67
menyetrika harus yang lebih dewasa dan yang melipat pakaiannya baru anak yang masih kecil.
Aturan di luar Panti Asuhan seperti di sekolah, mereka sebelum berangkat sekolah memiliki aturan-aturan dari pengasuh, bagi anak-anak
dewasa melindungi anak-anak yang masih kecil dan anak-anak yang masih kecil harus mendengarkan nasehat dari yang lebih dewasa. Kemudian aturan
dari pengasuh yang lain adalah ketika anak asuh Panti Asuhan diundang ke acara-acara di sekitar lingkungan panti. Mereka yang masih kecil-kecil tidak
boleh mengambil makanan sendiri tetapi yang mengambil anak yang lebih dewasa.
2. Sistem Hukum dalam Panti Asuhan Al-Hakiim
Sistem hukum dalam Panti Asuhan Al-Hakiim adalah menggunakan sistem hukum yang telah di tetapkan oleh Yayasan Al-Hakiim.Sistem hukum
tersebut adalah sistem yang menggelola dan mengatur dalam segala hal yang ada di Panti Asuhan Al-Hakiim baik itu bagian pendidikan, pengasuhan, bertingkah
laku, dan lain sebagainya.Sistem hukum tersebut masih sangat kuat dalam pengelolaan Panti Asuhan.
1. Dasar-dasar Ajaran di Panti Asuhan Al-Hakim
Dasar-dasar ajaran di Panti Asuhan menggunakan sistem ajaran pendidikan agama Islam. Dimana pendidikan agama Islam menggunakan 3
tiga ajaran dasar yaitu Al-Quran, As-Sunnah dan perundang-undangan yang berlaku di indonesia yang khususnya untuk anak asuh di Panti Asuhan.
68
Tiga dasar ajaran tersebut adalah pedoman bagi agama Islam, dimana tiga ajaran dasar itu baik Al-Quran, As-Sunnah dan perundang-undangan
saling berkaitan antara satu dengan lainnya.ajaran tersebut adanya suatu yang saling berhubungan dimana membuat 3 tiga dasar ajaran jarang terpisahkan.
Seperti yang dikatakan oleh pengajar agama di Panti Asuhan Al- Hakiim bernama Ustadz Syamsuddi, seperti yang diungkapkan:
Agama islam itu dek ajarannya tidak jauh-jauh dari Al-Quran dan sunnah dan satu lagi peraturan undang-undang. Kayak panti ini
mereka berpedoman kepada ketiga itu, walaupun hanya sebagian anak yang baru paham akan ajaran tersebut dan yang paham pun
masih juga melanggar. Itu lah anak-anak perlu bimbingan kita. 6 Februari 2015
Setelah itu peneliti menanyakan lagi, jadi bagaimana menurut Ustadz ajaran Panti Asuhan ini?. Kemudian Ustadz itu mengatakan seperti ini:
Jangan panggil saya ustadz, panggil saja abang karena saya masih berumur 26 tahun. Gini ajarannya sangat bagus, tapi masih
kurang akan prakteknya dan masih kurang akan keinginan anak- anak untuk belajar. 6 Februari 2015
Sehingga yang dapat dikatakan dalam penelitian ini bahwa ajaran agama Islam untuk sangat bagus dan sempurna, kembali kepada anak-anak
untuk ingin atau tudak ingin belajar dan mau atau tidak mau untuk belajar lebih baik lagi.
2. Dasar Hukum dalam Pengelolaan Pendidikan dalam Panti Asuhan Al-
Hakiim
Dasar hukum dalam pengelolaan pendidikan di panti asuhan al-hakim adalah agama terutama agama Islam.Pengelolaan pendidikan tersebut dengan
menggunakan agama Islam sebagai pedoman dari keseluruhan
69
pengelolaannya baik secara pendidikan formal maupun informal atau baik pendidikan di dalam Panti Asuhan sendiri maupun pengelolaan pendidikan di
luar Panti Asuhan. Pengelolaan pendidikan semakin lama perlahan-lahan berubah dari
berpedoman dengan agama Islam menjadi sedikit terjadi perubahan disaat adanya donatur yang memberikan bantuan kepada Panti Asuhan Al-Hakiim
yang mana Panti Asuhan tersebut sangan membutuhkan bantuan untuk kelangsungan hidup anak-anak panti asuhan.
Donatur yang memberikan bantuan kepada Panti Asuhan yang berlebelkan lembaga membuat suatu aturan tersendiri untuk Panti Asuhan.
Dimana saat Panti Asuhan diberikan bantuan oleh mereka,para donatur tersebut mengginginkan timbal balik seperti, mereka dapat mengatur
pengelolaan Panti Asuhan. Seperti yang dikatakan oleh Moore bahwa sistem aturan hukum yang
muncul dari kalangan masyarakat tertentu yang memiliki power atau kekuatan dalam mengatur sistem yang ada dalam suatu arena sosial.Maka
mereka memiliki hak kewajiban dalam mengatur suatu arena tersebut.Panti AsuhanAl-Hakiim sendiri juga memiliki hal seperti itu dalam mengatur dan
mengelola Panti Asuhan. 3.
Sistem Aturan dari Donatur di Panti Asuhan Al-Hakiim Pengelolaan Panti Asuhan dalam mengatur segala hal yang ada selalu
dikaitkan dengan Yayasan Al-Hakiim dan lembaga agama karena mereka adalah dasar dari sistem hukum yang mengelola segala hal yang ada di Panti
70
Asuhan dari awal berdiri sampai sekarang.Tetapi perlahan-lahan terjadinya perubahan aturan dimana dalam pengelolaannya ada aturan dari donatur dan
masyarakat sekitar. Donatur dari lembaga dan masyarakat dalam pengelolaan panti asuhan
ikut serta mengatur dalam mendidik anak asuh tersebut. Para donatur dari kalangan masyarakat maupun lembaga menganggap bahwa mereka telah
memberikan bantuan kepada Panti Asuhan tersebut sehingga mereka memiliki hak untuk dapat mengatur Panti Asuhan terutama pendidikan dan
keselamatan mereka selama di Panti Asuhan tersebut: 1.
Donatur dari Masyarakat Dari kalangan donatur masyarakat aturan yang digunakan dalam
pengelolaan pendidikan di Panti Asuhan adalah lebih kepada pendidikan moral atau perilaku anak di lingkungan masyarakat.Dimana lingkungan
masyarakat tempat mereka berinteraksi dan bersosialisasi sehari-hari. Dari kalangan masyarakat biasanya memberikan sumbangan dalam
bentuk makanan dan kadang-kadang dalam berbentuk uang.Mereka sebulan sekali kadang memberikan sumbangan kepada anak-anak di
Panti Asuhan dengan maksud dan tujuan masing-masing. Diantara mereka ada yang bermaksud dan tujuan baik dan tulus
memberikan sumbangan kepada anak-anak asuh di Panti Asuhan tersebut.Serta ada juga diantara mereka menyumbang kepada panti
dengan maksud dan tujuan tertentu. Seperti ibu Bunga nama disamarkan oleh pengasuh panti asuhan, ia mengatakan:
71
Aku bantu panti ini karena kasian dengan panti ini. Aku mau anak-anak disini jangan main-main dengan anak-anak disini nanti mereka jadi anak
yang bandel lagi kyk mereka.oh ya,,Anak-anak ini gak ada yang urus dan kurang gizi ya? ngapain sih ibu repot-repot dan capek-capek mau jadi
pengasuh panti ini padahal kan masih banyak kerjaan lain yang bagus 8 Februari 2015
Dapat dilihat bahwa hanya sebahagian masyarakat yang memberikan bantuan yang tulus dan sebahagian memberikan bantuan
kepada Panti Asuhan dengan aturan tertentu agar anak-anak asuh di Panti Asuhan tidak bergaul dengan anak-anak sekitar panti asuhan dan membuat
hal-hal yang tidak diinginkan oleh masyarakat, seperti pandangan masyarakat tentang anak Panti Asuhan masih kurang baik.
Masyarakat masih menganggap anak Panti Asuhan adalah anak yang tidak memiliki pendidikan, brutal, tidak memiliki moral yang baik,
sehingga anak-anak tersebut diajarkan oleh masyarakat tetapi tidak sesuai dengan ajaran agama Islam.Ajaran agama Islam mengatakan bahwa
lingdungilah anak yatim seperti melindungi anak sendiri serta didiklah anak yatim seprti mendidik anakmu sendiri.
Tetapi malahan anak yatim diberikan batasan-batasan untuk beraktifitas, batasan untuk mengeluarkan kreatifitas mereka dan
mengurangi jam bermain mereka. dimana saat anak-anak dilingkungannya bermain mereka lebih kepada gotong royong, belajar bagaimana beternak
dan lain sebagainya. Dalam penelitian selanjutnya dilapangan mendapatkan donator
yang memberikan sumbangan ke Panti Asuhan Al-Hakiim.Mereka dari kalangan masyarakat sekitar, mereka lebih memandang anak-anak ini
72
adalah sebagai anak mereka yang membutuhkan kasih sayang dari keluarga.
Pada saat itu juga ada donator yang mengundang anak-anak asuh Panti Asuhan ke acara pernikahan untuk makan siang dan malam hari
ditempat tersebut.Mereka memberikan undangan tersebut agar anak-anak bisa akrab dengan warga sekitar lingkungan dan dapat merasakan
kebahagian dari keluarga donator tersebut.Anggapan dari donator itu anak- anak adalah titipan tuhan jadi kita harus bisa menjaganya dan saling
menyanyangi sesama. 3.
Donatur dari Lembaga-lembaga Pusat Donatur dari lembaga pusat untuk Panti Asuhan sangatlah berbeda
dengan masyarakat.Mereka lebih mengandalkan aturan-aturan dari lembang tersebut.Misalnya donasi yang diberikan ke panti asuhan harus
ada syarat dan ketentuan masing-masing.Dimana syarat tersebut berhubungan dengan sistem aturan pengelelolan Panti Asuhan.
Dalam hal ini informan dari lembaga agak sedikit tertutup dan tidak dapat diwawancarai karena situasi dan kondisi yang kurang baik,
hanya mendapatkansatu ibu-ibu dengan yang membawa suatu lembaga dan nama ibu tersebut. Seperti yang sempat diwawancarai peneliti dengan
nama ibu Des ia mengatakan: Iya seperti ini lah anak-anak yang tidak memiliki orang tua, ya mau
dibilang apa, kita tau semua pandangan masyarakat anak panti itu tidak memiliki akhlak yang baik. saya ikhlas-ikhlas saja menyumbang
disini asal jelas administrasinya. Dan saja juga menginginkan anak- anak ini jangan fokus kepada agama saja. Tetapi yang lain juga, diluar
73
sana membutuhkan kemampuan yang bagus tentang segala hal bukan agama saja. 9 Februari 2015
Sehingg dalam pengelolaan pendidikannya bertolak belakang dengan pengelolaan biasanya yang berlembagakan agama Islam.Mereka
lebih mementing kepada anak-anak asuh untuk lebih menguasai bahasa inggris dan pendidikan formal yang lainnya.
Pendidikan agama Islam hanya selingan sementara dalam pendidikan anak asuh di Panti Asuhan Al-Hakiim, dimana Panti Asuhan
Al-Hakiim awalnya memiliki aturan tersendiri yang telah dibuat oleh Yayasan Al-Hakiim terhadap pengelolaan pendidikan yang berdasarkan
agama Islam. Anak-anak asuh harus belajar tentang agama 2 kali dalam sehari
diwaktu malam hari dan siang hari.Tetapi sekarang perlahan-lahan terjadinya perubahan dimana terjadi kebalikandalam pengelolaan
pendidikannya.Anak asuh di Panti Asuhan hanya dimalam hari mereka mendapatkan pendidikan agama selebihnya mendapatkan les bahasa
inggris, dan lainnya yang merupakan pendidikan formal. Dari keseluruhan hasil penelitian adalah aturan yang berasal dari
masyarakat dan donatur dari lembaga sehingga menjadi satu kesatuan dalam mengelolaan Panti Asuhan. Dimana dapat dikatakan koeksistensi berbagai sistem
aturan yang ada di dalam Panti Asuhan, dimana awalnya menggunakan aturan agama Islam dan negara sekarang perlahan-lahan berubah dan memiliki aturan
74
dari masyarakat dan donatur dari lembaga-lembaga yang memiliki tujuan dan maksud tertentu dalam pengelolaan panti asuhan.
Sehingga menurut Griffith dan Moore bahwa dimana adanya power atau kekuatan dalam suatu lembaga sosial maka itu lah yang berkuasa.Serta secara
tidak langsung dapat mengatur berjalannya atau berlangsungnya roda sistem aturan dalam pengelolaan yang ada di Panti Asuhan Al-Hakiim.
4. Kasus-kasus yang Saling Koeksistensi di Panti Asuhan Al-Hakiim