Hubungan sikap kepribardian, kreativitas dan inovasi terhadap sikap minat berwirausaha mahasiswa.

(1)

i

HUBUNGAN SIKAP KEPRIBADIAN, KREATIVITAS DAN

INOVASI TERHADAP SIKAP MINAT BERWIRAUSAHA

MAHASISWA

Studi Kasus terhadap Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi Kekhususan Pendidikan Akuntansi

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi

Oleh:

Veronica Sehesti Wulandari NIM: 121334067

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2016


(2)

(3)

(4)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Ku Persembahkan Karya Ini Untuk:

 TUHAN YESUS dan BUNDA MARIA sumber segala

rahmat yang selalu melindungi dan menyertai setiap langkah dan proses saya dalam menjalankan aktivitas sehari-hari.

 Orang tua saya Bapak Fx. Suwartana dan Ibu Ch. Pujiati

yang sangat saya cintai.

 Kakak MM. Ambaryani dan Yulius yang sangat saya

sayangi.

 Inspirasiku Bpk. Agustinus Heri Nugroho yang sangat

saya cintai.

 Vemon yang menjadikan kekuatan dan penghiburan bagi

saya dalam setiap proses.

 Sahabat- sahabatku yang aku sayangi dan tidak bisa saya

sebut satu per satu.

 Teman – teman Pendidikan Akuntansi 2012.


(5)

v

MOTTO

Aku pernah terjatuh

Lalu kemudian bangkit

Bangkit bukan karena malu

Melainkan bangkit karena itulah

Satu-satunya pilihan yang takkan membuatku

Mati dalam raga yang bernafas (Fariz Gobel)

Aku akan minta kepada Bapa

Dan ia akan memberikan

Kepadamu seorang peolong yang lain

Supaya ia menyertai kamu

Selama-lamanya

Yohanes, 14:16

Berangkat dengan penuh keyakinan

Berjalan dengan penuh keikhlasan

Jadilah seperti karang di lautan yang kuat dihantam ombak

Dan kerjakanlah hal yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang

lain, karena hidup hanyalah sekali

Dan kepada Tuhan apapun dan di manapun kita berada

(Mario Teguh)

I am not failed, I just tried thousand


(6)

(7)

(8)

viii

ABSTRAK

HUBUNGAN SIKAP KEPRIBADIAN, KREATIVITAS DAN INOVASI TERHADAP SIKAP MINAT BERWIRAUSAHA MAHASISWA Studi Kasus Terhadap Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi

Kekhususan Pendidikan Akuntansi Veronica Sehesti Wulandari

Universitas Sanata Dharma 2016

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) hubungan sikap kepribadian terhadap sikap minat berwirausaha mahasiswa di Universitas Sanata Dharma, 2) hubungan sikap kreativitas dan inovasi terhadap sikap minat berwirausaha mahasiswa di Universitas Sanata Dharma.

Jenis penelitian ini adalah penelitian studi kasus. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus-September 2016. Populasi penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma yang terdiri dari angkatan 2012, 2013, dan 2014 berjumlah 164 mahasiswa. Sampel sebanyak 116 mahasiswa diambil dengan teknik proportional

accidental sampling dengan kriteria telah menempuh atau sedang menempuh mata

kuliah kewirausahaan. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner dan dianalisis menggunakan teknik Chi-square.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) ada hubungan sikap kepribadian terhadap sikap minat berwirausaha mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Akuntansi (x2 hitung = 17.805; df = 1; asymp.sig = 0,000; nilai Pearson’s R = 0,365 dengan derajat asosiasi sedang; rasio C/Cmax = 0,52 berada pada rentang 0,40 – 0,599), (2) ada hubungan sikap kreativitas dan inovasi terhadap sikap minat berwirausaha mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Akuntansi (x2 hitung = 18,138; df = 1; asymp.sig = 0,000; nilai Pearson’s R = 0,368 dengan derajat asosiasi sedang; rasio C/Cmax = 0,52 berada pada rentang 0,40 – 0,599).


(9)

ix ABSTRACT

THE CORRELATION BETWEEN PERSONALITY, CREATIVITY AND INNOVATION TOWARD STUDENTS INTEREST IN

ENTREPRENEURSHIP

A Case Study of the Students of Economic Study Program of Accounting Education

Veronica Sehesti Wulandari Sanata Dharma University

2016

This research aims to find out: 1) the correlation of the personality towards the interest of students of Sanata Dharma University in enterrpreneurship, 2) the correlation of creativity and innovation toward the interest of students of Sanata Dharma University in enterpreneurship.

This type of research is a case study. The research was carried out from August to September 2016. The population of this research were 164 students of economics education of accounting education program, 2012, 2013, and 2014 batches. The samples were 116 students who had taken or had been taking the course of enterpreneurship. The Samples were taken by proportional accidental sampling technique. The data were collected by using a questionnaire and analyzed by using Chi square technique.

The results show that: (1) there is the correlation of the personality towards the interest of students of economics education of accounting education program (x2 count = 17,805; df = 1; asymp.sig = 0.000; Pearson's value R = 0.365 with moderate degrees of association; C/Cmax ratio = 0.52 is at the range of 0.40-0,599), (2) there is the correlation of creativity and innovation toward the interest of students of Economics education of accounting education program in enterpreneurship (x2 count = 18.138; df = 1; asymp.sig = 0.000; Pearson's R = 0.368 value with the degree of Association; the ratio C/Cmax = 0.52 is at the range of 0.40 – 0,599).


(10)

x

KATA PENGANTAR

Puji Syukur dan terima kasih penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus dan Bunda Maria, karena berkat dan kasihNya yang luar biasa sehingga skripsi ini yang berjudul Hubungan Sikap Kepribadian, Kreativitas Dan Inovasi Terhadap

Sikap Minat Berwirausaha Mahasiswa dapat penulis selesaikan dengan baik.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulis mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya atas semua bantuan yang telah diberikan, baik secara langsung maupun tidak langsung selama penyusunan tugas akhir ini hingga selesai. Secara khusus rasa terimakasih tersebut kami sampaikan kepada:

1. Bapak Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;

2. Bapak Ig. Bondan Suratno, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi, Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;

3. Bapak Agustinus Heri Nugroho, S.Pd,. M.Pd. selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan waktu, sabar dalam mengarahkan, mengoreksi, memberikan nasehat, semangat serta dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini;


(11)

xi

4. Bapak dan Ibu selaku Dosen Penguji yang telah meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini;

5. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi, Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi yang telah memberikan berbagai pengetahuan dan pengalamannya selama proses perkuliahan;

6. Ibu Theresia Aris Sudarsilah selaku staf sekretariat Program Studi Pendidikan Ekonomi, Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi yang telah membantu dalam kelancaran proses belajar dan administrasi kemahasiswaan; 7. Bapak dan Ibu saya Fx. Suwartana dan Ch. Pujiati yang sudah memberikan

doa, dukungan, dorongan, cinta kasih, perhatian, semangat dan segala kerja keras untuk membiayai penulis hingga dapat memperoleh gelar sarjana;

8. Vemon yang selalu setia mendampingi, menjadi kekuatan dan penghiburan, mendengar keluh kesahku, memberikan doa, dukungan dan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini;

9. Kakak saya MM. Ambaryani dan Yulius yang memberikan dukungan agar terwujudnya skripsi ini;

10. Teman-teman satu dosen bimbingan semangat untuk lulus bersama-sama dan menjadi sukses Prety, Bima, Marsel, Astry, Tina, Tio;

11. Sahabatku Prety, Amel, Pater, Chrismas, Tomy, Yosep, Ayug, Paul, yang selalu memberikan perhatian dan memberikan dukungan kepada penulis supaya penulis selalu semangat dan tidak putus asa;

12. Teman-teman Pendidikan Akuntansi 2012 atas kebersamannya yang telah dilalui bersama semasa kuliah;


(12)

xii

13. Segenap pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terimakasih untuk bantuan dan dukungannya selama ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena atas keterbatasan dan kekurangannya. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna menyempurnakan skripsi ini. Akhirnya penulis mengucapkan selamat membaca semoga bermanfaat bagi kita semua.

Yogyakarta, 17 November 2016

Veronica Sehesti Wulandari


(13)

xiii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

MOTTO ... v

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR TABEL ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 7

A. Minat ... 7

1. Definisi Minat ... 7

2. Definisi Wirausaha ... 9

3. Definisi Minat Berwirausaha ... 10

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat ... 11

5. Pengukuran Sikap Minat Berwirausaha ... 13

B. Kepribadian ... 14

1. Pengertian Kepribadian ... 14

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepribadian ... 15

3. Tipe-tipe Kepribadian ... 18

4. Indikator Sikap Kepribadian dalam Aktivitas Berwirausaha 22 C. Kreativitas ... 25

1. Pengertian Kreativitas ... 25

2. Tingkatan Kreativitas ... 26

3. Indikator Sikap Kreativitas dalam Aktivitas Berwirausaha 28

D. Inovasi ... 29

1. Pengertian Inovasi ... 29

2. Proses Inovasi ... 30

3. Karakteristik Inovasi ... 32


(14)

xiv

E. Penelitian yang Relevan ... 35

1. Hubungan Sikap Kepribadian terhadap Sikap Minat Berwirausaha ... 35

2. Hubungan Sikap Kreativitas dan Inovasi terhadap Sikap Minat Berwirausaha ... 37

F. Kerangka Berfikir dan Hipotesis ... 38

1. Hubungan Sikap Kepribadian terhadap Sikap Minat Berwirausaha ... 39

2. Hipotesis I ... 41

3. Hubungan Sikap Kreativitas dan Inovasi terhadap Sikap Minat Berwirausaha ... 41

4. Hipotesis II ... 42

BAB III METODE PENELITIAN ... 44

A. Jenis Penelitian ... 44

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 44

C. Subjek dan Objek Penelitian ... 45

1. Subjek Penelitian ... 45

2. Objek Penelitian ... 45

D. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ... 46

1. Populasi Penelitian ... 46

2. Sampel Penelitian ... 47

3. Teknik Pengambilan Sampel ... 48

E. Operasional Variabel ... 49

1. Variabel Sikap Minat Berwirausaha ... 49

2. Variabel Sikap Kepribadian ... 51

3. Variabel Sikap Kreativitas dan Inovasi ... 53

F. Teknik Pengumpulan Data ... 54

G. Teknik Pengujian Instrumen ... 55

1. Pengujian Validitas ... 55

2. Pengujian Reliabilitas ... 57

H. Teknik Analisis Data ... 58

1. Analisis Deskriptif ... 58

2. Pengujian Prasyarat Analisis ... 60

3. Pengujian Hipotesis dan Penarikan Kesimpulan ... 61

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 66

A. Deskripsi Data ... 66

1. Deskripsi Data Responden Penelitian ... 66

2. Deskripsi Data Hasil Penelitian ... 67

B. Pengujian Prasyarat Analisis Data ... 71

C. Pengujian Hipotesis ... 72

1. Hipotesis Pertama ... 72

2. Hipotesis Kedua ... 75

D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 79

1. Hubungan sikap kepribadian terhadap sikap minat berwirausaha mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Akuntansi ... 79


(15)

xv

2. Hubungan sikap kreativitas dan inovasi terhadap sikap minat berwirausaha mahasiswa Program Studi Pendidikan

Ekonomi BKK Pendidikan Akuntansi ... 82

BAB V PENUTUP ... 85

A. Kesimpulan ... 85

B. Keterbatasan Penelitian ... 86

C. Saran ... 87


(16)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 01 Skema Kerangka Berfikir Penelitian ... 43


(17)

xvii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Populasi Penelitian ... 46

Tabel 3.2 Proporsi Sampel Mahasiswa Setiap Angkatan ... 49

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Kuesioner Variabel Sikap Minat Berwirausaha ... 50

Tabel 3.4 Penilaian Skala Likert Variabel Sikap Minat Berwirausaha .... 51

Tabel 3.5 Kisi-Kisi Kuesioner Variabel Sikap Kepribadian ... 51

Tabel 3.6 Penilaian Skala Likert Variabel Sikap Kepribadian ... 52

Tabel 3.7 Kisi-Kisi Kuesioner Variabel Sikap Kreativitas dan Inovasi .. 53

Tabel 3.8 Penilaian Skala Likert Variabel Sikap Kreativitas dan Inovasi ... 54

Tabel 3.9 Penilaian Acuan Patokan (PAP) Tipe II ... 58

Tabel 3.10 Kriteria Rasio C/Cmax ... 63

Tabel 4.1 Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 66

Tabel 4.2 Data Responden Berdasarkan Tahun Angkatan ... 67

Tabel 4.3 Deskripsi Variabel Sikap Minat Berwirausaha ... 68

Tabel 4.4 Deskripsi Variabel Sikap Kepribadian ... 69

Tabel 4.5 Deskripsi Variabel Sikap Kreativitas dan Inovasi ... 70

Tabel 4.6 Rangkuman Pengujian Normalitas Masing-masing Variabel Penelitian ... 71

Tabel 4.7 Tabel Kontigensi dan Frekuensi Harapan Hubungan Sikap Kepribadian Terhadap Sikap Minat Berwirausaha ... 72

Tabel 4.8 Hasil Analisis Chi-Square Hubungan Sikap Kepribadian Terhadap Sikap Minat Berwirausaha ... 74

Tabel 4.9 Hasil Analisis Koefisien Kontigensi Hubungan Sikap Kepribadian Terhadap Sikap Minat Berwirausaha ... 74

Tabel 4.10 Tabel Kontigensi dan Frekuensi harapan Hubungan Sikap Kreativitas dan Inovasi Terhadap Sikap Minat Berwirausaha 76

Tabel 4.11 Hasil Analisis Chi-Square Hubungan Kreativitas dan Inovasi Terhadap Sikap Minat Berwirausaha ... 77

Tabel 4.12 Hasil Analisis Koefisien Kontigensi Hubungan Sikap Kreativitas dan Inovasi Terhadap Sikap Minat Berwirausaha ... 77


(18)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Instrumen Penelitian ... 95

Lampiran 2 Data Induk Penelitian ... 102

Lampiran 3 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ... 117

Lampiran 4 Deskripsi Data ... 121

Lampiran 5 Pengujian Normalitas ... 129

Lampiran 6 Pengujian Hipotesis ... 132


(19)

1 BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Data Badan Pusat Statistik (BPS), mencatat hingga akhir tahun 2013 terdapat 187.205 pengangguran di kota Jogja, dengan 16.097 diantaranya mayoritas lulusan sarjana. Selanjutnya data Dinsosnakertrans mencatat presentase penacari kerja (pencaker) terdiri dari 0,24% lulusan SD, 1,68% lulusan SMP, 26,89% lulusan SMA, 5,05% lulusan Diploma dan 60,14% lulusan strata (Febriarni 2014). Data tersebut mencerminkan bahwa lulusan strata adalah termasuk pengangguran yang paling banyak yaitu sejumlah 60,14%.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Alma (2011:6) menyatakan dengan bekal pendidikan tinggi yang diperoleh di bangku kuliah dan idelisme yang terbentuk, lulusan perguruan tinggi diharapkan mampu mengembangkan diri menjadi seorang wirausahawan dan bukan sebaliknya lulusan perguruan tinggi hanya bisa menunggu lowongan kerja bahkan menjadi pengangguran yang pada hakekatnya merupakan beban pembangunan. Berdasarkan survei yang dihelat Badan Pusat Statistik (BPS) Februari 2014 jumlah wirausahawan 44,20 juta orang dari 118,17 juta orang penduduk indonesia yang bekerja. Hal ini mengindikasikan bahwa minat untuk berwirausaha masih sangat kecil bila dibandingkan dengan minat menjadi pegawai.

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta merupakan salah satu perguruan tinggi yang cukup lama membekali para mahasiswanya untuk


(20)

menjadi wirausaha melalui mata kuliah kewirausahaan, khususnya para mahasiswa yang mengambil Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Akuntansi. Sejumlah aktivitas telah dilakukan pada mata kuliah kewirausahaan, yaitu tentang teori-teori dan praktek kewirausahaan dengan menciptakan beberapa jenis produk. Dengan melakukan aktivitas tersebut, dapat membuat para mahasiswa memiliki mental berwirausaha dan mendorong untuk menjadi wirausaha yang sesungguhnya setelah mereka diwisuda.

Sejalan dengan hal tersebut yang harus kita fikirkan dan lakukan adalah bagaimana caranya supaya mahasiswa mempunyai minat dalam kewirausahaan. Peneliti akan melakukan penelitian bagaimana usaha menumbuhkan minat berwirausaha dengan diperlukan faktor-faktor yang memengaruhi timbulnya minat tersebut. Faktor-faktor yang memengaruhi minat berwirausaha dapat terus dikembangkan sehingga minat dapat diwujudkan menjadi usaha mandiri, menurut H.D. Robert (2008), menyatakan bahwa faktor lingkungan, faktor harga diri, faktor peluang, faktor visi, faktor pendapatan dan percaya diri, dan faktor kepribadian, dapat mempengaruhi minat wirausaha. Sejalan dengan hal tersebutBaldacchino (2009) menyatakan bahwa kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses. Inti dari kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda melalui berpikir kreatif dan bertindak inovatif untuk menciptakan peluang. Berkaitan dengan kreativitas dan inovasi Suryana (2003) menyatakan


(21)

bahwa kreativitas adalah “Berpikir Sesuatu yang baru”. “Kreativitas sebagai kemampuan untuk mengembangkan ide-ide baru dan untuk menemukan cara-cara baru dalam memecahkan persoalan dalam menghadapi peluang. Sedangkan inovasi merupakan “Sebagai kemampuan untuk menerapkan kreativitas dalam rangka memecakan persoalan dan peluang untuk meningkatkan dan memperkaya kehidupan”.

Dari berbagai macam faktor tersebut yang memengaruhi timbulnya minat berwirausaha, peneliti membatasi faktor yang mempengaruhi minat yaitu: faktor kepribadian, faktor kretivitas dan inovasi. Alasan peneliti menentukan dua faktor tersebut adalah peneliti melakukan survei dan interview pada tanggal 30 Mei 2016 terhadap 10 orang mahasiswa yang terdiri dari 5 orang laki-laki dan 5 orang perempuan angkatan 2012 dan 2013 Program Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Akuntansi. Hasil survei dan interview tersebut menginformasikan bahwa 8 orang mahasiswa tidak mempunyai kepercayaan diri dalam berwirausaha namun mereka mempunyai minat terhadap wirausaha. Dan minat mereka untuk menjadi wirausaha bukan karena faktor kepribadian. Hal tersebut disebabkan karena mereka lebih membaca terhadap faktor peluang dengan memiliki akses mudah dalam mendapatkan modal dan keyakinan memiliki kemampuan mencari peluang. Selain hal tersebut, minat mereka terhadap wirausaha dikarenakan dorongan dari orang tua, dimana orang tua lebih menginginkan anaknya untuk menjadi pegawai guna mengurangi resiko yang dihadapi. Tetapi 2 orang mahasiswa menyatakan mereka percaya diri dan mempunyai minat untuk menjadi


(22)

wirausaha karena dipengaruhi terhadap faktor kepribadian. Sehingga mereka memiliki mental wirausaha dan memiliki rasa percaya diri akan berhasil berwirausaha.

Fenomena yang peneliti temukan khususnya faktor kreativitas dan inovasi yaitu faktor yang mendapatkan proporsi besar dalam proses pembentukan seseorang menjadi wirausahawan yang sukses. Kreativitas dan inovasi merupakan faktor penting yang harus dimiliki oleh wirausahawan, karena wirausahawan yang sukses dan yang gagal terletak pada kretivitas dan inovasinya. Kretivitas merupakan kemampuan untuk mengembangkan ide baru dan cara-cara baru dalam pemecahan masalah dan menemukan peluang. Sedangkan inovasi merupakan kemampuan untuk menerapkan kretivitas dalam rangka pemecahan masalah dan menemukan peluang. Peneliti melakukan wawancara terhadap 10 orang mahasiswa Program Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma yang menginformasikan bahwa mereka mempunyai minat berwirausaha bukan atas dasar senang akan hal-hal yang bersifat kreatif dan inovatif, serta keinginan membuat sesuatu yang berbeda dari yang lain dengan senang melakukan percobaan. Hal tersebut disebabkan karena mereka lebih senang menikmati sesuatu yang baru serta kreatif dan inovatif dibanding harus menciptakan sesuatu yang baru serta kreatif dan inovatif. Selain hal tersebut mereka tidak mau mengambil resiko yang besar dan tidak mau melakukan persaingan di bidang wirausaha. Tetapi untuk 2 orang mahasiswa menyatakan bahwa


(23)

mereka memiliki minat terhadap wirausaha karena mereka menyukai hal-hal yang bersifat kreatif dan inovatif.

Dari fenomena di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terhadap “Hubungan Sikap Kepribadian, Kreativitas dan Inovasi Terhadap Sikap Minat Berwirausaha” pada Program Studi Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan fenomena yang telah terumuskan di atas, rumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah ada hubungan signifikan sikap kepribadian terhadap sikap minat berwirausaha mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Akuntansi?

2. Apakah ada hubungan signifikan sikap kreativitas dan inovasi terhadap sikap minat berwirausaha mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Akuntansi?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah terumuskan di atas, tujuan penelitian adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui apakah ada hubungan signifikan sikap kepribadian terhadap sikap minat berwirausaha mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Akuntansi.


(24)

2. Untuk mengetahui apakah ada hubungan signifikan sikap kreativitas dan inovasi terhadap sikap minat berwirausaha mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Akuntansi.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan, dosen atau pendidik dan mahasiswa.

1. Dunia Pendidikan

Sebagai bahan dan referensi dalam memperbaiki program pendidikan khususnya program pendidikan kewirausahaan untuk menumbuhkan sikap minat mahasiswa berwirausaha.

2. Dosen atau Pendidik

Sebagai salah satu acuhan untuk mengawasi mahasiswa dalam proses belajar mengajar untuk menumbuhkan sikap minat berwirausaha sehingga ilmu yang diajarkan selaras program kewirausahaan.

3. Mahasiswa

Sebagai pengetahuan dalam berwirausaha, sehingga apabila telah lulus dapat memepersiapkan diri untuk berwirausaha dan tidak tergantung terhadap orang lain.


(25)

7 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Minat

1. Definisi Minat

Beberapa pengertian dan definisi yang dikemukakan oleh para ahli adalah sebagai berikut:

Minat merupakan salah satu faktor psikologis manusia yang dapat membantu untuk menentukan kemajuan dan keberhasilan seseorang dalam melakukan suatu hal. Minat, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:744), artinya adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu. Djaali (2012:121) menyatakan bahwa:

Suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa seseorang lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktifitas. Seseorang memiliki minat terhadap suatu subyek tertentu akan cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subyek tertentu.

Minat muncul dalam diri seseorang berdasarkan kesadarannya sendiri. Hal ini ditandai dengan adanya pemusatan perhatian yang lebih besar terhadap suatu subyek sehingga ia terus berusaha untuk mendapatkannya. Besar kecilnya minat seseorang terhadap suatu hal akan berpengaruh terhadap usaha yang akan dilakukan seseorang untuk mendapatkan apa yang diinginkan. Hal ini sesuai dengan pendapat Djaali (2012:121) bahwa:

Minat merupakan rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh, minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan


(26)

sesuatu diluar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut semakin besar minatnya.

Menurut Mamat Ruhimat, dkk (2006:363) minat adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu. Minat terhadap obyek dapat berupa minat terhadap barang, kegiatan atau organisasi. Dari pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa minat dapat menjadi penyebab kegiatan dan partisipasi dalam kegiatan.

Pada dasarnya minat dapat dibentuk dan ditumbuhkan oleh pengaruh lingkungan sekitarnya. Ini berarti bahwa minat dapat ditumbuhkan dan dikembangkan. Hal ini senada dengan pendapat Slameto (2003:180) bahwa minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan diperoleh kemudian. Minat terhadap sesuatu merupakan hasil belajar dan menyokong belajar selanjutnya.

Minat merupakan suatu pemusatan perhatian seseorang kepada suatu hal karena hal tersebut menyenangkan dan ada kaitannya dengan orang tersebut, yang diikuti dengan keinginan untuk mempelajari dan mendekati lebih lanjut. Minat tidak akan muncul dengan sendirinya secara tiba-tiba dari dalam diri individu. Minat akan muncul pada diri seseorang melalui proses. Minat dapat dikembangkan dengan adanya perhatian dan interaksi dengan lingkungan. Munculnya minat ini biasanya ditandai dengan adanya dorongan, perhatian, rasa senang, kemampuan dan kecocokan atau kesesuaian.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa minat merupakan suatu kecenderungan, ketertarikan atau rasa suka yang


(27)

lebih besar terhadap suatu hal kemudian dipelajari dan terus dikembangkan secara mendalam hingga tujuan yang diinginkannya tercapai.

2. Definisi Wirausaha

Beberapa pengertian dan definisi yang dikemukakan oleh para ahli adalah sebagai berikut:

Wirausaha adalah seseorang yang bebas dan memiliki kemampuan untuk hidup mandiri dalam menjalankan kegiatan usaha atau bisnisnya. Ia bebas merancang, menentukan, mengelola, dan mengendalikan semua usahanya. Menurut Winarno (2011:10), wirausaha adalah seseorang yang mampu menghasilkan atau menciptakan nilai tambah melalui pematangan ide-idenya dan menyatukan sumber daya yang dimilikinya serta mewujudkannya. Kasmir (2006: 16) menyatakan bahwa wirausaha adalah orang yang berjiwa berani mengambil risiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan. Sementara itu, Ating Tedjasutisna (2004: 14) mengemukakan bahwa:

Wirausaha adalah orang-orang yang mempunyai kemampuan melihat dan menilai kesempatan-kesempatan bisnis, mengumpulkan sumber-sumber data yang dibutuhkan guna mengambil keuntungan dan tindakan yang tepat guna dalam memastikan kesuksesan.

Berdasarkan definisi yang telah dipaparkan, wirausaha dapat diartikan sebagai seorang pencipta dan inovator yang mampu menghasilkan nilai tambah melalui penciptaan ide-ide baru, pengumpulan sumber daya, serta mampu mengambil risiko untuk membuka usaha baru


(28)

guna mengambil keuntungan dan tindakan yang tepat guna dalam memastikan kesuksesan. Selain itu, wirausaha juga disebut pemimpin yang akan memimpin orang-orang yang bekerja bersamanya.

3. Definisi Minat Berwirausaha

Minat berwirausaha adalah kecenderungan atau gejala yang menunjukkan seseorang tertarik, atau senang pada dunia wirausaha. Seorang mahasiswa berminat berwirausaha karena mahasiswa tersebut mempunyai pengalaman yang menyenangkan sehingga ingin dapat terus terlibat dalam kegiatan kewirausahaan. Hal ini sesuai dengan pendapat Buchari Alma (2006:5-6) bahwa:

Faktor yang mendorong minat berwirausaha adalah lingkungan yang banyak dijumpai kegiatan-kegiatan berusaha, guru sekolah dan sekolah yang mengajarkan kewirausahaan, teman pergaulan, lingkungan famili, sahabat yang dapat diajak berdiskusi tentang ide wirausaha, pendidikan formal, pengalaman bisnis kecil- kecilan.

Ating Tedjasutisna (2004:23) mengatakan bahwa hal yang mendorong seseorang berminat dan mau berwirausaha adalah adanya sifat penasaran, keinginan menanggung resiko, faktor pendidikan, dan faktor pengalaman para siswa sendiri. Seseorang yang memiliki rasa penasaran yang tinggi akan mencoba untuk bertindak sehingga rasa penasarannya terpecahkan. Hal itu dapat diterapkan dalam kegiatan wirausaha. Seseorang yang penasaran dengan dunia wirausaha akan berusaha menekuni atau melakukan kegiatan kewirausahaan. Seseorang yang memiliki jiwa kewirausahaan akan tertarik untuk berwirausaha karena tertarik dengan tantangan yang ada didalamnya, yaitu tantangan


(29)

menanggung resiko kegagalan. Kebanyakan wirausaha berasal dari kalangan yang pendidikannya tidak terlalu tinggi. Biasanya, wirausaha adalah mereka yang berpendidikan rendah yang tertarik menekuni dunia wirausaha. Hal ini bisa terjadi karena mereka sulit mendapatkan pekerjaan. Atau mereka harus bersaing untuk mendapatkan pekerjaan dengan orang yang berpendidikan lebih tinggi, sehingga lebih memilih untuk berwirausaha.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa minat berwirausaha adalah suatu gejala atau kecenderungan yang menunjukkan perasaan senang, ketertarikan, kemauan untuk terlibat dalam kegiatan wirausaha, pemusatan perhatian dan kecenderungan menjadikan wirausaha sebagai pilihan pekerjaannya dengan menggunakan pengetahuan, kreativitas, keterampilan, dan pengalaman yang dimiliki karena ada persepsi dan perasaan yang baik pada kegiatan wirausaha serta dorongan dari berbagai faktor.

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat

Minat dalam diri seseorang dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Menurut Suryana (2003:47) faktor-faktor yang mempengaruhi keinginan seseorang untuk berwirausaha adalah faktor pribadi dan faktor lingkungan. Faktor pribadi dan faktor lingkungan menjadi faktor yang kuat untuk mempengaruhi seseorang agar tertarik terjun dalam dunia wirausaha. Hal ini sesuai dengan pendapat Kir Haryana (1995:10), yang menyatakan bahwa minat


(30)

seseorang terjun ke bidang wirausaha dapat dipengaruhi oleh banyak faktor yaitu faktor dari dalam diri dirinya (intern) yang terdiri dari faktor bakat, kepribadian, serta kemampuan maupun faktor dari luar dirinya (faktor ekstern) yaitu sarana prasarana, pendidikan, dan lingkungan sosial.

Minat berwirausaha muncul dalam diri seseorang tidak dengan begitu saja. Banyak faktor yang mempengaruhinya, sehingga muncul minat dalam diri seseorang. Bygrave (Buchari Alma, 2013:11) membagi faktor pendorong berwirausaha antara lain:

a. Faktor personal, menyangkut aspek kepribadian diantaranya: 1) Adanya ketidakpuasan terhadap pekerjaan seseorang

2) Adanya pemutusan hubungan kerja, tidak ada pekerjaan lain

3) Dorongan karena faktor usia 4) Komitmen/minat tinggi pada bisnis

b. Faktor Environment, menyangkut hubungan dengan lingkungan fisik:

1) Adanya persaingan dalam dunia kehidupan

2) Adanya sumber-sumber yang bisa dimanfaatkan seperti modal, tabungan, warisan, bangunan, dan lokasi strategis 3) Mengikuti latihan kursus bisnis atau incubator bisnis

4) Kebijaksanaan pemerintah, adanya kemudahan lokasi berusaha, fasilitas kredit dan bimbingan usaha

c. Faktor Sosiological, menyangkut hubungan dengan family dan sebagainya:

1) Adanya hubungan-hubungan atau relasi bagi orang lain 2) Adanya tim yang dapat diajak kerja sama dalam berusaha 3) Adanya dorongan dari orangtua untuk membuka usaha 4) Adanya bantuan family dalam berbagai kemudahan 5) Adanya pengalaman bisnis sebelumnya

Minat berwirausaha dapat muncul dalam diri seseorang karena dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Zimmerer dan Scarborough (1998:76), faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan seseorang dalam berwirausaha adalah motivasi dalam diri masing-masing individu


(31)

maupun dari orang lain, pengalaman, serta pendidikan. Seseorang mulai berminat terhadap suatu hal biasanya ditunjukkan dengan suatu pernyataan yang menunjukkan seseorang lebih tertarik pada suatu obyek dan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Seseorang yang tertarik dan senang pada suatu usaha akan menunjukkannya dalam kegiatan mempelajari, memahami, dan berkecimpung dalam usaha itu. Seseorang yang berminat dalam dunia wirausaha akan merasa senang melakukan berbagai tindakan yang berhubungan dengan wirausaha. Minat bersifat pribadi, karena itu, minat antara individu satu dengan individu yang lain berbeda.

Jadi minat berwirausaha dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu bakat, kepribadian, kemampuan diri, sarana prasarana, pendidikan, lingkungan sosial, motivasi, dan pengalaman.

5. Pengukuran Sikap Minat Berwirausaha

Sikap minat berwirausaha dapat diukur dengan beberapa cara. Sumarwan (2003:147) mengatakan “pengukuran minat dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya dengan struktur pembentukkan minat”. Menurut Sukardi (1993:109), seorang yang mempunyai sikap minat pada obyek tertentu dapat diketahui dari pengungkapan/ucapan, tindakan/perbuatan, dan dengan menjawab sejumlah pertanyaan.

a. Pengungkapan/ucapan (Expresed Interest)

Seseorang yang mempunyai minat berwirausaha dalam suatu bidang usaha, akan diekspresikan (Expresed Interest) dengan ucapan atau pengungkapan. Seseorang dapat mengungkapkan minat atau pilihannya dengan kata-kata tertentu.

b. Tindakan/perbuatan (Manivest Interest)

Seseorang yang mengekspresikan minatnya dengan tindakan/perbuatan berkaitan dengan hal-hal berhubungan


(32)

dengan minatnya. Seseorang yang memiliki minat berwirausaha dalam bidang tertentu akan melakukan tindakan- tindakan yang akan mendukung usahanya tersebut.

c. Menjawab Sejumlah Pertanyaan (Inventaried Interest)

Minat seseorang dapat diukur dengan menjawab sejumlah pertanyaan tertentu atau urutan pilihannya untuk kelompok aktivitas tertentu.

Sikap minat berwirausaha mahasiswa dapat diketahui berdasarkan tiga langkah tersebut. Dalam penelitian ini pengukuran yang digunakan yaitu untuk mengukur sikap minat berwirausaha mahasiswa. Pengukuran dalam penelitian dilakukan dengan menjawab sejumlah pertanyaan tertentu yang mengindikasikan sikap minat berwirausaha mahasiswa. Hal pertama yang dilakukan yaitu membuat instrumen penelitian minat berwirausaha yang berupa angket/kuesioner. Dari angket/kuesioner inilah mahasiswa akan menjawab sesuai dengan keadaan dirinya, sehingga dapat terlihat hasil pengukuran sikap minat berwirausaha sesuai dengan jawaban yang diberikan oleh mahasiswa.

B. Kepribadian

1. Pengertian Kepribadian

Beberapa pengertian dan definisi yang dikemukakan oleh para ahli adalah sebagai berikut:

Menurut Sjarkawi (2006:11), kepribadian adalah ciri atau karakteristik atau gaya atau sifat khas dari diri seseorang yang bersumber dari bentukan-bentukan yang diterima dari lingkungan. Sedangkan Yusuf


(33)

(2008:5) menjelaskan bahwa kepribadian merupakan seperangkat asumsi tentang kualitas tingkah laku manusia beserta definisi empirisnya.

Pada dasarnya kepribadian berkaitan dengan proses pemilihan karir seseorang, termasuk menjadi seorang wirausahawan. Menurut Anoraga (2009:1), kepribadian seseorang mempengaruhi dirinya dalam memilih pekerjaan. Hal tersebut didukung oleh pernyataan Holland. Menurut Holland, yang diterjemahkan oleh Sukardi (2004:7), seseorang akan merasa nyaman dalam bekerja apabila pekerjaan tersebut sesuai dengan kepribadian.

Aktivitas berwirausaha pada dasarnya dipengaruhi oleh kepribadian dari seorang pelaku usaha. Apabila dirinya memiliki kepribadian baik yang mendukung karirnya sebagai wirausahawan, maka hal tersebut akan menjadi faktor pendorong keberhasilan usahanya.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kepribadian merupakan sifat khas yang dimiliki seseorang yang membedakan dirinya dengan orang lain yang akan mempengaruhi kualitas tingkah laku orang tersebut.

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepribadian

Sjarkawi (2008:19) menyebutkan bahwa faktor yang mempengaruhi kepribadian dikelompokkan dalam dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri orang itu sendiri. Faktor internal ini biasanya merupakan faktor genetis atau bawaan. Faktor genetis adalah faktor yang berupa


(34)

bawaan sejak lahir dan merupakan pengaruh keturunan dari salah satu sifat yang dimiliki salah satu dari kedua orang tuanya atau bisa jadi gabungan atau kombinasi dari sifat kedua orang tuanya. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar orang tersebut. Faktor eksternal biasanya merupakan pengaruh yang berasal dari lingkungan seseorang, mulai dari lingkungan terkecilnya, yakni keluarga, teman, tetangga, sampai dengan pengaruh dari berbagai media audiovisual seperti TV dan VCD atau media cetak seperti koran, majalan, dan lain sebagainya. Yusuf (2008:19) menjelaskan bahwa:

Perkembangan kepribadian individu dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya faktor hereditas dan lingkungan. Faktor hereditas yang mempengaruhi kepribadian antara lain: bentuk tubuh, cairan tubuh, dan sifat-sifat yang diturunkan dari orang tua. Adapun faktor lingkungan antara lain lingkungan rumah, sekolah, dan masyarakat. Di samping itu, meskipun kepribadian seseorang itu relatif konstan, kenyataannya sering ditemukan perubahan kepribadian. Perubahan itu terjadi dipengaruhi oleh faktor gangguan fisik dan lingkungan.

Kemudian Yusuf (2009:128) menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi kepribadian secara lebih rinci yang mana kepribadian tersebut dipengaruhi oleh faktor fisik, intelegensi, keluarga, teman sebaya, dan kebudayaan.

Faktor fisik yang dipandang mempengaruhi perkembangan kepribadian adalah postur tubuh (langsing, gemuk, pendek atau tinggi), kecantikan (cantik atau tidak cantik), kesehatan (sehat atau sakit-sakitan), keutuhan tubuh (utuh atau cacat), dan keberfungsian organ tubuh.


(35)

Faktor kedua yang dianggap mempengaruhi kepribadian yaitu tingkat inteligensi individu. Tingkat intelegensi dapat mempengaruhi perkembangan kepribadian seseorang. Individu yang inteligensinya tinggi atau normal biasa mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya secara wajar, sedangkan yang rendah biasanya sering mengalami hambatan atau kendala dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

Faktor ketiga yaitu keluarga. Seorang anak yang dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang harmonis dan agamis, dalam pengertian, orang tua memberikan curahan kasih sayang, perhatian serta bimbingan dalam kehidupan berkeluarga, perkembangan kepribadian anak tersebut cenderung positif. Sedangkan anak yang dikembangkan dalam lingkungan keluarga yang broken home, kurang harmonis, orang tua bersikap keras terhadap anak atau tidak memperhatikan nilai-nilai agama dalam keluarga, perkembangan kepribadiannya cenderung akan mengalami distorsi atau kelainan dalam penyesuaian dirinya (maladjustment).

Faktor keempat yaitu faktor teman sebaya. Setelah masuk sekolah, anak mulai bergaul dengan teman sebayanya dan menjadi anggota dari kelompoknya. Pada saat itulah dia mulai mengalihkan perhatiannya untuk mengembangkan sifat-sifat atau perilaku yang cocok atau dikagumi oleh teman-temannya, walaupun mungkin tidak sesuai dengan harapan orang tuanya. Melalui hubungan interpersonal dengan teman sebaya, anak belajar menilai dirinya sendiri dan kedudukannya dalam kelompok.


(36)

Selanjutnya faktor terakhir yang dianggap mempengaruhi kepribadian seseorang adalah kebudayaan. Tradisi atau kebudayaan suatu masyarakat memberikan pengaruh terhadap kepribadian setiap anggotanya, baik yang menyangkut cara berpikir (seperti cara memandang sesuatu), bersikap atau cara berperilaku. Pengaruh kebudayaan terhadap kepribadian dapat dilihat dari adanya perbedaan antara masyarakat modern dengan masyarakat primitif, misalnya dalam hal cara makan, berpakaian, hubungan interpersonal atau cara memandang waktu.

3. Tipe-Tipe Kepribadian

Menurut Holland (dalam Sukardi, 2004:48-50) terdapat enam tipe kepribadian, yaitu tipe realistik, tipe intelektual, tipe sosial, tipe konvensional, tipe enterprising (usaha), tipe artistik. Holland lebih lanjut menjelaskan keenam tipe kepribadian tersebut. Tipe realistik bersifat kelaki-lakian, kuat jasmani, tidak sosial, agresif; memiliki kecakapan dan koordinasi gerak (motorik) yang baik; kurang memiliki kemampuan verbal dan keterampilan hubungan antar pribadi; lebih menyenangi masalah yang konkret daripada masalah yang abstrak; menganggap dirinya sebagai orang yang agresif dan jantan; serta memiliki nilai ekonomi dan politik yang konvensional.

Tipe intelektual bersifat berorientasi pada tugas, intraseptif, tidak sosial; lebih menyukai memikirkan terlebih dahulu daripada langsung bertindak terhadap pemecahan masalah yang dihadapi; membutuhkan


(37)

pemahaman; menyenangi tugas-tugas kerja yang kabur; memiliki nilai-nilai dan sikap yang tidak konvensional.

Tipe sosial bersifat sosial, bertanggung jawab, kewanitaan, kemanusiaan, keagamaan, membutuhkan perhatian; memiliki kecakapan verbal dan hubungan antar pribadi; menghindari pemecahan masalah secara intelektual; aktivitas fisik, dan kegiatan yang terurai secara rinci; menyukai pemecahan masalah melalui perasaan dan pemanfaatan hubungan antar pribadi.

Tipe konvensional menyukai bahasa yang tersusun dengan baik dan aktivitas yang berhubungan dengan angka, konfirmasi; menghindari situasi yang kabur dan masalah-masalah yang melibatkan hubungan antar pribadi dan kemampuan fisik; mengerjakan secara efektif tugas pekerjaan yang tersusun baik; mengidentifikasikan dirinya dengan kekuasaan; memberi nilai yang tinggi atas status dan kekayaan materi.

Tipe enterprising memiliki kecakapan verbal (lisan) untuk berjualan, menguasai dan menggiring menganggap dirinya sendiri sebagai seorang yang kuat, pemimpin yang tangguh; menghindari dari penggunaan bahasa yang terumus dengan baik atau situasi pekerjaan yang memerlukan kegiatan intelektual dalam jangka waktu yang lama; mudah menyesuaikan diri; berbeda dengan tipe konvensional, tipe ini menyukai tugas-tugas sosial yang kabur dan dia memiliki perhatian yang besar terhadap kekuasaan, status dan kepemimpinan; bertindak agresif dalam bentuk lisan.


(38)

Tipe artistik bersifat tidak sosial; menghindari masalah-masalah yang telah tersusun atau yang memerlukan keterampilan fisik yang besar; serupa dengan tipe intelektual, yaitu sukar menyesuaikan diri dan tidak sosial tetapi berbeda dengan tipe tersebut bahwa tipe artistik ini memerlukan bentuk-bentuk ekspresi yang bersifat kewanitaan, dan acap tipe ini mengalami hambatan emosional, lebih menyukai menghadapi persoalan yang terjadi dalam lingkungannya melalui ekspresi diri dalam media seni.

Sedangkan Gunadi (dalam Sjarkawi, 2008:11-12) menyebutkan bahwa terdapat lima tipe kepribadian, yaitu tipe sanguin, tipe flegmatik, tipe melankolik, tipe kolerik, tipe asertif. Secara terperinci, Gunadi menjelaskan kelima tipe kepribadian tersebut. Tipe sanguin, memiliki ciri-ciri antara lain: memiliki banyak kekuatan, bersemangat, mempunyai gairah hidup, dapat membuat lingkungannya gembira dan senang. Akan tetapi, tipe ini pun memiliki kelemahan, antara lain: cenderung impulsif, bertindak sesuai emosinya atau keinginannya. Orang bertipe ini sangat mudah dipengaruhi oleh lingkungannya dan rangsangan dari luar dirinya, kurang bisa menguasai diri atau penguasaan diri lemah, cenderung mudah jatuh ke dalam percobaan karena godaan dari luar dapat dengan mudah memikatnya dan dia bisa masuk terperosok ke dalamnya.

Tipe flegmatik memiliki ciri-ciri antara lain: cenderung tenang, gejolak emosinya tidak tampak, misalnya dalam kondisi sedih atau senang, sehingga turun naik emosinya tidak terlihat secara jelas. Orang bertipe ini


(39)

cenderung dapat menguasai dirinya dengan cukup baik dan lebih introspektif, memikirkan ke dalam, dan mampu melihat, menatap, dan memikirkan masalah-masalah yang terjadi di sekitarnya.

Tipe melankolik memiliki ciri-ciri antara lain: terobsesi dengan karyanya yang paling bagus atau paling sempurna, mengerti estetika keindahan hidup, perasaannya sangat kuat, dan sangat sensitif. Orang yang memiliki tipe ini memiliki kelemahan antara lain: sangat mudah dikuasai oleh perasaan dan perasaan yang cenderung mendasari hidupnya sehari-hari adalah perasaan yang murung. Oleh karena itu, orang yang bertipe ini tidak mudah untuk terangkat, senang atau tertawa terbahak-bahak.

Tipe kolerik memiliki ciri-ciri antara lain: cenderung berorientasi pada pekerjaan dan tugas, memiliki disiplin kerja yang sangat tinggi, mampu melaksanakan tugas dengan setia dan bertanggung jawab atas tugas yang diembannya. Orang yang bertipe ini memiliki kelemahan antara lain: kurang mampu merasakan perasaan orang lain, kurang mampu mengembangkan rasa kasihan pada orang yang sedang menderita, dan perasaannya kurang bermain.

Tipe asertif bercirikan antara lain: mampu menyatakan pendapat, ide, dan gagasannya secara tegas, kritis, tetapi perasaannya halus sehingga tidak menyakiti perasaan orang lain. Perilaku mereka adalah mempertahankan hak sendiri, tetapi tidak sampai mengabaikan atau mengancam hak orang lain, melibatkan perasaan dan kepercayaan orang lain sebagai bagian dari interaksi dengan mereka, mengekspresikan


(40)

perasaan dan kepercayaan sendiri dengan cara yang terbuka, langsung, jujur, dan tepat.

4. Indikator Sikap Kepribadian dalam Aktivitas Berwirausaha

Menurut Lauster (dalam Sujanto, 2006:159), beberapa aspek psikis yang dapat digunakan dalam meningkatkan sikap kepribadian seseorang yaitu (1) kepercayaan kepada diri sendiri, (2) sikap optimis, (3) sikap berhati-hati, (4) sikap tergantung kepada orang lain, (5) sikap mementingkan diri sendiri, (6) ketahanan menghadapi cobaan, (7) toleransi, (8) ambisi, dan (9) kepekaan sosial.

Marbun (dalam Alma, 2011:52-57) dalam penelitiannya di Amerika Serikat menyebutkan bahwa sifat yang harus dimiliki seorang wirausahawan adalah (1) percaya diri, (2) berorientasi pada tugas dan hasil, (3) pengambilan risiko, (4) kepemimpinan, (5) keorisinilan, dan (6) berorientasi ke masa depan.

Dari paparan tentang indikator sikap kepribadian wirausaha yang didasarkan pada uraian teori Lauster dan penelitian yang dilakukan oleh Marbun tersebut, peneliti memilih lima indikator sikap kepribadian yang berkaitan dengan kepribadian seseorang terkait keberlangsungan atas aktivitas berwirausaha yang dijalankannya dengan penjelasan yaitu sebagai berikut:

a. Kepercayaan kepada diri sendiri

Sifat percaya diri merupakan salah satu sifat yang harus dimiliki seorang wirausahawan. Seorang wirausahawan yang berhasil idealnya


(41)

memiliki rasa percaya diri dan optimisme yang tinggi, baik percaya pada kemampuan yang dimilikinya maupun pada usaha yang dimilikinya. Dirinya memiliki tingkat pertimbangan yang kritis terhadap opini maupun pendapat orang lain, sehingga dirinya tidak mudah terombang-ambing dalam menentukan keputusan yang akan diambilnya.

b. Ketahanan menghadapi cobaan

Saat menjalankan usaha yang dimilikinya, seorang wirausahawan sudah tentu akan menghadapi masalah dan cobaan, bahkan kegagalan. Wirausahawan yang baik idealnya memiliki sifat ketahanan dalam menghadapi cobaan yang ada. Dirinya tidak pantang menyerah dan tidak mudah putus asa ketika dihadapkan pada sebuah masalah. Bahkan, ia akan secepat mungkin bangkit dan berusaha memperbaiki hal-hal yang menyebabkan masalah itu datang.

c. Berani dalam mengambil risiko

Risiko merupakan hal yang tidak luput dari sebuah bisnis, termasuk berwirausaha. Sikap keberanian dalam mengambil risiko merupakan tantangan besar bagi wirausahawan yang akan berdampak pula bagi usaha yang dimilikinya. Sikap keberanian dalam mengambil risiko merupakan hal penting yang harus dimiliki wirausahawan agar usaha yang dimilikinya dapat berjalan maju, namun tetap mempertimbangkan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi pada usaha yang dimilikinya tersebut.


(42)

d. Kepemimpinan

Kepermimpinan merupakan salah satu sifat penting yang juga harus dimiliki seorang wirausahawan. Pemimpin yang baik idealnya dapat mengarahkan anggota yang dipimpinnya ke arah yang baik sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Selain itu pemimpin idealnya juga pandai bergaul dengan siapa pun, serta dapat menerima saran dan kritik yang ada dengan lapang dan terbuka demi kemajuan usaha yang dimilikinya.

e. Berorientasi ke masa depan

Wirausahawan yang baik idealnya memiliki orientasi dan tujuan yang jelas ke depannya, baik tujuan jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang. Tujuan dan orientasi yang jelas dapat menjadi acuan dalam menentukan langkah dan strategi yang diambil bagi keberlangsungan usaha dan mencapai target yang diinginkannya.

Faktor sikap kepribadian berwirausaha mahasiswa dapat diketahui berdasarkan lima aspek tersebut. Dalam penelitian ini indikator pengukuran yang digunakan untuk mengukur pengaruh variabel sikap kepribadiaan terhadap sikap minat berwirausaha mahasiswa adalah kelima aspek tersebut. Pengukuran dalam penelitian dilakukan dengan menjawab sejumlah pertanyaan tertentu yang mengindikasikan sikap kepribadian berwirausaha mahasiswa.


(43)

C. Kreativitas

1. Pengertian Kreativitas

Beberapa pengertian dan definisi yang dikemukakan oleh para ahli adalah sebagai berikut:

Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (W.J.S. Poerwadarminta, 1982:526), kreatif adalah memiliki daya cipta, mempunyai kemampuan untuk mencipta, bersifat mencipta.

Kreativitas adalah kemampuan mental dan berbagai jenis ketrampilan khas manusia yang dapat melahirkan pengungkapkan yang unik, berbeda, orisinal, sama sekali baru, indah, efisien, tepat sasaran dan tepat guna (Julius Chandra, 1994:17). Kreativitas merupakan sikap pribadi seseorang individu (bukan merupakan sifat sosial yang dihayati oleh masyarakat) yang tercermin dari kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru. Kreativitas pada dasarnya adalah hasil dari sikap hidup kita sendiri. Jika kita malas, enggan untuk berpikir secara produktif, maka kita pun kurang kreatif. Demikian pula apabila kita sudah terbiasa dengan sikap pasif dalam belajar, atau memiliki kecenderungan untuk mencari mudahnya saja maka akan sukar mengembangkan pandangan kreatif. Jadi, kreatifitas adalah sikap pribadi seseorang individu yang tercermin dalam pikiran, perasaan, sikap dan perilakunya yang ditandai dengan kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru.

Kreatif itu berarti bertindak kreatif bukan hanya berhenti pada pemikiran. Dan bertindak keatif itu biasanya tidak sekali jadi. Dalam


(44)

bertindak kreatif selalu ada unsur resiko, sehingga dalam hal ini dibutuhkan tekad untuk mencoba (memroses perwujudan ide). Kreativitas itu meningkat secara berangsur-angsur, dimana tingkat pengukurannya adalah ditengarai melalui kemajuan-kemajuan yang kecil yang dirasakan sendiri oleh seseorang yang betindak seara kreatif, untuk itu diperlukan sasaran yang sederhana.

Menurut Winardi (2003:247) mengungkapkan bahwa kreativitas merupakan kemampuan untuk mengembangkan ide baru dan menemukan cara baru untuk memandang masalah serta peluang. Ini terkait dengan inovasi dimana inovasi merupakan kemampuan untuk menerapkan solusi kreatif terhadap masalah dan peluang tersebut. Para enterpreneur dalam hal ini akan memiliki keberhasilan melalui kegiatan berpikir dalam melaksanakan hal baru atau lama dengan cara baru.

Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa, wirausaha yang kreatif selalu mempunyai keingintahuan yang besar, mencoba hal-hal yang baru, tidak tergantung pada orang lain, menerapkan dan menemukan hal-hal yang tidak biasa dilakukan oleh orang lain dan selalu mengembangkan potensinya yang ada di dalam dirinya.

2. Tingkatan Kreativitas

Menurut Taylor dalam al-Hijaj (2003:158) menyebutkan tingkatan-tingkatan kreativitas adalah sebagai berikut:


(45)

a. Ekspresif

Intinya adalah ekspresi bebas mengenai berbagai keterampilan serta originalitas, sedangkan jenis produk bukanlah hal yang penting. Hal yang dapat dilihat dan paling menonjol pada orang-orang di tingkatan ini adalah dua sifat, yaitu spontanitas dan kebebasan berekspresi. b. Produktif

Orang-orang mengalami peralihan dari tingkatan ekspresif menuju tingkatan produktif dalam kreativitas ketika keterampilannya berkembang sehingga mereka dapat menghasilkan karya-karya sempurna. Produk itu dikatakan kreatif, ketika seorang mencapai tingkat keberhasilan tertentu. Dengan demikian, produk tersebut tidak diilhami dari karya orang lain secara mutlak, tetapi merupakan karya tersendiri yang belum ada sebelumnya.

c. Inovatif

Tingkatan krativitas ini tidak membutuhkan keterampilan atau kepandaian, tetapi menurut fleksibilitas dalam memahami hubungan-hubungan baru yang tidak dikenal antara beberapa bagian yang saling terhubung dan telah ada sebelumnya.

d. Kreatif

Level berikut ini membutuhkan kemampuan yang kuat untuk membuat konsepsi abstrak yang ada, ketika prinsip-prinsip dasar itu dipahami secara sempurna. Sehingga memudahkan orang-orang kreatif untuk memperbaiki dan mengembangkannya.


(46)

e. Ilmunisasi

Ini adalah gambaran pemahaman paling tinggi yang mengandung suatu konsepsi dari prinsip yang benar-benar baru dalam tingkatan yang paling banyak abstraknya.

3. Indikator Sikap Kreativitas dalam Aktivitas Berwirausaha

Untuk dapat mengukur seberapa jauh sikap kreativitas sudah tertanam dalam diri pribadi seorang wirausahawan dibutuhkan segi-segi mental. Menururt Julius Chandra (1994:49) segi-segi mental orang kreatif diantaranya adalah sebagai berikut):

a. HASRAT-mampu membuat perubahan hal-hal disekelilingnya menjadi lebih baik.

b. KEPEKAAN-bersikap terbuka dan tanggap terhadap segala sesuatu. c. MINAT-rasa ketertarikan terhadap sesuatu dan berusaha

mempelajarinya.

d. MEMPUNYAI IDE-IDE BARU-mampu membuat gagasan kreativitas dalam menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda sebagai sumber keunggulan untuk dijadikan peluang.

e. RASA INGIN TAHU-semangat yang tak pernah berhenti untuk mempertanyakan.

f. MENDALAM DALAM BERPIKIR-sikap yang mengarahkan untuk pemahaman yang mendalam pula.

g. KONSENTRASI-mampu menekuni suatu permasalahan hingga menguasai seluruh bagiannya.


(47)

h. SIAP MENCOBA DAN MELAKSANAKAN- bersedia mencurahkan tenaga dan waktu untuk mencari dan mengembangkan.

i. KESABARAN-untuk memecahkan permasalahan dalam detailnya. j. OPTIMISME-memadukan antusiasme (kegairahan) dan rasa percaya

diri.

k. MAMPU BEKERJA SAMA-sanggup berikhtisar secara poduktif bersama orang lain.

Faktor sikap kreativitas berwirausaha mahasiswa dapat diketahui berdasarkan indikator mampu membuat perubahan, memiliki kepekaan, mempunyai ide-ide baru, optimis, dan mampu bekerjasama. Dalam penelitian ini indikator pengukuran yang digunakan untuk mengukur hubungan variabel sikap kreativitas terhadap sikap minat berwirausaha mahasiswa adalah kelima aspek tersebut.

D. Inovasi

1. Pengertian Inovasi

Beberapa pengertian dan definisi yang dikemukakan oleh para ahli adalah sebagai berikut:

a. Menurut Suryana (2008), inovasi adalah kemampuan untuk menerapkan kreativitas menjadi sesuatu yang dapat diimplementasikan dan memberikan nilai tambah atas sumber daya yang dimiliki.

b. Menurut Winardi (2008), inovasi merupakan timbulnya sesuatu hal yang baru, misalnya berupa sebuah ide baru, teori baru, sebuah


(48)

hipotesis baru, atau sebuah metode baru untuk manajemen sebuah organisasi dan usaha.

c. Menurut Thomas W.Zimmerer dan Norman M.Scarborough (2008), inovasi merupakan kemampuan untuk menerapkan solusi kreatif terhadap masalah dan peluang untuk meningkatkan atau memperkaya kehidupan orang-orang.

Inovasi juga merupakan salah satu karakteristik yang harus dimiliki oleh setiap enterpreneur atau wirausaha. Wirausaha yang inovatif adalah wirausaha yang mampu menunjukkan bahwa ia mampu menciptakan hal-hal baru untuk terus berkembang. Seorang wirausahawan yang inovatif, dapat dilihat dari kemampuan yang dimiliki untuk mengimplementasikan setiap ide-ide kreatif yang ia pikirkan. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan inovasi merupakan pengimplementasian ide-ide kreatif untuk menciptakan peluang.

2. Proses Inovasi

Proses inovasi menurut De Jong & Den Hartog (2003) adalah sebagai berikut:

a. Melihat peluang

Peluang muncul ketika ada persoalan yang muncul, atau dapat dipersepsikan sebagai suatu kesenjangan antara yang seharusnya dan realitanya. Oleh karenanya, perilaku inovatif dimulai dari ketrampilan melihat peluang.


(49)

b. Mengeluarkan Ide

Ketika dihadapkan suatu masalah atau dipersepsikan sebagai masalah maka gaya berfikir konvergen yang digunakan yaitu mengeluarkan ide yang sebanyak-banyaknya terhadap masalah yang ada. Dalam tahap ini kreativitas sangat diperlukan.

c. Mengkaji Ide

Tidak Semua ide dapat dipakai, maka dilakukan kajian terhadap ide yang muncul. Gaya berfikir divergen atau mengerucut mulai diterapkan. Salah satu dasar pertimbangan adalah seberapa besar ide tersebut mendatangkan kerugian dan keuntungan. Ide yang realistik yang diterima, sementara ide yang kurang realistik dibuang. Kajian dilakukan terus menerus sampai ditemukan alternatif yang mempunyai probabilitas sukses yang paling besar.

d. Implementasi

Dalam tahap ini, keberanian mengambil resiko sangat diperlukan. Resiko berkaitan dengan probabilitas kesuksesan dan kegagalan.

Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa proses inovasi dalam berwirausaha adalah kemampuan seorang wirausahawan dalam menerapkan setiap stategi dan proses dalam menjalankan suatu usaha. Seorang wirausahawan yang memiliki jiwa inovasi harus dapat melihat sebuah peluang yang ada dan selanjutnya menciptakan suatu ide baru dengan mengkaji ide yang sesuai dan mengimplementasikan dalam dunia wirausaha.


(50)

3. Karakteristik Inovasi

Lima karakteristik Inovasi menurut Rogers (1983) adalah sebagai berikut:

a. Keunggulan Relatif (relative advantage)

Keunggulan relatif adalah derajat dimana suatu inovasi dianggap lebih baik/unggul dari yang pernah ada sebelumnya. Hal ini dapat diukur dari beberapa segi, seperti segi ekonomi, prestise sosial, kenyamanan, kepuasan dll. Semakin besar keungglan relatif yang dirasakan oleh pengadopsi, semakin cepat inovasi tersebut dapat diadopsi.

b. Kompatibilitas/Kesesuaian (compatibility)

Kompatibilitas/kesesuaian adalah derajat dimana inovasi tersebut dianggap sejalan dengan nilai-nilai yang berlaku, pengalaman masa lalu dan kebutuhan pengadopsi. Sebagai contoh, jika suatu inovasi atau ide baru tertentu tidak sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku, maka inovasi itu tidak dapat diadopsi dengan mudah sebagaimana halnya dengan inovasi yang sesuai (compatible).

c. Kerumitan (complexity)

Kerumitan adalah derajat dimana inovasi dianggap sebagai suatu yang sulit untuk dipahami dan digunakan. Beberapa inovasi tertentu ada yang dengan mudah dapat dimengerti dan digunakan oleh pengadopsi dan ada pula yang sebaliknya. Semakin mudah dipahami dan dimengerti oleh pengadopsi, maka semakin cepat suatu inovasi dapat diadopsi.


(51)

d. Kemampuan diujicobakan (trialibility)

Kemampuan untuk diujicobakan adalah derajat dimana suatu inovasi dapat diujicoba dalam batas tertentu. Suatu inovasi yang dapat diujicobakan dalam seting sesungguhnya umumnya akan lebih cepat diadopsi.

Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa, agar dapat dengan cepat diadopsi, suatu inovasi sebaiknya harus mampu menunjukkan kenggulannya.

4. Indikator Sikap Inovasi dalam Aktivitas Berwirausaha

Daniele (dalam Praswati: 2014) menemukan bahwa inovasi, keberanian untuk mengambil resiko, dan keluarga yang menjadi wirausaha berhubungan dengan minat wirausaha. Sejalan dengan Daniele, Delong Ma (dalam Praswati: 2014) menyatakan kepercayaan diri, keberanian menghadapi kesulitan, kemampuan mencari peluang, inovasi yang didukung dengan pengetahuan, ketrampilan dan teknologi, keinginan yang kuat untuk menjadi pemimpin, kemampuan untuk memimpin, memegang tanggung jawab, mengambil keputusan, dan menjalin hubungan interpersonal merupakan beberapa hal yang mempengaruhi keinginan berwirausaha.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Daniele dan Delong Ma, peneliti memilih tiga indikator sikap inovasi untuk mengukur sikap minat wirausaha berdasarkan Bhandari (2006), yaitu:


(52)

a. Senang hal-hal yang bersifat kreatif

Seorang wirausahawan harus memiliki daya cipta, mempunyai kemampuan untuk menciptakan,atau mampu menciptakan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun kenyataan yang relatif berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya.

b. Keinginan membuat sesuatu yang berbeda dari yang lain.

Kemampuan untuk membuat dan menghasilkan hal baru yang belum pernah ada sebelumnya. Proses untuk menghasilkan hal baru tersebut dapat berasal dari proses imajinatif dari penciptanya sendiri, dapat juga berasal dari informasi dan pengalaman sebelumnya mengenai hal yang akan diciptakan. Kemudian pencipta melakukan penggabungan dan pembaharuan dari karya maupun gagasan yang pernah ada untuk mengahasilkan karya maupun gagasan yang baru, dan berbeda dengan karya yang telah ada sebelumnya.

c. Senang melakukan percobaan

Senang dan selalu melakukan serangkaian kegiatan dimana setiap tahap dalam rangkaian dilakukan untuk menemukan jawaban tentang permasalahan yang diteliti. Dari rangkaian kegiatan tersebut menciptakan suatu hal yang baru untuk tercapainya keberhasilan wirausaha.

Faktor sikap inovasi berwirausaha mahasiswa dapat diketahui berdasarkan tiga indikator tersebut. Dalam penelitian ini indikator pengukuran yang digunakan untuk mengukur pengaruh variabel sikap


(53)

inovasi terhadap sikap minat berwirausaha mahasiswa adalah ketiga aspek tersebut.

E. Penelitian yang Relevan

Penelitian-penelitian yang relevan terhadap Hubungan Sikap Kepribadian, Kreativitas dan Inovasi Terhadap Sikap Minat Berwirausaha diuraikan dibawah ini:

1. Hubungan Sikap Kepribadian Terhadap Sikap Minat Berwirausaha a) Penelitian dilakukan oleh Rano Aditia Putra (2012) dengan judul

“Faktor-Faktor Penentu Minat Mahasiswa Manajemen Untuk

Berwirausaha Universitas Negeri Padang”. Penelitian ini bertujuan

untuk melihat faktor-faktor apa saja yang menentukan minat mahasiswa manajemen untuk berwirausaha.

Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif. Populasi penelitian ini adalah seluruh mahasiswa manajemen laki-laki dan perempuan. Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Negri Padang yang pernah belajar kewirausahaan dan mengetahui pentingnya wirausaha masyarakat. Metode pengambilan sampelnya adalah accidental sampling dengan jumlah 100 orang.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat enam faktor yang menentukan minat mahasiswa manajemen untuk berwirausaha yaitu (1) faktor lingkungan (2) faktor harga diri, (3) faktor peluang, (4)


(54)

faktor kepribadian dengan presentase 0,791, (5) faktor visi, (6) faktor pendapatan dan percaya diri.

b) Penelitian dilakukan oleh Eka Aprilianty (2012) dengan judul

“Hubungan Kepribadian Wirausaha, Pengetahuan Kewirausahaan, dan Lingkungan Terhadap Minat Berwirausaha Siswa SMK”. Penelitian tersebut bertujuan untuk mengungkapkan pengaruh potensi kepribadian wirausaha, pengetahuan kewirausahaan, dan lingkungan keluarga terhadap minat berwirausaha.

Penelitian ini mengguunakan ex post facto. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMK Rumpun Pertanian di Daerah Istimewa Yogyakarta. Sampel sebanyak 113 responden ditentukan menggunakan teknik proportional random sampling. Data dikumpulkan dengan instrumen angket dan tes. Analisis data menggunakan statistik deskriptif dan statistik inferensial.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa minat berwirausaha relatif rendah (48,67%), dimana potensi kepribadian wirausaha memberi hubungan cukup signifikan terhadap minat berwirausaha (27,3%), pengetahuan kewirausahaan memiliki hubungan signifikan terhadap minat berwirausaha (22%). Sehingga terdapat hubungan secara bersama-sama antara potensi kepribadian wirausaha, pengetahuan kewirausahaan, dan lingkungan keluarga sebesar 42,2 persen terhadap minat berwirausaha.


(55)

2. Hubungan Sikap Kreativitas dan Inovasi Terhadap Sikap Minat Berwirausaha

a) Penelitian oleh Ernani Hadiyati (2011) dengan judul “Hubungan Kreativitas dan Inovasi Terhadap Kewirausahaan Usaha Kecil”. Penelitian tersebut bertujuan untuk menguji hubungan kreativitas dan inovasi terhadap Kewirausahaan Usaha Kecil.

Penelitian ini dilakukan pada usaha Kecil Bengkel Las di kecamatan Pujo Kabupaten Malang. Jenis penelitian ini adalah Explanatory Research. Populasi dalam penelitian ini adalah para pemilik atau pengusaha Usaha Kecil Bengkel Las yang jumlahnya 53 pengusaha bengkel las. Penelitian ini merupakan penelitian populasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kreatifitas dan inovasi memiliki hubungan secara simultan terhadap kewirausahaan dengan variabel inovasi memiliki hubungan yang lebih besar sebesar 0,675 dan kreativitas sebesar 0,267 terhadap kewirausahaan.

b) Penelitian yang dilakukan oleh Dewi et al., (2015) dengan judul

“Hubungan Kreativitas dan Perilaku Inovatif terhadap Keberhasilan Usaha Industri Kecil Melalui Motivai Usaha Sebagai variabel

Mediasi”. Penelitian tersebut bertujuan untuk menguji hubungan kreativitas dan perilaku inovatif terhadap keberhasilan usaha industri kecil dengan motivasi usaha sebagai variabel antara.


(56)

Penelitian juga merupakan jenis penelitian explanatory research. Populasi dalam penelitian ini adalah pengusaha UKM kerajinan bambu di Desa Gintangan Kabupaten Banyuwangi. Metode sampling yang digunakan adalah sampel jenuh dengan jumlah responden sebanyak 35 orang. Metode analisis yang digunakan adalah analisis jalur.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kreativitas memiliki hubungan secara langsung terhadap motivasi usaha sebesar 34,9%. Perilaku inovatif memiliki hubungan secara langsung terhadap motivasi usaha sebesar 49,1%. Hal tersebut menunjukkan bahwa kreatifitas dan inovatif memiliki hubungan secara positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha industri kecil melalui motivasi usaha pada pengusaha UKM kerajinan bambu di Desa Gintangan Kabupaten Banyuwangi, dan motivasi usaha memiliki hubungan secara positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha industri kecil pada pengusaha UKM kerajinan bambu di Desa Gintangan Kabupaten Banyuwangi.

F. Kerangka Berpikir dan Hipotesis

Menurut Sumarsono (2004), penetapan kerangka pemikiran merupakan salah satu paradigma sekaligus tuntutan untuk memecahkan masalah penelitian ilmiah. Berdasarkan uraian teoritis dan hasil penelitian yang relevan, maka dapat dihasilkan kerangka pemikiran secara teoritis sebagai berikut:


(57)

1. Hubungan Sikap Kepribadian terhadap Sikap Minat Berwirausaha. Dalam menumbuhkan minat berwirausaha, faktor kepribadian berperan penting terhadap keberhasilan dalam upaya menumbuhkan minat berwirausaha di Kalangan Mahasiswa Universitas Sanata Darma Yogyakarta. Hal ini karena orang yang mempunyai kepribadian yang kuat akan mampu bersaing dengan kompetitor dan akan sukses dalam berwirausaha. Pribadi yang berhasil yaitu apabila seseorang dapat berhubungan secara baik serta dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya secara wajar dan efektif. Berdasarkan hal tersebut faktor kepribadian akan membedakan seseorang dengan orang lain yang akan mempengaruhi kualitas tingkah lakunya. Untuk mengukur faktor kepribadian dalam penelitian ini digunakan indikator kepercayaan kepada diri sendiri, ketahanan menghadapi cobaan, berani dalam mengambil resiko, kepemimpinan, dan berorientasi ke masa depan.

Hal tersebut sejalan dengan penelitian Lauster (dalam Sujanto, 2006:159) yang menyatakan beberapa aspek psikis yang dapat digunakan dalam meningkatkan kepribadian seseorang yaitu (1) kepercayaan kepada diri sendiri, (2) sikap optimis, (3) sikap berhati-hati, (4) sikap tergantung kepada orang lain, (5) sikap mementingkan diri sendiri, (6) ketahanan menghadapi cobaan, (7) toleransi, (8) ambisi, dan (9) kepekaan sosial. Hal tersebut juga selaras dengan penelitian Marbun (dalam Alma, 2011:52-57) di Amerika Serikat yang menyebutkan bahwa sifat yang harus dimiliki seorang wirausahawan adalah (1) percaya diri, (2) berorientasi pada tugas


(58)

dan hasil, (3) pengambilan risiko, (4) kepemimpinan, (5) keorisinilan, dan (6) berorientasi ke masa depan.

Faktor-faktor kepribadian yang disebutkan diatas akan memiliki hubungan minat berwirausaha. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Lambing dan Kuehl (2007). Hasil penelitian terbaru menunjukkan ada empat hal yang mempengaruhi keputusan berwirausaha, yaitu diri pribadi, lingkungan budaya, kondisi sosial, dan kombinasi dari ketiganya. Sedangkan menurut Hisrich, et al. (2005:18) dan Alma (2010:12), faktor yang mempengaruhi minat wirusaha adalah lingkungan pendidikan, kepribadian seseorang, dan lingkungan keluarga.

Faktor kepribadian dalam penelitian ini merupakan indikator personal dalam pengukuran minat berwirausaha. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Rano Aditia Putra (2012). Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa terdapat enam faktor yang menentukan minat mahasiswa manajemen untuk berwirausaha yaitu (1) faktor lingkungan (2) faktor harga diri, (3) faktor peluang, (4) faktor kepribadian dengan presentase 0,791, (5) faktor visi, (6) faktor pendapatan dan percaya diri.

Berdasarkan uraian dan hasil penelitian diatas menunjukkan bahwa faktor kepribadian mempunyai hubungan terhadap minat berwirausaha. Sejalan dengan hal tersebut, dapat dikemukakan hipotesis sebagai berikut:


(59)

Hipotesis 1

Ho: Tidak ada hubungan signifikan sikap kepribadian terhadap sikap minat berwirausaha mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Akuntansi.

Ha: Ada hubungan signifikan sikap kepribadian terhadap sikap minat berwirausaha mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Akuntansi.

2. Hubungan Sikap Kreativitas dan Inovasi terhadap Sikap Minat Berwirausaha.

Selain faktor Kepribadian, faktor kreatifitas dan inovasi merupakan faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan dalam upaya menumbuhkan minat berwirausaha di Kalangan Mahasiswa Universitas Sanata Darma Yogyakarta. Hal ini karena, bagi seorang wirausahawan, tingkat kreativitas dan inovasi sangat menunjang dalam kemajuan bisnisnya. Dalam kemajuan ekonomi yang global, sangat diperlukan seorang wirausahawan yang mempunyai kreativitas dan inovasi yang tinggi. Hal tersebut dikarenakan seorang wirausahawan yang demikian dapat menciptakan nilai tambah dan keunggulan. Nilai tambah ini didukung oleh adanya kreativitas dan inovasi yang tinggi pada jiwa seeorang wirausaha. Hanya orang yang mempunyai kreativitas dan inovasi tinggi yang akan mampu bertahan dalam menghadapi persaingan yang begitu ketat dan selalu menjadi yang terdepan.


(60)

membedakan seseorang dengan orang lain yang akan mempengaruhi kualitas tingkah lakunya. Faktor kreativitas dan inovasi dalam penelitian ini merupakan indikator personal dalam pengukuran minat berwirausaha. Mengacu pada Julius Chandra (1994) dan Bhandari (2006), untuk mengukur faktor kreativitas dan inovasi dalam penelitian ini digunakan indikator yang meliputi mampu dan senang membuat perubahan yang bersifat kreatif, memiliki kepekaan, mempunyai ide-ide baru dan berbeda dari yang lain, optimis, mampu bekerjasama dan senang melakukan percobaan.

Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan Ernani Hadiyati (2011) yang menyatakan bahwa kreatifitas dan inovasi berpengaruh secara simultan terhadap kewirausahaan dengan variabel inovasi memiliki pengaruh yang lebih besar sebesar 0,675 dan kreativitas sebesar 0,267 terhadap kewirausahaan.

Berdasarkan uraian dan hasil penelitian diatas dapat dikatakan bahwa faktor kreativitas dan inovasi mempunyai hubungan terhadap minat berwirausaha. Sejalan dengan hal tersebut, dapat dikemukakan hipotesis sebagai berikut:

Hipotesis 2

Ho: Tidak ada hubungan signifikan sikap kreativitas dan inovasi terhadap sikap minat berwirausaha mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.


(61)

Ha: Ada hubungan signifikan sikap kreativitas dan inovasi terhadap sikap minat berwirausaha mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Kerangka berpikir dalam penelitian ini digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.1

Skema Kerangka Berpikir Penelitian SIKAP KEPRIBADIAN

- Kepercayaan kepada diri sendiri

- Ketahanan menghadapi cobaan

- Berani dalam mengambil resiko

- Kepemimpinan

- Berorientasi ke masa depan.

SIKAP KREATIVITAS DAN INOVASI

- Mampu dan senang membuat perubahan yang bersifat kreatif,

- Memiliki kepekaan

- Mempunyai ide-ide baru dan berbeda dari yang lain

- Optimis

- Mampu bekerjasama dan senang melakukan percobaan.

SIKAP MINAT BERWIRAUSAHA


(62)

44 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah studi kasus. Menurut Sangaji dan Shopian, (2010:21) studi kasus adalah penelitian yang melakukan penyelidikan secara mendalam mengenai subjek tertentu untuk memberikan gambaran lengkap mengenai subjek tertentu

Penelitian ini akan dilakukan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Hasil atau kesimpulan ini tidak bisa direalisasikan pada universitas-universitas lainnya di Yogyakarta, sebab penelitian studi kasus merupakan jenis penelitian dengan karekteristik serta masalah yang mempunyai kaitan antara latar belakang dan kondisi nyata saat ini dari subyek yang diteliti.

B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta khususnya di Program Studi Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Akuntasi.

2. Waktu Penelitian


(63)

C. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subyek Penelitian

Kurniawan (2014:69) menyampaikan bahwa subjek penelitian adalah sesuatu yang dapat berupa benda, lembaga, atau orang, yang sifat dan atau keadaannya akan diteliti. Sedangkan, Noor (2011:147) menjelaskan bahwa subjek adalah suatu anggota dari sampel, sebagai elemen anggota dari populasi. Dalam penelitian ini subjek penelitian yang akan dipilih adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Akuntasi angkatan 2012, 2013 dan 2014 yang masih aktif.

Alasan penulis memilih subjek mahasiswa-mahasiswi angkatan 2012, 2013 dan 2014 adalah angkatan tersebut telah menempuh dan sedang menempuh mata kuliah kewirausahaan.

2. Obyek penelitian

Objek penelitian adalah sesuatu hal yang menjadi pokok pembicaraan dalam penelitian. Kurniawan (2014:69) menyampaikan bahwa objek penelitian adalah sifat keadaan dari sesuatu hal yang berupa benda, orang, keadaan, yang menjadi pusat perhatian atau sasaran dari penelitian. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini dibagi menjadi dua macam yaitu:

a. Variabel terikat, yaitu variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini, variabel terikatnya adalah sikap minat berwirausaha mahasiswa (Y).


(64)

b. Variabel bebas, yaitu variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel bebas yakni sikap kepribadian (X1) serta sikap kreativitas dan inovasi (X2).

D. Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel 1. Populasi Penelitian

Menurut Sugiyono (2008:80), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau subyek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Akuntasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang terdiri dari angkatan 2012, 2013, dan 2014 sejumlah 164 mahasiswa.

Tabel 3.1 Populasi Penelitian

Tahun Angkatan Jumlah

2012 47 mahasiswa

2013 100 mahasiswa

2014 17 mahasiswa

Total 164 mahasiswa

Sumber: Sekretariat Program Studi Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Akuntansi Tahun Akademik 2016/2017 Semester Ganjil.


(65)

2. Sampel Penelitian

Menurut Arikunto (2002:109) sampel adalah sebagian wakil populasi yang diteliti. Sedangkan menurut Sugiyono (2008) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Dapat disimpulkan bahwa sampel merupakan bagian dari populasi yang mempunyai karakteristik dan sifat yang mewakili seluruh populasi yang ada. Dalam penelitian ini, yang digunakan dalam menentukan besaran sampel penelitian adalah menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Slovin (Siregar 2010:149) karena jumlah populasi sudah diketahui. Rumus untuk menghitung sampel adalah sebagai berikut:

Keterangan:

n = jumlah sampel N = jumlah populasi

e = batas toleransi kesalahan dengan Margin of Error sebesar 5%. Berdasarkan rumus di atas maka perhitungan sampel penelitian adalah sebagai berikut:

Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan di atas, maka besarnya sampel penelitian adalah 116 responden.


(1)

Symmetric Measures

Value

Asymp. Std.

Errora Approx. Tb Approx. Sig.a Nominal by Nominal Contingency Coefficient .368 .000 Interval by Interval Pearson's R .395 .077 4.597 .000c Ordinal by Ordinal Spearman Correlation .395 .077 4.597 .000c N of Valid Cases 116

a. Not assuming the null hypothesis.

b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis. c. Based on normal approximation.


(2)

137

LAMPIRAN 7

DAFTAR TABEL STATISTIK DAN

PERHITUNGAN r TABEL


(3)

(4)

Mencari Nilai r Tabel untuk n= 116 dengan cara interpolasi, dengan rumus

matematik sebagai berikut:

Diumpamakan:

y1 = 0,195 ; y2 = 0,176; x1 = 100; x2 = 125

Interpolasi:

25y – 4,875 = -0,019x + 1,9

25y = -0,019x + 1.9 + 4,875 25y = -0,019x + 6,775 y = -0,00076x + 0,271

Maka nilai r dari n = 116 dengan dk 114 (116-2) adalah sebagai berikut: y = -0,00076 (114) + 0,271

y = -0,08664 + 0,271


(5)

i

ABSTRAK

HUBUNGAN SIKAP KEPRIBADIAN, KREATIVITAS DAN INOVASI TERHADAP SIKAP MINAT BERWIRAUSAHA MAHASISWA

Studi Kasus Terhadap Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi Kekhususan Pendidikan Akuntansi

Veronica Sehesti Wulandari Universitas Sanata Dharma

2016

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) hubungan sikap kepribadian terhadap sikap minat berwirausaha mahasiswa di Universitas Sanata Dharma, 2) hubungan sikap kreativitas dan inovasi terhadap sikap minat berwirausaha mahasiswa di Universitas Sanata Dharma.

Jenis penelitian ini adalah penelitian studi kasus. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus – September 2016. Populasi penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma yang terdiri dari angkatan 2012, 2013, dan 2014 berjumlah 164 mahasiswa. Sampel sebanyak 116 mahasiswa diambil dengan teknik proportional accidental sampling dengan kriteria telah menempuh atau sedang menempuh mata kuliah kewirausahaan. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner dan dianalisis menggunakan teknik Chi-square.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) ada hubungan sikap kepribadian terhadap sikap minat berwirausaha mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Akuntansi (x2 hitung = 17.805; df = 1; asymp.sig = 0,000; nilai Pearson’s R = 0,365 dengan derajat asosiasi sedang; rasio C/Cmax =

0,52 berada pada rentang 0,40 – 0,599), (2) ada hubungan sikap kreativitas dan inovasi terhadap sikap minat berwirausaha mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Akuntansi (x2 hitung = 18,138; df = 1; asymp.sig = 0,000; nilai Pearson’s R = 0,368 dengan derajat asosiasi sedang; rasio C/Cmax =


(6)

ii

ABSTRACT

THE CORRELATION BETWEEN PERSONALITY, CREATIVITY AND INNOVATION TOWARD STUDENTS INTEREST IN

ENTREPRENEURSHIP

A Case Study of the Student of Economic Study Program of Accounting Education

Veronica Sehesti Wulandari Sanata Dharma University

2016

This research aims to find out: 1) the correlation of the personality towards the interest of students of Sanata Dharma University in enterrpreneurship, 2) the correlation of creativity and innovation toward the interest of students of Sanata Dharma University in enterpreneurship.

This type of research is a case study. The research was carried out from August to September 2016. The population of this research were 164 students of economics education of accounting education program, 2012, 2013, and 2014 batches. The samples were 116 students who had taken or had been taking the course of enterpreneurship. The Samples were taken by proportional accidental sampling technique. The data were collected by using a questionnaire and analyzed by using Chi square technique.

The results show that: (1) there is the correlation of the personality towards the interest of students of economics education of accounting education program (x2 count = 17,805; df = 1; asymp.sig = 0.000; Pearson's value R = 0.365 with moderate degrees of association; C/Cmax ratio = 0.52 is at the range of 0.40 – 0,599), (2) there is the correlation of creativity and innovation toward the interest of students of Economics education of accounting education program in enterpreneurship (x2 count = 18.138; df = 1; asymp.sig = 0.000; Pearson's R = 0.368 value with the degree of Association; the ratio C/Cmax = 0.52 is at the range of 0.40 – 0,599).


Dokumen yang terkait

Pengaruh Sikap Mental Dan Persepsi Tentang Wirausaha Terhadap MInat Berwirausaha Pada Mahasiswa UNIKOM

0 21 65

KONTRIBUSI SIKAP MANDIRI DAN JENIS PEKERJAAN ORANG TUA TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA MAHASISWA PENDIDIKAN Kontribusi Sikap Mandiri Dan Jenis Pekerjaan Orang Tua Terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa Pendidikan Akuntansi Universitas Muhammadiyah Surakarta A

0 2 13

KONTRIBUSI SIKAP MANDIRI DAN JENIS PEKERJAAN ORANG TUA TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA MAHASISWA PENDIDIKAN Kontribusi Sikap Mandiri Dan Jenis Pekerjaan Orang Tua Terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa Pendidikan Akuntansi Universitas Muhammadiyah Surakarta A

0 3 15

PENGARUH SIKAP MANDIRI DAN PERGAULAN TEMAN SEBAYA TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA PADA MAHASISWA PROGRAM Pengaruh Sikap Mandiri Dan Pergaulan Teman Sebaya Terhadap Minat Berwirausaha Pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Angkatan 2011 Universitas

0 3 17

PENGARUH SIKAP MANDIRI DAN PERGAULAN TEMAN SEBAYA TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA PADA MAHASISWA Pengaruh Sikap Mandiri Dan Pergaulan Teman Sebaya Terhadap Minat Berwirausaha Pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Angkatan 2011 Universitas Muhamma

0 2 13

PENGARUH KREATIVITAS DAN SIKAP MANDIRI TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA PADA MAHASISWA PROGRAM Pengaruh Kreativitas Dan Sikap Mandiri Terhadap Minat Berwirausaha Pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Angkatan 2010/2011 Universitas Muhammadiyah Sur

0 3 15

MINAT BERWIRAUSAHA DITINJAU DARI LINGKUNGAN KELUARGA DAN SIKAP TERHADAP PELUANG USAHA PADA MAHASISWA PROGRAM Minat Berwirausaha Ditinjau Dari Lingkungan Keluarga Dan Sikap Terhadap Peluang Usaha Pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Fakultas

0 1 18

PENGARUH SIKAP MANDIRI DAN LINGKUNGAN KELUARGA TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA MAHASISWA PROGRAM Pengaruh Sikap Mandiri dan Lingkungan keluarga Terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah

1 5 16

Hubungan antara kreativitas berwirausaha Dengan minat berwirausaha perbengkelan otomotif Pada mahasiswa paket keahlian otomotif.

1 7 35

Hubungan sikap harga diri dan lingkungan keluarga terhadap sikap minat berwirausaha : studi kasus pada mahasiswa program studi Pendidikan Ekonomi Kekhususan Pendidikan Akuntansi.

0 1 2