Pengertian Pendidikan Karakter Pendidikan Karakter

berbeda antara sekolah, keluarga dan lingkungan masyarakat. Maka dari itu, perlu adanya pendidikan karakter untuk semua komponen pendidikan.

2.1.3 Pengertian Pendidikan Karakter

Pendidikan adalah proses internalisasi budaya kedalam diri seseorang dan masyarakat sehingga membuat orang dan masyarakat menjadi beradab. Pendidikan bukan merupakan sarana transfer ilmu pengetahuan saja, tetapi lebih luas. Pendidikan merupakan sarana pembudayaan dan penyaluran nilai enkulturisasi dan sosialisasi. Anak harus mendapatkan pendidikan yang menyentuh dimensi dasar kemanusiaan. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional UU Sisdiknas merumuskan fungsi dan tujuan pendidikan nasional yang harus digunakan dalam mengembangkan upaya pendidikan di Indonesia. Pasal 3 UU Sisdiknas mengemukakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Tujuan pendidikan nasional merupakan rumusan mengenai kualitas manusia Indonesia yang harus dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan. Oleh karena itu, rumusan tujuan pendidikan nasional menjadi dasar dalam pengembangan karakter bangsa. Atas dasar pemikiran tersebut, pengembangan pendidikan karakter sangat strategis bagi keberlangsungan dan keunggulan bangsa dimasa mendatang. Pengembangan itu harus dilakukan melalui perencanaan yang baik, pendekatan yang sesuai, dan metode belajar serta pembelajaran yang efektif. Sesuai dengan sifat suatu nilai, pendidikan budaya dan karakter bangsa adalah usaha bersama sekolah. Oleh karenanya harus dilakukan secara bersama oleh semua guru dan pemimpin sekolah, melalui semua mata pelajaran, dan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari budaya sekolah. Pendidikan karakter menjadi suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut. Pendidikan karakter di sekolah dengan semua komponen pemangku pendidikan harus dilibatkan, termasuk komponen-komponen pendidikan itu sendiri, yaitu isi kurikulum, proses pembelajaran dan penilaian, penanganan atau pengelolaan mata pelajaran, pengelolaan sekolah, pelaksanaan aktivitas atau kegiatan ko-kurikuler, pemberdayaan sarana prasarana, pembiayaan, dan etos kerja seluruh warga sekolah. Di samping itu, pendidikan karakter juga dapat dimaknai sebagai suatu perilaku yang harus dilakukan warga sekolah untuk menyelenggarakan pendi- dikan yang berkarakter. Pendidikan karakter menurut Lickona adalah pendidikan untuk membentuk kepribadian seseorang melalui pendidikan budi pekerti yang hasilnya terlihat dalam tindakan nyata seseorang, yaitu tingkah laku yang baik, jujur, bertanggungjawab, menghormati hak orang lain, kerja keras, dan sebagainya. Ariestoteles berpendapat bahwa, karakter itu erat kaitannya dengan kebiasaan yang kerap dimanifestasikan dalam tingkah laku. Selanjutnya, Elkind dan Sweet men gungkapkan pendidikan karakter adalah, “Character education is the deliberate effort to help people understand, care about, and act upon core ethical values, [...] ” Pendidikan karakter adalah upaya yang disengaja untuk membantu memahami manusia, peduli dan bertindak atas nilai-nilai inti etis susila. Menurut Ramli, pendidikan karakter memiliki esensi dan makna yang sama dengan pendidikan moral dan pendidikan akhlak. Tujuannya adalah membentuk pribadi anak agar menjadi manusia yang baik, warga masyarakat dan warga negara yang baik Gunawan, 2012: 23-24. Sementara menurut Kemendiknas dalam Wibowo 2013: 40, pendidikan karakter adalah pendidikan yang mengembangkan nilai- nilai karakter bangsa pada diri peserta didik sehingga mereka memiliki nilai dan karakter sebagai karakter dirinya, menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan dirinya, sebagai anggota masyarakat, dan warga negara yang religius, nasionalis, produktif, dan kreatif. Menurut Ramli 2003: 99, pendidikan karakter memiliki esensi dan makna yang sama dengan pendidikan moral dan pendidikan akhlak. Tujuannya adalah membentuk pribadi anak, agar menjadi manusia yang baik, warga masyarakat, dan warga negara yang baik. Adapun kriteria manusia yang baik, warga masyarakat yang baik dan warga negara yang baik bagi suatu masyarakat dan bangsa, secara umum adalah nilai-nilai sosial tertentu, yang banyak dipengaruhi oleh budaya masyarakat dan bangsanya. Oleh karena itu, hakikat dari pendidikan karakter dalam konteks pendidikan di Indonesia adalah pendidikan nilai, yakni pendidikan nilai-nilai luhur yang bersumber dari budaya bangsa Indonesia sendiri, dalam rangka membina kepribadian generasi muda. Berdasarkan pengertian yang telah diuraikan dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter adalah pendidikan yang menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai karakter moral akhlak kepada peserta didik sehingga mereka dapat mengetahui kebaikan, mencintai kebaikan dan melakukan kebaikan sebagai anggota masyarakat, warga negara yang nasionalis, religius, produktif dan kreativ. Berdasarkan grand design yang dikembangkan Kemendiknas 2010: 8-9, secara psikologis dan sosial kultural pembentukan karakter dalam diri individu merupakan fungsi dari seluruh potensi individu manusia kognitif, afektif, konatif, dan psikomotorik dalam konteks interaksi sosial kultural dalam keluarga, sekolah, dan masyarakat dan berlangsung sepanjang hayat. Konfigurasi karakter dalam konteks totalitas proses psikologis dan sosial-kultural tersebut dapat dikelompokkan dalam: Olah Hati Spiritual and emotional development, Olah Pikir intellectual development, Olah Raga dan Kinestetik Physical and kinestetic development dan Olah Rasa dan Karsa Affective and Creativity development yang secara diagramatik dapat digambarkan sebagai berikut: Bagan 2.1.3 Konfigurasi karakter dalam konteks totalitas proses psikologis dan sosial-kultural sumber. Desain induk pendidikan karakter kemendiknas, 2010: 9 Pendidikan karakter merupakan upaya-upaya yang dirancang dan dilaksanakan secara sistematis untuk membantu peserta didik memahami nilai- nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya dan, adat istiadat.

2.1.4 Desain Pendidikan Karakter