Bagan 2.1.4.b Ruang Lingkup Pendidikan Karakter
sumber: Panduan Pelaksanaan Pendidikan Karakter, Puskurbuk, 2011: 9
Konfigurasi karakter dalam konteks totalitas psikologis dan sosio-kultural dapat dikelompokkan menjadi: 1 olah hati; 2 olah pikir; 3 olahraga dan
kinestetik; dan 4 olah rasa dan karsa. Proses itu secara holistik koheren memiliki saling keterkaitan dan saling melengkapi, serta masing-masingnya secara
konseptual merupakan gugus nilai luhur yang didalamnya terkandung sejumlah nilai Kemendiknas, 2010: 8-9.
2.2 Pendidikan Anak Usia Dini
2.2.1 Pengertian Anak Usia Dini
Young dan Wynn dalam Kemendikbud 2012: 1, memberi batasan anak usia dini dimulai dari periode kelahiran sampai dengan usia sekolah dasar, yakni
antara nol sampai dengan usia enam atau tujuh tahun 0-67 tahun. Argumentasi yang dikemukakan yaitu bahwa sejak anak lahir sampai dengan usia tujuh tahun
OLAH HATI
OLAH PIKIR
OLAH RASA
KARSA OLAH
RAGA
beriman dan bertakwa, jujur
, amanah, adil, bertanggung jawab
, berempati, berani
mengambil resiko, pantang menyerah, rela
berkorban, dan berjiwa patriotik
ramah, saling menghargai, toleran,
peduli ,
suka menolong ,
gotong royong, nasionalis, kosmopolit ,
mengutamakan kepentingan umum,
bangga menggunakan bahasa dan produk
Indonesia, dinamis,
kerja keras, dan beretos kerja
bersih dan sehat,
disiplin , sportif,
tangguh, andal, berdaya tahan,
bersahabat, kooperatif,
determinatif, kompetitif, ceria,
dan gigih cerdas
, kritis, kreatif
, inovatif, ingin tahu, berpikir
terbuka, produktif, berorientasi Ipteks,
dan reflektif RUANG LINGKUP PENDIDIKAN KARAKTER
memerlukan program-program pendidikan yang bervariasi agar anak berkembang optimal. Program-program layanan yang dimaksud seperti perawatan dan
pengasuhan anak. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 memberi batasan anak usia dini dimulai dari anak usia sejak lahir sampai dengan usia enam tahun 0-6
tahun. Landasan berpikir yang digunakan dalam memberikan batasan itu adalah berkenaan dengan pemberian layanan pendidikan yang dikelola secara formal,
nonformal, dan informal. Pendapat yang sama juga dinyatakan oleh Abdulhak dalam Kemendikbud
2012: 2, bahwa anak usia dini merupakan anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun. Anak pada masa usia ini memerlukan upaya sadar untuk
memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani melalui penyediaan pengalaman dan stimulasi yang kaya, terpadu, dan menyeluruh agar
dapat tumbuh dan berkembang secara sehat dan optimal. Slavin dalam Kemendikbud 2012: 2 mendefinisikan anak usia dini mulai dari usia 3 sampai
dengan 6 tahun. Landasan berpikir yang digunakan dalam memberikan batasan itu adalah: a anak yang telah mencapai usia tersebut mengalami perubahan yang
sangat cepat disegala bidang perkembangan; b anak telah menguasai beberapa keterampilan motorik pada akhir periode usia tersebut dan dapat menggunakan
keterampilan fisiknya untuk mencapai tujuan; c secara kognitif, anak mulai mengembangkan pemahaman tentang kelompok, hubungan antar hal, dan
menyerap banyak informasi tentang dunia fisik dan sosial; d pada akhir usia 6 tahun, anak telah mampu menggunakan kematangan kecakapannya untuk
mengungkapkan keinginan dan kebutuhannya, serta berbagi gagasan dan
pengalaman; dan e secara sosial, anak belajar perilaku dan aturan sederhana, serta semakin mampu berinteraksi dengan anakorang lain.
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa anak usia dini adalah anak yang berusia nol sampai enam tahun yang memerlukan upaya
sadar untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohaninya serta perkembangan karakter dirinya untuk membantunya dalam kehidupan
selanjutnya.
2.2.2 Tujuan Pendidikan Anak Usia Dini