Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Pendidikan Karakter pada Pendidikan Anak Usia Dini

kukuh hati, lugas, mandiri, manusiawi, mawas diri, mencintai ilmu, menghargai karya orang lain, menghargai kesehatan, menghargai pendapat orang lain, menghargai waktu, patriotik, pemaaf, pemurah, pengabdian, berpengendalian diri, produktif, rajin, ramah, rasa indah, rasa kasih sayang, rasa keterikatan, rasa malu, rasa memiliki, rasa percaya diri, rela berkorban, rendah hati, sabar, semangat kebersamaan, setia, siap mental, sikap adil, sikap hormat, sikap nalar, sikap tertib, sopan santun, sportif, susila, taat asas, takut bersalah, tangguh, tawakal, tegar, tegas, tekun, tepat janji, terbuka, ulet, dan sejenisnya. Sejatinya pendidikan karakter ini memang sangat penting dimulai sejak dini sebab, falsafah menanam sekarang menuai hari esok adalah sebuah proses yang harus dilakukan dalam rangka membentuk karakter anak bangsa. Usia kanak- kanak atau yang biasa disebut para ahli psikologi sebagai usia emas golden age terbukti sangat menentukan kemampuan anak dalam mengembangkan potensinya. Anak-anak adalah generasi yang akan menentukan nasib bangsa di kemudian hari. Karakter anak-anak yang terbentuk sejak dini akan sangat menentukan karakter bangsa dikemudian hari.

2.3.2 Nilai-Nilai Pendidikan Karakter

Nilai-nilai pendidikan karakter menurut Tim Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal Kementrian Pendidikan Nasional 2012: 5 dapat ditanamkan pada anak usia dini 0-6 tahun, mencakup empat aspek, yaitu: 1 Aspek Spiritual; 2 Aspek Personalkepribadian; 3 Aspek Sosial; dan 4 Aspek lingkungan. Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang melibatkan penanaman pengetahuan, kecintaan dan penanaman perilaku kebaikan yang menjadi sebuah polakebiasaan. Pendidikan karakter tidak lepas dari nilai-nilai dasar yang dipandang baik. Pada pendidikan anak usia dini nilai-nilai yang dipandang sangat penting dikenalkan dan diinternalisasikan ke dalam perilaku mereka mencakup: kecintaan terhadap Tuhan YME, kejujuran, disiplin, toleransi dan cinta damai, percaya diri, mandiri, tolong menolong, kerjasama, dan gotong royong, hormat dan sopan santun, tanggung jawab, kerja keras, kepemimpinan dan keadilan, kreatif, rendah hati, peduli lingkungan cinta bangsa dan tanah air. Menurut kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini 2014: 39, tentang aspek penilaian dikatakan bahwa, penilaian peserta didik dinilai dari kompetensi inti dan kompetensi dasar yang memiliki empat ranah, yaitu kompetensi sikap religius, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan. Hal ini sejalan dengan Peraturan Menteri dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 137 Tahun 2014 Pasal 10 Ayat 1, yaitu lingkup perkembangan sesuai tingkat usia anak meliputi aspek nilai agama dan moral, fisik motorik, kognitif, bahasa, sosial emosional, dan seni sebagaimana terdapat lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini. Rumusan nilai-nilai yang menjadi muatan pendidikan karakter tersebut memiliki sedikit persamaan, dengan rumusan karakter dasar yang dikembangkan oleh negara lain, serta karakter dasar yang dikembangkan oleh Ari Ginanjar melalui ESQ-nya. Perbedaan karakter dasar ini dapat dilihat pada tabel 2.3.2: Tabel 2.3.2 Karakteristik Dasar Pendidikan Karakter Heritage foundation Character counts USA Ari Ginanjar A. Cinta kepada Allah beserta isinya Dapat dipercaya Jujur Tanggungjawab, disiplin, dan mandiri Rasa hormat dan perhatian Tanggungjawab Jujur Peduli Disiplin Hormat dan santun Jujur Visioner Kasihsayang, peduli dan kerjasama Tanggungjawab Adil Percaya diri, kreatif, kerjakeras dan pantang menyerah Kewarganegaraan Peduli Keadilan dan kepemimpinan Ketulusan Kerjasama Baik dan rendah hati Berani Toleransi, cinta damai, dan persatuan Tekun Integritas Sumber. Desain Pendidikan Karakter: Konsepsi dan Aplikasinya dalam Lembaga Pendidikan, Zubaedi 2011: 77. Menurut Likcona dalam Zubaedi 2011: 79, komponen karakter yang baik dapat digambarkan sebagai berikut: Bagan 2.3.2 Komponen Karakter Sumber. Desain Pendidikan Karakter: Konsepsi dan Aplikasinya dalam Lembaga Pendidikan, Zubaedi 2011: 79 Moral Knowing: 1. Moral awarenes 2. Knowing moral values 3. Perspektif taking 4. Moral reasioning 5. Decision making 6. Self-knowledga Moral Feeling: 1. Conscience 2. Self esteem 3. Emphaty 4. Loving the good 5. Self control 6. humility Moral Action: 1. Competence 2. Will 3. Habit Komponen “moral knowing” pengetahuan moral terdapat enam aspek, yaitu 1 Kesadaran moral kesadaran hati nurani. 2 Knowing moral values pengetahuan nilai-nilai moral, terdiri atas rasa hormat tentang kehidupan dan kebebasan, tanggung jawab terhadap orang lain, kejujuran, keterbukaan, toleransi, kesopanan, disiplin diri, integritas, kebaikan, perasaan kasihan, dan keteguhan hati. 3 Perspective-taking kemampuan untuk memberi pandangan kepada orang lain, melihat situasi seperti apa adanya, membayangkan bagaimana dia seharusnya berpikir, bereaksi, dan merasakan. 4 Moral reasoning pertimbangan moral adalah pemahaman tentang apa yang dimaksud dengan bermoral dan mengapa kita harus bermoral. 5 Decision-making pengambilan keputusan adalah kemampuan mengambil keputusan dalam menghadapi masalah-masalah moral. 6 Self-knowledge kemampuan untuk mengenal atau memahami diri sendiri, dan hal ini paling sulit untuk dicapai, tetapi hal ini perlu untuk pengembangan moral. Komponen “moral feeling” perasaan moral terdapat enam aspek penting, yaitu 1 Conscience kata hati atau hati nurani, yang memiliki dua sisi, yakni sisi kognitif pengetahuan tentang apa yang benar dan sisi emosi perasaan wajib berbuat kebenaran. 2 Self-esteem harga diri, dan jika kita mengukur harga diri sendiri berarti menilai diri sendiri; jika menilai diri sendiri berarti merasa hormat terhadap diri sendiri. 3 Empathy kemampuan untuk mengidentifikasi diri dengan orang lain, atau seolah-olah mengalami sendiri apa yang dialami oleh orang lain dan dilakukan orang lain. 4 Loving the good cinta pada kebaikan; ini merupakan bentuk tertinggi dari karakter, termasuk menjadi tertarik dengan kebaikan yang sejati. Jika orang cinta pada kebaikan, maka mereka akan berbuat baik dan memiliki moralitas. 5 Self-control kemampuan untuk mengendalikan diri sendiri, dan berfungsi untuk mengekang kesenangan diri sendiri. 6 Humility kerendahan hati, yaitu kebaikan moral yang kadang-kadang dilupakan atau diabaikan, pada hal ini merupakan bagian penting dari karakter yang baik. Dalam komponen “moral action” tindakan moral, terdapat tiga aspek penting, 1 competence kompetensi moral, yaitu kemampuan untuk menggunakan pertimbangan-pertimbangan moral dalam berperilaku moral yang efektif; 2 will kemauan, yakni pilihan yang benar dalam situasi moral tertentu, biasanya merupakan hal yang sulit; 3 habit kebiasaan, yakni suatu kebiasaan untuk bertindak secara baik dan benar. Nilai-nilai karakter pendidikan anak usia dini merupakan nilai-nilai luhur berupa sikap positif yang ditanamkan kepada anak usia dini melalui kegiatan pembelajaran dan pembiasaan yang terdiri atas tiga komponen yaitu, moral knowing, moral feeling dan moral action. Selain itu, nilai-nilai karakter pendidikan anak usia dini juga memiliki beberapa aspek untuk dikembangkan, seperti aspek bahasa, agama dan moral, seni, kognitif, sosial-emosional dan disik motorik yang masing-masing memiliki indikator-indikator pencapaian perkembangan anak sendiri.

2.4 Penerapan Pendidikan Karakter