki dan meningkatkan proses pembelajaran matematika dengan menggunakan metode inkuiri di kelas IV SD Negeri 4 Barenglor Tahun 2010/2011

b. Membantu sekolah untuk berkembang karena adanya peningkatan/kemajuan pada diri guru dalam memperbaiki strategi mengajarnya

c. Menumbuhkan iklim pendidikan yang kondusif di sekolah

d. Memberikan sumbangan yang baik untuk sekolah dalam rangka perbaikan proses pembelajaran untuk dapat meningkatkan prestasi siswa.

e. Mendapat masukkan tentang penelitian yang dapat memajukan sekolah 4. Bagi Peneliti

a. Mengetahui kekurangan dan kelemahan diri pada saat mengajar yang dapat dijadikan acuan untuk memperbaiki diri.

b. Peneliti mendapat pengalaman dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas.


(22)

commit to user

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.Kajian Teori

1. Hakikat Matematika

a. Pengertian Kemampuan

Yang dimaksud dengan kemampuan adalah memahami lebih mendalam dari sekedar mengetehui. Aspek pemehamn menuntut kemampuan lebih tinggi dari pengetahuan

Dalam pembelajaran dikembangkan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Aspek kognitif meliputi pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisa, sintesa, dan evaluasi. Aspek pemahaman menuntut kemampuan lebih tinggi dari pada pengetahuan, memahami lebih mendalam dari sekadar mengetahui. Aspek kognitif pemahaman dihubungkan dengan kemampuan untuk menjelaskan pengetahuan, informasi yang telah diketahui dengan kata-kata sendiri. Pada tahap ini siswa diharapkan menerjemahkan atau menyebut kembali yang telah diketahui dengan kata-katanya sendiri (www.masofa.wordpress.com). Jadi, pemahaman menuntut kemampuan intelektual yang lebih tinggi, dengan demikian pemahaman terhadap suatu konsep lebih bertahan lama daripada mengetahui. Menurut Bloom (1980: 85) aspek kognitif terdiri atas 6 tingkatan. Keenam tingkatan tersebut yaitu :

1. Tingkat pengetahuan (knowledge) pada tahap ini menuntut siswa untuk mampu mengingat berbagai informasi yang telah diterima sebelumnya,


(23)

commit to user

10

misalnya fakta, rumus, terminology strategi problem solving dan lain sebagainya

2. Tingkat pemahaman (comprehension) pada tahap kategori pemahaman dihubungkan dengan kemampuan untuk menjelaskan pengetahuan, informasi yang telah diketahui dengan kata-katanya sendiri. Pada tahap ini siswa diharapkan menerjemah atau menyebutkan kembali apa yang telah diketahui dengan kata-katanya sendiri.

3. Tingkat penerapan (application), penerapan merupakan kemampuan untuk menggunakan atau menerapkan informasi yang telah dipelajari ke situasi yang baru, serta memecahkan berbagai masalah yang timbul dalam kehidupan sehari-hari.

4. Tingkat analisis (analysis), analisis merupakan kemampuan mengidentifikasi, memisahkan dan membedakan komponen-komponen suatu fakta, konsep, pendapat, asumsi, hipotes atau kesimpulan sementara, dan memeriksa setiap komponen tersebut untuk melihat ada atau tidaknya kontradiksi. Dalam tingkat ini siswa diharapkan menunjukkan hubungan diantara berbagai gagasan dengan cara membandingkan gagasan tersebut dengan standar, prinsip atau prosedur yang telah dipelajari.

5. Tingkat sintesis (synthesis), sintesis merupakan kemampuan seseorang dalam mengaitkan dan menyatukan berbagai elemen dan unsure pengetahuan yang ada sehingga terbentuk pola baru yang lebih mnyeluruh. 6. Tingkat evaluasi (evaluation), evaluasi merupakan level tertinggi yang


(24)

commit to user

11

nilai suatu gagasan, metode, produk, atau benda dengan menggunakan criteria tertentu.

b. Pengertian Metode

Menurut kamus besar bahasa indonesia (1980) metode mengandung arti “

cara yang teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai maksud ( dalam ilmu pengetahuan), cara kerja konsisten untuk memudahkan pelaksanaan suatu

kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan “. Sejalan dengan pengertian tersebut, T.Raka joni (1993) mengartikan metode sebagai “cara kerja yang

bersifat relatif umum yang sesuai untuk mencapai tujuan tetentu”. Dengan demikian metode dapat diartikan sebagai cara/jalan menyajikan/ melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan. Dalam pada itu, istilah teknik menurut T.Raka Joni (1993) menunjuk kepada ragam khas penerapan suatu metode dengan latar penerapan tertentu, seperti kemampuan dan kebiasaan guru, ketersediaan peralatan, kesiapan siswa dan sebagainya. Dalam proses pembelajarn misalny, diskusi merupakan salah satu metode pembelajaran. Pelaksanaan metode diskusi dapat dilakukan dengan dengan berbagai tekhnik, seperti tekhnik sumbang saran, dsb.

Akhirnya perlu dikemukakan bahwa terkait dengan proses pembelajaran dikenal pula istilah program, proses, prosedur, dan kegiatan. Istilah program menunjuk pada suatu rencana, proses menunjuk pada kejadian-kejadian dalam pelaksanaannya (yang apabila langkah-langkahnya sistematis disebut prosedur) dan kegiatan menunjuk pada perilaku orang (guru-siswa) didalam proses belajar mengajar.


(25)

commit to user

12

c. Proses Belajar Mengajar Matematika

a. Belajar Matematika

Belajar merupakan suatu usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh tingkah laku sebagai hasil pengalaman yang berlangsung dalam kurun waktu yang relatif lama dan sulit dalam menentukan batas waktunya. Didalam belajar tentu setiap individu mengalanmi kesulityan yang berbeda-beda. Perbedaan inilah yang menyebabkan perbedaan tingkah laku belajar dikalangan peserta didik dalam keadaan peserta didik tidak dapat belajar sebagaimana mestinya, itulah yang dinamakan kesuklitan belajar.

Gagne menggunakan matematika sebagai sarana untuk menyajikan dan mengaplikasikan teori-teeorinya tentang belajar. Menurut Gagne (dalam Ismail, 1998) objek belajar matematika terdiri dari objek langsung dan tidak langsung. Objek tak langsung adalah transfer belajar, kemampuan menyelidiki, kemampuan memecahkan masalah, disiplin pribadi, dan apresiasi pada struktur matematika. Sedangkan objek langsung belajar matematika adalah fakta, ketrampilan, konsep, dan prisip.

b. Proses Belajar Matematika

Belajar merupakan suatu perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai hasil dari latihan atau pengamatan. Di lain pihak, karena matematika penalarannya deduktif yang berkenaan dengan ide-ide, konsep-konsep, simbol-simbol yang abstrak dan tersusun secara hierarkis


(26)

commit to user

13

serta bersifat aksiomatik, sehingga belajar matematika merupakan kegiatan mental yang tinggi.

Mempelajari materi matematika, tidak cukup hanya dengan membaca dan menghafal saja. Suatu teorema, dalil ataupun suatu definisi untuk dapat memahaminya memerlukan waktu dan ketekunan. Mengingat bahasa matematika adalah bahasa simbol yang padat, ketat, akurat, abstrak dan penuh arti. Oleh karena untuk mempelajarinya perlu pemahaman agar mampu menjelaskan dengan bahasa sendiri dari bahasa matematika itu.

Memahami konsep matematika perlu memperhatikan konsep sebelumnya. Matematika tersusun secara hierarkis yang satu dengan yang lainnya saling berkaitan erat. Konsep lanjutan tidak mungkin dipahami sebelum memahami dengan baik konsep sebelumnya yang menjadi prasyaratnya. Ini berarti belajar matematika harus bertahap dan berurutan secara sistematis serta harus didasarkan kepada pengalaman belajar yang jelas.

Proses Mengajar Matematika

Mengajar melukiskan sebagai proses interaksi antara guru dengan siswa. Dalam proses interaksi ini, guru mengharapkan siswanya dapat menguasai pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dipilih guru itu hendaknya relevan dengan tujuan dari mata pelajaran yang diberikan dan sesuai dengan struktur kognitis yang dimiliki. Dengan demikian mengajar adalah untuk melihat bagaimana proses belajar berlangsung. Tidak hanya membiarkan siswa belajar sendiri. Mengajar sebenarnya memberikan


(27)

commit to user

14

kesempatan kepada yang diajar untuk mencari, bertanya, bahkan menebak dan berdebat.

Dalam kegiatan mengajar sama seperti ahlinya belajar, yaitu tidak lepas dari sifat materi yang diajarkan dandipelajari. Dalam hal ini materi itu adalah matematika yang merupkana ilmu tentang struktur yang terorganisir, ilmu tentang pola keteraturan, ilmu deduktif yang tidak menerima generalisasi berdasarkan induktif tetapi harus dibuktikan secara deduktif. Karenanya yang terpenting dalam model mengajar adalah hubungan dengan bagaimana mengembangkan suatu model mengajar matemtika. Model mengajar terebut haruslah berdasarkan kepada bagaimana siswa dapat belajar secara aktif tanpa mencoba memaksa siswa diluar tahap kesiapan intelektualnya.

Dari uraian di atas dapat disimpulakan proses pembelajaran matematika merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru kepada siswa guna untuk menciptakan ketrampilan berhitung. Diharapkan dengan pembelajaran matematika siswa mampu menyelesaikan pemecahan masalah dalam pembelajaran matematika. Kegiatan pembelajaran matematika dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang melibatkan mental, fisik melalaui interaksi antar peserta didik denagn guru, lingkungan dan sumber belajar lain dalam rangka pencapaian konsep dasar tertentu.


(28)

commit to user

15

d. Metode Inkuiri

1. Pengertian metode inkuiri

Menurut Sagala (2003 hal 96) metode adalah cara yang digunakan oleh guru atau siswa dalam mengolah informasi yang berupa fakta, data dan konsep pada proses pembelajaran yang mungkin terjadi dalam suatu strategi.

Sejalan dengan pengertian tersebut T.Raka Joni (1993:75) mengartikan metode sebagai cara kerja yang bersifat relative umum yang sesuai untuk mencapai tujuan tertentu. Dengan demikian metode dapat diartikan cara atau jalan menyajikan atau melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan.

Metode berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri. Sasran utama kegiatan mengajar pada kegiatan ini adalah :

 Keterlibatan siswa secara maksimal dalam proses kegiatan belajar. Kegiatan belajar disini adalah kegiatan mental intelektual dan sosial emosional.

 Keterarahan kegiatan secara logis dan sistematis pada tujuan pengajaran.

 Mengembangkan sikap percaya diri sendiri pada diri siswa tentang apa yang ditemukan tentang proses inkuiri.


(29)

commit to user

16

Metode inkuiri bisa disebut juga metode penemuan. Metode penemuan sangat penting untuk dilakukan siswa pada usia sekolah dasar. Metode inkuiri dapat dirancang penggunannya oleh guru menurut tingkat perkembangan intelektual siswa. Ini dikarenakan siswa memiliki sifat yang aktif, sifat ingin tahu yang besar, terlibat dalam situasi yang utuh dan reflektif terhadap suatu proses dan hasil-hasil yang ditemukan.

Menurut Sund dalam Kartawisastra (1980:86) Inkuiri meliputi juga penemuan. Inkuiri adalah perluasan proses penemuan yang digunakan lebih mendalam. Proses inkuiri mengandung proses mental yang lebih tinggi tingkatannya, sehingga baik untuk kelas tinggi. Dengan menggunakan metode inkuiri nanti siswa dapat menyimpulkan sendiri. 2. Penerapan Metode Inkuiri

Inkuiri tidak hanya mengembangkan kemampuan intelektual tetapi seluruh potensi yang ada, termasuk pengembangan emosional dan pengembangan ketrampilan pada hakekatnya, inkuiri ini merupakan suatu proses. Proses ini bermula dari merumuskan masalah, mengembangkan hipotesis, dan menarik kesimpulan sementara, menguji kesimpulan sementara supaya sampai pada kesimpulan yang pada taraf tertentu diyakini oleh peserta didik yang bersangkutan.

Semua tahap dlam proses inkuiri tersebut diatas merupakan kegiatan belajar siswa. Guru berperan untuk mengoptimalkan kegiatan tersebut pada proses belajar seperti motivator, pengarah, fasilitator. Pada metode ekspositori murni, semua tahap itu dilakukan sendiri oleh guru.


(30)

commit to user

17

Guru yang merumskan masalah, guru yang menyusun hipotesis, guru yang mencari bukti, guru yang membuktikan hipotesis dan yang merumuskan kesimpulan. Semua perolehan guru pada setiap tahap dinformasikan kepada peserta didik. Pada inkuiri ssemua itu dilakukan oleh siswa.

Kemampuan-kemampuan yang dituntut pada setiap inkuiri adalah : KEMAMPUAN YANG DIKEMBANGKAN DALAM PROSES

INKUIRI

Tahap Inkuiri Kemampuan yang dituntut

1. Merumuskan masalah 1. Kesadaran terhadap masalah 2. Melihat pentingnya masalah 3. Merumuskan masalah 2. Merumuskan jawaban

sementara

1. Menguji dan menggolongkan jenis data yang dapat diperoleh 2. Melihat dan merumuskan

hubungan yang ada secara logis 3. Merumuskan hipotesis

3. Menguji jawaban tentatif 1. Merakit peristiwa

a. Mengidentifikasi peristiwa yang dibutuhkan

b. Mengumpulkan data c. Mengevaluasi data 2. Menyusun data


(31)

commit to user

18

b. Menginpretasikan data c. mengklasifikasikan 3. Analisis data

a. Melihat hubungan b. Mencatat persamaan dan

perbedaan

c. Mengidentifikasikan trend, sekuensi dan keteraturan 4. Menarik kesimpulan 1. Mencari pola dan makna

hubungan

2. Merumuskan kesimpulan 5. Menerapkan kesimpulan

dan generalisasi

Metode inkuiri adalah cara penyajian pelalajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan informasi dengan atau tanpa bantuan guru metode inkuiri melibatkan siswa dalam proses-proses mental dalam proses penemuannya. Metode inkuiri memungkinkan siswa menemukan informasi-informasi yang diperlukan untuk mencapai tujuan belajarnya.

Adapun tujuan metode inkuiri adalah :

a. Meningkatkan keterlibatan siswa dalam menemukan dan memproses bahan pelajarannya.


(32)

commit to user

19

b. Mengurangi ketergantungan siswa pada guru untuk mendapatkan pengalaman belajarnya.

c. Melatih siswa menggali dan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar yang tidak ada habisnya

d. Memberikan pengalaman belajar seumur hidup Alasan penggunaan metode inkuiri :

a. Perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan yang pesat

b. Belajar tidak hanya dapat diperoleh dari sekolah tapi juga dari lingkungan sekitar .

c. Melatih siswa untuk memiliki kesadarn diri kebutuhan belajarnya d. Penanaman kebiasaan untuk belajar berlangsung seumur hidup Kelebihan metode inkuiri :

a. Menekankan kepada proses pengolahan informasi oleh siswa sendiri

b. Membuat konsep diri siswa bertambah dengan penemuan-penemuan yang diperolehnya.

c. Memiliki kemungkinan besar untuk memperbaiki dan memperluas persediaan dan penguasaan keterampilan dalam proses kognitif siswa.

d. Penemuan-penemuan yang diperoleh siswa dapat menjadi kepemilikannya dan sangat sulit dilupakan.

e. Tidak menjadikan guru sebagai satu-satunya sumber belajar karena siswa belajar dengan memanfaatkan berbagai sumber.


(33)

commit to user

20

e. Pengertian Bangun Datar

Bangun datar dalam arti Matematika termasuk bangun-bangun geometri. Bangun geometri itu diantaranya titik garis, ruas garis, sudut, kurva, segitiga, bangun bersisi empat, lingkaran, kerucut, bola, tabung dan sebagainya. Bangundatar itu sendiri adalah bangun yang dibuat atau dilukis pada permukaan datar. Dalam KTSP SD Kelas IV semester 2 bangun datar meliputi persegi panjang, persegi,segitiga, trapesium, jajargenjang, belah ketupat, dan layang-layang,dsb.

Bangun datar merupakan bangun yang memiliki sisi-sisi berbentuk datar yang biasa disebut panjang,lebar,tinggi,sisi sejajar,dan tidak sejajar. Contoh –contoh bentuk bangun datar:

Bangun Persegi. Persegi Panjang Segitiga

Trapesium Jajar Genjang Belah ketupat

 Cara mencari luas bangun datar dengan penerapan metode inquiri


(34)

commit to user

21

berbagai metode mengajar, seperti metode Tanya jawab, diskusi, problem solving, studi kasus, penelitian mandiri, dan sebagainya. Suatu metode perlu didukung oleh seperangkat teknik tertentu supaya metode tersebut dapat berjalan dengan baik. Salah satu teknik yang banyak dipakai dalam berbagai metode mengajar ialah bertanya. Karena teknik ini digunakan secara luas, maka perlu dibicarakan secara khusus penggunaan teknik bertanya itu dalam hubungannya dengan strategi inkuiri.

 Guru bertanya tentang garis-garis yang ada bangun datar misalnya pada bangun persegi, guru menunjuk beberapa garis/sisi dan siswa menjawab nama sisi tersebut juga pada bangun-bangun yang lain.  Proses inkuiri berjalan sebagai berikut

Siswa mengukur sisi bangun datar dengan sentimeter, juga sisi yang lainnya.

Contoh : Pada bangun persegi

Panjang AB =…cm

D C Panjang BC =…cm

Untuk mencari luas siswa mengalikan panjang AB X BC Siswa membuat persegi satuan yaitu dengan sisi 1X1 cm

Kemudian digunting dan dimasukkan dalam bangun datar A B Persegi. Ada berapa persegi kecil di dalam bangun datar


(35)

commit to user

22

B. Kerangka Berpikir

Matematika sebagai salah satu mata pelajaran yang berfungsi mengembangkan kemampuan menghitung, mengukur, dan menggunakan rumus matematika yang digunakan dalam kehidupan sehari- hari. Oleh karena itu siswa diharapkan memiliki penguasaan matematika pada tingkat tertentu, sehingga dapat berguna bagi siswa dalam berkompetensi di masa depan.

Materi Bangun Datar merupakan materi yang bersifat abstrak. Siswa dapat membayangkan konsep-konsep yang ada pada bangun datra tersebut. Bangun datar merupakan bangun yang memiliki sisi-sisi berbentuk datar yang biasa disebut panjang,lebar,tinggi,sisi sejajar,dan tidak sejajar. Materi bangun datar ini menuntut siswa untuk berfikir memecahkan masalah yang tidak rutin misalnya mencari luas dan keliling yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Dengan pembelajaran ini diharapkan siswa merasa senang dan antusias dalam proses pembelajaran sehingga dapat menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari.

Betapapun tepat dan baik bahan ajar Matematika yang ditetapkan belum menjamin akan tercapai tujuan pendidikan yang diinginkan. Salah satu faktor yang penting untuk mencapai tujuan pendidikan adalah proses belajar mengajar yang dilaksanakan.Dalam proses belajar mengajar Matematika perlu lebih menekankan keterlibatan siswa secara optimal. Kemampuan siswa kelas IV SDN 4 Barenglor terhadap rumus luas bangun datar masih rendah. hal ini dikarenakan Guru dalam memberikan pembelajaran masih bersifat konvensional, guru memberikan rumus-rumus luas bangun datar tanpa


(36)

commit to user

23

menjelaskan dari mana asal rumus itu didapatkan. Kebiasaan siswa menghafal rumus luas bangun datar.

Untuk mengatasi rendahnya kemampuan siswa terhadap rumus luas bangun datar, maka saya mencoba menggunakan metode inkuiri untuk mengatasi masalah tersebut. Pembelajaran metode inkuiri memiliki dampak positif terhadap siswa yang rendah hasil belajarnya. Manfaat pembelajaran metode ini untuk siswa yang rendah hasil belajarnya antara lain dapat meningkatkan motivasi siswa tersebut. Metode inkuiri bisa disebut juga metode penemuan. Metode penemuan sangat penting untuk dilakukan siswa pada usia sekolah dasar. Metode inkuiri dapat dirancang penggunannya oleh guru menurut tingkat perkembangan intelektual siswa. Ini dikarenakan siswa memiliki sifat yang aktif, sifat ingin tahu yang besar, terlibat dalam situasi yang utuh dan reflektif terhadap suatu proses dan hasil-hasil yang ditemukan.

Dari uraian tersebut diatas dapat diduga bahwa pembelajaran matematika dengan menggunakan metode inkuiri dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep rumus luas bangun datar.


(37)

commit to user

24

Skema kerangka berpikir tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

C.Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kerangka berpikir di atas, maka rumusan hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

Penggunaan metode Inkuiri dapat meningkatkan kemampuan menghitung luas bangun datar di Kelas IV SD Negeri 4 Barenglor, Kabupaten Klaten. Pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan metode Inkuiri dapat meningkatkan kemampuan menghitung luas bangun datar di Kelas IV SD Negeri 4 Barenglor, Kabupaten Klaten. Ada peningkatan kemampuan menghitung luas bangun datar dengan metode Inkuiri di Kelas IV SD Negeri 4 Barenglor, Kabupaten Klaten

Guru:

Sudah menggunakan metode inkuiri dalam menghitung luas bangun datar

Siklus II

Menggunakan metode inkuiri

Diduga dengan metode inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar menghitung luas bangun datar Kondisi Awal Guru : Belum menggunakan metode inkuiri

Hasil belajar mencari luas bangun datar rendah Pelaksanaan Tindakan Siklus I Perencanaan,pelaksanaan, pengamatan,refleksi Kondisi Akhir


(38)

commit to user

25

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kelas IV SD Negeri IV Barenglor, Kecamatan Klaten Utara, Kabupaten Klaten.

2. Waktu Penelitian

Waktu pelaksanaan pada semester II Tahun 2010/2011 selama 6 bulan, dimulai bulan Januari sampai Juni 2011.

B. Subjek Penelitian

Yang menjadi subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 4 Barenglor. Kecamatan Klaten Utara Kabupaten Klaten Tahun Ajaran 2010/2011 Jumlah siswa sebanyak 35 siswa terdiri dari 22 siswa perempuan dan 13siswa laki-laki.

C. Data Dan Sumber Data

1. Data penelitian

Data penelitian dan tempat penelitian yaitu SDN 4 Barenglor semester 2 Tahun ajaran 2010/2011 dengan jumlah siswa 35 orang, yaitu 22 siswa perempuan dan 13 siswa laki-laki.

2. Sumber data

Sumber data adalah proses pembelajaran MTK dengan materi bangun datar dengan metode Inkuiri yang meliputi perencanaan


(39)

commit to user

26

pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, evaluasi pembelajaran. Data di peroleh dari subjek teliti yakni siswa kelas VI SD Negeri 4 Barenglor, Kabupaten Klaten.

Data diperoleh dengan cara siswa menjawab pertanyaan yang berupa soal-soal ulangan formatif mata pelajaran matematika dan peristiwa pembelajaran dikelas tersebut. Selain dari siswa data juga diperoleh dari wawancara yang dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui riwayat kondisi siswa dalam keseharian, proses belajar mengajar serta arsip/dokumen disekolah yang berhubungan dengan penelitian

 Dokumen pendukung : Kurikulum Matematika khususnya menghitung luas bangun datar

D. Tekhnik pengumpulan data

1. Dokumentasi

Peneliti melakukan kegiatan untuk mengerjakan mengumpulkan data-data tertulis yang telah dimiliki oleh siswa kelas VI SD Negeri 4 Barenglor, Kabupaten Klaten. Berupa daftar nilai matematika.

2. Teknik Tes

Tes adalah serentetan atau latihan yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan, sikap, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Rianto, 1963:83). Tes dibuat untuk mengukur sejauh mana siswa dapat


(40)

commit to user

27

memahami atau mengerti materi yang diajarkan oleh guru. Sebelumnya perlu dilakukan analisis butir soal dari soal pada tes tersebut.

3. Teknik Observasi

Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pengmatan terhadap obyek penelitian. Observasi yang akan dilakukan adalah observasi langsung, dalam artian mengadakan pengamatan secara langsung terhadap gejala-gejala subyek yang diselidiki, baik pengamatan itu dilakukan dalam situasi sebenarnya maupun dilakukan dalam situasi buatan yang khusus diadakan. Petunjuk yang bersifat umum yang mendasari pelaksanaan obervasi menurut Winarno Surachmad dalam Rianto (1996:78) adalah sebagai berikut :

1) Lebih dahulu harus ditetapkan bahwa metode observasi merupakan metode yang tepat untuk tujuan penelitian.

2) Bila observasi ini merupakan teknik yang tepat, kita harus mulai merinci segala unsur data misal sifatnya, banyaknya dan unsur-unsur lain yang mungkin penting dalam penelitian.

3) Bila telah jelas jenis dan jumlah data yang harus dikumpulkan dan penggunaannya, maka perlu dipikirkan bagaimana cara kita mencatat dan menyusun data tersebut.

4) Apabila dalam poin ke-3, ternyata membutuhkan alat-alat pembantu data, maka alat-alat tersebut harus disediakan.


(41)

commit to user

28

5) Kini tibalah saatnya untuk mengadakan observasi guna pengumpulan data. Petunjuk yang dikemukakan di atas memang tampak mengacu kepada petunjuk prosedur umum dalam observasi. Sedangkan menurut Rummel dalam Rianto (1996:78), petunjuk dalam menggunakan metode observasi adalah sebagai berikut.

a. Memperoleh dahulu pengetahuan tentang apa yang akan diobservasi.

b. Menyelidiki tujuan-tujuan umum atau khusus dari masalah-masalah penelitian untuk menentukan apa yang harus diobservasi.

c. Membuat suatu cara untuk mencatat hasil-hasil observasi. d. Mengadakan batasan yang tegas mengenai macam-macam

tingkat yang akan digunakan.

e. Mempertimbangkan observasi secara cermat dan kritis. f. Catat tiap-tiap gejala secara terpisah.

g. Mengetahui baik-baik alat-alat pencatatan dan tata cara mencatat sebelum melakukan observasi.

Lembar observasi dilakukan dengan menggunakan check list. Check list atau daftar cek terdiri dari daftar item yang berisi faktor-faktor yang diselidiki. Jenis alat ini mensistematisasi dan memudahkan perekaman hasil observasi. Lembar observasi ini digunakan untuk mengukur aktivitas belajar siswa.


(42)

commit to user

29

E. Validitas Data

Keberhasilan mengungkapkan hasil dan proses belajar siswa sebagaimana adanya (obyektifitas hasil peneliti) sangat bergantung pada kualitas alat penelitiannya disamping pada cara pelaksanaannya. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan cara Triamulasi untuk menguji keabsahan data yang melibatkan guru/peneliti, kepala sekolah, rekan guru, dosen, pembimbing serta rekan sejawat.

F. Tekhnik Analisis Data

Peneliti menggunakan tekhnik deskriptif, yaitu membuat rata-rata nilai, menghitung presentase, membuat grafik untuk mendeskripsikan data-data, menarik kesimpulan dan mengambil tindakan.

Supaya dari hasil penelitian dapat terwujud sesuai dengan tujuan, maka dalam melaksanakan analisis data peneliti menggunakan model interatif Milles dan Hubberman. Kegiatan pokok analisis model ini meliputi antara lain sebagai berikut :

- Reduksi data - Penyajian data

- Menarik kesimpulan atau verikasi data Adapun penjelasanya sebagai berikut :

a. Reduksi data

Reduksi yaitu proses pemilihan dan penyederhanaan data kasar yang mencul dari catatan-catatan tertulis yang telah ditemukan


(43)

commit to user

30

dilapangan. Jadi setelah data-data penelitian terkumpul kemudian direduksi. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang mefokuskan atau menajamkan, menglompokan, mengarahkan, meghilangkan yang tidak diperlukan dan mengorganisasikan dengan cara yang sederhana mudah dipahami, sehingga kesimpulan yang diambil dapat ditarik dan diverifikasi.

b. Penyajian data

Penyajian data adalah sekumpulan informasi yang telah tersusun yang bias member kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Dalam penyajian ini dapat dilaksanakan melalui beberapa macam cara visual, misalnya dengan gambar, grafik, chart network, diagram, matrik, dan lain sebagainya. c. Menarik kesimpulan / verifikasi

Kesimpulan adalah tinjauan ulang pada catatan di lapangan atau kesimpulan dapat diuji atas kebenaranya, kekokohanya merupakan validitasnya ( Milles dan Hubberman,1992 : 16 – 20 ). Verikasi data yaitu pemerikasaan tentang benar dan tidaknya hasil dari laporan penelitian.

Jadi hasil dari data-data yang telah didaptkan dari laporan penelitian selanjutnya digabungkan dan disimpulakan serta diuji akan kebenaranya. Penarikan kesimpulan merupakan bagian dari suatu aktivitas kegiatan dari konfigurasi yang bulat dan utuh


(44)

commit to user

31

sehingga kesimpulan-kesimpulan juga dapat diverifikasi selama penelitian berlangsung.

Bagan yang menjelaskan tentang teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

Gambar Komponen-Komponen Analisis Data Model Interatif (Milles dan Hubberman, 1992:20)

G. Indikator Kinerja/Keberhasilan

Menetapkan indikator keberhasilan pembelajaran dengan menetapkan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal), keseriusan dalam mendengarkan penjelasan guru, kemauan mengerjakan tugas, perasaan senangpada mata pelajaran Matematika dan kehadiran.

Bersumber dari pembelajaran sebelumnya yang mencerminkan kemampuan siswa pada konsep yang dibelajarkan diharapkan adanya peningkatan kemampuan menghitung luas bangun datar pada kelas IV.

Pengumpulan data Penyajian data

Reduksi data Kesimpulan-kesimpulan penarikan / verifikasi


(45)

commit to user

32

H. Prosedur Penelitian

Yang menjadi subyek penelitian adalah siswa kelas IV SDN 4 Barenglor Klaten Kecamatan Klaten Utara, Kabupaten Klaten Tahun ajaran 2010/2011. Banyaknya siswa 35 orang terdiri dari 22 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan.

Berdasarkan dari hasil evaluasi prasiklus mata pelajaran matematika konsep menghitung luas bangun datar menunjukkan hasil yang sangat rendah.

Perbaikan mata pelajaran matematika konsep menghitung luas bangun datar dilaksanakan pada :

1. Bulan Febuari 2011 pelaksanaan siklus I

2. Bulan Maret dan April 2011 pelaksanaan siklus II

Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, yang setiap siklusnya terdiri dari empat langkah, yaitu : Perencanaan, Pelaksanaan, Observasi, dan Refleksi.

Permasalahn yang dihadapi pada pelajaran matematika konsep menghitung luas bangun datar adalah:

a. Siswa belum dapat menghitung luas bangun datar dengan benar b. Aktifitas belajar siswa masih sangat rendah

Berdasarkan permasalahan diatas penulis mengadakan perbaikan melalui penelitian tindakan kelas selama 2 siklus.


(46)

commit to user

33

a. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini guru sebagai peneliti menyusun scenario pembelajaran atau Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, instrument untuk evaluasi yang berupa soal tes tertulis, dan menetapkan indicator ketercapaian yang akan dilaksanakan dalam proses pembelajaran.

b. Tahap Aksi / Tindakan

1. Guru sekaligus sebagai peneliti melaksanakan pembelajaran sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang telah dipersiapkan.

2. Guru lain (teman sejawat Sri Wahyuni,S.Pd) dalam hal ini bertindak sebagai supervisor mengadakan observasi jalanya pembelajaran.

c. Tahap Pengamatan / Observasi

1. Dilakukan oleh guru (observer) yang mengamati pembelajaran yang sedang berlangsung (mengamati aktivitas peneliti dengan siswa).

2. Observasi diarahkan pada poin-poin dalam lembar observasi yang telah dipersiapkan oleh peneliti.

d. Tahap Refleksi

Peneliti menganalisis hasil belajar siswa sesuai dengan nilai saat evaluasi dan hasil observasi saat pembelajaran. Jika 60 % siswa kelas IV nilai MTK materi pokok Bangun datar mencapai


(47)

commit to user

34

KKM maka dapat disimpulkan bahwa penerapan metode Inkuiri telah berhasil meningkatkan kemampuan siswa dalam mengitung luas bangun datar. Akan tetapi, karena target akhir penelitian yang diharapkan adalah minimal 75 % dari seluruh siswa tuntas KKM, maka perlu diadakan lagi pembelajaran pada siklus berikutnya. 2. Rancangan Siklus II

a. Tahap Perencanaan Ulang

Pada tahap ini guru sebagai peneliti menyusun scenario pembelajaran atau Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, instrument untuk evaluasi yang berupa soal tes tertulis, dan menetapkan indicator ketercapaian yang akan dilaksanakan dalam proses pembelajaran.

Perencanaan aksi / tindakan siklus II dikaitkan dengan hasil yang telah diperoleh data siklus I dengan berbagai perbaikan pada kegiatan pembelajarannya.

b. Tahap Aksi / Tindakan

1. Guru sekaligus sebagai peneliti melaksanakan pembelajaran sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang telah dipersiapkan.

2. Guru lain (teman sejawat Sri Wahyuni,S.Pd) dalam hal ini bertindak sebagai supervisor mengadakan observasi jalanya pembelajaran.


(48)

commit to user

35

1. Dilakukan oleh guru (observer) yang mengamati pembelajaran yang sedang berlangsung (mengamati aktivitas peneliti dengan siswa).

2. Observasi diarahkan pada poin-poin dalam lembar observasi yang telah dipersiapkan oleh peneliti.

c. Tahap Refleksi

Peneliti menganalisis hasil belajar siswa sesuai dengan nilai saat evaluasi dan hasil observasi saat pembelajaran. Jika 75 % siswa kelas IV nilai MTK materi pokok Bangun datar mencapai KKM maka dapat disimpulkan bahwa penerapan metode Inkuiri telah berhasil meningkatkan kemampuan siswa dalam mengitung luas bangun datar.

Jika siswa yang mengalami peningkatan prestasi kurang dari 75 % maka proses pembelajaran dengan penerapan metode Inkuiri diperbaiki lagi dan disempurnakan pada siklus berikutnya


(49)

commit to user

36

BAB IV

HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN

A. Deskripsi Kondisi Awal

Sebagaimana telah diuraikan dalam Bab I, tujuan penelitian ini untuk Meningkatkan kemampuan menghitung luas bangun datar menggunakan metode inkuiri pada siswa kelas IV SDN 4 Barenglor, Klaten Utara. Untuk mencapai tujuan itu dalam Bab IV ini dilakukan pengujian dengan Tekhnik Deskriptif sebagaimana dirumuskan pada Bab II. Namun sebelumnya akan dipaparkan Situasi dan kondisi kelas yang dijadikan subjek dalam pelaksanaan PTK.

a. Situasi dan kondisi kelas

Situasi dan kondisi kelas yang dijadikan subjek dalam pelaksanaan PTK dinilai kurang kondusif. Diantaranya karena jumlah siswa dalam kelas yang terlalu banyak sehingga kurang efektif dalam penyampaian materi pelajaran. Banyak siswa yang kurang mendapatkan perhatian untuk memahami pelajaran yang disampaikan karena jangkauan penguasaan guru dalam kelas terbatas baik karena waktu maupun tenaga yang ada. Contohnya apabila terdapat siswa yang kurang mengerti materi pelajaran yang disampaikan maka guru harus menjelaskan ulang materi tersebut sedangkan siswa lainnya mungkin telah memahami dan menguasai sehingga perhatiannya pada materi yang disampaikan kurang diperhatikan. Siswa akan mencari


(50)

commit to user

37

kesibukan sendiri dan membuat gaduh kelas, sehingga otomatis perhatian guru dalam penyampaian materi pelajaran tidak lagi bisa fokus.

Selain itu situasi dan kondisi kelas menjadi kurang efektif dalam hal penyampaian materi pelajaran, karena terbatasnya alat peraga atau sarana prasarana yang mendukung. Siswa sering hanya diberikan teori-teori pelajaran yang lebih bersifat menghapal padahal dalam penyampaian materi yang terpenting adalah pemahaman siswa sehingga ilmu yang diberikan tidak mudah terlupakan oleh siswa. Subjek dalam pelaksanaan PTK kali ini adalah siswa kelas 4 SD Negeri 04 Barenglor kecamatan Klaten Utara yang berjumlah 35 siswa, 14 siswa perempuan dan 21 siswa laki-laki.

b. Kurangnya Pemahaman Konsep

Proses pembelajaran yang berlangsung selama ini masih dilakukan guru secara monoton dan konvensional. Pemahaman konsep bangun datar dilaksanakan dengan cara menerangkan konsep menjelaskan rumus luas bangun datar, memberikan contoh soal dan meminta siswa untuk mengerjakan soal sejenis. Guru mengoptimalkan media sehingga pembelajaran kurang bermakna dan sangat abstrak bagi siswa. Oleh karena itu siswa sulit memahami konsep bangun datar terutama menentukan luas bangun datar.

c. Permasalahan yeng dihadapi


(51)

commit to user

38

a) Siswa masih mengalami kesulitan dalam belajar matematika terutama dalam memahami konsep bangun datar

b) Guru masih menggunakan model pembelajaran konvensional yaitu proses pembelajaran masih berpusat pada guru

c) Guru belum mengoptimalkan penggunaan media pembelajaran d) Pembelajaran matematika belum bermakna karena siswa belum memahami sendiri tapi hanya mendengarkan penjelasan guru dan mengerjakan soal dengan cara yang dicontohkan guru.

e) Ketergantungan siswa pada contoh yang diberikan guru sangat tinggi, akibatnya siswa tidak memilih alternatif lain dalam mengerjakan soal, sehingga ketika ada soal sejenis dalam bentuk lain siswa tidak dapat menyelesaikannya.

Dari beberapa permasalahan diatas berakibat nilai formatif siswa pada kompetensi dasar menghitung luas bangun datar dengan KKM 60 belum memuaskan, terbukti hanya 10 dari siswa yang berjumlah 35 yang sudah tuntas, sedangkan 25 siswa masih dibawah KKM.

d. Data sebelum tindakan penelitian

Setelah dilakukan observasi terhadap proses pembelajaran dan prestasi belajar sebelum tindakan, dapat diperoleh informasi sebagai data awal. Hasil pencatatan menunjukkan bahwa dari 35 siswa kelas IV SD Negeri 04 Barenglor terdapat 25 siswa atau kurang lebih 71,63% yang


(52)

commit to user

39

nilai prestasi belajarnya masih belum mencapai batas ketuntasan minimal. Dengan data yang diperoleh sbb :

Tabel 1. Prosentase nilai matematika kelas IV sebelum tindakan

No. Nilai Frekuensi Persentase

1 21 – 40 8 22 %

2 41 – 60 17 49 %

3 61 – 80 7 20 %

4 81 – 100 3 9 %

Jumlah 35 100 %

Berdasarkan data Prosentase nilai matematika siswa pada tabel 1 maka dapat digambarkan grafik nilai siswa pada gambar di bawah ini :


(53)

commit to user

40

B. Deskripsi perencanaan PTK

1. Rancangan Prosedur PTK

Prosedur Penelitian ini terdiri dari 2 siklus. Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang dicapai seperti yang telah didesain dalam faktor –faktor yang diselidiki.Prosedur pelaksanaan tiap siklus meliputi perencanaan,pelaksanaan tindakan ,observasi, dan refleksi .

SIKLUS 1

1) Perencanaan Tindakan

a. Guru membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ) yang menggunakan media pembelajaran gambar-gambar bangun datar. b. Menyediakan gambar-gambar bangun datar

c. Membuat instrumen observasi

d. Membuat lembar evaluasi pembelajaran 2) Pelaksanaan Tindakan

a. Guru menerapkan rencana pembelajaran dengan menggunakan media gambar –gambar bangun datar pada siswa klas IV SD Negri 4 Bareng Lor Klaten.

b. Siswa belajar konsep luas dan keliling pada bangun datar dengan media berbentuk gambar-gambar

3) Observasi

Observasi dilakukan oleh guru kelas IV bersama supervisor dengan menggunakan lembar observasi. Tugas supervisor adalah mengobservasi kegiatan guru dan siswa selama proses pembelajaran


(54)

commit to user

41

4) Refleksi

Guru (peneliti) mengadakan evaluasi dan refleksi dari kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan observasi yang dikolaborasikan dengan supervisor. Hasil evaluasi dan refleksi siklus I digunakan sebagai acuan dalam menyusun perencanaan pada siklus II.

SIKLUS 2

1) Perencanaan Tindakan

Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I , guru (Peneliti) mengadakan perbaikan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, terutama dalam penggunaan media Gambar bangun datar.

2) Pelaksanaan Tindakan

a. Guru menerapkan rencana pembelajaran dengan menggunakan media gambar –gambar bangun datar pada siswa klas IV SD Negri 4 Bareng Lor Klaten.

b. Siswa belajar konsep luas dan keliling pada bangun datar dengan media berbentuk gambar-gambar

3) Observasi

Observasi dilakukan oleh guru kelas IV bersama supervisor dengan menggunakan lembar observasi seperti pada siklus I.

4) Refleksi

Guru (Peneliti) mengadakan evaluasi dan refleksi dari kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan observasi yang dikolaborasikan dengan supervisor. Hasil evaluasi dan refleksi siklus I digunakan sebagai


(55)

commit to user

42

acuan dalam menyusun perencanaan pada siklus berikutnya (seperti pada siklus I).

C. Deskripsi Hasil Siklus I

Pembelajaran siklus I dilaksanakan selama 2 kali pertemuan (4 x 35 menit) dalam bulan Februari 2011. Adapun tahapan-tahapan yang dilaksanakan pada siklus I adalah sebagai berikut :

1. Perencanaan Tindakan

Berdasarkan hasil observasi terhadap proses pembelajaran dan prestasi belajar sebelum tindakan, dapat diperoleh informasi sebagai data awal. Hasil pencatatan menunjukkan bahwa dari 35 siswa kelas IV SD Negeri 04 Barenglor terdapat 25 siswa atau kurang lebih 71,63% yang nilai prestasi belajarnya masih belum mencapai batas ketuntasan minimal.

Setelah dilakukan pemeriksaan dan analisa pada lembar pekerjaan siswa, ternyata sebagian besar siswa masih belum dapat memahami tentang konsep menghitung luas bangun datar, dengan data yang diperoleh sbb :

Tabel 1. Prosentase nilai MTK siswa kelas IV sebelum tindakan

No. Nilai Frekuensi Persentase

1 21 – 40 8 22 %

2 41 – 60 17 49 %

3 61 – 80 7 20 %

4 81 – 100 3 9 %

Jumlah 35 100 %


(56)

commit to user

43

dapat digambarkan grafik nilai siswa pada gambar di bawah ini :

Gambar 1. Grafik nlai matematika kelas IV Sebelum Tindakan Berdasarkan pengamatan dan hasil catatan terhadap proses pembelajaran tersebut, maka diperoleh data bahwa siswa kelas IV SD

Negeri 04 Barenglor sebanyak 35 siswa hanya 3 anak yang

mendapatkan nilai baik. Atas dasar hal tersebut, guru kelas melakukan koordinasi dengan kepala sekolah dan guru kelas lain tentang alternative yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut di atas. Berdasarkan hasil koordinasi dengan kepala sekolah dan guru-guru lain,guru kelas memilih penggunaan metode inquiri untuk meningkatkan pemahaman konsep menghitung luas bangun datar di kelas IV. Dengan berpedoman pada standar kompetensi mata pelajaran Matematika, guru kelas melakukan langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan pendekatan metode inquiri. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam persiapan pembelajaran adalah sebagai berikut :


(57)

commit to user

44

2) indicator yang hendak dicapai.

3) Mempersiapkan sarana dan prasarana yang akan digunakan.

4) Menyusun rencana persiapan pembelajaran berdasarkan kesepakatan bersama.

2. Pelaksanaan Tindakan

Dalam tahap ini, guru kelas melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri sesuai rencana yang telah disusun. Siklus I dilaksanakan selama 2 kali pertemuan.

1) Pertemuan ke 1

Pada pertemuan pertama materi yang diajarkan adalah Mengukur sisi–sisi bangun datar dengan indicator menemukan rumus keliling dan luas segitiga. Kegiatan diawali dengan berdoa bersama, kemudian dilanjutkan dengan mengabsen siswa dan mengatur tempat duduk siswa. Sebagai kegiatan awal, guru melakukan apersepsi dan menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Pada kegiatan inti, guru membentuk siswa menjadi beberapa kelompok, menjelaskan dan mendemontrasikan penggunaan alat bantu penggaris untuk mengetahui berapa panjang sisi-sisi bangun datar tsb membagi tugas kepada kelompok untuk memperagakan proses pengukuran sisi-sisi bangun datar, membagikan LKS, dan memantau siswa mengerjakan LKS. Pada kegiatan akhir, guru membimbing siswa membuat simpulan, memberikan soal evaluasi, menilai, dan memberikan tindak lanjut.


(58)

commit to user

45

2) Pertemuan ke 2

Pada pertemuan kedua materi yang diajarkan adalah menentukan luas bangun datar dengan indicator menghitung beberapa luas bangun datar. Kegiatan diawali dengan berdoa bersama, kemudian dilanjutkan dengan mengabsen siswa dan mengatur tempat duduk siswa.Sebagai kegiatan awal, guru melakukan apersepsi dan menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Pada kegiatan inti, guru membentuk siswa menjadi beberapa kelompok, menjelaskan dan mendemontrasikan penggunaan metode inkuiri dalam mencari luas-luas bangun datar membagi tugas menentukan luas bangun datar pada benda-benda nyata seperti permukaan buku, meja dsb kepada kelompok, dan memantau siswa mengerjakan LKS. Pada kegiatan akhir, guru membimbing siswa membuat simpulan, memberikan soal evaluasi, menilai, dan memberikan tindak lanjut.

3. Pengamatan Tindakan

Dalam tahap ini, guru kelas secara kolaboratif dengan guru lain dan kepala sekolah melaksanakan pengamatan terhadap

pelaksanaan pembelajaran yang telah dilaksanakan dengan

menggunakan alat bantu berupa lembar observasi dan perekaman dengan kamera photo. Observasi ini dilakukan untuk memperoleh data mengenai kesesuaian pelaksanaan pembelajaran dengan rencana pembelajaran yang telah disusun serta mengetahui seberapa besar pembelajaran yang dilaksanakan dapat meningkatkan pemahaman


(59)

commit to user

46

konsep menghitung luas bangun datar pada siswa kelas IV SD negeri 04 Barenglor. Oleh karena itu pengamatan tidak hanya ditujukan pada aktivitas siswa dalam proses pembelajaran, namun juga pada aspek tindakan guru dalam melaksanakan pembelajaran, termasuk suasana kelas pada setiap pertemuan. Adapun uraian observasi tiap pertemuan pada siklus I adalah sebagai berikut :

1. Pertemuan : I ( satu )

Indikator : Menemukan rumus keliling dan luas segitiga.

Dari data observasi pada siklus I selama 2 (dua) kali pertemuan diperoleh data Nilai matematika siswa pada tabel 2 sebagai berikut:

Tabel 2. Prosentase nilai matematika siklus I pertemuan 1

No. Nilai Frekuensi Persentase

1 21 – 40 3 8%

2 41 – 60 21 60%

3 61 – 80 5 14 %

4 81 – 100 6 18%

Jumlah 35 100 %

Berdasarkan data prosentase nilai matematika siswa pada tabel 2 maka dapat digambarkan grafik grafik nilai siswa pada gambar 4 sebagai berikut :


(60)

commit to user

47

Gambar 2.Grafik nlai matematika kelas IV siklus I pertemuan 1 Hasil Observasi :

1. Kegiatan Siswa

a) Siswa aktif memperhatikan penjelasan guru b)Siswa aktif menjawab pertanyaan guru

c) Rasa ingin tahu dan keberanian siswa cukup tinggi d)Kreatifitas dan inisiatif siswa meningkat

e) Siswa aktif mengerjakan tugas individu maupun kelompok 2. Kegiatan Guru

a) Guru sudah menyesuaikan kegiatan apersepsi dengan materi pelajaran.

b) Guru sudah menyampaikan kompetensi yang akan dicapai c) Guru sudah menguasai materi pelajaran

d) Guru sudah melaksanakan pembelajaran inovatif

e) Guru sudah menggunakan alat peraga yang efektif dan efisien f) Guru sudah membuat siswa aktif dalam pembelajaran


(61)

commit to user

48

g) Guru sudah memantau kemajuan belajar siswa

h) Guru sudah menggunakan bahsa yang baik, benar, dan sesuai.

2. Pertemuan : 2 ( dua )

Indikator : Menghitung beberapa luas bangun datar

Dari data observasi pada siklus I selama 2 (dua) kali pertemuan diperoleh data Nilai matematika siswa pada tabel 3 sebagai berikut: Dari data observasi pada siklus I selama 2 (dua) kali pertemuan diperoleh data Nilai matematika siswa pada tabel 2 sebagai berikut:

Tabel 3. Prosentase nilai matematika siklus I pertemuan 2

No. Nilai Frekuensi Persentase

1 21 – 40 3 8%

2 41 – 60 14 40%

3 61 – 80 12 34%

4 81 – 100 6 18%

Jumlah 35 100 %

Berdasarkan data Prosentase nilai matematika siswa pada tabel 3 maka dapat digambarkan grafik grafik nilai siswa pada gambar 4 sebagai berikut :


(62)

commit to user

49

Gambar Grafik nilai matematika kelas IV siklus I pertemuan 2

Hasil Observasi : 1) Kegiatan Siswa

a) Siswa aktif memperhatikan penjelasan guru b) Siswa aktif menjawab pertanyaan guru

c) Rasa ingin tahu dan keberanian siswa cukup tinggi d) Kreatifitas dan inisiatif siswa meningkat

e) Siswa aktif mengerjakan tugas individu maupun kelompok. 2) Kegiatan Guru

a) Guru sudah menyesuaikan kegiatan apersepsi dengan materi pelajaran

b) Guru sudah menyampaikan kompetensi yang akan dicapai c) Guru sudah menguasai materi pelajaran

d) Guru sudah melaksanakan pembelajaran inovatif

e) Guru sudah menggunakan alat peraga yang efektif dan efisien f) Guru sudah membuat siswa aktif dalam pembelajaran


(63)

commit to user

50

g) Guru sudah memantau kemajuan belajar siswa

h) Guru sudah menggunakan bahsa yang baik, benar, dan sesuai i) Guru sudah melakukan refleksi dan tindak lanjut.

4. Refleksi

Data-data yang diperoleh melalui observasi dikumpulkan untuk dianalisis. Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan selama proses pelaksanaan pembelajaran, diketahui bahwa pada pertemuan pertama dengan indicator menemukan rumus keliling dan luas segitiga sudah ada peningkatan pemahaman konsep rumus keliling dan luas segitiga, sedangkan pada pertemuan kedua dengan indicator menghitung beberapa luas bangun datar atau sebaliknya belum menujukkan peningkatan yang berarti. Hasil refleksi selengkapnya dapat diuraikan sebagai berikut :

 Pertemuan : 1 ( satu )

Indikator : menemukan rumus keliling dan luas segitiga Hasil Refleksi :

Hasil refleksi pada pertemuan pertama ini menunjukkan bahwa siswa cukup aktif memperhatikan penjelasan guru dan menjawab pertanyaan guru. Pemahaman konsep rumus keliling dan luas segitiga sudah mulai meningkat, terbukti dari hasil nilai ulangan menunjukkan bahwa dari 35 siswa yang mengikuti tes akhir siklus 1 ada 15 siswa atau 42,85% sudah mencapai belajar tuntas atau mendapatkan nilai di atas KKM dan masih ada 20 siswa atau 57,14% belum mencapai belajar tuntas. Berdasarkan usulan


(64)

commit to user

51

penelitian yang sudah disetujui bersama bahwa pembelajaran dikatakan berhasil apabila prestasi belajar siswa mencapai nilai rata-rata kelas 60,0 menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri yang dilakukan sudah meningkat walaupun belum berhasil. ( Daftar nilai terlampir )

 Pertemuan : 2 ( dua )

Indikator : menghitung beberapa luas bangun datar . Hasil Refleksi :

Hasil refleksi pada pertemuan kedua ini menunjukkan bahwa siswa cukup aktif memperhatikan penjelasan guru, namun dalam materi menghitung beberapa luas bangun datar atau sebaliknya terhadap kemampuan dalam menyelesaikan soal-soal yang diberikan. dari hasil nilai ulangan menunjukkan bahwa dari 35 siswa yang mengikuti tes akhir siklus 1 pertemuan 2 ada 24 siswa atau 68,57% sudah mencapai belajar tuntas atau mendapatkan nilai di atas KKM dan masih ada 11 siswa atau 31,42% belum mencapai belajar tuntas. Akibatnya hasil prestasi belajar yang dicapai siswa pada siklus I pertemuan kedua belum menunjukkan perubahan yang berarti.


(65)

commit to user

52

D. Deskripsi Hasil Siklus II

Laporan pelaksanaan pembelajaran untuk siklus 2, adalah sebagai berikut :

Pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan selama 2 minggu, perencanaan kegiatan dilaksanakan dua kali pertemuan. Tiap-tiap pertemuan waktunya 2 x 35 menit yaitu dilaksanakan Maret dan April 2011. Adapun tahapan yang dilakukan pada siklus II ini meliputi :

1. Perencanaan Tindakan

Dengan berpedoman pada standar kompetensi mata pelajaran Matematika, guru kelas melakukan langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan alat bantu penggaris. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam persiapan pembelajaran adalah sebagai berikut: 1. Memilih/menentukan kompetensi dasar, hasil belajar dan

indicator yang hendak dicapai.

2. Memberi tugas kepada siswa untuk membuat macam-macam bangun datar sendiri yang nantinya akan digunakan dalam peragaan pengukuran sisi-sisi bangun datar untuk mencari luas dan keliling bangun datar.

3. Menyusun rencana persiapan pembelajaran berdasarkan kesepakatan bersama.

Pada tahap perencanaan ini peneliti telah membuat perencanaan sebagai berikut :


(66)

commit to user

53

2) Mengoptimalkan penggunaan metode Inkuiri dalam pembelajaran dengan memberikan latihan soal tentang luas dan keliling bangun datar ( jajar genjang dan segitiga).

3) Memberikan pengulangan materi tentang keliling dan luas jajar genjang dan segitiga.

Pembelajaran direncanakan dalam 2 (dua) kali pertemuan, dengan masing-masing pertemuan waktunya 2 x 35 menit.

2. Pelaksanaan Tindakan

Dalam tahap ini, guru kelas melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan media penggaris dan bentuk-bentuk bangun datar dari kertas manila sesuai rencana yang telah disusun.

Pembelajaran MTK dengan menggunakan pendekatan metode Inkuiri dilaksanakan sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat.

1. Pertemuan ke-1

Pada pertemuan pertama materi yang diajarkan adalah menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan keliling dan luas segitiga. Kegiatan diawali dengan berdoa bersama, kemudian dilanjutkan dengan mengabsen siswa dan mengatur tempat duduk siswa. Sebagai kegiatan awal, guru melakukan apersepsi dan menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Pada kegiatan inti, guru membentuk siswa menjadi beberapa kelompok, menjelaskan dan mendemontrasikan cara mengukur dengan ukuran


(67)

commit to user

54

panjang yaitu penggaris dan meteran .Menugaskan siswa untuk mengukur panjang tepi / sisi-sisi benda yang berbentuk bangun datar segitiga., membagikanLKS, dan memantau siswa mengerjakan LKS. Pada kegiatan akhir, guru membimbing siswa membuat simpulan, memberikan soal evaluasi, menilai, dan memberikan tindak lanjut. 2. Pertemuan kedua

Pada pertemuan kedua materi yang yang diajarkan adalah menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan keliling dan luas jajaran genjang. Kegiatan diawali dengan berdoa bersama, kemudian dilanjutkan dengan mengabsen siswa dan mengatur tempat duduk siswa. Sebagai kegiatan awal, guru melakukan apersepsi dan menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.

Pada kegiatan inti, guru membentuk siswa menjadi beberapa kelompok, menjelaskan dan mendemontrasikan penggunaan alat ukur untuk mengukur bangun datar yang berbentuk jajaran genjang untuk menghitung keliling dan luas jajaran genjang tsb, Menugaskan siswa mengeluarkan bangun datar jajaran genjang yang dibuatnya untuk memperagakan proses pengukuran dan penghitungan keliling dan luasnya, membagikan LKS, dan memantau siswa mengerjakan LKS.

Pada kegiatan akhir, guru membimbing siswa membuat simpulan, memberikan soal evaluasi, menilai, dan memberikan tindak lanjut.


(68)

commit to user

55

3. Pengamatan Tindakan

Dalam tahap ini, guru kelas secara kolaboratif dengan guru lain dan kepala sekolah melaksanakan pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran yang telah dilaksanakan dengan menggunakan alat bantu berupa lembar observasi dan perekaman dengan kamera photo.

Observasi ini dilakukan untuk memperoleh data mengenai kesesuaian pelaksanaan pembelajaran dengan rencana pembelajaran yang telah disusun serta mengetahui seberapa besar pembelajaran yang dilaksanakan dapat meningkatkan pemahaman konsep menghitung luas bangun datar menggunakan metode inkuiri pada siswa kelas IV SD negeri 04 Barenglorg. Oleh karena itu pengamatan tidak hanya ditujukan pada aktivitas siswa dalam proses pembelajaran, namun juga pada aspek tindakan guru dalam melaksanakan pembelajaran, termasuk suasana kelas pada setiap pertemuan. Adapun uraian observasi tiap pertemuan pada siklus II adalah sebagai berikut:

1. Pertemuan : I ( satu )

 Indikator : 5.2.1 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan keliling dan luas segitiga.

 Media : peraga bangun datar dan alat ukur panjang .

Dari data observasi pada siklus II selama 2 (dua) kali pertemuan diperoleh data Nilai matematika siswa pada tabel 4 sebagai berikut:


(69)

commit to user

56

Tabel 4. Prosentase Nilai MTK Siswa Kelas IV Pada Siklus II

No. Nilai Frekuensi Persentase

1 21 – 40 1 3 %

2 41 – 60 4 11 %

3 61 – 80 11 31 %

4 81 – 100 19 55 %

Jumlah 35 100 %

Berdasarkan data nilai MTK siswa pada tabel 4 maka dapat digambarkan grafik aktivitas belajar siswa pada gambar 4 sebagai berikut :


(70)

commit to user

57

 Hasil Observasi : 1. Kegiatan Siswa

a) Siswa aktif memperhatikan penjelasan guru b) Siswa aktif menjawab pertanyaan guru

c) Rasa ingin tahu dan keberanian siswa cukup tinggi d) Kreatifitas dan inisiatif siswa meningkat

e) Siswa lebih aktif mengerjakan tugas individu maupun kelompok.

2. Kegiatan Guru

a) Guru sudah menyesuaikan kegiatan apersepsi dengan materi pelajaran

b) Guru sudah menyampaikan kompetensi yang akan dicapai c) Guru sudah menguasai materi pelajaran

d) Guru sudah melaksanakan pembelajaran inovatif

e) Guru sudah menggunakan alat peraga yang efektif dan efisien

f) Guru sudah membuat siswa lebih aktif dalam pembelajaran g) Guru sudah memantau kemajuan belajar siswa

h) Guru sudah menggunakan bahsa yang baik, benar, dan sesuai

i) Guru sudah melakukan refleksi dan tindak lanjut.

2. Pertemuan : 2 ( dua )

- Indikator : Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan keliling dan luas jajaran genjang.


(71)

commit to user

58

- Media : peraga bangun datar jajaran genjang dan alat ukur panjang.

Dari data observasi pada siklus II selama 2 (dua) kali pertemuan d

i p e r o l

eh data Nilai matematika siswa pada tabel 5 sebagai berikut: Tabel 5. Prosentase Nilai MTK Siswa Kelas IV Pada Siklus II

No. Nilai Frekuensi Persentase

1 21 – 40 - -

2 41 – 60 2 5%

3 61 – 80 12 35%

4 81 – 100 21 60 %


(72)

commit to user

59

Berdasarkan data nilai MTK siswa pada tabel 5 maka dapat digambarkan grafik aktivitas belajar siswa pada gambar 5 sebagai berikut :

Gambar 5 Grafik perosentase nilai MTK Pada Siklus II pertemuan ke-2 - Hasil Observasi :

1) Kegiatan Siswa

a) Siswa aktif memperhatikan penjelasan guru b) Siswa aktif menjawab pertanyaan guru

c) Rasa ingin tahu dan keberanian siswa cukup tinggi d) Kreatifitas dan inisiatif siswa meningkat

e) Siswa lebih aktif mengerjakan tugas individu maupun kelompok.

2) Kegiatan Guru

f) Guru sudah menyesuaikan kegiatan apersepsi dengan materi pelajaran


(73)

commit to user

60

g) Guru sudah menyampaikan kompetensi yang akan dicapai h) Guru sudah menguasai materi pelajaran

i) Guru sudah melaksanakan pembelajaran inovatif

j) Guru sudah menggunakan alat peraga yang efektif dan efisien

k) Guru sudah membuat siswa lebih aktif dalam pembelajaran l) Guru sudah memantau kemajuan belajar siswa

m) Guru sudah menggunakan bahsa yang baik, benar, dan sesuai

n) Guru sudah melakukan refleksi dan tindak lanjut.

4. Refleksi

Data-data yang diperoleh melalui observasi dikumpulkan untuk dianalisis. Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan selama proses pelaksanaan pembelajaran, diketahui bahwa pada pertemuan pertama dan kedua sudah menunjukkan keberhasilan dalam pembelajaran.

Hasil refleksi selengkapnya dapat diuraikan sebagai berikut :  Pertemuan : 1 ( satu )

- Indikator : Menyelesaikan masalah yang beraitan dengan keliling dan luas

segitiga.

- Media : benda-benda yang berbentuk segitiga dan alat ukur panjang.

- Hasil Refleksi :


(1)

commit to user

112 Lampiran 41

LEMBAR KERJA SISWA

1.)Ukurlah panjang sisi –sisi pada segitiga di bawah ini ! C Panjang AB = ...

Panjang BC =... Panjang AC =...

A B

Keliling segi tiga di atas =...cm 2) Berapa luas segitiga di bawah ini ! D

Panjang EF =...cm Panjang DE=...cm

18 cm Luas segitiga DEF = ...cm 2

E 15 cm F

3) Berapakah luas segitiga pada tabel di bawah ini !

NO Alas Segitiga Tinggi Segitiga Luas Segitiga 1 12 cm 8 cm ... 2 24cm 14 cm ... 3 25 cm 16 cm ...

4 10 cm ... 70 cm2

5 ... 20 cm 150 cm2 6 32 cm 12 cm ... cm2


(2)

commit to user

113

7 ... 18 cm 63 cm

Lampiran 42

LEMBAR EVALUASI

A. Berilah tanda silang pada jawaban yang paling benar!

1. Keliling jajar genjang di bawah ini adalah … cm a. 32 b. 44 c. 60 d. 120 2. Keliling jajar genjang di bawah ini adalah …

a. 294 cm b. 210 cm c. 70 cm d. 35 cm 3. Keliling segitiga di bawah ini adalah …

a. 38 cm b. 36 cm c. 46 cm d. 56 cm 4. Luas segitiga di bawah ini adalah …

a. 38 cm b. 36 cm c. 46 cm d. 56 cm

5. Luas jajar genjang adalah 60 cm². Jika alasnya 12 cm maka tingginya adalah …

a. 5 cm c. 10 cm

12 10

75 30

10

12 14

16 15


(3)

commit to user

114

b. 12 cm d. 15 cm

6. Panjang alas suatu segitiga adalah 12 cm dan tingginya 8 cm. Luas segitiga tersebut adalah

c. 20 cm² c. 48 cm² d. 24 cm² d. 96 cm² 7. Keliling jajar genjang di bawah ini adalah …

a. 294 cm b. 210 cm c. 70 cm d. 35 cm

8. Luas suatu segitiga adalah 165 cm² dan alasnya 15 cm. Tinggi segitiga teraebut …

a. 23 cm c. 24 cm

b. 22 cm d. 26 cm

9. Keliling segitiga di bawah ini adalah …

a. 38 cm b. 36 cm c. 46 cm d. 56 cm

10.Berikut ini yang merupakan bangun jajar genjang adalah …

a. b. c. d.

A. Isilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban yang benar!

1. C D

A B

a. Banyaknya sisi jajar genjang ABCD ada … buah

50 35

30

20


(4)

commit to user

115

b. Sisi AD sama panjang dengan sisi …

c. Banyaknya titik sudut jajar genjang ada … buah 2. M

K L

a. Banyak sisi segitiga KLM ada … buah

b. Banyak titik sudut segitiga KLM ada … buah

Kunci Jawaban

A. B.

1. b 6. c 1. a. 2 2. b 7. a b. BC 3. b 8. b c. 4 4. c 9. c 2. a. 3 5. a 10. c b. 3


(5)

commit to user

116 Lampiran 43


(6)

commit to user

117 Lampiran 44